Askep Leukimia
Askep Leukimia
Askep Leukimia
PENDAHULUAN
Leukemia adalah kanker anak yang paling sering. Mencapai lebih kurang 33%
dari keganasan pediatrik. Leukemia limfoblasik akut (LLA) berjumlah kira-kira 75%
dari semua kasus. Dengan insidensi tertinggi pada umur 4 tahun. Leukimia mieloid
akut (LMA) berjumlah kira-kira 20% dari leukimia. Dengan insidensi yang tetap dari
lahir sampai umur 10 tahun. Meningkat sedikit pada masa remaja. Leukimia sisanya
adalah bentuk kronis: leukimia limfositik kronis (LLK) jarang ditemukan pada anak.
Insidensi tahunan keseluruhan dari leukimia adalah 42,1 tiap juta anak kulit putih dan
24,3 tiap juta anak kulit hitam.
Perbedaan itu terutama disebabkan oleh rendahnya kejadian LLA pada kulit
hitam. Gambaran klinis umum dari leukimia adalah serupa karena semuanya
melibatkan kerusakan hebat fungsi sumsum tulang. Tetapi, gambaran klinis dan
laboratorium spesifik berbeda dan ada perbedaan dalam respon terhadap terapi dan
perbedan dalam prognosis.
PEMBAHASAN
A. Konsep Medis
a. Definisi Leukimia
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan
pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).
Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam
sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and
Bare, B.G, 2002 : 248 )
Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan
sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan
tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495)
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah
dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001).
b. Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi
yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
a) Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen
(Tcell Leukemia – Lhymphoma Virus/ HLTV).
e) Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom. (Suriadi & Rita Yuliani,
2001 : hal. 177).
Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari sebagian besar
jenis leukemia tidak diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan
bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker,
meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang memiliki kelainan
genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga lebih
peka terhadap leukemia.
C. Klasifikasi Leukimia
LLA lebih sering ditemukan pada anak-anak (82%) daripada umur dewasa
(18%).21 Insiden LLA akan mencapai puncaknya pada umur 3-7 tahun. Tanpa
pengobatan sebagian anak-anak akan hidup 2-3 bulan setelah terdiagnosis terutama
diakibatkan oleh kegagalan dari sumsum
LMA merupakan leukemia yang mengenai sel stem hematopoetik yang akan
berdiferensiasi ke semua sel mieloid. LMA merupakan leukemia nonlimfositik
yang paling sering terjadi.
D. Patofisiologi
Leukimia adalah jenis gangguan pada system hematopoetik yang fatal dan
terkait dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe di tandai dengan tidak
terkendalianya proliferasi dari leukosit.jumlah besar dari sel pertama-tama
menggumpal pada tempat asalnya(granulosit dalam sumsum tulang ,limfositdi dalam
limfe node) dan menyebar ke organ hematopoetik dan berlanjut organ yang lebih
besar sehingga mengakibatkan hematomegali dan splenomegali.
Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer serta
mengganggu perkembangan sel normal. Akibatnya,hematopoesis normal
terhambat,mengakibatkan penuruna jumlah leukosit,eritrosit,dan trombosit.Eritrosit
dan trombosit jumlahnya dapat rendah atau tinggi tetapi selalu terdapat sel imatur.
Proliferasi dari satu jenis sering mengganggu produksi normal sel
hematopoetik lainnya dan mengarah ke pembelahan sel yang cepat dan sitopenia atau
penurunan jumlah.pembelahan dadri sel darh putih meningkatkan kemungkinan
terjadinya infeksi karena penurunan imun .
E. Manifestasi klinis
h). Lumphedenopathy
i). Hepatosplenomegal
j). Abnormal WBC (Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177)
F. Komplikasi
Leukemia granulositik kronik (LGK) dapat menyebabkan berbagai
komplikasi, diantaranya yaitu:
G. Pemeriksaan Diagnostik
a). Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC
kurang dari 10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis
paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis
kurang baik pada anak sembarang umur, hitung darah lengkap biasanya
juga menunjukkan normositik, anemia normositik.
e). SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature
l). Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat
keterlibatan
H. Penatalaksanaan Medis
a. Fase induksi
Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi
kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase induksi
dinyatakan behasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam
sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.
Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melaui
intrathecal untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial
dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf
pusat.
c. Konsolidasi
B. Konsep keperawatan
1. Intoleran Aktivitas
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Resiko kekurangan volume cairan
4. Gangguan citra tubuh
5. Resiko Infeksi
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
b). Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data
yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola
pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan
Riwayat Keperawatan
Keluhan Utama
Nyeri tulang sering terjadi, lemah nafsu makan menurun, demam (jika
disertai infeksi) bisa juga disertai dengan sakit kepala
Tanda-Tanda Vital
RR : Dispneu, takhipneu
Pemeriksaan Integumen
Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan Ekstremitas
SISTEM : Aktivitas
SISTEM : Sirkulasi
DS :Berdebar
SISTEM : Eliminasi
SISTEM : Sexualitas
DO :-
SISTEM : Neurosensori
DS : Penurunan kemampuan koordinasi, perubahan mood,
bingung, disorientasi, kehilangan konsentrasi, pusing,
kesemutan, telinga berdenging, kehilangan rasa
SISTEM : Respirasi
DS : Nafas pendek
SISTEM : Penyuluhan/pembelajar
DO :-
Faktor Eksogen
Faktor endogen
Pathway - Sinar X
-Ras
- Bahan kimia
-Kelainan kromosom - infeksi
-Herediter
LEUKIMIA
panisitopenia kemoterapi
Alopsia
eritropenia Leukopenia Trombositopenia
Gangguan Citra
Agropilosintesi tubuh
s pendarahan
Hb Menurun
Infeksi Resiko
meningka Infeksi Resiko kurang
t dari kebutuhan
Suplai O2 menurun
Splenohetomegali tubuh
O2 tidak sampai
Anoreksia
kejaringan perifer
sianosis
Nutrisi
kelemahan kurang dari
kebutuhan
Perfusi jaringan
tubuh
aktivitas
Intoleransi aktivitas
Rencana Keperawatan
4) deviasi ringan dari kisaran efek obat stimulus dan obat sesuai takaran
normal depresan
Keterangan :
1) tidak pernah dilakukan
2) jarang dilakukan
3) kadang-kadang dilakukan
4) sering dilakukan
5) dilakukan secara konsisten
4. Gangguan citra tubuh (00118) 1.Citra Tubuh 1.Peningkatan citra tubuh
Domain 6 : persepsi diri Kriteria Hasil : Observasi Observasi
Kelas 3 : citra tubuh Setelah dilakukan tindakan Monitor frekuensi dari Agar bisa menerima
keperawatan selama 3x24 jam pernyataan mengkritisi pernyataan yang di
Definisi : konfunsi dalam gambaran masalah citra tubuh dapat teratasi diri alami
mental tengtang diri-fisik individu dengan indikator: Mandiri Mandiri
Batasan karakteristik : 1) Gambaran internal diri (3) Tentukan harapan citra Agar pasien bisa
1) Berfokus pada fungsi masa 2) Kesesuaian antara realitas diri pasien didasarkan mersakan keadaan
lalu tubuh dan ideal tubuh pada tahap sebelum dan
2) Berfokus pada kekuatan dengan penampilan perkembangan. sesudah dialaminya
sebelumnya tubuh(3)
3) Berfokus pada penampilan 3) Deskripsi bagian tubuh Kolaborasi Kolaborasi
masa lalu yang terkena[dampak] (3) - -
4) Depersonaliasi bagian tubuh
Keterangan : HE HE
melalui penggunaan kata Instruksikan anak-anak Agar mengetahui
1) Tidak pernah positif
ganti impersonal mengenai fungsi dari fungsi dari bagian
2) Jarang positif
5) Depersonaliasi kehilangan berbagai bagian tubuh, tubuh
3) Kadang-kadang positif
melalui penggunaan kata dengan cara yang tepat
4) Sering positif
ganti impersonal 2. manajemen Nyeri
5) Konsisten positif
6) Gangguan fungsi tubuh Observasi Observasi
7) Gangguan pandangan 2. Adaptasi terhadap disabilitas Monitor kepuasan pasien Agar mengetahui
tentang tubuh seseorang fisik terhadap manajemen keadaan si pasien
(mis,penampilan,struktur,fun Kriteria Hasil : nyeri dalam interval yang setelah melakukan
gsi) Setelah dilakukan tindakan spesifik menejemen nyeri
8) Gangguan struktur tubuh keperawatan selama 3x24 jam Mandiri Mandiri
9) Memperluas batasan tubuh masalah adaptasi terhadap Berikan individu penurun Agar pasien tidak
(mis,memasukan objek disabilitas fisik dapat teratasi nyeri yang optimal mengalami
eksternal) dengan indikator : dengan peresepan peningkatan nyeri
10) Menekan pada kekuatan 1) Menyampaikan secara lisan analogis
yang tersisa kemampuan untuk Kolaborasi Kolaborasi
11) Menekan pencapaian menyesuaikan terhadap kolaborasikan dengan Agar si pasien bisa
12) Persepsi yang merefleksikan disabilitas (3) pasien, orang terdekat dan mengetauhi apa
perubahan pandangan 2) Menyampaikan secara lisan tim kesehatan lainya rencana tingkat
tentang penampilan tubuh penyesuaian terhadap lanjut yang
seseorang disabilitas (3) selanjutnya
13) Personalisasi bagian tubuh 3) Beradaptasi terhadap HE HE
dengan nama keterbatasan secara Ajarkan metode Agar si pasien
14) Menghindari melihat tubuh fungsional (3) parmakologi untuk mengetahui obat
15) Menolak menerima Keterangan : menurunkan nyeri apa yang akan
perubahan 1) Tidak pernah dilakukan diminum untuk
16) Menyembunyikan bagian 2) Jarang dilakukan menurunkan rasa
tubuh 3) Kadang-kadang dilakukan nyeri
17) Perasaan negatif tentang 4) Sering dilakukan 3.Peningkatan harga diri
tubuh 5) Dilakukan secara konsisten Observasi Observasi
18) Perilaku memantau tubuh Monitor pernyataan Agar pasien bisa
19) Perilaku mengenali tubuh pasien mengenai harga menjaga privasinya
3. Menahan diri dari kemarahan
20) Perubahan gaya hidup diri
Kriteria Hasil :
21) Perubahan lingkungan sosial Mandiri Mandiri
Setelah dilakukan tindakan
22) Perubahan pada kemampuan Tentukan kepercayaan Agar si pasien
keperawatan selama 3x24 jam
memperkirakan hubungan diri pasien dalam hal mampu mengontrol
masalah menahan diri dari
spasial tubuh dengan penilaian diri diri
kemarahan dapat teratasi dengan
lingkungan
indikator: Kolaborasi Kolaborasi
23) Preokupasi pada kehilangan -
1) Mengidentifikasi kapan
24) Preokupasi pada perubahan
[merasa] marah (3) He HE
25) Respons nonverbal pada Instruksikan orangtua untuk
2) Mengidentifikasi kapan
perubahan tubuh Agar bisa mengontrol diri
[merasa] frustasi (3) menetapkan harapan yang jelas
(mis,penampilan,struktur, dan untuk mendefinisikan
3) Mengidentifikasi tanda-
fungsi) tanda awal marah (3) batasan yang ada pada anak
26) Respons nonverbal pada
Keterangan :
perubahan yang dirasakan
1) Tidak pernah dilakukan
pada tubuh
2) Jarang dilakukan
(mis,penampilan,struktur,fun
3) Kadang-kadang dilakukan
gsi)
4) Sering dilakukan
27) Takut reaksi orang lain
5) Dilakukan secara konsisten
28) Terlalu terbuka tentang
bagian tubuh
29) Tidak ada bagian tubuh
30) Trauma terhadap bagian
tubuh yang tidak berfungsi
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan
sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan
tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495)
3.2. SARAN
Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC;
2001.
Sunar Trenggana, Dr. Leukemia ; Penuntun bagi orang tua Bagian Ilmu Kesehatan
Anak, FK UNHAS/SMF Anak RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Soeparman, Sarwono Waspadji, 1998, Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta.