LP Mobilisasi
LP Mobilisasi
LP Mobilisasi
Disusun Oleh :
MELITA ANGGRAINI
SN181106
SURAKARTA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi atau mobilitas merupakan kemampuan seseorang untuk
bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan agar dapat
memenuhi kebutuhan aktivitas dalam mempertahankan ataupun
meningkatkan tingksat kesehatannya(Riyadi & Widuri, 2015)
Mobilitas merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara
bebas, mudah, dan teratur sehingga dapat beraktivitas untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi dibutuhkan untuk meningkatkan
kemandirian diri, meningkatkan kesehatan, memperlambat proses
penyakit, dan untuk aktualisasi diri (Saputra, 2013). Apabila seseorang
tidak dapat memenuhi kebutuhan aktivitasnya karena suatu penyakit, maka
orang tersebut memiliki hambatan mobilitas atau biasa disebut juga
dengan imobilisasi.
Imobilisasi atau gangguan mobilitas fisik di definisi dari NANDA,
merupakan suatu keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan
gerakan fisik (Herdman,H,T & Kamitsuru, S, 2018). Imobilitas merupakan
keadaan ketika seseorang tidak dapat bergerak bebas karena kondisi yang
mengganggu pergerakan. Imobilitas dapat terjadi karena berbagai hal,
misalnya trauma tulang belakang, cedera otot berat, fraktur pada
ekstremitas, dan kelainan saraf (Saputra, 2013).
2. Anatomi dan Fisiologi Ekstremitas
Anatomi Ekstremitas Atas
a. Kerangka Anggota Gerak Atas
Kerangka anggota gerak atas dikaitkan dengan kerangka badan dengan
perantaraan gelang bahu yang terdiri dari skapula dan klavikula.
Tulang-tulang yang membentuk kerangka lengan antara lain : gelang
bahu (skapula dan klavikula), humerus, ulna dan radius, karpalia,
metakarpalia dan falangus
b. Gelang Bahu
Gelang bahu yaitu persendian yang menghubungkan lengan dengan
badan. Pergelangan ini mempunyai mangkok sendi yang tidak
sempurna oleh karena bagian belakangnya terbuka. Bagian ini di
bentuk oleh dua buah tulang yaitu skapula dan klavikula
c. Bagian-bagian Tulang Ekstremitas
Bagian-Bagian Ini Akan Dijelaskan Bagian-Bagian Dari Ekstremitas
Atas. Bagian Ekstremitas Atas terdiri dari :
1) Tulang Skapula
Skapula (tulang belikat) terdapat di bagian punggung sebelah luar
atas, mempunyai tulang iga I sampai VIII, bentuknya
hampir segitiga. Di sebelah atasnya mempunyai bagian yang di
sebut spina skapula. Sebelah atas bawah spina skapula terdapat
dataran melekuk yang di sebut fosa supraskapula dan fosa
infraskapula. Ujung dari spina skapula di bagian bahu membentuk
taju yang di sebut akromion dan berhubungan dengan klavikula
dengan perantara persendian. Di sebelah bawah medial dari
akromion terdapat sebuah taju menyerupai paruh burung gagak
yang disebut denganprosesus korakoid. Di sebelah bawahnya
terdapat lekukan tempat kepala sendi yang di sebut kavum
glenoid
2) Tulang Klavikula
Klavikula adalah tulang yang melengkung membentuk bagian
anterior dari gelang bahu. Untuk keperlua pemeriksaan dibagian
atas batang dan dua ujung. Ujung medial disebut extremitas
sternal dan membuat sendi dengan sternum. Ujung lateral
disebut extremitas akrominal, yang bersendi pada proseus
akrominal dari scapula. Fungsi kavikula yaitu member kaitan
kepada beberapa otot dari leher dan bahu dan dengan demikian
bekerja sebagai penompang lengan.
3) Humerus
Humerus (tulang pangkal lengan) mempunyai tulang panjang
seperti tongkat. Bagian yang mempunyai hubungan dengan bahu
bentuknya bundar membentuk kepala sendi yang di sebut kaput
humeri. Pada kaput humeri ini terdapat tonjolan yang di
sebuttuberkel mayor dan minor. Di sebelah bawah kaput humeri
terdapat lekukan yang di sebut kolumna humeri. Pada bagian
bawah terdapat taju (kapitulum, epikondius lateralis dan
epikondilus medialis). Di samping itu juga mempunyai lekukan
yang disebut fosa koronoid (bagian depan) dan fosa olekrani
(bagian belakang).
4) Ulna
Ulna adalah sebuah tulang pipa yang mempunyai sebuah batang
dan dua ujung. Tulang itu adalah tulang sebelah medial dari
lengan bawah dan lebih panjang dari radius. Kepala ulna berada
disebelah ujung bawah. Di daerah proksimal, ulna berartikulasi
dengan humerus melalui fossa olecranon (di bagian posterior) dan
melalui prosesus coronoid (dengan trochlea pada humerus).
Artikulasi ini berbentuk sendi engsel, memungkinkan terjadinya
gerak fleksi-ekstensi. Ulna juga berartikulasi dengan radial di sisi
lateral. Artikulasi ini berbentuk sendi kisar, memungkinkan
terjadinya gerak pronasi-supinasi. Di daerah distal, ulna kembali
berartikulasi dengan radial, juga terdapat suatu prosesus yang
disebut sebagai prosesus styloid.
5) Radius
Radius adalah tulang disisi lateral lengan bawah. Merupakan
tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung dan lebih pendek
daripada ulna. Di daerah proksimal, radius berartikulasi dengan
ulna, sehingga memungkinkan terjadinya gerak pronasi-su pinasi.
Sedangkan di daerah distal, terdapat prosesus styloiddan area
untuk perlekatan tulang-tulang karpal antara lain tulang scaphoid
dan tulang lunate.
6) Karpal
Bagian dari Tulang Karpal yaitu :
i) Metakarpal
Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi
dengan ujung distal ulna dan radius, dan dengan ujung
proksimal dari tulang metakarpal. Antara tulang-tulang karpal
tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut
adalah scaphoid, lunate, triqutrum, piriformis, trapezium,
trapezoid, capitate, dan hamate. Metakarpal terdiri dari 5
tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan bagian
proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang
karpal. Persendian yang dihasilkan oleh tulang karpal dan
metakarpal membuat tangan menjadi sangat fleksibel. Pada
ibu jari, sendi pelana yang terdapat antara tulang karpal dan
metakarpal memungkinkan ibu jari tersebut melakukan
gerakan seperti menyilang telapak tangan dan memungkinkan
menjepit/menggenggam sesuatu. Khusus di tulang
metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat
tulang sesamoid.
ii) Falang
Falang juga tulang panjang,mempunyai batang dan dua
ujung. Batangnya mengecil diarah ujung distal. Terdapat
empat belas falang, tiga pada setiap jari dan dua pada ibu
jari. Sendi engsel yang terbentuk antara tulang phalangs
membuat gerakan tangan menjadi lebih fleksibel terutama
untuk menggenggam sesuatu.
a. Kerusakan otot
Kerusakan otot ini meliputi kerusakan anatomis maupun fisiologis oto.
Otot berperan sebagai sumber daya dan tenaga dalam proses
pergerakan, jika terjadi kerusakan pada otot, maka tidak akan terjadi
pergerakan . otot dapat rusak oleh beberapa hal seperti trauma
langsung pleh benda tajam yang merusak kontinuitas otot. Kerusakan
tendon atau ligaman, radang dan lainnya.
b. Gangguan pada skelet
Rangka yang menjadi penompang sekaligus poros pergerakan dapat
terganggu pada kondisi tertentu hingga mengganggu pergerakan atau
mobilisasi. Beberapa penyakit dapat mengganggu bentuk, ukuran
maupun fungsi dari sistem rangka.
c. Gangguan pada sistem persyarafan
Syaraf berperan penting dalam menyampaikan implus ke otak. Implus
tersebut merupakan perintah dan koordinasi antara otak dan anggota
gerak. Jadi, jika syaraf terganggu makan akan terjadi gangguan
penyampaian implus dari dan ke organ target. Dengan tidak sampainya
implus maka akan mengakibatkan gangguan mobilisasi. Kerusakan
dapat terjadi pada sistem syaraf pusat (upper motor neuron/UMN) atau
pada susunan syaraf tepi (lower motor neuron/LMN). Yang termasuk
UMN adalah otak. Contoh penyakit yang mengganggu otak adalah
stroke dan dapat mengakibatkan gangguan mobilitas. Sedangkan untuk
LMN adalah Guillaine bare syndrome dan gangguan sistem syaraf
lainnya seperti trauma tulang belakang (Asmandi, 2008).
6. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen cidera fisik
b. Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuscular
c. Defisit perawatan diri b.d gangguan neuromuskular.
7. Intervensi Keperawatan
Salemba Medika.
Riyadi, S. & Widuri, H., 2015. Kebutuhan Dasar Manusia Aktivitas Istirahat
Binarupa Aksara.
Aksara.