Modul Sistem Energi
Modul Sistem Energi
Modul Sistem Energi
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
Proses audit energi yang disarankan seperti ditunjukkan dalam bagan berikut
ini (Gambar 2)
9
Mulai
Audit Energi
Awal
Pengumpulan dan penyusunan data historisis energi tahun
sebelumnya
Tidak
IKE> target
Ya
Tidak
Periksa IKE> target
Audit Energi
Ya
Terinci
Mengenali kemungkinan Peluang Hemat Energi (PHE)
Ya
Periksa IKE> target Implementasi
dan
Tidak
monitoring
Selesai
Sumber : Kementerian Perindustrian, 2011
Gambar 2. Bagan Alur Proses Pelaksanaan Audit Energi
10
dapat berupa data primer sistem kelistrikan, data primer sistem termal serta
data primer proses produksi.
b. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut yang
disajikan baik oleh pengumpul data primer atau pihak lain.
c. Data historis merupakan informasi umum tentang obyek audit konsumsi
energi beberapa tahun terakhir.
d. Data teknis merupakan data tentang peralatan utama pemanfaat energi seperti
kapasitas, jumlah unit serta performance (aktual dan design).
e. Informasi lain berupa konsumen energi utama, tingkat produksi, beban
peralatan, jam kerja, standar (SOP) yang digunakan, petugas energi,
kompetensi, sistem manajemen energi, pemeliharaan (jadwal dan
pelaksanaan) serta indikator keberhasilan kinerja.
c. Level 2
Pentingnya manajemen energi sudah dipahami oleh pihak manajemen senior
di perusahaan. Akan tetapi dalam prakteknya komitmen atau dukungan dalam
aktifitas manajemen energi belum ada.
d. Level 3
Manajer senior perusahaan sudah memahami nilai dan manfaat program
penghematan energi. Isu konsumsi energi sudah masuk secara terintegrasi
dalam struktur organisasi. Sistem informasi dan pelaporan yang lengkap juga
sudah diterapkan. Selain itu juga sudah disetujui sistem manajemen energi
dan investasi.
e. Level 4
Pada level ini konsumsi energi sudah merupakan prioritas utama di seluruh
organisasi. Kinerja aktual dipantau secara rutin dan dibandingkan dengan
target, keuntungan finansial dari setiap langkah-langkah efisiensi dihitung.
Pencapaian dibidang manajemen energi dilaporkan dengan baik dan
konsumsi energi dihubungkan dengan isu lingkungan hidup. Manajer senior
sangat berkomitmen dengan efisiensi energi.
Seimbang Rendah
3 Ada 2 kolom di dalam Ekspektasi menaik
nilai rendah
Bentuk U
4 Ada 2 kolom diluar Pencapaian di tengah sia-sia
nilai rendah
Bentuk N
5 Ada 1 kolom sangat Pencapaian yang sangat
rendah dibanding lain rendah pada kolom ini akan
menghambat keberhasilan
Bentuk V
6 Ada 1 kolom sangat Usaha pada area ini akan sia-
tinggi dibanding lain sia karena kekurangan pada
area-area yang lain
Bentuk Puncak
7 Ada 2 atau 3 kolom Semakin besar
mempunyai nilai ketidakseimbangan akan
kurang dari 2 semakin sulit mengatasinya
Tidak Seimbang
Electricity
hydrogen
Garam Caustic
(Brine) Electrolyzer FM
Brine Preparation Brine Filtration Brine Exchanger
1500
dan diserap chilled water yang mengalir turun dari atas tower. Larutan ClO2
berkumpul dibagian bawah absorber dan dipompakan ke storage tank sebelum
digunakan untuk proses bleaching di Bleaching Plant. Gas yang tidak terserap
keluar dari atas tower masuk ke weak chlorine blower untuk direcycle sebagian ke
generator sebagai pengencer gas klorin dioksida.
NaClO3 + 2HC1 ClO2 + 1/2Cl2 + NaCl + H2O (4)
Pemetaan energi listrik area Chlorine Dioxide Plant terdapat pada Gambar 5
berikut ini.
Chlorine Dioxide
Sodium
Chlorate Chloride Acid
Chlorine Dioxide
Production
LP-STEAM
MP-STEAM
Chilled Water
System
New Chilled
Water System
dimana :
W = Energi listrik dengan satuan Joule (J)
Q = Muatan listrik dengan satuan Coulomb (C)
V = Beda potensial dengan satuan volt (V)
I = Kuat arus dengan satuan Ampere (A)
t = waktu dengan satuan Second (s)
W merupakan energi listrik dalam satuan Joule. Dimana diketahui bahwa 1
Joule adalah energi yang diperlukan untuk memindahkan muatan sebesar 1
Coulomb (6.24 x 1018muatan), dengan beda potensial sebesar 1 volt.
Daya listrik adalah kemampuan suatu alat untuk mengubah energi listrik
menjadi energi lain persatuan waktu menggunakan persamaan (Eugene C. Lister,
1993: 40):
𝑊
P= ......... (10) P= 𝑉. 𝑖 ........ (11) W= P.t .......(12)
𝑡
Ket. P = Daya (watt)
W = energi (joule)
V = tegangan ( volt)
I = kuat arus ( Ampere)
t = waktu (sekon)
Satuan untuk Daya listrik adalah Joule/secon atau Watt.
Dalam dunia kelistrikan, terdapat 3 jenis daya listrik yaitu :
1. Daya Aktif (P)
2. Daya Reaktif (Q)
3. Daya Semu (S)
Ketiganya saling berkaitan dan berhubungan dalam Segitiga Daya. Segitiga
Daya atau Power Triangle adalah sebuah istilah yang menggambarkan hubungan
antara 3 jenis daya listrik. Daya yang dimaksud adalah daya aktif, daya reaktif dan
daya semu. Dalam hal ini yang memiliki hubungan adalah vektor dari daya-daya
tersebut yang pada umumnya digambarkan dalam sebuah diagram
kartesius (cartesius) sebagaimana Gambar 8. (Hanapi Gunawan, 1999: 169)
28
Pada dasarnya segitiga daya adalah hubungan antara dua vektor dari dua jenis
daya yaitu daya aktif dan daya reaktif yang digambarkan ke dalam diagram
kartesius (Gambar 9). Masing masing-masing daya diserap oleh resistansi yang
berbeda. Daya aktif diserap oleh hambatan R dan daya reaktif diserap oleh
reaktansi X (induktor atau kapasitor). Sedangkan daya semu adalah total dari daya
secara keseluruhan (Hanapi Gunawan, 1999: 169).
1. Daya aktif adalah daya nyata (real), vektor untuk daya aktif selalu bernilai
positif. Pada diagram kartesius vektor daya aktif berada pada sumbu
horizontal (x-axis). Daya listrik yang diserap oleh hambatan (R) murni
ketika dialiri arus listrik pada persamaan (Hanapi Gunawan, 1999: 169).
P = V x I x √3 x cos φ..................(13)
Satuan untuk daya aktif adalah watt.
29
2. Sementara daya reaktif adalah daya imajiner, vektor untuk daya reaktif bisa
bernilai positif atau negatif bergantung dari reaktansi X (induktor atau
kapasitor). Pada diagram kartesius vektor daya reaktif berada pada sumbu
vertikal (y-axis) persamaan (Hanapi Gunawan, 1999: 169).
P = V x I sin 𝜑..................(14)
Satuan untuk daya reaktif adalah Volt Ampere Reactive (VAR)
3. Daya semu merupakan resultan dari vektor dari daya aktif dan daya reaktif.
Pada diagram kartesius digambarkan menyesuaikan dari vektor daya aktif
dan daya reaktif. Daya semu hanya berada pada kuadran 1 dan 4
dikarenakan nilai daya aktif yang selalu bernilai postif. (Hanapi Gunawan,
1999: 39)
S= V x I ..................(15)
S = P2 + Q2 ..................(16)
2
1. Pipa-pipa
Pipa steam biasanya dibuat dari steel. Bahan yang sama juga dapat
digunakan untuk jalur kondensat, walaupun pipa tembaga lebih disukai oleh
beberapa industri. Untuk saluran pipa steam lewat jenuh yang bersuhu tinggi,
ditambahkan bahan campuran seperti chromium dan molybdenum untuk
memperbaiki kuat tarik dan resistansi terhadap lelehan pada suhu tinggi. Biasanya
pipa dipasok dengan panjang 6 meter.
Tujuan dari sistem distribusi steam adalah untuk memasok steam pada
tekanan yang benar sampai ke titik penggunaan. Ukuran saluran pemipaan
merupakan faktor penting (Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asi –
www.energyefficiencyasia.org.)
2. Titik pengeluaran
Titik pengeluaran harus menjamin bahwa kondensat dapat mencapai steam
trap. Titik-titik pengeluaran kondensat harus dipertimbangan dengan baik pada
saat perencanaan. Pertimbangan harus juga diberikan pada kondensat yang
tertinggal dalam saluran pipa steam pada saat operasi dimatikan, dimana aliran
steam mati. Gravitasi akan menjamin bahwa air (kondensat) akan berjalan
sepanjang pipa miring dan mengumpul pada titik terendah pada sistim.Oleh
karena itu steam traps harus diletakkan pada titik-titik terendah pada sistem
tersebut. Sejumlah besar kondensat akan terbentuk dalam saluran pipa steam pada
kondisi start-up sehingga titik-titik pengeluaran kondensat dibuat untuk setiap
panjang pipa 30m sampai 50m, dan juga pada titik terendah seperti pada bagian
terbawah aliran pipa. Dalam operasi yang normal, steam mengalir sepanjang saluran
pipa pada kecepatan sampai mencapai 145 km/jam, menarik kondensat bersamaan
dengannya. (Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia–
www.energyefficiencyasia.org.)
3. Jalur cabang
Jalur cabang 7 biasanya lebih pendek dari pipa saluran utama steam. Oleh
karena itu, sebagaimana aturan umum, selama panjang jalur cabang tidak lebih
dari 10 meter, dan tekanan dalam pipa saluran cukup, maka memungkinkan untuk
memperkirakan pipa tetap pada kecepatan 25 sampai 40 m/detik, dan tidak perlu
31