Rancangan KTA PDF
Rancangan KTA PDF
Rancangan KTA PDF
BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG BRANTAS SAMPEAN
Dam Penahan
Tanaman Lorong Dolomit, kapur, dll
Gully Plug
Kegiatan Penanaman
Embung, Rorak, dll Tidak disarankan
lainnya (dll)
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.
105/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Tata cara Pelaksanaan,
Kegiatan Pendukung, Pemberian Insentif serta Pembinaan dan
Pengendalian Kegiatan RHL
• Peraturan Direktur Jenderal PDASHL Nomor : P.6/PDASHL/
SET/Kum.1/8/2017 tentang Petunjuk Teknis Bangunan Konservasi
Tanah dan Air
• Peraturan Direktur Jenderal PDASHL Nomor : P.5/ PDASHL/ SET/KUM-
1/2018 tentang Harga satuan Pokok Kegiatan Bidang PDASHL tahun
2019
1 DAM Pengendali
Dam penahan adalah bendungan kecil yang lolos Tujuan nya mengendalikan
air dengan konstruksi bronjong batu atau trucuk endapan/sedimentasi dan aliran
bambu/kayu yang dibuat pada alur sungai/ jurang air permukaan (run off) dari
dengan tinggi maksimal 4 meter yang berfungsi daerah tangkapan air dibagian
untuk mengendalikan/mengendapkan hulu.
sedimentasi/erosi tanah dan aliran permukaan
(run-off).
Sasaran Lokasi Secara teknis kriteria site
DAM Penahan lokasi DPn adalah:
a. Luas DTA 10 – 30 Ha
b. Kemiringan alur (slope) ≤ 35%
c. Tinggi maksimum 4 meter
d. Kemiringan rerata DTA antara
10 – 35%
e. Untuk Dpn yang dibangun
secara seri, persyaratan luas
DTA mengikuti kondisi
lapangan
f. Dengan tingkat erosi dan
sedimentasi yang tinggi dan
mampu menampung aliran
permukaan yang besar
g. Merupakan lokasi penanganan
dampak bencana alam
3 Gully Plug
Gully Plug (GP) adalah upaya teknik
konservasi tanah untuk mencegah/
mengendalikan erosi jurang agar
tidak meluas dan berkembang
sehingga merusak lingkungan
sekitarnya.
Sasaran Lokasi
• Kemiringan Daerah Tangkapan Air > 35 % dan
terjadi erosi parit/alur
• Pengelolaan lahan sangat intensif atau lahan
Tujuan terbuka
• Luas Daerah Tangkapan Air 1 – 5 Ha
Pembangunan gully plug bertujuan • Kemiringan alur <= 10 %
untuk memperbaiki lahan yang rusak • Tingkat erosi dan sedimentasi yang tinggi dan
berupa jurang/parit akibat gerusan mampu menampung aliran permukaan yang
air guna mencegah terjadinya besar
jurang/parit yang semakin besar. • Merupakan lokasi penanganan dampak
bencana alam
4 Embung/ Kolam Retensi
Embung air adalah
Sasaran Lokasi
1. Topografi bergelombang
bangunan penampung air dengan kemiringan <30%
berbentuk kolam yang
2. Air tanah sangat dalam
berfungsi untuk
menampung air hujan/air 3. Diutamakan tanah liat
limpasan atau air berlempung atau lempung
berdebu
rembesan pada lahan
tadah hujan yang berguna 4. Pembangunan embung air
sebagai sumber air untuk diprioritaskan di dekat
memenuhi kebutuhan pada lokasi pemukiman dan
musim kemarau. lahan
pertanian/perkebunan.
5. Lokasi embung dapat
Tujuan dibangun pada hutan dan
lahan yang rawan
1. Menampung dan kebakaran dan
mengalirkan air pada kekeringan.
kolam penampung.
2. Cadangan persediaan air
untuk berbagai kebutuhan
pada musim kemarau.
5 Sumur Resapan Air
(SRA)
SRA
Sumur resapan air adalah salah
satu bentuk rekayasa teknik
konservasi air berupa bangunan
yang dibuat sedemikian rupa
sehingga menyerupai bentuk
sumur gali dengan kedalaman
tertentu yang berfungsi sebagai
tempat menampung air hujan
yang jatuh di atas atap rumah
atau kedap air dan
meresapkannya kembali ke
dalam tanah.
Tujuan & Tujuan SRA Sasaran Lokasi SRA
Sasaran Tujuan
pembangunan SRA
1. Daerah pemukiman padat penduduk
dengan curah hujan tinggi;
Tujuan
1. Mengurangi aliran air permukaan.
2. Meningkatkan proses pengendapan sedimen
agar tidak terbawa aliran air permukaan ke
6 Rorak
daerah di bawahnya.
3. Menghasilkan kompos bila dikombinasikan
dengan mulsa.
4. Meningkatkan air tanah.
Rorak adalah saluran buntu yang
berfungsi sebagai tampungan Sasaran Lokasi
sementara air dari aliran permukaan 1. Daerah/lokasi ini mempunyai aliran
untuk diresapkan ke dalam tanah. permukaan dan tingkat sedimennya tinggi
(lahan pertanian, pekarangan, perkebunan,
hutan, tepi jalan)
2. Kelerengan antara 8% - 25%.
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG BRANTAS SAMPEAN
1. Lahan Kritis
Fungsi
2. Erosi > 60 ton/ha/th
Kawasan
(TBE)
Lokasi
Peta Indikatif
Klas Peta Penutupan Lahan: Penutupan
1.Belukar Semak Lahan
2.Tanah Terbuka Lokasi
3.Pertanian Lahan Kering
4.Perkebunan
Definitif
5.Tambang
6.Pertanian Lahan Kering
Campur
Lokasi
7.Tanah Terbuka Kegiatan RHL
8.Sawah
Gully Plug
Dam Penahan
Dam Pengendali
PENGUMPULAN DATA
No Kebutuhan Data Cara Perolehan
Data Primer
1 Koordinat, Elevasi Pengukuran
2 Kemiringan Alur Sungai / Slope Pengukuran
3 Tingkat Kerusakan Alur Visual/ Dokumentasi
4 Kestabilan Lereng Visual/ Dokumentasi
5 Profil Sungai/ Data Penampang Sungai Pengukuran
6 Penggunaan Lahan Visual/ Dokumentasi
Data Sekunder
1 Luas DAS Peta Topografi
2 Jenis Tanah Peta Tanah
3 Kemiringan Lahan Peta Lereng
4 Data Hidrologi Dinas PU, BMKG, Peta Iklim
5 Harga Satuan Bahan dan Upah Bappeda Kab/ PU/ Kementerian
6 Data Sosial Ekonomi Profil Desa/ Kec. Dalam Angka
BLANGKO PENGUKURAN
SURVEY DAN PENGUKURAN LAPANGAN
PENENTUAN TITIK DAM PENAHAN
Kemiringan DTA
Catchment Area
Sekitar 15-35%
Kondisi DTA
dengan tingkat
erosi yang tinggi
Kemiringan Alur
rata-rata15-35%
Sedimentasi alur
tinggi
PELAKSANAAN PEMBUATAN DAM PENAHAN
Spesifikasi Bronjong
Jumlah lilitan 3
Diameter
kawat bronjong 3mm
Jenis kawat Galvanis
Penggunaan kawat
pengikat antar
bronjong
HASIL PEMBUATAN DAM PENAHAN
PELAKSANAAN PENGUKURAN
PELAKSANAAN PENGUKURAN
PRINSIP DASAR BANGUNAN KONSERVASI TANAH DAN AIR
( SIPIL TEKNIS )
XR = 1.486302
e = [B/2] - XR
e = 0.514 < 0.667
3] Daya dukung ijin
maka :
qult = 42.22 ton/m 2
qall = 14.07 ton/m 2 > 7.658 ton/m 2 aman
4] Stabilitas terhadap guling
P enyusunan Proposal
Bantuan Bangunan KTA
terim
a
kasih