Askep Leukimia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Leukemia adalah kanker anak yang paling sering. Mencapai lebih kurang 33%
dari keganasan pediatrik. Leukemia limfoblasik akut (LLA) berjumlah kira-kira 75%
dari semua kasus. Dengan insidensi tertinggi pada umur 4 tahun. Leukimia mieloid
akut (LMA) berjumlah kira-kira 20% dari leukimia. Dengan insidensi yang tetap dari
lahir sampai umur 10 tahun. Meningkat sedikit pada masa remaja. Leukimia sisanya
adalah bentuk kronis: leukimia limfositik kronis (LLK) jarang ditemukan pada anak.
Insidensi tahunan keseluruhan dari leukimia adalah 42,1 tiap juta anak kulit putih dan
24,3 tiap juta anak kulit hitam.

Perbedaan itu terutama disebabkan oleh rendahnya kejadian LLA pada kulit
hitam. Gambaran klinis umum dari leukimia adalah serupa karena semuanya
melibatkan kerusakan hebat fungsi sumsum tulang. Tetapi, gambaran klinis dan
laboratorium spesifik berbeda dan ada perbedaan dalam respon terhadap terapi dan
perbedan dalam prognosis.

Agar dapat memberikan asuhan keperawatan sebaik-baiknya, perlu


mengetahui gejala-gejala dini penyebab serta permasalahan yang terjadi pada klien
dengan leukemia.

Asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses serta asuhan


keperawatan yang ditujukan untuk meningkatkan, mencegah, mengatasi, dan
memulihkan kesehatan pasien. Kita ketahui bahwa peran perawat yang paling utama
adalah melakukan promosi dan pencegahan terjadinya komplikasi, sehingga dalam
hal ini perawat perlu mempelajari serta memahami asuhan keperawatan pada pasien
dengan leukemia sehingga dapat mengaplikasikan dalam praktik keparawatan
nantinya.
1.2 Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan Leukimia ?
 Bagaimana etiologi dari penyakit Leukimia ?
 Bagaimana fatofisiologi dari penyakit Leukimia ?
 Apa saja manifestasi klinis Leukimia ?
 Apa saja penatalaksanaan dan komplikasi dari penyakit Leukimia ?
 Bagaimana diagnosa NOC dan NIC dari penyakit leukimia ?
1.3 Tujuan
 Memahami dan mengetahui definisi dari penyakit Leukimia.
 Memahami etiologi dari penyakit Leukimia.
 Mengetahui patofisiologi dari penyakit Leukimia.
 Mengetahui penatalaksanaan dan komplikasi dari penyakit
penatalaksanaan yang ditimbulkan Leukimia.
 Mengetahui diagnosa NIC, NOC dari penyakit Leukimia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Medis
a. Definisi Leukimia

Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan
pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).

Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam
sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and
Bare, B.G, 2002 : 248 )

Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan
sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan
tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495)

Leukemia merupakan penyakit neoplastik yang ditandai adanya proliferasi


abnormal dari sel-sel hematopoitik (Sylvia anderson, 1995). Leukimia merupakan
penyait maligna yang disebabkan abnormal overproduksi dari tipe sel darah putih
tertentu, biasanya sel-sel imatur dalam sumsum tulang. Karakteristi dari leukimia
adalah sel-sel yang abnormal, tidak terkontrolnya proliferasi dari suatu tipe sel darah
putih seperti granulosit, linnfosit, monosit.

Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah
dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001).

b. Etiologi

Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi
yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
a) Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen
(Tcell Leukemia – Lhymphoma Virus/ HLTV).

b) Radiasi & kemoterapi

c) Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diethylstilbestrol.

d) Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.

e) Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom. (Suriadi & Rita Yuliani,
2001 : hal. 177).

Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari sebagian besar
jenis leukemia tidak diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan
bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker,
meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang memiliki kelainan
genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga lebih
peka terhadap leukemia.

C. Klasifikasi Leukimia

Secara sederhana leukemia dapat diklasifikasikan berdasarkan maturasi sel dan


tipe sel asal yaitu:

a). Leukemia Akut


Leukemia akut adalah keganasan primer sumsum tulang yang berakibat
terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal (blastosit)
yang disertai dengan penyebaran ke organ-organ lain.32 Leukemia akut memiliki
perjalanan klinis yang cepat, tanpa pengobatan penderita akan meninggal rata-rata
dalam 4-6 bulan.

1. Leukemia Limfositik Akut (LLA)


LLA merupakan jenis leukemia dengan karakteristik adanya proliferasi dan
akumulasi sel-sel patologis dari sistem limfopoetik yang mengakibatkan
organomegali (pembesaran alat-alat dalam) dan kegagalan organ.

LLA lebih sering ditemukan pada anak-anak (82%) daripada umur dewasa
(18%).21 Insiden LLA akan mencapai puncaknya pada umur 3-7 tahun. Tanpa
pengobatan sebagian anak-anak akan hidup 2-3 bulan setelah terdiagnosis terutama
diakibatkan oleh kegagalan dari sumsum

2. Leukemia Mielositik Akut (LMA)

LMA merupakan leukemia yang mengenai sel stem hematopoetik yang akan
berdiferensiasi ke semua sel mieloid. LMA merupakan leukemia nonlimfositik
yang paling sering terjadi.

LMA atau Leukemia Nonlimfositik Akut (LNLA) lebih sering ditemukan


pada orang dewasa (85%) dibandingkan anak-anak (15%).20 Permulaannya
mendadak dan progresif dalam masa 1 sampai 3 bulan dengan durasi gejala yang
singkat. Jika tidak diobati, LNLA fatal dalam 3 sampai 6 bulan.

b). Leukemia Kronik


Leukemia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai proliferasi
neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena keganasan
hematologi.

1. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)

LLK adalah suatu keganasan klonal limfosit B (jarang pada limfosit


T). Perjalanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan akumulasi progresif
yang berjalan lambat dari limfosit kecil yang berumur panjang. hapusan
sumsum tulang dengan pewarnaan giemsa perbesaran 1000x).27 LLK
cenderung dikenal sebagai kelainan ringan yang menyerang individu yang
berusia 50 sampai 70 tahun dengan perbandingan 2:1 untuk laki-laki.35

2. Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik (LGK/LMK)


LGK/LMKadalah gangguan mieloproliferatif yang ditandai dengan
produksi berlebihan sel mieloid (seri granulosit) yang relatif matang.34
LGK/LMK mencakup 20% leukemia dan paling sering dijumpai pada orang
dewasa usia pertengahan (40-50 tahun). Abnormalitas genetik yang
dinamakan kromosom philadelphia ditemukan pada 90-95% penderita
LGK/LMK

Sebagian besar penderita LGK/LMK akan meninggal setelah memasuki fase


akhir yang disebut fase krisis blastik yaitu produksi berlebihan sel muda leukosit,
biasanya berupa mieloblas/promielosit, disertai produksi neutrofil, trombosit dan sel
darah merah yang amat kurang.

D. Patofisiologi

Leukimia adalah jenis gangguan pada system hematopoetik yang fatal dan
terkait dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe di tandai dengan tidak
terkendalianya proliferasi dari leukosit.jumlah besar dari sel pertama-tama
menggumpal pada tempat asalnya(granulosit dalam sumsum tulang ,limfositdi dalam
limfe node) dan menyebar ke organ hematopoetik dan berlanjut organ yang lebih
besar sehingga mengakibatkan hematomegali dan splenomegali.

Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer serta
mengganggu perkembangan sel normal. Akibatnya,hematopoesis normal
terhambat,mengakibatkan penuruna jumlah leukosit,eritrosit,dan trombosit.Eritrosit
dan trombosit jumlahnya dapat rendah atau tinggi tetapi selalu terdapat sel imatur.
Proliferasi dari satu jenis sering mengganggu produksi normal sel
hematopoetik lainnya dan mengarah ke pembelahan sel yang cepat dan sitopenia atau
penurunan jumlah.pembelahan dadri sel darh putih meningkatkan kemungkinan
terjadinya infeksi karena penurunan imun .

Trombositopenia mengakibatkan perdarahan yang dinyatakan oleh ptekie dan


ekimosis atau perdarahan hidung,hematoma dalam membrane mukosa,serta
perdarahan saluran cerna dan saluran kemih.tulang mungkin sakit dan lunak yang
disebabkan oleh infark tulang.

E. Manifestasi klinis

Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah


sebagai berikut :

a). Pilek tidak sembuh-sembuh

b). Pucat, lesu, mudah terstimulasi

c). Demam dan anorexia

d). Berat badan menurun

e). Ptechiae, memar tanpa sebab

f). Nyeri pada tulang dan persendian

g). Nyeri abdomen

h). Lumphedenopathy

i). Hepatosplenomegal

j). Abnormal WBC (Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177)

F. Komplikasi
Leukemia granulositik kronik (LGK) dapat menyebabkan berbagai
komplikasi, diantaranya yaitu:

1. Kelelahan (fatigue). Jika leukosit yang abnormal menekan sel-sel darah


merah, maka
anemia dapat terjadi. Kelelahan merupakan akibat dari kedaan anemia
tersebut. Proses terapi LGK juga dapat meyebabkan penurunan jumlah sel
darah merah.
2. Pendarahan (bleeding). Penurunan jumlah trombosit dalam darah
(trombositopenia) pada keadaan LGK dapat mengganggu proses
hemostasis. Keadaan ini dapat menyebabkan pasien mengalami epistaksis,
pendarahan dari gusi, ptechiae, dan hematom.
3. Rasa sakit (pain). Rasa sakit pada LGK dapat timbul dari tulang atau sendi.
Keadaan ini disebabkan oleh ekspansi sum-sum tulang dengan leukosit
abnormal yang berkembang pesat.
4. Pembesaran Limpa (splenomegali). Kelebihan sel-sel darah yang
diproduksi saat keadaan LGK sebagian berakumulasi di limpa. Hal ini
menyebabkan limpa bertambah besar, bahkan beresiko untuk pecah.
5. Stroke atau clotting yang berlebihan (excess clotting). Beberapa pasien
dengan kasus LGK memproduksi trombosit secara berlebihan. Jika tidak
dikendalikan, kadar trombosit yang berlebihan dalam darah (trombositosis)
dapat menyebabkan clot yang abnormal dan mengakibatkan stroke.
6. Infeksi. Leukosit yang diproduksi saat keadaan LGK adalah abnormal,
tidak menjalankan fungsi imun yang seharusnya. Hal ini menyebabkan
pasien menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu pengobatan LGK
juga dapat menurunkan kadar leukosit hingga terlalu rendah, sehingga
sistem imun tidak efektif.
7. Kematin

G. Pemeriksaan Diagnostik
a). Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC
kurang dari 10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis
paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis
kurang baik pada anak sembarang umur, hitung darah lengkap biasanya
juga menunjukkan normositik, anemia normositik.

b). Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml

c). Retikulosit : jumlah biasaya rendah

d). Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)

e). SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature

f). PTT : memanjang

g). LDH : mungkin meningkat

h). Asam urat serum : mungkin meningkat

i). Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan


mielomonositik

j). Copper serum : meningkat

k). Zink serum : menurun

l). Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat
keterlibatan

m). Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat

n). Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.

o). Aspirasi sumsum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat


diagnosis.
p). Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan
tulang

q). Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik.

r). Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan. (Betz, Cecily L.


2002. hal: 301-302).

H. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan leukemia ditentukan berdasarkan klasifikasi prognosis dan


penyakit penyerta.

1. Radioterapi dan Kemterapi, dilakukan etika sel leukemia sudah terjadi


metastasis.kemoterapi dilakukan juga pada fase induksi remisi yang
bertujuan mempertahankan remisi selama mungkin.

2. Terapi modlitas, untu mencegah komplikasi, karen adanya pansitopenia,


anemia, perdarahan, infeksi. Pemberian antibiotik dan mungkin transfusi dapat
diberikan.

3. Pencegahan terpaparnya mikroorgansme dengan isolasi

4. Transplantasi sumsum tulang, transplantasi sumsum tulang merupakan


alternatif terbaik dalm penanganan leukemia. Terapi ini juga biasa dilakukan
pada pasien dengan limphoma, anemia aplastik.

Terdapat tiga fase pelaksanaan keoterapi :

a. Fase induksi

Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi
kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase induksi
dinyatakan behasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam
sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.

b. Fase Profilaksis Sistem saraf pusat

Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melaui
intrathecal untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial
dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf
pusat.

c. Konsolidasi

Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk mempertahankan remisis


dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara
berkala, mingguan atau bulanan dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk
menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum
tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi.

B. Konsep keperawatan

a). Diagnosa Keperawatan

1. Intoleran Aktivitas
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Resiko kekurangan volume cairan
4. Gangguan citra tubuh
5. Resiko Infeksi
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

b). Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data
yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola
pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan

 Riwayat Keperawatan
 Keluhan Utama

Nyeri tulang sering terjadi, lemah nafsu makan menurun, demam (jika
disertai infeksi) bisa juga disertai dengan sakit kepala

 Riwayat penyakit : pengobatan kanker sebelumnya


 Riwayat keluarga : adanya gangguan hematologis, adanya faktor herediter
misal kembar monozigot)
 Kaji adanya tanda-tanda anemia : kelemahan, kelelahan, pucat, sakit
kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat
 Kaji adanya tanda-tanda leukopenia : demam, stomatitis, gejala infeksi
pernafasan atas, infeksi perkemihan; infeksi kulit dapat timbul kemerahan
atau hiotam tanpa pus.
 Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia : ptechiae, purpura, perdarahan
membran mukosa, pembentukan hematoma, purpura; kaji adanya tanda-
tanda invasi ekstra medula: limfadenopati, hepatomegali, splenomegali.
 Kaji adanya pembesaran testis, hemAturia, hipertensi, gagal ginjal,
inflamasi di sekkitar rektal dan nyeri.
 Pemeriksaan fisik meliputi :
 Keadaan Umum tampak lemah

Kesadaran composmentis selama belum terjadi komplikasi.

 Tanda-Tanda Vital

Tekanan darah : dbn


Nadi :

Suhu : meningkat jika terjadi infeksi

RR : Dispneu, takhipneu

 Pemeriksaan Kepala Leher

Rongga mulut : apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau


bakteri), perdarahan gusi

Konjungtiva : anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan akibat


infiltrasi ke SSP.

 Pemeriksaan Integumen

Adakah ulserasi ptechie, ekimosis, tekanan turgor menurun jika terjadi


dehidrasi.

 Pemeriksaan Dada dan Thorax

- Inspeksi bentuk thorax, adanya retraksi intercostae.

- Auskultasi suara nafas, adakah ronchi (terjadi penumpukan secret akibat


infeksi di paru), bunyi jantung I, II, dan III jika ada

- Palpasi denyut apex (Ictus Cordis)

- Perkusi untuk menentukan batas jantung dan batas paru.

 Pemeriksaan Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen apakah terjadi pembesaran, terdapat bayangan


vena, auskultasi peristaltic usus, palpasi nyeri tekan bila ada pembesaran
hepar dan limpa.
- Perkusi tanda asites bila ada.

 Pemeriksaan Ekstremitas

Adakah cyanosis kekuatan otot.

SISTEM : Aktivitas

DS : Lesu, lemah, terasa payah, merasa tidak kuat untuk


melakukan aktivitas sehari- hari

DO : Kontraksi otot lemah Klien ingin tidur terus dan tampak


bingung

SISTEM : Sirkulasi

DS :Berdebar

DO : Tachycadi, suara mur-mur jantung, kulit dan mukosa pucat,


defisit saraf cranial terkadang ada pendarahan cerebral.

SISTEM : Eliminasi

DS : Diare, anus terasa lebih lunak, dan terasa nyeri. Adanya


bercak darah segar pada tinja dan kotoran berampas, Adanya
darah dalam urine dan terjadi penurunan output urine.

DO : Perianal absess, hematuri.

SISTEM : Rasa nyaman

DS : Nyeri abdominal, sakit kepala, nyeri persendian, sternum


terasa lunak, kram pada otot.

DO : Meringis, kelemahan, hanya berpusat pada diri sendiri.


SISTEM : Rasa aman

DS : Merasa kehilangan kemampuan dan harapan, cemas terhadap


lingkungan baru serta kehilangan teman. Riwayat infeksi yang
berulang, riwayat jatuh, perdarahan yang tidak terkonrol
meskipun trauma ringan.

DO : Depresi, mengingkari, kecemasan, takut, cepat terangsang,


perubahan mood dan tampak bingung.

Panas, infeksi, memar, purpura, perdarahan retina, perdarahan


pada gusi, epistaksis, pembesaran kelenjar limpa, spleen, atau
hepar, papiledema dan exoptalmus.

SISTEM : Makan dan minum

DS : Kehilangan nafsu makan, tidak mau makan, muntah,


penurunan berat badan, nyeri pada tenggorokan dan sakit pada
saat menelan.

DO : Distensi abdomen, penurunan peristaltic usus, splenomegali,


hepatomegali, ikterus, stomatitis, ulserasi pada mulut, gusi
membengkak (acute monosit leukemia).

SISTEM : Sexualitas

DS : Perubahan pola menstruasi, menornhagi. Impoten.

DO :-

SISTEM : Neurosensori
DS : Penurunan kemampuan koordinasi, perubahan mood,
bingung, disorientasi, kehilangan konsentrasi, pusing,
kesemutan, telinga berdenging, kehilangan rasa

DO : Peningkatan kepekaan otot, aktivitas yang tak terkontrol.

SISTEM : Respirasi

DS : Nafas pendek

DO : Dyspnoe, tachypnoe, batuk, ada suara ronci, rales, penurunan


suara nafas.

SISTEM : Penyuluhan/pembelajar

DS : Riwayat terpapar bahan kimia seperti benzena,


phenilbutazone, chloramfenikol, terkena paparan radiasi, riawat
pengobatan dengan kemotherapi. Riwayat keluarga

terkena paparan radiasi, riawat pengobatan dengan


kemotherapi. Riwayat keluarga yang menderita keganasan.

DO :-
Faktor Eksogen
Faktor endogen
Pathway - Sinar X
-Ras
- Bahan kimia
-Kelainan kromosom - infeksi
-Herediter

Poliferasi dari sel neoplatik dalam


sumsum tulang belakang

LEUKIMIA

Poliferasi sel darah putih


imatur

panisitopenia kemoterapi

Alopsia
eritropenia Leukopenia Trombositopenia

Gangguan Citra
Agropilosintesi tubuh
s pendarahan
Hb Menurun

Infeksi Resiko
meningka Infeksi Resiko kurang
t dari kebutuhan
Suplai O2 menurun
Splenohetomegali tubuh

O2 tidak sampai
Anoreksia
kejaringan perifer
sianosis
Nutrisi
kelemahan kurang dari
kebutuhan
Perfusi jaringan
tubuh
aktivitas

Intoleransi aktivitas
Rencana Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC Rasional


1 Intoleran aktivitas (00092) 1. Toleransi terhadap aktivitas 1. Terapi Aktivitas  Observasi
Kriteria Hasil :  Observasi Menetapkan
Domain :4 Aktivitas/istrirahat Setalah dilakukan tindakan Monitor respon emosi, kemampuan,
Kelas 4: respons keperawatan selama 3x24 jam fisik, sosial dan spiritual kebutuhan dan
kardiovaskular/pulmonal masalah toleransi aktivitas dapat terhadap aktivitas memudahkan
teratasi dengan indikator : polohan ineervensi
Definisi : ketidak cukupan energi 1) Saturasi oksigen ketika pasien.
psikologis atau fisiologis untuk beraktivitas (3)  Mandiri  Mandiri
mempertahankan atau 2) Frekuensi nadi ketika Menciptakan lingkungan Dengan lingkungan
menyelesaikan aktivitas kehidupan beraktivitas (3) yang aman untuk dapat yang aman, pasien
sehari hari yang harus atau yang 3) Kemudahan bernapas ketika menghasilkan gerakan dapat leluasa
ingin dilakukan. beraktivitas (3) otot secara berkala. menggerakkan
ototnya
Keterangan :
Batasan karakteristik :
1) sangat terganggu  Kolaborasi  Kolaborasi
1. Dispnea setelah beraktivitas Rujuk ke pusat komunitas Untuk
2) banyak teganggu
2. Keletihan maupun program- meningkatkan
3) cukup terganggu
3. Ketidaknyamanan setelah program aktivitas aktivitas pasien
4) sedikit terganggu
beraktivitas komunitas ,jika memang
5) tidak terganggu
4. Perubahnelektrokardiogram 2. Daya Tahan diperlukan
(EKG) Kriteri Hasil :  He  He
(mis,aritmia,abnormalitas,ko Setelah dilakukan tindakan Instruksikan keluarga Dengan adanya
nduksi,iskemia) keperawatan selama 3x24 jam untuk memberikan pujian pujian positif,pasien
5. Respons frekuensi jantung masalah daya tahan dapat teratasi positif karena akan merasa lebih
abnormal terhadap aktivitas dengan indikator : kesediaannya untuk percaya diri
6. Respons tekanan darah 1) Melakukan aktivitas rutin terlibat dalam kelompok
abnormal terhadap aktivitas (3) 2.perawatan jantung
2) Konsentrasi (3) :rehabilitatif
Faktor yang berhubungan
3) Daya tahan otot (3)  Observasi  Observasi
1) Gaya hidup kurang gerak
Monitor toleransi pasien Untuk mengetahui
2) Imobilitas Keterangan :
terhadap aktivitas toleransi pasien
3) Ketidakseimbangan antara 1) sangat terganggu
terhadap aktivitas
suplai dan kebutuhan 2)banyak terganggu
yang dilakukan
oksigen 3)cukup terganggu
pasien
4) Tirah baring 4)sedikit terganggu
5)tidak terganggu  Mandiri  Mandiri
Berikan dukungan Untuk

3. Keefektifan pompa jantung harapan yang realistis meningkatkan

Kriteria Hasil : pada pasiendan keluarga koping pada pasien


Setelah dilakukan tindakan dan keluarga
keperawatan selama 3x24 jam  Kolaborasi  Kolaborasi
masalah keefektifan pompa jantung Koordinasikan rujukan Agar pasien bisa di
dapat teratasi dengan indikator : pasien(diet,pekerja tindaklanjuti
1. Tekanan darah sistol (3) sosial,dan fisioterapi).
2. Tekanan darah diastol (3)  He  He
3. Denyut jantung apikal (3) Instruksikan pasien dan Untuk
keluarga untuk menindaklanjuti
Keterangan :
melanjutkan perawatan perawatan
1). deviasi berat dari kisaran normal
selanjutnya
2). deviasi yang cukup besar dari
3.Menejemen energi
kisaran normal
3) deviasi sedang dari kisaran  Observasi  Observasi

normal Monitor pemberian dan Agar pemberian

4) deviasi ringan dari kisaran efek obat stimulus dan obat sesuai takaran

normal depresan

5) tidak ada deviasi dari kisaran  Mandiri  Mandiri

normal Berikan kegiatan Agar pasien merasa


pengalihan yang lebih tenang dan
menenangkan untuk rileks
meningkatkan relaksasi
 Kolaborasi  Kolaborasi
Konsulkan dengan ahli Agar asupan gizi
gizi mengenai cara pasien meningkat
meningkatkan supan
energi dari makanan
 HE  He
Instruksikan pasien/SO mengenai Agar pasien merasa lebih
stres dan koping intervensi untuk nyaman dan tidak kelelahan
mengurangi kelelahan.
2. Ketidakseimbangan nutrisi 1. Status nutrisi 1.Manajemen gangguan
kurang dari kebutuhan tubuh Kriteria Hasil : makan  Observasi
(00002) Setelah dilakukan tindakan  Obervasi Untuk mengetahui
keperawatan selama 3x24 jam Monitor tanda –tanda keadaan si pasien
Domain 2 :Nutrisi masalah status nutrisi teratasi fisiologi(tanda-tanda
Kelas 1: Makan dengan indikator: vital,elektrolit),jika
1) Asupan gizi (3) diperllukan .
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup 2) Asupan makanan (3)  Mandiri  Mandiri
untuk memenuhi kebutuhan 3) Asupan cairan (3) Berikan dukungan Untuk menaikkan
metabolik. Keterangan : terhadap penungkatan berat badan pasien
Batasan karakteristik 1) Sangat menyimpang dari rentang berat badan dan perilaku
1) Berat badan 20% atau lebih normal yang meningkatkan berat
di bawah rentang berat 2) banyak menyimpang dari badan
badan ideal rentang normal  Kolaborasi  Kolaborasi
2) Bising usus hiperaktif 3) cukup menyimpang dari rentang -
3) Cepat kenyang setelah normal  HE  HE
makan 4) sedikit menyimpang dari rentang -
4) Diare normal 2. manajemen Nutrisi
5) Gangguan sensasi rasa 5) tidak menyimpang dari rentang  Observasi  Observasi
6) Kehilangan rambut normal Monitor kalori dan Agar kalori dan
berlebihan asupan makanan asupan makanan
7) Kelemahan otot pengunyah 2. Status nutrisi: asupan nutrisi pasien seimbang
8) Kelemahan otot untuk Kriteria Hasil :  Mandiri  Mandiri
menelan Setelah dilakukan tindakan Berikan pilihan makanan Agar pasien dapat
9) Kerapuhan kapiler keperawatan selama 3x24 jam sambil menawarkan memilih makanan
10) Kesalahan informasi masalah status nutrisi:asupan bimbingan terhadap yang sehat
11) Kesalahan persepsi nutrisi dapat teratasi dengan pilihan(makann yang
12) Ketidakmampuan memakan indikator: lebih sehat,jika
makanan 1) Asupan kalori (3) diperlukan
13) Kram abdomen 2) Asupan protein (3)  Kolaborasi  Kolaborasi
14) Kurang informasi 3) Asupan lemak (3) -
15) Kurang minat pada makanan  He  He
Keterangan :
16) Membran mukosa pucat Instruksikan pasien
1) tidak adekuat
17) Nyeri abdomen Agar pasien dapat
mengenai kebutuhan
2)sedikit adekuat
18) Penurunan berat badan mengetahui
nutrisi(yaitu:membahas
3)cukup adekuat
dengan asupan makanan kebutuhan
pedoman diet dan
4)sebagian besar adekuat
adekuat nutrisinya
piramida makanan)
5)sepenuhnya adekuat
19) Sariawan rongga mulut 3.Bantuan peningkatan berat
20) Tonus otot menurun badan
3. Nafsu makan
 Observasi
Faktor yang berhubungan Kriteria Hasil :  Observasi
Agar pasien tdak
1) Faktor biologis Setalah dilakukan tindakan Monitor nilai
mengalami
2) Faktor ekonomi keperawatan selama 3x24 jam albumin,limosit,dan nilai
kekurangan cairan
3) Gangguan psikososial masalah nafsu makan dapat teratasi elektrolit
 Mandiri
4) Ketidakmampuan makan dengan indikator:  Mandiri
Agar asupan gizi
5) Ketidakmampuan mencerna 1) Hasrat/keinginan untuk Ajarkan pasien dan
pasien terpenuhi
makanan makan (3) keluarga merencanakan
dengan baik
6) Ketidakmampuan 2) Mencari makanan(3) makanan
mengabsorpsi nutrient 3) Menyenangi makanan(3)  Kolaborasi  Kolaborasi
7) Kurang asupan makanan diskusikan dengan pasien Agar tidak trjadi
Keterangan :
dengan keluarga faktor kesalahan dalam
1) sangat terganggu
bahwa faktor sosial menjalankan
2) banyak terganggu
ekonomi perawatan si pasien
3) cukup terganggu
mmepengaharuhi nutrisi
4) sedikit terganggu
yang tidak adekuat
5) tidak terganggu
 He  He
Instruksikan cara meningkatkan Agar asupan kalori
assuoan kalori pasien meningkat

3. Resiko kekurangan volume cairan 1. Status pernafasan 1.Monitor cairan


(00028)
Kriteria Hasil :  Observasi  Observasi
Domain 2 : Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Monitor kekuatan otot Agar pasien mampu
Kelas 5 : Hidrasi keperawatan selama 3x24 jam pada pergelangan kaki menggerakkan otot
masalah status pernafasan teratasi dan tumit kaki normal si pasien
Definisi : kerentanan mengalami dengan indikator:  Mandiri  Mandiri
penurunan volume cairan intra 1) Frekuensi Inspeksi terhadap Untuk mengetahui
vaskular,interstisial,dan/atau pernafasan (3) kebersihan kulit yang adanya lesi pada
intraselular,yang dapat mengganggu 2) Irama pernafasan (3) buruk kulit pasien
kesehatan. 3) Kedalaman inspirasi
Faktor resiko : (3)  Kolaborasi  Kolaborasi
1) Agens farmaseutikal Konsultasika pada dokter Untuk
keterangan
2) Barier kelebihan cairan terkait rekomendasi untuk menindaklanjuti
1) deviasi berat dari kisaran normal
3) Berat badan ekstrem (dilakukannya) evaluasi tindakan perawatan
2)deviasi yang cukup berat dari
4) Faktor yang memengaruhi dan terapi lebih selanjutnya
kisaran normal
kebutuhan cairan lanjut(misalnya,x-
3)deviasi sedang dari kisaran
5) Gangguan mekanisme ray),sesuai kebutuhan
normal
regulasi  He  He
4)deviasi ringan dari kisaran
6) Kehilangan cairan melalui -
normal
rute normal 2.Manajemen hipovolemi
5)tidak ada deviasi dari kisaran
7) Kehilangan volume cairan
normal  Kolaborasi  Kolaborasi
aktif Monitor adanya hipotensi Untuk mengetahui
8) Kurang pengetahuan tentang ortotastik dan pusing saat perkembangan pada
2. Status pernafasan: ventilasi
kebutuhan cairan berdiri si pasien
Kriteria Hasil :
9) Penyimpangan yang
Setelah dilakukan tindakan  Mandiri  Mandiri
memengaruhi absorpsi Berikan cairan iv isotonik Untuk menjaga
keperawatan selama 3x24 jam
cairan bolus yang diresepkan integritas
masalah status pernapasan:ventilasi
10) Penyimpangan yang dapat teratasi dengan indikator: pada aliran yang di hemodinamik
memengaruhi asupan cairan 1) Frekuensi pernafasan (3) teteskan yang tepat untuk pasien
11) Penyimpangan yang 2) Irama pernafasan (3) menjaga integritas
memengaruhi kelebihan 3) Penggunaan otot bantu hemodinanik
cairan nafas (3)  Kolaborasi  Kolaborasi
12) Usia ekstrem -
Keterangan :
 He  He
1) Deviasi berat dari kisaran normal
Instruksikan pada pasien
2) deviasi yang cukup berat dari
Agar keluarga atau
dan-atau keluarga
kisaran normal
pasien mengetahui
tindakan-tindakan untuk
3) deviasi sedang dari kisaran
cara mengatasi
mengatasi hipovolemia
normal
hipovolemia
4) deviasi ringan dari kisaran
3.Pencegahaan pada syok
normal
 Observasi
5) tidak ada deviasi dari kisaran  Observasi
Menilai kelainan
normal Monitor EKG
yang akan terjadi
 Mandiri
3. Pencegahan aspirasi  Mandri
Untuk memenuhi
Kriteria Hasil : Berikan cairan iv dan-
kebutuhan cairan
Setelah dilakukan tindakan atau oral,sesuai
klien
keperawatan selama 3x24 jam kebutuhan
masalah status pernafasan:ventilasi  Kolaborasi  Kolaborasi
dapat teratasi dengan indikator: -
1) Mengidentifikasi faktor-  He  He
faktor risiko (3) Anjurkan pasien dan keluarga Agar pasien dan
2) Menghindari faktor-faktor mengenai faktor-faktor pemicu keluarga dapat
risiko (3) syok mengetahui faktor
3) Mempertahankan pemicu syok
kebersihan mulut

Keterangan :
1) tidak pernah dilakukan
2) jarang dilakukan
3) kadang-kadang dilakukan
4) sering dilakukan
5) dilakukan secara konsisten
4. Gangguan citra tubuh (00118) 1.Citra Tubuh 1.Peningkatan citra tubuh
Domain 6 : persepsi diri Kriteria Hasil :  Observasi  Observasi
Kelas 3 : citra tubuh Setelah dilakukan tindakan Monitor frekuensi dari Agar bisa menerima
keperawatan selama 3x24 jam pernyataan mengkritisi pernyataan yang di
Definisi : konfunsi dalam gambaran masalah citra tubuh dapat teratasi diri alami
mental tengtang diri-fisik individu dengan indikator:  Mandiri  Mandiri
Batasan karakteristik : 1) Gambaran internal diri (3) Tentukan harapan citra Agar pasien bisa
1) Berfokus pada fungsi masa 2) Kesesuaian antara realitas diri pasien didasarkan mersakan keadaan
lalu tubuh dan ideal tubuh pada tahap sebelum dan
2) Berfokus pada kekuatan dengan penampilan perkembangan. sesudah dialaminya
sebelumnya tubuh(3)
3) Berfokus pada penampilan 3) Deskripsi bagian tubuh  Kolaborasi  Kolaborasi
masa lalu yang terkena[dampak] (3) - -
4) Depersonaliasi bagian tubuh
Keterangan :  HE  HE
melalui penggunaan kata Instruksikan anak-anak Agar mengetahui
1) Tidak pernah positif
ganti impersonal mengenai fungsi dari fungsi dari bagian
2) Jarang positif
5) Depersonaliasi kehilangan berbagai bagian tubuh, tubuh
3) Kadang-kadang positif
melalui penggunaan kata dengan cara yang tepat
4) Sering positif
ganti impersonal 2. manajemen Nyeri
5) Konsisten positif
6) Gangguan fungsi tubuh  Observasi  Observasi
7) Gangguan pandangan 2. Adaptasi terhadap disabilitas Monitor kepuasan pasien Agar mengetahui
tentang tubuh seseorang fisik terhadap manajemen keadaan si pasien
(mis,penampilan,struktur,fun Kriteria Hasil : nyeri dalam interval yang setelah melakukan
gsi) Setelah dilakukan tindakan spesifik menejemen nyeri
8) Gangguan struktur tubuh keperawatan selama 3x24 jam  Mandiri  Mandiri
9) Memperluas batasan tubuh masalah adaptasi terhadap Berikan individu penurun Agar pasien tidak
(mis,memasukan objek disabilitas fisik dapat teratasi nyeri yang optimal mengalami
eksternal) dengan indikator : dengan peresepan peningkatan nyeri
10) Menekan pada kekuatan 1) Menyampaikan secara lisan analogis
yang tersisa kemampuan untuk  Kolaborasi  Kolaborasi
11) Menekan pencapaian menyesuaikan terhadap kolaborasikan dengan Agar si pasien bisa
12) Persepsi yang merefleksikan disabilitas (3) pasien, orang terdekat dan mengetauhi apa
perubahan pandangan 2) Menyampaikan secara lisan tim kesehatan lainya rencana tingkat
tentang penampilan tubuh penyesuaian terhadap lanjut yang
seseorang disabilitas (3) selanjutnya
13) Personalisasi bagian tubuh 3) Beradaptasi terhadap  HE  HE
dengan nama keterbatasan secara Ajarkan metode Agar si pasien
14) Menghindari melihat tubuh fungsional (3) parmakologi untuk mengetahui obat
15) Menolak menerima Keterangan : menurunkan nyeri apa yang akan
perubahan 1) Tidak pernah dilakukan diminum untuk
16) Menyembunyikan bagian 2) Jarang dilakukan menurunkan rasa
tubuh 3) Kadang-kadang dilakukan nyeri
17) Perasaan negatif tentang 4) Sering dilakukan 3.Peningkatan harga diri
tubuh 5) Dilakukan secara konsisten  Observasi  Observasi
18) Perilaku memantau tubuh Monitor pernyataan Agar pasien bisa
19) Perilaku mengenali tubuh pasien mengenai harga menjaga privasinya
3. Menahan diri dari kemarahan
20) Perubahan gaya hidup diri
Kriteria Hasil :
21) Perubahan lingkungan sosial  Mandiri  Mandiri
Setelah dilakukan tindakan
22) Perubahan pada kemampuan Tentukan kepercayaan Agar si pasien
keperawatan selama 3x24 jam
memperkirakan hubungan diri pasien dalam hal mampu mengontrol
masalah menahan diri dari
spasial tubuh dengan penilaian diri diri
kemarahan dapat teratasi dengan
lingkungan
indikator:  Kolaborasi  Kolaborasi
23) Preokupasi pada kehilangan -
1) Mengidentifikasi kapan
24) Preokupasi pada perubahan
[merasa] marah (3)  He  HE
25) Respons nonverbal pada Instruksikan orangtua untuk
2) Mengidentifikasi kapan
perubahan tubuh Agar bisa mengontrol diri
[merasa] frustasi (3) menetapkan harapan yang jelas
(mis,penampilan,struktur, dan untuk mendefinisikan
3) Mengidentifikasi tanda-
fungsi) tanda awal marah (3) batasan yang ada pada anak
26) Respons nonverbal pada
Keterangan :
perubahan yang dirasakan
1) Tidak pernah dilakukan
pada tubuh
2) Jarang dilakukan
(mis,penampilan,struktur,fun
3) Kadang-kadang dilakukan
gsi)
4) Sering dilakukan
27) Takut reaksi orang lain
5) Dilakukan secara konsisten
28) Terlalu terbuka tentang
bagian tubuh
29) Tidak ada bagian tubuh
30) Trauma terhadap bagian
tubuh yang tidak berfungsi

Faktor yang Berhubungan :


1. Cedera
2. Gangguan fungsi psikososial
3. Ketidaksesuaian budaya
4. Ketidaksesuaianspritual
5. Penyakit
6. Perubahan fungsi kognitif
7. Perubahan fungsi tubuh
(karena
anomali,penyakit,medikasi,k
ehamilan,radiasi,pembedaha
n,trauma,dll)
8. Perubahan persepsi diri
9. Program pengobatan
10. Prosedur bedah
11. Transisi perkembangan
12. Trauma

5. Resiko Infeksi 1.Keparahan infeksi 1.Manajemen


Kriteria Hasil : imunnisasi/vaksinisasi
Domain 11: keamanan/perlindungan Setelah dilakukan tindakan  Observasi  Observasi
Kelas 1 : infeksi keperawatan selama 3x24 jam Observasi anak selama Untuk mengetahui
masalah keparahan infeksi dapat beberapa waktu tertentu jarak waktu dalam
Definisi : rentang mengalami invasi teratasi dengan indikator: setelah pemberian vaksin pemberian obat
multikasi organisme patogenik yang 1) Kemerahan (3)  Mandiri  Mandiri
dapat mengganggu kesehatan 2) Vesikel yang tidak catat riwayat kesehatan Agar mengetahui
mengeras permukaannya (3) pasien dan riawat alergi pasien mengalami
Faktor Resiko : 3) Ketidakstabilan suhu (3) alergi
1. Kurang pengetahuan  Kolaborasi  Kolaborasi
Keterangan :
2. Menghindari pemajanan -
1. Berat
3. Patogen  HE  HE
2. Cukup berat
4. Malnutrisi Beritahukan pada orang Untuk mengetahui
3. Sedang
5. Obesitas tua untuk memperhatika perubahan setelah
4. Ringan
6. Penyakit kronis (mis, tingkat kenyamanan anak pemberian vaksin
5. Tidak ada
diabetes melitus) setelah divaksin
6.
7. Prosedur invasif pertahanan 2.Kontrol infeksi
2. Keparahan infeksi: baru lahir
tubuh primer tidak adekuat  Observasi  Observasi
8. Gangguan integritas kulit Kriteria Hasil :
Pastikan teknik perawatan Agar mengetahui
9. Gangguan peristaltis Setelah dilakukan tindakan
luka yaang tepat cara merawat luka
10. Merokok keperawatan selama 3x24 jam
dengan baik
masalah keparahaninfeksi:baru
11. Pecah ketuban dini  Mandiri  Mandiri
12. Pecah ketuban lambat lahir dapat teratasi dengan
Berikan terapi anti biotik Untuk mengurangi
13. Penurunan kerja siliaris indikator:
yang sesuai rasa sakit yang di
14. Perubahan pH sekresi 1) Ketidakstabilan suhu (3)
alaminya
15. Statis cairan tubuh 2) Hipotermia (3)
 Kolaborasi  Kolaborasi
pertahanan tubuh sekunder 3) Takipnea (3)
-
tidak adekuat Keterangan :  HE  HE
16. Imunosupresi 1. Berat Ajarkan pasien dan
Agar keluarga
17. Leukopenia 2. Besar keluarga mengenai tanda
mengetahui
18. Penurunan hemoglobin 3. Sedang dan gejala infeksi dan
pencegahan
19. Supresi respon inflamasi 4. Ringan kapan harus
terjadinya infeksi
(mis, interleukin 6 [IL-6], C- 5. Tidak ada melaporkannya kepada
reative protein [CRP]) penyedia perawatan
20. Vaksinasi tidak adekuat kesehatan
3. Kontrol resiko :proses infeksi
pemajanan terhadap 3.Perlindungan infeksi
Kriteria Hasil :
 Observasi
patogen lingkungan  Observasi
Setelah dilakukan tindakan
meningkat Agar keluarga
Monitor kerentanan
keperawatan selamma 3x24 jam
21. Teerpajan pada wabah mengetahui
terhadap infeksi
masalah kontrol resiko:proses
pencegahan
infeksi dapat teratasj dengan
terjadinya infeksi
indikator:
 Mandiri
1) Mencari informasi terkait  Mandiri
Agar tidak
kontrol infeksi (3) Batasi jumlah
mengganggu
2) Mengidentifikasi faktor pengunjung, yang sesuai
istirahat pasien
resiko infeksi (3)
 Kolaborasi
3) Mengenali faktor resiko  Kolaborasi

individu terkait infeksi (3) -
 He  HE
Keterangan :
Anjurkan istirahat
1. Tidak pernah menunjukan
Agar pasien bisa
2. Jarang menunjukan
beristirahat dengan
3. Kadang-kadang
baik
menunjukan
4. Sering menunjukan

Secara konsisten menunjukan


6. Ketidakefektifan perfusi jaringan 1. Perfusi jaringan perifer 1.Perawatan
perifer (00204) Kriteria Hasil : sirkulasi:insufisiensi arteri
Setelah dilakukan tindakan  Observasi  Observasi
Domain 4 : aktivitas/istrhat keperawatan selama 3x24 jam Monitor tingkat Untuk mengetahui
Kelas 4 : respons masalah perfusi jaringan :perifer ketidaknyamanan atau apa yang di alami
kardiovaskular/pulmonal dapat teratasi dengan indikator: nyeri saat melakukan oleh pasien
1) Pengisian kapiler jari (3) olahraga di malam hari
Definisi: penurunan sirkulasi darah 2) Pengisian kapiler jari kaki atau saat beristirahat
ke perifer yang dapat mengganggu (3)  Mandiri  Mandiri
kesehatan 3) Suhu kulit ujung kaki dan Berikan obat antiplatelet Agar tidak terjadi
Batasan karakteristik: (penurunan agregasi penyumbatan pada
1) Bruitfemoral tangan (3) platelet) atau anikoagulan pembuluh darah
2) Edema (pengencer darah)dengan
Keterangan :
3) Indekaankle- brakhial>0,90 tepat
1. Deviasi berat dari kisaran
4) Kelambatan penyembuhan  Kolaborasi  Kolaborasi
normal
luka perifer -
2. Deviasi yang cukup besar
5) Klaudikasiintermiten  HE  HE
dari kisaran normal
6) Nyeri ektremitas Instruksikan pasien
3. Deviasi sedang dari kisaran
7) Parestesia Agar si pasien bisa
mengenai faktor-faktor
normal
8) Pemendekan jarak bebas mengetahui apa
yang mengganggu
4. Deviasi ringan dari kisaran
nyeri yang di tempuh dalam penyebab dari
sirkulasi darah
normal
uji berjalan 6 menit gangguan sirkulasi
(misalnya,merokok,pakai
5. Tidak ada deviasi dari
9) Pemendekan jarak total yang darah
an ketat,terlalu lama di
kisaran normal
di tempuh dalam uji berjalan dalam suhu dingin,dan
6 menit (400-700 m pada menyilangkan kaki)
orang dewasa) 2. Ambulasi

10) Penurunan nadi perifer Kriteria Hasil :


2.perawatan
11) Perubahan fungsi motorik Setelah dilakukan tindakan
sirkulasi:insufisiensi vena
keperawatan selama 3x24 jam  Observasi
12) Perubahan karakteristik kulit  Observasi
(mis,warna, masalah ambulasi dapat teratasi Untuk mengetahui
Monitor level
dengan indikator: skala nyeri yang di
elastisitas,rambut,kelembapa 1) Menopang berat badan (3) ketidaknyamanan atau alami si pasien
n,kuku,sensasi,suhu) 2) Berjalan dengan langkah nyeri
13) Perubahan tekanan darah di yang efektif (3)  Mandiri  Mandiri
ekstermitas 3) Berjalan dengan pelan (3) Lakukan penilaian Untuk mengetahui
14) Tidak ada nadi perifer sirkulasi perifer secara tanda dan gejala
Keterangan :
15) Waktu pengisian kapiler >3 komprehensif(misalnya,m
1. Sangat terganggu
detik engecek nadi
2. Banyak terganggu
16) Warna kulit pucat saat perifer,udem,waktu
3. Cukup terganggu
elevasi pengisisan kapiler,warna
4. Sedikit terganggu
17) Warna tidak kembali tungkai dan suhu kulit)
5. Tidak terganggu
1 menit setelah tungkai di  Kolaborasi  Kolaborasi
turunkan -
3. Status sirkulasi
Faktor yang behubungan:  HE  HE
Kriteria Hasil :
1) Diabetes melitus Instruksikan pasien
Setelah dilakukan tindakan Agar tidak terjadi
2) Gaya hidup kurang gerak mengenai terapi kompresi
keperawatan selama 3x24 jam penekanan
3) Hipertensi /penekanan
masalah status sirkulasi dapat
4) Kurang pengetahuan tentang
teratasi dengan indikator:
faktor pemberat ( 3.manajemen sensasi perifer
1) Tekanan darah sistol (3)  Mandiri
mis,merokok,gaya hidup  Observasi
2) Tekanan darah diastol (3) Untuk mencegah
monoton, trauma, obesitas, 3) Tekanan nadi (3) Monitor adanya penekanan
asupan garam, imobilitas) penekanan dari
-KETERANGAN
5) Kurang pengetahuan tentang gelang,alat-alat
1. Deviasi berat dari kisaran
proses penyakit (mis, medis,sepatu dan baju
normal
diabetes, hiperlipidemia)  Mandiri  Mandiri
2. Deviasi yang cukup besar
6) Merokok Gunakan alat yang dapat Tidak menggunakan
dari kisaran normal
mengurangi penekanan alat-alat tersebut
3. Deviasi sedang dari kisaran
yang sesuai
normal
 Kolaborasi  Kolaborasi
4. Deviasi ringan dari kisaran
-
normal
5. Tidak ada deviasi dari  HE  HE

kisaran normal Instruksikan pasien dan keluaga


Agar tidak menggunakan
untuk mengukur suhu air dengan
air yang terlalu panas
thermometer
IMLEMENTASI DAN EVALUASI

Diagnosa Implementasi Evaluasi


1.Intoleran aktivitas 1. Terapi Aktivitas Subjektif :
a). Memonitori respon emosi, fisik, Orang tua klien mengatakan anaknya sulit
sosial dan spiritual terhadap melakukan aktivitas atau terbatas dalam
aktivitas bermain
b). Menciptakan lingkungan yang
aman untuk dapat menghasilkan Objektif :
gerakan otot secara berkala. Klien tampak lelah dan lesuh
c). Meruujuk ke pusat komunitas
maupun program-program Assesment :
aktivitas komunitas ,jika memang Tingkat kelelahan klien berkurang hingga
diperlukan mampu melakukan aktivitas
d). Menginstruksikan keluarga untuk
memberikan pujian positif karena Planing :
kesediaannya untuk terlibat dalam Lanjutkan Intervensi Selanjutnya
kelompok
2. perawatan jantung : rehabilitatif
a). Memonitori toleransi pasien
terhadap aktivitas
b). Memberikan dukungan harapan yang
realistis pada pasiendan
keluarga
c). Koordinasikan rujukan
pasien(diet,pekerja sosial,dan
fisioterapi).
d). Instruksikan pasien dan keluarga
untuk melanjutkan perawatan
3. Menejemen energi
a). Memonitori pemberian dan efek
obat stimulus dan depresan
b). Memberikan kegiatan pengalihan
yang menenangkan untuk
meningkatkan relaksasi
c). Mengkonsultaskan dengan ahli
gizi mengenai cara meningkatkan
supan energi dari makanan
d). Menginstruksikan pasien/SO
mengenai stres dan koping
intervensi untuk mengurangi
kelelahan.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang 1.Manajemen gangguan makan Subjek :
a). Memonitori tanda –tanda Orang tua klien mengatakan anaknya
fisiologi(tanda-tanda kekurangan asupan nutrisi
vital,elektrolit),jika diperllukan
b). Memberikan dukungan terhadap Objektif :
penungkatan berat badan dan Klien Lemah
perilaku yang meningkatkan berat
badan Assesment :
2. manajemen Nutrisi Asupan nutrisi berkurang
a). Memonitori kalori dan asupan
makanan Planing:
b). Memberikan pilihan makanan Lanjutkan Intervensi Selanjutnya
sambil menawarkan bimbingan
terhadap pilihan(makann yang
lebih sehat,jika diperlukan
c). Menginstruksikan pasien
mengenai kebutuhan
nutrisi(yaitu:membahas pedoman
diet dan piramida makanan)
3.Bantuan peningkatan berat badan
a). Memonitori nilai
albumin,limosit,dan nilai
elektrolit
b). Mengajarkan pasien dan keluarga
merencanakan makanan
c). Mendiskusikan dengan pasien
dengan keluarga faktor bahwa
faktor sosial ekonomi
mmepengaharuhi nutrisi yang
tidak adekuat
d). Mengnstruksikan cara
meningkatkan assuoan kalori
3. Resiko kekurangan volume cairan 1.Monitor cairan Subjek :
a). Memonitori kekuatan otot pada Orang tua mengatakan anaknya sering mual
pergelangan kaki dan tumit kaki muntah
b). Menginspeksi terhadap
kebersihan kulit yang buruk Objek :
c). Mengkonsultasika pada dokter Klien muntah-muntah
terkait rekomendasi untuk
(dilakukannya) evaluasi dan Assesment :
terapi lebih lanjut(misalnya,x- Muntah klien dapat berkurang
ray),sesuai kebutuhan
2.Manajemen hipovolemi Planing :
a). Memonitor adanya hipotensi Lanjutkan Intervensi Selanjutnya
ortotastik dan pusing saat berdiri
b). Memerikan cairan iv isotonik
bolus yang diresepkan pada aliran
yang di teteskan yang tepat untuk
menjaga integritas hemodinanik
c). Menginstruksikan pada pasien
dan-atau keluarga tindakan-
tindakan untuk mengatasi
hipovolemia
3.Pencegahaan pada syok
a). Memonitori EKG
b). Memberikan cairan IV dan-atau
oral,sesuai kebutuhan
c). Menganjurkan pasien dan
keluarga mengenai faktor-faktor
pemicu syok
4. Gangguan citra tubuh 1.Peningkatan citra tubuh Subjektif :
Orang tua klien mengatakan tubuhnya terasa
a). Memonitori frekuensi dari
nyeri
pernyataan mengkritisi diri
Objektif :
b). Menentukan harapan citra diri
Sulit menggerakkan tubuh
pasien didasarkan pada tahap
Assesment :
perkembangan.
Gerakan tubuh pasien mulai berkurang
c). Menginstruksikan anak-anak
Planing :
mengenai fungsi dari berbagai
Lanjutkan intervensi Selanjutnya
bagian tubuh, dengan cara yang
tepat
2. manajemen Nyeri
a). Memonitori kepuasan pasien
terhadap manajemen nyeri dalam
interval yang spesifik
b). Memberikan individu penurun
nyeri yang optimal dengan
peresepan analogis
c). Mengkolaborasikan dengan pasien
orang terdekat dan tim kesehatan
lainya
d). Mengajarkan metode
parmakologi untuk menurunkan
nyeri
3.Peningkatan harga diri
a). Memonitori pernyataan pasien
mengenai harga diri
b). Menentukan kepercayaan diri
pasien dalam hal penilaian diri
c). Menginstruksikan orangtua
untuk menetapkan harapan yang
jelas dan untuk mendefinisikan
batasan yang ada pada anak
5. Resiko Infeksi 1.Manajemen imunnisasi/vaksinisasi Subjektif :
a). Mengobservasi anak selama Orang tua klien mengatakan anaknya
terkena infeksi
beberapa waktu tertentu setelah
pemberian vaksin Objektif :
Terdapat infeksi pada luka
b). Mencatat riwayat kesehatan
pasien dan riawat alergi
Assesment :
c). Beritahukan pada orang tua untuk
Tidak adanya infeksi pada luka
memperhatika tingkat
kenyamanan anak setelah
Planing :
divaksin
Lanjutkan Intervensi Selanjutnya
2.Kontrol infeksi
a). Memastikan teknik perawatan
luka yaang tepat
b). Memberikan terapi anti biotik
yang sesuai
c). Mengajarkan pasien dan keluarga
mengenai tanda dan gejala
infeksi dan kapan harus
melaporkannya kepada penyedia
perawatan kesehatan
3.Perlindungan infeksi
a). Memonitorikerentanan terhadap
infeksi
b). Membatasi jumlah pengunjung,
yang sesuai
c). Menganjurkan istirahat
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan 1.Perawatan sirkulasi:insufisiensi arteri Subjektif :
perifer a). Memonitori tingkat Orang tua pasien mengatakan anaknya
ketidaknyamanan atau nyeri saat mengalami penurunan perfusi jarinmgan
melakukan olahraga di malam
hari atau saat beristirahat Objektif :
b). Memberikan obat antiplatelet Tidak ada ketidaknyamanan dalam
(penurunan agregasi platelet) atau beristirahat
anikoagulan (pengencer
darah)dengan tepat Assesment :
c). Instruksikan pasien mengenai Tidak ada istirahat dan olahraga
faktor-faktor yang mengganggu
sirkulasi darah Planing :
(misalnya,merokok,pakaian Lanjutkan Intervensi Selanjutnya
ketat,terlalu lama di dalam suhu
dingin,dan menyilangkan kaki)
2.perawatan sirkulasi:insufisiensi vena
a). Memonitori level
ketidaknyamanan atau nyeri
b). Melalakukan penilaian sirkulasi
perifer secara komprehensif
(misalnya,mengecek nadi
perifer,udem,waktu pengisisan
kapiler,warna dan suhu kulit)
c). Instruksikan pasien mengenai
terapi kompresi /penekanan
3.manajemen sensasi perifer
a). Memonitori adanya penekanan
dari gelang,alat-alat medis,sepatu
dan baju
b). Menggunakan alat yang dapat
mengurangi penekanan yang
sesuai
c). Menginstruksikan pasien dan
keluaga untuk mengukur suhu air
dengan thermometer
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan
sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan
tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495)

Leukemia merupakan penyakit neoplastik yang ditandai adanya proliferasi abnormal


dari sel-sel hematopoitik (Sylvia anderson, 1995). Leukimia merupakan penyait
maligna yang disebabkan abnormal overproduksi dari tipe sel darah putih tertentu,
biasanya sel-sel imatur dalam sumsum tulang. Karakteristi dari leukimia adalah sel-
sel yang abnormal, tidak terkontrolnya proliferasi dari suatu tipe sel darah putih
seperti granulosit, linnfosit, monosit.

3.2. SARAN

Bagi keluarga sebaiknya memahami bagaimana tatalaksana terapeutik untuk


pasien leukemiaagar penyakitnya tidak memasuki stadium lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC;
2001.

Doenges, Marilynn E. Nursing Care Plans: Guidelines For Planning And


Documenting Patient Care. Alih Bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC;
1999

Sunar Trenggana, Dr. Leukemia ; Penuntun bagi orang tua Bagian Ilmu Kesehatan
Anak, FK UNHAS/SMF Anak RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Abdoerrachman MH, dkk, 1998, Ilmu Kesehatan Anak, Buku I, penerbit


Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.

Anna Budi Keliat, SKp, MSc., 1994, Proses Keperawatan, EGC.

Marilynn E. Doenges, Mary Prances Moorhouse, Alice C. Beissler, 1993, Rencana


Asuhan Keperawatan, EGC.

Rosa M Sacharin, 1996, Prinsip Keperawatan Pediatrik, edisi 2, Jakarta

Soeparman, Sarwono Waspadji, 1998, Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai