Alat
Alat
Alat
Kruk yaitu tongkat atau alat bantu untuk berjalan, biasanya digunakan secara
berpasangan yang di ciptakan untuk mengatur keseimbangan pada saat akan berjalan.
B. Jenis Kruk
Kruk Axilla
Kruk axilla menopang badan dari ketiak sampai ke lantai, kruk axilla dapat
mentransfer sampai 80% berat badan, namun akan terdapat tekanan yang besar pada
bagian ketiak, karena berat tumpu pada ketiak tadi. Kruk axilla tidak dirancang untuk
bisa beristirahat selama menopang tubuh.
F. Kontra Indikasi
1. Perawat atau keluarga harus memperhatikan ketika klien akan menggunakan kruk.
2. Monitor klien saat memeriksa penggunaan kruk dan observasi untuk beberapa saat
sampai problem hilang.
3. Perhatikan kondisi klien saat mulai berjalan.
4. Sebelum digunakan, cek dahulu kruk untuk persiapan.
5. Perhatikan lingkungan sekitar.
6. Gunakan wc duduk untuk buang air besar.
7. Bila tidak ada wc duduk, gunakan wc biasa dengan kursi yang tengahnya diberi
lubang.
8. Jaga keseimbangan tubuh.
I. Pengukuran kruk yang meliputi :
o Area tinggi klien
o Jarak antara bantalan kruk dan aksila dan sudut fleksi siku
Pengukuran di lakukan dengan satu dari dua metode berikut : dengan klien berada
pada posisi supine atau berdiri. Pada posisi telentang-ujung kruk berada 15 cm di
samping tumit klien. Tempatkan ujung pita pengukur dengan lebar tiga sampai empat jari
(4-5 cm) dari aksila dan ukur sampai tumit klien. Pada posisi berdiri-posisi kruk dan
ujung kruk berada 14-15 cm di samping dan 14- 15 cm di depan kaki klien
Metode lain siku harus di refleksikan 15 sampai 30 derajat. Lebar bantalan kruk harus 3-4
lebar jari dari aksila
Caranya adalah dengan mengatur posisi sekrup yang ada di bagian bawah
tongkat. Jangan terlalu menempel dengan ketiak, beri jarak sekitar 2 jari tangan.
Jika terlalu menempel itu kurang baik karena akan menekan saraf-saraf yang ada
di ketiak dan ketiak pun akan terasa sakit jika terlalu ditekan.
3. Ketika berjalan, jangan terlalu bungkuk, karena kurang baik untuk tulang
belakang. Diusahakan berjalan tegak.
a. Jika kaki yang patah belum boleh diberi beban/tekanan, maka kaki yang
patah diangkat sedikit. gerakkan kedua tongkat terlebih dahulu kemudian
langkahkan kaki yang sehat, kemudian gerakan tongkatnya lagi dan begitu
seterusnya
b. Jika kaki yang patah boleh diberi beban/tekanan, maka kaki yang patah
bisa ditapakkan ke lantai. gerakkan kedua tongkat terlebih dahulu
kemudian langkahkan kaki yang patah dulu setelah itu baru langkahkan
kaki yang sehat. Seperti itu secara bergantian.
5. Jika menggunakan 1 tongkat, tongkat dipegang di sisi yang sehat. Saat berjalan,
langkahkan kaki yang patah dan tongkat secara bersamaan kemudian langkahkan
kaki yang sehat, begitu seterusnya.
6. Ketika naik turun tangga
Jika kakinya belum boleh ditapakkan/ditekan ke lantai sebaiknya jangan dulu
melakukan aktivitas naik turun tangga, dikhawatirkan posisi tulang akan berubah
karena goncangan.
Tapi jika sudah boleh ditapakkan (biasanya sekitar 3-4 bulan setelah operasi),
naik turun tangga diperbolehkan asalkan dengan cara yang tepat dan jangan
terlalu sering.