Artikel Glikolisis Sel Ragi Dan Sel Darah Merah
Artikel Glikolisis Sel Ragi Dan Sel Darah Merah
Artikel Glikolisis Sel Ragi Dan Sel Darah Merah
Oleh:
Ni Nyoman Junitri Suari
1313031059
VI C
Abstrak
Glikolisis merupakan jalur utama dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi. Adapun
tujuan dari percobaan ini adalah mengamati proses glikolisis di dalam sel ragi dan sel darah merah dan
mengamati pengaruh inhibitor seperti flourida dan arsenat terhadap proses glikolisis. Metode yang
digunakan pada percobaan ini adalah metode kuantitatif dengan mengukur absorbansi dan menentukan
%kadar glukosa dan etanol. Hasil dari percobaan glikolisis dalam sel ragi dan sel darah merah yaitu kadar
glukosa pada glikolisis sel ragi secara Folin-Wu pada tabung kontrol positif sebesar 164,18 mg/100mL,
pada tabung kontrol negatif sebesar 243,62 mg/ 100mL, pada tabung pengaruh inhibitor flourida sebesar
11,8 mg/100mL, dan pengaruh inhibitor arsenat sebesar 20,90 mg/100mL. Kadar etanol dari hasil glikolisis
sel ragi yaitu pada kontrol positif sebesar 200 g/dL, kontrol negatif sebesar 150 g/dL, pengaruh flourida
sebesar 66,67 g/dL, dan pengaruh arsenat sebesar 100 g/dL. Kadar glukosa yang dihasilkan dari glikolisis
sel darah merah dengan cara Folin-Wu yaitu pada kontrol positif sebesar 83,33 mg/100mL, kontrol negatif
sebesar 76,67 mg/100mL, pengaruh flourida sebesar 26,67 mg/ 100mL, dan pengaruh arsenat sebesar 50,69
mg/ 100mL. Pengaruh inhibitor pada glikolisis dalam sel ragi dan sel darah merah adalah menghambat
terjadinya reaksi enzimatis yang menyebabkan sedikit produk yang dihasilkan.
Abstract
Glycolysis is a major pathway in the metabolism of carbohydrates to produce energy. The purpose of
this experiment is to observe the process of glycolysis in yeast cells and red blood cells and observe the effect
of inhibitors such as fluoride and arsenate on glycolysis. The method used in this experiment is a
quantitative method to measure the absorbance and determine % glucose and ethanol. Results of
experiments glycolysis in yeast cells and red blood cells that glucose levels in the yeast cell glycolysis in
Folin - Wu tube at 11.39 mg/100 mL positive control, negative control tube was 79.75 mg/100 mL, the effect
of inhibitors on the tube fluoride at 39.24 mg/100 mL, and the influence of inhibitors of 8.86 mg/100 mL
whereas arsenate is o - toluidine glucose levels obtained in the positive control was 36.29 mg/100 mL,
amounting to 102.80 mg/100 mL negative control, influence fluoride 121.64 for mg/100 mL, and the effect of
arsenate was 73.88 mg/100 mL. Ethanol content of the yeast cell glycolysis that results in positive control of
290.84 g/dL , a negative control was 253.37 g/dL, the effect of fluoride at 239.66 g/dL, and the effect of
arsenate of 164.94 g/dL . Glucose levels that result from red blood cell glycolysis by means of Folin - Wu is
the positive at 1020.76 mg/100 mL control, negative control for 824.94 mg/100 mL, the effect of fluoride was
885.32 mg/100 mL, and the effect of arsenate 1041.14 mg/100 mL. Effect of inhibitors on glycolysis in yeast
cells and red blood cells is to inhibit the enzymatic reaction that causes a bit of product produced .
Pada eksperimen metabolisme ini akan Penetapan kadar glukosa melalui cara Folin-Wu
dilakukan pengamatan terhadap proses glikolisis dapat dilakukan dengan penambahan larutan
yang terjadi di dalam sel ragi dan yang terjadi di tembaga alkalis yang mana glukosa akan mereduksi
dalam sel darah merah. Untuk menghamati ion kupri menjadi senyawa kupro yang tidak dapat
terjadinya glikolisis dan pengaruh inhibitor maka larut (Soewoto, 2013). Kemudian ion kupro akan
dilakukan penentuan kadar glukosa dan etanol. mereduksi ion fosfomolibdat menghasilkan larutan
Penetapan kadar glukosa dapat dilakukan dengan biru tua. Penetapan kadar glukosa melalui cara
cara Folin-Wu dan o-toluidin. Penetapan kadar Folin-Wu dapat dihitung menggunakan persamaan
etanol dilakukan dengan mereaksikan dikromat. berikut.
AU AB 100 toluidin dapat dihitung menggunakan persamaan
Kadar glukosa = x 0,2 x mg/ 100mL berikut.
AS A B 0,2
AU AB
Penetapan kadar glukosa juga dilakukan dengan Kadar glukosa = x 100 mg/ 100mL
cara o-toluidin yaitu mereaksikan larutan sel ragi ke AS A B
dalam asam asetat yang panas sehingga dapat Penetapan kadar etanol pada glikolisis sel ragi
dibentuk senyawa yang berwarna hijau dan warna dapat dilakukan dengan penambahan larutan
tersebut akan dilakukan pengukuran absorbansi dikromat dalam suasana asam yang bertujuan untuk
menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan mengoksidasi etanol menjadi asetat. Reaksi yang
625nm. Penetapan kadar glukosa melalui cara o- terjadi pada penetapan kadar etanol adalah sebagai
berikut.
Perhitungan penetapan kadar etanol yang dihasilkan 2 digunakan sebagai kontrol negatif, dan tabung 3
dari reaksi glikolisis sel ragi dapat dihitung dengan dan 4 digunakan untuk melihat pengaruh inhibitor.
menggunakan persamaan sebagai berikut. Tabung 1 dituangkan suspensi ragi roti sebanyak 14
A AU 0,5 100 100 mL dan larutan glukosa 2% sebanyak 2 mL, tabung
Kadar etanol = B x 0,5 x x x g/ dL 2 dituangkan 14 mL suspensi ragi roti yang telah
AS A U 100 0,5 0,5
dididihkan dan larutan glukosa 2% sebanyak 2 mL.
Tabung 3 dituangkan suspensi ragi roti sebanyak
MATERI DAN METODE 13,5 mL, larutan flourida 0,5 mL, dan 2 mL larutan
glukosa 2%, dan tabung 4 dituangkan suspensi ragi
Percobaan glikolisis sel ragi dan sel darah
roti sebanyak 13,5 mL, larutan arsenat 0,5 mL, dan 2
merah yang menentukan kadar glukosa dan kadar
mL larutan glukosa 2%. Tabung yang telah diisikan
etanol dilakukan menggunakan metode kuantitatif.
campuran dibolak-balikkan sebanyak 3 kali dan
Percobaan glikolisis ini dilaksanakan di
didiamkan selama 15 menit dalam suhu kamar.
Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNDIKSHA
Campuran yang telah didiamkan selama 15 menit
pada tanggal 10 Mei 2016.
kemudian diukur kadar glukosa dan kadar etanol
Alat dan bahan yang terkandung dalam campuran tersebut.
Larutan 1 2 3 4 5
(mL) Blanko Standar 1 Uji 1 Uji 2 Uji 3
Filtrat bebas
- - 2,0 2,0 2,0
protein
Standar
- 2,0 - - -
glukosa
Akuades 2,0 - - - -
Pereaksi Cu-
2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
alkalis
Campuran digoyangkan secara perlahan dan diletakkan pada penangas air selama
8 menit kemudian dinginkan menggunakan es selama 3 menit
Asam
2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
fosfomolibdat
Campuran didiamkan selama 3 menit agar Cu2O dapat larut. larutan diencerkan
sampai 25 mL menggunakan akuades dan larutan diukur absorbansinya dengan
spektrofotometer UV-Vis dengan = 420 nm.
Keempat tabung tersebut kemudian dibolak-balik masing-masing tabung menunjukkan hasil yang
dengan tujuan untuk meratakan atau berbeda yaitu pada tabung 1 diperoleh larutan yang
menghomogenkan larutan yang terdapat di dalam berwarna biru jernih (seperti gambar 4 (a)), pada
tabung reaksi. Tabung reaksi tersebut didiamkan tabung 2 diperoleh larutan yang berwarna kuning
selama 15 menit pada suhu kamar yang bertujuan (seperti gambar 4(b)), pada tabung 3 diperoleh
untuk mengoptimalkan reaksi glikolisis sel ragi. campuran yang berwarna biru dengan endapan yang
Campuran yang terdapat pada keempat tabung reaksi berwarna kuning kecokelatan (seperti gambar 4 (c)),
kemudian diukur kadar glukosa dan kadar etanol. dan pada tabung 4 diperoleh larutan yang berwarna
Pada pengukuran kadar glukosa dengan cara Folin- biru jernih (seperti gambar 4 (d)). Pada keempat
Wu pada tabung 1, 2, 3, dan 4 setelah ditambahkan tabung reaksi tidak menunjukkan perubahan hasil
Cu-alkalis terbentuk larutan yang berwarna biru. setelah ditambahkan dengan asam fosfomolibdat.
Tabung reaksi kemudian dipanaskan dalam hal ini
Larutan berwarna yang dihasilkan dari masing- kemudian mereduksi ion fosfomolibdat sehingga
masing tabung merepresentasikan banyaknya ion menghasilkan warna biru. Penentuan kadar glukosa
fosfomolibdat yang tereduksi oleh ion kupro. Ion pada keempat tabung ditunjukkan dengan tingginya
kupro dihasilkan dari reduksi ion kupri yang terjadi nilai absorbansi hasil pengukuran menggunakan
akibat adanya glukosa. Semakin biru larutan yang spektrofotometer. Nilai absorbansi dari masing-
dihasilkan menujukkan semakin banyak adanya masing tabung dapat dilihat pada tabel 2.
glukosa yang mereduksi ion kupri menjadi kupro
Tabel 2. Hasil pengukuran absorbansi kadar glukosa secara Folin-Wu
Tabung Bertindak sebagai Absorbansi
1 Kontrol positif 0,58
2 Kontrol negatif 0,70
3 Pengaruh inhibitor flourida 0,07
4 Pengaruh inhibitor arsenat 0,10
5 Blanko 0,03
Berdasarkan hasil pengukuran absorbansi diperoleh kadar glukosa dari hasil glikolisis sel ragi
menggunakan spektrofotometer UV-Vis tersebut dengan cara sebagai berikut.
AU AB
Kadar glukosa = x 100 mg/ 100mL
AS A B
Kadar glukosa tabung 1 = 0,58 - 0,03 x 100 mg/ 100mL = 82,09 mg/ 100mL.
0,70 - 0,03
Kadar glukosa tabung 2 = 0,70 0,03 x 100 mg/ 100mL = 121,81 mg/ 100mL.
0,58 0,03
Kadar glukosa tabung 3 = 0,07 - 0,03 x 100 mg/ 100mL = 5,9 mg/ 100mL.
0,70 0,03
Kadar glukosa tabung 4 = 0,10 0,03 x 100 mg/ 100mL = 10,45 mg/ 100mL.
0,70 0,03
Tabel 3. Hasil pengukuran absorbansi kadar etanol dalam glikolisis sel ragi
Labu Bertindak sebagai Absorbansi
1 Kontrol positif 0,08
2 Kontrol negatif 0,10
3 Pengaruh inhibitor flourida 0,12
4 Pengaruh inhibitor arsenat 0,09
5 Blanko 0,1
Dari perhitungan kadar etanol diatas dapat 2 Glikolisis dalam Sel Darah Merah
dilihat bahwa penambahan inhibitor mempengaruhi
Pada percobaan glikolisis sel darah merah
jumlah etanol yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan
setelah sel darah merah ditambahkan dengan larutan
inhibitor dapat menghambat pembentukan etanol
dapar pH 7,4 diperoleh hasil yaitu tabung 1
dengan cara bereaksi dengan sisi aktif dari enzim
terbentuk larutan berwarna cokelat, tabung 2
yang terlibat pada reaksi glikolisis sel ragi. Ini
terbentuk larutan yang berwarna cokelat, tabung 3
sejalan dengan prinsip kerja inhibitor pada
dan 4 terbentuk larutan yang berwarna cokelat.
penentuan kadar glukosa dengan Folin-Wu.
Tabel 4. Hasil absorbansi kadar glukosa pada glikolisis sel darah merah
Labu Bertindak sebagai Absorbansi
1 Kontrol positif 0,60
2 Kontrol negatif 0,58
3 Pengaruh inhibitor flourida 0,5
4 Pengaruh inhibitor arsenat 0,43
5 Blanko 0,35
Dari hasil absorbansi di atas menunjukkan pada tabung 2 glukosa telah diubah menjadi laktat
jumlah glukosa yang tersisa di dalam filtrat sangat sehingga memiliki nilai absorbansi yang lebih
tinggi sehingga jumlah glukosa yang tersisa paling rendah. Kadar glukosa yang diperoleh dari hasil
banyak yaitu pada tabung 4, 1, 3, dan 2. Tabung 2 glikolisis sel darah merah dengan cara Folin-Wu
jumlah glukosa yang tersisa sedikit dikarenakan adalah sebagai berikut.
:
AU AB 100
Kadar glukosa = x 0,2 x mg/ 100mL
AS A B 0,2
Kadar glukosa tabung 1 = 0,60 0,35 x 0,2 x 100 mg/ 100mL = 83,33 mg/ 100mL.
0,65 - 0,35 0,2
Kadar glukosa tabung 2 = 0,58 0,35 x 0,2 x 100 mg/ 100mL = 76,67 mg/ 100mL.
0,65 0,35 0,2
0,43 0,35 100
Kadar glukosa tabung 3 = x 0,2 x mg/ 100mL = 26,67 mg/ 100mL.
0,65 0,35 0,2
Kadar glukosa tabung 4 = 0,5 0,35 x 0,2 x 100 mg/ 100mL = 50 mg/ 100mL.
0,65 0,35 0,2