Satuan Acara Penyuluhan (Sap) Rematik
Satuan Acara Penyuluhan (Sap) Rematik
Satuan Acara Penyuluhan (Sap) Rematik
ARTRITIS RHEUMATOID
I. PENGANTAR
Pokok Bahasan : ARTRITIS RHEUMATOID
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Hari / tanggal : 28 juli 2018
Waktu : 20 menit
Tempat : Di Rumah Pasien TN. Djumadi (Jl.pumpungan IV no 24
B)
1
V. METODE
Ceramah dan tanya jawab.
Penyuluhan dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan
memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga. Keluarga dapat
mengajukan pertanyaan setelah penyampain materi selesai.
VI. MATERI
Terlampir
VII. MEDIA
Leaflet
2
mengajukan
pertanyaan
5. Mengakhiri kontrak 2’ Klien dan keluarga
waktu dan berpamitan mempersilahkan dengan
kepada pasien dan baik
keluarganya
3
banyak pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran
hormon.
3. Keturunan. Suku, prevalensi dan pola terkenanya lebih sering dijumpai
pada orang – orang Amerika asli dari pada orang kulit putih.
4. Kegemukan : Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan
meningkatnya resiko.
5. Autoimun.
6. Endokrin.
7. Infeksi sterptococcus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.
4
perubahan generative dengan menghilangnya elastisita otot dan kekuatan
kontraksi otot.
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi synovial disertai edema, kongesti
vascular eksudat fibrin dan inflamasi selular.Peradangan yang berkelanjutan
menyebabkan synovial menjadi menebal terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi.Pada persendian ini granulasi membentuk pannus atau
penutup yang menutupi kartilago.Pannus masuk ke tulang subcondria.Jaringan
granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago
artikuler.Kartilago menjadi nekrosis.Tingkat erosi dari kartilago persendian
menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat
luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi , karena jaringan fibrosa
atau tulang bersatu (akilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan
tendon dan ligament menjadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau
dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub condrial bisa menyebabkan
osteoporosis setempat. Lamanya rheumatoid arthritis berbeda pada setiap
orang ditandai dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan.
Sementara orang ada yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak
terserang lagi. Yang lain terutama yang mempunyai factor rematoid, gangguan
akan menjadi kronis yang progresif. Pada sebagian kecil individu terjadi
progresif yang cepat ditandai kerusakan sendi yang terus menerus dan terjadi
vaskulitis yang difus.
5
F. Penatalaksaanaan Artritis Rheumatoid
1. Pemberian terapi
Pengobatan pada rheumatoid arthritis meliputi pemberian aspirin untuk
mengurangi nyeri dan proses inflamasi, NSAIDs untuk mengurangi inflamasi,
pemberian corticosteroid sistemik untuk memperlambat destruksi sendi dan
imunosupressive terapi untuk menghambat proses autoimun.
1. Pengaturan aktivitas dan istirahat
Pada kebanyakan penderita, istirahat secara teratur merupakan hal penting
untuk mengurangi gejala penyakit. Pembebatan sendi yang terkena dan
pembatasan gerak yang tidak perlu akan sangat membantu dalam mengurangi
progresivitas inflamasi. Namun istirahat harus diseimbangkan dengan latihan
gerak untuk tetap menjaga kekuatan otot dan pergerakan sendi.
3. Diet
Untuk penderita rheumatoid arthritis disarankan untuk mengatur dietnya.
Diet yang disarankan yaitu asam lemak omega-3 yang terdapat dalam minyak
ikan.
Mengkonsumsi makanan seperti tahu untuk pengganti daging, memakan buah
beri untuk menurunkan kadar asam urat dan mengurangi inflamasi.
Hindari makanan yang banyak mengandung purin seperti bir dari minuman
beralkohol, ikan anchovy, sarden, herring, ragi, jerohan, kacang-kacangan,
ekstrak daging, jamur, bayam, asparagus, dan kembangkol karena dapat
menyebabkan penimbunan asam urat dipersendian.
5. Banyak minum air untuk membantu mengencerkan asam urat yang terdapat
dalam darah sehingga tidak tertimbun di sendi.
6. Gizi
6
Pemenuhan gizi pada atritis reumatoid adalah untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi yang optimal serta mengurangi peradangan pada
sendi.Adapun syarat–syarat diet atritis rheumatoid adalah protein cukup, lemak
sedang, cukup vitamin dan mineral, cairan disesuaikan dengan urine yang
dikeluarkan setiap hari.Rata–rata asupan cairan yang dianjurkan adalah 2 – 2 ½
L/hari, karbohidrat dapat diberikan lebih banyak yaitu 65 – 75% dari
kebutuhan energi total.
7. Pembedahan
Pembedahan dilakukan apabila rheumatoid arthritis sudah mencapai tahap
akhir.Bentuknya dapat berupa tindakan arhthrodesis untuk menstabilkan sendi,
arthoplasty atau total join replacement untuk mengganti sendi. (Nanda, 2011)
7
b. Setelah kering, diambil sebanyak ukuran 1 buah utuh untuk direbus dengan
air sebanyak 3 gelas sampai didapat hasilnya sebanyak 1 gelas.
c. Selanjutnya hasil yang satu gelas diminum 3 kali dalam sehari.
d. Bisa digunakan sebagai pengganti bubuk teh karena baunya wangi
DAFTAR PUSTAKA
8
1. Kalim, Handono. (1996). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
2. Kowalak , jennifer P. 2011. Buku ajar patofisiologi . Jakarta : EGC .
3. Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media
Aesculaapius FKUI
4. Prince, Sylvia Anderson. (1999). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit Ed. 4. Jakarta : EGC
5. http://angga9060.blogspot.com/2012/06/satuan-acara-penyuluhan-mata-
ajar.html. Diakses pada tanggal 6 Agustus 2012
6. http://triohardinsaputradinata.blogspot.com/2011/08/satuan-acara-
penyuluhan-rhematoid.html. Diakses pada tanggal 6 Agustus 2012