LAPORAN BAB 1 Perencanaan Kehutanan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

KOMPONEN KEGIATAN DALAM PERENCANAAN HUTAN DI KPHP

UNIT IV MERANTI
(Laporan Praktikum Perencanaan Kehutanan)

Disusun Oleh

Kelompok 10

Elsa Nadia Almaidah (2114151005)


Sendy Nuriando (2114151013)
Jamilatut Toriqoh (2114151019)
Faiz Al-Qorny (2114151023)

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2023
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Permasalahan kehutanan dewasa ini telah berkembang semakin kompleks.
Permasalahan dan tantangan dalam mewujudkan kelestarian hutan dan
kesejahteraan masyarakat tidak bisa lagi hanya didekati dengan solusi yang
bersifat teknis kehutanan saja. Saat ini, peta permasalahan kehutanan telah
bergeser dari permasalahan yang bersifat teknis ke permasalahan ekonomi, sosial
serta dampak kebijakan sektor kehutanan yang semakin hari semakin kompleks
dan perlu ditangani segera termasuk dalam perencanaan pengelolaannya.
Kerusakan hutan dan kerugian yang dialami masyarakat disebabkan oleh kegiatan
pengabaian terhadap inventarisasi, pengukuhan kawasan, penatagunaan kawasan,
pembentukan wilayah pengelolaan kehutanan (Soedarso, 2015). Hutan
merupakan sumber daya alam yang tak terbatas dan memiliki peran yang sangat
krusial bagi kehidupan seluruh makhluk hidup baik jasa lingkungan, penyedia
habitat satwa liar, keanekaragaman flora fauna, bentang alam, maupun potensi
hutan lainnya (Melaponty el al., 2019). Pengurusan kehutanan terdiri dari
kegiatan perencanaan hutan, pengelolaan, penelitian dan pengembangan, diklat
dan penyuluhan serta pengawasan (Putra, 2015).
Perencanaan merupakan suatu proses berkelanjutan yang melibatkan
keputusan dan pilihan, tentang cara-cara, alternatif menggunakan sumber daya
yang tersedia untuk mencapai tujuan tertentu pada beberapa waktu yang akan
datang (Damanik et al., 2019). Perencanaan merupakan suatu kegiatan
pendahuluan yang harus dilakukan sebelum kegiatan pokok dilaksanakan.
Perencanaan diperlukan karena adanya keterbatasan sumber daya dan sumber
dana yang tersedia sehingga tidak menyulitkan dalam menentukan suatu pilihan
kegiatan. Perencanaan hutan adalah upaya untuk mendayagunakan fungsi hutan
dengan menciptakan kegiatan yang dapat mempengaruhi proses yang sedang
berjalan, atau menciptakan proses baru agar hutan memberikan sumbangan
maksimal serta optimal untuk ikut mempengaruhi dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Posisi vertikal perencanaan hutan menghendaki
adanya hubungan yang konsisten dari tingkat nasional, wilayah, sampai tingkat
operasional. Hal ini berkaitan dengan fungsi hutan sebagai penjaga lingkungan
maupun maupun penghasil banyak komoditas yang diperlukan masyarakat luas
(Akhadi et al., 2013).
Menurut Yuningsih et al. (2018) berdasarkan PP No. 6 Tahun 2007 tentang
Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan
yang kemudian disempurnakan di dalam PP No. 3 Tahun 2008 dan Peraturan
Menteri Kehutanan No.6/Menhut-II/2009 tentang Pembentukan Wilayah
Kesatuan Pengelolaan Hutan. Kesatuan Pengelolan Hutan (KPH) adalah wilayah
pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat dikelola
secara efisien dan lestari yang berperan sebagai penyelenggara pengelolaan hutan
di tingkat tapak. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Meranti
merupakan salah satu KPH yang ada di Indonesia berlokasi di Kabupaten Musi
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Dengan adanya KPH diharapkan mampu
menjadi pengelola di tingkat tapak untuk mencapai terwujudnya pengelolaan
hutan yang berkelanjutan (Maryudi, 2016). Perlu adanya Perencanaan hutan
dengan matang yang mengatur kegiatan di KPH Meranti agar terciptanya tujuan
hutan yang lestari serta kesejahteraan masyarakat. Maka dari itu, melalui
praktikum ini mahasiswa diperkenalkan lebih jauh mengenai komponen kegiatan
dalam perencanaan hutan.

1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui komponen kegiatan perencanaan hutan yang dilakukan oleh
Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Unit IV Meranti.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam kegiatan perencanaan hutan
oleh Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Unit IV Meranti.
II. METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 01 Maret 2023 pada pukul
09.00 WIB sampai dengan 11.40 WIB. Tempat dilaksanakannya praktikum yaitu
di Ruang Biotek 1, Gedung Jurusan Proteksi dan Hama Penyakit Tanaman,
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

2.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alat tulis kantor, laptop, dan
handphone. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu RPHJP KPHP Unit
IV Meranti serta referensi/literatur dari berbagai sumber.

2.3. Cara Kerja


Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Peserta responsi masing-masing browsing studi kasus tentang perencanaan
hutan yang ada di Indonesia.
2. Analisis tahapan yang dilakukan dalam perencanaan hutan tersebut.
3. Susunlah kelebihan dan kekurangan dari kegiatan perencanaan yang
dilakukan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
Hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Kegiatan Perencanaan KPHP Unit IV Meranti

No. Kegiatan Perencanaan Deskripsi


1. Inventarisasi Hutan Rencana kegiatan inventarisasi dilakukan secara
berkala mencakup penataan hutan dan
inventarisasi sumber daya hutan di dalam
wilayah yang telah dibebani izin/hak maupun di
luar areal yang dibebani izin/hak. Kegiatan
inventarisasi di KPHP Unit IV Meranti
dilakukan setiap 2 tahun sekali yang meliputi:
1. Penutupan vegetasi
2. Potensi kayu
3. Potensi non-kayu
4. Potensi flora dan fauna langka
5. Potensi jasa lingkungan dan wisata alam
6. Sosial budaya
7. Inventarisasi rawan konflik
2. Pengukuhan Hutan Merujuk pada Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor SK.689/Menhut-II/2012
tentang Penetapan Wilayah KPHP Unit IV
Meranti, wilayah kerja KPHP Unit IV Meranti
seluruhnya terletak dalam wilayah Kabupaten
Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.
KPHP Unit IV Meranti difungsikan untuk tujuan
produksi dan lindung. Luas areal KPHP Unit IV
Meranti adalah 252.267 ha (berdasarkan SK
Menteri Kehutanan Nomor SK. 689/Menhut-
II/2012). Berdasarkan batas administrasi
kehutanan, batas-batas wilayah kerja KPHP Unit
IV Meranti meliputi batas utara, timur, selatan,
dan barat.
Tabel 1. Lanjutan

No. Kegiatan Perencanaan Deskripsi


3. Penatagunaan Hutan Penataan hutan di KPHP Unit IV Meranti
mencakup kegiatan:
1. Penataan batas luar kawasan KPHP Unit IV
Meranti.
2. Penataan batas fungsi kawasan hutan yang
ada di dalam wilayah KPHP Unit IV
Meranti.
3. Penataan tata batas blok, baik IUPHHK
maupun IPPKH.
4. Penataan areal kerja ke dalam petak-petak.
4. Pembentukan Wilayah Saat ini luas wilayah kelola KPHP Unit IV
Pengelolaan Meranti adalah 244.162 ha. Berdasarkan hasil
analisis data dan informasi, wilayah KPHP
Unit IV Meranti telah dirancang dalam blok
dan petak. Jumlah blok yang ada sebanyak 5
blok yang terdiri dari:
a. Blok hutan lindung (HL) pemanfaatan pada
wilayah tertentu seluas 16.325,20 ha.
b. Blok hutan produksi untuk pemanfaatan
IUPHHK-HA (hutan alam) seluas 50.153,73
ha.
c. Blok hutan produksi untuk pemanfaatan
IUPHHK-HT (hutan tanaman) seluas
142.267,51 ha.
d. Blok hutan produksi untuk pemberdayaan
pada wilayah tertentu seluas 19.316,31 ha.
e. Blok hutan produksi untuk perlindungan
seluas 16.099,58 ha.
5. Penyusunan Rencana Rencana Kegiatan KPHP Unit IV Meranti pada
Kegiatan Tahun 2015 - 2024 diantaranya:
1. Inventarisasi berkala wilayah hutan dan
penataan hutannya.
2. Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu.
3. Pemberdayaan masyarakat.
4. Pembinaan dan pemantauan (controlling)
pada areal KPHP yang telah ada izin
pemanfaatan dan penggunaan kawasan
hutan.
5. Rehabilitasi pada areal di luar izin.
6. Pembinaan dan pemantauan pelaksanaan
rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal
yang berizin.
7. Penyelenggaraan perlindungan hutan dan
konservasi alam.
Tabel 1. Lanjutan

No. Kegiatan Perencanaan Deskripsi


8. Penyelenggaraan kordinasi dan sinkronisasi
antar pemegang izin
9. Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM
10. Penyediaan pendanaan
11. Pengembangan database
12. Rasionalisasi wilayah kelola
13. Review rencana pengelolaan
14. Pengembangan investasi

3.2. Pembahasan
Rencana kegiatan inventarisasi dilakukan secara berkala mencakup
penataan hutan dan inventarisasi sumber daya hutan di dalam wilayah yang telah
dibebani izin/hak maupun di luar areal yang dibebani izin/hak. Data informasi
biogeofisik didapat dari kegiatan inventarisasi hutan yang bertujuan mengetahui
dan memperoleh data serta informasi mengenai potensi, karakteristik, bentang
alam serta informasi lainnya (Almarief, 2018). Kegiatan inventarisasi di KPHP
Unit IV Meranti dilakukan setiap 2 tahun sekali dengan tujuan untuk mengetahui
potensi dan kondisi sosial di wilayah kelola dan sebagai bahan dan informasi
dalam mengambil kebijakan dalam wilayah kelolanya sehingga tercapai
sinkronisasi penataan hutan dengan pemegang izin. Kegiatan Inventarisasi di
KPHP Unit IV Meranti meliputi kegiatan inventarisasi potensi penutupan
vegetasi, penutupan vegetasi di areal KPHP Unit IV Meranti dalam bentuk hutan
masih cukup baik (sekitar 67,61%). Potensi kayu, potensi kayu di areal KPHP
Unit IV Meranti dapat bersumber dari hutan produksi (HP), hutan produksi
terbatas (HPT) dan hutan lindung (HL). Potensi non-kayu, potensi hasil hutan
non kayu yang diusahakan masyarakat terutama di areal restorasi ekosistem
meliputi madu hutan, jernang dan rotan. Potensi flora dan fauna langka, jenis-
jenis flora terutama jenis pohon yang dilindungi secara terbatas dan langka dalam
skala lokal yang terdapat dalam kawasan KPHP Unit IV Meranti salah satunya
yaitu jenis Jelutung (Dyera spp.). Sedangkan keanekaragaman fauna yang
terbesar terdapat di areal restorasi ekosistem (PT. REKI). Potensi jasa
lingkungan dan wisata alam, potensi jasa lingkungan mencakup jasa pemanfaatan
air, pemanfaatan untuk wisata alam dan estetika/keindahan serta memungkinkan
untuk dikembangkan menjadi kawasan hutan dengan nilai konservasi yang
tinggi. sosial budaya, secara ekonomi, sosial, dan budaya, ketergantungan
masyarakat sekitar areal tapak KPHP terhadap keberadaan hutan masih cukup
tinggi.
Pengukuhan hutan di kawasan KPHP Unit IV Meranti merujuk pada Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.689/Menhut-II/2012 tentang
Penetapan Wilayah KPHP Unit IV Meranti, wilayah kerja KPHP Unit IV
Meranti seluruhnya terletak dalam wilayah Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan. Kepastian hukum dan pengakuan para pihak atas kawasan
hutan dihasilkan melalui proses pengukuhan kawasan hutan yang dimulai dari
penunjukan, penataan batas, pemetaan dan diakhiri dengan penetapan (Sinabutar
et al., 2015). Luas areal KPHP Unit IV Meranti adalah 252.267 ha (berdasarkan
SK Menteri Kehutanan Nomor SK. 689/Menhut-II/2012). Areal areal kerja
tersebut terdiri dari Hutan Lindung (HL) dengan luas sekitar 20.081 ha (7,96%),
Hutan Produksi Terbatas (HPT) dengan luas sekitar 97.587ha (38,68%), Hutan
Produksi (HP) dengan luas sekitar 134.599 ha (53,36%). Berdasarkan hasil
analisis spasial terhadap lampiran Peta SK. 822/Menhut-II/2013 tanggal 19
November 2013 tentang Peta Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Provinsi
Sumatera Selatan maka diketahui luas areal KPHP Unit IV Meranti adalah
244.162,33 Ha. Adapun luas yang digunakan sebagai dasar penyusunan tata
hutan KPHP Unit IV Meranti adalah berdasarkan SK.822/Menhut-II/2013.
Berdasarkan batas administrasi pemerintahan, batas-batas wilayah kerja KPHP
Unit IV Meranti meliputi:
a. Batas sebelah utara : Kabupaten Batanghari, Kabupaten Muaro Jambi dalam
wilayah Provinsi Jambi
b. Batas sebelah timur : Kecamatan Bayung Lencir; dalam wilayah Kabupaten
Musi Banyuasin
c. Batas sebelah selatan : wilayah Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera
Selatan
d. Batas sebelah barat : wilayah Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera
Selatan dan wilayah Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi.
Penatagunan hutan KPHP Unit IV Meranti yaitu kegiatan penataan batas
wilayah hutan yang ditujukan untuk memperoleh kepastian kawasan, dan
menghindari tumpang tindih dan konflik dengan pihak lain atas hak pengelolaan
suatu areal hutan. Penataan hutan mencakup kegiatan tata batas luar kawasan
KPHP Unit IV Meranti dan batas fungsi kawasan hutan yang ada di dalam
wilayah KPHP Unit IV Meranti. Dasar-dasar pertirnbangan dalarn penyusunan
rencana penatagunaan hutan kesepakatan adalah letak dan keadaan hutan (antara
lain potensi, flora dan fauna), topografi, keadaan dan sifat tanah, iklirn, keadaan
dan perkernbangan rnasyarakat dan keterangan lain-lain (Lutuihamallo dan
Putuhena, 2016). Disamping itu direncanakan pula untuk melakukan tata batas
blok, baik IUPHHK maupun IPPKH serta penataan areal kerja ke dalam petak-
petak.
a) Penataan batas luar kawasan KPHP
Kegiatan penataan batas luar kawasan hutan KPHP Unit IV Meranti mencakup
pembuatan peta trayek batas, pemancangan batas sementara, pengumuman hasil
pemancangan batas sementara, inventarisasi, identifikasi dan penyelesaian hak-
hak pihak ketiga, pembuatan dan penandatanganan berita acara tata batas
sementara dan peta lampiran tata batas, pemasangan tanda batas dan pengukuran
batas, pemetaan hasil penataan batas, pembuatan dan penandatanganan berita
acara tata batas dan peta tata batas.
b) Penataan batas fungsi
Kegiatan teknis pelaksanaan penataan batas fungsi hutan meliputi pembuatan
peta trayek batas, pengukuran batas dan pemasangan tanda batas, pemetaan hasil
penataan batas dan pembuatan serta penandatanganan berita acara tata batas dan
peta tata batas.
c) Tata batas perizinan bidang kehutanan
Penataan batas perizinan menjadi tanggung jawab para pemegang izin. Pengelola
KPHP berperan mendorong dan mendampingi para pemegang izin untuk
mengajukan dan melaksanakan tata batas.
d) Penataan areal kerja
Penataan areal kerja ke dalam blok dan petak-petak disesuaikan dengan kondisi
biofisik, tujuan pengelolaan, dan tindakan teknis kehutanan yang diterapkan.
Pembentukan Wilayah Pengelolaan berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 13 tahun 2013 tentang Tata Ruang Pulau Sumatera, wilayah KPHP Unit
IV Meranti merupakan wilayah yang masuk kawasan yang strategis. Wilayah
KPHP Unit IV Meranti merupakan kawasan untuk pengembangan pengelolaan
kawasan peruntukan hutan dengan prinsip berkelanjutan, kawasan berfungsi
lindung/konservasi dan rehabilitasi, pelestarian sistem tata air dan ekosistem
alamiah, peningkatan fungsi koridor ekosistem. Berdasarkan hasil analisis data
dan informasi, wilayah KPHP Unit IV Meranti telah dirancang dalam blok dan
petak. Jumlah blok yang ada sebanyak 5 blok yang terdiri dari Blok Hutan
Lindung (HL) Pemanfaatan pada Wilayah Tertentu seluas 16.325,20 ha, Blok
Hutan Produksi untuk Pemanfaatan IUPHHK-HA (Hutan Alam) seluas
50.153,73 ha, Blok Hutan Produksi untuk Pemanfaatan IUPHHK-HT (Hutan
Tanaman) seluas 142.267,51 ha, Blok Hutan Produksi untuk Pemberdayaan pada
Wilayah Tertentu seluas 19.316,31 ha, Blok Hutan Produksi untuk Perlindungan
seluas 16.099,58 ha.
Penyusunan rencana kegiatan bertujuan untuk penyesuaian rencana
pengelolaan dengan kondisi terkini antara rencana, tata kelola dan fakta
lapangan. Rincian kegiatan diuraikan berikut ini.
a) Penyusunan Rencana Strategis
Sebagai tindak lanjut penyusunan RPHJP maka disusun pula Rencana Strategis
yang menjadi dasar bagi penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
Pendek. Ruang lingkup penyusunan rencana strategis ini adalah rencana
pengelolaan jangka menengah yang akan dilaksanakan pada tahun 2015 dan
tahun 2019.
b) Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek
Berdasarkan Rencana strategis yang telah dibuat maka perlu disusun Rencana
Pengelolaan Hutan Jangka Pendek sebagai pedoman dalam pengelolaan
operasional kegiatan KPHP Unit IV Meranti setiap tahun.
c) Penyusunan Rencana Bisnis
Selain menyusun Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek, maka untuk
optimalisasi potensi sumber daya yang tersedia perlu disusun rencana bisnis.
Dengan adanya rencana bisnis ini maka akan tersajikan berbagai rencana bisnis
yang akan dilakukan di wilayah KPHP Unit IV Meranti.
Rencana Kegiatan KPHP Unit IV Meranti pada Tahun 2015-2024
diantaranya inventarisasi berkala wilayah hutan dan penataan hutannya,
pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu, pemberdayaan masyarakat, pembinaan
dan pemantauan (controlling) pada areal KPHP yang telah ada izin pemanfaatan
dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi pada areal di luar izin, pembinaan
dan pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal yang
berizin, penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam,
penyelenggaraan kordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin, penyediaan dan
peningkatan kapasitas SDM, penyediaan pendanaan, pengembangan database,
rasionalisasi wilayah kelola, review rencana pengelolaan, dan pengembangan
investasi.
Berdasarkan perencanaan hutan di KPHP Unit IV Meranti memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan. Kekurangan perencanaan hutan di KPHP
Unit IV Meranti yaitu masih terdapat permasalahan hutan, gangguan, serta
ancaman hutan seperti perambahan dan pembalakan hutan, rawan kebakaran
hutan, serta konflik kepentingan seperti tumpang tindih izin pemanfaatan hutan
di dalam kawasan KPHP Unit IV Meranti. Kelebihan perencanaan hutan di
KPHP Unit IV Meranti yaitu telah dibuatnya rencana strategis yang disusun
secara matang seperti untuk menghindari tumpang tindih maupun konflik dengan
pihak lain atas atas hak pengelolaan suatu areal hutan. Selain itu di perencanaan
hutan menitikberatkan pemanfaatan areal hutan sebagai areal kerja namun tetap
memerhatikan kondisi biofisik hutan.
IV. KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.


1. Komponen kegiatan perencanaan hutan yang dilakukan oleh Kesatuan
Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Unit IV Meranti meliputi kegiatan
inventarisasi hutan yaitu penutupan vegetasi, potensi kayu, potensi non-kayu,
potensi flora dan fauna langka, potensi jasa lingkungan dan wisata alam,
sosial budaya, inventarisasi rawan konflik. Pengukuhan hutan yang merujuk
pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.689/Menhut-II/2012
tentang Penetapan Wilayah KPHP Unit IV Meranti. Penataan hutan
mencakup kegiatan tata batas luar kawasan KPHP Unit IV Meranti dan batas
fungsi kawasan hutan yang ada di dalam wilayah KPHP Unit IV Meranti,
serta pembentukan wilayah pengelolaan dan penyusunan rencana kegiatan
KPHP Unit IV Meranti.
2. Kekurangan perencanaan hutan di KPHP Unit IV Meranti yaitu masih
terdapat permasalahan hutan, gangguan, serta ancaman hutan seperti
perambahan, rawan kebakaran hutan, serta konflik kepentingan seperti
tumpang tindih izin pemanfaatan hutan di dalam kawasan KPHP Unit IV
Meranti. Kelebihan perencanaan hutan di KPHP Unit IV Meranti yaitu telah
dibuatnya rencana strategis yang disusun secara matang seperti untuk
menghindari tumpang tindih maupun konflik dengan pihak lain atas atas hak
pengelolaan suatu areal hutan.
DAFTAR PUSTAKA

Akhadi, K., Wijaya, A.F., Hardjanto, I. 2013. Perencanaan pembangunan


kehutanan daerah dalam perspektif good governance. Jurnal Penelitian
Kehutanan Wallacea. 2(1): 51-64.

Almarief, A.Z. 2018. Analisis potensi tegakan hasil inventarisasi hutan KPHP
Nunukan Unit IV di Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara.
Jurnal Agrifor. 17(1): 19-28.

Damanik, S.E., Purba, S. 2019. Perencanaan pola kemitraan dalam peningkatan


kesejahteraan Petani KPH XIII Kawasan Dolok Sanggul Kabupaten
Humbang Hasundutan. Sebatik. 23(2): 582-591.

Latuihamallo, J., Putuhena, J.D. 2016. Analisis nilai guna hutan sebagai
penyedian air bersih dan implementasi PES (Payment for Ecosystem
Service) bagi pemilik dusun di Hutan Lindung Gunung Sirimau Kota
Ambon. Jurnal Hutan Pulau-Pulau Kecil. 1(1): 44-52.

Maryudi, A. 2016. Arah tata hubungan kelembagaan Kesatuan Pengelolaan


Hutan (KPH) di Indonesia. Jurnal Ilmu Kehutanan. 10(1): 57-64.

Melaponty, D.P., Fahrizal, Manurung, T.F. 2019. Keanekaragaman jenis


vegetasi tegakan hutan pada Kawasan Hutan Kota Bukit Senja Kecamatan
Singkawang Tengah Kota Singkawang. Jurnal Hutan Lestari. 7(2): 893-
904.

Putra, A.T. 2015. Analisa potensi tegakan hasil inventarisasi hutan di KPHP
Model Berau Barat. Agrifor: Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan.
14(2): 147-160.

Sinabutar, P., Nugroho, B., Kartodihardjo, H., Darusman, D. 2015. Kepastian


hukum dan pengakuan para pihak hasil pengukuhan kawasan hutan negara
di Provinsi Riau. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. 12(1): 27-40.

Soedarso, B.P. 2015. Perspektif keadilan lingkungan dalam penyelenggaraan tata


kelola hutan dan moratorium kehutanan. Jurnal Hukum dan Bisnis
(Selisik). 1(1): 55-75.
Yuningsih, L., Lensari, D., Milantara, N. 2018. Perhitungan simpanan karbon
atas permukaan di Hutan Lindung KPHP Meranti untuk mendukung
program Redd+. Jurnal Silva Tropika. 2(3): 77-83.

Anda mungkin juga menyukai