Rumput Laut Sebagai Kolagen
Rumput Laut Sebagai Kolagen
Rumput Laut Sebagai Kolagen
ABSTRACT
The purposes of this research were to know the physicochemical characterirics and
sensory quality of seaweed skin lotion (Eucheuma cottonii) by adding fish commercial collagen.
This research used a factorial randomized block design (RAKF). Treatments this research
were by combining of seaweed (0%, 2,5%, and 5%) and fish commercial collagen (0%, 2,5%,
and 5%). The parameters in this research were the analysis of physical, chemical, and sensory.
For sensory analysis using Friedmen test. The results of this research on pH and color
parameters have a significant effect only when the addition of collagen with different
concentrations, whereas the viscosity parameter and weight shrinkage give significant effect
with addition on of seaweed and collagen with different concentrations. For pH values 6,50-
7,41; viscocity 6000 cp – 9000 cp; whiteness 65,30%-76,77%; weight shrinkage 1,78%-5,95%;
emulsion stability 100% and sensory assessment on all the attributes was ranged between kind
of like to like by doing. The best treatment to the addition of seaweed 5% and collagen 5%
(R2K2).
Keywords: Fish commercial collagen, seaweed, skin lotion
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisiko-kimia dan sensoris skin
lotion rumput laut (Eucheuma cottonii) dengan penambahan kolagen ikan komersil. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF). Tahapan dalam penelitian ini
dengan melakukan kombinasi penambahan rumput laut (0%, 2,5%, dan 5%) dengan kolagen
ikan komersial (0%, 2,5%, dan 5%). Parameter dalam penelitian ini yaitu analisis fisika, kimia,
dan sensoris. Untuk analisis sensoris menggunakan uji Friedmen. Hasil penelitian ini pada
parameter pH dan warna berpengaruh signifikan hanya saat dilakukan penambahan kolagen
dengan konsentrasi berbeda, sedangkan pada parameter viskositas dan penyusutan berat
berpengaruh signifikan saat dilakukan penambahan rumput laut dan kolagen dengan
konsentrasi berbeda. Untuk nilai pH 6,50-7,41; viskositas 6000 cp – 9000 cp; whiteness 65,30%-
76,77%; penyusutan berat 1,78%-5,95%; stabilitas emulsi 100% dan penilaian sensoris pada
seluruh atribut berkisar antara agak suka hingga suka. Perlakuan terbaik pada penambahan
rumput laut 5 % dan kolagen 5% (R2K2).
Kata kunci: Kolagen ikan komersil, rumput laut, skin lotion
oleh cahaya matahari atau sinar UV, suhu dan kolagen dalam formulasi kosmetik ditujukan
kelembaban yang tidak dapat diterima lagi untuk menggantikan kolagen yang rusak
oleh kulit dengan perubahan kulit seperti akibat pengaruh lingkungan maupun faktor
kekeriputan, sisik bahkan kulit menjadi usia (Draelos dan Thaman 2006). Li et al.
pecah-pecah. Salah satu penyebab dari (2005) menyatakan bahwa kolagen
kerusakan ini juga terjadi karena faktor usia, merupakan bahan baku kosmetik yang efektif
pertambahan usia menyebabkan kulit karena memiliki kemampuan adhesi sel dan
mengalami penuaan. ulit yang menua ini proliferasi sel keratinosit yang tinggi. Selain
terjadi karena semakin banyak ikatan kovalen itu jumlah kolagen yang digunakan untuk
yang terbentuk di dalam dan diantara unit pencampuran pada skin lotion didasarkan pada
tropokolagen. Hal tersebut mengakibatkan penelitian Swatschek et al. (2002) dimana
fibril kolagen rapuh dan kaku sehingga kulit penelitian menggunakan kolagen dari biota
akan tampak kering (Fisher et al. 1997). spons dengan konsentrasi 5 % pada sediaan
Kerusakan pada kulit ini dapat dicegah krim yang juga digunakan sebagai bahan krim
dengan penggunaan pelembab seperti skin pelembab.
lotion. Pengujian efek kolagen dari biota laut
Lotion merupakan salah satu bentuk terhadap kulit juga pernah dilakukan oleh
emulsi, didefinisikan sebagai campuran dari Swatschek et al. (2002) dan menunjukkan
dua cairan yang tidak saling bercampur, yang bahwa ekstrak kolagen dari biota laut dapat
distabilkan dengan sistem emulsi dan jika meningkatkan kelembaban kulit. Kolagen
ditempatkan pada suhu ruang, berbentuk cair juga berpotensi memiliki manfaat apabila
yang dapat dituangkan (Rieger 1994). Skin diaplikasikan pada kulit. Akan tetapi belum
lotion itu sendiri merupakan salah satu ada penelitian tentang penambahan kolagen
kosmetik yang hampir semua orang pada skin lotion rumput laut, sehingga perlu
membutuhkan dengan fungsi sebagai penelitian untuk menentukan konsentrasi
pelembab kulit. Kosmetika ini terdiri dari air, kolagen yang optimal pada skin lotion rumput
pelembab, pelembut, pengental, pengawet, laut ini. Dengan manfaat yang dihasilkan oleh
dan pewangi (Mitsui 1997). Berbagai jenis rumput laut dan kolagen memungkinkan
produk kosmetika digunakan untuk dapat menjadi produk skin lotion yang lebih
perawatan agar dapat tampil lebih menarik. bernilai. Selain itu, tuntutan manusia akan
Kosmetika merupakan campuran bahan yang produk yang berasal dari kolagen mendasari
dikenakan pada kulit manusia untuk penelitian ini.
membersihkan, memelihara, menambah daya Tujuan dari penelitian ini, yaitu
tarik, serta mengubah rupa menentukan pengaruh perbedaan konsentrasi
(Wasitaatmadja 1997). rumput laut, kolagen dan interaksi keduanya
Penggunaan rumput laut dan kolagen terhadap sifat fisiko-kimia serta mutu
pada skin lotion ini merupakan salah satu sensoris dari skin lotion rumput laut kolagen
inovasi produk agar produk lebih aman dan yang dihasilkan dan menentukan aktivitas
memiliki sifat lebih stabil karena rumput laut antioksidan yang terdapat pada produk skin
memiliki kandungan alginat dan/atau lotion rumput laut kolagen.
karagenan. Alginat digunakan secara luas
dalam industri sebagai bahan pengental,
BAHAN DAN METODE
pensuspensi, penstabil, pembentuk film,
pembentuk gel, disintegrating agent, dan Waktu dan Tempat
pengemulsi (Anggadiredja et al. 2006). Penelitian dilakukan di Laboratorium
Kolagen digunakan dalam bidang Pengolahan Hasil Perikanan Program studi
kosmetik sebagai bahan aktif pada produk Teknologi Hasil Perikanan dan Laboratorium
perawatan kulit dengan fungsi untuk Biokimia Progman Studi Teknologi Hasil
meningkatkan kelembaban kulit, mencegah Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya.
keriput, menjaga kulit dari pengaruh buruk Penelitian dilakukan pada bulan Oktober
radiasi, dan menjaga elastisitas. Penambahan sampai dengan bulan Desember 2014.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan
Acak Kelompok Faktorial (RAKF) terdiri
dari dua faktor, faktor A yaitu rumput laut
yang terdiri dari 3 taraf (0%, 2,5%, dan5%)
dan faktor B yaitu kolagen ikan komersil yang
terdiri dari 3 taraf (0%, 2,5%, dan 5%) Gambar 1. Diagram alir proses pembuatan
dengan 2 kali ulangan. Untuk formulasi skin skin lotion
lotion dapat dilihat pada Tabel 1.
Parameter Pengamatan
Tabel 1. Formulasi bahan Parameter yang diamati dalam skin
No Jenis Bahan Perlakuan lotion ini meliputi analisis kimia, fisika dan
1. Bubur rumput laut (0%, 2,5%, 5%) sensoris. Adapun parameternya yaitu
2. Asam stearat 3,5% pengujian pH, viskositas, derajat putih
3. Setil alkohol 1,5%
(whiteness), penyusutan berat, stabilitas emulsi,
4. Parafin cair 3%
5. Gliserin 3% uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan
TEA metode DPPH, dan uji sensoris (bau, warna,
6. 1%
(Triethanolamin) kehomogenan, konsistensi, kepadatan,
7. Pewangi 0,5% penyebaran, daya serap, kesan lengket, dan
8. Kolagen (0%, 2,5%, 5 %)
kesan lembut).
9. Air Hingga 100
Analisa Data
Cara kerja
Analisis data dilakukan dengan
Cara kerja pembuatan skin lotion pada
menggunakan analisis ragam (anova) untuk
penelitian ini menggunakan modifikasi dari
mengetahui pengaruh perlakuan, apabila
Balai Besar Pengujian dan Penerapan Hasil
perlakuan berpengaruh nyata, maka
Perikanan (Gambar 1).
dilanjutkan menggunakan uji Beda Nyata
a. Pembuatan bubur rumput laut
Jujur (BNJ). Pada pengujian sensoris, data
b. Proses sterilisasi alat dan bahan
dianalisis menggunakan uji Friedmen dan
c. Pembuatan skin lotion
apabila perlakuan berpengaruh nyata maka
Prinsip pembuatan skin lotion adalah
dilanjutkan dengan uji peringkat bertanda
proses pencampuran bahan yang disertakan
Wilcoxon.
dengan pengadukan dan proses pemanasan
yang sempurna dengan penggunaan suhu
yang telah ditentukan.
2,5% (K1) dan 5% (K2) ketiganya saling nyata terhadap K1 dan K0 pada warna yang
berpengaruh nyata. dihasilkan. Begitu juga untuk penambahan
kolagen dengan konsentrasi 2,5% (K1)
Warna terhadap penambahan kolagen dengan
Pada penelitian ini nilai rerata whiteness konsentrasi 0% (K0) berpengaruh nyata.
dapat dilihat pada Gambar 4.
Penyusutan berat
Nilai dari penyusutan berat yang pada
skin lotion dapat dilihat pada Gambar 5.
Stabilitas emulsi
Gambar 6. Nilai rerata kesukaan bau.
Pengamatan dilakukan pada seluruh
skin lotion setelah dibuat dan didapatkan nilai
Berdasarkan uji Friedmen menunjukan
stabilitas emulsi pada skin lotion memiliki nilai
bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05)
100%. Tingginya stabilitas emulsi pada skin
terhadap perbedaan bau pada tiap perlakun.
lotion yang mencapai angka 100% ini diduga
Hasil lanjut peringkat bertanda Wilcoxon
karena pengamatan langsung dilakukan
yaitu pada penambahan rumput laut dengan
setelah pembuatan skin lotion. Stabilitas emulsi
konsentrasi 0% (R0), 2,5% (R1) dan 5% (R2)
ini juga dipengaruhi kolagen yang terdapat
tidak memiliki banyak perbedaan terhadap
pada skin lotion, dimana kolagen ini memiliki
keseluruhan perlakuan skin lotion. Untuk
fungsi mekanik untuk menjaga stabilitas,
penambahan kolagen dengan konsentrasi
kekuatan, dan ketangguhan dari jaringan
2,5% juga tidak memiliki banyak perbedaan
(Fratzl 2008).
namun saat penambahan kolagen dengan
konsentrasi 5% memiliki banyak perbedaan
Karakteristik Sensori Skin Lotion
terhadap keseluruhan perlakuan.
Bau
Hasil pengujian sensoris terhadap
Warna
parameter bau dapat dilihat pada Gambar 6.
Hasil uji kesukaan terhadap warna
Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa nilai
dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7
rerata kesukaan yang didapat memiliki nilai
memperlihatkan nilai rerata kesukaan berkisar
antara 5,75 (rumput laut 2,5% dengan
6,02 (rumput laut 2,5% dengan kolagen 5%)
kolagen 5%) hingga 6,5 (rumput laut 0%
hingga 6,85 (rumput laut 0% dengan kolagen
dengan kolagen 0%) yang berarti panelis
0%) yang berarti memiliki nilai agak suka
memberikan nilai normal sampai agak suka.
mendekati nilai suka. Perlakuan terbaik yang
Dari 20 panelis, persentase pemilihan aroma
mendekati penilaian kontrol (R0K0) yaitu
terendah yaitu pada perlakuan penambahan
pada perlakuan penambahan konsentrasi
rumput laut 5% dan kolagen 0% (R2K0) terhadap perbedaan kehomogenan pada tiap
dengan nilai 6,80. perlakun. Hasil lanjut peringkat bertanda
Berdasarkan uji Friedmen menunjukan Wilcoxon yaitu pada penambahan rumput
bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) laut dengan konsentrasi 0% (R0) dan 2,5%
terhadap perbedaan warna tiap perlakun. (R1) tidak memiliki perbedaan kesukaan
Hasil lanjut peringkat bertanda Wilcoxon kehomogenan terhadap keseluruhan
yaitu pada penambahan rumput laut dengan perlakuan skin lotion. Pada penambahan
konsentrasi 0% (R0) dan 2,5% (R1) tidak rumput laut dengan konsentrasi 5% (R2)
memiliki banyak perbedaan terhadap memiliki banyak perbedaan terhadap
keseluruhan. Begitu juga penambahan perlakuan lainnya. Begitu juga saat
kolagen dengan konsentrasi 2,5% (K1) dan penambahan kolagen dengan konsentrasi 0%
5% (K2) juga tidak memiliki banyak (K0), 2,5% (K1), dan 5% (K2) berinteraksi
perbedaan penilaian warna. Perlakuan dengan rumput laut dengan konsentrasi 5%
penambahan rumput laut 5% dengan kolagen (R2) menimbulkan peningkatan jumlah
0% (R2K0) dan penambahan rumput laut 5% perbedaan terhadap perlakuan lainnya
dengan kolagen 5% (R2K2) memiliki banyak Namun pada interaksi kolagen dengan
perbedaan yang terhadap perlakuan lainnya. konsentrasi 0% (K0), 2,5% (K1) dan 5%
(K2) terhadap rumput laut dengan
konsentrasi 0% (R0) dan 2,5% (R1) tidak
memiliki perbedaan terhadap keseluruhan
perlakuan skin lotion.
Kehomogenan
Untuk nilai atribut kehomogenan dapat
dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 Gambar 7. Nilai rerata kesukaan
memperlihatkan bahwa rerata kesukaan yang kehomogenan.
didapat memiliki nilai antara 7,12 (rumput
laut 2,5% dengan kolagen 0%) hingga 7,65 Konsistensi
(rumput laut 5% dengan kolagen 5%) yang Untuk nilai rerata kesukaan terhadap
merupakan penilaian suka mendekati agak atribut konsistensi dilihat pada Gambar 9.
suka. Dari dari 20 panelis didapatkan Dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa rerata
persentase pemilihan kehomogenan terendah kesukaan terhadap atribut konsistensi antara
yaitu perlakuan penambahan konsentrasi 6,97 (rumput laut 0% dengan kolagen 2,5%
rumput laut 2,5% dan konsentrasi kolagen dan rumput laut 0% dengan kolagen 5%)
0% (R1K0) dengan jumlah 0% menilai tidak hingga 7,25 (rumput laut 5% dengan kolagen
homogen, 17,5% menilai kurang homogen 0%) yang merupakan penilaian agak suka
dan 85,5% menilai homogen. Untuk hingga suka. Dari 20 panelis didapatkan
persentase pemilihan kehomogenan tertinggi persentase pemilihan konsistensi terendah
pada perlakuan penambahan konsentrasi yaitu penambahan konsentrasi rumput laut
rumput laut 5% dengan kolagen 5% (R2K2) 0% dan kolagen 2,5% (R0K1) dan juga pada
dengan jumlah sebanyak 0% menilai tidak perlakuan penambahan konsentrasi rumput
homogen, 17,5% menilai kurang homogen laut 0% dan kolagen 5% (R0K2) dengan
dan 85,5% homogen. jumlah sebanyak 22,5% memilih tidak
Berdasarkan uji Friedmen menunjukan konsisten dan 77,5% memilih konsisten.
bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) Persentase pemilihan konsistensi tertinggi
Kemudahan menyebar
Nilai rerata kesukaan terhadap atribut
kemudahan menyebar pada Gambar 11. Dari
Gambar 9. Nilai rerata kesukaan konsistensi. Gambar 11 dpaat dilihat bahwa nilai rerata
kesukaan antara 7 (rumput laut 0% dengan
Berdasarkan uji Friedmen menunjukan kolagen 5%) hingga 7,47 (rumput laut 5%
bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata dengan kolagen 5%) yang berarti panelis
(P>0,05). Dengan kesimpulan tidak terhadap memberikan nilai suka pada semua perlakuan.
perbedaan konsistensi pada tiap perlakuan Dari 20 panelis didapatkan persentase
sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjut. pemilihan kemudahan menyebar terendah
yaitu perlakuan penambahan konsentrasi
Kepadatan rumput laut 0% dan kolagen 5% (R0K2)
Dapat dilihat pada Gambar 10 ini dengan jumlah sebanyak 80% memilih
untuk nilai rerata kesukaan dengan atribut mudah menyebar dan 20% memilih sulit
kepadatan. Dari Gambar 10 dapat dilihat menyebar. Untuk persentase pemilihan
bahwa rerata kesukaan antara 7,07 (rumput kemudahan menyebar tertinggi yaitu
laut 0% dengan kolagen 5%) hingga 7,45 perlakuan penambahan konsentrasi rumput
(rumput laut 5% dengan kolagen 5%) yang laut 5% dan kolagen 5% (R2K2) dengan
berarti suka. Dari 20 panelis didapatkan jumlah sebanyak 87,5% memilih mudah
persentase pemilihan kepadatan terendah menyebar dan 12,5% memilih sulit menyebar.
yaitu perlakuan penambahan konsentrasi
rumput laut 0% dan kolagen 5% (R0K2)
dengan jumlah sebanyak 17,5% memilih
kurang padat, 75% memilih padat, dan 7,5%
memilih sangat padat. Untuk persentase
pemilihan kepadatan tertinggi pada perlakuan
penambahan konsentrasi rumput laut 5% dan
kolagen 5% (R2K2) dengan jumlah sebanyak
5% memilih kurang padat, 77,5% memilih
padat, dan 17,5% memilih sangat padat.
Kepadatan yang tinggi ini juga dipengaruhi
Gambar 11. Nilai rerata kesukaan kemudahan
oleh nilai viskositas yang tinggi. Suatu produk
menyebar.
memiliki viskositas yang tinggi membuat
partikel-partikel didalamnya sulit bergerak
Berdasarkan uji Friedmen menunjukan
yang menyebabkan produk semakin padat.
bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05)
Berdasarkan uji Friedmen menunjukan
terhadap perbedaan kemudahan menyebar
bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata
pada tiap perlakun. Hasil lanjut peringkat
(P>0,05). Dengan kesimpulan tidak terhadap
bertanda Wilcoxon yaitu pada penambahan
perbedaan kepadatan pada tiap perlakuan
rumput laut dengan konsentrasi 0% (R0) saat
sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjut.
berinteraksi dengan kolagen 0% (K0), 2,5%
(K1), dan 5% (K2) tidak memiliki perbedaan Berdasarkan uji Friedmen menunjukan
terhadap keseluruhan perlakuan skin lotion. bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata
Begitu juga penambahan rumput laut 2,5% (P>0,05). Dengan kesimpulan tidak terhadap
(R1) tidak memiliki banyak perbedaan, hanya perbedaan daya serap pada tiap perlakuan
pada penambahan R1 dan kolagen 0% (K0) sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjut.
yang memiliki perbedaan. Saat penambahan
rumput laut dengan konsentrasi 5% (R2) Kesan lengket
dengan interaksi berbagai konsentrasi kolagen Hasil dari pengujian sensoris kesan
memiliki banyak perbedaan penilaian lengket didapatkan nilai rerata kesukaan yang
kemudahan menyerap yang dihasilkan skin terdapat pada Gambar 13. Dari Gambar 13
lotion terhadap keseluruhan perlakuan skin dapat dilihat bahwa nilai rerata kesukaan
lotion. Untuk perlakuan yang memiliki banyak antara 7,02 (rumput laut 0% dengan kolagen
perbedaan yaitu pada skin lotion dengan 2,5%) hingga 7,62 (rumput laut 5% dengan
penambahan rumput laut 5 % (R2) dengan kolagen 5%) yang berarti penilaiannya suka.
kolagen 5% (K2) yang berarti perlakuan ini Dari 20 panelis didapatkan persentase
memiliki nilai kesukaan paling tinggi. pemilihan kesan lengket terendah yaitu
perlakuan penambahan konsentrasi rumput
Daya serap laut 0% dan kolagen 2,5% (R0K1) dengan
Hasil nilai rerata kesukaan dari jumlah sebanyak 22,5% memilih lengket dan
pengujian dapat dilihat pada Gambar 12. Dari 77,5% memilih tidak lengket. Untuk
Gambar 12 dapat dilihat bahwa nilai rerata persentase pemilihan kesan lengket tertinggi
kesukaan antara 7,12 (rumput laut 0% dengan pada perlakuan penambahan konsentrasi
kolagen 2,5% dan (rumput laut 2,5% dengan rumput laut 5% dan kolagen 5% (R2K2
kolagen 0%) hingga 7,5 (rumput laut 5% dengan jumlah sebanyak 15% memilih
dengan kolagen 5%) yang berarti penilaiannya lengket dan 85% memilih tidak lengket.
suka. Dari 20 panelis didapatkan persentase
pemilihan daya serap terendah yaitu
perlakuan penambahan konsentrasi rumput
laut 0% dan kolagen 2,5% (R0K1) dengan
jumlah sebanyak 77,5% memilih mudah
menyerap dan 22,5% memilih sulit menyerap
dan juga penambahan konsentrasi rumput
laut 2,5% dan kolagen 0% (R1K0) dengan
jumlah sebanyak 72,5% memilih mudah
menyerap dan 27,5%. Untuk persentase
pemilihan daya serap tertinggi pada perlakuan Gambar 13. Nilai rerata kesukaan kesan
penambahan konsentrasi rumput laut 5% dan lengket.
kolagen 5% (R2K2) memiliki dengan jumlah
sebanyak 85% memilih mudah menyerap dan Berdasarkan uji Friedmen menunjukan
15% memilih sulit menyerap. bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05)
terhadap perbedaan kesan lengket pada tiap
perlakun. Hasil lanjut peringkat bertanda
Wilcoxon yaitu pada penambahan rumput
laut dengan konsentrasi 0 % (R0), dan 2,5%
(R1) yang berinteraksi dengan kolagen 0%
(K0), kolagen 2,5% (K1), dan kolagen 5%
(K2) tidak memiliki perbedaan terhadap
keseluruhan perlakuan skin lotion. Saat
penambahan rumput laut dengan konsentrasi
5% (R2) yang berinteraksi dengan kolagen
Gambar 12. Nilai rerata kesukaan daya serap. 2,5% (K1) dan kolagen 5% (K2) memiliki