Askep Kasus Pms Fix
Askep Kasus Pms Fix
Askep Kasus Pms Fix
PENDAHULUAN
1. Definisi PMS ?
2. Etiologi PMS ?
3. Epidemiologi PMS ?
1
6. Klasifikasi PMS ?
8. Penatalaksanaan PMS ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui macam-macampenyakitmenular sexual
(PMS)
2. Untuk mengetahui
definisisamapaipenatalaksanaanmedispenyakitmenular sexual
(PMS)
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
3
4. Dari golongan ektoparasit, yakni P hthirus pubis dan Sarcoptes
scabei
2.3 EPIDEMIOLOGI
Pada tahun 1995, WHO memperkrakan > 330juta penderita PMS berobat
setiap tahunnya dan setiap hari terjadi sektar 1juta penderita infeksi PMS
Angka insidensi sifilis dan gonorrhea pada lak-laki sedikit lebih tiggi dari
pada perempuan.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Youth Risk Behavior Survey (YRBS)
secara nasional di Amerika Serikat pada tahun 2007 mendapati bahwa
47,8% pelajar yang duduk di tingkat 9-12 telah melakukan hubungan
seksual, 35% pelajar SMA telah aktif secara seksual dan 38,5% dari
pelajar SMA tersebut tidak menggunakan kondom pada saat hubungan
seksual yang terakhir kali dilakukan. Selain itu, 4,4% siswa SMA ternyata
sudah menggunakan ekstasi.
4
2.4 FAKTOR RESIKO
1. Resistensi (kekebalan) bakteri terhadap antibiotik akibat pemakaian
antibiotik bebas. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya bakteri
resisten terhadap antibiotik
5
9.Pada pria, kantung pelir menjadi bengkak dan nyeri,
10.Pada wanita, sakit perut bagian bawah yang kambuhan (tetapi
tidak ada hubungannya dengan haid),
11.Mengeluarkan darah setelah berhubungan seks, dan
12.Secara umum merasa tidak enak badan atau demam.
13. Kehilangan berat badan
2.5 KLASIFIKASI
1. Definisi
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
bakteri treponema pallidum yang masuk kedalam tubuh manusia melalui
selaut lendir atau kulit. Dalam beberapa jam, bakteri akan sampai ke
kelenjar getah bening terdekat sehingga dapat menyeber ke seluruh tubuh
melalui aliran darah
2.Epidemiologi:
6
Sifilis diyakini telah menginfeksi 12 juta orang di seluruh dunia
pada tahun 1999, dengan lebih dari 90% kasus terjadi di negara
berkembang. Setelah jumlah kasus menurun secara dramatis sejak
ketersediaan penicilin di seluruh dunia pada 1940an, angka infeksi
kembali meningkat sejak pergantian milenium di banyak negara,
terkadang muncul bersamaan dengan human immunodeficiency virus
(HIV). Angka ini disebabkan sebagian oleh praktik seks yang tidak aman
di antara laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki, seks bebas
dan angka prostitusi tinggi, serta penurunan penggunaan proteksi
pelindung.
3.Etiologi
sifilis disebabkan oleh troponema pallidumlama masa inkubasinsi,
dari waktu pajanan sampai timbulnya syanker primer, bergantung pada
jumlah organisme yang menetap saat infeksi dan berapa lama organisme
ini bereplikasi. Spiroket membutuhkan 33 am untuk bereplikasi,
dibandingkan bakteri yang hanya memerlukan beberapa menit untuk
bereplikasi
4.Faktor resiko
1.Penyalahgunaan zat, terutama cocaine
2.Pelacuran
5.Klasifikasi
Sifilis primer , berkembang pada lokasi di kelamin yang dekat pada lokasi
masuknya T.palidum ke dalam tubuh: penis, labia, perineum, anus, atau
rektum
7
Sifiis sekunder adalah bentuk desiminata. Spiroketa yang terdapat dalam
darah brkumpul di dermis seluruh tubuh dan menyebabkan bercak papul
kemerahan yang menyebar luas di batang tubuh dan ekstremitas
6.Manifestasi klinis
Primer: timbul ulkus( disebut chancre atau syangker) pada penis, tepian
menimbul, keras (mirip kancing), mungkin ada pembesaran kelenjar limfe
regional (tidak nyeri).
Sifilis tersier, terjadi kira-kira 1/3 kasus sifilis yang tidak di obati. Organ
dapat terserang pada tahap ini, terutama otak dan jantung, juga dapat
terjadi gumma (daeah nekrotis luas) di hati, tulang dan testis
Manifestasinya di bagi menjadi dua ada yaitu stadium awal dan stadium
lambat
8
9
7) Patofisologi
10
8. Pemeriksaan diagnostik
T. Pallidum dapat diidentifikasi dengan mikroskop lapangan pandangan
gelap dari serum syanker primer atau bercak mukosa sekunder
Tes ELISA igG antitreponema sekarang tersedia dan sensitif serta spesifik,
titer < 0,9negatif, 0,9-1,1 meragukan, dan nilai > 1,1 positif
9.Penatalaksanaan medis
Awal (primer, sekunder, laten atau, 1 tahun) : penisilin G benzatin, 2,4
unit IM, dalam satu dosis
Lambat ( lama > 1 tahun ) : penisilin G benzatin 2,4 juta unit IM setiap
minggu selama tiga dosis
11
10.Penatalaksanaan perawat
Memberikan pendidikan kepada pasien dengan menjelaskan hal-hal
sebagai berikut
1.Bahaya PMS dan komplikain
C.Gonorea
1.Definisi
12
umur antara 15 dan 25 tahun. Dari semua kasus gonore dilaporkan di
tahun 2009, 24% kasus terjadi pada pria melakukan seks dengan pria. Jika
dibandingkan dengan tahun 2008 terjadi peningkatan kasus di Denmark,
Islandia, Portugal dan sedikit penurunan kasus di 10 negara lainnya.
3.Etiologi
5.Patofisiolgi
Faktor : bakteri
neiseria gonorrhea
Faktor berganti-ganti PMS Disebabkan (konokokus)
pasangan
Gonokokus menempel ke
Menular melalui dalam sel epitel melalui vili
hubungan seksual yang ada dipermukaan
(genitor-genital, bakteri
orogenital, anogenital)
Menginfeksi uretra,
endoserviks, saluran anus,
konjungtiva dan faring
Infeksi
meluas
6.Manifestasi klinis
1.Pada wanita:
2.Pada pria :
14
Sering buang air kecil dan sakit
7.Komplikasi
LitritiS : Tidak ada gejala khusus hanya pada urin ditemukan benang –
benang atau butir butir. Bila salah satu saluran tersumbat, dapat terhjadi
abses folikular. Didiagnosis dengan uretroskopi.
15
Epididimitis : Epididimitis akut biasanya unilateral dan setiap epididimitis
biasanya disertai deferntitis. Keadaan yang mempermudah timbulnya
epididimitis adalah trauma pada uretra posterior yang disebaklan oleh
salah penanganan atau kelalaian penderita sendiri. Faktor yang
mempengaruhi keadaan ini antara lain irigasi yang terlalu sering
dilakukan, cairan irigator terlalu panas atau pekat , instrumentasi yang
kasar atau aktivitas seksual yang berlebihan. Epididimitis dan alur
spermatika membengkak dan teraba panas, juga testis sehingga
menyerupai hidrokel sekunder.
Uretritis :Biasanya gejala ringan atau tanpa gejala, fluor sedikit. Gejala
utama ialah disuria, kadang kadang poliuria. Pada pemeriksaan orifisium
uretra ekstrnum tampak merah , edematosa dan ada sekret mukopurulen.
ServisitiS : Biasanya gejala ringan , dapat asymptomatis. Pada pemeriksaan
tampak serviks merah dengan erosi dan sekret mukupurulen
8.Pemeriksaan diagnostic
16
Pemeriksaan ini akan menunjukkan N.gonorrhoeae yang merupakan
bakteri gram negatif dan dapat ditemukan baik di dalam maupun luar sel
leukosit.
Tes defenitif: dimana pada tes oksidasi akan ditemukan semua Neisseria
akan mengoksidasi dan mengubah warna koloni yang semula bening
menjadi merah muda hingga merah lembayung. Sedangkan dengan tes
fermentasi dapat dibedakan N.gonorrhoeae yang hanya dapat meragikan
glukosa saja.
Tes Thomson: tes ini dilakukan dengan menampung urine setelah bangun
pagi ke dalam 2 gelas dan tidak boleh menahan kencing dari gelas pertama
ke gelas kedua.
Hasil dinyatakan positif jika gelas pertama tampak keruh sedangkan gelas
kedua tampak jernih
9.Penatalaksanaan medis
1.Medikamentosa
Walaupun semua gonokokus sebelumnya sangansensitif terhadap
penicilin, banyak ‘strain’ yang sekarang relatif resisten. Terapi penicillin,
amoksisilin, dan tetrasiklin masih tetap merupakan pengobatan pilihan.
17
Untuk sebagian besar infeksi, penicillin G dalam aqua 4,8 unit ditambah 1
gr probonesid per- oral sebelum penyuntikan penicillin merupakan
pengobatan yang memadai.
Pengambilan spesimen
Pemeriksaan bimanual
Pemeriksaan anoskopi
Tes darah
Tes Urin
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien IMS yang efektif berdasarkan jenis infeksi yang
terjadi, pengobatan antimikroba untuk memperoleh kesembuhan dan
18
menurunkan tingkat penularan. Selain itu diperlukan monitoring dan
penanganan untuk mencapai derajat kesehatan reproduksi yang baik.
19
BAB 3
KASUS 1
20
menggunakan alat kontrasepsi. 25 KK yang tidak menggunakan alat
kontrasepsi tersebut memiliki kepercayaan bahwa KB dilarang oleh
agama, dan mereka takut akan mengalami perubahan fisik dan kesehatan.
Namun beberapa ibu hamil dari pasangan usia subur yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi tersebut menderita anemia dan sebagian
besar tidak memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan, serta mereka
memiliki kebiasaan bila ibu hamil untuk berpantang mengkonsumsi
makanan tertentu sehingga gizi pada ibu hamil tidak tercukupi. Di desa
Maju Mundur ini belum ada pemberian jaminan kesehatan kepada warga
yang tidak mampu dan tidak ada program kesehatan yang dilakukan seperti
program kunjungan nifas oleh tenaga kesehatan.
21
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA MAJU MUNDUR
Tahap kegiatan, kelompok kerja komunitas yang akan dilaporkan meliputi tahap-
tahap sebagai berikut : pengkajian, Intervensi, Implementasi dan evaluasi serta
rencana tindak lanjut.
1. Jumlah KK: 50 KK
2. Jumlah penduduk: 300 jiwa
3. Mobilitas penduduk: kepala keluarga jarang di rumah ketika pagi
dan siang hari karena bekerja, sedangkan anak-anak pada sekolah.
4. Jumlah keluarga: 50 keluarga
5. Kepadatan penduduk: padat
6. Tingkat pendidikan:
22
- Perguruan tinggi: 5 orang
- TK : 17 – 23 orang
- SMA : 10 orang
- SMP : 25 orang
- SD : 15 orang
Pekerjaan :
- PNS : 5 % jumlah penduduk
- Buruh : 80% jumlah penduduk
- Pedagang : 10% jumlah penduduk
- IRT : 50% jumlah penduduk
Pendapatan rata-rata :
- Rp 600.000,- : 50%
- Rp 500.000,- s/d Rp 2.000.000.- : 30%
- > Rp 2.000.000,- : 10%
2. PENGKAJIAN TAHAP II
Lingkungan fisik
23
Status pendidikan: SMA sederajat, yang terdiri dari:
- Perguruan tinggi: 5 orang
- TK : 17 – 23 orang
- SMA : 10 orang
- SMP : 25 orang
- SD : 15 orang
24
5. Panti sosial: tidak terdapat
6. Pasar: terdapat pasar untuk rekreasi terdekat
7. Tempat pertemuan: terletak di rumah ketua RW
dalam setiap acara yang diadakan oleh lokasi
setempat
8. Posyandu: tidak terdapat posyandu lansia dan
posyandu balita
9. Hygiene perumahan: sanitasi warga RW 13 dalam
kategori baik
10. Sumber air bersih: air sumur galian
11. Pembuangan air limbah: dialirkan lancar ke selokan
dan tidak menggenang
12. Jamban: 80% sudah mempunyai jamban di rumah
masing-masing
13. Sarana MCK: semua dilakukan di kamar mandi
masing masing dan hampir tidak ada yang di sungai
14. Pembuangan sampah: dibuang dan dikumpulkan di
TPS dekat makam setempat
15. Sumber polusi: air selokan
16. Sumber vektor: PMS
17. Komunikasi
25
tidak ada yang menganggur di rumah. Rata-rata pekerjaan warga
setempat adalah buruh bangunan.
Rekreasi
26
7. Jumlah balita yang meninggal saat dilahirkan : _
1. Jumlah penderita anemia karena tidak memakai alat
kontrasepsi : + 50% /jumlah penduduk RW 13
2. Jumlah kurangnya asupan gizi pada ibu hamil : + 60%
27
Jumlah pasangan subur
dengan kutil kelamin : 6
orang atau 10%
Jumlah kurangnya
asupan gizi pada ibu
hamil : + 60%
28
memakai alat
kontrasepsi
29
2. Tanggal 06 september 2018 melakukan Pengkajian di Dukuh Maju
mundur RW 13
3. Tanggal 10 september 2018 Musyawarah dengan KADER untuk
dilaksanakannya kegiatan MMD (musyawarah Masyarakat Desa)
4. Tanggal 13 september 2018 penyebaran surat undangan untuk seluruh
masyarakat dan KADER yang ada di RW 13 Desa Maju mundur
5. Tanggal 16 september 2018 Persiapan Mahasiswa untuk melakukan
kegiatan MMD untuk memnentukan Prioritas Diagnosa dan didapatkan
masalah yang paling aktual yaitu PMS.
6. Tanggal 19 september 2018 Melakukan pengkajian di rumah warga yang
positif terkena PMS dan pemeriksaan pada Ibu hamil.
7. Tanggal 22 september 2018 melakukan penyebaran surat undangan kepada
warga yang ada di RW 13 Desa Maju mundur untuk melakukan
penyuluhan tentang PMS dan pemenuhan nutrisi pada Ibu hamil
30
kurangnya pengetahuan. Kegiatan dimulai dengan memberikan
penyuluhan tentang Penyakit menular seksual pada hari Sabtu, 25
september 2018 di RW 13 Desa maju mundur Kemudian kegiatan di
lanjutkan dengan pemeriksaan pada Ibu hamil di RW 13 Desa maju
mundur yang di lakukan pada hari Senin 27 september 2018 oleh
mahasiswa STIKES BAHRUL ULUM TAMBAKBERAS JOMBANG.
31
Pelaksanaaan kegiatan yang telah dilakukan berjalan lancar, sesuai rencana
dan adanya peran serta KADER dan mayarakat setempat. Selama
dilakukan kegiatan tidak ditemukan hambatan yang berarti.
32
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Penyakit menular sexual atau yang biasa di singkat PMS adalah penyakit
yang menyebar terutama melalui kontak atau hubungan sexual , dimana salah satu
pasangan menularkan suatu organisme baik itu virus atau bakteri sebgai penyebab
penyakit ke pasangannya misalnya saat berhubungan seks baik secra oral, vaginal,
anal dan lainnya. Akan tetapi tidak semua penyekit menular seksual ini
mempengaruhi organ-organ seks. (Katrina Smith, 2005). Penyakit menular sexual
ini banyak jenisnya yang diatas sudah di jelaskan mulai definisi sampai penata
lakssanaan medisnya. Macam penyakitnya di antaranya adalah gonorrhea,
trikomoniasis vaginalis, sifilis, klamidiasis. Di atas merupakan penyakit yang
dapat di tularkan melalui hubungna seksual.
33
DAFTAR PUSTAKA
Wahyu Ssamudera, 2016. “Makalah mengenai penyakit menular seksual”
(online)https://www.scribd.com/doc/309252530/Makalah-Mengenai-Penyakit-
Menular-Seksual-Kel-1 di aksespada tanggal 25 oktober 2018
34