SAP DM. Revisi
SAP DM. Revisi
SAP DM. Revisi
Disusun oleh:
Kelompok 2
Pembimbing Akademik:
Setho Hadisuyatmana, S.Kep., Ns.,M.Kep
PENDIDIKAN KESEHATAN
TENTANG PENATALAKSANAAN DI RUMAH DAN DI RUMAH SAKIT,
PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS
DI RUANG ROSELLA I
RSUD DR. SOETOMO
I. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum
Setelah mendapat penyuluhan selama 35 menit, peserta penyuluhan
beserta keluarganya di ruang Rosella Idapat menambah pengetahuan
tentang diabetes penatalaksanaan di rumah dan di rumah sakit.
II. Sasaran
Pasien dan keluarga di Ruang Rosella I
III. Materi
1. Penatalaksanaan pasien diabetes mellitus di rumah dan di rumah sakit
2. Empat pilar penatalaksanaan pasien DM tipe 2
IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Media
Leaflet, poster
VI. Setting Tempat
Keterangan :
: Penyuluh : Peserta
: Moderator : Fasilitator
: Notulen
: Pembimbing
VII.Pengorganisasian
1. Pembimbing Akademik : Setho Hadisuyatmana, S.Kep., Ns., M.Kep
2. Pembimbing Klinik : Abas Budianto, S.Kep. Ns
3. Moderator : Chusnul Hotimah
4. Penyuluh : Ni Putu Neni Indriyani
5. Fasilitator : M. Hidayatullah Al Muslim
Indriani Dwi Wulandari
6. Notulen : Annisa Fiqih Ilmafiani
7. Peserta : Pasien dan keluarga
Pelaksanaan DSME
DSME dapat dilakukan secara individu maupun kelompok, baik di klinik maupun
komunitas (Norris et.al., 2002). Pelaksanaan DSME dapat dilakukan sebanyak 4
sesi dengan durasi waktu antara 1-2 jam untuk tiap sesi (Central Dupage Hospital,
2011), yaitu:
a. Sesi 1 membahas pengetahuan dasar tentang DM (definisi, etiologi,
klasifikasi, manifestasi klinis, patofisiologi, diagnosis, pencegahan,
pengobatan, komplikasi);
b. Sesi 2 membahas pengaturan nutrisi/diet dan aktivitas/latihan fisik yang
dapat dilakukan;
c. Sesi 3 membahas perawatan kaki dan monitoring yang perlu dilakukan;
dan
d. Sesi 4 membahas manajemen stress dan dukungan psikososial, dan akses
pasien terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.
B. PENATALAKSANAAN DI RUMAH DAN DI RUMAH SAKIT
Pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani
selama beberapa waktu (2-4 minggu). Apabila kadar glukosa darah belum
mencapai sasaran, dilakukan intervensi farmakologis dengan obat hipoglikemik
oral (OHO) dan atau suntikan insulin. Pada keadaan tertentu, OHO dapat segera
diberikan secara tunggal atau langsung kombinasi, sesuai indikasi. Dalam keadaan
dekompensasi metabolik berat, misalnya ketoasidosis, stres berat, berat badan
yang menurun dengan cepat, dan adanya ketonuria, insulin dapat segera diberikan.
Pilar penatalaksanaan DM
Edukasi : hanya fkous di rumah, tetapi juga menjelaskan sekilas mengenai
kebijakan rumah sakit, manaj stress
Terapi gizi medis
Latihan jasmani
Intervensi farmakologis
Edukasi
Penyakit DM tipe 2 biasanya terjadi pada saat gaya hidup dan perilaku terbentuk
dengan kuat. Petugas kesehatan bertugas sebagai pendamping pasien dalam
memberikan edukasi yang lengkap dalam upaya untuk peningkatan motivasi dan
perubahan perilaku.8 Penelitian Palestian (2006) mendapatkan bahwa sikap responden
terhadap penyakit DM yang dideritanya meningkat cukup berarti setelah pemberian
intervensi komunikasi terapeutik.Secara statistik terdapat pengaruh yang bermakna
setelah pemberian komunikasi terapeutik terhadap sikap pasien dengan penyakit yang
diderita dan program pengobatan.
Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dengan memberikan edukasi antara
lain :
a. Penyandang diabetes dapat hidup lebih lama dan dalam kebahagiaan, karena
kualitas hidup sudah merupakan kebutuhan bagi seseorang,
b. Membantu penyandang diabetes agar mereka dapat merawat dirinya
sendiri, sehingga komplikasi yang mungkin timbul dapat dikurangi, selain itu
juga jumlah hari sakit dapat ditekan,
c. Meningkatkan progresifitas penyandang diabetes sehingga
dapat berfungsi dan berperan sebaik-baiknya di dalam
masyarakat.
a. Karbohidrat
tinggi.
dapatdigunakansebagaipenggantigula,asaltidakmelebihibatasamank
onsumsiharian
b. Lemak
Asupanlemakdianjurkansekitar 20-25%kebutuhankalori.
Lemakjenuh< 7 % kebutuhankalori
Lemaktidakjenuhganda< 10 %,
selebihnyadarilemaktidakjenuhtunggal.
banyakmengandunglemakjenuhdanlemaktransantara lain:
Anjurankonsumsikolesterol<200 mg/hari.
c. Protein
dagingtanpalemak, ayamtanpakulit,
d. Natrium
Anjuranasupannatriumuntukpenyandangdiabetes mellitus
samadengananjuranuntukmasyarakatumumyaitutidaklebihdari
e. Serat
dianjurkanmengonsumsicukupseratdarikacangkacangan,buah,
Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu
selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM
tipe 2. Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga,
berkebun harus tetap dilakukan. Latihan jasmani selain untuk menjaga
kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas
insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang
dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki,
bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan
dengan umur dan status kesegaran jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat,
intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat
komplikasi DM dapat dikurangi. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak
atau bermalas-malasan.
Intervensi farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan.