Pemeliharaan Sistem Hidrolik
Pemeliharaan Sistem Hidrolik
Pemeliharaan Sistem Hidrolik
BUKU INFORMASI
DAFTAR ISI
BAB I
PENGANTAR
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan
tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai
pernyataan keterampilan.
b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan
peserta pelatihan.
c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan.
d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
e. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.2.3 Penerapan Materi Pelatihan
1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah:
a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan
sebagai sumber pelatihan.
b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penye-
lenggaraan pelatihan.
d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan
dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.
1.3.2 Persayaratan
Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus sudah
memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang diperoleh melalui :
1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang sama atau
2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama
atau
3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengjarkan pengetahuan dan
keterampilan yang sama.
1.4.1 Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan,
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi
tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/ jabatan.
1.4.2 Standarisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.
1.4.3 Penilaian / Uji Kompetensi
Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta
keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan
membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang
dipersyaratkan.
1.4.4 Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta
lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada
kompetensi yang dipelajari.
1.4.5 Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.
1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan
dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian
pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai
sektor.
1.4.7 Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki
seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang
dipersyaratkan
1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat
jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
1.4.9 Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
BAB III
BAB IV
4.1 Umum
Alat Berat, karena pemakaiannya, selalu akan mengalami penurunan kondisi atau unjuk
kerjanya, karena terjadinya penurunan kondisi komponen-komponen baik komponen
utama maupun komponen pendukung. Itu berarti terjadi penurunan kondisi sistem-sistem
dari alat yang bersangkutan, seperti misalnya sistem engine, sistem undercarriage,
sistem listrik dan sebagainya termasuk diantaranya sistem hidrolik alat yang
berasangkutan.
Untuk menghindari, atau setidaknya memperkecil penurunan kondisi tersebut, maka
suatu langkah usaha perlu dan harus dilakukan, apabila tidak ingin kerugian yang besar
dalam pengelolaan alat berat
Langkah termaksud adalah suatu pemeliharaan tehadap alat berat secara keseluruhan,
dimulai dari pemeliharaan komponen-komponen, selanjutnya pemeliharaan sistem-
sistem. Kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan ini secara umum serupa dengan
pemeliharaan peralatan produksi, yaitu mencakup pemeriksaan, pengecekan,
pengukuran, pengetesan, penggantian serta pengujian ataupun pengetesan serta
perbagian-perbaikan yang perlu dilakukan, termasuk kegiatan pendukung lainya.
Pemeliharaan sistem hidrolik alat berat, bersama-sama dengan sistem yang lain pada
alat berat yang bersangkutan, adalah salah satu dari langkah usaha termaksud diatas,
yang dengan demikian diharapkan bahwa kondisi kinerja alat berat dapat tetap
dipertahankan dalam katagori baik. Bilamana langkah usaha di bidang hidrolik dapat
berhasil dengan baik, itu berarti suatu andil penting dalam rangka mempertahankan nilai
kesiapan teknik (technical availability) alat tetap tinggi.
Pemeliharaan sistem hidrolik alat berat yang masuk dalam bahasan nantinya, pada
dasarnya adalah merupakan pemeliharaan berkala, yang jenis kegiatan maupun waktu-
waktu pelaksanaannya sudah jelas karena telah ditentukan oleh pihak paberik pembuat
alat berat, seperti dimuat dalam Operation & Maintenance Manual dari alat berat
bersangkutan. Namun demikian dalam rangka tertib adminisrasi, semua kegiatan yang
dilakukan perlu disertai dengan Surat Perintah Kerja dari atasan atau pihak berwenang
yang ditentukan lainnya.
Berbagai kegiatan yang dilakukan adalah seperti telah disebutkan diatas, yang secara
rinci dan juga sistematikanya adalah sebagaimana bahasan yang diberikan selanjutnya.
Perlu dikemukanan bahwa penulisan materi serta sistematika bahasan mengacu kepada
SKKNI dari jabatan kerja terkait serta mengikuti ketentuan dari peraturan yang berlaku
(Permen PU No.14/PRT/M/2009).
Pembahasan tentang pelaksanaan pemeliharaan dimulai dari kegiatan persiapan
pemeliharaan yang mencakup pembahasan tentang surat perintah kerja, buku petunjuk
pemeliharan dan penyiapan APD, APK dan perlengkapan K3-LH lainnya. Selanjutnya
pembahasan tentang penyiapan perkakas, kemudian pengukuran, pemeriksaan dan
pengetesan, terakhir adalah mengenai pelaksanaan penggantian suku cadang.
Tempat ini bisa berupa drum bekas minyak atau tempat /wadah lain yang
terbuat dari bahan yang cukup kuat.
Tang (plier)
Pada satu sisinya berfungsi juga sebagai
pemotong (side cutter plier)
Ada beberapa macam tang, terkait dengan
kegunaannya
Gambar 4.08 - Tang
Bila telah ditentukan oleh pihak pabrik, maka toolset untuk penanganan suatu komponen,
harus disediakan, sesuai dengan yang ditentukan.
4.3.2 Perkakas khusus (special tools) untuk pemeliharaan
Perkakas khusus untuk pemeliharaan adalah perkakas (tools) yang dibuat dan
diperuntukkan secara khusus untuk menangani pekerjaan pemeliharaan. Hal ini
mengandung arti bahwa perkakas tersebut tidak dapat dipergunakan untuk
pekerjan lain, sebagai contoh misalnya :
Pembuka filter (catridge)
Kunci khusus pelepas baut penutup lubang penceratan (drain plug)
Alat untuk melepas/mencabut bearing (bearing puller)
Battery Terminal Puller
Alat khusus untuk memasang kembali piston beserta ring set pada siinder liner
Dan sebagainya.
Special tools untuk penanganan masalah hidrolik (komponen sistem hidrolik) tidak
banyak macamnya, tidak seperti misalnya untuk sistem engine.
4.3.3 Alat diagnose (diagnostic tools) untuk pemeliharaan
Termasuk dalam diagnostic tools, diantaranya adalah :
Multi tachometer
Alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan putaran, dengan satuan RPM,
misalnya untuk mengukur putaran engine, atau putaran komponen lainnya
Pressure gauge
Digunakan untuk mengukur tekanan minyak (oil pressure), tekanan angin ban
(tire pressure), dapat juga untuk mengukur tekanan (pengabutan) bahan bakar
(fuel pressure)
Thermometer
Digunakan untuk mengukur temperatur atau suhu, seperti suhu fluida
bertekanan, menguur temperatur pada permukaan, seperti misalnya
temperatur cakram rem ( wet-type track bushing.)
Salah satu komponen penting adalah sensor, yang mengambil sinyal panas
dari benda yang diukur, kemudian adaptor dan lain sebagainya.
Tipe sensor ada yang flexible sensor, bar sensor atapun surface tenperatur
sensor
Hydrometer
Digunakan untuk mengukur berat jenis elektrolit aki (accu), dikenal setidaknya
2 tipe :
o Floating beam hydrometer
o Refractometer (hidrometer dengan sistem pembiasan cahaya)
Computerized Diagnostic Tool
Alat diagnose atau diagnostic tools, yang bekerja dengan sistem komputer,
disediakan khusus untuk mendiagnosis suatu kelainan pada sistem alat berat,
terutama pada sistem engine
Dengan alat ini maka penentuan kesalahan pada suatu kelainan sistem dapat
dilakukan dengan tepat dan akurat. Alat ini tidak hanya untuk mendiagnose
kesalahan tetapi juga memberikan solusinya, misalnya berupa penggantian
suku cadang atau komponen uang harus dilakukan.
Pada sistem hidrolik diagnose suatu kelainan atau kesalahan dalam sistem
sejauh ini masih banyak dilakukan secara manual, dengan menggunakan
diadnostic tools standar, bukan diagnostic tool set (computerized)
4.3.4 Suku cadang dan bahan untuk pemeliharaan
Pemeliharaan pada sistem hidrolik alat berat, seperti sudah disinggung di bagian
Umum, merupkan langkah usaha untuk mempertahankan kondisi kesiapan alat
berat, dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan pekerjaan termaksud.
Pada dasarnya pemeliharaan ini merupakan pemeliharaan berkala, seperti sudah
dijadwalkan pada manual pemeliharaan alat berat yang bersangkutan.
Oleh karena itu suku cadang dan bahan yang diperlukan sudah dapat ditentukan,
sehingga tinggal mengajukan permintaan sesuai dengan kebutuhan dan
waktunya kepada pihak terkait.
1) Suku Cadang
Suku cadang yang diperlukan untuk pemeliharaan tergantung dari jadwal
pemeliharaannya, seperti pemeliharan harian, pemeliharaan 250 jam kerja,
400 jam kerja 1000 jam kerja dan seterusnya.
Suku cadang untuk pemeliharaan adalah yang termasuk dalam kelompok
fast moving part, seperti diantaranya adalah :
Filter element
Pipa hidrolik (lines) baik pipa fleksibel (hose) ataupun pipa kaku
Paking-paking atau perapat (seals)
Dan sebagainya
2) Bahan
Seperti halnya suku cadang, bahan yang diperlukan untuk pemeliharaan juga
tergantung dari waktu pelaksanaan pemeliharaannya. Diantaranya adalah :
Minyak hidrolik, baik untuk penambahan ataupun untuk penggantian
Kain lap / majun
Dan lain sebagainya
4.3.5 Prosedur peminjaman perkakas (tools) dan pemesanan suku cadang dan bahan
Semua kebutuhan cuku cadang, bahan dan perkakas (tools), perlu disediakan
seuai dengan ketentuan atau prosedur yang telah ditetapkan. Setiap institusi
(perusahaan, proyek) umumnya mempunyai ketentuan atau prosedur kerja
standar (SOP) yang tidak sepenuhnya sama.
Namun secara umum prosedur permintaan suku cadang dan bahan maupun
peminjaman tools, dapat digambart sebagai berikut :
1) Peminjaman tools :
a. Dibuat daftar kebutuhan tools
b. Dibuatkan permohonan peminjaman tools, sesuai dengan daftar
kebutuhan, dengan menggunakan formulir peminjaman yang ditentukan
c. Setelah formulir diisi lengkap dan ditandatangani oleh peminjam
(mekanik yang ditugasi) dengan diketahui oleh atasan langsungnya,
kemudian diserahkan kepada unit kerja terkait (yang diberi tugas untuk
pelayanan peminjaman tools)
d. Melakukan penerimaan tools yang dipinjam, dan melakukan penelitian
untuk kemungkinan terjadi kesalahan atau kerusakan tools
e. Menyimpan tools di tempat kerja dengan baiak/aman, untuk sewaktu-
waktu dipergunakan
f. Kembalikan semua peminjaman tools kepada tempat semula, bila masa
penggunaannya tellah selesai, dalam keadaan baik, bersih dan lengkap
2) Permintahan suku cadang dan bahan :
a. Dibuatkan daftar kebutuhan suku cadang/bahan uyang diperlukan
2) Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan ini dilakukan bila ditemukan ada kebocoran di luar peeriksaan
rutin, atau ada laporan, diantaranya dari operator alat berat yang
bersangkutan :
a. Bersihkan tempat-tempat yang diduga terjadi kebocoran semua kotoran
yang melekat untuk memudahkan pemeriksaan
b. Periksa dengan teliti kebocoran yang terjadi pada tempat-tempat
termaksud dan tentukan tingkat kebocorannya
c. Lakukan perbaikan sesuai dengan tingkat kebocorannya
d. Pelaksanaan perbaikan perlu informaikan ataupun dikordinasikan dengan
pihak manager operasi, agar tidak terlalu mengganggu kegiatan operasi
alat berat yang bersangkutan.
Minyak hidrolik yang hilang akibat kebocoran maupun akibat dilakukannya
perbaikan, harus diganti sesuai dengan jumlah yang hilang.
4.4.2 Pengetesan
Pengetesan adalah merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan, pada
waktu-waktu tertentu, dalam rangka pelaksanaan pemeliharaan alat berat,
khususnya terkait dengan sistem hidrolik alat berat yang bersangkutan.
Pengetesan yang dilakukan, pada hakekatnya, adalah dengan maksud dan tujuan
untuk melihat atau mengetahui kondisi performansi (performance) alat berat,
khususnya dalam hal sistem hidrolik alat berat yang bersangkutan
Sasaran pengetesan adalah waktu siklus (cycle time) operasi, khususnya
terhadap perlengkapan operasinya (attachment) yang terkait langsung dengan
pengoperasian alat berat yang bersangkutan
Secara garis besar, langkah pengetesan mencakup :
Persiapan
Pengetesan atau Pengkuran waktu siklus/bagian siklus
Analisis hasil pengukuran
Kesimpulan hasil pengetesan.
Pada dasarnya pengukuran waktu siklus, atau bagian dari siklus, dapat dilakukan
pada dua kondisi pengukuran, yaitu kondisi dengan beban (Kondisi I), dimana ini
biasanya ditangani oleh Bidang Pengoperasian, dan kondisi tanpa beban (Kondisi
II) yang ditangani dan menjadi tugas tanggung jawab Bidang Pemeliharaan.
Pada kondisi pengetesan dengan beban, yang dilakukan adalah pengetesan
gerakan operasi nyata dimana harus dilakukan gerakan mengambil atau menggali
tanah/meterial, mengisi bucket, memindahkan materila dan membuang material.,
sesuai dengan pola kerja yang dilakukan. Oleh karenanya disini akan berurusan
dengan jenis tanah/material yang dikerjakan, tingkat keterampilan operator yang
melakukan operasi, serta batasan-batasan lain yang dipilih atau ditentukan.
Sementara pada kondisi pengukuran tanpa beban, yang dilakukan adalah semua
pengkuran gerakan attachment dalam keadaan bucket kosong atau tanpa
muatan, sehingga tidak terlibat dengan jenis meterial. Kondisi pengukuran ini ada
yang menyebutnya dengan pengetesan “ waktu siklus hidrolis “ (hydraulical cycle
time)
(1) Bila hasil perbandingan adalah sama, maka berarti bahwa kondisi
performansi sistem hidrolis alat berat yang bersangkutan adalah
masih cukup baik
(2) Bila hasilnya berbeda, misalnya lebih besar, maka lakukan
pengukuran ulang terhadap tekanan kerja sistem hidrolik pada
masing-masing sirkuit terkait.
Bahasan tentang pengukuran tekanan minyak hidrolik disampaikan
setelah bahasan waktu siklus ini.
(3) Bila ternyata tekanan minyak tidak sama dengan tekanan standar
(lebih rendah), lakukan penyetelan ulang tekanan minyak hidrolik
pada tiap sirkuit terkait, sampai mencapai tekanan standar.
Kemudian ulangi pengetesan waktu siklus sebagaimana telah
dilakukan.
(4) Bila ternyata waktu siklus masih tetap lebih besar, walaupun tekanan
minyak telah sama dengan tekanan standar, maka itu bertarti, atau
dapat dikatakan bahwa kondisi performansi sistem hidrolik alat berat
yang bersangkutan telah menurun
(5) Hasil pengetesan dilaporkan, dan langkah selanjutnya diserahkan
pada pekerjaan troubleshooting, untuk mencari penyebab dan
penyelesaian masalah termaksud.
Berikut ini diberikan waktu siklus standar dari paberik pembuat alat berat,
yaitu untuk alat berat jenis hydraulic excavator (Cat), model 215, 225, 235
dan 245, yang diperoleh dari pengalaman lapangan, sehingga standar
termaksud lebih tepat dinyatakan sebagai estimasi. Namun demikian angka-
angka dapat dipakai sebagai rujukan dalam melakukan pengetesan waktu
siklus alat berat sejenisya.
Load Bucket 5.5. sec. 6.0 sec. 6.5 sec 7.0 sec
Swing Loaded 4.5 sec. 5.0 sec 6.0 sec 7.0 sec
Dump Bucket 1.5 sec. 2.0 sec 2.5 sec 3.0 sec
Swing Empty 3.5 sec. 4.0 sec 5.0 sec 6.0 sec
Total Cycle Time 15.0 sec. 17.0 sec 20.0 sec 23.0 sec
Dalam pengetesan pada kondisi dengan beban ini, terlihat adanya beberapa
hal yang tidak mudah bahkan cukup sulit untuk dapat dipenuhi, yaitu
menyangkut :
Kondisi pekerjaan
Kemampuan operator
Tipe tanah
Karena kondisi ketiga hal tersebut diatas, pada waktu pengetesan harus
sama atau sesuai dengan dengan kondisi ketiga hal tersebut, yang dipakai
ketika menentukan angka-angka acuan.
Pengetesan waktu siklus dengan beban (Kondisi I) tersebut diatas, biasanya
ditangani oleh pihak Operasi, sedangkan yang ditangani oleh pihak
Pemeliharaan, dalam rangka penyiapan kondisi performansi yang baik,
adalah pengetesan waktu siklus tanpa beban atau waktu siklus hidrolis
(hydraulic cycle time), yaitu pada Kondisi II, sebagaimana bahasan
selanjutnya.
2) Pengetesan tanpa beban
Pada pengetesan tanpa beban ini, atau pengetesan dengan Kondisi II ini,
pengetesan dilakukan dengan bucket kosong, tanpa material berada di
dalamnya, atau pengetesan waktu siklus hidrolis (hydraulic cycle time)
Dalam bahasan tentang pengetesan/pengukuran waktu siklus hidrolis
(hydraulic cycle time) berikut ini, diberikan dengan contoh-contoh
pengetesan, dengan maksud untuk mempermudah pemahaman saja.
a. Contoh I
Sebagai alat berat model untuk pengetesan adalah hydraulic excavator,
sementara sasaran pengetesan adalah kecepatan gerak aktuator, dalam
hal ini silinder hidrolis untuk boom, ram dan bucket.
Sebelum pengetesan dilakukan, relief valve pressure harus diset sesuai
dengan spesifikasi
(1) Pengetesan kecepatan silinder boom
Boom naik (boom cylinder : extention)
Boom turun (boom cylinder : retraction)
Kondisi pengetesan adalah sebagai berikut :
Tempatkan unit pada tanah yang rata (level
ground)
Bucket harus dikosongkan (tanpa muatan)
Bucket terbuka penuh dan arm lurus
(retract the bucket cylinder and stick
cylinder)
Tempatkan bucket di tanah . Dengan
stopwatch ukur waktu yang diperlukan
Gambar 4.10 – Pengetesan
boom (1) untuk menaikkan bom penuh keatas. (to
fully extend the boom cylinder)
Angka dalam kurung menunjukkan
Kondisi Pengetesan
i) Pencatatan waktu
Semua rekaman/pengukuran waktu tersebut dimasukkan dalam
format pencatatan waktu, dan kemudian dibandingkan dengan waktu
standar, sesuai dengan spesifikasi :
Boom up
Boom down
Arm in
Arm out
Bucket roll back
Bucket dump
Kecepatan gerak putar (swing)
Putar kiri
Putar kanan
Kecepatan gerak putar track
Putar kanan track kanan
....................., .........................
Mekanik Hidrolik
( ................................................. )
4.4.3 Pengukuran
Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran tekanan dan temperatur minyak
hidrolik dalam sistem
Pengukuran tekanan dan temperatur minyak hidrolik
Salah satu dimensi yang ikut menentukan kemampuan/performansi pompa
hidrolik, yang pada gilirannya ikut menentukan performansi sistem hidrolik,
adalah tekanan minyak hidrolik dalam sistem, khususnya tekanan kerja.
Pengukuran tekanan minyak hidrolik (hydraulic oil pressure) tersebut dilakukan
untuk pengecekan rutin tekanan kerja minyak hidrolik, untuk keperluan khusus,
atau sebagai langkah lanjut maupun dalam rangka pengecekan waktu siklus
attachment dari suatu alat berat.
Sedangkan temperatur minyak hidrolik akan menentukan tingkat kekentalan
minyak hidrolik yang akhirnya juga ikut menentukan tekanan minyak hidrolik, yang
berarti pula menentukan performansi sistem hidrolik
Oleh karena itu kedua dimensi tersebut haruslah selalu dimonitor, dengan cara
mengukur baik tekanan maupun temperatur minyak, pada waktu-waktu tertentu.
1) Pengukuran tekanan minyak hidrolik
a. Kondisi pengukuran :
Pengukuran tekanan minyak hidrolik, harus dilakukan pada kondisi yang
ditentukan, yaitu :
o
Tenparatur miknyak : 50 C
Putaran engine : High Idle
b. Pelaksanaan Pengukuran.
Pengukuran tekanan minyak hidrolik dilakukan dengan kegiatan sebagai
berikut :
(1) Tekanan dalam tangki hidrolik dihilangkan (releif) terlebih dulu. Ini
dilakukan dengan mengendorkan tutup tangki, didahului dengan
membuka /membuka kunci tutup
(2) Memasang alat ukur tekanan (pressure gauge) pada tempat yang
telah disediakan
Tempat-tempat pemasangan pressure gauge tidak selalu sama pada
jenis alat berat yang berbeda, bahkan pada tipe yang berbeda.
(3) Menyiapkan unit untuk dapat dilakukan pengukuran dan penyetelan
tekanan minyak hidrolik sistem :
Putaran engine : sedang (high idle)
o
Temperatur minyak hidrolik : 50 C
(4) Melakukan pengecekan dan penyetelan tekanan minyak hidrolik
(hydraulic pressure) sistem :
Tekanan utama (main pressure)
Tekanan swing (swing pressure)
Tekanan boom (boom pressure)
Tekanan aram (arm/stick pressure)
Tekanan bucket (bucket pressure)
Semua penyetelan tekanan minyak termaksud dilakukan dengan
penyetelan katup pembuang (releif valve) masing-masing yang
bersangkutan
Berikut ini diberikan gambaran tentang bagaimana melakukan pengukuran
dengan kegiatan ataupun langkah-langkah sebagaimana diutarakan diatas.
Alat berat yang dipilih sebagai model/contoh adalah Hydraulic Excavator :
Pemeriksaan tekanan
Kemudian lakukan pemeriksaan tekanan utama minyak hidrolik sistem
dari Hydraulic Excavator model
Swing
Boom (up & down)
Arm (in & out)
Bucket ( roll back & dump
Penyetelan-penyetelan dilakukan pada kondisi gerakan penuh, yaitu silinder-
silinder penggeraknya sampai tertahan pada ujung-ujung silinder (rod end,
head end).
Letak atau posisi katup-katup pembuang (relief valves) tidak selalu sama
pada jenis bahkan tipe alat yang berbeda. Sehubungan dengan hal ini
pastikan dulu relief valve masing-masing yang bersangkutan.
Berikut ini diberikan gambaran posisi attachment ketika dilakukan
pengecekan dan penyetelan tekanan minyak (hydraulic pressure) masing-
masing, dan selanjutnya tempat-tempat dimana katup-katup pembuang (relief
valves) berada, dari salah satu jenis dan tipe suatu alat berat.
b. Analisis
Temperatur kerja sistem hidrolik harus dapat dipertahankan secara terus
menerus pada temperatur kerja unit alat berat yang bersangkutan
Bersihakan degan baik kaca alat penduga minyak hidrolik pada tangki
Amati dan periksa dengan teliti posisi level minyak hidrolik dalam tangki
Laporkan bila ada kelainan (kurang dari batas minimal) untuk dimintakan
minyak hidrolik tambahan
Jumlah minyak tidak boleh kurang dari batas minimum yang telah ditentukan.
Kurangnya jumlah minyak dalam tangki berarti pula jumlah minyak dalam
sirkulasi sistem juga kurang. Hal ini dapat mengakibatkan minyak menjadi
panas atau cepat panas yang akan mengakibatkan turunnya kinerja sistem.
Oleh karena itu jumlah minyak dalam tangki harus dijaga agar selalu berada
pada antara batas maksimum dan batas minimum.
Hal ini dapat dimonitor melalui gelas penduga yang ada pada tangki.
Pada jenis dan/atau atau tipe alat berat yang bebeda, bebeda pula posisi/
letak maupun bentuk gelas penduga
Berikut ini diberikan contoh dimana atau bagaimana bentuk gelas penduga :
Gambar-gambar berikut ini adalah model dan lokasi gelas penduga pada
jenis dan tipe alat berat yang berbeda :
a. Bulldozer
b. Excavator
Pada jenis dan tipe alat berat ini lokasi gelas penduga berada di
tempat/ruang tertutup, sehingga untuk melakukan pemeriksaan level
ataupun penambahan minyak hidrolik perlu membuka tutup atau pintu
ruang tersebut.
Untuk pekerjaan tesebut langkah selengkapnya adalah sebagai berikut :
Tempatkan unit/alat di tempat yang datar
(level ground)
Turunkan bucket ke tanah dengan stick
pada posisi tegak lurus (vertikal).
Buka pintu samping kanan (tanda panah)
(1) (2)
Pool Battery
1) Start engine
3) Operasi normal
+ =
Elektrolit pada kondisi battery terisi penuh (fully charged) adalah larutan pekat
asam belerang (sulfuric acid) didalam air (Gb. 42).
Elektrolit tersebut mempunyai berat jenis (Specific gravity) 1.270 lebih besar dari
air. Larutan termaksud terdiri dari kurang lebih 36 % asam belerang (H2SO4) dan
64 % air (H2O).
Tegangan sel battery tergantung dari perbedaan kimia antara bahan-bahan aktif
dan juga dari kepekatan elektrolit.
Bahan-bahan aktif adalah :
Timah pereoxde (Pb O2)
Timah (Pb).
Suku cadang yang diterima dari pihak pengadaan sebelum dipasang perlu
diperiksa dengan teliti kelayakannya
Kelayakan suku cadang memberi pengertian bahwa suku cadang adalah
layak untuk dipakai/dipasangkan pada komponen yang bersangkutan, dalam
arti :
Suku cadang sesuai dengan pesanan terkait dengan
Jenis, sesusi dengan nomor dalam part calogue yang dipesan
Tipe/Model, sesuai dengan nomor dalam part calogue yang dipesan
Kualitas, genuin
Tidak rusak atau cacad
Jumlah sesuai dengan kebutuhan, sesuai pesanan
Tidak kadaluarsa, tepat waktu, tidak terlambat datang
2) Bahan
Termasuk bahan adalah bahan pembuat paking/seals, minyak hidrolik untuk
penambahan terutama untuk penggantian minyak hidrolik dalam tangki atau
sistem.
Bahan sesuai dengan pesanan terkait dengan
o Jenis, sesusi dengan pesanan
o Kualitas, sesuai spesifikasi
Tidak rusak cacad, terkontaminasi
Jumlah sesuai dengan kebutuhan/pesanan
Tidak kadaluarsa, tepat waktu, tidak terlambat datang
3) Batas aman suku cadang
Batas aman suku cadang secara umum diartikan sebagai suatu suatu batas
dimana kondisi suku cadang masih cukup aman untuk tetap dipergunakan
dalam pengoparasian unit alat berat yang bersangkutan, sepanjang batas
termaksud belum terlampaui.
Batas aman ini dapat diukur dengan umur, kondisi fisik, atau yang lainnya
lagi.
Sebagai contoh, beberapa diantaranya adalah :
Bearings
Suatu bearing mempunyai umur pemakaian 10.000 jam operasi
Bila pemakaian (sesuai dengan jam operasi / hour meter) telah mencapai
10.000 jam operasi, maka bearing tersebut harus diganti, walaupun masih
kelihatan bagus, tidak ada cacad, dsb. (Batasan umur)
V-belt
Suatu jenis V-belt mempunyai umur pemakaian 7.500 jam operasi
Bila tali kipas tersebut telah dipakai selama 7.500 jam operasi, maka harus
diganti (Batasan umur)
Hydraulic seals (bentuk O-ring, cups, atau yang lainnya lagi)
Bila karena pemakaian kondisi seals telah berubah dari aslinya (bentuk
berubah, ukuran berubah), maka seals harus diganti (Batasan kondisi)
Hydraulic Seal Groove (alur untuk seal)
Bagian komponen yang mempunyai alur seal (seal groove) telah rusak
(walau sedikit) harus diganti. (Batasan kondisi)
Kabel baja (wire rope)
Bila karena pemakaian kabel baja telah berubah (diameter mengecil,
bentuk berubah/menjadi tiak bulat lagi, atau rusak/beberapa lembar kawat
telah putus dengan jumlah lebih dari ketentuan), maka kabel baja harus
diganti (Batasan kondisi)
Ketentuan batas aman termaksud diatas (bukan hanya batas umur, tetapi
juga kondisi/bentuk, ukuran), biasanya ditentukan oleh pihak pabrik
pembuatnya.
Motor Grader
Excavator
FREKUENSI
NO.U. PEMELIHARAAN YANG HARUS DILAKUKAN
(Jam Operasi)
Pastikan bahwa minyak hidrolik dalam tangki telah keluar semua sampai
bersih
Isikan minyak hidrolik ke dalam tangki sampai batas yang ditentukan
(terlihat dari gelas penduga)
Pencemaran harus dihindarkan. Agar dijaga dalam melakukan kegiatan
tersebut diatas (pembuangan dan pengisisan minyak hidrolik) tidak ada
minyak yang tumpah ke lantai. Minyak buangan ditampung dalam tempat
yang tidak bocor, untuk dibuang ke tempat yang ditentukan.
Berikut ini diberikan contoh cara penggantian suku cadang dan/atau bahan
komponen/bagian komponen hidrolik, dari suatu jenis dan tipe alat berat :
Penggantian suku cadang :
Suku cadang : Filter minyak sistem hidrolik (pilot)
Jenis alat berat : Hydraulic Excavator (320 C & 320 C L)
Penggantian Bahan
Jenis bahan : Minyak Hidrolik (Hydraulic system oi)l
Jenis alat berat : Hydraulic Excavator (320 C & 320 CL)
Bila minyak telah keluar semua, kencangkan baut tutup (7) sesuai
ketentuan
Buka pipa nipel (5) dan pipa/hose (6)
Bersihkan lubang (4) dan pasang kembali baut tutupnya. Kencangkan baut
tutup sesuai ketentuan
4.5.3 Pemeriksaan dan pengujian hasil penggantian suku cadang dan/atau bahan
Pada dasarnya setiap hasil penggantian suku cadang/bahan perlu dilakukan
pemeriksaan dan pengujian untuk memastikan bahwa fungsi ataupun kinerja
komponen yang bersangkutan masih tetap baik, atau ada perubahan.
Lakukan pemeriksaan secara visual dengan teliti, terhadap komponen yang
telah diganti suku cadangnya
Lakukan pengujian fungsi / kinerja komponen yang telah diganti suku
cadangnya, dengan menggunakan alat uji khusu untuk komponen, misalnya
Sylinder Hydraulic Test Stand, Motor Hydraulic Test Stand, sesuai prosedur
Catatan hasil pengujian untuk dibandingkan dengan standar yang ada
Bila tidak tersedia alat uji khusus bagi suatu komponen yang perlu diuji, maka
pengujian dilakukan bersamaan dengan pengujian unit. Dalam hal yang
demikian maka pasangkan komponen pada tempatnya di unit alat berat yang
bersangkutan.
4.5.4 Pencatatan pemakaian suku cadang dan bahan
Pemakaian semua suku cadang maupun bahan dalam pelaksanaan
pemeliharaan sistem hidrolik ini harus dicatat untuk nantinya dimasukkan dalam
laporan pekerjaan secara keseluruhan pada semua pekerjaan yang dilakukan
atas suatu unit alat berat
1) Maksud dan tujuan pencatatan :
Tertib administrasi untuk memudahkan pelaksanaan evaluasi
Untuk keperluan perhitungan biaya pemakaian suku cadang dan
bahan
Memudahkan penyiapan persediaan (stock) suku cadang/bahan
Evaluasi pemakaian suku cadang dan bahan untuk keperluan
manajerial
2) Cara pencatatan :
Siapkan formulir pencatatan suku cadang/bahan
Kumpulkan catatan sementara semua pemakain suku cadang dan
bahan
Lakukan pemilahan catatan sementara pemakaian suku cadang/bahan
Masukkan pemakaian suku cadang /bahan pada Formulir Pencatatan
Suku Cadang/bahan, sesuai pada kolomnya.
Lakukan pengecekan kebenaran pengisisn pemakaian suku
cadang/bahan
3) Dampak ketidak-telitian pencatatan :
Pencatatan pemakaian suku cadang/bahan yang tidak teliti, akan
menyebabkan kesalahan dalam pencatatan, dan akan berakibat :
Kealahan dalam perhitungan biaya pemeliharaan sistem hidrolik alat
berat yang bersangkutan
Kesalahan atau setidaknya kekurang-tepatan dalam melakukan
persediaan suku cadang/bahan
BAB V
Lampiran : 01
CATATAN PEMAKAIAN BAHAN/SUKU CADANG
PEMAKAIAN BAHAN
No.U. Nama Bahan Spesifikasi Satuan Jumlah
.................................., ....................
MEKANIK HIDROLIK
(.............................................)