Laporan Mektan
Laporan Mektan
Laporan Mektan
BAB I
MENYONDIR
2. Peralatan
a. Sondir
b. Kaki Sondir
c. Beberapa buah angker
d. Manometer 2 buah
e. Pipa Sondir
f. Mantle cone
g. Schietlood
h. Socket
i. Sleeve
j. Kunci-kunci
k. Dll
Jacket cone
Adhesion Jacket Cone
Dalam percobaan ini kita dapat memakai adhesion jacket cone , sehingga tekanan
conus gaya gesekan langsung dapat di ukur.
KELOMPOK 8 1
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
3. Persiapan
a. Permukaan tanah harus dibersihkan dan diratakan , supaya alat sondir secara
keseluruhan dapat berdiri tegak lurus dengan permukaan tanah
b. Kemudian pasang angker , biasanya 4 buah jika tanah sudah cukup baik maka
dapat dipasang 2 buah saja. Sebaliknya jika tanah jelek maka dapat dipergunakan
plat form
c. Sterusnya dapat dipasang alat sondir
4. Petunjuk-petunjuk
a. Pemasangan angker
Batang angker dalam tanah ditekan tegak lurus permukaan tanah dimana angker
akan dipasang. Angker ditekan sambil memutar alat pemutar angker, angker
dipasang sedemikiam rupa sehingga bagian atas angker berupa empat persis
dibawah permukaan tanah.
b. Memasang kaki sondir
Kaki sondir dipasang diantara 2 batang angker yang telah ditentukan jaraknya ,
kemudia plat segi 4 dari baja dengan lubang ditengah diatas kaki sondir, sehingga
ujung batang angker telah dapat masuk pada lubang plat bajantersebut. Diatas plat
baja tersebut selinder baja disusul dengan ring baja dan mur kuping , setelah ring
dipasang dengan baik, alat sondir dikeraskan dengan bauit yang telah disediakan.
Dengan schietlood diusahakan supaya kedudukan alat sondir tegak lurus dengan
permukaan tanah, jika kurang tegak lurus dapat diusahakan dengan mur kuping
atau mengganjalnya. Setelah alat dipasang sebagaimana mestinya kita kontrol
cairan yang diperlukan untuk menekan manometer, seperti kedudukan sleeve gir ,
tiang sondir dan sebagainya.
c. Kontrol minyak
Dipasang terlebih dahulu 2 manometer dengan kapasitas masing-masing 0-50
kg/cm2 , minyak diisi penuh dan kunci dipasang pada piston lalu piston dikocok
naik turun dengan menggunakan kunci. Selama mengocok semua kran-kran dalam
keadaan terbuka.
d. Kontrol posisi sleeve
Posisi sleeve harus sedemikian sehingga sekrup tidak terlalu keras atau terlalu
kendur , sehingga mudah menarik dan menekannya
KELOMPOK 8 2
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
5. Pelaksanaan
a. Mantle diputar dengan arah berlawanan jarum jam (Mantle tube dan rod tertekan
turun) posisi sleeve terkunci sehingga piston menekan tube kedalam tanah.
b. Mantle tube dibagi 5 bagian, masing-masing 20 cm, karena pengukuran kedalam
tanah dengan selisih 20 cm.
c. Kran dihubungkan dengan manometer dalam keadaan terbuka.
d. Handle diputar dibuka sehingga sleeve menekan socket dan mantle tube akan
masuk sedalam 20 cm , lalu handle diputar terus berlawanan arah dan sleeve ditarik
keluar , tekanan piston dari piston dilimpahkan pada rod. Piston juga menekan
cairan ke manometer dengan demikian tekanan dapat dibaca.
e. Handle perlahan-lahan diputar hingga menyentuh rod dengan kecepatan 1cm/det
(0,4 inc/sec).
f. Langkah 1 s/d 6 diulangi setiap sampai di kedalaman 20 cm, apabila mantle tube
dan rod disambung hingga mencapai lapisan tanah keras.
g. Jika pembacaan manometer mencapai angka 150-200 kg/cm2 , handle segera
diputar searah jarum jam agar manometer dan alat-alat tidak sock
Setelah penyondiran selesai maka mantle tube dan rod dicabut kembali, caranya sebagai
berikut :
a. Kedudukan mantle tube ( 0 yang kecil) tidak dapat melewati sleeve, maka harus
diambil lebih dahulu rod nya disambung dengan mantle tube yang lain. Posisi rod
sedemikian rupa sehingga mantle tube tidak dapat diambil dengan cara mengait
dengan sleeve , maka sekrup pemegang alat sondir dibuka, lalu dimikirkan
KELOMPOK 8 3
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
sehingga rodnya ceppat berdiri dan bebas diambil seterusnya dipasang sekrup dan
mantle tube yang dikaitkan dengan sleeve.
b. Pada waktu melepaskan sambungan mantle tube , mantle tube yang ada di
bawahnya harus dipegang agar tidak jatuh kedalam lubang.
c. Cara yang sama diulangi sampai seluruhnya.
6. Perhitungan
Dari hasil percobaan manometer dibuat grafik sondir yang menyatakan hubungan
antara kedalaman dan tekanan conusnya + friction dan jumlah hambatan pelekat atau
JHF.
= 0,06568 (qc + f – qc )
20 If = 1,3136 (qc + f – qc )
KELOMPOK 8 4
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Depan Workshop
Lokasi Fakultas Teknik
Dikerjakan Kelompok 8
(kg/cm2) (kg/cm2)
1 2 3 4 5 6 7
0.00 0 0 0 0 0 0
0.20 0 0 0 0 0 0
0.40 0 0 0 0 0 0
KELOMPOK 8 5
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 8 6
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 8 7
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 8 8
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 8 9
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 8 10
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Dokumentasi
KELOMPOK 8 11
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 8 12
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
BAB II
Dalam pengambilan contoh tanah agar tidak terganggu maka harus diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Percepatan penetrationnya
b. Cara yang dipakai yaitu dengan cara ditekan atau dipukul kedalam tanah karena
derajat gangguan dengan ditekan lebih kecil daripada dipukul.
c. Ada atau tidak mengandung kerikil
KELOMPOK 8 13
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
𝐷𝑒 − 𝐷𝑖
𝐴𝑟 (%) = 100
𝐷𝑖
Dimana :
KELOMPOK 8 14
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Kedalaman : 20 cm
Ketebalan : 20 cm
Warna : hitam
Ketebalan : 10 cm
Kedalaman : 44 cm
Ketebalan : 14 cm
Kedalaman : 65 cm
Ketebalan : 21 cm
Warna : kuning
Kedalaman : 79 cm
Ketebalan : 14 cm
Warna : kuning
Ketebalan : 14 cm
Warna : kuning
KELOMPOK 8 15
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 8 16
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Dokumentasi
KELOMPOK 8 17
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 8 18
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 8 19
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
BAB III
PERCOBAAN KONSOLIDASI
Untuk menentukan sifat pemanfaatan suatu jenis tanah yaitu sifat perubahan isi dan
proses keluarnya air dari dalam pori tanah akibat adanya perubahan tekanan vertikal yang
bekerja pada tanah tersebut.
2. Peralatan
Satu set alat konsolidasi terdiri dari 2 bagian:
a. Alat pembebanan
b. Alat konsolidasi
- Arloji pengukuran (ketelitian 0,01 mm dan panjang gerak tangkai minimal 1
cm).
- Alat untuk mengeluarkan contoh tanah dari tabung pemotong yang terdiri dari
pisau dan tajam serta pisau kawat.
- Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
- Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanaskan sampai 110-
115 °C.
- Stop watch
- Desikator
- Ring untuk pengambilan contoh tanah.
3. Cara melakukan
a. Cincin dikeringkan dan ditimbang hingga mencapai ketelitian 0,01 gram.
b. Ambil contoh tanah dengan Ø 5 cm dan tebal 2 cm yang diperoleh dengan
memasukkan contoh kedalam ring ukuran tersebut.
c. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati- hati (lapisan atas harus tetap di sebelah
atas).
d. Benda uji dan cincin harus diberi batu pada bagian atas dan bagian bawah.
e. Masukkan benda uji beserta batu pada porinya kedalam sel konsolidasi.
f. Pasang plat penumpu diatas batu pori.
KELOMPOK 8 20
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
g. Letakkan sel konsolidasi yang sudah berisi benda uji pada plat konsolidasi
sehingga bagian yang runcing dari plat penumpu menyentuh tepat pada alat
pembebanan tersebut.
h. Aturlah keduduka arloji kemudian dibaca dan dicatat berapa besarnya pembacaan
itu.
i. Pasanglah beban pertama sehingga tekanan pada benda uji sebesar 0,25 Kg/cm,
sehingga kemudian arloji dibaca dan dicatat pada detik ke 6, 15, 30, dan menit ke
1, 2, 4, 8, 15, 30, 60, serta jam ke 24.
j. Setelah pembacaan menunjukkan angka yang tepat atau setelah 24 jam catat lah
pembacaan arloji yang terakhir. Kemudian pasang beban yang kedua sebesar
beban yang pertama sehingga tekanan menjadi 2 kali. Kemudian baca dan catatlah
arloji sesuai dengan kesembilan (9) cara diatas.
k. Lakukan cara (i) dan (j) untuk beban- beban berikut. Beban- beban tersebut akan
menimbulkan tekanan normal terhadapbenda uji masing- masing sebesar 0,25
kg/cm2; 0,5 kg/cm2; 2 kg/cm2; 4 kg/cm2; 8 kg/cm2 ; dstnya.
l. Besarnya beban maksimum ini sebetulnya bergantung pada kebutuhan yaitu
sesuai dengan beban maksimum yang akan bekerja terhadap lapisan tanah.
m. Sesudah pembebanan maksimum dan sesudah arloji menunjukkan bacaan yang
tidak berubah lagi, kurangi beban dalam dua langkah sampai mencapai beban
yang pertama lagi. Misal jika dipakai harga- harga tekanan 0,25 s/d 0 kg/cm2 ,
maka sebaliknya beban dikurangi, setiap pembebanan harus dibiarkan bekerja
sekurang- kurangnya 5 jam. Arloji penunjuk perlu dibaca sesudah 5 jam yaitu saat
sebelum beban dikurangi.
n. Segera setelah pembebanan terakhir dicatat, keluarkan cincin dan benda uji dari
sel konsoliasi, ambilah batu pori dari permukaan atas dan bawah
Pada kedua cara ini untuk harga- harga tekanan dapat menggunakan sekala biasa
ataupun skala logaritma. Bila dipakai cara pertama, maka pembacaan penurunan
terakhir pada setiap pembebanan digambarkan terhadap tekanan (grafik terhadap
tekanan).
KELOMPOK 8 21
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
PERHITUNGAN
Mencari :
ΔH = r – r’
= 0,236 – 0
= 0,236
Δe= ΔH/Ht
= 0,236/ 0,608
= 0,388
e= e’- Δe
= 2,289 – 0,388
= 1,901
H= H’ – ΔH
= 2,00 – 0,388
= 1,764
d = (H+H’)/4
= (1,764 + 2,00)/ 4
= 0,941
KELOMPOK 8 22
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
BEBAN (Kg) 0,802 1,604 3,208 6,416 12,832 25,664 6,416 0,802
KELOMPOK 8 23
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 8 24
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Dokumentasi
KELOMPOK 8 25
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
BAB IV
Menentukan berat jenis tanah yang mempunyai butiran lewat saringan nomor 10
dengan piknometer. Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah
dan berat air suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu.
2. Peralatan
a. Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol ukur dengan
kapasitas minimum 50 ml
b. Desikator
c. Oven yang dilengkapi dengan pangatur suhu untuk memanasi sampai
110 - 115˚C
d. Neraca dengan ketelitian 0,01 grain
e. Termometer ukuran 0 - 50˚C dengan ketelitian pembacaan 1˚C
f. Saringan no.4 , no.10 dan no.40 serta penadahnya
g. Botol berisi air suling
h. Bak perendam
i. Pompa hampa udara (vakum 1-1,5 PM) atau tungku listrik
3. Benda uji
a. Benda uji dipersiapkan dan di oven sampai kering dengan berat tidak
tidak boleh kurang dari 50 gram
b. Contoh didapat dengan menyaring tanah dengan saringan no.4
c. Benda uji dikeringkan dalam oven pada suhu 105 – 1100 ˚C
4. Cara melakukan
a. Cuci piknometer dengan air suling dan keringkan. Timbang pikno-
meter dan tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram (W1)
b. Masukkan benda uji ke dalam piknometer dan timbang bersama tutup-
nya dengan ketelitian 0,01 (W2)
c. Tambahkan air suling sehingga piknometer terisi 2/3 untuk bahan yang
mengandung lembung diamkan benda uji terendam selama sedikitnya
KELOMPOK 8 26
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
24 jam.
d. Didihkan piknometer dengan hati – hati selama minimal 10 menit,
ketika pemanasan sedang berlangsung miringkan botol sekali – sekali
untuk mempercepat pengeluaran udara yang tersekap
e. Isi piknometer dengan air suling, biarkan piknometer beserta isinya
untuk mencapai suhu konstan (24 jam) didalam bejana air atau dalam
kamar.
f. Sesudah suhu konstan tambahkan air suling seperlunya sampai tanda
batas, tutuplah piknometer, keringkan bagian luarnya dan timbang de-
ngan ketelitian 0,01 gram (W3), ukur suhu dan piknometer dengan
ketelitian 10 celcius.
g. Bila isi piknometer belum diketahui maka tentukan isinya sebagai
berikut kosongkan piknometer dan bersihkan, isi piknometer dengan
air suling yang suhunya sama dengan suhu pada C dengan ketelitian
10˚C dan pasang tutupnya. Keringkan bagian luarnya dari piknometer
dan timbang dengan ketelitian 0,01 gram dan koreksi terhadap suhu.
5. Perhitungan
Berat jenis dihitung dengan rumus :
W2 – W1
G = (W4 – W1) – (W3 – W2)
Dimana
Bila hasil kedua pemeriksaan berbeda lebih dari 0,03 pemeriksaan harus
rata – ratanya.
KELOMPOK 8 27
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Kalibrasi Piknometer
isinya (W25).
b. Dari nilai W2 yang ditentukan pada 250 C, susun table W4. Untuk
W4 = W25 x K
Dimana:
T : 18 19 20 21 22
K : 1,00016 1,0014 1,0012 1,0010 1,0007
T : 23 24 25 26 27
K : 1,0005 1,0003 1,0000 0,9997 0,9995
T : 28 29 30 31 -
K : 0,9992 0,9989 0,986 0,9983 -
KELOMPOK 8 28
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Kesimpulan
Jadi dari hasil percobaan didapat berat jenis untuk A1 = 2,62 gram dan berat jenis A1
= 2,53 gram. Sedangkan untuk berat jenis rata – rata
2,575 gram.
KELOMPOK 8 29
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Perhitungan
1. Piknometer no = A3
2. Berat piknometer (M1) = 70,5 gr
3. Berat piknometer + tambah berat + tanah kering (M2) = 104,2 gram
4. Berat piknometer + air + berat tanah kering (M3) = 191,0 gram
5. Berat piknometer + air (M4) = 170,1
6. Temperature t˚C
7. A = M2 – M1
= 104,2 – 70,5
= 33,8 gram
8. B = M3 – M4
= 191,0 – 170,1
= 20 gram
9. C = A – B
= 33,8 – 20,9
= 12,9 gram
10. Berat jenis : G = A/C
= 33,8/12,9
= 2,62 gram
1. Piknometer no = A1
2. Berat piknometer (M1) = 66,0 gram
3. Berat piknometer + tambah berat tanah kering (M2) = 95,4 gram
4. Berat piknometer + air + berat tanah kering (M3) = 183,1 gram
5. Berat piknometer + air (M4) = 163,3 gram
6. Temperature t˚C
7. A = M3 – M1
= 29,4 gram
8. B = M3 – M4
= 17,8 gram
9. C = A – B
= 11,6 gram
10. Berat jenis : G = A/C
= 29,4/11,6
= 2,53 gram
KELOMPOK 8 30
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 8 31
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Dokumentasi
KELOMPOK 8 32
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 8 33
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
BAB V
2. Peralatan
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji.
b. Satu set saringan 76,2 mm (3”);63,5 mm (2,5”);50,8 mm(2”) ; 37,5 mm(1,5”);25
mm (1”) ; 19,1 mm (3/4”);12,5 mm(1/2”); 9,5mm (3/8”);no.4;no.50;no50;no.100 ;
no.200 (standar ASTM).
c. Oven,yang dilengkapi dengan pengatur suhu memanasi sampai 110±115˚C.
d. Alat pemisah contoh
e. Mesin pengguncang saringan
f. Talam – talam
g. Kuas,sikat kuningan,sendok dan alt-alat lainnya.
3. Benda uji
a. Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak:
i.agergat halus:
ukuran maksimum no.4 : beret minimum 500 gram
ukuran maksimum no.8 : berat minimum 100 gram
ii.agregat kasar
ukuran maksimum 3,5” : berat minimum 35 kg
ukuran maksimum 3” : berat minimum 30 kg
ukuran maksimum 2,5” : berat minimum 25 kg
ukuran maksimum 2” : berat minimum 20 kg
ukuran maksimum 1,5” : berat minimum 15 kg
ukuran maksimum 1” : berat minimum 10 kg
ukuran maksimum ¾” : berat minimum 5 kg
KELOMPOK 8 34
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
4. Cara melakukan
a. Benda uji dikeringkan di dalam oven dengan suhu 110-115˚,sampai berthap.
b. Saring benda uji lewat saringan dengan ukuran saringan paling besar di tempatkan
paling atas ; saringan diguncang dengan tangan atau mesin pengguncang selama
15 menit.
5. Perhitungan
Hitungan persentase berat benda uji yang tertahan diatas mesing-masing saringan
berat total benda uji.
6. Pelaporan
Laporan;
a. Jumlah persentase melalui masing-masing saringan atau jumlah persentase diatas
masing-masing saringan dalam bilangan bulat.
b. Graik akumulatif.
1. Saringan no #4
- Berat cawan + berat tertahan = 86,0 gr
- Berat tertahan = 0
KELOMPOK 8 35
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
5. Saringan no #80
- Berat cawan + berat tertahan = 86,0+164,9 = 250,9 gr
- Berat tertahan = 164,9 gr
- Jumlah berat tertahan = 71,1 + 164,9 = 236 gr
- Persentase ; tertahan ; 236/260 x 100% = 90,769%
;lewat : 100% - 90,769% = 9,231%
6. Saringan no #100
- Berat cawan + berat tertahan = 86,0 + 11,2 = 88,4 gr
- Berat tertahan = 2,4
- Jumlah berat tertahan = 236 + 2,4 = 238,4 gr
- Persentase ; tertahan ; 238,4/260 x100% = 91,692%
KELOMPOK 8 36
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Berat jumlah
persentase
Saringan Berat Berat caan tertahan Berat Tertahan Lewat
Cawan +Berat tertahan tertahan
No.#4 86,0 86,0 0 0 0% 100%
No.#10 86,0 86,9 0,9 0,9 0,346% 99,654%
No.#20 86,0 91,3 5,3 6,2 2,384% 97,616%
No.#40 86,0 190,9 64,9 71,1 27,346% 72,654%
No.#80 86,0 250,9 164,9 236 90,769% 9,231%
No.#100 86,0 88,4 2,4 238,4 91,692% 8,308%
No.#200 86,0 97,2 11,2 249,6 96% 4%
KELOMPOK 8 37
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
BAB VI
KELOMPOK 8 38
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Untuk no 1. Cawan Vc
a. No. Ring =C
b. No. Contoh =1
c. Kedalaman =0
d. Berat ring = 65,7
e. Berat cawan = Vc (90,4) gr
f. Berat ring + Cawan + tambah tanah basah = 247,79 gr
g. Berat tanah basah (F-D-E) = 247,7 - 65,7 - 90,4
= 91,6 gr
h. Volume ring = 1⁄4 × 𝜋 × 𝑑² × 𝑡
=1⁄4 × 3,14 × (2,962)2 × 5,07
=34,92 cm³
i. Berat isi tanah basah (𝐺 ⁄𝐻 ) = 91,6⁄34,92
= 2,62 gr/cm³
j. Berat ring + cawan + tanah kering = 207,4 gr
k. Berat tanah kering (J-D-E) = 207,4 – 65,7 – 90,4
= 51,3 gr/cm³
l. Berat air ( G-K) = 91,6 – 51,3
= 40,3
40,3
m. Kadar air (𝐿⁄𝐾 × 100 %) = 51,3 × 100 %
= 78,56 %
n. Berat tanah kering (K/H) = 51,3⁄34,92
= 1,47 gr/cm³
o. Berat jenis (dari data bab IV) = 2,575 gr
p. Volume tanah kering (K/O) = 51,3⁄2,575
=19,92
q. Isi pori (H-P) = 34,92 – 19,92
= 15 gr
KELOMPOK 8 39
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
𝐿
r. Derajat kejenuhan = 𝑄 × 100%
40,3
= × 100 %
15
=268,67 %
s. Porositas = (𝑄 ⁄𝐻 × 100 %
= 15/ 34,92 × 100%
= 42,95 %
Untuk no 2. Cawan V4
a. No. Ring =C
b. No. Contoh =2
c. Kedalaman =0
d. Berat ring = 65,7
e. Berat cawan = V4 (86,2) gr
f. Berat ring + Cawan + tambah tanah basah = 244,3 gr
g. Berat tanah basah (F-D-E) = 244,3 - 65,7 – 86,2
= 92,4 gr
h. Volume ring = 1⁄4 × 𝜋 × 𝑑² × 𝑡
=1⁄4 × 3,14 × (2,962)2 × 5,07
=34,92 cm³
i. Berat isi tanah basah (𝐺 ⁄𝐻 ) = 92,4⁄34,92
= 2,65 gr/cm³
j. Berat ring + cawan + tanah kering = 205 gr
k. Berat tanah kering (J-D-E) = 205 – 65,7 – 86,2
= 53,1 gr/cm³
l. Berat air ( G-K) = 92,4 – 53,1
= 39,3 gr
39,3
m. Kadar air (𝐿⁄𝐾 × 100 %) = 53,1 × 100 %
= 74,01 %
KELOMPOK 8 40
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
=274,87 %
s. Porositas = 𝑄 ⁄𝐻 × 100 %
= 14,3/ 34,92 × 100%
= 40,95 %
KELOMPOK 8 41
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
NO KETERANGAN
A No Ring / No Cawan C C
B No Contoh 1 2
C Kedalaman M - -
D Berat Ring gr 65,7 65,7
E Berat Cawan gr Vc = 90,4 V4 = 86,2
F Berat Ring + Cawan + Tanah basah gr Vc = 247,2 V4 = 244,3
G Berat Tanah Bsah (F-D-E) gr 9,6 92,4
H Volume Ring cm 34,94 34,94
I Berat Isi Tanah Basah (G/H) cm 2,62 2,63
J Berat Ring + Cawan + Tanah kering gr Vc = 207,4 V4 = 205
K Berat Tanah Kering (J-D-E) gr 51,3 53,1
L Berat Air (G-K) gr 40,3 53,1
M Kadar Air (𝐿⁄𝐾 × 100 %) % 78,56 74,01
N Berat Tanah Kering (K/H) gr 1,47 1,52
O Berat Jenis ( data dari bab IV) gr 2,575 2,575
P Volume Tanah Kering (K/O) gr 19,92 20,62
Q Isi Pori (H-P) gr 13 14,3
𝐿
R Derajat Kejenuhan ( 𝑄 × 100%) % 268,67 274,82
S Porositas( 𝑄 ⁄𝐻 × 100 %) % 42,95 40,95
KELOMPOK 8 42
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Dokumentasi
KELOMPOK 8 43
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
BAB VII
Dimana :
KELOMPOK 8 44
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
No KETERANGAN SATUAN
Kesimpulan :
- Kadar air diperoleh dari perbandingan berat air yang tergantung dalam tanah dengan
berat kering tanah yang telah di oven.
- Semakin banyak air yang terkandung semakin besar kadar airnya, demikian juga
sebaliknya.
KELOMPOK 8 45
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Untuk cawan Dc
= 24 gr
= 21,3 gr
KELOMPOK 8 46
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Dokumentasi
KELOMPOK 8 47
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
BAB VIII
Batas cair adalah kadar air pada batas antara keadaan cair dan keadaan plastis (yaitu
batas atas dari daerah plastis). Batas cair adalah keadaan air tanah pada pukulan 25.
Percobaan ini dilakukan terhadap berberapa contoh tanah dengan beberapa kadar air yg
berbeda,dan banyaknya pukulan di hitung untuk masing-masing kadar air.
2. Peralatan
a) Alat batas cair standar
b) Alat pembuat alur
c) Sendok dempul
d) Plat kaca 45 x 45 x 0,9 mm
e) Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
f) Cawan kadar air minimal 4 buah
g) Spatula dengan panjang 12,5 cm
h) Botol tempat air suling
i) Air suling
j) Oven,yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110-115̊ C)
3. Benda Uji
Jenis –jenih tanah yang tidak mengandung batu dan hampir semua butirannya lebih
halus dari saringan 0,42 mm (No.40)
4. Cara Melakukan
a) 100 gram contoh tanah yang sudah disiapkan diletakkan diatas kaca pengaduk.
b) Benda uji diaduk menggunakan spatula,dengan menambah air suling sedikit demi
sedikit sampai keadaan homogen.
c) Setelah contoh tanah menjadi campuran homogeny,ambil sebagian dan letakkan
diatas mangkok alat batas cair,diratakan permukaannya sedemikian sehingga
sejajar dengan dasar alat,bagian yang tebal harus kurang lebih 1 cm.
d) Alur dibuat dengan membagi dua benda uji dalam mangkok dengan menggunakan
grooving tool melalui garis tengah pemegang mangkok dan simetris. Pada waktu
membuat alur,posisi grooving tool harus tegak lurus pada permukaan mangkok.
e) Alat diputar sedemikian rupa sehingga mangkok naik turun dengan kecepatan 2
putaran perdetik.
f) Pemutaran ini dilakukan sampai dasar alur contoh tanah bersinggungan dan catat
jumlah pukulannya pada waktu bersinggugan. Contoh tanah sedikit diambil dari
KELOMPOK 8 48
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
5. Perhitungan
Hasil perhitungan diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang bersangkutan
kemudian digambarkan dalam bentuk grafik. Jumlah pukulan sebagi sumbu horizontal
dengan linier.
Membuat garis lurus melalui titik-titik itu, karena ternyata titik-titik yang di peroleh
tidak terletak pada satu garis lurus,maka garis lurus dapat dibuat melalui titik tersebut.
Besarnya kadar air ditentukan pada jumlah pukulan 25 x,kadar air tanah yang merupakan
batas cair (liquit limit) dari contoh tanah tersebut.
A. Nomor cawan =A
B. Banyak pukulan = 40 kali
C. Berat cawan = 14,5 gram
D. Berat cawan + tanah basah =28,6 gram
E. Berat cawan + tanah kering = 23,1 gram
F. Berat air (D-E) = 28,6 – 23,1 = 5,5 gram
G. Berat contoh kering (E-C) = 23,1 – 14,5 = 8,6 gram
H. Kadar air (berat air/berat contoh kering) x 100%
=5,5/8,6 x 100%
=63,95%
KELOMPOK 8 49
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
No Keterangan I II III IV
A Nomor Cawan A A18 A17 A37
B Banyak pukulun 40 28 20 13
C Berat Cawan 14,5 14,9 15,1 14,4
D Berat cawan + Contoh basah 28,6 30,4 28,2 30,8
E Berat cawan + Contoh Kering 23,1 24,2 22,9 24,1
F Berat air (D-E) 5,5 6,2 5,3 6,7
G Berat Contoh Kering (E-C) 8,6 9,3 7,8 9,7
H Kadar Air (F/H)x 100% 63,95% 66,67% 67,95% 69,04%
KELOMPOK 8 50
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 8 51
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Dokumentasi
KELOMPOK 8 52
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 8 53
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
BAB IX
PEMERIKSAAN BATAS PLASTIS
Batas plastis adalah kadar air pada batas bawah dengan plastis. Kadar air pada batas
bawah dengan dengan menggulingkan tanah pada plat kaca sehingga diameter batang tanah
yang dibentuk dan mencapai 1/8 inci. Bila mana tanah mulai jadi pecah pada saat diameter
1/8 Inci tersebut maka kadar air tanah itu adalah batas plastis.
Perhitungan untuk berat tanah basah, tanah kering berat ar dan kadar am ama mencari
dengan cara yang digunakan pada perhitungan analisa batas cair LL)
Untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas - batas plastis, batas
plastis adalah kadar air minimum dimana suatu tanah masih dalam keadaan plastis
2. Peralatan
a. Plat kaca ukuran 45 x 45 x 0,9 mm
b. Sendok dempul
c. Ratang pembanding dengan Ө 3 mm panjang 10 cm
d. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
e. Cawan untuk menentukan kadar air 2 buah
f. Botol tempat air suling
g. oven pengering dengan pengatur suhu sampai 110°- 50° C
3. Cara melakukan
a. Letakkan contoh tanah sebanyak + 20 gram diatas plat kemudian diaduk sehingga
kadar airnya rata
b. Setelah kadar armya rata, buatlah bola-bola tanah dan contoh itu seberat + 8 gram
kemudaan bola-bola tadi digiling di atas kaca, dilakukan di telapak tangan dengan
kecepatan 80 - 90 gilingan/menit
c. Penggilingan terus dilakukan sampai benda uji membentuk batang dengan
diameter 3 mm, bila penggilingan mencapai Ө 3 mm benda uji sudah retak, maka
contoh disatukan kenbali dan tambah air suling sedikit dan aduk lagi sampai
rata,jika penggilingan sudah memcapai Ө 3 mm ternyata contoh tanah belum juga
KELOMPOK 8 54
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Kesimpulan :
Batas cair diperoleh dan kadar air, dimana tanah yang mengandung air berubah
menjadi keadaan plastis
Semakin banyak air yang terkandung makatanah akan semakin sulit menjadi plastis.
KLASIFIKASI TANAH
Terdapat dua sistem klasifikasi yang sering digunakan, yaitu Unifield Soil
Classification System (USCS) dan American Association of State Highway and
Transportation Official (AASHTO). System sistem ini menggunakan sifat – sifat tanah yang
sederhana seperti distribusi ukuran butiran, batas cair dan indeks plastisitas (Hardiyatmo,
2006)
a. System American association of state Highway and Transportation Official
(AASHTO)
System klasifikasi AASHTO (American Assocation of State Highway and
Transportation Officials) berguna untuk menentukan kualitas tanah dalam perancangan
KELOMPOK 8 55
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
timbunan Jalan, subbate dan subgrade. System ini terutama dutujukan untuk maksud-maksud
dalam lingkup tersebut
Pada garis besarnya tanah dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu
kelompok berbutir kasar (<35% lolos saringan No 200) dan tanah berbutir halus (>35% lolos
saringan No 200)
KELOMPOK 8 56
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Analisa Saringan :
Persen lolos
No. 10
No. 40 Maks 50
No. 200 Maks 30 Maks 50 Maks 51
Maks 15 Maks 25 Maks 10 Maks 35 Maks 35 Maks 35 Maks 35 Min 35 Min 35 Min 35 Min 35
Karakteristik
Fraksi yang lolos
No 40
Batas Cair Maks 40 Maks 41 Maks 40 Maks 41 Maks 40 Maks 41 Maks 40 Maks 41
Indeks Plastis Maks 6 N.P Maks 10 Maks 10 Maks 11 Maks 11 Maks 10 Maks 10 Maks 11 Maks 11
System ini pada mulanya diperkenalkan oleh Casagrande dalam tahun 1942 untuk
dipergunakan pada pekerjaan pembuatan lapangan terbang yang dilaksanakan oleh The
Amery Corps of Engineer selama perang dunia II. Dalam rangka kerja sama dengan United
State Bureau Reclamation tahun 1952, sistem ini disempurnakan. Pada masa kini system
klasifikau tersebut digunakan secara luas oleh para ahli teknik. System klasifikasi Unifield
mengelompokkan tanah kedalam dua kelompok besar, yaitu :
1) Tanah berbutir kasar (coarse-grained soil), yaitu tanah kerikil dan pasir dimana
kurang dan 50 % berat total contoh tanah tertahan ayakan No 200. Simbol dan
kelompok ini dimulai dengan huruf awal G atau S. G adalah untuk kerikil (gravel)
atau tanah berkerkil. dan S adalah untuk pasir (sand) atau tanah berpasir
2) Tanah berbutir halus (fine-grained soil) yaitu tanah dimana lebih dari 50 % dari berat
total contoh tanah dapat lolos pada ayakan no 200. Simbol dari kelompok ini dimulai
dengan huruf awal M untuk lanau (silt) anorganik. C untuk lempung (clay) anorganik
dan O untuk lanau-organik dan lempung-organik. Simbol PT digunakanuntuk tanah
gambut (peat), muck, dan tanah tanah lain dengan kadar organik yang tinggi.
KELOMPOK 8 57
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
a. Nomor Cawan = B2
b. Berat Cawan = 14,5 gr
c. Bertat Cawan + Contoh Tanah Basah = 23,5 gr
d. Berat Cawan + Contoh Tanah Kering = 21,5 gr
e. Berat Air (C-D) = 23,5 – 21,5
= 2 gr
f. Berat Contoh Tanah Kering (D-B) = 21,5 – 14,5
= 7 gr
2
g. Kadar Air (E/F × 100%) = 7 × 100%
= 28,57%
a. Nomor Cawan = A29
b. Berat Cawan = 14,7 gr
c. Bertat Cawan + Contoh Tanah Basah = 23,9 gr
d. Berat cawan + Contoh Tanah Kering = 21,8 gr
e. Berat Air (C-D) = 23,9 – 21,8
= 2,1 gr
f. Berat Contoh Tanah Kering (D-B) = 21,8 – 14,7
= 7,1 gr
2,1
g. Kadar Air (E/F × 100%) = 7,1 × 100%
= 29,58 %
KELOMPOK 8 58
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 8 59
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Keterangan Simbol :
G = Kerikil (gravel)
S = Pasir (Sand)
M = Lanau (Silt)
C = Lempung (clay)
O = Lanau atau lempung organic
KLASIFIKASI TANAH
KELOMPOK 8 60
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Dokumentasi
KELOMPOK 8 61
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
BAB X
Uji pemadatan ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan (berat volume kering) tanah, sehingga akan diperoleh wopt dan Ƴd max. pengujian
pemadatan standard proctor ini berdasarkan ASTM D 698-78. Sampel tanah yang digunakan
lolos saringan no.4 sebanyak ± 2500 gram.
Pengujian ini dimaksud untuk mengetahui hubungan antara kadar air dan kepadatan
tanah. Dapat disebut juga protoc test dan dapat dilakukan secara standart maupun modified.
2. Peralatan
3. Cara pelaksanaan
KELOMPOK 8 62
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
b. Mengeluarkan benda uji dari plastik, sebar pada nampan dan bagi sampel tanah
menjadi 3 bagian, memasukkan sampel kedalam cetakan kemudian dipadatkan dalam
tiga lapis , dan masing masing lapis dipadatkan dengan tumbukan 25
tumbukan.Kemudian leher cetakan dibuka dan sampel diratakan hinggan bagian atas
benda uji sejajar dengan permukaaan cetakan, lalu dicetakan dilepas dari alasnya
kemudian ditimbang. Mengambil sampel dari bagian atas,bawah dan tengah lalu
memasukkan sampel kedalam cawan, untuk mengetahui kadar airnya. Selanjutnya
memasukkan cawan berisi tanah kedalam oven. Pemeriksaan ini di ulang dengan
kadar air yang bervariasi.Data yang diperoleh adalah berat volume basah, kadar air
dan berat volume kering. Dari data tersebut kemudian dicari kadar air optimum dan
berat volume kering maksimum
Ƴ wet
(Ƴd) = 1+w
𝐵
Ƴwet = 𝑉
Derajat kejenuhan 100% adalah bila pori tanah sama sekali tidak mengandung udara.
KELOMPOK 8 63
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
𝐺.Ƴ𝑤
Ƴz(av) = 1+(𝐺.𝑤/100)
G = berat jenis
4. Perhitungan
Untuk 4%
Berat isi
A. Berat tanah + petakkan = 3923 gram
B. Berat cetakan = 2060 gram
C. Berat tanah basah (A-B) = 3923 – 2060
= 1863 gr
D. Isi cetakkan = 1/4 .𝜋 . d2 . t
= 1/4 . 3,14 . (10,14)2 .12,3
= 992,77 cm3
𝐶
E. Berat isi basah =𝐷
1863
= 992,77 = 1,88 gr/cm3
𝐸 1,88
F. Berat isi kering = 100+ 𝐿 = 100+ 7,96 = 1,74 kg/cm3
100 100
KELOMPOK 8 64
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
𝐼
L. Kadar air = 𝐾 𝑥 100%
16,4
=205,9 𝑥 100%
= 7,96%
Untuk 7%
Berat isi
A. Berat tanah + petakkan = 4103 gram
B. Berat cetakan = 2060 gram
C. Berat tanah basah (A-B) = 4103 – 2060
= 2043 gr
D. Isi cetakkan = 1/4 .𝜋 . d2 . t
= 1/4 . 3,14 . (10,14)2 .12,3
= 992,77 cm3
𝐶
E. Berat isi basah =𝐷
2043
= 992,77 = 2,06 gr/cm3
𝐸 2,06
F. Berat isi kering = 100+ 𝐿 = 100+ 10,40 = 1,86 kg/cm3
100 100
= 10,40%
Untuk 10%
Berat isi
A. Berat tanah + petakkan = 4136 gram
KELOMPOK 8 65
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
= 15,33%
Untuk 13%
Berat isi
A. Berat tanah + petakkan = 4097 gram
B. Berat cetakan = 2060 gram
C. Berat tanah basah (A-B) = 4097 – 2060
= 2037 gr
D. Isi cetakkan = 1/4 .𝜋 . d2 . t
= 1/4 . 3,14 . (10,14)2 .12,3
= 992,77 cm3
𝐶
E. Berat isi basah =𝐷
2037
= 992,77 = 2,05 gr/cm3
KELOMPOK 8 66
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
𝐸 2,05
F. Berat isi kering = 100+ 𝐿 = 100+ 18,28 = 1,73 kg/cm3
100 100
= 18,28%
Untuk 16%
Berat isi
A. Berat tanah + petakkan = 4015 gram
B. Berat cetakan = 2060 gram
C. Berat tanah basah (A-B) = 4015 – 2060
= 1955 gr
D. Isi cetakkan = 1/4 .𝜋 . d2 . t
= 1/4 . 3,14 . (10,14)2 .12,3
= 992,77 cm3
𝐶
E. Berat isi basah =𝐷
1955
= 992,77 = 1,97 gr/cm3
𝐸 1,97
F. Berat isi kering = 100+ 𝐿 = 100+ 21,00 = 1,63 kg/cm3
100 100
KELOMPOK 8 67
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
= 21,00%
KELOMPOK 8 68
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
PERCOBAAN PEMADATAN
BERAT ISI
KELOMPOK 8 69
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
KELOMPOK 8 70
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Dokumentasi
KELOMPOK 8 71
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
BAB XI
CBR LABORATORIUM (LABORATORY CBR)
Pengujian CBR adalah pengujian untuk memperoleh perbandingan antara beban yang
dibutuhkan untuk mencapai harga penetrasi tertentu didalam sampel tanah pada kondisi kadar air dan
berat volume tertentu terhadap beban standar yang dibutuhkan untuk mencapai penetrasi standar
(Bowles, 1989). Jadi harga CBR adalah nilai yang menyatakan kwalitas tanah dasar dibandingkan
dengan bahan standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100% dalam memikul
beban lalu lintas. Lebih jelasnya lagi dapat dinyatakan dengan persamaan
Umumnya harga CBR diambil pada penetrasi 0,1” dengan beban standar 3000 lbs dan 0,2”
dengan beban standar 4500 lbs, Nilai cbr adalah nilai yang terbesar antara penetrasi 0,1” dan 0,2”.
Sampel tanah yang digunakan dalam pengujian ini adalah sampel terganggu yang dibuat
dilaboratorium. Sampel yang dibuat di laboratorium ini dipadatkan pada kadar air optimum (OMC).
1. MAKSUD
Pengujian ini dimaksudkan untuk nilai CBR (California Bearing Ratio) tanah dan campuran tanah
agregat yang dipadatkan di laboratorium pada kadar air tertentu yang akan digunakan perencanaan
pembangunan jalan baru di lapangan terbang.
2. ALAT
1. Mesin Penetrasi
2. CBR Mold (cetakan)
3. Piringan Pemisah
4. Palu Penumbuk
5. Alat Pengukur pengembangan (swelling)
6. Keping beban lubang bulat
7. Keping beban lubang alur
8. Piston penetrasi
9. Pengukur beban dan penetrasi
10. Talam
11. Pisau perata
12. Bak perendam
KELOMPOK 8 72
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
3. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil contoh tanah kering udara seperti yang digunakan pada percobaan pemadatan,
sebanyak 3 contoh dengan berat masing – masing (4-5) kg.
2. Campur bahan tersebut dengan air sampai kadar air optimum.
Untuk mencapai kadar air optimum tersebut diperlukan penambahan air dengan
mengutamakan rumus sebagai berikut :
Penambahan air :
100 + 𝐵
= 5000 𝑥 ( − 1)
100 + 𝐴
3. Masukkan contoh tersebut kedalam kantong plastic dan tutup agar tidak terjadi penguapan.
Diamkan selama 24 jam.
4. Pasang CBR Mold pada keeping alas dan timbang. Masukkan keeping pemisah (spacer disc),
lalu letakkan kertas saring diatasnya.
5. Padatkan masing – masing contoh tersebut didalam CBR Mold dengan jumlah tumbukkan 10,
25, 56 dengan jumlah lapisan dan berat pemadat sesuai dengan pengujian pemadatan ring
(standart compaction) dan pengujian berat (modifiet compaction)
6. Lepaskan colar lalu ratakan permukaan contoh dengan alat perata. Tambal lubang – lubang
yang mungkin terjadi pada permukaan karena lepasnya butir – butir kasar dengan bahan yang
lebih halus.
7. Keluarkan piring pemisah (spacer disc) dan kertas saring, balikkan dan pasang kembali mold
yang berisi contoh pada alas, kemudian ditimbang.
8. Untuk pemeriksaan CBR langsung, contoh ini siap diperiksa. Bila dikehendaki CBR yang
direndam (soaked) CBR harus dilakukan langkah – langkah sebagai berikut :
a. Pasang cetakan, lalu pasang kembali alasnya dengan posisi cetakan terbalik
b. Letakkan beban diatas permukaan benda uji sebesar 10 lbs (sebagai beban pengganti
yang akan dilimpahkan pada tanah nantinya), kemudian pasang pengembang
KELOMPOK 8 73
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
c. Rendam cetakan tersebut didalam air, sehingga air dapat meresap dari atas maupun
dari bawah. Pasang alat pengukur pengembangan. Catat pembacaan pertama,
kemudian pembacaan dilakukan setiap 4x24 jam.
d. Permukaan air perendaman harus tetap (kira – kira 2,5 cm) diatas permukaan contoh.
e. Permukaan contoh sudah tidak mengalami pengembangan sebelum 4x24 jam, proses
perendaman dihentikan. Catat pembacaan pada akhir perendaman.
f. Angkat cetakan dari dalam air, buang genangan air di atasnya dengan cara
memiringkan cetakan selama 15 menit. Angkat alat pengukur pengembangan dan
keeping, kemudian mold beserta isinya ditimbang kembali.
9. Pasang kembali keping beban sebesar 10 lbs, diatas permukaan benda uji, letakkan mold
diatas piringan penekan penekan pada alat penetrasi CBR.
10. Atur piston penetrasi supaya menyentuh permukaan benda uji, kemudian lakukan penetrasi
sampai arloji beban menunjukkan beban permukaan sebesar 4,5 kg atau 10 lbs. pembebanan
permulaan ini diperlukan untuk menjamin bidang sentuh yang sempurna antara arloji
pengukur penetrasi di nol kan.
11. Berikan pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi mendekati kecepatan 1,27
mm/menit atau 0,05”/menit.
12. Catat beban maksimum dan penetrasi, tentukan kadar air sekurang – kurangnya 100 gram
untuk tanah berbutir halus, untuk tanah berbutir kasar sekurang – kurangnya 500 gram.
4. PERAWATAN
1. Bersihkan dan keringkan mold yang telah selesai dipakai untuk mencegah karat demikian
pula peralatan lainnya.
2. Jaga ujung piston penetrasi agar tidak terpukul benda keras yang bisa menyebabkan cacat
sehingga mengurangi luas permukaannya.
3. Kencangkan mur – mur prisma mesin penetrasi untuk mencegah keausan drat tiang.
4. Lumasi drat pengatur ketinggian alat pengukur pengembangan supaya dapat diputar dengan
lancar dan tidak berkarat.
5. Kencangkan mur penutup palu penumbuk sebelum dipakai supaya tinggi jatuhnya benar –
benar standard dan dratnya tidak aus.
6. Bila saat jack diputar tidak lancar/berbunyi, buka piringan penekan tempat mold. Hilangkan
dempul yang menutup kepala baut L di empat sisi penutup box jack. Buka baut L kemudian
kunci L kemudian tambahkan stempet dan oli secukupnya.
KELOMPOK 8 74
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Dokumentasi
KELOMPOK 8 75