Alat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

ALAT BANTU JALAN (KRUK)

A. Pengertian Alat Bantu Berjalan (Kruk)

Kruk yaitu tongkat atau alat bantu untuk berjalan, biasanya digunakan secara
berpasangan yang di ciptakan untuk mengatur keseimbangan pada saat akan berjalan.

B. Jenis Kruk

Kruk terbagi dua (Kedlaya, 2008) yaitu:

 Kruk Axilla
Kruk axilla menopang badan dari ketiak sampai ke lantai, kruk axilla dapat
mentransfer sampai 80% berat badan, namun akan terdapat tekanan yang besar pada
bagian ketiak, karena berat tumpu pada ketiak tadi. Kruk axilla tidak dirancang untuk
bisa beristirahat selama menopang tubuh.

 Kruk Non axilla


Kruk nonaxilla menopang dari bagian lengan sampai ke lantai, kruk nonaxilla dapat
mentransfer
40-50% berat badan Lebih ringkas dan ringan daripada Kruk axilla dan memerlukan
kontrol tubuh yang lebih baik bagi pengguna

C. Tujuan Penggunaan Kruk

1. Meningkatkan kekuatan otot, pergerakan sendi dan kemampuan mobilisasi


2. Menurunkan resiko komplikasi dari mobilisasi

3. Menurunkan ketergantungan pasien dan orang lain

4. Meningkatkan rasa percaya diri klien


D. Fungsi Kruk

1. Sebagai alat bantu berjalan.


2. Mengatur atau memberi keseimbangan waktu berjalan.
3. Membantumenyokongsebagianberatbadan.

E. Indikasi Pengguna Kruk

1. Pasien dengan fraktur ekstremitas bawah.


2. Pasien dengan postop amputasi ekstremitas bawah.
3. Pasien dengan kelemahan kaki atau post stroke.

F. Kontra Indikasi

1. Penderita demam dengan suhu tubuh lebih dari 37o C.


2. Penderita dalam keadaan bedrest.
3. Penderita dengan post op.

G. Manfaat Penggunaan Kruk

1. Memelihara dan mengembalikan fungsi otot.


2. Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi bengkok.
3. Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.
4. Mencegah komplikasi, seperti otot mengecil dan kekakuan sendi.

H. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan kruk

1. Perawat atau keluarga harus memperhatikan ketika klien akan menggunakan kruk.
2. Monitor klien saat memeriksa penggunaan kruk dan observasi untuk beberapa saat
sampai problem hilang.
3. Perhatikan kondisi klien saat mulai berjalan.
4. Sebelum digunakan, cek dahulu kruk untuk persiapan.
5. Perhatikan lingkungan sekitar.
6. Gunakan wc duduk untuk buang air besar.
7. Bila tidak ada wc duduk, gunakan wc biasa dengan kursi yang tengahnya diberi
lubang.
8. Jaga keseimbangan tubuh.
I. Pengukuran kruk yang meliputi :
o Area tinggi klien
o Jarak antara bantalan kruk dan aksila dan sudut fleksi siku
Pengukuran di lakukan dengan satu dari dua metode berikut : dengan klien berada
pada posisi supine atau berdiri. Pada posisi telentang-ujung kruk berada 15 cm di
samping tumit klien. Tempatkan ujung pita pengukur dengan lebar tiga sampai empat jari
(4-5 cm) dari aksila dan ukur sampai tumit klien. Pada posisi berdiri-posisi kruk dan
ujung kruk berada 14-15 cm di samping dan 14- 15 cm di depan kaki klien

Metode lain siku harus di refleksikan 15 sampai 30 derajat. Lebar bantalan kruk harus 3-4
lebar jari dari aksila

J. Tehnik Pengunaan Kruk

1. Cara berjalan menggunakan kruk


a. Langkah I, dengan kruk tetap di tempatnya, tekanan tempat di tangan anda,
bukan pada ketiak anda.
b. Langkah II, pindahkan kaki dioperasikan dan kedua kruk maju pada saat yang
sama
c. Langkah III, mencari dan lurus kedepan, langkah pertama melalui kruk
dengan kaki dioperasikan diikuti oleh kaki anda
2. Tehnik Turun Tangga
a. Pindahkan berat badan pada kaki yang tidak sakit.
b. Letakkan kruk pada anak tangga dan mulai untuk memindahkan berat
badan pada kruk.
c. Gerakkan kaki yang sakit kedepan
d. Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk.
3. Tehnik Naik Tangga
a. Pindahkan berat badan pada kruk.
b. Julurkan tungkai yang tidak sakit antara kruk dari anak tangga.
c. Pindahkanberatbadandarikrukketungkai yang tidaksakit.
d. Luruskan kaki yang tidaksakitpadaanaktanggadengankruk.
4. Tehnik Duduk
a. Klien diposisi pada tengah depan kursi dengan aspek posterior kaki
menyentuh kursi.
b. Memberi metode yang aman untuk duduk dan bangun dari kursi.
c. Klien memegang kedua kruk dengan tangan berlawanan dengan tungkai
yang sakit.
d. Bila kedua tungkai sakit, kruk ditahan, pegang pada tangan klien yang
lebih kuat.

5. Tehnik Naik Kendaraan


Tubuh dirapatkan ke mobil, kemudian pegang bagian atas pintu, bokong
diangkat kemudian naikkan kaki yang sakit.

6. Gaya Berjalan 4 Titik Tumpu


a. Langkahkan kruk sebelah kanan ke depan
b. Langkahkan kaki sebelah kiri ke depan
c. Langkahkan kruk sebelah kiri ke depan
d Langkahkan kaki sebelah kanan kedepan

7. Gaya Berjalan 3 Titik


a. Kedua kayu penopang dan kaki yang tidak boleh menyangga dimajukan,
kemudian menyusul kaki yang sehat.
b. Kedua kayu penopang lalu segera dipindahkan ke muka lagi dan pola tadi di
ulang lagi.

8. Gaya Berjalan 2 Titik


a. Kruk sebelah kiri dan kaki kanan maju bersama-sama
b. Kruk sebelah kanan dan kaki kiri maju bersama-sama.
Cara Menggunakan Tongkat dengan Benar

Cara menggunakannya adalah sebagai berikut :

1. Atur panjang tongkat sesuai tinggi badan.

Caranya adalah dengan mengatur posisi sekrup yang ada di bagian bawah
tongkat. Jangan terlalu menempel dengan ketiak, beri jarak sekitar 2 jari tangan.
Jika terlalu menempel itu kurang baik karena akan menekan saraf-saraf yang ada
di ketiak dan ketiak pun akan terasa sakit jika terlalu ditekan.

2. Atur pegangan tangannya untuk memaksimalkan kekuatan tangan yang


memegang tongkat ketika sedang berjalan. Kaki yang patah harus diminimalkan
bebannya sehingga tumpuan berada pada tangan.

3. Ketika berjalan, jangan terlalu bungkuk, karena kurang baik untuk tulang
belakang. Diusahakan berjalan tegak.

4. Cara berjalan menggunakan 2 tongkat yaitu :

a. Jika kaki yang patah belum boleh diberi beban/tekanan, maka kaki yang
patah diangkat sedikit. gerakkan kedua tongkat terlebih dahulu kemudian
langkahkan kaki yang sehat, kemudian gerakan tongkatnya lagi dan begitu
seterusnya
b. Jika kaki yang patah boleh diberi beban/tekanan, maka kaki yang patah
bisa ditapakkan ke lantai. gerakkan kedua tongkat terlebih dahulu
kemudian langkahkan kaki yang patah dulu setelah itu baru langkahkan
kaki yang sehat. Seperti itu secara bergantian.
5. Jika menggunakan 1 tongkat, tongkat dipegang di sisi yang sehat. Saat berjalan,
langkahkan kaki yang patah dan tongkat secara bersamaan kemudian langkahkan
kaki yang sehat, begitu seterusnya.
6. Ketika naik turun tangga
Jika kakinya belum boleh ditapakkan/ditekan ke lantai sebaiknya jangan dulu
melakukan aktivitas naik turun tangga, dikhawatirkan posisi tulang akan berubah
karena goncangan.
Tapi jika sudah boleh ditapakkan (biasanya sekitar 3-4 bulan setelah operasi),
naik turun tangga diperbolehkan asalkan dengan cara yang tepat dan jangan
terlalu sering.

a. Jika menggunakan 2 tongkat caranya yaitu :


1).ketika naik tangga langkahkan (naikkan) kaki yang sehat terlebih dahulu,
kemudian angkat (naikkan) kaki yang patah bersamaan dengan tongkat.
2). ketika turun tangga turunkan tongkatnya terlebih dahulu, kemudian
langkahkan (turunkan) kaki yang patah, lalu langkahkan (turunkan) kaki
yang sehatnya.

b. Jika menggunakan 1 tongkat caranya yaitu :


1).Ketika naik tangga langkahkan (naikkan) kaki yang sehat terlebih dahulu,
kemudian angkat (naikkan) kaki yang patah bersamaan dengan tongkat.
2). Ketika turun tangga turunkan tongkat dan kaki yang patah terlebih dahulu,
kemudian langkahkan (turunkan) kaki yang sehatnya
3).Sebaiknya tangan yang tidak memegang tongkat berpegangan pada
pegangan yang ada di tangga.

Naiki/turuni anak tangga satu-persatu, jangan terburu-buru, santai saja dan


selalu berhati-hati.

Anda mungkin juga menyukai