Metode Ekstraksi Panas

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

METODE EKSTRAKSI CARA PANAS

Kelompok 1

Disusun Oleh :
Saarah Yurva Salsabila L 260110160001
Ingka Tisya Garnisa 260110160002
Soleh 260110160003
Fuji Fadhilla Sandy 260110160005
Wahyu Eka Saputri 260110160006
Syifa Hanifah 260110160007
Renata Vania 260110160008
Nita Listiani 260110160009

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Ekstraksi Panas
1. Metode Destilasi Uap Air

a. Prinsip
Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari simplisia
yang mengandung minyak menguap atau mengandung komponen kimia
yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal, misalnya pada
penyarian minyak atsiri yang terkandung dalam tanaman Sereh
(Cymbopogon nardus). Pada metode ini uap air digunakan untuk menyari
simplisia dengan adanya pemanasan kecil uap air tersebut menguap kembali
bersama minyak menguap dan dikondensasikan oleh kondensor sehingga
terbentuk molekul-molekul air yang menetes ke dalam corong pisah
penampung yang telah diisi air. Penyulingan dilakukan hingga sempurna
(Ditjen POM, 1986).
Prinsip fisik destilasi uap yaitu jika dua cairan tidak bercampur
digabungkan, tiap cairan bertindak seolah – olah pelarut itu hanya sendiri,
dan menggunakan tekanan uap. Tekanan uap total dari campuran yang
mendidih sama dengan jumlah tekanan uap parsial, yaitu tekanan yang
digunakan oleh komponen tunggal, karena pendidihan yang dimaksud yaitu
tekanan uap total sama dengan tekanan atmosfer, titik didih dicapai pada
temperatur yang lebih rendah daripada jika tiap – tiap cairan berada dalam
keadaan murni (Ditjen POM, 1986).
b. Cara Kerja
Sampel yang akan diekstraksi direndam dalam gelas kimia selama 2
jam setelah itu dimasukkan ke dalam bejana B, bejana A diisi air dan pipa-
pipa penyambung serta kondensor dan penampung corong pisah dipasang
dengan kuat. Api Bunsen bejana A dinyalakan sehingga airnya mendidih dan
diperoleh uap air yang selanjutnya masuk ke dalam bejana B melalui pipa
penghubung untuk menyari sampel dengan adanya bantuan api kecil pada
bejana B, minyak menguap yang telah tersari selanjutnya menguap menuju
kondensor, karena adanya pendinginan balik uap dari minyak menguap ini,
maka uap air yang terbentuk menetes ke dalam corong pisah penampung
yang telah berisi air (Ditjen POM, 1986).
Keuntungan dari destilasi uap ini adalah titik didih dicapai pada
temperatur yang lebih rendah daripada jika tiap– tiap cairan berada dalam
keadaan murni. Selain itu, kerusakan zat aktif pada destilasi langsung dapat
diatasi pada destilasi uap ini. Kerugiannya adalah diperlukannya alat yang
lebih kompleks dan pengetahuan yang lebih banyak sebelum melakukan
destilasi uap ini (Ditjen POM, 1986).
2. Reflux
a. Prinsip
Pelarut volatil yang digunakan akan menguap
pada suhu tinggi, namun akan didinginkan
dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya
dalam bentuk uap akan mengembun pada
kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi
sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi
berlangsung (Chao, 2010).

b. Cara Kerja
Semua reaktan atau bahannya dimasukkan
kedalam labu bundar leher tiga. Kemudian dimasukkan batang stirer stelah
setelah kondensor pendingin ait terpasang, sampuran diaduk dan di refluk
selama waktu tertentu sesuai dengan reaksinya. Pengaturan suhu dilakukan
pada penangas air, minyak atau pasir sesuai dengan kebutuhan reaksi.
Pelarut akan mengekstraksi dengan panas, lalu akan menguap sebagasi
senyawa murni dan kemudian terdinginkan dalam kondensor, turun lagi ke
wadah pengekstraksi (Chao, 2010).
3. Soxhlet
a. Prinsip
Salah satu model ekstraksi yang menggunakan pelarut baru dalam
mengekstraknya sehingga terjadi ektraksi yang kontinou dengan adanya
jumlah pelarut konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik
(kondensor) (Khamidinal,2009).
b. Cara Kerja
Pertama yang harus dilakukan yaitu dengan
menghaluskan sampel (untuk mempercepat proses
ekstraksi, karena luas permukaannya lebih besar,
jadi laju reaksi libih cepat berjalan) kemudian
sampelnya dibungkus dengan kertas saring (agar
sampelnya tidak ikut kedalam labu alas bulat ketika
diekstraksi), setelah itu dimasukkan batu didih
(untuk meratakan pemanasan agar tidak terjadi
peledakan) ke dalam labu alas bulat. Kemudian
kertas saring dan sampel dimasukkan kedalam
timbal, dan timbalnya dimasukkan kedalam lubang
ekstraktor. Setelah itu pelarut dituangkan kedalam timbal dan disana akan
langsung menuju ke labu alas bulat. Kemudian dilakukan pemanasan pada
pelarut dengan acuan pada titik didihnya (agar pelarut bisa menguap),
uapnya akan menguap melalui pipa F dan akan menabrak dinding-dinding
kondensor hingga akan terjadi proses kondensasi (pengembunan), dengan
kata lain terjadi perubahan fasa dari fasa gas ke fasa cair. Kemudian pelarut
akan bercampur dengan sampel dan mengekstrak
(memisahkan/mengambil)senyawa yang kita inginkan dari suatu sampel.
Setelah itu maka pelarutnya akan memenuhi sifon, dan ketika pada sifon
penuh kemudian akan dislurkan kembali kepada labu alas bulat (Rohman,
2007).
4. Infusa

a. Prinsip
Infusa adalah metode ekstraksi dengan menyari simplisia nabati dengan air
pada 90-98OC selama 15 menit. Umumnya infus aselalu dibuat dari
simplisia yang mempunyai jaringan lunak, yang mengandung minyak atsiri,
dan zat-zat yang tidak tahan pemanasan lama (Depkes RI,1979).
b. Cara Kerja :
Penyarian adalah peristiwa memindahkan zat aktif yang semula di dalam sel
ditarik oleh cairan penyari sehingga zat aktif larut dalam cairan penyari.
Secara umum penyarian akan bertambah baik apabila permukaan simplisia
yang bersentuhan semakin luas (Ansel, 1989).

Rasio berat bahan dan air adalah 1 : 10, artinya jika berat bahan 100 gr maka
volume air sebagai pelarut adalah 1000 ml.

Serbuk bahan dipanaskan dalam panci dengan air secukupnya selama 15


menit terhitung mulai suhu mencapai 90ºC sambil sekali-sekali diaduk.
Saring selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya
melalui ampas hingga diperoleh volume yang diinginkan. Penyaringan
dilakukan pada saat cairan masih panas,kecuali bahan yang mudah
menguap. Apabila bahan mengandung minyak atsiri, penyaringan
dilakukan setelah dingin (L.Maharia, 2016).
5. Dekok
a. Prinsip
Dekok adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperature 90°C
selama 30 menit (BPOM RI, 2010). Rebusan (decocta) merupakan simplisia
halus yang dicampur dengan air bersuhu kamar atau dengan air bersuhu >
90ºC sambil diaduk berulang-ulang dalam pemanas air selama 30 menit
(Voight, 1994) .
b. Cara Kerja
Campur simplisia dengan derajat
halus yang sesuai dalam panci (wadah) dengan
air secukupnya, panaskan diatas tangas air
selama 30 menit terhitung mulai suhu 90 °C
sambil sekali-sekali diaduk (BPOM RI, 2010).
Dekok merupakan proses ekstraksi serbuk
simplisia atau tanaman segar dengan
menggunakan pelarut air dan dipanaskan
dalam tempat tertutup pada suhu antara 96-
98°C. Waktu proses ektraksi selama 30 menit
yang dihitung semenjak suhu cairan mencapai
96°C (Mursito, 2002).
.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat. Jakarta : UI
Press.
BPOM RI. 2010. Acuan Sediaan Herbal. Volume V, Edisi I. Jakarta : Badan.
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Chao, W. 2010. Isolation Compounds in Andrographis paniculata (Chuanxinlian).
Chinese Medicine. Vol. 5: 17.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
Khamidinal.2009. Teknik Laboratorium Kimia.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mursito, B. 2002. Ramuan Traditional Untuk Pengobatan Jantung. Cetakan II.
Jakarta : Pebar Swadaya.
Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ditjen POM. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
L, Maharia et al. 2016. Efek Ekstrak Dekokta dan Infusa Kombinasi Centella
asiatia, Justica gendarussa dan Imperta cylindrica Terhadap Kadar Nitrik
Oksida Jaringan Arteri Ekor Tikus Model Hipertensi (DOCA-NaCl).
Jurnal Kedokteran Komunitas. Vol 1 No 3.
Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta : UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai