BAB 123 (1) Tika
BAB 123 (1) Tika
BAB 123 (1) Tika
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dunia pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang. Jika tidak ada
menjadi 552 juta pada tahun 2030. Diabetes Mellitus telah menjadi
2011).
juta orang pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta penderita di tahun 2030
nanti. Lonjakan penderita itu bisa terjadi jika negara kita tidak serius
1
Berdasarkan data dari dinas kesehatan kota Cimahi pada tahun
ialah 8.518 kasus dan hasil rekapitulasi mulai dari bulan Januari –
(Soegondo, 2009).
dari pada yang kaya akan nutrisinya. Padahal, makanan yang enak
(Sutanto, 2013).
2
Kelompok umur yang paling banyak menderita diabetes melitus
Selain itu pada individu yang berusia lebih tua terdapat penurunan
3
mengontrol kadar glukosa darah, salah satunya adalah dengan
Nasi merah yang memiliki tekstur kesat, pera, dan tidak pulen
manfaat nasi merah lebih baik dari nasi putih. Dari sisi nutrisi nasi
merah bergizi tinggi dan baik untuk kesehatan tubuh. Selain itu dilihat
daerah Asia Selatan, Italia dan Yunani. Salah satu daerah penghasil
Khalil, 2016).
Martalia pada tahun 2013 mengenai perbedaan nilai gula darah puasa
4
penelitian ini adalah 20 responden, dengan pemberian nasi merah 150
Dari analisis data dapat dilihat bahwa nilai rata-rata gula darah puasa
darah puasa kelompok kontrol adalah 78,2 mg/dL dan nilai rata-rata
gula darah puasa sesudah pemberian nasi merah adalah 80,7 mg/dL
dan nilai rata rata sesudah pemberian nasi putih adalah 82,7 mg/dL
nasi merah, makanan sehari - hari mereka adalah nasi putih dan
mereka sering makan makanan yang manis selain itu mereka juga
menit.
5
Berdasarkan uraian di atas, dikarenakan belum dikenalnya
B. Rumusan Masalah
perbedaan nilai gula darah puasa sebelum dan sesudah konsumsi nasi
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
6
2. Tujuan Khusus
Tengah.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi responden
7
dewasa madya di Posbindu RW 10 Kelurahan Karang Mekar
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
setengah baya Dewasa madya adalah pada umumnya usia madya atau
kekuatan fisik, sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat (Hurlock,
1980).
2. Batasan Usia
9
Feldman (1996), mengatakan usia dewasa madya ditandai
banyak yang mengalami serangan jantung dari pada mereka yang relatif
10
Selain itu sebuah penelitian dalam Nowark (1997) sebagaimana
pada daya tarik wajah dari pada perempuan yang lebih muda atau tua.
fisiknya.
30 tahun, tetapi pada beberapa titik atau bagian yang terjadi pada masa
a. Timbulnya uban
f. Tulang - tulang bergeser lebih dekat antara yang satu dengan yang
usia 30 tahun barang kali akan menjadi 5 kaki 9 7/8 inci di usia 50
tahun, dan mungkin akan menjadi 5 kaki 9 1/4 pada usia 60 tahun.
11
retina mengalami penurunan paling tajam pada usia 40 dan 59
tahun.
hot flushses, mual, letih, dan cepatya denyut jantung. hal ini
telur.
obesitas.
1. Pengertian
glikogen di hati dan otot rangka. Glukosa adalah bahan bakar yang
12
2. Pengaturan Gula Darah
Jumlah glukosa yang diambil dan yang dilepas oleh hati dan yang
berpuasa biasanya antara 80-90 mg/dL darah yang diukur pada waktu
selama jam pertama atau lebih setelah makan, tetapi sistem umpan balik
13
konsentrasi glukosa ke nilai kontrolnya, biasanya terjadi dalam 2 jam
a. Pola Makan
diproduksi oleh sel beta membuat gula darah berdifusi ke dalam sel
dan akan dipakai sebagai energi dan mengubah gula darah menjadi
kadar gula darah dalam tubuh menurun, maka produksi insulin juga
akan menurun.
b. Hormon
14
darah. Esterogen bertugas membuat sel tubuh menjadi sensitif
dapat meningkat.
c. Aktivitas
glukosa darah.
d. Obesitas
atau tidak ada masalah dengan produksi kadar insulin, insulin yang
ada tetap tidak akan bekerja secara optimal. Hal ini karena timbunan
terhaddap kadar gula darah. Pengukuran kadar gula darah ini adalah
15
untuk memantau apakah terjadi hiperglikemia atau hipoglikemia yang
biasa terjadi pada penderita diabetes. Dalam mengukur kadar gula darah,
ada dua sampel yang dapat diperiksa, yaitu glukosa darah dan glukosa
tiga kali sehari sedangkan glukosa urin hanya dilakukan pada saat
diambil dari ujung jari atau lengan yang ditusukkan alat, dan untuk urin
bisa diambil kapan saja saat buang air kecil (Legawa, 2012).
makan.
16
e. Hemoglobin Glikosilat
dalam tubuh selama 2-3 bulan. Biasanya tes ini dilakukan pada
terkena diabetes atau tidak. Nilai kadar gula darah sesuai Asosiasi
Jika kadar gula darah puasa lebih dari 126 mg/dL menunjukkan klien
gram larutan gula maka nilai gula yang normal adalah kurang dari
pemeriksaan yang sering atau bila fungsi vena tidak dapat dilakukan.
17
Teknik ini menimbulkan nyeri yang sedikit dibanding fungsi vena dan
mg/dL atau 100 ml. spesimen darah kapiler biasanya diambil dari bagian
lateral tau sisi jari orang dewasa. Tempat itu menghindari ujung syaraf
dan area kalus pada ujung jari. Cuping telinga dapat digunakan bila klien
Cara pengukuran kadar gula darah kapiler menurut Kozier & Erb
b. Persiapan alat
tergantung dan pijat kea rah tempat penusukan. Tindakan ini akan
18
meningkatkan aliran darah ke daerah yang akan ditusuk, memastikan
mempengaruhi keakuratan.
terhadap kulit.
e. Pajankan darah pada strip reagen sesuai dengan waktu dan cara
19
Ikuti petunjuk dari pabrik dan pantau waktu sesuai yang
reagen di atas handuk kertas atau samping timer. Strip reagen harus
dijaga agar tetap datar sehingga darah tidak akan berkumpul hanya di
menjamin hasil yang akurat. Matikan alat dan buang strip reagen
serta kapas.
C. Beras Merah
1. Pengertian
adalah pengolahan lanjutan dari beras merah yang telah melalui proses
20
pemasakan dari beras merah. Seperti jenis nasi lainnya, nasi merah juga
2. Morfologi
beras merah memiliki akar serabut sehingga mudah roboh. Akar serabut
tersebut dimiliki oleh semua jenis tanaman beras, batang dari beras
merah teak lurus dan bercabang daun. Tiap ruas hampir selalu ditumbuhi
kuncup.
sekitar 4 bulan. Bunga beras merah berukuran kecil, biji beras merah
21
mahkota akan membuka, kemudian segera terjadi penyerbukan. Setelah
itu bunga akan berkembang menjadi biji. Buah beras merah terdiri ari
kulit buah dan biji. Buah beras merah terdiri dari kulit buah dan biji. Biji
bua terdiri dari tiga bagian yaitu lapisan kulit luar, lapisan dalam buah,
dan lapisan kulit tanduk yang tipis, tetapi keras. Besar biji kira-kira 0,3 x
3. Kandungan
Beras merah adalah salah satu jenis beras yang tidak digiling dan
hanya bagian terluar yaitu sekam yang dibuang sehingga beras merah
sekresi insulin. Selain itu kandungan serat yang tinggi pada beras merah
alfa amilase yang berfungsi untuk mencerna pati sehingga kadar gula
22
Butiric Acid (GABA) yang lebih tinggi di dalam beras merah dibandingkan
menghasilkan insulin berlebih (Ito, Y., Mizukuchi, A., & Kise, M., (2010).
beras merah lebih rendah dari beras putih. Hal inilah yang menyebabkan
merah yang berkualitas dapat dilihat dari permukaan butiran yang masih
terselimuti warna gelap merah hati dan masih utuh. Semakin banyak
beras merah sebesar 75,5 gr lebih rendah dari beras putih sebesar 78,9
gr, akan tetapi nilai energi yang dihasilkan beras merah justru lebih tinggi
dari beras putih, yaitu 353kkal untuk beras merah dan 349 kkal untuk
beras putih. Selain itu beras merah juga lebih kaya protein, yaitu sebesar
8,2 gr, sementara beras putih hanya 6,8 gr. Hal ini karena kandungan
23
tiamin dalam beras merah lebih tinggi dari pada beras putih. Kekurangan
kandungan serat yang lebih tinggi dari beras putih, serta mengandung
serat yang tinggi dalam beras merah sangat cocok bagi penderita
diabetes.
beras merah maka kita akan mampu mengatur kadar gula dalam
c. Beras merah kaya akan asam amino. Asam amino dalam beras
d. Beras merah juga kaya dengan zat Besi atau Mangan yang berperan
energi diproduksi.
24
e. Beras merah juga kaya akan Zinc, yaitu mineral yang membantu
tubuh agar berfungsi dengan baik. Sama halnya dengan zat besi atau
radikal bebas yang dapat merusak sel-sel dan jaringan dalam tubuh.
g. Beras merah juga kaya akan vitamin B6 yang sangat baik untuk
25
i. Beras merah dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat
yang pada umumnya dialami orang diatas usia 40 tahun. Hal ini dapat
5. Pengolahan
a. Cuci beras merah dengan air mengalir dan bersihkan kotoran yang
bercampur di dalamnya.
oleh beras merah. Jika terdapat kelebihan air yang harus dibuang
c. Masak campuran beras merah dan air hingga mendidih, kecilkan api,
d. Cek isi panci dan cicipi nasi untuk memastikan kematangannya. Jika
26
6. Hasil Penelitian Mengenai Nasi Merah
Martalia pada tahun 2013 mengenai perbedaan nilai gula darah puasa
data dapat dilihat bahwa nilai rata-rata gula darah puasa peserta
puasa kelompok kontrol adalah 78,2 mg/dL dan nilai rata-rata gula darah
puasa sesudah pemberian nasi merah adalah 80,7 mg/dL dan nilai rata
27
puasa dan kadar glukosa darah 2 jam post prandial. Pada penelitian
dengan α = 0,05. Hasil rerata kadar glukosa darah 2 jam post prandial
bahwa kadar glukosa darah pada orang yang mengonsumsi nasi merah
7. Kerangka teori
Dewasa madya
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Paradigma Penelitian
dan jumlah hipotesis, dan tehnik analisis statistik yang akan digunakan
(Sugiyono, 2017).
Beras merah adalah salah satu jenis beras yang tidak digiling dan
hanya bagian terluar yaitu sekam yang dibuang sehingga beras merah
29
meningkatkan sekresi dari hormon insulin. Magnesium mampu bertindak
sekresi insulin. Selain itu kandungan serat yang tinggi pada beras merah
beras merah lebih rendah dari beras putih. Hal inilah yang menyebabkan
Kerangka konsep
Variabel Confonding:
Keterangan: - Usia
- Jenis Kelamin
- Aktivitas
= Tidak diteliti
- Pola makan
= Diteliti
Variabel Independen Variabel Dependen
30
2. Rancangan Penelitian
2011).
tertentu yang telah dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat – sifat
Variabel Independen:
Pre Test Post Test
Pemberian Nasi Merah
Selama 3 Hari
31
Gambar 3.2 Rancangan Penelitian one-grup pre-post test
3. Hipotesis Penelitian
a. Hipotesis Nol (Ho) : tidak ada perbedaan nilai gula darah puasa
Cimahi Tengah.
Cimahi Tengah.
4. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu bentuk atribut atau sifat nilai dari
(Sugiyono, 2017).
32
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
Dalam penelitian ini yang termasuk variabel terikat adalah nilai gula
5. Definisi Operasional
33
Tabel 3.1 Definisi Operasional
34
1. Populasi
2. Sampel
numerik berpasangan:
(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽)𝑆 2
𝑛1 = 𝑛2 = ( )
𝑥1 − 𝑥2
Keterangan:
35
Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti memasukkan angka
yang dilakukan Jevi Novita Sari, (2014). Didapatkan nilai selisih rata-rata
yaitu 65,59 dan selisih dari standar deviasi yaitu 131,18 dan Zα satu arah
tingkat kesalahan 20% yaitu Zβ = 0,842, berikut rumus besar sampel yang
(𝑍𝛼+𝑍𝛽)×𝑆 2
𝑛1 = 𝑛2 = 𝑋1−𝑋2
(2.124)×131,18 2
= 65,59
278,62 2
= 65,59
2
= 4,247 = 18,03 = 18 orang
Keterangan :
36
n = jumlah sampel berdasarkan estimasi sebelumnya
𝑛
𝑛′ =
(1 − 𝑓)
18
=
(1 − 0,1)
18
=
(0,9)
= 20
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria ekslusi
37
Kriteria ekslusi merupakan kriteria dari subjek penelitian yang
tidak boleh ada, dan jika subjek mempunyai kriteria ekslusi maka
penelitian.
C. Pengumpulan Data
b. Responden diminta untuk berpuasa pada malam hari dari pukul 22.00
kali sehari dari pukul 07.00, 12.00, dan 17.00 intervensi ini diberikan
38
e. Pada hari ke-6, dilakukan pengukuran nilai gula darah puasa (post
observasi.
2. Instrumen penelitian
responden
39
untuk mengukur suatu ketepatan atau akurasi. Dalam penelitian ini
D. Prosedur Penelitian
sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Maret 2017
18 Maret 2016
2. Tahap Pelaksanaan
Kota Cimahi.
Tengah.
40
d. Mengurus perizinan melaksanakan penelitian ke kader di wilayah
penelitian.
f. Melakukan penelitian.
3. Tahap Akhir
1. Pengolahan Data
a. Editing
kadar gula darah yang dikumpulkan sudah diisi dengan lengkap dan
c. Cleaning
41
Peneliti mengecek kembali data yang sudah di entry apakah
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
(Riyanto, 2011).
intervensi.
standar deviasi.
1) Rata-rata (mean)
∑ 𝑥𝑖
𝑀𝑒𝑎𝑛 =
𝑛
Keterangan:
n = jumlah data
42
b. Analisa Bivariat
dilakukan uji statistik sesuai dengan normal atau tidak nya data dan
(Riyanto, 2011) :
𝑡 𝑑
ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=
𝑆⁄√𝑛
Keterangan :
43
df = n-1
kedua
n = Jumlah sampel
F. Etika Penelitian
(Notoatmodjo, 2010).
responden.
44
ataupun hasil data responden kepada masyarakat lainnya dengan
inclusiveness)
sebagainya.
45
G. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, S. (2013).Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta:
Salemba Medika.
46
Martalia, Triana. (2013). Perbedaan Nilai Gula Darah Puasa Sebelum Dan
Sesudah Pemberian Nasi Merah Pecah Kulit (Oryza Nivara) Pada
Mahasiswa Di Asrama Putri Universitas Advent Indonesia Bandung, 1-9.
Misnadiarly. (2006). Ulcer, Gangren, Infeksi Diabetes Melitus. Jakarta: Pustaka
Populer Obor.
Nadjib B.M. (2015). Manajemen Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
National Center for Biotechnology Information (NCBI). (2011, January 20).
Retrieved January 16, 2017, from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc
/articles /PMC3024208/).
Notoatmodjo, S, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Syafril, S. (2009). Pedoman Diet Diabetes Melitus. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Sylvia A. Prince. (2014). Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit , Volume 2.
Jakarta: EGC.
47
Trisnawati, Shara K, dkk. 2013. Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II
di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal
Ilmiah Kesehatan, Vol.5 No.1:1-11.
48