Entamoeba Histolytica MDean
Entamoeba Histolytica MDean
Entamoeba Histolytica MDean
KriteriaJurnal
1. Jurnal yang dipilih adalah jurnal berbahasa Indonesia atau berbahasa Inggris
yang memuat topik tentang Entamoeba histolytica.
2. Jurnal dapat berupa prosiding hasil seminar nasional atau internasional dalam
bentuk elektronik yang memuat topik tentang Entamoeba histolytica.
3. Jumlah jurnal/prosiding yang dijadikan referensi minimal 10 unit dan tidak ada
batasan tahun terbit.
TUGAS
JOURNAL REVIEW
(Entamoeba histolytica)
Dosen pembimbing:
Iswadi, S.Pd, M.Si
Disusun oleh:
Muhammad Dean
1606103010061
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas parasitologi dalam bentuk Artikel. Salawat dan salam marilah
kita sanjung sajikan ke pangkuan baginda Rasulullah SAW. Yang telah membawa
umat manusia ke alam yang terang benderang sebagaimana yang kita rasakan saat
sekarang ini. Pada kesempatan ini, kami telah menyelesaikan Artikel “Entamoeba
histolytica.”.
Penulis
1
Daftar Isi
Entamoeba histolytica
Muhammad Dean
Abstrak
Entamoeba histolytica adalah parasit enterik yang berkoloni lumen usus manusia
dan memiliki kapasitas untuk menyerang epitel. Amoeba ini memiliki bentuk
trofozoit dan kista. Merupakan suatu parasit yang sering ditemukan didaerah
caecum juga didaerah rektrosigmoid. Parasit ini mengalami fase pre dan meta
dalam daur hidupnya yaitu trophozoit, precyste , cyste , metacyste, metacyste
trophozoit. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa usus amuba dalam
penularannya terjadi dikarenakan mengkonsumsi rnakanan atau minuman yang
terkontaminasi oleh adanya protozoa. Entamoeba histolytica pada amebiasis terdiri
atas dua jenis yaitu amoebiasis intestinal dan amoebiasis ekstraintestinal.
Amoebiasis terdiri dari Amoebiasis kolon akut (Gejala klinis yang biasa ditemukan
adalah nyeri perut dan diare yang dapat berupa tinja cair, tinja berlendir atau tinja
berdarah) dan Amoebiasis kolon menahun (Amoebiasis kolon menahun
mempunyai gejala yang tidak begitu jelas. Biasanya terdapat gejala usus yang
ringan, antara lain rasa tidak enak diperut, diare yang diselingi obstipasi). Cara
pencegahan penyakit yang disebabkan Entamoeba histolytica diantaranya yaitu
tidak makan makanan mentah, minum air yang sudah dimasak, menjaga kebersihan,
tidak boleh buang air kecil/besar sembarangan tempat.
BAB I
PENDAHULUAN
Entamoeba histolytica adalah parasit enterik yang berkoloni lumen usus manusia
dan memiliki kapasitas untuk menyerang epitel. Meskipun 90% dari infeksi
amebic adalah asimtomatik dan self-limiting, ada sekitar 50 juta kasus infeksi
invasif setiap tahun. WHO memperkirakan amoebiasis (infeksi oleh E. histolytica)
merupakan penyebab paling umum kematian akibat infeksi parasit setelah malaria
dan schistosomiasis. (Haque.2003)
membatasi diri, disentri amebik dan pembentukan abses hati dapat terjadi.
(Tanyuksel & Petri, 2003).
Proses invasi dan pembentukan abses hati tidak memiliki keuntungan nyata untuk
Entamoeba histolytica [3]. Pertanyaan logis kemudian mengapa organ-isme ini
berevolusi menjadi patogen dan bukan komensal seperti sepupu noninvasifnya,
Entamoeba dispar, Satu teori Entamoeba histolytica asal virulensi adalah kebetulan
evolusi. Sel inang mungkin memiliki pola pengenalan yang mirip dengan bakteri
enterik yang telah diidentifikasi oleh parasit untuk diidentifikasi. Entamoeba
histolytica telah terbukti sel-sel fagositosis preferen-tially dilapisi dengan collectin,
lektin tipe-C yang terlibat dalam pengakuan ligan yang umum untuk kedua bakteri
dan sel apoptosis [4]. ( Ghosh.1997)
Efektif pembajakan sistem host sendiri bawaan kekebalan tubuh untuk
meningkatkan fagositosis mungkin telah menyebabkan fenotip invasif. Dalam
dukungan lebih lanjut dari teori ini, Ghosh dan Samuelson [3] telah menunjukkan
bahwa beberapa protein pensinyalan yang diperlukan untuk Entamoeba histolytica
virulensijuga digunakan untuk membunuh dan fagositosis bakteri. Penjelasan lain
yang tampaknya masuk akal adalah Entamoeba histolytica fenotipe invasifmuncul
sebagai respons terhadap inang mekanisme pertahanan [5]. (Teixeira.2008)
BAB II
PEMBAHASAN
alkalis, dinding kista mulai melunak, ketika kista mencapai bagian bawah ileum
atau caecum terjadi excystasi menjadi empat amoebulae.
Amoebulae tersebut bergerak aktif, menginvasi jaringan dan membuat lesi
di usus besar kemudian tumbuh menjadi trophozoit dan mengadakan multiplikasi
disitu, proses ini terutama terjadi di caecum dan sigmoidorectal yang menjadi
tempat habitatnya. Dalam pertumbuhannya amoeba ini mengeluarkan enzym
proteolytic yang melisiskan jaringan disekitarnya kemudian jaringan yang mati
tersebut diabsorpsi dan dijadikan makanan oleh amoeba tersebut. Amoeba yang
menginvasi jaringan menjalar dari jaringan yang mati ke jaringan yang sehat,
dengan jalan ini amoeba dapat memperluas dan memperdalam lesi yang
ditimbulkannya, kemudian menyebar melalui cara percontinuitatum, hematogen
ataupun lymphogen mengadakan metastase ke organ-organ lain dan menimbulkan
amoebiasis di organ-organ tersebut.
Metastase tersering adalah di hepar terutama lewat hematogen. Setelah
beberapa waktu oleh karena beberapa keadaan, kekuatan invasi dari parasit
menurun juga dengan meningkatnya pertahanan dan toleransi dari host maka lesi
mulai mengadakan perbaikan. Untuk meneruskan kelangsungan hidupnya mereka
lalu mengadakan encystasi, membentuk kista yang mula-mula berinti satu,
membelah menjadi dua, akhirnya menjadi berinti empat kemudian dikeluarkan
bersama-sama tinja untuk membuat siklus hidup baru bila kista tersebut tertelan
oleh manusia.
Parasit ini mengalami fase pre dan meta dalam daur hidupnya yaitu:
Trophozoit — Precyste — Cyste — Metacyste—– Metacyste Trophozoit.
Trophozoit yang mengandung beberapa nukleus (uni nucleate trophozoit)
kadang tinggal di bagian bawah usus halus, tetapi lebih sering berada di colon dan
rectum dari orang atau monyet serta melekat pada mukosa. Hewan mamalia lain
seperti anjing dan kucing juga dapat terinfeksi. Trophozoit yang motil berukuran
18-30 um bersifat monopodial (satu pseudopodia besar).
Cytoplasma yang terdiri dari endoplasma dan ektoplasma, berisi vakuola
makanan termasuk erytrocyt, leucocyte, sel epithel dari hospes dan bakteria. Di
dalam usus trophozoit membelah diri secara asexual. Trophozoit menyusup masuk
7
ke dalam mukosa usus besar di antara sel epithel sambil mensekresi enzim
proteolytik.
Di dalam dinding usus tersebut trophozoit terbawa aliran darah menuju hati,
paru, otak dan organ lain. Hati adalah organ yang paling sering diserang selain usus.
Di dalam hati trophozoit memakan sel parenkim hati sehingga menyebabkan
kerusakan hati. Invasi amoeba selain dalam jaringan usus disebut amoebiasis
sekunder atau ekstra intestinal. Trophozoit dalam intestinal akan berubah bentuk
menjadi precystic. Bentuknya akan mengecil dan berbentuk spheric dengan ukuran
3,5-20 um. Bentuk cyste yang matang mengandung kromatoid untuk menyimpan
unsur nutrisi glycogen yang digunakan sebagai sumber energi. Cyste ini adalah
bentuk inaktif yang akan keluar melalui feses.
Cyste sangat tahan terhadap bahan kimia tertentu. Cyste dalam air akan
bertahan sampai 1 bulan, sedangkan dalam feses yang mengering dapat bertahan
sampai 12 hari. Bila air minum atau makanan terkontaminasi oleh cyste E.
histolytica, cyste akan masuk melalui saluran pencernaan menuju ileum dan terjadi
excystasi, dinding cyste robek dan keluar amoeba “multinucleus metacystic” yang
langsung membelah diri menjadi 8 uninucleat trophozoit muda disebut
“amoebulae”.
Amoebulae bergerak ke usus besar, makan dan tumbuh dan membelah diri
asexual. Multiplikasi (perbanyakan diri) dari spesies ini terjadi dua kali dalam masa
hidupnya yaitu: membelah diri dengan “binary fission” dalam usus pada fase
trophozoit dan pembelahan nukleus yang diikuti dengan cytokinesis dalam cyste
pada fase metacystic.
2.1.3 Mekanisme Penularan Habitat
sama lain oleh mukosa usus yang normal, ukurannya bervariasi dari 2-3 mm sampai
2-3 cm.
Amoebiasis intestinal terdiri atas 2, yaitu:
2.2.2. Amoebiasis Kolon Akut
Gejala klinis yang biasa ditemukan adalah nyeri perut dan diare yang dapat
berupa tinja cair, tinja berlendir atau tinja berdarah. Frekuensi diare dapat mencapai
10 x perhari. Demam dapat ditemukan pada sepertiga penderita. Pasien terkadang
tidak nafsu makan sehingga berat badannya dapat menurun. Pada stadium akut
ditinja dapat ditemukan darah, dengan sedikit leukosit serta stadium trofozoit
E.histolytica.
Diare yang disebabkan E.histolytica secara klinis susah dibedakan dengan
diare yang disebabkan bakteri (Shigella, Salmonella, Escherichia coli,
Campylobacter) yang sering ditemukan di daerah tropik. Selain itu juga harsu
dibedakan dengan non infectious diare seperti ischemic colitis, inflammatory bowel
disease, diverculitis, karena pada amoebiasis intestinalis penderita biasanya tidak
demam.
2.2.3. Amoebiasis Kolon Menahun
Amoebiasis kolon menahun mempunyai gejala yang tidak begitu jelas.
Biasanya terdapat gejala usus yang ringan, antara lain rasa tidak enak diperut, diare
yang diselingi obstipasi (sembelit). Gejala tersebut dapat diikuti oleh reaktivasi
gejala akut secara periodik. Dasar penyakit ialah radang usus besar dengan ulkus
menggaung, disebut juga kolitis ulserosa amebik.
Pada pemeriksaan tinja segar, stadium trofozoit E.histolytica sulit
ditemukan, karena sebagian besar parasit sudah masuk ke jaringan usus. Karena itu
dilakukan uji serologi untuk menemukan zat anti amoeba atau antigen E.histolytica.
Sensitivitas uji serologi zat mencapai 75%, sedangkan deteksi antigen mencapai
90% untuk mendiagnosis amoebiasis menahun. Pemeriksaan biopsi kolon hasilnya
sangat bervariasi, dapat ditemukan penebalan mukosa yang non-spesifik tanpa atau
dengan ulkus, ulserasi fokal dengan atau tanpa E.histolytica, ulkus klasik yang
berebntuk seperti botol (flaskshaped appeareance), nekrosis dan perforasi dinding
usus.
10
yang penting yang kita kenal sebagai "carrier", terutama didaerah dingin, yang
dapat mengeluarkan berjuta-juta kista sehari. Penderita amoebiasis intestinalis
sering dijumpai tanpa gejala atau adanya perasaan tidak enak diperut yang samar-
samar, dengan adanya konstipasi, lemah dan neurastenia.
Infeksi menahun dengan gejala subklinis dan terkadang dengan eksaserbasi
kadang-kadang menimbulkan terjadinya kolon yang "irritable" sakit perut berupa
kolik yang tidak teratur. Amoebiasis yang akut mempunyai masa tunas 1-14
minggu. Dengan adanya
Sindrom disentri berupa diare yang berdarah dengan mukus atau lendir yang
disertai dengan perasaan sakit perut dan tenesmusani yang juga sering disertai
dengan adanya demam.
Amoebiasis yang menahun dengan serangan disentri berulang terdapat nyeri
tekan setempat pada abdomen dan terkadang disertai pembesaran hati. Penyakit
menahun yang melemahkan ini mengakibatkan menurunnya berat badan.
Amoebiasis ekstra intestinalis memberikan gejala sangat tergantung kepada lokasi
absesnya. Yang paling sering dijumpai adalah amoebiasis hati disebabkan
metastasis dari mukosa usus melalui aliran sistem portal. Sering dijumpai pada
orang-orang dewasa muda dan lebih sering pada pria daripada wanita dengan gejala
berupa demam berulang, kadang-kadang disertai menggigil, icterus ringan, bagian
kanan diafragma sedikit meninggi, sering ada rasa sakit sekali pada bahu kanan dan
hepatomegali.
Abses ini dapat meluas ke paru-paru disertai batuk dan nyeri tekan
intercostal, pleural effusion dengan demam disertai dengan menggigil. Pada
pemeriksaan darah dijumpai lekositosis kadang-kadang amoebiasis hati sudah lama
diderita tanpa tanda-tanda dan gejalanya khas yang sukar didiagnosa. Infeksi
amoeba di otak menunjukkan berbagai tanda dan gejala seperti abses atau tumor
otak. Sayang sekali infeksi seperti ini baru didiagnosa pada autopsi otak.
Amoebiasis ekstra intestinalis ini dapat juga dijumpai di penis, vulva, perineum,
kulit setentang hati atau kulit setentang colon atau di tempat lain dengan tanda-
tanda suatu ulkus dengan pinggirnya yang tegas, sangat sakit dan mudah berdarah.
15
Simpulan
Entamoeba histolytica adalah parasit enterik yang berkoloni lumen usus
manusia dan memiliki kapasitas untuk menyerang epitel. Amoeba ini memiliki
bentuk trofozoit dan kista. Merupakan suatu parasit yang sering ditemukan didaerah
caecum juga didaerah rektrosigmoid. Parasit ini mengalami fase pre dan meta
dalam daur hidupnya yaitu trophozoit, precyste , cyste , metacyste, metacyste
trophozoit. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa usus amuba dalam
16
Daftar Pustaka
Sutanto, Inge et al.( 2008). Parasitologi Kedokteran. Edisi Keempat. Jakarta : Balai
Penerbit FK UI.
Wordemann M, Polman K, Heredia LTM, Diaz RJ, Madurga AC, Fernandez FAN,
et al.(2006) Prevatlence and risk factors of intestinal parasites in Cuban
children. Tropical Medicine and Internasional Health.2(12):1813-20.
Becker, SM. Cho, KN. Guo, X. et al., (2010). Epithelial cell apop-tosis facilitates
Entamoeba histolytica infection in the gut,”Journal of Parasitology Research
7 American Journal of Pathology, 176, 1316–1322.
Kelsall, BL. and Ravdin, JI. (1993). Degradation of human IgA by Entamoeba
histolytica, Journal of Infectious Diseases. 168, 1319–1322.
Tran, VQ. Herdman, DS . Torian, BE. and Reed, SL. (1998). The neutral cysteine
proteinase of Entamoeba histolytica degrades IgG and prevents its binding.
Journal of Infectious Diseases, 177, 508–511.