Salinan Peraturan Bupati Nomor 55 Tahun 2017 PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 184

BUPATI BANYUWANGI

PROVINSI JAWA TIMUR


SALINAN
PERATURAN BUPATI BANYUWANGI
NOMOR 55 TAHUN 2017
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI
TAHUN ANGGARAN 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BUPATI BANYUWANGI,

Menimbang : bahwa dalam rangka menjamin kelancaran, efisiensi dan efektivitas


serta untuk mewujudkan tertib administrasi pelaksanaan kegiatan
pemerintahan dan pembangunan yang didanai dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Banyuwangi
Tahun Anggaran 2018, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);

1
2

6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah


dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5049);
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
8. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 22,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5280);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dua kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang
Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara
Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3660);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2738);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 127);
3

17. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang


Penyelenggaraan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5103);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5165);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata
Cara Pemberian Dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5161);
20. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah empat kali
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015;
21. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang
Penyelenggaraan Kegiatan Penataan Ruang di Daerah;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang
Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata
Ruang di Daerah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana
telah diubah untuk kedua kali dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan;
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah;
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008
tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah;
28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008
tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya;
29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009
tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2011
tentang Pedoman Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri Bagi
Pejabat/Pegawai di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri,
Pemerintah Daerah, dan Pimpinan serta Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah;
4

31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011


tentang Pedoman pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016;
32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016
tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah;
33. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara;
34. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009
tentang Pedoman Persetujuan Substansi Dalam Penetapan
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Kabupaten/Kota,
beserta Rencana Rincinya;
35. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15/PRT/M/2009
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi;
36. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten;
37. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2009
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota;
38. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.02/2006 tentang
Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa Pada Badan Layanan
Umum;
39. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012
tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara,
Pegawai Negeri, Dan Pegawai Tidak Tetap;
40. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.05/2014 tentang
Perjalanan Dinas Luar Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai
Negeri, Dan Pegawai Tidak Tetap;
41. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
42. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017
tentang Pedoman penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2018;
43. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Nomor 49 Tahun
2001 tentang Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah
(SIMBADA);
44. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 1 Tahun
1988 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum;
45. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 7 Tahun
2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2007 Nomor
E/10) sebagaimana diubah tiga kali terakhir dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 5 Tahun 2014
(Lembaran Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014 Nomor
9);
5

46. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 8 Tahun


2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Banyuwangi (Lembaran Daerah Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2016 Nomor 13);
47. Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 25 Tahun 2010 tentang
Kebijakan Akuntansi sebagaimana diubah dengan Peraturan
Bupati Banyuwangi Nomor 46 Tahun 2012;
48. Keputusan Bupati Banyuwangi Nomor: 188/699/KEP/
429.011/2010 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang
Daerah (BKPRD) Kabupaten Banyuwangi.

Memperhatikan : 1. Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri dan Kepala LKPP
Nomor: 1/KA/LKPP/03/2011, Perihal: Pelaksanaan Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dikaitkan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolan
Keuangan Daerah;
2. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 910/1867/SJ
tentang Implementasi Transaksi Non Tunai Pada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota sebagai tindak lanjut dari Instruksi
Presiden Nomor 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN


ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN
BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN 2018.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Banyuwangi.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi.
3. Bupati adalah Bupati Banyuwangi.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat
DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Banyuwangi.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten
Banyuwangi.
6

6. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah Badan


Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Banyuwangi.
7. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut.
8. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan
daerah.
9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya
disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan
Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui bersama
oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
10. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
SKPD adalah Perangkat Daerah pada Pemerintah Daerah
selaku pengguna anggaran/pengguna barang.
11. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya
disingkat SKPKD adalah perangkat daerah pada pemerintah
daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang
juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.
12. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah
kepala daerah yang karena jabatannya mempunyai
kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan
keuangan daerah.
13. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat
PPKD adalah kepala satuan kerja perangkat daerah yang
mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah dan bertindak sebagai
Bendahara Umum Daerah.
14. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD
adalah Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang bertindak
dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah.
15. Kuasa Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disebut
Kuasa BUD adalah pejabat yang diberi kuasa untuk
melaksanakan sebagian tugas Bendahara Umum Daerah.
16. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan
fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dipimpinnya,
selanjutnya dalam rangka pengadaan barang/jasa pemerintah,
Pengguna Anggaran bertindak sebagai Pejabat Pembuat
Komitmen.
7

17. Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa


untuk melaksanakan sebagian kewenangan pengguna
anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi
Satuan Kerja Perangkat Daerah, selanjutnya dalam rangka
pengadaan barang/jasa pemerintah, Kuasa Pengguna
Anggaran bertindak sebagai Pejabat Pembuat Komitmen.
18. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK
adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
pengadaan barang/jasa.
19. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang selanjutnya
disebut PPK-SKPD adalah pejabat yang melaksanakan fungsi
dan tata usaha keuangan pada SKPD.
20. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disebut
PPTK adalah pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan
satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan
bidang tugasnya.
21. Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang
ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan,
menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang
pendapatan daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada
SKPD.
22. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang
ditunjuk menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk
keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD
pada SKPD.
23. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan barang milik daerah.
24. Kuasa Pengguna Barang Milik Daerah selanjutnya disebut
sebagai Kuasa Pengguna Barang adalah Kepala Unit Kerja atau
pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Barang untuk
menggunakan barang milik derah yang berada dalam
penguasaannya dengan sebaik-baiknya.
25. Pejabat Penatausahaan Pengguna Barang adalah Pejabat yang
melaksanakan fungsi tata usaha barang milik daerah pada
Pengguna Barang.
26. Pengurus Barang Milik Daerah yang selanjutnya disebut
Pengurus Barang adalah Pejabat dan/atau Jabatan Fungsional
Umum yang diserahi tugas mengurus barang.
27. Pengurus Barang Pengelola adalah pejabat yang diserahi tugas
menerima, menyimpan, mengeluarkan, dan menatausahakan
barang milik daerah pada Pejabat Penatausahaan Barang.
28. Pengurus Barang Pengguna adalah Jabatan Fungsional
Umum yang diserahi tugas menerima, menyimpan,
mengeluarkan, menatausahakan barang milik daerah pada
Pengguna Barang.
29. Pembantu Pengurus Barang Pengelola adalah pengurus barang
yang membantu dalam penyiapan administrasi maupun teknis
penatausahaan barang milik daerah pada Pengelola Barang.
8

30. Pembantu Pengurus Barang Pengguna adalah pengurus


barang yang membantu dalam penyiapan administrasi
maupun teknis penatausahaan barang milik daerah pada
Pengguna Barang.
31. Pengurus Barang Pembantu adalah yang diserahi tugas
menerima, menyimpan, mengeluarkan, menatausahakan dan
mempertanggung jawabkan barang milik daerah pada Kuasa
Pengguna Barang.
32. Pengelolaan Barang Milik Daerah adalah keseluruhan kegiatan
yang meliputi perencanaan kebutuhan dan penganggaran,
pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan
pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan, pemusnahan,
penghapusan, penatausahaan dan pembinaan, pengawasan
dan pengendalian.
33. Perencanaan Kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian
kebutuhan barang milik daerah untuk menghubungkan
pengadaan barang yang telah lalu dengan keadaan yang
sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan
yang akan datang.
34. Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD) adalah
dokumen perencanaan kebutuhan barang milik daerah untuk
periode 1 (satu) tahun.
35. Unit Kerja adalah bagian dari SKPD yang melaksanakan satu
atau beberapa program.
36. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat
TAPD adalah Tim yang dibentuk dengan Keputusan Bupati
yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas
menyiapkan serta melaksanakan kebijakan Bupati dalam
rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri pejabat
perencana daerah, PPKD dan pejabat lainnya sesuai
kebutuhan.
37. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat
BLUD adalah SKPD/unit kerja pada SKPD di lingkungan
pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan
pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
38. Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA
adalah dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan,
belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya
untuk periode 1 (satu) tahun.
39. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya
disingkat PPAS adalah rancangan program prioritas dan
patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada
SKPD untuk setiap program dan kegiatan sebagai acuan dalam
penyusunan RKA-SKPD sebagai dasar penyusunan RAPBD.
40. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat
RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran
yang berisi program, kegiatan dan anggaran SKPD.
9

41. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya


disingkat DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat
pendapatan dan belanja setiap SKPD yang digunakan sebagai
dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran.
42. Rencana Kerja dan Anggaran PPKD yang selanjutnya disingkat
RKA-PPKD adalah rencana kerja dan anggaran Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah selaku Bendahara
Umum Daerah.
43. Dokumen Pelaksanaan Anggaran PPKD yang selanjutnya
disingkat DPA-PPKD merupakan dokumen pelaksanaan
anggaran Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
selaku Bendahara Umum Daerah.

BAB II
PELAKSANAAN APBD
Pasal 2

Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah


(APBD) Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018 digunakan
sebagai dasar pelaksanaan program dan kegiatan yang didanai dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten
Banyuwangi Tahun Anggaran 2018, sebagaimana terinci dalam
Lampiran I dan Lampiran II peraturan ini yang terdiri dari:
a. BAB I : Umum.
b. BAB II : Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
(APBD).
c. BAB III : Pengelolaan Keuangan Daerah.
d. BAB IV : Pengelolaan Barang Milik Daerah.
e. BAB V : Penatausahaan Keuangan Daerah.
f. BAB VI : Kegiatan Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan,
Dana Pendamping Dan Pinjaman.
g. BAB VII : Pedoman Dan Tata Cara Penyelenggaraan
Pembangunan Bangunan Negara Beserta
Lingkungannya.
h. BAB VIII : Pedoman Penyelenggaraan Penataan Ruang.
i. BAB IX : Penutup.
j. Lampiran
10

BAB III
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 3

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada Tanggal 1 Januari 2018.


Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam
Berita Daerah Kabupaten Banyuwangi.

Ditetapkan di Banyuwangi
Pada tanggal 13 Desember 2017

BUPATI BANYUWANGI,

Ttd.

H. ABDULLAH AZWAR ANAS

Diundangkan di Banyuwangi
Pada tanggal 13 Desember 2017

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BANYUWANGI,

Ttd.

DJADJAT SUDRADJAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2017 NOMOR 55


1
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BANYUWANGI
NOMOR : 55 Tahun 2017
TANGGAL : 13 Desember 2017

PEDOMAN PELAKSANAAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)
KABUPATEN BANYUWANGI
TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I
UMUM

Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang


meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Pengelolaaan
keuangan daerah dimulai dengan perencanaan /penyusunan anggaran
pendapatan belanja daerah (APBD). APBD disusun sesuai dengan kebutuhan
penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah.
Penyusunan APBD sebagaimana berpedoman kepada RKPD dalam rangka
mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan
bernegara.
APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi, dan stabilisasi. APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD
yang disusun oleh pemerintah daerah telah mengalami perubahan dari yang
bersifat incramental menjadi anggaran berbasis kinerja sesuai dengan
tuntutan reformasi. Dilihat dari aspek masyarakat (customer) dengan adanya
peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik
maka dapat meningkatkan tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang
baik (good governance), hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah
untuk bekerja secara lebih efisien dan efektif terutama dalam menyediakan
layanan prima bagi seluruh masyarakat. Dilihat dari sisi pengelolaan
keuangan daerah khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) maka kontribusi
terhadap APBD meningkat tiap tahun anggaran hal ini didukung pula dengan
tingkat efektivitas dari penerimaan daerah secara keseluruhan sehingga
adanya kemauan dari masyarakat untuk membayar kewajibannya kepada
Pemerintah Daerah dalam bentuk pajak dan retribusi.
Dengan berlandaskan pada dasar hukum di atas maka penyusunan
APBD sebagai rencana kerja keuangan adalah sangat penting dalam rangka
penyelenggaraan fungsi daerah otonom. Dari uraian tersebut dapat dikatakan
bahwa APBD sebagai alat / wadah untuk menampung berbagai kepentingan
publik (public accountability) yang diwujudkan melalui berbagai kegiatan dan
program, di mana pada saat tertentu manfaatnya benar-benar dirasakan oleh
masyarakat umum.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


2

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada hakekatnya


merupakan instrumen kebijakan yang dipakai, sebagai alat untuk
meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat di daerah.
Oleh karena itu, DPRD dan pemerintah daerah harus berupaya secara nyata
dan terstruktur guna menghasilkan APBD yang dapat mencerminkan
kebutuhan riil masyarakat sesuai dengan potensi masing-masing daerah
serta dapat memenuhi tuntutan terciptanya anggaran daerah yang
berorientasi pada kepentingan dan akuntabilitas publik. Suatu anggaran
yang telah direncanakan dengan baik hendaknya disertai dengan
pelaksanaan yang tertib dan disiplin sehingga tujuan atau sasarannya dapat
dicapai secara berdaya guna dan berhasil.
Salah satu aspek dari pemerintah daerah yang harus diatur secara
hati-hati adalah masalah pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah.
Anggaran Daerah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan
instrumen kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah sebagai instrumen
kebijakan, anggaran daerah menduduki posisi sentral dalam upaya
pengembangan kapabilitas dan efektivitas pemerintah daerah. Anggaran
Daerah seharusnya dipergunakan sebagai alat untuk menentukan besarnya
pendapatan dan pengeluaran, alat bantu pengambilan keputusan dan
perencanaan pembangunan, alat otoritas pengeluaran di masa yang akan
datang. Ukuran standar untuk evaluasi kinerja serta alat koordinasi bagi
semua aktivitas di berbagai unit kerja. Penentuan besarnya
penerimaan/pendapatan dan pengeluaran/belanja daerah tidak terlepas dari
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


3

BAB II
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
(APBD)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana


keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama
oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan
ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Dalam APBD tergambar semua hak
dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut
dalam kurun waktu satu tahun anggaran. APBD juga berperan sebagai
instrumen untuk mewujudkan pelayanan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.

A. Prinsip Penyusunan APBD

1. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah


daerah.
a. Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun
Anggaran 2018 merupakan perkiraan yang terukur secara rasional
dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya.
Sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batasan tertinggi
pengeluaran belanja, program dan kegiatan harus memberikan
informasi yang jelas dan terukur serta memiliki korelasi langsung
dengan keluaran yang diharapkan dari program dan kegiatan
dimaksud ditinjau dari aspek indikator, tolok ukur dan target
kinerjanya;
b. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya
kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan
tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang tidak tersedia atau
tidak mencukupi kredit anggaran dalam APBD/Perubahan APBD;
c. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun yang
bersangkutan harus dianggarkan.
2. APBD disusun secara tepat waktu sesuai dengan tahapan dan jadwal.
Tahapan mulai dari penyusunan RKA SKPD, yang selanjutnya dibahas
oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah untuk dilakukan penelaahan
kesesuaian antara RKA SKPD dengan KUA, PPAS, Prakiraan maju
yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya dan dokumen
perencanaan lainnya serta capaian kinerja, indikator kinerja,
kelompok sasaran kegiatan, standar analisis kerja, standar satuan
harga, standar pelayanan minimal serta sinkronisasi program dan
kegiatan antar SKPD sebagai bahan penyusunan raperda tentang
APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran
APBD sampai ditetapkanya perda APBD dan peraturan kepala daerah
tentang penjabaran APBD dilakukan sesuai dengan Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah diubah untuk kedua kali dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
3

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


4

3. Penyusunan APBD dilakukan secara transparan.


Seluruh kegiatan yang dianggarkan dalam APBD harus diinformasikan
dan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat, terutama
menyangkut tujuan, sasaran, sumber pendanaan pada jenis/objek
belanja, serta korelasi besarnya anggaran dengan manfaat dan hasil
yang ingin dicapai dari suatu kegiatan yang dianggarkan.
4. Partisipasi masyarakat.
Pengambilan keputusan dalam proses penyusunan dan penetapan
APBD harus melibatkan partisipasi masyarakat, sehingga masyarakat
dapat menggunakan hak dan kewajibannya dalam pelaksanaan APBD.
5. APBD harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Wajib pajak daerah dan retribusi daerah serta subjek pungutan daerah
lainnya yang tidak mampu memenuhi kewajibannya dengan alasan
yang dapat dipertanggungjawabkan dapat mengajukan permohonan
keringanan/pengurangan atau pembebasan kewajibannya membayar
pajak daerah, retribusi daerah dan pungutan daerah lainnya.
Terhadap permohonan ini, melalui proses seleksi yang didasarkan atas
hasil penelitian yang dilakukan oleh satker teknis, Bupati dapat
memberikan keringanan/pengurangan atau pembebasan atas
kewajiban membayar pajak daerah, retribusi daerah dan pungutan
daerah lainnya kepada yang bersangkutan.
Dana yang tersedia dalam APBD harus dimanfaatkan dengan sebaik
mungkin, sehingga dapat meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu, perencanaan anggaran harus
memperhatikan:
a. kejelasan tujuan dan sasaran, hasil dan manfaat, serta indikator
kinerja yang ingin dicapai;
b. Prioritas kegiatan dan perhitungan beban kerja, serta penetapan
harga satuan yang rasional.
6. Substansi APBD dilarang bertentangan dengan kepentingan umum,
peraturan yang lebih tinggi dan peraturan daerah lainnya.
Sebagai kebijakan tahunan daerah, Perda tentang APBD tidak boleh
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi, kepentingan umum dan peraturan daerah lainnya.

B. Pokok-Pokok Kebijakan Penyusunan APBD


Pokok-pokok kebijakan pemerintah daerah dalam penyusunan APBD
Tahun Anggaran 2018 secara garis besar sebagai berikut:
1. Pendapatan Daerah
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
1) Pengelolaan pendapatan asli daerah diarahkan pada
optimalisasi pendapatan asli daerah melalui upaya efektif dan
efisien serta mendapat dukungan masyarakat. Dengan
memperhitungkan kondisi perekonomian dan potensi
pendapatan yang teridentifikasi, dari tahun ketahun
diupayakan kemandirian daerah dalam penyediaan anggaran
sehingga tingkat ketergantungan terhadap dana perimbangan
secara bertahap dapat dikurangi dan mengarah pada
pembiayaan mandiri (self financing).

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


5

2) Kebijakan peningkatan PAD diupayakan tidak memberatkan


dunia usaha dan masyarakat untuk menghindari implikasi
negatif yang timbul pada sektor riil, mendorong pertumbuhan
ekonomi dan menstimulan turunnya inflasi, agar tidak terjadi
stagnasi pada arus barang/jasa dan kapital dari luar
Kabupaten Banyuwangi serta mencegah modal yang tertanam
di Banyuwangi berpindah keluar daerah. Jika perlu kepada
dunia usaha dapat diberikan insentif untuk menarik atau
memberikan rangsangan agar kegiatan ekonomi masyarakat
cenderung stabil atau meningkat, upaya tersebut dapat
ditempuh melalui penyederhanaan sistem dan prosedur
administrasi pemungutan pajak dan retribusi daerah,
pemberian insentif atau rasionalisasi pajak/retribusi daerah,
meningkatkan ketaatan wajib pajak dan pembayar retribusi
daerah, serta meningkatkan pengendalian dan pengawasan
atas pemungutan PAD yang diikuti dengan peningkatan
kualitas, kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan.
3) Penetapan target pendapatan daerah dari hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan dilakukan secara rasional
dengan mempertimbangkan hasil dari nilai kekayaan daerah
yang disertakan sesuai dengan tujuan dan fungsi penyertaan
modal dimaksud.
Selain itu untuk meningkatkan pendapatan daerah,
pemerintah daerah dapat mendayagunakan kekayaan atau
aset-aset daerah yang iddle dengan cara melakukan kerjasama
dengan pihak ketiga.
4) Dalam rangka implementasi transaksi non tunai pada
pengelolaan APBD Pemerintah Kabupaten Banyuwangi,
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dikelola melalui mekanisme
yang telah diatur tersendiri dalam Peraturan Bupati
Banyuwangi tentang implementasi transaksi non tunai.
5) Penerimaan pendapatan rumah sakit daerah yang telah
menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), dicantumkan
dalam APBD sebagai jenis pendapatan lain-lain PAD yang sah.
b. Dana Perimbangan
Penganggaran pendapatan yang bersumber dari dana perimbangan
dalam APBD Tahun anggaran 2018 harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1) Penganggaran Dana Bagi Hasil (DBH):
a. Apabila Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun
Anggaran 2018 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai
Alokasi DBH-Pajak, DBH-Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT),
Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH-SDA) dan DBH
yang lainnya Tahun Anggaran 2018 belum ditetapkan,
penganggaran pendapatan dari DBH didasarkan pada
Realisasi pendapatan DBH 3 (tiga) tahun terakhir yaitu
Tahun Anggaran 2017, Tahun Anggaran 2016 dan Tahun
Anggaran 2015.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


6

b. Informasi resmi dari Kementerian Keuangan mengenai daftar


alokasi transfer ke daerah Tahun Anggaran 2018.
2) Penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU):
Penganggaran DAU sesuai dengan Peraturan Presiden mengenai
Rincian APBN Tahun Anggaran 2018.
Apabila Peraturan Presiden atau informasi resmi oleh
Kementerian Keuangan dimaksud belum diterbitkan, maka
penganggaran DAU didasarkan pada alokasi DAU Tahun
Anggaran 2017.
3) Penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK):
DAK dan/atau DAK Tambahan dianggarkan sesuai Peraturan
Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2018 atau
Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi DAK Tahun
Anggaran 2018.
Apabila Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun
Anggaran 2018 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai
Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2018 tersebut
diterbitkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun
Anggaran 2018 ditetapkan, maka pemerintah daerah harus
menyesuaikan alokasi Dana Alokasi Khusus dimaksud dengan
terlebih dahulu melakukan perubahan peraturan kepala daerah
tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2018 dengan
pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD.
4) Pengalokasian Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau yang
dialokasikan dalam APBD Kabupaten Banyuwangi didasarkan
atas besaran alokasi bagi hasil cukai tembakau yang ditetapkan
dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur. Penggunaan Dana Bagi
Hasil Cukai Hasil Tembakau diarahkan untuk peningkatkan
kualitas bahan baku, pembinaan lingkungan sosial,
pemberantasan barang kena cukai ilegal dan sosialisasi
ketentuan di bidang cukai. Sebelum ditetapkan alokasi Dana
Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau secara difinitif dengan
peraturan gubernur, penetapannya mengacu pada penetapan
alokasi tahun anggaran 2017.

c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah


1) Penetapan pendapatan bagi hasil yang diterima dari
pemerintah provinsi tahun anggaran 2018 menggunakan pagu
tahun anggaran 2017. Sedangkan bagian yang belum
direalisasikan oleh pemerintah provinsi akibat pelampauan
target tahun anggaran 2017 dapat ditampung dalam
perubahan APBD tahun anggaran 2018;
2) Dana darurat, dana bencana alam, dan sumbangan pihak
ketiga yang diterima oleh pemerintah daerah yang belum dapat
diperkirakan dan dipastikan pada saat penyusunan APBD
tahun anggaran 2018, penganggarannya dicantumkan pada
perubahan APBD tahun anggaran 2018.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


7

2. Belanja Daerah
Belanja daerah disusun dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja
yang berorientasi pada pencapaian hasil sesuai dengan input yang
direncanakan. Oleh karena itu, dalam penyusunan APBD tahun
anggaran 2018, pemerintah daerah berupaya menetapkan target
capaian, baik dilihat dari konteks daerah, satuan kerja, dan kegiatan
yang direncanakan sejalan dengan urusan yang menjadi
kewenangannya. Selain itu, belanja langsung harus diupayakan
mendapat alokasi yang lebih besar dari belanja tidak langsung.

Dalam rangka implementasi transaksi non tunai pada pengelolaan


APBD Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, pembayaran belanja
melalui mekanisme yang telah diatur tersendiri dalam Peraturan
Bupati Banyuwangi tentang implementasi transaksi non tunai.
a. Belanja Tidak Langsung, meliputi:
1) Belanja Pegawai
a) Dalam rangka mengantisipasi adanya kenaikan gaji
berkala, tunjangan keluarga, mutasi dan penambahan
PNSD, harus diperhitungkan cadangan adanya dana yang
besarnya dibatasi maksimum 2,5% dari jumlah belanja
pegawai (gaji pokok dan tunjangan);
b) Besarnya penganggaran gaji pokok dan tunjangan PNSD
disesuaikan dengan hasil rekonsiliasi jumlah pegawai dan
belanja pegawai yang sudah dilakukan di masing-masing
daerah dalam rangka perhitungan DAU tahun anggaran
2018 dan memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok,
tunjangan PNSD dan pemberian gaji ketiga belas yang
ditetapkan pemerintah;
c) Besarnya kenaikan gaji pegawai didasarkan atas peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
d) Pemerintah Daerah menganggarkan belanja pegawai dalam
APBD sesuai dengan kebutuhan pengangkatan CPNSD dan
formasi pegawai tahun anggaran 2018;
e) Dalam upaya meningkatan kinerja aparatur daerah,
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dapat memberikan
tambahan penghasilan bagi PNSD sesuai dengan
kemampuan keuangan daerah yang didasarkan atas
pertimbangan beban kerja, prestasi kerja, kondisi kerja,
tempat bertugas, dan kelangkaan profesi yang dapat
dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Daerah
yang telah menganggarkan tambahan penghasilan dalam
bentuk uang makan, tidak diperbolehkan menganggarkan
penyediaan makanan dan minuman harian pegawai dalam
bentuk kegiatan;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


8

f) Berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan


Retribusi Daerah, insentif atas pemungutan pajak daerah
dapat diberikan sesuai dengan kinerja organisasi dalam
pencapaian target yang ditetapkan. Insentif diberikan atas
dasar kebutuhan riil bagi aparat yang terkait dengan proses
pemungutan pajak daerah. Besarnya insentif ditentukan
berdasarkan asas kepatutan dan kewajaran yang dikaitkan
dengan bobot tanggung jawab, peran, beban kerja, prestasi
dan lokasi kerja, dengan plafon maksimal tidak melebihi 5%
dari target penerimaan pajak dan retribusi daerah.
2) Penyediaan anggaran untuk penyelenggaraan asuransi
kesehatan bagi PNSD berpedoman pada Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2003 tentang Subsidi dan Iuran Pemerintah
dalam Penyelenggaraan Asuransi Kesehatan bagi Pegawai
Negeri Sipil dan Penerima Pensiun serta Peraturan Bersama
Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor
138/MENKES/PBII/2009, Nomor 12 Tahun 2009 tentang
Pedoman Tarif Pelayanan Kesehatan bagi Peserta Asuransi
Kesehatan dan Anggota Keluarganya di Puskesmas, Balai
Kesehatan Masyarakat, dan Rumah Sakit Daerah. Sedangkan
asuransi jiwa bagi PNSD atau yang sejenis tidak boleh
dianggarkan dalam APBD, kecuali ditentukan lain berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
3) Penganggaran penghasilan dan penerimaan lain-lain Pimpinan
dan Anggota DPRD serta belanja penunjang kegiatan diatur
melalui peraturan tersendiri dengan berpedoman pada:
a). Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak
Keuangan dan Administratif Pimpinan dan Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah;
b). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2017
tentang Pengelompokan Kemampuan Keuangan Daerah
Serta Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Dana
Operasional.
4) Pengalokasian anggaran Kepala daerah dan wakil kepala
daerah berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 109
Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah, sedang biaya penunjang operasional
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor
109 Tahun 2000 yang semula tertulis “Biaya Penunjang
Operasional Kepala Daerah Kabupaten/Kota“ termasuk di
dalamnya “Biaya Penunjang Operasional Wakil Kepala Daerah
Kabupaten/Kota“.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


9

5) Belanja Hibah dan Bantuan Sosial


a). Pemberian hibah untuk mendukung fungsi
penyelenggaraan pemerintah daerah yang dilakukan oleh
pemerintah pusat (instansi vertikal seperti TMMD dan
KPUD), organisasi semi pemerintah antara lain seperti (PMI,
KONI, Pramuka, KORPRI, dan PKK) dan pemerintah daerah
lain, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik
Daerah perusahaan daerah, Badan, Lembaga, dan
organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum
Indonesia yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya, dapat dianggarkan dalam APBD sesuai
dengan kemampuan keuangan daerah. Namun pemberian
hibah sebagaimana dimaksud harus tetap memprioritaskan
pemenuhan belanja urusan wajib;
b). Penentuan badan, lembaga dan organisasi kemasyarakatan
yang berbadan hukum Indonesia yang akan diberikan
hibah dilakukan secara selektif, akuntabel, transparan dan
berkeadilan dengan mempertimbangkan kemampuan
keuangan daerah;
c). Pelaksanaan belanja hibah kepada pemerintah pusat
(instansi vertikal) dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri
u.p. Direktur Jenderal Bina Administrasi Keuangan Daerah
dan Menteri Keuangan setelah tahun anggaran berakhir;
d). Pemerintah daerah dapat memberikan bantuan sosial
kepada organisasi kemasyarakatan untuk mendukung
fungsinya di bidang kemasyarakatan yang dilakukan secara
selektif dan sesuai kriteria bansos, tidak mengikat dan
pelaksanaannya harus sejalan dengan jiwa Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 beserta perubahannya
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 39 Tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian Hibah
dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah. Pemberian bantuan sosial
harus didasarkan kriteria yang jelas dengan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan
manfaat untuk masyarakat;
e). Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pengelolaan
anggaran daerah, penerima hibah berupa uang maupun
barang diatur dalam peraturan tersendiri;
f). Pertanggungjawaban penerima hibah meliputi laporan
penggunaan hibah, surat pernyataan tanggung jawab yang
menyatakan bahwa hibah yang diterima telah digunakan
sesuai NPHD dan bukti-bukti pengeluaran yang lengkap
dan sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
yang berlaku bagi penerima hibah berupa uang dan/atau
barang/jasa.
Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018
10

6) Belanja Bagi Hasil


Penganggaran dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan
provinsi kepada kabupaten/kota atau pendapatan
kabupaten/kota kepada pemerintah desa atau pendapatan
pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah lainnya
disesuaikan dengan rencana pendapatan pada tahun anggaran
2018. Sedang pelampauan target tahun anggaran 2017 yang
belum direalisasikan kepada pemerintah daerah yang menjadi
hak kabupaten/kota atau pemerintah desa ditampung dalam
perubahan APBD tahun anggaran 2018.
7) Belanja Bantuan Keuangan
a). Pemerintah provinsi menganggarkan bantuan keuangan
kepada pemerintah kabupaten/kota dengan pertimbangan
untuk mengatasi kesenjangan fiskal dan membantu
pelaksanaan urusan pemerintah kabupaten/kota yang
tidak tersedia alokasi dananya.
Pemberian bantuan keuangan dapat bersifat umum, dan
dapat pula bersifat khusus.
b). Pemerintah kabupaten/kota dapat mengalokasikan
bantuan keuangan kepada pemerintah desa dalam rangka
menunjang fungsi-fungsi penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan desa untuk percepatan/akselerasi
pembangunan desa;
c). Penganggaran bantuan keuangan kepada partai politik
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
8) Belanja Tidak Terduga
a). Penetapan anggaran belanja tidak terduga dilakukan secara
rasional dengan mempertimbangkan realisasi tahun
anggaran 2017 dan estimasi kegiatan-kegiatan yang
sifatnya tidak dapat diprediksi, di luar kendali dan
pengaruh pemerintah daerah, serta tidak biasa/tanggap
darurat atau mendesak, dan tidak tertampung dalam
bentuk program dan kegiatan pada tahun anggaran 2018;
b). Penggunaan belanja tidak terduga dapat dibebankan secara
langsung, yaitu untuk pengembalian atas kelebihan
penerimaan tahun sebelumnya, atau dilakukan melalui
proses pergeseran anggaran dari mataanggaran belanja
tidak terduga menjadi belanja langsung maupun tidak
langsung sesuai dengan sifat dan jenis kegiatan yang
diperlukan dan untuk anggaran keadaan darurat yang
belum tersedia anggarannya.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


11

b. Belanja Langsung
Penganggaran belanja langsung dalam pelaksanaan program dan
kegiatan pemerintah daerah tahun anggaran 2018 harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Perencanaan alokasi belanja setiap kegiatan didasarkan atas
analisis beban kerja dan kewajaran biaya yang dikaitkan
dengan capaian yang dihasilkan dari satu kegiatan, sehingga
terhindar dari pemborosan;
2) Proporsi belanja modal kegiatan pembangunan fisik harus lebih
besar daripada belanja pegawai atau belanja barang dan jasa.
Untuk itu, perlu diberikan batasan jumlah belanja pegawai dan
belanja barang dan jasa yang terkait dengan pelaksanaan
kegiatan pembangunan fisik, dengan batas maksimal 8% dari
total biaya konstruksi fisik.
3) Belanja Pegawai
a). Penganggaran honorarium bagi PNSD harus
mempertimbangkan asas kewajaran dan beban tugas.
Penghitungan besarnya honorarium harus terstandar dan
ditetapkan dengan keputusan kepala daerah;
b). Penganggaran honorarium non-PNSD hanya dapat
disediakan bagi pegawai tidak tetap yang benar-benar
memiliki peranan dan konstribusi terhadap kegiatan
pemerintah dan pembangunan daerah serta terkait
langsung dengan kelancaran pelaksanaan kegiatan di
masing-masing SKPD, termasuk narasumber/tenaga ahli di
luar instansi pemerintah;
c). Penambahan tenaga honorarium non-PNSD dan
penganggarannya harus diusulkan dan mendapat
persetujuan dari Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah.
4) Belanja Barang dan Jasa
a). Penganggaran upah tenaga kerja dan tenaga lainnya yang
terkait dengan jasa pemeliharaan atau jasa konsultansi
baik yang dilakukan secara swakelola maupun yang
dilaksanakan oleh pihak ketiga, dianggarkan secara
terintegrasi dengan belanja barang dan jasa;
b). Penetapan jumlah anggaran untuk belanja barang pakai
habis disesuaikan dengan kebutuhan riil dan dikurangi
dengan sisa persediaan barang tahun anggaran 2017.
Penghitungan kebutuhan riil belanja barang dimaksud
disesuaikan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD,
dengan mempertimbangkan jumlah pegawai dan volume
pekerjaan;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


12

c). Penganggaran belanja perjalanan dinas daerah dalam


negeri dilakukan secara selektif dan harus dibatasi
frekuensi dan jumlah harinya. Sedang perjalanan dinas
luar negeri bagi pejabat/pegawai di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi berpedoman pada Instruksi
Presiden Nomor 11 Tahun 2005 tentang Perjalanan Dinas
ke Luar Negeri dan Permendagri Nomor 11 Tahun 2011
tentang Pedoman Perjalanan Dinas ke Luar Negeri bagi
Pejabat/Pegawai di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri,
Pemerintah Daerah dan Pimpinan serta Anggota DPRD;
d). Perjalanan dinas yang mengikutsertakan pihak-pihak di
luar PNSD, pembiayaannya disesuaikan dengan standar
harga barang dan jasa;
e). Perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja dan studi
banding dibatasi frekuensi dan jumlah pesertanya serta
dilakukan sesuai dengan substansi kebijakan yang sedang
dirumuskan dan hasilnya harus dilaporkan secara
transparan dan akuntabel;
f). Penganggaran untuk penyelenggaraan rapat-rapat yang
dilaksanakan di luar kantor, workshop, seminar dan
lokakarya dibatasi dan harus diupayakan memanfaatkan
fasilitas yang dimiliki oleh pemerintah daerah;
g). Penganggaran kegiatan menghadiri pelatihan terkait dengan
peningkatan SDM hanya diperkenankan untuk pelatihan
yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah dan lembaga
non-pemerintah yang bekerjasama dengan instansi
pemerintah yang telah mendapatkan akreditasi dari
instansi pembina (Lembaga Administrasi Negara). Hal ini
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun
2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai
Negeri Sipil;
h). Penganggaran untuk pengadaan barang (termasuk berupa
aset tetap) yang akan diserahkan atau dihibahkan kepada
pihak ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan
dianggarkan berdasarkan jenis belanja barang dan jasa.

5) Belanja Modal
a). Penetapan anggaran untuk pengadaan barang inventaris
dilakukan secara selektif sesuai dengan kebutuhan masing-
masing SKPD. Oleh karena itu, sebelum merencanakan
anggaran harus dilakukan evaluasi dan pengkajian
terhadap barang-barang inventaris yang tersedia baik dari
segi kondisi maupun umur ekonomisnya;
b). Penganggaran belanja modal tidak hanya sebesar harga
beli/bangun aset tetap, tetapi ditambah dengan seluruh
biaya yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset
tetap tersebut sampai siap digunakan.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


13

3. Pembiayaan Daerah
a. Penerimaan Pembiayaan
1) Penetapan anggaran sisa lebih perhitungan anggaran tahun
anggaran sebelumnya (SILPA) disesuaikan dengan kapasitas
potensi riil yang ada sehingga terhindar dari kendala
pendanaan pada belanja yang telah direncanakan;
2) Penetapan anggaran penerimaan pembiayaan yang bersumber
dari pencairan dana cadangan disesuaikan dengan peraturan
daerah tentang pembentukan dana cadangan.
Sedangkan akumulasi penerimaan dari bunga/deviden dari
dana cadangan dianggarkan pada lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah;
3) Pencantuman jumlah pinjaman dalam APBD disesuaikan
dengan batas maksimal defisit APBD tahun anggaran 2018
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Dalam hal defisit
APBD Tahun anggaran 2018 melebihi batas maksimal, dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Menteri
Keuangan berdasarkan pertimbangan Menteri Dalam Negeri.

b. Pengeluaran Pembiayaan
1) Untuk menghindari tejadinya akumulasi pengembalian pokok
pinjaman pada tahun tertentu yang akan membebani
keuangan daerah, Pemerintah Daerah harus berusaha secara
konsisten dan disiplin dalam mengembalikan pokok pinjaman
dan biaya lain sesuai dengan jadwal yang direncanakan;
2) Penyertaan modal yang dianggarkan dalam APBD didasarkan
pada Peraturan daerah tentang penyertaan modal daerah,
sehingga penganggarannya dalam APBD tidak perlu dibuatkan
peraturan daerah tersendiri;
3) Untuk menganggarkan dana cadangan, pemerintah daerah
harus menetapkan terlebih dahulu paraturan daerah tentang
pembentukan dana cadangan yang mengatur tujuan
pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang
dibiayai dari dana cadangan, besaran dan rincian tahun dana
cadangan yang harus dianggarkan yang ditransfer ke rekening
dana cadangan, sumber dana cadangan, dan tahun
pelaksanaan anggaran dana cadangan.

c. Sisa Lebih Pembiayaan Tahun Berjalan (SILPA)


Untuk mencegah adanya dana yang menganggur (idle money),
harus dihindari adanya sisa lebih pembiayaan tahun berjalan
dalam APBD. Apabila terdapat sisa lebih pembiayaan tahun
berjalan, pemanfaatannya dapat diprogramkan dalam perubahan
APBD untuk membiayai kegiatan pada tahun anggaran berjalan.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


14

C. Teknis Penyusunan APBD


Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2018, memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat secara lebih
optimal dan sebagai wujud tanggung jawab pemerintah untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat, pemerintah daerah berusaha
menyusun dan menetapkan APBD secara tepat waktu, paling lambat
tanggal 31 Desember tahun sebelumnya sebagaimana dimaksud
dalam pasal 116 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59
Tahun 2007.
2. Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah daerah berusaha memenuhi
jadwal proses penyusunan APBD mulai dari penyusunan dan
penetapan KUA-PPAS bersama DPRD hingga tercapai kesepakatan
terhadap penetapan Raperda APBD antara pemerintah daerah dengan
DPRD paling lambat tanggal 30 November tahun sebelumnya
sebagaimana dimaksud dalam pasal 105 ayat (3c) Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007.
3. Secara materiil diperlukan sinkronisasi antara Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),
antara RKPD dengan KUA dan PPAS, serta antara KUA-PPAS dengan
RAPBD yang merupakan kristalisasi seluruh RKA-SKPD, sehingga
APBD dapat merepresentasikan keterpaduan seluruh program
nasional dan daerah dalam upaya peningkatan pelayanan umum dan
kesejahteraan masyarakat di daerah.
4. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun
2007, materi KUA mencakup kebijakan umum penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah, sehingga tidak menjelaskan
hal-hal yang bersifat teknis, seperti:
a. gambaran kondisi ekonomi makro termasuk perkembangan
indikator ekonomi makro daerah;
b. asumsi dasar penyusunan RAPBD termasuk laju inflasi
pertumbuhan PDRB dan asumsi lainnya terkait dengan kondisi
ekonomi daerah;
c. kebijakan pendapatan daerah yang menggambarkan prakiraan
rencana sumber dan besaran pendapatan daerah;
d. kebijakan belanja daerah yang mencerminkan program utama dan
langkah kebijakan dalam upaya peningkatan pembangunan
daerah yang merupakan refleksi sinkronisasi kebijakan pusat dan
kondisi riil di daerah;
e. kebijakan pembiayaan yang menggambarkan sisi defisit dan
surplus daerah sebagai antisipasi terhadap kondisi pembiayaan
daerah dalam rangka menyikapi tuntutan pembangunan daerah.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


15

5. Substansi PPAS lebih mencerminkan prioritas pembangunan daerah


yang dikaitkan dengan sasaran yang ingin dicapai termasuk program
prioritas setiap SKPD. PPAS juga menggambarkan pagu anggaran
sementara masing-masing SKPD berdasarkan program dan kegiatan,
yang selanjutnya akan menjadi pagu definitif setelah Rancangan
Peraturan Daerah tentang APBD disetujui bersama oleh kepala daerah
dan DPRD.
6. Untuk menjamin konsistensi dan percepatan pembahasan KUA dan
PPAS, kepala daerah dapat menyampaikan kedua dokumen tersebut
kepada DPRD dalam waktu yang bersamaan. Hasil pembahasan kedua
dokumen tersebut dapat ditandatangani pada waktu yang bersamaan,
sehingga terdapat keterpaduan KUA dan PPAS dalam proses
penyusunan RAPBD.
7. Substansi surat edaran kepala daerah tentang pedoman penyusunan
RKA-SKPD kepada seluruh SKPD dan RKA-PPKD kepada SKPKD
diharapkan memuat prioritas pembangunan daerah dan
program/kegiatan yang terkait, alokasi plafon anggaran sementara
untuk setiap program/kegiatan SKPD, batas waktu penyampaian
RKA-SKPD kepada PPKD, dan dokumen sebagaimana lampiran Surat
Edaran dimaksud meliputi KUA, PPAS, analisis standar belanja dan
standar satuan harga.
8. RKA-SKPD memuat rincian anggaran pendapatan, rincian anggaran
belanja tidak langsung SKPD (gaji pokok, tunjangan pegawai,
tambahan penghasilan, khusus pada SKPD Sekretariat DPRD
dianggarkan juga belanja penunjang operasional Pimpinan DPRD),
rincian anggaran belanja langsung menurut program dan kegiatan
SKPD.
9. RKA-PPKD memuat rincian pendapatan yang berasal dari dana
perimbangan dan pendapatan hibah, belanja tidak langsung terdiri
dari belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan
sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan dan belanja tidak
terduga, rincian penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan.
10. Sesuai dengan ketentuan pasal 87 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011, rancangan KUA dan rancangan PPAS
disampaikan Kepala Daerah kepada DPRD paling lambat pertengahan
bulan Juni tahun anggaran berjalan. Selanjutnya ketentuan pasal 104
ayat (1) menjelaskan bahwa Kepala Daerah menyampaikan Rancangan
Peraturan Daerah tentang APBD beserta lampirannya kepada DPRD
paling lambat pada minggu pertama bulan Oktober tahun anggaran
sebelumnya.
11. Dalam hal terdapat kendala dalam proses pembahasan dan penetapan
rancangan peraturan daerah tentang APBD meskipun telah dilakukan
penambahan waktu, kepala daerah dapat menyusun rancangan
peraturan kepala daerah tentang APBD untuk mendapatkan
pengesahan dari gubernur terhadap APBD kabupaten/kota sesuai
pasal 107 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006. Hal itu seyogyanya dilakukan sepanjang antisipasi terhadap
Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018
16

kondisi stabilitas pemerintahan dan politik di daerah telah dikaji


secara seksama serta tidak menghambat proses pembangunan daerah
yang berjalan secara berkesinambungan.
12. Dalam rangka mengantisipasi perubahan kebijakan akibat dinamika
perkembangan yang terjadi dan untuk memberikan ruang bagi kepala
daerah dalam menanganinya, pemerintah daerah dapat
mencantumkan kriteria tertentu terkait dengan belanja dalam kategori
mendesak atau darurat dalam peraturan daerah tentang APBD
sebagaimana diamanatkan dalam Penjelasan Pasal 81 ayat (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
13. Program dan kegiatan DAK dan bantuan keuangan dari provinsi yang
dananya diterima setelah APBD kabupaten ditetapkan, program dan
kegiatan tersebut dapat dilaksanakan oleh daerah kabupaten dengan
cara melakukan perubahan terhadap peraturan kepala daerah tentang
penjabaran APBD dengan melakukan pemberitahuan kepada
Pimpinan DPRD. Apabila program dan kegiatan dimaksud terjadi
setelah perubahan APBD ditetapkan, pemerintah daerah
menyampaikannya dalam laporan realisasi anggaran (LRA).
D. Teknis Penyusunan Perubahan APBD
Perubahan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018
diupayakan paling lambat setelah penetapan Peraturan Daerah tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2017. Apabila
laporan pertanggungjawaban terlambat ditetapkan, Perubahan APBD
Tahun Anggaran 2018 tetap diupayakan penetapannya sesuai dengan
jadwal waktu yang telah ditentukan. Program dan kegiatan yang
ditampung dalam perubahan APBD memperhitungkan sisa waktu
pelaksanaan APBD tahun anggaran 2018.

1. Kriteria Perubahan APBD


Perubahan APBD dilakukan dengan memperhatikan kriteria sebagai
berikut:
a. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi Kebijakan Umum
APBD, mencakup:
1) perubahan asumsi ekonomi makro yang telah disepakati
terhadap kemampuan fiskal daerah.
2) pelampauan atau tidak tercapainya proyeksi pendapatan
daerah.
3) adanya faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
peningkatan belanja daerah.
4) adanya kebijakan di bidang pembiayaan, sehingga harus
dilakukan perubahan APBD.
b. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran
antarunit organisasi, antarprogram, antarkegiatan dan antarjenis
belanja.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


17

c. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun


sebelumnya harus digunakan dalam tahun anggaran berkenaan,
antara lain untuk:
1) membayar bunga dan pokok utang dan/atau obligasi daerah
yang melampaui anggaran yang tersedia mendahului
perubahan APBD.
2) melunasi seluruh kewajiban bunga dan pokok utang.
3) mendanai kenaikan gaji dan tunjangan PNS akibat adanya
kebijakan pemerintah.
4) mendanai kegiatan lanjutan.
5) mendanai program dan kegiatan baru dengan kriteria harus
diselesaikan sampai dengan batas akhir penyelesaian
pembayaran dalam tahun anggaran berkenaan.
6) mendanai kegiatan-kegiatan yang perlu ditingkatkan capaian
target kinerjanya dari yang telah ditetapkan dalam DPA-SKPD
tahun anggaran berkenaan yang dapat diselesaikan sampai
dengan batas akhir penyelesaian pembayaran dalam tahun
anggaran berkenaan pula.

d. Keadaan darurat sekurang-kurangnya harus memenuhi kriteria


sebagai berikut :
a) bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas Pemerintah
Daerah dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya.
b) tidak terjadi secara berulang.
c) berada di luar kendali dan pengaruh pemerintah daerah; dan
d) memiliki dampak yang signifikan terhadap anggaran dalam
rangka pemulihan yang disebabkan oleh keadaan darurat.
Sedang kriteria belanja untuk keperluan mendesak mencakup
program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang
anggarannya belum tersedia dalam tahun anggaran bekenaan dan
keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan
menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi pemerintah daerah
dan masyarakat.
e. Keadaan luar biasa.
1). Kriteria keadaan luar biasa merupakan persyaratan untuk
melakukan Perubahan APBD yang kedua kali.
2). Keadaan luar biasa merupakan keadaan yang menyebabkan
estimasi penerimaan lebih dan/atau pengeluaran dalam APBD
mengalami kenaikan atau penurunan lebih besar dari 50%
(lima puluh persen).
3). Persentase 50% (lima puluh persen) merupakan selisih antara
pendapatan dan belanja dalam APBD.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


18

4). Kelebihan sebesar 50% (lima puluh persen) dalam APBD


sebagai akibat kenaikan pendapatan atau efisiensi belanja
dapat digunakan untuk menambah kegiatan baru dan/atau
menjadwalkan ulang/meningkatkan capaian target kinerja
program dan kegiatan dalam tahun anggaran berkenaan.
Pendanaan terhadap penambahan kegiatan baru diformulasikan
terlebih dahulu dalam RKA-SKPD; sedangkan pendanaan terhadap
penjadwalan ulang/ peningkatan capaian target kinerja program
dan kegiatan diformulasikan terlebih dahulu dalam DPPA-SKPD
(Dukumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran-Satuan Kerja
Perangkat Daerah). RKA-SKPD dan DPPA-SKPD tersebut
digunakan sebagai dasar penyusunan rancangan Peraturan Daerah
tentang Perubahan APBD.
Apabila terjadi kekurangan sebesar 50% (lima puluh persen) dalam
APBD sebagai akibat penurunan pendapatan atau kenaikan
belanja, pemerintah daerah dapat melakukan penjadwalan
ulang/pengurangan capaian target kinerja program dan kegiatan
lainnya dalam tahun anggaran belanja.
2. Cakupan Rancangan Perubahan APBD
Rancangan Perubahan APBD mencakup:
a. program dan kegiatan yang mengalami perubahan;
b. program dan kegiatan yang baru;
c. hal-hal baik yang tidak berubah maupun yang mengalami
perubahan serta menjelaskan alasan terjadinya perubahan.

3. Hal-Hal Teknis yang Harus Diperhatikan dalam Penganggaran


a. Pergeseran anggaran antar rincian objek, antar objek, antar jenis,
anta rkelompok, antar kegiatan, antar program, antar unit
organisasi hanya dapat dilakukan melalui mekanisme perubahan
APBD.
b. Revisi Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD
1) Sebelum Perubahan APBD:
a) hanya dapat dilakukan antara rincian-rincian objek dalam
rincian objek belanja yang sama;
b) dilakukan dengan mengajukan surat yang disertai dengan
penjelasan revisi kepada pejabat pengelola keuangan daerah
(dalam hal ini Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Banyuwangi);
c) mendapatkan persetujuan dari pejabat pengelola keuangan
daerah (dalam hal ini Badan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Banyuwangi);
d) revisi DPA-SKPD harus dituangkan pada perubahan APBD
dan DPPA-SKPD.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


19

2) Setelah Perubahan APBD


a) hanya dapat dilakukan untuk kegiatan yang bersifat
spesifik dalam bentuk pemberian (grant).
b) dilakukan dengan mengajukan surat yang disertai dengan
penjelasan revisi kepada pejabat pengelola keuangan daerah
(dalam hal ini Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Banyuwangi) untuk mendapatkan
persetujuan.
c) revisi DPA-SKPD setelah perubahan APBD dituangkan
dalam revisi DPPA-SKPD.
c. Kegiatan baru yang bersifat fisik jika tidak memungkinkan
dilaksanakan sebelum tahun anggaran berakhir, tidak boleh
dianggarkan dalam perubahan APBD. Kegiatan baru tersebut agar
dianggarkan dalam tahun anggaran berikutnya.
d. Revisi DPA-SKPD tidak berlaku untuk penggeseran belanja tidak
langsung ke belanja langsung terutama yang menyangkut
komponen belanja gaji dan tunjangan pegawai. Hal ini sesuai
dengan PP Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang
Negara/Daerah.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


20

BAB III
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan


perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan dan
bertanggungjawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan
kemanfaatan bagi masyarakat.
1. Tertib
Keuangan daerah harus dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang
didukung dengan bukti-bukti administrasi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Taat pada Peraturan Perundang-Undangan
Pengelolaan keuangan daerah harus berpedoman pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Efektif
Pencapaian hasil pelaksanaan program/kegiatan harus sesuai dengan
target yang telah ditetapkan dengan cara membandingkan antara
keluaran dengan hasil.
4. Efisien
Pencapaian keluaran harus maksimum dengan masukan tertentu atau
penggunaan masukan terendah.
5. Ekonomis
Perolehan masukan dengan kualitas dan kuantitas tertentu harus
diupayakan pada tingkat harga yang terendah.
6. Transparan
Prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui
dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan
daerah.
7. Bertanggungjawab
Merupakan perwujudan kewajiban seseorang untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumberdaya
dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
8. Keadilan
Keseimbangan distribusi kewenangan dan pendanaannya dan/atau
keseimbangan distribusi hak dan kewajiban berdasarkan pertimbangan
yang objektif.
9. Kepatutan
Tindakan atau suatu sikap yang dilakukan dengan wajar dan
proporsional.
10. Manfaat untuk masyarakat
Keuangan daerah diutamakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

20

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


21

A. TATA KELOLA KEUANGAN DAERAH YANG BAIK


1. Dalam rangka mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang baik,
pemerintah daerah melakukan upaya peningkatan kapasitas
pengelolaan administrasi keuangan daerah, baik pada tataran
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan maupun
pertanggungjawaban melalui perbaikan regulasi, penyiapan
instrumen operasional, pelatihan, monitoring dan evaluasi secara
lebih akuntabel dan transparan.
2. Perbaikan regulasi dan penyiapan instrumen oprasional dimaksud
dilakukan dengan cara menjabarkan peraturan perundang-undangan
di bidang pengelolaan keuangan daerah yang lebih tinggi maupun
pembentukan peraturan yang dibutuhkan oleh daerah.
3. Sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah dalam penyusunan
anggaran, pelaksanaan dan penatausahaan serta penyiapan laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dilaksanakan secara cepat
dan akurat dengan mengembangkan dan mengimplementasikan
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIKD).
4. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia
aparatur pengelola keuangan daerah dan legislatif melalui penataan
organisasi, sosialisasi dan pelatihan/bimbingan teknis, penerapan
teknologi informasi, mengupayakan rekrutmen pegawai yang
memiliki keahlian di bidang pengelolaan keuangan daerah dan
teknologi informasi.
5. Peningkatan monitoring dan evaluasi terhadap penyusunan
anggaran, perubahan anggaran dan pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran oleh pemerintah provinsi kepada kabupaten.
6. Peningkatan akuntabilitas dan transparansi pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD melalui penyusunan laporan keuangan secara
tepat waktu dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan standar
akuntansi pemerintah yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan.

B. PEJABAT PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH


1. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
Kepala daerah selaku kepala pemerintahan daerah adalah pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah
daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Kepala
daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
berwenang menetapkan:
a. kebijakan tentang pelaksanaan APBD;
b. kebijakan tentang pengelolaan barang daerah;
c. pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran;
d. bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran;
e. pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang & piutang
daerah;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


22

f. pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik


daerah;
g. petugas yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan
memerintahkan pembayaran.
Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan
daerah dapat melimpahkan sebagian atau seluruh kewenangan
sebagaimana dimaksud kepada:
a. sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan
daerah;
b. kepala SKPKD selaku PPKD;
c. kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna
barang.
Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan
keputusan kepala daerah berdasarkan prinsip pemisahan
kewenangan antara yang memerintahkan, menguji dan yang
menerima atau mengeluarkan uang.

2. Koordinator Pengelola Keuangan Daerah


Sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah
mengemban peran dan fungsi membantu kepala daerah menyusun
kebijakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah, termasuk pengelolaan keuangan.
Sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah
mempunyai tugas koordinasi di bidang:
a. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD;
b. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang
daerah;
c. penyusunan Rancangan APBD dan Rancangan Perubahan APBD;
d. penyusunan Raperda APBD, perubahan APBD dan
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD;
e. tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD dan pejabat
pengawasan keuangan daerah; dan
f. penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
Selain tugas koordinasi sebagaimana tersebut, sekretaris daerah
mempunyai tugas:
a. memimpin TAPD
b. menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD
c. menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah
d. memberikan persetujuan pengesahan DPA-SKPD/DPPA-SKPD;
dan
e. melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangan
daerah lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala
daerah

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


23

Sebagai koordinator pengelolaan keuangan daerah, sekretaris daerah


bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud
kepada kepala daerah.
3. Pembantu Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan pengkoordinasian
pengelolaan keuangan daerah, sekretaris daerah dibantu oleh asisten
sekretaris daerah selaku pembantu koordinator pengelolaan
keuangan daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-
masing dengan mengacu pada kewenangan yang dilimpahkan oleh
sekretaris daerah, dalam konteks pelaksanaan dan penatausahaan
keuangan daerah yang meliputi tugas koordinasi penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan APBD.
4. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
Kepala SKPKD selaku PPKD mempunyai tugas:
a. menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan
daerah;
b. menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;
c. melaksanakan pencatatan pendapatan dan belanja daerah;
d. melaksanakan fungsi bendahara umum daerah;
e. menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; dan
f. melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang
dilimpahkan oleh kepala daerah.

PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang:


a. menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;
b. mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD;
c. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
d. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan
pengeluaran kas daerah;
f. menetapkan SPD;
g. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas
nama Pemerintah Daerah;
h. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
i. menyajikan informasi keuangan daerah;
j. melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta
penghapusan barang milik daerah.
PPKD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala
daerah melalui sekretaris daerah.
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai BUD, PPKD dapat menunjuk
dan mengusulkan pejabat di lingkungan satuan kerja pengelola
keuangan daerah selaku kuasa BUD yang ditetapkan dalam
keputusan kepala daerah.
Kuasa BUD mempunyai tugas:
a. menyiapkan anggaran kas;
b. menyiapkan Surat Penyedia Dana (SPD);

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


24

c. menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);


d. menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah;
e. memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD yang
dilakukan oleh bank dan/atau lembaga keuangan lainnya yang
ditunjuk;
f. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam
pelaksanaan APBD;
g. menyimpan uang daerah;
h. melaksanakan penempatan uang daerah dan
mengelola/menatausahakan investasi daerah;
i. melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat
pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran atas rekening kas
umum daerah;
j. melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah
daerah;
k. melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah; dan
l. melakukan penagihan piutang daerah.
Kuasa BUD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
BUD.
PPKD dapat melimpahkan kepada pejabat lainnya di lingkungan
SKPKD untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:
a. menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;
b. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
c. menyiapkan pelaksanakan pinjaman dan pemberian pinjaman
atas nama pemerintah daerah;
d. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
e. menyajikan informasi keuangan daerah;
f. melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta
penghapusan barang milik daerah.

C. PEJABAT PENGELOLAAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT


DAERAH (SKPD)
1. Pengguna Anggaran (PA)
Pengguna anggaran adalah kepala satuan kerja perangkat daerah
yang ditetapkan dengan keputusan bupati dan bertanggungjawab
penuh atas pengelolaan keuangan yang dialokasikan pada satuan
kerja yang dipimpinnya.
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, pengguna
anggaran berwenang:
a. menyusun rencana kerja anggaran satuan kerja perangkat
daerah (RKA-SKPD);
b. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran satuan kerja
perangkat daerah (DPA-SKPD);
c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas
beban anggaran belanja;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


25

d. melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;


e. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan
pembayaran;
f. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain
dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;
g. menandatangani SPM;
h. menandatangani pengesahan SPJ;
i. mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggungjawab
SKPD yang dipimpinnya;
j. mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi
tanggungjawab SKPD yang dipimpinnya;
k. mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
l. menyusun dan menyampaikan laporan realisasi fisik dan
keuangan SKPD yang dipimpinnya kepada Bupati Banyuwangi
melalui PPKD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya;
m. melakukan pemeriksaan kas yang dikelola bendahara
pengeluaran/bendahara penerimaan minimal 1 (satu) bulan
sekali dengan membuat berita acara pemeriksaan kas;
n. melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna
barang lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh
kepala daerah. Dalam rangka pengadaan barang/jasa, pengguna
anggaran dapat bertindak sebagai pejabat pembuat komitmen
sepanjang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
pengadaan barang/jasa;
2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Dalam melaksanakan tugas, pejabat Pengguna Anggaran dapat
melimpahkan sebagian kewenangan kepada kepala unit/subunit
kerja pada SKPD yang bersangkutan selaku Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA). Pelimpahan wewenang tersebut ditetapkan oleh
Bupati atas usul kepala SKPD.
Pelimpahan wewenang kepada kepala unit kerja pada SKPD sebagai
KPA didasarkan atas pertimbangan:
a. tingkatan daerah;
b. besaran SKPD;
c. besarnya jumlah uang yang dikelola;
d. beban kerja;
e. lokasi;
f. kompetensi;
g. rentang kendali dan/atau;
h. pertimbangan objektif lainnya.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


26

Pelimpahan sebagian kewenangan tersebut meliputi:


a. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas
beban anggaran belanja;
b. melaksanakan anggaran unit kerja yang dipimpinnya;
c. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan
pembayaran;
d. kuasa pengguna anggaran bertindak sebagai pejabat pembuat
komitmen dan dapat mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama
dengan pihak lain/penyedia barang/jasa dalam batas anggaran
yang telah ditetapkan;
e. menandatangani SPM;
f. mengawasi pelaksanaan anggaran unit kerja yang
dipimpinnya;dan
g. melaksanakan tugas-tugas kuasa pengguna anggaran lainnya
berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh pejabat pengguna
anggaran.
Kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang bertanggung
jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna
anggaran/pengguna barang.
3. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK-SKPD)
Dalam melaksanakan program dan kegiatan, kepala SKPD/pengguna
anggaran/pengguna barang (PA) dan kuasa pengguna
anggaran/pengguna barang menunjuk pejabat pada unit/subunit
kerja pada SKPD yang bersangkutan selaku PPTK.
Dengan mempertimbangkan besaran SKPD, besaran jumlah
kegiatan, besaran jumlah uang yang dikelola, adanya kekosongan
jabatan, PPTK dapat ditunjuk dari unsur staf yang memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
b. dinilai mampu melaksanakan kegiatan.
Pejabat pelaksana teknis kegiatan mempunyai tugas:
a. mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
b. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan;
c. menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran
pelaksanaan kegiatan.
Dokumen anggaran sebagaimana dimaksud mencakup dokumen
administrasi kegiatan maupun dokumen administrasi yang
terkait dengan persyaratan pembayaran yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
PPTK yang ditunjuk oleh pejabat pengguna anggaran/pengguna
barang bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
pengguna anggaran/pengguna barang.
PPTK yang ditunjuk oleh pejabat kuasa pengguna anggaran/kuasa
pengguna barang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya
kepada kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


27

4. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD)


Dalam melaksanakan anggaran yang termuat dalam DPA-SKPD,
kepala SKPD/pengguna anggaran menetapkan pejabat yang
melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD yang
bersangkutan sebagai PPK-SKPD, dengan tugas sebagai berikut:
a. melakukan verifikasi dan pengesahan atas bukti transaksi
penerimaan dan pengeluaran;
b. meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang
diajukan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui/disetujui
oleh PPTK;
c. meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji
dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diajukan
oleh Bendahara Pengeluaran;
d. menandatangani surat pernyataan telah meneliti kelengkapan
SPP-LS, SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji;
e. melakukan verifikasi SPP;
f. menyiapkan SPM;
g. melaksanakan akuntansi SKPD;
h. menyiapkan laporan keuangan SKPD.
5. Bendahara
a. Penunjukan bendahara harus memperhatikan syarat-syarat
sebagai berikut:
1) berstatus pegawai negeri sipil (PNS);
2) serendah-rendahnya golongan II/a;
3) diutamakan yang telah mengikuti kursus bendaharawan
daerah;
4) ditetapkan dengan keputusan bupati atas usul dari kepala
SKPD.
b. Bendahara terdiri dari:
1) bendahara penerimaan pada SKPD penghasil;
2) bendahara pengeluaran pada semua SKPD.

c. Tugas Bendahara Penerimaan


Dalam rangka implementasi transaksi non tunai pada
penerimaan daerah, bendahara penerimaan memiliki tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
1) menghimpun data penerimaan daerah yang menjadi tanggung
jawabnya;
2) membuat surat tanda setoran (STS) dan surat tanda bukti
pembayaran atau bukti lain yang sah;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


28

3) melakukan rekonsiliasi data penerimaan daerah dengan pihak


Bank Jatim dan Bendahara Umum Daerah;
4) membuat dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban
penerimaan kepada pengguna anggaran melalui PPK-SKPD;
5) melakukan verifikasi, evaluasi, serta analisa atas laporan
pertanggung-jawaban penerimaan yang disampaikan
Bendahara Penerimaan Pembantu;
6) melakukan penatausahaan penerimaan berdasarkan
dokumen SKP Daerah, SKR, STS, dan surat tanda bukti
pembayaran atau bukti lain yang sah;
7) menyusun BKU penerimaan, BKU pembantu perincian objek
penerimaan, dan buku rekapitulasi penerimaan harian;
8) membuat SPJ penerimaan dan lampiran-lampirannya yaitu
BKU, buku rekapitulasi penerimaan bulanan, dan bukti
penerimaan lain yang sah.
d. Tugas Bendahara Pengeluaran SKPD
Dalam rangka implementasi transaksi non tunai pada
pengeluaran daerah, bendahara pengeluaran memiliki tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
1) mempersiapkan dokumen SPP beserta lampiran-lampirannya;
2) menandatangani SPP;
3) mengajukan SPP kepada PPK-SKPD;
4) menguji kebenaran dan kelengkapan dokumen
pertanggungjawaban;
5) melakukan pencatatan bukti-bukti pembelanjaan dana dari
UP/GU/TU dan LS pada dokumen buku pengeluaran, buku
pembantu simpanan/bank, buku pembantu pajak, buku
pembantu panjar, dan buku pembantu pengeluaran per objek;
6) Melakukan input transaksi pengeluaran atas penggunaan
Uang Persediaan (UP) pada BKU dan internet banking;
7) Melakukan rekapitulasi pengeluaran dan mencatatnya dalam
SPJ yang akan diserahkan ke pengguna anggaran melalui
(PPK-SKPD) untuk disahkan;
8) Melakukan verifikasi, evaluasi, serta analisis SPJ bendahara
pengeluaran pembantu;
9) memberikan persetujuan terhadap SPJ bendahara
pengeluaran pembantu, sehingga SPJ bendahara pengeluaran
pembantu harus diserahkan kepada bendahara pengeluaran;
10) mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaan pengelolaan keuangan yang ditangani oleh
bendahara pengeluaran pembantu.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


29

Untuk mendukung kelancaran tugas perbendaharaan, dengan


pertimbangan tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah
uang yang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi, rentang
kendali dan/atau pertimbangan objektif lainnya, kepala SKPD
dapat mengusulkan pejabat bendahara penerimaan pembantu
dan bendahara pengeluaran pembantu untuk ditetapkan dengan
keputusan bupati serta pembantu bendahara penerimaan dan
pembantu bendahara pengeluaran yang ditetapkan oleh kepala
SKPD/pengguna anggaran.
Tugas bendahara penerimaan pembantu dan bendahara
pengeluaran pembantu, pembantu bendahara penerimaan dan
pembantu bendahara pengeluaran sebagaimana dimaksud
masing-masing sebagai berikut:
(1) Bendahara Penerimaan Pembantu
Menyelenggarakan penatausahaan terhadap seluruh
penerimaan daerah yang menjadi tanggungjawabnya.
(2) Bendahara Pengeluaran Pembantu:
a. Menguji kebenaran dan kelengkapan dokumen
pertanggungjawaban
b. Melakukan pencatatan bukti-bukti pembelanjaan dana
pada dokumen buku kas umum pembantu yang akan
diserahkan kepada bendahara pengeluaran.
c. Melakukan rekapitulasi pengeluaran dan mencatatnya
dalam SPJ pengeluaran pembantu yang akan diserahkan
kepada bendahara pengeluaran.
d. Melakukan input transaksi pengeluaran atas penggunaan
Uang Persediaan (UP) pada BKU dan internet banking;
e. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengeluaran
kepada bendahara pengeluaran paling lambat tanggal 5
(lima) bulan berikutnya dan laporan dimaksud mencakup
buku kas umum pembantu, buku pajak pembantu, dan
bukti pengeluaran yang sah.
Dalam rangka implementasi transaksi non tunai pada
penerimaan dan pengeluaran daerah, bendahara penerimaan dan
bendahara pengeluaran tidak diperkenankan mengelola uang
dalam bentuk tunai kecuali diatur melalui ketentuan yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah.
Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran baik secara
langsung maupun tidak langsung dilarang melakukan kegiatan
perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau
bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan,
serta membuka rekening/giro pos atau penyimpan uang pada
suatu bank atau lembaga lainnya atas nama pribadi.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


30

Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran


bertanggungjawab secara pribadi atas pengelolaan yang menjadi
tanggungjawabnya.
D. Pedoman Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
1. Penunjukan pejabat pengelola keuangan SKPD harus memperhatikan
syarat-syarat sebagai berikut:
a. berstatus pegawai negeri sipil daerah Kabupaten Banyuwangi;
b. diusulkan oleh kepala SKPD;
c. serendah-rendahnya menduduki golongan II/a;
d. tidak sedang menjalani hukuman disiplin;
e. tidak ditunjuk sebagai bendahara yang dananya bersumber dari
APBN.
2. Pejabat pengelola keuangan SKPD yang dananya bersumber dari
APBD tidak boleh merangkap sebagai pengelola keuangan daerah
yang dananya bersumber dari APBN, kecuali bagi pejabat struktural
yang ditunjuk sebagai pengelola dana APBN berdasarkan ketentuan
yang ditetapkan oleh instansi pengelola dana APBN yang dimaksud;

3. Pejabat Penatausahaan Keuangan-SKPD tidak boleh merangkap


sebagai KPA atau pejabat yang bertugas melakukan pemungutan
penerimaan negara/daerah, bendahara, dan/atau PPTK;
4. Apabila KPA/PPK-SKPD/PPTK/bendahara pengeluaran/bendahara
pengeluaran pembantu/bendahara penerimaan/bendahara
penerimaan pembantu berhalangan, solusi yang harus dilakukan
untuk mengatasi terjadinya kevakuman diatur dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. berhalangan lebih dari 3 (tiga) hari sampai dengan 1 (satu) bulan,
yang bersangkutan wajib memberikan surat kuasa kepada
pejabat yang ditunjuk untuk melakukan tugas-tugas atas
tanggung jawab yang diberi kuasa dengan diketahui kepala
SKPD;
b. berhalangan lebih dari 1 (satu) bulan sampai dengan 3 (tiga)
bulan, kepala SKPD harus menunjuk pejabat KPA/bendahara
pengeluaran/bendahara penerimaan/PPK-SKPD/PPTK/
bendahara pengeluaran pembantu/bendahara penerimaan
pembantu yang baru dan wajib membuat berita acara serah
terima;
c. berhalangan lebih dari 3 (tiga) bulan yang bersangkutan dianggap
mengundurkan diri/berhenti dari jabatan sebagai
KPA/bendahara pengeluaran/bendahara penerimaan/PPK-
SKPD/PPTK/bendahara pengeluaran pembantu/bendahara
penerimaan pembantu, sehingga harus segera diusulkan
penggantinya oleh kepala SKPD yang bersangkutan.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


31

5. Pembayaran honorarium tenaga harian lepas/pegawai honorer/tidak


tetap dan honorarium non-PNS lainnya atau kepada pihak ketiga
(nara sumber/tenaga ahli dari luar instansi pelaksana kegiatan) yang
ada di masing-masing kegiatan yang tercantum dalam kode rekening
(5.2.1.02) dilaksanakan dengan swakelola yang ditetapkan dengan
surat perintah kerja pengguna anggaran, dengan ketentuan besarnya
honorarium harus sesuai dengan standar biaya yang ditetapkan oleh
bupati.
Honorarium PNS/Non-PNS dapat dibayarkan sepanjang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila surat
ketetapan melaksanakan tugas pelaksanaannya lebih dari 15 (lima
belas) hari kalender dalam satu bulan sehingga tidak dapat
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, honor yang menjadi
haknya ditiadakan dan dibayarkan bila sudah melaksanakan
tugasnya kembali.
Pemeriksa reguler dan khusus pada inspektorat kabupaten dapat
diberikan honorarium pada setiap aktivitas dalam kegiatan yang
bersangkutan, yang besarnya ditetapkan dengan surat keputusan
bupati.
6. Kerja lembur adalah segala pekerjaan yang harus dilakukan oleh
pegawai negeri sipil atau non-PNS pada waktu-waktu tertentu di luar
waktu kerja sebagaimana yang telah ditetapkan di tiap-tiap
instansi/satker. Satuan kerja perangkat daerah yang melaksanakan
kerja lembur disesuaikan dengan beban kerja.
Perhitungan uang lembur bagi PNS dan non-PNS di lingkup
Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi diatur dengan ketentuan
sebagai berikut:
No Lembur pada Hari Kerja No Lembur pada Hari Libur
1) Golongan IV: Rp20.000,00/jam 1) GolonganIV:Rp40.000,00/jam
2) Golongan III: Rp16.000,00/jam 2) GolonganIII:Rp32.000,00/jam
3) Golongan II: Rp12.000,00/jam 3) Golongan II: Rp24.000,00/jam
4) Golongan I : Rp10.000,00/jam 4) Golongan I : Rp20.000,00/jam
5) Non PNSD: Rp10.000,00/jam 5) Non PNSD :Rp20.000,00/jam

Usulan pencairan uang lembur hanya dapat dilakukan apabila


memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. ada surat perintah kerja lembur yang dikeluarkan oleh kepala
SKPD.
b. kerja lembur yang diberikan honorarium, memanfaatkan waktu
sekurang-kurangnya 1 (satu) jam penuh dan/atau kelipatannya,
tetapi tidak boleh lebih dari 4 (empat) jam per hari.
c. kegiatan lembur pada hari libur kerja diberikan honorarium
200% (dua ratus persen), dan sebanyak-banyaknya 8 (delapan)
jam per hari.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


32

d. Uang lembur dibayarkan sebulan sekali pada awal bulan


berikutnya.
e. Pemberian uang makan lembur setinggi-tingginya Rp20.000,00
(dua puluh ribu rupiah) dengan ketentuan kegiatan dan hanya
berlaku 1 (satu) kali per hari kerja lembur sekurang-kurangnya 2
(dua) jam.
7. Belanja BBM dan Pelumas
a. Masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menganggarkan sendiri
kebutuhan BBM sesuai dengan beban kerja dimasing – masing
SKPD dalam APBD yang dikelolanya dan penggunannya untuk
operasional SKPD di wilayah kerjanya masing – masing;
b. Penggunaan belanja BBM untuk kendaraan dinas diberikan dalam
bentuk uang tunai yang sudah dianggarkan di rekening logistik
dan pertanggungjawabannya dengan bukti pembelian/struk BBM
Non Subsidi yang pencairannya melalui mekanisme UP/GU dan LS
bagi SKPD yang mengelola BBM dalam jumlah besar.
8. Belanja Pakaian Dinas
Pakaian Dinas Harian bagi pegawai dianggarkan di Bagian
Perlengkapan Setda Kabupaten Banyuwangi dengan warna sesuai
ketentuan yang berlaku. Sedang kegiatan tertentu yang memerlukan
pakaian dinas lainnya, pakaian kerja atau pakaian khusus seperti:
pakaian laboratorium, pakaian korps musik, pakaian olah raga,
pakaian tradisional Banyuwangian dan pakaian khusus lainnya,
dianggarkan pada SKPD yang bersangkutan.
9. Perjalanan Dinas
a. Perjalanan Dinas Dalam Negeri yang selanjutnya disebut
Perjalanan Dinas adalah perjalanan ke luar tempat kedudukan
yang dilakukan dalam wilayah Republik Indonesia untuk
kepentingan negara.
b. Perjalanan Dinas Jabatan adalah Perjalanan Dinas melewati batas
kota dan/atau dalam kota dari tempat kedudukan ke tempat yang
dituju, melaksanakan tugas, dan kembali ke tempat kedudukan
semula di dalam negeri.
c. Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana tersebut pada huruf b.
digolongkan menjadi:
1) Perjalanan Dinas Jabatan yang melewati batas Kabupaten
Banyuwangi dan
2) Perjalanan Dinas Jabatan yang dilaksanakan di dalam
Kabupaten Banyuwangi.
d. Biaya perjalanan dinas jabatan yang melewati batas Kabupaten
Banyuwangi, biaya transport menggunakan metode at cost/biaya
riil sesuai standar yang ditetapkan.
e. Biaya perjalanan dinas jabatan yang dilaksanakan di dalam
Kabupaten Banyuwangi menggunakan standar harga yang sudah
ditetapkan dan tidak diberikan uang BBM dari rekening logistik.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


33

f. Perjalanan dinas untuk kegiatan yang mengikutsertakan personil


non PNSD (seperti staf khusus, Kepala Desa, kelompok tani, murid
teladan dan lain-lain yang sejenis) dapat menugaskan personil
yang bersangkutan dengan menggunakan belanja perjalanan dinas
menggunakan metode at cost/biaya riil. Yang berwenang
memberikan Surat Perintah Tugas (SPT) adalah Kepala SKPD.
g. Perjalanan Dinas Jabatan terdiri atas komponen-komponen
sebagai berikut :
1) Uang harian
2) Biaya transport
3) Biaya penginapan
4) Uang representasi
5) Sewa kendaraan dalam kota tujuan
h. Uang harian sebagaimana dimaksud pada huruf g butir 1) terdiri
atas uang makan dan uang saku. Dan apabila acara lebih dari 1
(satu) hari dan akomodasi berupa penginapan ditanggung pihak
penyelenggara, maka diberikan uang harian sesuai ketentuan
Standar Satuan Belanja Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun
2018 (fullboard).
Bagi penjaga stand pameran diberikan uang harian maksimal
selama 3 hari sesuai dengan uang harian perjalanan dinas. Dan
selebihnya diberikan honor penjaga pameran sesuai Standar
Satuan Harga Belanja Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun
2018.
Apabila tanggal kepulangan melebihi tanggal pada surat tugas
dikarenakan ada kepentingan di luar kedinasan, maka uang
harian yang dibayarkan hanya sesuai surat tugas dan selebihnya
tidak dibayarkan;
i. Biaya transport sebagaimana dimaksud pada huruf g butir 2
terdiri atas:
1) Perjalanan dinas dari tempat kedudukan sampai tempat tujuan
keberangkatan dan kepulangan termasuk biaya ke terminal
bus/stasiun/bandara/pelabuhan keberangkatan;
2) Retribusi yang dipungut di terminal bus/stasiun/bandara/
pelabuhan keberangkatan dan kepulangan;
3) Perjalanan Dinas ke luar daerah yang menggunakan
kendaraan dinas diperuntukkan bagi pejabat eselon II, eselon
III, Sekretaris Daerah, Wakil Bupati, Bupati dan
Pimpinan/Anggota DPRD;
Bagi pejabat dibawahnya boleh menggunakan kendaraan dinas
dengan ketentuan minimal 2 (dua) orang dan
pertanggungjawabannya adalah bukti pembelian/struk BBM
Non Subsidi;
4) Biaya perjalanan dinas dalam provinsi (wilayah Probolinggo,
Pasuruan, Surabaya dan Malang) yang menggunakan selain
angkutan umum dan kendaraan dinas diberikan pengganti
uang transport sebesar Rp.400.000,00 per orang.
Untuk dalam provinsi yang melewati Surabaya dan Malang
diberikan pengganti uang transport sebesar Rp.500.000,00.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


34

Untuk ke Provinsi Bali diberikan pengganti uang transport


sebesar Rp.500.000,00 per orang.
Sedangkan untuk wilayah Jember, Situbondo, Bondowoso dan
Lumajang diberikan pengganti uang transport sebesar
Rp.250.000,00 dan tercatat di dalam Daftar Pengeluaran Riil;
5) Untuk perjalanan dinas dalam daerah tidak diperkenankan
menggunakan anggaran logistik;
6) Khusus ajudan/keprotokolan Bupati, Wakil Bupati dan
Sekretaris Daerah, standar biaya transport mengikuti pejabat
yang didampingi;
7) Isteri/suami Pejabat Negara/Pegawai Negeri yang diizinkan
oleh pejabat yang ditunjuk, untuk melakukan/mengikuti
Perjalanan Dinas, disamakan dengan golongan/eselon
suami/istri;
8) Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan yang dijabat oleh
isteri/suami Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah dan
pimpinan DPRD, golongannya disamakan dengan
golongan/eselon suami/istri;
9) PNS yang ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt), biaya
perjalanan dinasnya sesuai dengan kelas jabatan yang lebih
tinggi.
10) Perjalanan dinas yang diberikan kepada Non PNS yang
disebabkan kerjasama dengan instansi pemerintah
menggunakan standar biaya Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi dan dibebankan kepada kegiatan SKPD
bersangkutan.
j. Biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada huruf g butir 3)
merupakan biaya yang diperlukan untuk menginap:
1) Di hotel; atau
2) Di tempat menginap lainnya.
3) Besaran biaya penginapan diberikan sesuai dengan biaya riil/at
cost dengan batasan tertinggi sesuai Standar Satuan Harga
Belanja Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2018. Dalam hal
pelaksanaan perjalanan dinas yang memerlukan waktu tempuh
melebihi 8 (delapan) jam dan tidak menggunakan fasilitas hotel
atau tempat penginapan lainnya, kepada yang bersangkutan
diberikan biaya penginapan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari
tarif hotel di kota tempat tujuan yang sudah ditetapkan di dalam
Standar Satuan Harga Belanja Daerah Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2018 dan hanya diberikan 1 (satu) kali per perjalanan
dinas serta tercatat di dalam Daftar Pengeluaran Riil;
4) Khusus pejabat/staf SKPD pendamping tugas Bupati/ajudan
Bupati, Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah, tempat
penginapan dapat mengikuti pejabat yang didampingi dengan
standar kamar hotel di bawahnya atau kamar standar terbawah
apabila menginap di hotel bintang 4 dan 5.
k. Uang representasi sebagaimana dimaksud pada huruf g butir 4)
dapat diberikan kepada Bupati, Wakil Bupati, Pimpinan/Anggota
DPRD dan Pejabat Eselon II /pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Eselon
II selama melakukan perjalanan dinas;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


35

l. Sewa kendaraan dalam kota tujuan sebagaimana dimaksud pada


huruf g butir 5) diberikan kepada Bupati, Wakil Bupati,
Pimpinan/Anggota DPRD, Pejabat Eselon II /pejabat Pelaksana
Tugas (Plt) Eselon II dan keprotokolan untuk melaksanakan tugas
di tempat tujuan dan sudah termasuk biaya untuk pengemudi,
bbm dan pajak.
Pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas luar daerah dapat
menggunakan fasilitas sewa kendaraan dalam kota tujuan dengan
pertimbangan kondisional dan rasional serta tercatat di dalam
Daftar Pengeluaran Riil.
Belanja perjalanan dinas baik dalam daerah, luar daerah maupun
perjalanan dinas luar negeri dilakukan secara selektif, efektif dan
efisien serta disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang telah
tersedia.
10. Tata Cara Perjalanan Dinas Jabatan diatur sebagai berikut:
a. Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Daerah
1) Pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap yang
akan melaksanakan perjalanan dinas harus terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan/perintah dari atasannya.
2) Penerbitan Surat Perjalanan Dinas harus memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a) Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran hanya
dapat memberikan perintah perjalanan dinas untuk
perjalanan dalam wilayah jabatannya.
b) Perjalanan dinas di luar wilayah jabatannya, PA/KPA
harus memperoleh persetujuan/perintah atasannya.
3) Pejabat PA/KPA akan melakukan perjalanan dinas, Surat
Perjalanan Dinas ditandatangani oleh:
a) Atasan langsungnya sepanjang PA/KPA satu tempat
kedudukan dengan atasan langsungnya.
b) Dirinya sendiri atas nama atasan langsungnya dalam hal
pejabat tersebut merupakan pejabat tertinggi pada tempat
kedudukan pejabat yang bersangkutan, setelah
memperoleh persetujuan/perintah atasannya.
4) Yang berwenang menandatangani SPD (tanda sampai) adalah
pejabat yang dituju/pejabat yang membawahi wilayah tersebut.
b. Perjalanan Dinas Jabatan Ke Luar Daerah
Pejabat negara dan pegawai negeri sipil yang melaksanakan
perjalanan dinas ke luar daerah harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari pejabat berwenang;
Pejabat yang berwenang tersebut memberikan persetujuan
serta menandatangani Surat Perintah Tugas (SPT) dan
surat Perjalanan Dinas (SPD) perjalanan dinas ke luar
daerah dengan ketentuan sebagai berikut:

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


36

1. Bupati, bagi:
- Pejabat Eselon II a.
Apabila Bupati pada saat itu sedang melaksanakan tugas
di luar Kabupaten Banyuwangi, maka dilakukan oleh
Wakil Bupati.
Apabila pada saat itu Bupati dan Wakil Bupati sedang
melaksanakan tugas di Luar Kabupaten Banyuwangi,
maka dilakukan oleh Sekretaris Daerah.
2. Sekretaris Daerah, bagi:
- Pejabat Eselon II b
- Kepala Bagian Setda/Satuan;
- Camat;
- Kepala sub bagian dan staf di lingkungan sekretariat
daerah.
Apabila Sekretaris Daerah pada saat itu sedang
melaksanakan tugas di luar Kabupaten Banyuwangi,
maka dilakukan oleh Asisten Sekretaris Daerah.
Khusus untuk pejabat eselon II a dan II b persetujuan
dilakukan oleh Bupati. Persetujuan dimaksud berupa nota
dinas atau dokumen lain yang dapat dipersamakan.
3. Kepala SKPD, bagi:
- Pejabat Eselon III dan IV;
- Staf.
4. Camat, bagi pegawai di lingkungan kecamatan yang
bersangkutan.
Pejabat negara dan pegawai negeri sipil yang melaksanakan
perjalanan dinas ke luar daerah harus membawa Surat
Perintah Tugas (SPT) dan Surat Perjalanan Dinas (SPD) yang
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
c. Perjalanan Dinas ke Luar Negeri
Pemberian izin ke luar negeri dengan alasan bagi pejabat negara,
pegawai negeri sipil dan anggota DPRD di lingkungan
Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi mengacu pada Instruksi
Presiden Nomor 11 Tahun 2005 tanggal 8 September 2005
tentang Perjalanan Dinas ke Luar Negeri dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2011, yang antara lain mengatur
sebagai berikut:
a. Kegiatan Perjalanan Dinas ke Luar Negeri
Perjalan dinas ke luar negeri dilakukan dalam rangka:
1) kerjasama pemerintah daerah dengan pihak luar negeri;
2) pendidikan dan pelatihan;
3) studi banding

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


37

4) seminar/loka karya/konferensi;
5) promosi potensi daerah;
6) kunjungan persahabatan/kebudayaan;
7) pertemuan internasional; dan/atau
8) penandatanganan perjanjian internasional.
b. Dokumen Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri
1) Pejabat/pegawai yang melakukan perjalanan dinas ke luar
negeri harus memiliki dokumen perjalanan dinas luar
negeri;
2) Dokumen perjalanan dinas ke luar negeri sebagaimana
dimaksud pada huruf a meliputi:
- surat izin pemerintah;
- paspor dinas (service pasport);
- exit permit;
- visa;
- kerangka acuan kerja; dan
- surat undangan.
b. Perjalanan dinas yang berkaitan dengan penandatanganan
perjanjian internasional perlu ditambah dengan dokumen naskah
kerjasama, surat kuasa penuh dalam rangka kerjasama, dan
Surat Konfirmasi Perwakilan Republik Indonesia di negara
tujuan.
Selanjutnya untuk klasifikasi dan besaran biaya perjalanan dinas
besrdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
55/PMK.05/2014 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 97/PMK.05/2010 Tentang Perjalanan
Dinas Luar Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan
Pegawai Tidak Tetap.
1) Biaya Perjalanan Dinas dikelompokkan menjadi:
a. Golongan A, Bupati, Wakil Bupati dan Pimpinan DPRD;
b. Golongan B, Pegawai Negeri Sipil Golongan IV/c ke atas,
Pejabat Eselon II dan pejabat lainnya yang setara;
c. Golongan C, untuk Pegawai Negeri Sipil Golongan III/c
sampai dengan Golongan IV/b; dan
d. Golongan D, Pegawai Negeri Sipil selain yang dimaksud
pada Golongan B dan Golongan C;
2) Selain penetapan golongan biaya Perjalanan Dinas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk Pegawai Tidak
Tetap/Pihak Lain dilakukan oleh pejabat yang berwenang
sesuai dengan tingkat pendidikan/keahlian/kepatutan tugas
Pegawai Tidak Tetap/Pihak Lain yang bersangkutan.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


38

3) Uang harian diberikan berdasarkan kelompok golongan


Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
tinggi sebesar tarif yang tercantum dalam Standar Biaya yang
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan. Besaran uang
harian bagi negara akreditasi yang tidak tercantum dalam
Lampiran Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur
mengenai Standar Biaya merujuk pada besaran uang harian
negara dimana Perwakilan Republik Indonesia bersangkutan
berkedudukan.
4) Klasifikasi kelas Moda Transportasi untuk masing-masing
golongan sebagai berikut:
a. Moda Transportasi Udara terdiri dari:
 Klasifikasi Business diberikan untuk Golongan A bagi
Bupati, Wakil Bupati dan Pimpinan DPRD;
 Klasifikasi Published diberikan untuk Golongan B, C dan
Golongan D, dan apabila lama perjalanannya melebihi 8
(delapan) jam penerbangan (tidak termasuk waktu transit),
dapat diberikan Klasifikasi Business;
b. Moda Transportasi Darat atau Air, paling rendah klasifikasi
Eksekutif untuk semua Golongan.
5) Perjalanan Dinas bagi Pejabat Negara/Pegawai Negeri/Pegawai
Tidak Tetap yang bersifat rombongan dan tidak terpisahkan,
golongannya dapat ditetapkan mengikuti salah satu golongan
yang memungkinkan mereka menginap dalam satu hotel yang
sama.
11. Kegiatan-kegiatan pendidikan dan pelatihan PNS yang
diselenggarakan di Kabupaten Banyuwangi dianggarkan pada
Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Banyuwangi.
12. Kegiatan-kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan
di luar Kabupaten Banyuwangi (diklat, kursus, pelatihan dan
bimbingan teknis atau sejenisnya yang mendapatkan sertifikat)
yang pelaksanaannya lebih dari 3 (tiga) hari dianggarkan pada
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan maupun SKPD, dan
hanya diperkenankan untuk pelatihan yang dilaksanakan oleh
instansi pemerintah atau lembaga non-pemerintah yang
bekerjasama dan/atau yang direkomendasikan oleh kementerian
terkait. Peserta diklat, bimtek, dan kursus dimaksud harus
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Bupati Banyuwangi.
Apabila pelaksanaannya ditanggung oleh pihak penyelenggara,
maka akan diberikan uang harian sebagaimana ketentuan Standar
Satuan Harga Belanja Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2018
(fullboard). Dan jika pelaksanaannya melebihi 3 (tiga) hari, maka
pemberian uang harian hanya diberikan 3 (tiga) hari fullboard serta
selebihnya diberikan uang saku sesuai ketentuan Standar Satuan
Harga Belanja Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2018.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


39

13. Kunjungan kerja, studi banding dilakukan secara selektif dan


hanya diperkenankan apabila terkait dengan upaya pengayaan
wawasan dan substansi kebijakan daerah yang sedang
dirumuskan pemerintah daerah dan dilengkapi dengan laporan
hasil kunjungan kerja dan studi banding dimaksud.
14.Penetapan Tim yang seluruh anggotanya berasal dari unsur satuan
kerja perangkat daerah pemrakarsa, ditetapkan dengan keputusan
pengguna anggaran, kecuali ditentukan lain sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
15. Penetapan moderator, narasumber, dan pemenang lomba
ditetapkan dengan keputusan pengguna anggaran.
16.Pemberian hadiah kejuaraan/perlombaan dan honorarium PNS,
besarannya ditetapkan dengan keputusan pengguna anggaran.
17.Honorarium PNS ketentuan besarnya harus sesuai dengan standar
satuan harga belanja daerah Kabupaten Banyuwangi.

E. Kerjasama Daerah
Dalam penyelenggaraan pembangunan yang melibatkan beberapa
daerah untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat secara lebih
efektif dan efisien, pemerintah daerah dapat menyusun program dan
kegiatan melalui pola kerjasama antar daerah berpedoman pada
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Kerjasama Daerah dan Permendagri Nomor 22 Tahun
2009 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah.

F. Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah


a. Dalam rangka peningkatan pelayanan umum kepada masyarakat,
pemerintah daerah harus melakukan evaluasi terhadap bentuk-
bentuk pelayanan kepada masyarakat yang menerapkan pola
pengelolaan keuangan BLUD pada SKPD atau unit kerja yang tugas
dan fungsinya bersifat operasional, seperti rumah sakit daerah
(RSD) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Sehubungan dengan hal
tersebut, pemerintah daerah berkewajiban memfasilitasi dan
mengakomodasi rencana bisnis dan anggaran dalam penyusunan
APBD.
b. Bagi SKPD atau unit kerja yang telah menerapkan pola pengelolaan
keuangan BLUD, penganggaran dalam rekening belanja sampai
pada kode jenis belanja saja. Belanja tidak langsung dipergunakan
untuk belanja pegawai; sedangkan belanja langsung dipergunakan
untuk belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal.
c. Dalam rangka meningkatkan kinerja BUMD, Pemerintah Daerah
perlu meningkatkan pembinaan manajemen, penataan
kelembagaan, dan profesionalisme pengelola BUMD, melakukan
evaluasi kelayakan jenis usaha yang dikelola, dan kelangsungan
BUMD yang tidak sehat.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


40

d. Dalam hal UPT yang menerapkan pola pengelolaan BLUD, diberikan


kewenangan Kuasa Penuh dalam menyusun RBA, pelaksanaan dan
penatausahaan keuangannya serta penentuan pejabat keuangan
BLUD secara mandiri dalam rangka efektivitas pelayanan sambil
menunggu penetapan regulasi kelembagaan instansi yang
bersangkutan.
Ketentuan BLUD:
1. BLUD harus menyusun Rencana Bisnis Anggaran (RBA) BLUD
berdasarkan basis kinerja dan pertimbangan akuntansi biaya
menurut jenis layanannya, serta kebutuhan dan kemampuan
pendapatan yang diperkirakan akan diterima dari jasa layanan.
RBA sebagaimana dimaksud meliputi:
a. RBA BLUD SKPD diajukan kepada PPKD.
b. RBA BLUD unit kerja diajukan kepala SKPD untuk dibahas
sebagai bagian dari RKA SKPD, dan selanjutnya diajukan kepada
PPKD.
2. RBA yang diterima PPKD selanjutnya dibahas TAPD dan dituangkan
dalam Rancangan Perda tentang APBD. Setelah APBD ditetapkan,
pimpinan BLUD melakukan penyesuaian atas RBA sebelum
ditetapkan menjadi RBA yang definitif.
3. RBA definitif digunakan sebagai acuan dalam penyusunan DPA
BLUD.
4. DPA BLUD selanjutnya disahkan PPKD untuk dipergunakan
sebagai dasar pelaksanaan anggaran.
5. Sebelum DPA BLUD disahkan oleh PPKD, BLUD dapat melakukan
pengeluaran uang setinggi-tingginya sebesar angka DPA BLUD
tahun sebelumnya.
6. DPA BLUD menjadi lampiran perjanjian kinerja yang
ditandatangani oleh Kepala Daerah dengan pemimpin BLUD.
7. Pendapatan yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada
masyarakat, hibah tidak terikat atau hasil usaha lainnya dapat
dikelola langsung untuk membiayai belanja operasional BLUD
sesuai RBA definitif.
8. Pengeluaran yang dananya diperoleh dari APBD atau APBN harus
dilaksanakan sesuai dengan sistem pengelolaan keuangan dana
APBD/APBN sebagaimana peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
9. Penatausahaan keuangan pada SKPD yang menerapkan PPK-BLUD
harus berpedoman pada PPK-BLUD yang diatur dalam Peraturan
Bupati.
10. Pengeluaran biaya BLUD pada dasarnya bersifat fleksibel dengan
mempertimbangkan volume kegiatan pelayanan.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


41

11. Fleksibilitas pengeluaran biaya BLUD disesuaikan dan signifikan


dengan perubahan pendapatan dalam ambang batas RBA yang
telah ditetapkan secara definitif, dan hanya berlaku untuk biaya
BLUD yang berasal dari pendapatan selain dari APBN/APBD dan
hibah terikat.
12. Ambang batas RBA ditetapkan dengan besaran persentase.
13. Surplus anggaran BLUD merupakan selisih lebih antara realisasi
pendapatan dan realisasi biaya BLUD pada satu tahun anggaran
dan dapat digunakan dalam tahun anggaran berikutnya, kecuali
atas permintaan kepala daerah disetorkan sebagian atau
seluruhnya ke kas daerah dengan mempertimbangkan posisi
likuiditas BLUD.

G. M U L T I Y E A R S (TAHUN JAMAK)
Dalam rangka penganggaran kegiatan yang pelaksanaannya lebih dari
satu tahun anggaran (multiyears), harus dijaga kepastian kelanjutan
penyelesaian pekerjaan serta harus dibahas dan disetujui bersama oleh
Pemerintah Daerah bersama DPRD, dan masa waktu penganggaran dan
pelaksanaannya dibatasi maksimum sama dengan sisa masa jabatan
Kepala Daerah yang bersangkutan.
H. PROGRAM DAN KEGIATAN DANA TRANSFER
Program dan kegiatan yang dibiayai dari dana transfer dan sudah jelas
peruntukannya seperti dana darurat, dana bencana alam, DAK dan
bantuan keuangan yang sifatnya khusus serta pelaksanaan kegiatan
dalam keadaan darurat dan/atau mendesak lainnya yang belum cukup
tersedia dan/atau belum dianggarkan dalam APBD, dapat dilaksanakan
terlebih dahulu sebelum ditetapkan perda tentang perubahan APBD
dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Kepala daerah menetapkan peraturan kepala daerah tentang
perubahan penjabaran APBD dan memberitahukan kepada
pimpinan DPRD.
b. SKPD yang menerima dana transfer dimaksud, menyusun RKA-
SKPD dan mengesahkan DPA-SKPD sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan.
c. Dana transfer dimaksud harus ditampung dalam perda tentang
perubahan APBD atau disampaikan dalam laporan realisasi
anggaran, apabila daerah telah menetapkan perubahan APBD dan
tidak melakukan perubahan APBD.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


42

BAB IV
PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

A. PEJABAT PENGELOLA BARANG MILIK DAERAH


1. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Barang Milik Daerah
Bupati sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan barang daerah
berwenang dan bertanggungjawab atas pembinaan dan pelaksanaan
pengelolaan barang daerah.
Bupati selaku pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah
mempunyai wewenang:
a. menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah;
b. menetapkan penggunaan, pemanfaatan atau pemindahtanganan
barang milik daerah;
c. menetapkan kebijakan pengamanan dan pemeliharaan barang
milik daerah;
d. menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan barang milik
daerah;
e. mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah yang
memerlukan persetujuan DPRD;
f. menyetujui usul pemindahtanganan, pemusnahan dan
penghapusan barang milik daerah sesuai batas kewenangannya;
g. menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerah selain tanah
dan/atau bangunan; dan
h. menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerah dalam bentuk
kerjasama penyediaan infrastruktur.
Dalam rangka pembinaan dan pelaksanaan pengelolaan barang milik
daerah, tugas Bupati dibantu oleh:
1). Sekretaris Daerah selaku pengelola;
2). Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah selaku
pembantu pengelola;
3). Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku pengguna;
4). Pengurus Barang Milik Daerah;
5). Penyimpan Barang Milik Daerah.
2. Pengelola Barang Milik Daerah
Sekretaris Daerah selaku pengelola barang, berwenang dan
bertanggungjawab:
a. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan barang milik daerah;
b. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan
pemeliharaan/perawatan barang milik daerah ;

42

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


43

c. mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang


milik daerah yang memerlukan persetujuan Bupati;
d. mengatur pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, pemusnahan
dan penghapusan barang milik daerah;
e. mengatur pelaksanaan pemindahtanganan barang milik daerah
yang telah disetujui oleh Bupati;
f. melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inventarisasi barang
milik daerah;
g. melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang
milik daerah;
3. Pejabat Penatausahaan Barang
Kepala SKPD yang mempunyai fungsi pengelolaan barang milik
daerah selaku Pejabat Penatausahaan Barang.
Pejabat Penatausahaan Barang sebagaimana dumaksud pada huruf a.
Ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
Pejabat Penatausahaan Barang mempunyai wewenang dan tanggung
jawab :
a. membantu meneliti dan memberikan pertimbangan persetujuan
dalam penyusunan rencana kebutuhan barang milik daerah
kepada Pengelola Barang;
b. membantu meneliti dan memberikan pertimbangan persetujuan
dalam penyusunan rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan
barang milik daerah kepada Pengelola Barang;
c. memberikan pertimbangan kepada Pengelola Barang atas
pengajuan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik
daerah yang memerlukan persetujuan Bupati;
d. memberikan pertimbangan kepada pengelola barang untuk
mengatur pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, pemusnahan
dan penghapusan barang milik daerah;
e. memberikan pertimbangan kepada pengelola barang atas
pelaksanaan pemindahtanganan barang milik daerah yang telah
disetujui oleh Bupati;
f. membatu pengelola barang dalam pelaksanaan koordinasi
inventarisasi barang milik daerah;
g. melakukan pencatatan barang milik daerah berupa tanah
dan/atau bangunan yang telah diserahkan dari pengguna barang
yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas
dan fungsi SKPD dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain
kepada Bupati melalui Pengelola Barang, serta barang milik daerah
yang berada pada Pengelola Barang;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


44

h. mengamankan dan memelihara barang milik daerah sebagaimana


dimaksud pada huruf g;
i. membantu Pengelola Barang dalam pengawasan dan pengendalian
atas pengelolaan barang milik daerah; dan
j. menyusun laporan barang milik daerah.
4. Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang
(1) Kepala SKPD selaku Pengguna Barang.
(2) Pengguna Barang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(3) Pengguna Barang berwenang dan bertanggung jawab:
a. mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik
daerah bagi SKPD yang dipimpinnya;
b. mengajukan permohonan penetapan status penggunaan barang
yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang
sah;
c. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah
yang berada dalam penguasaannya;
d. menggunakan barang milik daerah yang berada dalam
penguasaanya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan
fungsi SKPD;
e. mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang
berada dalam penguasaannya;
f. mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang
milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak
memerlukan persetujuan DPRD dan barang milik daerah selain
tanah dan /atau bangunan;
g. mengajukan usul pemusnahan dan penghapusan barang milik
daerah;
h. melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian atas
penggunaan barang milik daerah yang ada dalam
penguasaannya; dan
i. menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Pengguna
Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan
(LBPT) yang berada dalam penguasaannya kepada pengelola
barang;
(4) Pengguna Barang dapat melimpahkan sebagian kewenangan
dantanggung jawab kepada Kuasa Pengguna Barang.
(5) Pelimpahan sebagian wewenang dan tanggung jawab kepada Kuasa
Pengguna Barang, ditetapkan oleh Bupati atas usul Pengguna
Barang.
(6) Penetapan kuasa pengguna barang berdasarkan pertimbangan
jumlah barang yang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi,
dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


45

5. Pejabat Penatausahaan Pengguna Barang


(1) Pengguna Barang dibantu oleh Pejabat Penatausahaan Pengguna
Barang.
(2) Pejabat Penatausahaan Pengguna Barang ditetapkan oleh Bupati
atas usul Pengguna Barang.
(3) Pejabat Penatausahaan Pengguna Barang yaitu pejabat yang
membidangi fungsi pengelolaan barang milik daerah pada
Pengguna Barang.
(4) Pejabat Penatausahaan Pengguna Barang berwenang dan
bertanggung jawab:
a. menyiapkan rencana kebutuhan dan penganggaran barang
milik daerah pada Pengguna Barang;
b. meneliti usulan permohonan penetapan status penggunaan
barang yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya
yang sah;
c. meneliti pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang
dilaksanakan oleh Pengurus Barang dan/atau Pengurus
Barang Pembantu;
d. menyusun pengajuan usulan pemanfaatan dan
pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah
dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD
dan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan;
e. mengusulkan rencana penyerahan barang milik daerah berupa
tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna
Barang dan sedang tidak dimanfaatkan oleh pihak lain;
f. menyiapkan usulan pemusnahan dan penghapusan barang
milik daerah; meneliti laporan barang semesteran dan tahunan
yang dilaksanakan oleh Pengurus Barang dan/atau Pengurus
Barang Pembantu;
g. memberikan persetujuan atas Surat Permintaan Barang (SPB)
dengan menerbitkan Surat Perintah Penyaluran Barang (SPPB)
untuk mengeluarkan barang milik daerah dari gudang
penyimpanan;
h. meneliti dan memverifikasi Kartu Inventaris Ruangan (KIR)
setiap semester dan setiap tahun;
i. melakukan verifikasi sebagai dasar memberikan persetujuan
atas perubahan kondisi fisik barang milik daerah; dan
j. meneliti laporan mutasi barang setiap bulan yang disampaikan
oleh Pengurus Barang Pengguna dan/atau Pengurus Barang
Pembantu.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


46

6. Pengurus Barang Pengelola


(1) Pengurus Barang Pengelola ditetapkan oleh Bupati atas usul
Pejabat Penatausahaan Barang.
(2) Pengurus Barang Pengelola adalah pejabat yang membidangi
fungsi pengelolaan barang milik daerah pada Pejabat
Penatausahaan Barang.
(3) Pengurus Barang Pengelola berwenang dan bertanggungjawab:
a. membantu meneliti dan menyiapkan bahan pertimbangan
persetujuan dalam penyusunan rencana kebutuhan barang
milik daerah kepada Pejabat Penatausahaan Barang;
membantu meneliti dan menyiapkan bahan pertimbangan
persetujuan dalam penyusunan rencana kebutuhan
pemeliharaan/perawatan barang milik daerah kepada Pejabat
Penatausahaan Barang;
b. menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemanfaatan dan
pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan
persetujuan Bupati;
c. meneliti dokumen usulan penggunaan, pemanfaatan,
pemusnahan, dan penghapusan dari Pengguna Barang, sebagai
bahan pertimbangan oleh Pejabat Penatausahaan Barang
dalam pengaturan pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan,
pemusnahan, dan penghapusan barang milik daerah;
d. menyiapkan bahan pencatatan barang milik daerah berupa
tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan dari
Pengguna Barang yang tidak digunakan untuk kepentingan
penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD dan sedang tidak
dimanfaatkan pihak lain kepada Bupati melalui Pengelola
Barang;
e. menyimpan dokumen asli kepemilikan barang milik daerah;
f. menyimpan salinan dokumen Laporan Barang
Pengguna/Kuasa Pengguna Barang;
g. melakukan rekonsiliasi dalam rangka penyusunan laporan
barang milik daerah; dan
h. merekapitulasi dan menghimpun Laporan Barang Pengguna
semesteran dan tahunan serta Laporan Barang Pengelola
sebagai bahan penyusunan Laporan barang milik daerah.
(4) Pengurus Barang Pengelola secara administratif dan secara
fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
Pengelola Barang melalui Pejabat Penatausahaan Barang. Dalam
hal melaksanakan tugas dan fungsi administrasi Pengurus Barang
Pengelola dapat dibantu oleh Pembantu Pengurus Barang
Pengelola yang ditetapkan oleh Pejabat Penatausahaan Barang.
(5) Pengurus Barang Pengelola dilarang melakukan kegiatan
perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau
bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/ pekerjaan/penjualan
tersebut yang anggarannya dibebankan pada APBD.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


47

7. Pengurus Barang Pengguna


(1) Pengurus Barang Pengguna ditetapkan oleh Bupati atas usul
Pengguna Barang.
(2) Pengurus Barang Pengguna berwenang dan bertanggungjawab:
a. membantu menyiapkan dokumen rencana kebutuhan dan
penganggaran barang milik daerah;
b. menyiapkan usulan permohonan penetapan status
penggunaan barang milik daerah yang diperoleh dari beban
APBD dan perolehan lainnya yang sah;
c. melaksanakan pencatatan dan inventarisasi barang milik
daerah;
d. membantu mengamankan barang milik daerah yang berada
pada Pengguna Barang;
e. menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemanfaatan dan
pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah
dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan
DPRD dan barang milik daerah selain tanah dan/atau
bangunan;
f. menyiapkan dokumen penyerahan barang milik daerah
berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan
untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi
Pengguna Barang dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain;
g. menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemusnahan dan
penghapusan barang milik daerah;
h. menyusun laporan barang semesteran dan tahunan;
i. menyiapkan Surat Permintaan Barang (SPB) berdasarkan nota
permintaan barang;
j. mengajukan Surat Permintaan Barang (SPB) kepada Pejabat
Penatausahaan Barang Pengguna;
k. menyerahkan barang berdasarkan Surat Perintah Penyaluran
Barang (SPPB) yang dituangkan dalam berita acara
penyerahan barang;
l. membuat Kartu Inventaris Ruangan (KIR) semesteran dan
tahunan;
m. memberi label barang milik daerah;
n. mengajukan permohonan persetujuan kepada Pejabat
Penatausahaan Pengguna Barang atas perubahan kondisi fisik
barang milik daerah berdasarkan pengecekan fisik barang;
o. melakukan stock opname barang persediaan;
p. menyimpan dokumen, antara lain: fotokopi/salinan dokumen
kepemilikan barang milik daerah dan menyimpan
asli/fotokopi/salinan dokumen penatausahaan;
q. melakukan rekonsiliasi dalam rangka penyusunan laporan
barang Pengguna Barang dan laporan barang milik daerah;
dan
r. membuat laporan mutasi barang setiap bulan yang
disampaikan kepada Pengelola Barang melalui Pengguna
Barang setelah diteliti oleh Pejabat Penatausahaan Pengguna
Barang.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


48

(3) Pengurus Barang Pengguna sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


secara administratif bertanggung jawab kepada Pengguna Barang
dan secara fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan
tugasnya kepada Pengelola Barang melalui Pejabat Penatausahaan
Barang.
(4) Dalam hal melaksanakan tugas dan fungsi administrasi Pengurus
Barang Pengguna dapat dibantu oleh Pembantu Pengurus Barang
Pengguna yang ditetapkan oleh Pengguna Barang.
(5) Pengurus Barang Pengguna dilarang melakukan kegiatan
perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau
bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/ pekerjaan/penjualan
tersebut yang anggarannya dibebankan pada APBD.
8. Pengurus Barang Pembantu
(1) Bupati menetapkan Pengurus Barang Pembantu atas usul Kuasa
Pengguna Barang melalui Pengguna Barang.
(2) Pembentukan Pengurus Barang Pembantu dilakukan berdasarkan
pertimbangan jumlah barang yang dikelola, beban kerja, lokasi,
kompetensi dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif
lainnya.
(3) Pengurus Barang Pembantu berwenang dan bertanggungjawab:
a. menyiapkan dokumen rencana kebutuhan dan penganggaran
barang milik daerah;
b. menyiapkan usulan permohonan penetapan status penggunaan
barang milik daerah yang diperoleh dari beban APBD dan
perolehan lainnya yang sah;
c. melaksanakan pencatatan dan inventarisasi barang milik
daerah;
d. membantu mengamankan barang milik daerah yang berada
pada Kuasa Pengguna Barang;
e. menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemanfaatan dan
pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau
bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD dan
barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan;
f. menyiapkan dokumen penyerahan barang milik daerah berupa
tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Kuasa Pengguna
Barang dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain;
g. menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemusnahan dan
penghapusan barang milik daerah;
h. menyusun laporan barang semesteran dan tahunan;
i. menyiapkan Surat Permintaan Barang (SPB) berdasarkan nota
permintaan barang;
j. mengajukan Surat Permintaan Barang (SPB) kepada Kuasa
Pengguna Barang;
k. menyerahkan barang berdasarkan Surat Perintah Penyaluran
Barang (SPPB) yang dituangkan dalam berita acara penyerahan
barang;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


49

l. membuat Kartu Inventaris Ruangan (KIR) semesteran dan


tahunan;
m. memberi label barang milik daerah;
n. mengajukan permohonan persetujuan kepada Pejabat
Penatausahaan Pengguna Barang melalui Kuasa Pengguna
Barang atas perubahan kondisi fisik barang milik daerah
pengecekan fisik barang;
o. melakukan stock opname barang persediaan;
p. menyimpan dokumen, antara lain: fotokopi/salinan dokumen
kepemilikan barang milik daerah dan menyimpan
asli/fotokopi/salinan dokumen penatausahaan;
q. melakukan rekonsiliasi dalam rangka penyusunan laporan
barang Kuasa Pengguna Barang dan laporan barang milik
daerah; dan
r. membuat laporan mutasi barang setiap bulan yang
disampaikan pada Pengguna Barang melalui Kuasa Pengguna
Barang setelah diteliti oleh Pejabat Penatausahaan Pengguna
Barang dan Pengurus Barang Pengguna.
(4) Pengurus Barang Pembantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dilarang melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan
pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin
atas kegiatan/pekerjaan/penjualan tersebut yang anggarannya
dibebankan pada APBD.
B. PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK DAERAH
(1) Perencanaan kebutuhan barang milik daerah disusun dengan
memperhatikan kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD serta
ketersediaan barang milik daerah yang ada.
(2) Ketersediaan barang milik daerah merupakan barang milik daerah
yang ada pada Pengelola Barang dan/atau Pengguna Barang.
(3) Perencanaan barang milik daerah harus dapat mencerminkan
kebutuhan riil barang milik daerah pada SKPD sehingga dapat
dijadikan dasar dalam penyusunan RKBMD.
(4) Perencanaan kebutuhan barang milik daerah dilaksanakan setiap
tahun setelah rencana kerja (Renja) SKPD ditetapkan.
(5) Perencanaan Kebutuhan merupakan salah satu dasar bagi SKPD
dalam pengusulan penyediaan anggaran untuk kebutuhan baru (new
initiative) dan angka dasar (baseline) serta penyusunan rencana kerja
dan anggaran.
(6) Perencanaan kebutuhan barang milik daerah mengacu pada Rencana
Kerja SKPD.
(7) Perencanaan kebutuhan barang milik daerah, kecuali untuk
penghapusan, berpedoman pada:
a. standar barang;
b. standar kebutuhan; dan/atau
c. standar harga.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


50

(8) Standar barang sebagaimana dimaksud pada nomer (7) huruf a


adalah spesifikasi barang yang ditetapkan sebagai acuan
penghitungan pengadaan barang milik daerah dalam perencanaan
kebutuhan.
(9) Standar kebutuhan barang sebagaimana dimaksud pada nomer (7)
huruf b adalah satuan jumlah barang yang dibutuhkan sebagai acuan
perhitungan pengadaan dan penggunaan barang milik daerah dalam
perencanaan kebutuhan barang milik daerah pada SKPD.
Standar harga sebagaimana dimaksud pada nomer (7) huruf c adalah
besaran harga yang ditetapkan sebagai acuan pengadaan barang milik
daerah dalam perencanaan kebutuhan.
Standar barang, standar kebutuhan dan standar harga ditetapkan
oleh Bupati.
(10) Penetapan standar kebutuhan sebagaimana dimaksud dalam nomer (7)
huruf b mempedomani peraturan perundang-undangan.
(11) Penetapan standar barang dan standar kebutuhan sebagaimana
dimaksud dalam nomer (7) huruf a dan huruf b dilakukan setelah
berkoordinasi dengan dinas teknis terkait.
(12) Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang mengusulkan
RKBMD pengadaan barang milik daerah mempedomani standar barang
dan standar kebutuhan.
(13) Pengguna Barang menghimpun usulan RKBMD yang diajukan oleh
Kuasa Pengguna Barang yang berada di lingkungan SKPD yang
dipimpinnya.
(14) Pengguna Barang menyampaikan usulan RKBMD kepada Pengelola
Barang.
(15) Pengelola Barang melakukan penelaahan atas usulan RKBMD
bersama Pengguna Barang dengan memperhatikan data barang pada
Pengguna Barang dan/atau Pengelola Barang.
(16) Data barang pada Pengguna Barang dan/atau Pengelola Barang,
antara lain:
a. laporan Daftar Barang Pengguna bulanan;
b. laporan Daftar Barang Pengguna semesteran;
c. laporan Daftar Barang Pengguna tahunan;
d. laporan Daftar Barang Pengelola bulanan;
e. laporan Daftar Barang Pengelola semesteran;
f. laporan Daftar Barang Pengelola tahunan;
g. laporan Daftar Barang milik daerah semesteran; dan
h. laporan Daftar Barang milik daerah tahunan.

(17) Pengelola Barang dalam melakukan penelaahan dibantu Pejabat


Penatausahaan Barang dan Pengurus Barang Pengelola.
(18) Pejabat Penatausahaan Barang sebagaimana merupakan anggota
Tim Anggaran Pemerintah Daerah.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


51

(19) Hasil penelaahan merupakan dasar penyusunan RKBMD.


RKBMD yang telah ditetapkan oleh Pengelola Barang digunakan oleh
Pengguna Barang sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran SKPD.
(20) RKBMD pemeliharaan barang milik daerah tidak dapat diusulkan oleh
Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang terhadap:
a. barang milik daerah yang berada dalam kondisi rusak berat;
b. barang milik daerah yang sedang dalam status penggunaan
sementara;
c. barang milik daerah yang sedang dalam status untuk dioperasikan
oleh pihak lain; dan/atau
d. barang milik daerah yang sedang menjadi objek pemanfaatan.

(21) RKBMD pemeliharaan barang milik daerah diusulkan oleh Pengguna


Barang yang menggunakan sementara barang milik daerah.
(22) RKBMD pemeliharaan barang milik daerah tidak termasuk
pemanfaatan dalam bentuk pinjam pakai dengan jangka waktu kurang
dari 6 (enam) bulan.
C. PENGADAAN BARANG/JASA
1. Pengadaan barang/jasa Pemerintah Kabupaten Banyuwangi secara
keseluruhan berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 sebagaimana telah diubah (empat) kali terakhir dengan
Peraturan Presiden RI Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan
Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dengan menerapkan prinsip-
prinsip efisien, efektif, transparan, bersaing, terbuka, adil/tidak
diskriminatif, dan akuntabel.
2. Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa
harus mematuhi etika sebagai berikut:
a. melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab
untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya
tujuan pengadaan barang/jasa;
b. bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga
kerahasiaan dokumen pengadaan barang/jasa yang menurut
sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah terjadinya
penyimpangan dalam pengadaan barang/jasa;
c. tidak saling mempengaruhi, baik langsung maupun tidak
langsung yang berakibat terjadinya persaingan tidak sehat;
d. menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis yang dibuat dan
ditandatangani oleh para pihak;
e. menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan
para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam proses pengadaan barang/jasa;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


52

f. menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan


kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barang/jasa;
g. menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau
kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau
pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan
negara; dan
h. tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan
untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat
dan imbalan berupa apa pun dari atau kepada siapa pun yang
diketahui atau patut diduga berkaitan dengan pengadaan
barang/jasa.
3. Organisasi Pengadaan
Organisasi pengadaan barang/jasa meliputi:
a. Organisasi Pengadaan Barang/jasa untuk Pengadaan melalui
Penyedia Barang/Jasa, terdiri atas:
1). Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
2). Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
3). ULP/Panitia/Pejabat Pengadaan; dan
4). Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

b. Organisasi Pengadaan Barang/jasa untuk Pengadaan melalui


Swakelola, terdiri atas:
1). PA/KPA;
2). PPK;
3). ULP/Pejabat Pengadaan/Tim Pengadaan; dan
4). Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

c. Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)


1). Tugas dan Kewenangan PA
a). menetapkan rencana umum pengadaan;
b). mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan
paling kurang di website resmi Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi http://www.banyuwangikab.go.id dan/atau
website Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan di
website http://sirup.lkpp.go.id;
c). menetapkan PPK;
d). menetapkan pejabat pengadaan;
e). menetapkan panitia/pejabat penerima hasil pekerjaan;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


53

f). menetapkan:
(1) pemenang pada pelelangan atau penyedia pada
penunjukan langsung untuk paket pengadaan
barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dengan
nilai di atas Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar
rupiah); atau
(2) pemenang pada seleksi atau penyedia pada
penunjukan langsung untuk paket pengadaan jasa
konsultansi dengan nilai di atas
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah).
g). mengawasi pelaksanaan anggaran;
h). menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
i). menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan
ULP/Pejabat Pengadaan, apabila terjadi perbedaan
pendapat; dan
j). mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh
dokumen pengadaan barang/jasa.
Atas dasar pertimbangan besaran beban pekerjaan atau
rentang kendali organisasi, PA mengusulkan 1 (satu) atau
beberapa orang KPA kepada Kepala Daerah untuk ditetapkan.
2). Penunjukan dan Kewenangan KPA
a). KPA pada Pemerintah Daerah merupakan pejabat yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah atas usul PA.
b). KPA untuk dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan
ditetapkan oleh PA pada kementerian/lembaga/institusi
pusat lainnya atas usul Kepala Daerah.
c). KPA memiliki kewenangan sesuai pelimpahan wewenang
yang diberikan oleh PA.
d. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
1). PPK merupakan pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA untuk
melaksanakan pengadaan barang/jasa.
2). Tugas Pokok dan Kewenangan Pejabat Pembuat Komitmen
a). Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan
barang/jasa yang meliputi:
(1). spesifikasi teknis barang/jasa;
(2). harga perkiraan sendiri (HPS); dan
(3). rancangan kontrak.
b). menerbitkan surat penunjukan penyedia barang/jasa;
c). menyetujui bukti pembelian atau menandatangani
Kuitansi/Surat Perintah Kerja (SPK)/surat perjanjian;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


54

d). melaksanakan kontrak dengan penyedia barang/jasa;


e). mengendalikan pelaksanaan kontrak;
f). melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan
barang/jasa kepada PA/KPA;
g). menyerahkan hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa
kepada PA/KPA dengan berita acara penyerahan;
h). melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan
anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada
PA/KPA setiap triwulan; dan
i). menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
Dalam hal-hal tertentu, PPK dapat:
a). mengusulkan kepada PA/KPA jika terjadi:
(1). perubahan paket pekerjaan; dan/atau
(2). perubahan jadwal kegiatan pengadaan;
b). menetapkan tim pendukung;
c). menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis
(aanwijzer) untuk membantu pelaksanaan tugas ULP; dan
d). menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan
kepada Penyedia Barang/Jasa.
3). Persyaratan Pejabat Pembuat Komitmen
PPK harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a). memiliki integritas;
b). memiliki disiplin tinggi;
c). memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta
managerial untuk melaksanakan tugas;
d). mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan
memiliki keteladanan dalam sikap perilaku serta tidak
pernah terlibat KKN;
e). menandatangani pakta integritas;
f). tidak menjabat sebagai Pejabat Penanda Tangan Surat
Perintah Membayar (PPSPM) atau Bendahara kecuali untuk
PA/KPA yang bertindak sebagai PPK; dan
g). memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa.
Dalam hal tidak ada personil yang memenuhi persyaratan
untuk ditunjuk sebagai PPK, persyaratan pada butir 3) huruf
g dikecualikan untuk :
1) PPK yang dijabat oleh pejabat eselon II di SKPD; dan /atau
2) PA/KPA yang bertindak sebagai PPK.

Persyaratan managerial sebagaimana dimaksud pada butir 3)


huruf c) adalah:

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


55

a). berpendidikan paling kurang Sarjana Strata Satu (S1)


dengan bidang keahlian yang sedapat mungkin sesuai
dengan tuntutan pekerjaan;
b). memiliki pengalaman paling kurang 2 (dua) tahun terlibat
secara aktif dalam kegiatan yang berkaitan dengan
Pengadaan Barang/Jasa; dan
c). memiliki kemampuan kerja secara berkelompok dalam
melaksanakan setiap tugas/pekerjaannya.
Dalam hal jumlah Pegawai Negeri yang memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada huruf a) terbatas, persyaratan
pada huruf a) dapat diganti dengan paling kurang golongan
IIIa atau disetarakan dengan golongan IIIa.
4). PPK dilarang mengadakan ikatan perjanjian atau
menandatangani kontrak dengan penyedia barang/jasa
apabila belum tersedia anggaran atau tidak cukup tersedia
anggaran yang dapat mengakibatkan dilampauinya batas
anggaran yang tersedia untuk kegiatan yang dibiayai dari
APBN/APBD.
5). Dalam hal PA belum menunjuk dan menetapkan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), maka:
a) PA menunjuk KPA sebagai Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK);
b) KPA bertindak sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
c) KPA sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dapat
dibantu oleh PPTK.
6). Dalam hal kegiatan pada SKPD tidak memerlukan KPA maka
PA bertindak sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
7). Pejabat pembuat komitmen untuk dana APBN dijabat sesuai
petunjuk pelaksanaan APBN.
e. ULP/Pejabat Pengadaan
1). Tugas dan Kewenangan Kelompok Kerja ULP/Pejabat
Pengadaan
a). menyusun rencana pemilihan penyedia barang/jasa;
b). menetapkan dokumen pengadaan;
c). menetapkan besaran nominal Jaminan penawaran;
d). mengumumkan pelaksanaan pengadaan barang/jasa di
website resmi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
http://www.banyuwangikab.go.id dan papan pengumuman
resmi untuk masyarakat serta menyampaikan ke LPSE
untuk diumumkan dalam Portal Pengadaan Nasional;
e). menilai kualifikasi penyedia barang/jasa melalui
prakualifikasi atau pascakualifikasi;
f). melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga
terhadap penawaran yang masuk;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


56

g). khusus untuk Kelompok Kerja ULP :


(1). Kelompok kerja ULP wajib ditetapkan untuk:
(a).Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa
lainnya dengan nilai di atas Rp 200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah);
(b). Pengadaan jasa konsultansi dengan
nilai di atas Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah).
(2). menjawab sanggahan;
(3). menetapkan penyedia barang/jasa untuk:
(a).pelelangan atau penunjukan langsung untuk paket
pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa
lainnya yang bernilai paling tinggi
Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah); atau
(b). seleksi atau penunjukan langsung untuk paket
pengadaan jasa konsultansi yang bernilai paling
tinggi Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah).
(4). menyampaikan hasil Pemilihan dan Salinan Dokumen
Pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada PPK;
(5). menyimpan dokumen asli pemilihan penyedia
barang/jasa;
(6). Membuat laporan mengenai proses Pengadaan kepada
Kepala ULP.
h). khusus Pejabat Pengadaan:
(1). menetapkan penyedia barang/jasa untuk:
(a). pengadaan langsung atau penunjukkan langsung
untuk paket pengadaan barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya yang bernilai paling tinggi
Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
dan/atau
(b). pengadaan langsung untuk paket pengadaan jasa
konsultansi yang bernilai paling tinggi
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
(2). Menyampaikan hasil pemilihan dan salinan Dokumen
Pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada PPK;
(3). menyerahkan dokumen asli pemilihan Penyedia
Barang/Jasa kepada PA/KPA;
(4). membuat laporan mengenai proses pengadaan kepada
PA/KPA; dan
(5). memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
kegiatan Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


57

i). Tugas pokok dan kewenangan Kepala ULP meliputi:


1. Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan
ULP;
2. Menyusun dan melaksanakan Strategi Pengadaan ULP;
3. Menyusun program kerja dan anggaran ULP;
4. Mengawasi seluruh kegiatan Pengadaan Barang/Jasa di
ULP dan melaporkan apabila ada penyimpangan
dan/atau indikasi penyimpangan;
5. Membuat laporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa kepada
Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan
Institusi;
6. Melaksanakan pengembangan dan pembinaan Sumber
Daya Manusia ULP;
7. Menugaskan/menempatkan/memindahkan anggota
ULP ke dalam Kelompok Kerja (Pokja) ULP sesuai
kebutuhan/beban kerja;
8. Mengusulkan pemberhentian anggota ULP kepada
Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan
Institusi, apabila terbukti melakukan pelanggaran
peraturan perundang-undangan dan/atau KKN; dan
9. Mengusulkan pejabat fungsional umum/jabatan
pelaksana/Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
sebagai personil Ketatausahaan/Sekretariat ULP sesuai
dengan kebutuhan
j). Selain tugas pokok dan kewewenangan sebagaimana
dimaksud pada butir g) dan h), jika diperlukan Pokja
ULP/pejabat Pengadaan dapat mengusulkan kepada PPK:
(1). perubahan HPS; dan/atau
(2). perubahan spesifikasi teknis pekerjaan.
k). Kepala ULP/Anggota Kelompok Kerja ULP/Pejabat
Pengadaan berasal dari Pegawai Negeri, baik dari instansi
sendiri maupun dari instansi lainnya.
l). Dikecualikan dari ketentuan huruf k)., untuk:
(1). Lembaga/Institusi pengguna APBN/APBD yang
memiliki keterbatasan pegawai yang berstatus
Pegawai Negeri, Kepala ULP/anggota Kelompok Kerja
ULP/Pejabat pengadaan dapat berasal dari pegawai
tetap Lembaga/Institusi pengguna APBN/APBD yang
bukan Pegawai Negeri.
(2). Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola, Kepala
ULP/anggota Kelompok Kerja ULP/Pejabat
Pengadaan dapat berasal dari bukan Pegawai Negeri.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


58

m). Dalam hal Pengadaan Barang/Jasa bersifat


khusus dan/atau memerlukan keahlian khusus, anggota
Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan dapat
menggunakan tenaga ahli yang berasal dari Pegawai
Negeri atau swasta.
2). Persyaratan ULP/Pejabat Pengadaan;
Kepala ULP/Anggota Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a). memiliki integritas, disiplin dan tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas;
b). memahami pekerjaan yang akan diadakan;
c). memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas
ULP/Pejabat Pengadaan yang bersangkutan;
d). memahami isi dokumen, metode dan prosedur pengadaan;
e). memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa sesuai
dengan kompetensi yang dipersyaratkan; dan
f). menandatangani Pakta Integritas.
Persyaratan sertifikat keahlian Pengadaan Barang/Jasa pada
huruf e) diatas dapat dikecualikan untuk Kepala ULP.
Kepala ULP dan Anggota Kelompok Kerja ULP dilarang duduk
sebagai:
(1) PPK;
(2) Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM);
(3) Bendahara; dan
(4) APIP, terkecuali menjadi pejabat pengadaan/anggota ULP untuk
pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan instansinya.
f. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
1). PA/KPA menetapkan panitia/pejabat penerima hasil
pekerjaan.
2). Anggota panitia/pejabat penerima hasil pekerjaan berasal dari
pegawai negeri, baik dari instansi sendiri maupun instansi
lainnya.
3). Dikecualikan dari ketentuan pada angka 2), anggota
panitia/pejabat penerima hasil pekerjaan pada institusi lain
pengguna APBN/APBD atau kelompok masyarakat pelaksana
swakelola dapat berasal dari bukan pegawai negeri.
4). Panitia/pejabat penerima hasil pekerjaan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a). memiliki integritas, disiplin dan tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas;
b). memahami isi kontrak;
c). memiliki kualifikasi teknis;
d). menandatangani pakta integritas; dan
e). tidak menjabat sebagai Pejabat Penanda Tangan Surat
Perintah Membayar (PPSPM) atau Bendahara;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


59

f). Pengguna anggaran, kuasa pengguna anggaran, pejabat


pelaksana teknis kegiatan dan bendahara
penerimaan/pengeluaran pada kegiatan yang bersangkutan
dilarang duduk sebagai Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan daerah dan barang SKPD.
g). Personalia Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan tidak
boleh merangkap sebagai panitia/pejabat pengadaan;
h). Pemeriksaan pekerjaan konstruksi (bukan pekerjaan
pemeliharaan gedung) dilakukan dengan melibatkan
unsur-unsur sebagai berikut:
a. pengelola kegiatan (PA, KPA, PPTK) dan pengawas
lapangan;
b. konsultan perencana dan konsultan pengawas (bila ada);
c. penyedia jasa konstruksi;
d. unsur dinas teknis (untuk SKPD non-teknis).
5). Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan mempunyai tugas
pokok dan kewenangan sebagai berikut:
a). melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan pengadaan
barang/jasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam kontrak;
b). menerima hasil pengadaan barang/jasa setelah melalui
pemeriksaan/pengujian; dan
c). membuat dan menandatangani berita acara serah terima
hasil pekerjaan.
6). a. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan di lingkungan
Sekretariat Daerah Kabupaten Banyuwangi, ditetapkan
dengan susunan dan personalia sebagai berikut:
Ketua : Unsur Bagian Perlengkapan Setda
Kab. Banyuwangi
Sekretaris : Unsur Bagian Perlengkapan Setda
Kab. Banyuwangi
Anggota : - Unsur Bagian Umum pada Setda
Kab. Banyuwangi;
- Unsur Bagian Hukum Setda Kab.
Banyuwangi.
Anggota tidak tetap : Unsur SKPD teknis.
b. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan di lingkungan
SKPD Kabupaten Banyuwangi, ditetapkan dengan dengan
susunan dan personalia sebagai berikut:
Ketua : Unsur pejabat/staf yang ditunjuk oleh
Kepala SKPD yang bersangkutan
Sekretaris : Unsur Perlengkapan/Umum pada
SKPD yang bersangkutan
Anggota : - Unsur Keuangan pada SKPD yang
bersangkutan;
- Unsur staf pada SKPD
bersangkutan.
Anggota tidak tetap : Unsur SKPD teknis.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


60

7). Dalam hal pemeriksaan barang/jasa memerlukan keahlian


teknis khusus, dapat dibentuk tim/tenaga ahli untuk
membantu pelaksanaan tugas panitia/pejabat penerima hasil
pekerjaan.
8). Tim/tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
ditetapkan oleh PA/KPA.
9). Dalam hal pengadaan jasa konsultansi, pemeriksaan
pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a,
dilakukan setelah berkoordinasi dengan pengguna jasa
konsultansi yang bersangkutan.
4. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
a. Paket pengadaan barang/jasa lainnya/konstruksi dengan nilai
paket lebih dari Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) atau
paket pengadaan jasa konsultansi dengan nilai lebih dari Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dilaksanakan oleh
Kelompok Kerja ULP/Panitia Pengadaan;
b. Paket pengadaan barang/jasa lainnya/konstruksi dengan nilai
paket sampai dengan Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
atau paket pengadaan jasa konsultansi dengan nilai sampai
dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dilaksanakan
oleh pejabat pengadaan pada skpd masing-masing. Dalam hal
tidak tersedia personil di SKPD yang memenuhi persyaratan
untuk ditunjuk sebagai pejabat pengadaan, pelaksanaan
pengadaan barang/jasa dapat dilaksanakan oleh Kelompok Kerja
ULP/panitia pengadaan.
c. Panitia pengadaan untuk kegiatan swakelola oleh kelompok
masyarakat pelaksana swakelola yang memerlukan penyedia
barang/jasa dapat dibentuk dari anggota masyarakat yang
memahami prinsip-prinsip pengadaan barang/jasa sebagaimana
ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Presiden No.
54 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah 4 (empat) kali dan
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
5. Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik
a. Pengadaan barang/jasa secara elektronik melalui Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Banyuwangi
dilaksanakan dengan e-Tendering dan e-Purchasing
menggunakan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)
b. Mekanisme pengadaan secara elektronik dilaksanakan dengan
berpedoman pada Peraturan Bupati yang mengatur layanan
pengadaan secara elektronik dan peraturan perundang-undangan
lainnya.
6. Penunjukan Langsung
a. Penunjukan langsung untuk pengadaan barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


61

1). Penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia


barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dapat dilakukan
dalam hal:
a). keadaan tertentu; dan/atau
b). pengadaan barang khusus/pekerjaan konstruksi
khusus/jasa lainnya yang bersifat khusus.
2). Kriteria keadaan tertentu yang diperbolehkan untuk
melakukan penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia
barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya meliputi:
a). penanganan darurat yang tidak bisa direncanakan
sebelumnya dan waktu penyelesaian pekerjaannya harus
segera/tidak dapat ditunda untuk:
(1). pertahanan negara;
(2). keamanan dan ketertiban masyarakat;
(3). keselamatan/perlindungan masyarakat yang
pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda/harus
dilakukan segera, termasuk:
a). akibat bencana alam dan/atau bencana non alam
dan/atau bencana sosial;
b). dalam rangka pencegahan bencana; dan/atau
c). akibat kerusakan sarana/prasarana yang dapat
menghentikan kegiatan pelayanan publik.
b). pekerjaan penyelenggaraan penyiapan konferensi yang
mendadak untuk menindaklanjuti komitmen internasional
dan dihadiri oleh Presiden/Wakil Presiden;
c). kegiatan menyangkut pertahanan negara yang ditetapkan
oleh Menteri Pertahanan serta kegiatan yang menyangkut
keamanan dan ketertiban masyarakat yang ditetapkan
oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
d). Kegiatan bersifat rahasia untuk kepentingan intelijen
dan/atau ke perlindungan saksi sesuai dengan tugas yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
e). Pekerjaan Pengadaan dan penyaluran benih unggul yang
meliputi benih padi, jagung, dan kedelai serta pupuk yang
meliputi urea, NPK, dan ZA kepada petani dalam rangka
menjamin ketersediaan benih dan pupuk secara tepat dan
cepat untuk pelaksanaan peningkatan ketahanan pangan;
f). barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang spesifik
dan hanya dapat dilaksanakan oleh 1 (satu) penyedia
barang/jasa lainnya karena 1 (satu) pabrikan, 1 (satu)
pemegang hak paten, atau pihak yang telah mendapat izin
dari pemegang hak paten, atau pihak yang menjadi
pemenang pelelangan untuk mendapatkan izin dari
pemerintah.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


62

3). Kriteria barang khusus/pekerjaan konstruksi khusus/jasa


lainnya yang bersifat khusus yang memungkinkan dilakukan
penunjukan langsung, meliputi:
a). barang/jasa lainnya berdasarkan tarif resmi yang
ditetapkan pemerintah;
b). pekerjaan konstruksi bangunan yang merupakan satu
kesatuan sistem konstruksi dan satu kesatuan tanggung
jawab atas risiko kegagalan bangunan yang secara
keseluruhan tidak dapat direncanakan/diperhitungkan
sebelumnya (unforeseen condition);
c). barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang bersifat
kompleks yang hanya dapat dilaksanakan dengan
penggunaan teknologi khusus dan hanya ada 1 (satu)
penyedia yang mampu;
d). pekerjaan pengadaan dan distribusi bahan obat, obat dan
alat kesehatan habis pakai dalam rangka menjamin
ketersediaan obat untuk pelaksanaan peningkatan
pelayanan kesehatan masyarakat yang jenis dan harganya
telah ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab
dibidang kesehatan;
e). Pengadaan kendaraan bermotor dengan harga khusus
untuk pemerintah yang telah dipublikasikan secara luas
kepada masyarakat;
f). sewa penginapan/hotel/ruang rapat yang tarifnya terbuka
dan dapat diakses oleh masyarakat; atau
g). lanjutan sewa gedung/kantor dan lanjutan sewa ruang
terbuka atau tertutup lainnya dengan ketentuan dan tata
cara pembayaran serta penyesuaian harga yang dapat
dipertanggungjawabkan.
h). Pekerjaan pengadaan prasarana, sarana, dan utilitas
umum di lingkungan perumahan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah yang dilaksanakan oleh
pengembang developer yang bersangkutan.
b. Penunjukan Langsung untuk Pengadaan Jasa Konsultansi
1). Penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia jasa
konsultansi dapat dilakukan dalam keadaan tertentu.
2). Kriteria keadaan tertentu yang diperbolehkan untuk
melakukan penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia
jasa konsultansi meliputi:
a). penanganan darurat yang tidak bisa direncanakan
sebelumnya dan waktu penyelesaian pekerjaannya harus
segera/tidak dapat ditunda untuk:
(1). pertahanan negara;
(2). keamanan dan ketertiban masyarakat;
(3). keselamatan/perlindungan masyarakat yang
pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda/harus
dilakukan segera, termasuk:
(a). akibat bencana alam dan/atau bencana non-alam
dan/atau bencana sosial;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


63

(b). dalam rangka pencegahan bencana; dan/atau


(c). akibat kerusakan sarana/prasarana yang dapat
menghentikan kegiatan pelayanan publik.
b). kegiatan menyangkut pertahanan negara yang ditetapkan
oleh Menteri Pertahanan serta kegiatan yang menyangkut
keamanan dan ketertiban masyarakat yang ditetapkan
oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
c). pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh 1 (satu)
penyedia jasa Konsultansi; dan
d). pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh 1 (satu)
pemegang hak cipta yang telah terdaftar atau pihak yang
telah mendapat izin pemegang hak cipta.
3). Penunjukan langsung dilakukan dengan melalui proses
prakualifikasi terhadap 1 (satu) penyedia jasa konsultansi.
7. Pengadaan Langsung
a. Pengadaan Langsung untuk Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya
1). Pengadaan langsung dapat dilakukan terhadap
barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang bernilai
paling tinggi Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah), dengan ketentuan sebagai berikut:
a). kebutuhan operasional/rutin SKPD dan tidak menambah
aset;
b). teknologi sederhana;
c). risiko kecil; dan/atau
d). dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa usaha orang
perseorangan dan/atau badan usaha kecil serta koperasi
kecil, kecuali untuk paket pekerjaan yang menuntut
kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha
mikro, usaha kecil dan koperasi kecil.
2). Pengadaan langsung dilaksanakan berdasarkan harga yang
berlaku di pasar kepada penyedia barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya.
3). PA/KPA dilarang menggunakan metode pengadaan langsung
sebagai alasan untuk memecah paket pengadaan menjadi
beberapa paket dengan maksud untuk menghindari
pelelangan.
b. Pengadaan Langsung untuk Jasa Konsultansi
1). Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap pengadaan
jasa konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp. 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah).
2). Pengadaan langsung dilaksanakan oleh 1 (satu) Pejabat
Pengadaan.
3). PA/KPA dilarang menggunakan metode pengadaan langsung
sebagai alasan untuk memecah paket pengadaan menjadi
beberapa paket dengan maksud untuk menghindari seleksi.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


64

8. Tanda Bukti Perjanjian


Tanda bukti perjanjian pengadaan barang/jasa terdiri atas:
a. Bukti pembelian, digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang
nilainya sampai dengan Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);
b. Kuitansi, digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang nilainya
sampai dengan Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);
c. Surat Perintah Kerja (SPK), digunakan untuk pengadaan
barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dengan nilai sampai
dengan Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan untuk
jasa konsultansi dengan nilai sampai dengan
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah); dan
d. Surat Perjanjian, digunakan untuk pengadaan barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya dengan nilai diatas Rp 200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah) dan untuk jasa konsultansi dengan nilai
diatas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
e. Surat Pesanan, digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa
melalui E–Purchasing dan pembelian secara online
9. Swakelola
Swakelola merupakan kegiatan pengadaan barang/jasa dimana
pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri
oleh SKPD sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah
lain dan/atau kelompok masyarakat.
10. Hal-hal lain yang berkenaan pengadaan barang/jasa pemerintah
yang tidak diatur dalam Peraturan Bupati ini sepenuhnya mengacu
dan berpedoman pada Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Presiden RI Nomor 4
Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

D. KETENTUAN LAIN DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH


Pengadaan barang/jasa pemerintah diumumkan secara luas melalui
website Pemerintah Daerah, papan pengumuman resmi masyarakat dan
Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE. Proses pengadaan barang/jasa
dapat dimulai segera setelah dana kegiatan sudah tersedia dalam APBD.
Sedangkan penandatanganan SPK/kontrak dilakukan setelah DPA-SKPD
disahkan.
1. Penandatanganan Kontrak/SPK
a). Kontrak harus ditandatangani selambat lambatnya 14 (empat
belas) hari sejak diterbitkannya Keputusan penunjukan
penyedia barang/jasa sebagai pelaksana pekerjaan dan setelah
penyedia barang/jasa menyerahkan surat jaminan pelaksanaan
sebesar 5% (lima persen) yang dikeluarkan oleh bank
umum/perusahaan penjaminan/perusahaan asuransi dari nilai
kontrak kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.
Khusus untuk jasa konsultansi tidak diperlukan jaminan
pelaksanaan. Selanjutnya untuk pekerjaan konstruksi
termasuk jasa kosultansi diwajibkan untuk mengikutsertakan
dalam asuransi BPJS Ketenagakerjaan.
Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018
65

b). Pihak penyedia barang/jasa adalah direktur/pimpinan


perusahaan, dan dapat dikuasakan kepada orang yang
namanya tercantum dalam akta pendirian perusahaan atau
perubahannya (akta notaris).
c). Surat perintah kerja/kontrak yang disertai lampiran, pada
setiap lampirannya harus diparaf oleh pejabat/penyedia
barang/jasa yang bertanda tangan dalam surat perintah
kerja/kontrak. Lampiran tersebut merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat perintah kerja/kontrak.
d). Surat perintah kerja/kontrak dibuat rangkap 2 (dua) asli dan
masing-masing bermaterai cukup yang dipergunakan pihak
pertama dan pihak kedua, sedang tindasannya dibuat rangkap
4 (empat) yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum
yang sama.
e). Khusus pada kegiatan yang dilaksanakan di wilayah
kecamatan, baik fisik maupun non fisik, SPK/kontrak yang
mengatur tentang pelaksanaan kegiatan dilaporkan secara
lengkap dengan spesifikasinya kepada camat setempat, dan
pada saat pekerjaan telah selesai dilaksanakan harus diketahui
oleh camat.
2. Uang Muka
a. Uang muka dapat diberikan kepada penyedia barang/jasa
untuk:
1). mobilisasi alat dan tenaga kerja;
2). pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok
barang/material; dan/ atau
3). persiapan teknis lain yang diperlukan bagi pelaksanaan
pengadaan barang/jasa.
b. Uang muka dapat diberikan kepada penyedia barang/jasa
dengan ketentuan sebagai berikut:
1). PPK menyetujui Rencana Penggunaan Uang Muka yang
diajukan oleh Penyedia Barang/Jasa;
2). untuk usaha kecil, uang muka dapat diberikan paling tinggi
30% (tiga puluh perseratus) dari nilai kontrak pengadaan
barang/jasa;
3). untuk usaha non-kecil dan Penyedia Jasa Konsultansi,
uang muka dapat diberikan paling tinggi 20% (dua puluh
perseratus) dari nilai Kontrak Pengadaan Barang/Jasa.
c. Untuk Kontrak Tahun Jamak, Uang Muka dapat diberikan :
1). 20% (dua puluh perseratus) dari kontrak tahun
pertama;atau
2). 15% (lima belas perseratus) dari nilai kontrak.
d. Uang Muka yang telah diberikan kepada Penyedia Barang/Jasa,
harus segera dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan Rencana Penggunaan Uang Muka yang telah
mendapat persetujuan PPK.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


66

e. Nilai jaminan uang muka secara bertahap dapat dikurangi


secara proporsional sesuai dengan pencapaian prestasi
pekerjaan.
3. Pembayaran Prestasi Kerja
a. Pembayaran prestasi pekerjaan dapat diberikan dalam bentuk:
1). pembayaran bulanan;
2). pembayaran berdasarkan tahapan penyelesaian pekerjaan
(termin); atau
3). pembayaran secara sekaligus setelah penyelesaian
pekerjaan.
b. Pembayaran prestasi pekerjaan diberikan kepada penyedia
barang/jasa senilai prestasi pekerjaan yang diterima setelah
dikurangi angsuran pengembalian uang muka dan denda
apabila ada, serta pajak.
c. Permintaan pembayaran kepada PPK untuk kontrak yang
menggunakan subkontrak, harus dilengkapi bukti pembayaran
kepada seluruh subkontraktor sesuai dengan perkembangan
(progress) pekerjaannya.
d. Pembayaran untuk pekerjaan konstruksi, dilakukan senilai
pekerjaan yang telah terpasang, termasuk peralatan dan/atau
bahan yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan, sesuai ketentuan yang terdapat dalam
kontrak.
e. PPK menahan sebagian pembayaran prestasi pekerjaan sebagai
uang retensi untuk jaminan pemeliharaan pekerjaan konstruksi
dan jasa lainnya yang membutuhkan masa pemeliharaan.

4. Masa Pemeliharaan
a. Penyedia barang/jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama
pekerjaan masih berlangsung sehingga kondisinya tetap
terpelihara hingga penyerahan pertama pekerjaan.
b. Jangka waktu masa pemeliharaan setelah penyerahan pertama
pekerjaan ditetapkan sebagai berikut:
- untuk pekerjaan permanen selama 6 (enam) bulan;
- untuk pekerjaan semi permanen selama 3 (tiga) bulan.
c. Penyedia Barang/Jasa memberikan Jaminan Pemeliharaan
kepada PPK setelah pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai
100% (seratus perseeratus) untuk pekerjaan Konstruksi dan
Pengadaan jasa lainnya yang membutuhkan masa pemeliharaan.
d. Besaran nilai Jaminan pemeliharaan sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai kontrak.
e. Jaminan Pemeliharaan dikembalikan setelah 14 (empatbelas)
hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai
f. Penyedia Pekerjaan Konstruksi memilih untuk memberikan
Jaminan Pemeliharaan atau memberikan retensi sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai kontrak.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


67

Masa pemeliharaan setelah penyerahan pertama pekerjaan dapat


melampaui tahun anggaran berkenaan. Setelah masa pemeliharaan
berakhir, pengguna barang/jasa atau kuasa pengguna barang/jasa
mengembalikan jaminan pemeliharaan kepada penyedia
barang/jasa, dan dapat memperoleh pembayaran retensi dengan
menyerahkan jaminan pemeliharaan yang diterbitkan oleh bank
umum/perusahaan penjaminan/perusahaan asuransi sebesar 5%
(lima persen) dari nilai kontrak pada akhir tahun anggaran.

5. Pemberian Kesempatan
Pejabat Pembuat Komitmen dapat memutuskan kontrak secara
sepihak dengan terlebih dahulu memberi kesempatan kepada
penyedia barang/jasa untuk menyeleaikan pekerjaannya sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan, meskipun melampaui tahun anggaran
berkenaan dan selanjutnya apabila pekerjaan terselesaikan maka
penyedia barang/jasa hanya dikenakan denda keterlambatan tapi
tidak terkena sanksi Black List.
6. Ketentuan Pengadaan Barang/Jasa di Desa diatur dengan peraturan
Bupati yang mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh LKPP.

7. Pengadaan Tanah
a. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum berpedoman pada
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum dan Peraturan
Presiden Nomor 71 Tahun 2012 sebagaimana telah diubah
kedua kalinya dengan Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
untuk Kepentingan Umum serta perundang-undangan lainnya
yang berlaku.
b. Penyerahan hak atas tanah dari pemilik kepada Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi diterima dan ditandatangani oleh
Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi yang bertindak untuk
dan atas nama Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
c. Proses pencairan dana pengadaan tanah dilaksanakan secara
bersama-sama antara satuan kerja perangkat daerah yang
terkait dengan pemilik tanah dalam satu atap dan tempat yang
ditetapkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.
d. Pengadaan tanah dilaksanakan/dikoordinasikan oleh pengelola
melalui Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah Kabupaten
Banyuwangi.
e. Asal-usul tanah terdiri dari:
1) tanah negara (langsung dikuasai negara);
2) tanah hak masyarakat (tanah masyarakat hukum adat);
3) tanah hak berbentuk hak milik, hak guna usaha, hak guna
bangunan, hak pakai atau hak pengelolaan.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


68

f.Penguasaan tanah oleh pemerintah daerah dapat ditempuh


melalui prosedur:
1). pemberian tanah negara oleh pemerintah melalui keputusan
pemberian hak;
2). pembebasan tanah hak dilakukan secara musyawarah
dengan pembayaran ganti rugi kepada pemiliknya.
g. Dalam rangka efisiensi dan efektivitas pengadaan tanah untuk
kepentingan umum yang luasnya tidak lebih dari 5 (lima) hektar,
berpedoman pada ketentuan peraturan perundangan-undangan
yang berlaku.
h. Pembayaran Ganti Rugi
Pembayaran ganti rugi pembebasan tanah harus dilaksanakan
secara langsung dengan pemegang hak atas tanah dan tidak
boleh melalui kuasa atau perantara.
E. PENERIMAAN DAN PENYALURAN BARANG
1. Pelaksanaan Penerimaan Barang
a. Dasar penerimaan barang adalah surat pesanan/surat perintah
kerja/surat perjanjian/kontrak.
b. Barang yang akan diterima harus disertai dokumen yang jelas
menyatakan macam/jenis/merek, jumlah, harga, dan spesifikasi
barang.
c. Barang dinyatakan diterima setelah panitia pemeriksa
barang/jasa atau panitia penerima hasil pekerjaan melakukan
penelitian yang hasilnya telah sesuai dengan pesanan/SPK/surat
perjanjian/kontrak.
d. Pernyataan penerimaan barang dinyatakan sah apabila barang
telah ditandatangani oleh penyimpan barang dan rekanan
dilampiri berita acara pemeriksaan barang.
e. Apabila berdasarkan penelitian ternyata terdapat kekurangan
dan tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan,
penerimaan barang dapat membuat tanda penerimaan sem
entara barang yang ditandatangani oleh ketua panitia pemeriksa
barang/jasa, yang didalamnya memuat sebab-sebab dari
penerimaan sementara barang tersebut.
f. Rekanan menyampaikan kesanggupan untuk segera memenuhi
kekurangan tersebut, dan jika diperlukan penerima barang dapat
meminta jaminan/garansi sebesar barang yang belum terpenuhi.
g. Apabila kekurangan dan syarat-syarat sudah dipenuhi,
penerimaan barang harus dituangkan dalam berita acara
penerimaan barang.
h. Semua hasil penerimaan barang wajib dicatat di dalam buku
penerimaan barang yang ada di setiap SKPD.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


69

2. Hasil Pengadaan Barang


Seluruh hasil pengadaan barang dicatat dalam buku pengadaan
barang oleh satuan kerja perangkat daerah yang bersangkutan dan
dilaporkan kepada Bupati melalui pengelola dan dituangkan dalam
bentuk laporan daftar hasil pengadaan barang milik daerah
(DHPBMD).
Hasil pengadaan barang/jasa dan pemeliharaan barang yang
dibiayai dari dana APBD dilaporkan oleh kepala SKPD kepada
Bupati melalui pengelola. Laporan tersebut harus dengan dilengkapi
dokumen pengadaan barang/jasa, Berita acara pemeriksaan barang
dan berita acara serah terima barang, disertai usul status
penggunaan barangnya.

Adapun prosedur pembuatan DHPBMD sebagai berikut:


a. Pembantu Pengelola (Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah melalui Bidang Aset) mengirimkan formulir kepada semua
SKPD untuk diisi sesuai dengan barang-barang yang diadakan.
b. DHPBMD dibuat setiap 6 (enam) bulan yaitu awal Juli dan awal
Januari
c. DHPBMB dikirim oleh SKPD kepada pembantu pengelola.
3. Penyaluran Barang
Barang yang sudah diserahkan diterima oleh penyimpan barang
selanjutnya disalurkan kepada unit kerja/SKPD (bila pengadaan
dilakukan pengelola) yang membutuhkan dengan mendasar pada
surat permintaan dari unit kerja/SKPD.
Semua barang yang dikeluarkan harus dicatat oleh pengurus barang
dalam buku pengeluaran barang bagi SKPD yang ada pengurus
barangnya.
F. STANDARDISASI SATUAN HARGA
Standar satuan harga belanja daerah yang ditetapkan dengan Keputusan
Bupati Banyuwangi merupakan patokan tertinggi dan dapat dinegoisasi
berdasarkan harga yang dikalkulasikan menurut keahlian owner
estimate (OE)/harga perkiraan sendiri (HPS) sehingga menguntungkan
bagi daerah. Standar Satuan Harga Belanja Daerah merupakan pedoman
untuk menyusun Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah
(RKBMD)/Rencana Pemeliharaan/Perawatan yang dituangkan dalam
RKPBMD. Apabila barang/jasa yang dibutuhkan belum ditetapkan
standar harganya, Bupati dapat mengadakan perubahan terhadap
standar satuan harga barang/jasa yang telah ada dengan menetapkan
kembali dalam Keputusan Bupati untuk dijadikan sebagai Pedoman
Pelaksanaan APBD berjalan. Adapun cara yang ditempuh adalah, SKPD
yang membutuhkan harga standar baru mengajukan permohonan
kepada Bupati dengan tembusan Sekretaris Daerah.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


70

G. INVENTARISASI
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 jo
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang
Milik Daerah, serta Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 08
Tahun 2007 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten
Banyuwangi, Tertib Administrasi Pengelolaan Barang Milik Daerah,
pelaksanaan inventarisasi barang dibagi dalam 2 (dua) kegiatan yaitu:

1. Pelaksanaan Pencatatan
Pelaksanaan pencatatan dilakukan dengan menggunakan
instrumen sebagai berikut:
a. Kartu Inventaris Barang (KIB) terdiri dari:
1). KIB A: Tanah;
2). KIB B: Mesin dan Peralatan;
3). KIB C: Gedung dan Bangunan;
4). KIB D: Jalan, Irigasi dan Jaringan;
5). KIB E: Aset tetap lainnya;
6). KIB F: Kontruksi dalam pengerjaan.
b. Kartu Inventaris Ruangan (KIR);
c. Buku Inventaris;
d. Buku Induk Inventaris.
2. Pelaksanaan Pelaporan
Aset yang telah diperoleh diungkapkan di neraca SKPD sebagai aset
tetap.
Pelaksanaan pelaporan menggunakan instrumen:
a. Buku Inventaris dan Rekap Buku Inventaris
b. Daftar Mutasi Barang dan Laporan Mutasi Barang.

Pelaporan dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali oleh masing-


masing pengguna anggaran/pengguna barang kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi selaku pengelola.
Untuk menghindari penurunan kemampuan dayaguna dan usia
sarana dan prasarana yang telah dibangun, penyediaan biaya
didasarkan atas hasil inventarisasi aset yang dilaksanakan pada
tahun anggaran sebelumnya.

Laporan Mutasi
Laporan mutasi barang inventaris dilaksanakan dan dilaporkan tiap
semester atau 6 (enam) bulan sekali, yaitu semester I (1 Januari s.d. 30
Juni) dan semester II (1 Juli s.d. 31 Desember) tahun anggaran berjalan.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


71

Laporan tersebut harus disampaikan kepada Pembantu Pengelola Barang


Milik Daerah (Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Banyuwangi) paling lambat tanggal 5 Juli dan 5 Januari tahun
berikutnya. Laporan mutasi barang dimaksud mencantumkan jenis,
merek, tipe, dan nilai barang.
Pada setiap akhir tahun anggaran, setiap SKPD harus menyusun dan
mengelompokkan belanja modal hasil perolehan tahun berkenaan dan
membuat laporan sisa barang habis pakai untuk penyusunan neraca
SKPD dan neraca daerah.

Laporan Hasil Pengadaan Barang


Apabila suatu kegiatan telah selesai seluruhnya atau sebagian dan
hasilnya menambah aset pemerintah daerah, pengguna anggaran wajib
melaporkan setiap hasil kegiatan baik yang dibiayai dari sumber dana
APBD maupun dana lainnya kepada Bupati Banyuwangi melalui
pengelola sesuai format DHPBMD. Barang yang digunakan untuk
melaksanakan tupoksi SKPD tetap berada di SKPD; sedangkan barang
yang selanjutnya digunakan oleh SKPD lain diserahkan kepada pengelola
untuk diserahkan pada SKPD yang membutuhkan. Dokumen
kepemilikan barang bergerak diserahkan kepada pengelola melalui
pembantu pengelola (Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah).

Sertifikasi Tanah-Tanah Pemerintah Daerah


Untuk memberikan kepastian hukum terhadap tanah-tanah yang
dimiliki/dikuasai Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi yang
belum bersertifikat akan dilakukan pensertifikatan. Langkah yang harus
dilakukan oleh satuan kerja perangkat daerah yang mengurus aset
daerah adalah melakukan koordinasi dan segera melaporkan kepada
Bupati melalui pengelola, agar tanah-tanah dimaksud dapat
diprogramkan pensertifikatannya.

Penghapusan Barang Milik Daerah


Penghapusan barang milik daerah berpedoman pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah, serta Peraturan Daerah Kabupaten
Banyuwangi Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Barang Milik
Daerah Kabupaten Banyuwangi.
Panitia penghapusan/penjualan barang milik daerah di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dibentuk dengan Keputusan Bupati
dengan susunan dan personalia sebagai berikut:
Ketua : Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Banyuwangi
Sekretaris : Kepala Bidang Aset pada BPKAD Kab. Banyuwangi

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


72

Anggota : 1. unsur Bidang Pengelolaan Keuangan pada


BPKAD Kab. Banyuwangi;
2. unsur Bagian Hukum Setda Kab. Banyuwangi;
3. unsur Bidang Aset pada BPKAD Kab.
Banyuwangi.
Anggota Tidak Tetap : Unsur SKPD yang mengusulkan.

Pemanfaatan Barang Milik Pemerintah Daerah


Pemanfaatan barang milik daerah dilaksanakan oleh pengelola setelah
mendapat persetujuan kepala daerah. Bentuk-bentuk pemanfaatan
barang milik daerah berupa:
1) sewa;
2) pinjam pakai;
3) kerjasama pemanfaatan;
4) bangun guna serah dan bangun serah guna.

Siapa pun yang berminat memanfaatkan barang milik daerah


sebagaimana dimaksud dapat mengajukan permohonan kepada Bupati
Banyuwangi.

Pengamanan Barang Inventaris

Pengamanan barang inventaris, khususnya barang tidak bergerak


dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) pengamanan administrasi (kelengkapan dokumen kepemilikan)/bukti
status kepemilikan;
b) pemasangan papan tanda kepemilikan;
c) pemasangan batas berupa patok/pagar.

H. PENGGUNAAN/OPERASIONAL BARANG DAERAH


Pegawai negeri yang menggunakan/mengoperasikan barang milik daerah
yang secara sengaja atau tidak sengaja menyebabkan kerugian bagi
pemerintah daerah, yang bersangkutan harus memikul ganti rugi
mengganti kerugian yang diderita oleh pemerintah daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pegawai Negeri Sipil yang Dialihtugaskan
Pegawai negeri sipil yang dialihtugaskan ke SKPD lain harus
menyerahkan segala barang inventaris yang diberikan kepadanya kepada
kepala SKPD semula yang disertai dengan berita acara serah terima
barang inventaris tersebut.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


73

Tuntutan Ganti Rugi


Pegawai negeri sipil daerah yang kehilangan kendaraan bermotor dinas
wajib melaporkan kasus kehilangan kendaraan bermotor dinas tersebut
kepada Bupati melalui dinas/badan/lembaga teknis unit kerjanya yang
dilampiri:
1. laporan kehilangan dari kepolisian;
2. foto kopi STNK dan BPKB
Penyelesaian atas kasus kehilangan tersebut dapat dilakukan dengan
cara memberikan ganti rugi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Dalam menaksir tuntutan ganti rugi, Bupati dibantu oleh Majelis
Pertimbangan Tuntutan Ganti Rugi (TGR).
Penggunaan Kendaraan Dinas
Pejabat atau pegawai yang diserahi menggunakan kendaraan perorangan
dinas (bukan kendaraan dinas pool) harus dilengkapi dengan Surat
Penunjukan Pemegang Kendaraan Dinas (SPPKD) yang diterbitkan oleh
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersangkutan dengan
tembusan Bidang Aset BPKAD Kabupaten Banyuwangi.

Penempatan Rumah Dinas


Penempatan rumah dinas harus dilengkapi Surat Perjanjian Sewa
Menyewa antara pemohon dengan pengelola setelah mendapat
persetujuan Bupati dengan harga sewa sesuai standar yang berlaku, dan
uang sewa disetor langsung ke rekening Kas Umum Daerah.

I. PEMELIHARAAN
Perencanaan kebutuhan dan pemeliharaan barang daerah dalam setiap
tahun anggaran dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. SKPD pemakai barang wajib merencanakan dan menyusun
kebutuhan belanja pemeliharaan dalam daftar RKPBMD. Daftar
tersebut tercermin dalam RKA-SKPD yang diusulkan dan selanjutnya
dituangkan dalam RAPBD;
b. Daftar tersebut disampaikan kepada Badan Pengelolaan Keuangan
dan aset Daerah Kabupaten Banyuwangi untuk dilakukan
pengkajian bersama dengan Tim Anggaran.
c. Perencanaan kebutuhan pemeliharaan barang daerah diusulkan
melalui belanja pemeliharaan yang diformulasikan dalam RKA-SKPD.
1. Pelaksanaan Pemeliharaan/Perbaikan
a). Penyelenggaraan pemeliharaan dapat berupa pemeliharaan
rutin, perbaikan ringan, sedang dan berat. Biaya
pemeliharaan/perbaikan setinggi-tingginya 20% dari nilai
barang.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


74

b). pelaksanaan pemeliharaan barang berpedoman pada daftar


kebutuhan pemeliharaan barang daerah (DKPBMD).
c). Kepala SKPD bertanggungjawab atas pembuatan daftar hasil
pemeliharaan barang dalam lingkup unit kerjanya, dan wajib
melaporkan/menyampaikan daftar hasil pemeliharaan barang
tersebut kepada Pengelola Barang melalui Pembantu Pengelola
Barang (BPKAD Kabupaten Banyuwangi) setiap 6 (enam) bulan
sekali.
d). Penerimaan hasil pemeliharaan barang inventaris (di luar
bangunan gedung, jalan/jembatan, kendaraan bermotor dan
alat-alat besar) dilaksanakan oleh pengurus barang pada
satuan kerja perangkat daerah yang bersangkutan setelah
terlebih dahulu diperiksa oleh panitia pemeriksa barang/jasa
pada satuan kerja perangkat daerah yang bersangkutan, dan
hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam berita acara.
e). Dalam rangka pemeliharaan barang inventaris, setiap satuan
kerja perangkat daerah mencatat semua hasil pemeliharaan
pada kartu pemeliharaan barang inventaris sesuai jenis dan
klasifikasi kartu inventaris yang di dalamnya memuat data
sebagai berikut:
1). nama barang inventaris/kode barang/kode lokasi;
2). spesifikasinya;
3). tanggal pemeliharaan/perawatan dilakukan;
4). jenis pekerjaan atau pemeliharaan/perawatan yang
dilakukan;
5). barang-barang atau bahan-bahan yang dipergunakan;
6). biaya pemeliharaan/perawatan;
7). pelaksana pemeliharaan/perawatan;
8). dan lain-lain yang dipandang perlu.

Kepala satuan kerja perangkat daerah sebagai pemakai barang


wajib melaporkan kepada Bupati Banyuwangi melalui Kepala
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Banyuwangi untuk setiap barang daerah dalam lingkup unit
kerjanya, baik yang kondisinya rusak, hilang, mati (untuk
hewan dan tanaman), susut, berlebihan dan tidak efisien lagi,
selanjutnya diproses untuk dihapuskan. Laporan tersebut harus
menyebutkan nama, jumlah barang, lokasi, nomor kode barang,
harga beli dan lain-lain yang diperlukan.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


75

2. Pengamanan dan Pemeliharaan/Perbaikan Kendaraan Dinas


Pemeliharaan/perbaikan kendaraan dinas dilaksanakan oleh
masing-masing SKPD meliputi:
a. herregistrasi;
b. pengujian kendaraan dinas;
c. pemeliharaan rutin;
d. perbaikan ringan;
e. perbaikan sedang;
f. perbaikan berat.
Bengkel yang menangani perbaikan harus memiliki kualifikasi
teknis, peralatan tenaga teknis, dan syarat administrasi minimal
sebagai berikut:
a) surat ijin usaha;
b) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak);
c) referensi bank umum.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


76

BAB V
PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH

A. Azas Umum Penatausahaan Keuangan Daerah

1. Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran, bendahara


penerimaan/pengeluaran dan orang atau badan yang menerima atau
menguasai uang/barang/kekayaan daerah wajib menyelenggarakan
penatausahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang
berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar penerimaan dan/atau
pengeluaran atas pelaksanaan APBD bertanggung jawab terhadap
kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat
bukti dimaksud.

B. Prosedur Penatausahaan Keuangan Daerah


1. Untuk pelaksanaan APBD, Kepala Daerah selaku Pemegang Kekuasaan
Pengelolaan Keuangan Daerah menetapkan Keputusan tentang:
a. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani Surat Penyediaan
Dana (SPD);
b. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani Surat Perintah
Membayar (SPM);
c. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani Surat
Pertanggungjawaban (SPJ);
d. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani Surat Perintah
Pencairan Dana (SPPD);
e. Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran
f. Bendahara Pengeluaran yang mengelola belanja bunga, belanja
subsidi, belanja hibah, belanja bantuan hibah, belanja bantuan
sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, belanja tidak
terduga dan pengeluaran pembiayaan;
g. Bendahara Penerimaan Pembantu dan Bendahara Pengeluaran
Pembantu;
h. Pejabat lainnya dalam rangka pelaksanaan APBD.
2. Penetapan pejabat yang ditunjuk sebagai Kuasa Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Barang dilaksanakan sesuai kebutuhan
dan diusulkan oleh Pengguna Anggaran kepada Bupati untuk
ditetapkan dalam Surat Keputusan
3. Penetapan pejabat lainnya dalam rangka pelaksanaan APBD
didelegasikan oleh Kepala Daerah kepada Kepala SKPD meliputi:
a. PPK-SKPD yang diberi wewenang melaksanakan fungsi tata usaha
keuangan pada SKPD;

76

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


77

b. PPTK yang diberi wewenang melaksanakan satu atau beberapa


kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya;
c. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani surat bukti
pemungutan pendapatan daerah;
d. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani bukti penerimaan
kas dan penerimaan lainnya yang sah;
e. Pembantu Bendahara Penerimaan dan/atau Pembantu Bendahara
Pengeluaran.
4. Penetapan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran,
Bendahara dan pejabat lainnya dalam rangka pelaksanaan APBD
ditetapkan sebelum dimulainya tahun anggaran berkenaan.
C. Penatausahaan Penerimaan
1. Mekanisme/tata cara penyetoran PAD ke rekening Kas Daerah diatur:
a. Setiap SKPD yang mempunyai tugas memungut dan/atau
menerima pendapatan daerah wajib melaksanakan pemungutan
dan/atau penerimaan pajak, retribusi dan lain-lain penerimaan
PAD yang sah berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan.
b. Penerimaan SKPD dilarang digunakan langsung untuk membayar
pengeluaran, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-
undangan. Penerimaan SKPD berupa uang atau cek harus disetor
ke rekening Kas Umum Daerah paling lama 1 (satu) hari kerja.
Untuk daerah yang geografisnya sulit dijangkau dengan
komunikasi dan transportasi sehingga melebihi batas waktu
penyetoran, maka hal ini akan ditetapkan dalam Peraturan Kepala
Daerah.
c. Penerimaan daerah disetor secara bruto ke rekening Kas Umum
Daerah pada Bank Jatim Cabang Banyuwangi dan kemudian Bank
Jatim Cabang Banyuwangi mengirimkan Nota Kredit sebagai
pemberitahuan atas setoran tersebut.
d. Wajib pajak dan wajib retribusi menyetor pembayaran kewajiban
pajak dan atau retribusi sesuai dengan yang telah ditetapkan
kepada Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu
dari SKPD yang bersangkutan
e. Bendahara Penerimaan Pembantu dapat ditunjuk dalam keadaan
obyek pendapatan tersebar dan atas pertimbangan kondisi, dan
atau wajib pajak/retribusi tidak dapat membayar kewajibannya
secara langsung pada Bank Jatim Cabang Banyuwangi
f. Pada SKPD unit penghasil hanya terdapat satu Bendahara
Penerimaan, tetapi dimungkinkan terdapat lebih dari satu
Bendahara Penerimaan Pembantu. Seperti halnya Bendahara
Penerimaan, Bendahara Penerimaan Pembantu wajib menyetor
seluruh uang yang diterimanya ke rekening Kas Umum Daerah
paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak uang kas tersebut
diterima.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


78

g. Bendahara Penerimaan Pembantu wajib menyampaikan laporan


pertanggung-jawaban disertai bukti penerimaan dan bukti
penyetoran dari seluruh uang kas yang diterimanya kepada
Bendahara Penerimaan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.
h. Bendahara penerimaan SKPD penghasil wajib menginput STS pada
Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) Kabupaten Banyuwangi
setiap hari kerja terhitung setelah melakukan penyetoran.
D. Prosedur Penatausahaan Bendahara Penerimaan
1. Prosedur Penatausahaan Bendahara Penerimaan merupakan prosedur
yang wajib dilaksanakan dalam menatausahakan kegiatan penerimaan
dan penyetoran serta mempertanggungjawabkan penerimaan uang
yang berada dalam pengelolaan Bendahara Penerimaan.
a) Penatausahaan atas penerimaan menggunakan:
1) Buku Kas Umum;
2) Buku Pembantu Perincian Obyek Penerimaan;
3) Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian
b) Bendahara Penerimaan dalam melakukan penatausahaan
menggunakan dasar dokumen meliputi:
1) Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP Daerah)
2) Surat Ketetapan Retribusi (SKR)
3) Surat Tanda Setoran (STS)
4) Surat Tanda Bukti Pembayaran
5) Bukti penerimaan lainnya yang sah
c) Bendahara Penerimaan dilarang melakukan, baik secara langsung
maupun tidak langsung, kegiatan perdagangan, pekerjaan
pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin
atas kegiatan/pekerjaan/penjualan tersebut.
d) Bendahara Penerimaan tidak diperbolehkan membuka rekening
dengan atas nama pribadi pada bank atau giro pos dengan tujuan
penerimaan.

2. Prosedur Bendahara Penerimaan Pembantu.


a) Bendahara Penerimaan Pembantu wajib menyelenggarakan
penatausahaan terhadap seluruh penerimaan dan penyetoran atas
penerimaan yang menjadi tanggungjawabnya.
b) Penatausahaan atas penerimaan menggunakan:
1. Buku Kas Umum, dan
2. Buku Kas Penerimaan Harian Pembantu
c) Bendahara Penerimaan Pembantu dalam melakukan
penatausahaan menggunakan:
1. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-daerah)
2. Surat Ketetapan Retribusi (SKR)
3. Surat Tanda Setoran (STS)
4. Bukti penerimaan lainnya yang sah

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


79

d) Bendahara Penerimaan Pembantu wajib menyampaikan laporan


pertanggungjawaban penerimaan kepada Bendahara Penerimaan
paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.
E. Prosedur Penatausahaan Bendahara Pengeluaran
Prosedur penatausahaan Bendahara Pengeluaran merupakan prosedur
yang wajib dilaksanakan dalam menatausahakan kegiatan menerima,
menyimpan, menyetor, membayar, menyerahkan dan
mempertanggungjawabkan pengeluaran uang yang berada dalam
pengelolaan Bendahara Pengeluaran.
1. Fungsi yang melekat pada prosedur penatausahaan Bendahara
Pengeluaran, terdiri dari:
a. Bendahara Pengeluaran
b. Pembantu Bendahara Pengeluaran
c. Bendahara Pengeluaran Pembantu
d. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
e. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(PPK-SKPD)
f. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA)
g. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)
2. Dokumen yang digunakan pada prosedur penatausahaan Bendahara
Pengeluaran, terdiri atas:
a. Anggaran Kas
b. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
(DPA-SKPD)
c. Surat Penyediaan Dana (SPD)
d. Register SPD
e. Surat Permintaan Pembayaran (SPP), terdiri atas:
1) SPP-Uang Persediaan (SPP-UP)
2) SPP-Ganti Uang Persediaan (SPP-GU)
3) SPP-Tambahan Uang (SPP-TU)
4) SPP-Langsung (SPP-LS)
5) Register SPP
6) Surat Perintah Membayar (SPM)
7) Register SPM
8) Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
9) Register SP2D
10) Buku Kas Umum Pengeluaran
11) Buku Kas Umum Pengeluaran Pembantu
12) Buku Pembantu Simpanan/Bank
13) Buku Pembantu Panjar
14) Buku Pembantu Pajak PPN/PPh
15) Berita Acara Pemeriksaan Kas
16) Register Penutupan Kas
17) Rincian Pengeluaran Perincian Obyek
18) Kartu Pengendalian Kredit Anggaran
19) Laporan Pertanggungjawaban Pengeluaran
20) Surat Pengesahan Pertanggungjawaban Pengeluaran

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


80

3. Prosedur penatausahaan Bendahara Pengeluaran terdiri dari:


a. Prosedur penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)
b. Prosedur penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
c. Prosedur penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM)
d. Prosedur penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
e. Prosedur Penggunaan Dana
f. Prosedur Pertanggungjawaban Pengguna Dana (SPJ)
4. Bendahara Pengeluaran Pembantu
Bendahara Pengeluaran Pembantu dapat ditunjuk berdasarkan:
Pertimbangan tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang
yang dikelola, beban kerja, lokasi kompetensi dan/atau rentang kendali
dan pertimbangan objektif lainnya.
Bendahara Pengeluaran Pembantu berkewajiban:
1. Menyelenggarakan penatausahaan terhadap seluruh pengeluaran
yang menjadi tanggungjawabnya dan menggunakan bukti
pengeluaran yang sah.
2. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengeluaran kepada
Bendahara Pengeluaran paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.
Dokumen-dokumen yang digunakan oleh Bendahara Pengeluaran
Pembantu dalam menatausahakan pengeluaran mencakup:
1. Buku Kas Umum (BKU);
2. Buku Pembantu BKU yang terdiri dari:
- Buku Pembantu Kas Tunai;
- Buku Pembantu Simpanan/Bank;
- Buku Pembantu Pajak;
- Buku Pembantu Panjar;
- Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja.
Dokumen laporan pertanggungjawaban pengeluaran meliputi:
1. Buku Kas Umum
2. Bukti Penyetoran Pajak
3. Register penutupan kas
F. Surat Penyediaan Dana (SPD)
Setelah penetapan anggaran kas, PPKD melalui Kuasa BUD dalam rangka
manajemen kas, menerbitkan SPD yang menyatakan tersedianya dana
untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar penerbitan SPP.
Penerbitan SPD bisa dilakukan perbulan, pertriwulan atau persemester
sesuai dengan ketersediaan dana SPD yang diterbitkan terdiri dari atas 2
(dua) lembar, yaitu:
1. Lembar 1 (satu) diterima oleh SKPD
2. Lembar 2 (dua) sebagai arsip PPKD

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


81

G. Surat Permintaan Pembayaran (SPP)


Berdasarkan SPD, Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP kepada
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran melalui PPK-SKPD, yang
terdiri dari:
1. SPP Uang Persediaan (SPP-UP)
Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-UP dilakukan oleh bendahara
pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari PA/KPA melalui PPK-
SKPD dalam rangka pengisian uang persediaan untuk uang muka kerja
yang bersifat pengisian kembali (revolving) yang tidak dapat dilakukan
dengan pembayaran langsung. Uang persediaan diajukan sekali dalam
satu tahun anggaran untuk setiap kegiatan SKPD setinggi-tingginya
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
Kelengkapan Dokumen SPP- UP terdiri dari:
a. Surat Pengantar SPP-UP;
b. Ringkasan SPP-UP;
c. Rincian SPP-UP;
d. Salinan SPD;
e. Salinan Surat Keputusan Bupati tentang besaran UP;
f. Surat Pernyataan untuk ditandatangani oleh PA/KPA yang
menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk
keperluan selain Uang Persediaan saat pengajuan SP2D (diparaf
oleh Bendaharawan);
g. Surat Pernyataan PPK-SKPD;
h. Kelengkapan Dokumen lainnya:
- Salinan DPA/DPPA;
- Nota Dinas Permohonan Pencairan yang telah disetujui oleh
PA/KPA;
- Lembar Penelitian Kelengkapan Dokumen SPP;
- Dokumen lain yang diperlukan.

2. SPP Ganti Uang (SPP-GU)


Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-GU dilakukan oleh Bendahara
Pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari PA/KPA melalui PPK-
SKPD dalam rangka Ganti Uang Persediaan.
Kelengkapan dokumen SPP-GU meliputi:
a. Surat Pengantar SPP-GU;
b. Ringkasan SPP-GU;
c. Rincian Penggunaan Dana;
d. SPM-GU;
e. Nota Dinas Permohonan Pencairan yang telah disetujui oleh PA;
f. Surat Pernyataan PA;
g. Salinan DPA/DPPA;
h. Salinan SPD;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


82

i. Surat pengesahan laporan pertanggungjawaban Bendahara


Pengeluaran atas penggunaan dana SPP. UP/GU/TU sebelumnya;

j. Lembar Penelitian Kelengkapan Dokumen SPP-GU;


k. Surat Pernyataan PPK-SKPD;
l. Print out yang menunjukkan bukti transfer penggunaan UP dan
bukti pembayaran pajaknya;
m. Dokumen lain yang diperlukan.
Catatan:
Untuk pengajuan SPP GU belanja barang/jasa, dokumen SPJ yang
disertakan mengikuti ketentuan sebagaimana dokumen pengajuan SPP-
LS Barang/Jasa.
3. SPP Tambahan Uang (SPP-TU)
Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-TU dilakukan oleh Bendahara
Pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari PA/KPA melalui PPK-
SKPD dalam rangka tambahan uang persediaan.
Kelengkapan dokumen SPP-TU Terdiri dari:
a. Surat Pengantar SPP-TU;
b. Ringkasan SPP-TU;
c. Rincian Rencana Penggunaan TU;
d. Nota Dinas Permohonan Pencairan yang telah disetujui Pengguna
Anggaran;
e. Salinan DPA/DPPA;
f. Salinan SPD;
g. Surat pernyataaan untuk ditandatangani oleh PA/KPA yang
menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk
keperluan selain tambahan uang persediaan saat pengajuan SP2D
(diparaf oleh bendaharawan);
h. Surat Pernyataan PPK-SKPD;
i. Surat Keterangan yang memuat penjelasan keperluan pengisian
Tambahan Uang Persediaan;
j. Lembar Penelitian Kelengkapan Dokumen SPP.
Batas jumlah pengajuan SPP-TU harus mendapat persetujuan dari
PPKD dengan memperhatikan rincian kebutuhan dan waktu
penggunaan.
Dalam hal dana tambahan uang tidak habis digunakan dalam
1 (satu) bulan, maka sisa tambahan uang disetor ke rekening Kas
Umum Daerah, kecuali:
a. Kegiatan yang pelaksanaannya melebihi 1 (satu) bulan;
b. Kegiatan yang mengalami penundaan dari jadwal yang telah
ditetapkan akibat peristiwa di luar kendali PA/KPA.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


83

4. SPP-LS untuk Pengadaan Barang dan Jasa


Penerbitan dokumen yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk
permintaan pembayaran langsung atas dasar perjanjian kontrak kerja
atau Surat Perintah Kerja lainnya dengan jumlah, penerimaan
peruntukan dan waktu pembayaran tertentu yang dokumennya
disiapkan oleh PPTK.
Pengajuan atau permintaan pencairan atas pekerjaan jasa konstruksi
dan konsultansi diharuskan menggunakan metode Langsung (LS)
Barang dan Jasa.

Kelengkapan dokumen LS sampai dengan Rp.10.000.000,- terdiri


dari:
a. Surat Pengantar SPP-LS;
b. Ringkasan SPP-LS;
c. Rincian SPP-LS;
d. Nota Dinas Permohonan Pencairan yang telah disetujui PA;
e. Salinan DPA/DPPA;
f. Salinan SPD;
g. Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja dari PA/KPA (diparaf oleh
KPA/PPTK)
h. Surat Pernyataan PPK-SKPD;
i. Nota/faktur
- Pengadaan barang/pemeliharaan/perbaikan diterima oleh
penyimpan/ pengurus barang SKPD;
- Pengadaan konsumsi diterima oleh PA/KPA;
- Khusus bukti penerimaan barang persediaan, aset tetap, aset
tidak berwujud dan pemeliharaan aset tetap atau aset tidak
berwujud harus dicetak melalui aplikasi pengelolaan barang
daerah.
j. Pengadaan konsumsi melampirkan bukti pembayaran pajak
restoran;
k. Pengadaan jasa sewa hotel melampirkan bukti pembayaran pajak
hotel;
l. Lembar Penelitian Kelengkapan Dokumen SPP-LS;
m. Lampiran e-billing pajak masing-masing sebanyak 3 (tiga) lembar.

Kelengkapan dokumen LS lebih dari Rp.10.000.000,- s/d


Rp.50.000.000,- terdiri dari:
a. Surat Pengantar SPP-LS;
b. Ringkasan SPP-LS;
c. Rincian SPP-LS;
d. Salinan DPA/DPPA;
e. Salinan SPD;
f. Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja dari PA/KPA;
g. Surat Pernyataan PPK-SKPD;
h. Surat Permintaan Barang/Jasa;(di buatkan pd lampiran)

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


84

i. Kwitansi bermaterai yang ditandatangani pihak ketiga dan PPTK


serta disetujui oleh PA/KPA;
j. Lampiran e-billing pajak masing-masing sebanyak 3 (tiga) lembar;
k. Berita Acara Serah Terima;
- Untuk pengadaan/pemeliharaan/perbaikan barang diterima oleh
penyimpan/pengurus barang SKPD dan diperiksa oleh Ketua
Panitia Pemeriksa Barang/Jasa;
- Pengadaan konsumsi diterima oleh PA/KPA;
- Pengadaan jasa sewa diterima oleh PA/KPA;
- Pemeliharaan Gedung/Kantor diterima oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PA/KPA);
- Khusus Berita Acara penerimaan barang persediaan, aset tetap,
aset tidak berwujud dan pemeliharaan aset tetap atau aset tidak
berwujud harus dicetak melalui aplikasi pengelolaan barang
daerah.
k. Pengadaan konsumsi melampirkan bukti pembayaran pajak
restoran;
l. Pengadaan jasa sewa hotel melampirkan bukti pembayaran
pajakhotel;
m. Lembar Penelitian Kelengkapan Dokumen SPP
n. Untuk Jasa Konsultansi persyaratan diatas berlaku kecuali huruf k
dan l serta tetap menggunakan Surat Perintah Kerja (SPK).

Kelengkapan dokumen LS di atas Rp.50.000.000,- s/d


Rp.200.000.000,- terdiri dari:
a. Surat Pengantar SPP-LS;
b. Ringkasan SPP-LS;
c. Rincian SPP-LS;
d. Salinan DPA/DPPA;
e. Salinan SPD;
f. Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja dari PA/KPA (diparaf oleh
KPA/PPTK);
g. Surat Pernyataan PPK-SKPD;
h. Lampiran e-billing pajak masing-masing sebanyak 3 (tiga) lembar;
i. Surat Perintah Kerja/Dokumen SPK dengan mencantumkan nomor
rekening bank pihak ketiga;
j. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan/Barang/jasa;
k. Untuk Jasa Konsultansi Berita Acara kemajuan Pekerjaan disetujui
oleh PPTK, PA/KPA dan mengetahui Penyedia Jasa;
l. Berita Acara Serah Terima Barang dan Jasa:
- Pengadaan/perbaikan/pemeliharaan barang diterima oleh
Penyimpan Barang SKPD/pejabat penerima hasil pekerjaan;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


85

- Pengadaan Konsumsi diterima oleh PA/KPA;


- Pengadaan jasa sewa diterima oleh PA/KPA;
- Pemeliharaan gedung/kantor diterima oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PA/KPA);
- Pengadaan Jasa konsultansi diterima oleh PA/KPA;
- Pengadaan Pekerjaan Pengawasan (Konsultan Pengawas)
dilampirkan Berita Acara Serah Terima I pekerjaan
fisik/konstruksi;
- Khusus Berita Acara penerimaan barang persediaan, aset tetap,
aset tidak berwujud dan pemeliharaan aset tetap atau aset tidak
berwujud harus dicetak melalui aplikasi pengelolaan barang
daerah.
l. Kwitansi bermaterai, ditandatangani pihak ketiga dan PPTK serta
disetujui oleh PA/KPA;
m. Surat Pemberitahuan Potongan Denda Keterlambatan Pekerjaan
dari PPTK apabila pekerjaan mengalami keterlambatan;
n. Foto/Buku/Dokumentasi Kemajuan/ Penyelesaian Pekerjaan/
Pengadaan Barang;
o. Bukti pembayaran asuransi tenaga kerja dari BPJS Ketenagakerjaan
(untuk mengakomodir adanya klaim asuransi yang diakibatkan oleh
kecelakaan kerja);
p. Bukti pembayaran pajak mineral bukan logam (galian C) untuk
pekerjaan konstruksi (pelaksana pekerjaan konstruksi dimaksud
harus melampirkan Surat Pernyataan yang menerangkan bahwa
telah menggunakan bahan baku material dari penambang yang
memiliki izin legal dari instansi yang berwenang);
q. Pengadaan konsumsi melampirkan bukti pembayaran pajak
restoran;
r. Pengadaan jasa sewa hotel melampirkan bukti pembayaran pajak
hotel;
s. Lembar Penelitian Kelengkapan Dokumen SPP;
t. Dokumen lain yang diperlukan;
u. Untuk jasa konsultansi persyaratan di atas berlaku untuk
nilai di atas Rp.50.000.000,- kecuali huruf o,p,q dan r.
Kelengkapan Dokumen di atas Rp.200.000.000,- terdiri dari:
a. Surat Pengantar SPP-LS;
b. Ringkasan SPP-LS;
c. Rincian SPP-LS;
d. Salinan DPA/DPPA;
e. Salinan SPD;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


86

f. Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja dari PA/KPA (diparaf


KPA/PPTK);
g. Surat Pernyataan PPK-SKPD;
h. Lampiran e-billing pajak masing-masing sebanyak 3 (tiga) lembar;
i. Surat Perjanjian Pemborongan/Dokumen Kontrak dengan
mencantumkan nomor rekening bank pihak ketiga;
j. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan/Barang/Jasa;
k. Untuk Jasa Konsultansi Berita Acara kemajuan Pekerjaan disetujui
oleh PPTK, PA/KPA dan mengetahui Penyedia Jasa;
l. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang/Jasa;
- Pengadaan/perbaikan/pemeliharaan barang diterima oleh
penyimpan barang SKPD/panitia penerima hasil pekerjaan;
- Pengadaan Konsumsi diterima oleh PA/KPA;
- Pemeliharaan Gedung/Kantor diterima oleh PA/KPA;
- Pengadaan Jasa Konsultansi diterima oleh PA/KPA;
- Pengadaan Pekerjaan Pengawasan (Konsultan Pengawas)
dilampirkan Berita Acara Serah Terima I pekerjaan
fisik/konstruksi;
- Khusus Berita Acara penerimaan barang persediaan, aset tetap,
aset tidak berwujud dan pemeliharaan aset tetap atau aset tidak
berwujud harus dicetak melalui aplikasi pengelolaan barang
daerah.
l. Berita Acara Pembayaran;
m. Kwitansi bermaterai, ditandatangani pihak ketiga dan PPTK serta
disetujui oleh PA/KPA;
n. Surat Jaminan pelaksanaan;
o. Surat Pemberitahuan Potongan Denda Keterlambatan Pekerjaan
dari PPTK apabila pekerjaan mengalami keterlambatan;
p. Foto/Buku/Dokumentasi Tingkat Kemajuan/ Penyelesaian
Pekerjaan/ Pengadaan Barang;
q. Bukti pembayaran asuransi tenaga kerja dari BPJS
Ketenagakerjaan;
r. Surat jaminan pemeliharaan;
s. Bukti pembayaran pajak mineral bukan logam ( galian C ) untuk
pekerjaan konstruksi;
t. Lembar Penelitian Kelengkapan Dokumen SPP;
u. Dokumen lain yang diperlukan;
v. Untuk jasa konsultansi persyaratan di atas berlaku untuk nilai di
atas Rp.50.000.000 kecuali huruf q,r,dan s.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


87

Kelengkapan Dokumen SPP-LS Bunga, Hibah, Bantuan Sosial,


Belanja Bagi Hasil, Belanja Bantuan Keuangan, Belanja Tidak
Terduga terdiri dari:
a. Surat Pengantar SPP-LS;
b. Ringkasan SPP-LS;
c. Rincian SPP-LS;
d. Salinan DPA/DPPA
e. Salinan SPD;
f. Kwitansi asli bermaterai ditandatangani penerima, PPTK disetujui
PA/KPA;
g. Surat Pernyataan PPK-SKPD;
h. Fotocopy Nomor Rekening (R/K atau Tabungan);
i. Lembar Penelitian Kelengkapan Dokumen SPP
j. Dokumen lain yang diperlukan
k. Surat keputusan Bupati Tentang penetapan penerima dana
Kelengkapan dokumen SPP-LS Untuk SPP Pembiayaan Penyertaan
Modal (Investasi) Pemerintah Daerah:
a. Surat Pengantar SPP-LS;
b. Ringkasan SPP-LS;
c. Rincian SPP-LS;
d. Salinan DPA/DPPA;
e. Salinan SPD;
f. Surat Pernyataan Pengajuan SPP-LS (diparaf oleh KPA/PPTK);
g. Surat Pernyataan PPK-SKPD;
h. Kwitansi Asli bermaterai ditandatangani pihak ketiga dan disetujui
oleh PA/KPA;
i. Peraturan Daerah Tentang Penyertaan Modal;
j. Surat Keputusan Bupati tentang Penetapan Penerima Penyertaan
Modal;
k. Surat Perjanjian antara SKPD Teknis Pengusul dengan pihak
penerima penyertaan (pihak ketiga);
l. Surat permohonan pencairan dari dinas teknis pengusul;
m. Fotocopy Nomor Rekening (R/K atau Tabungan);
n. Lembar Penelitian Kelengkapan Dokumen SPP;
o. Dokumen lain yang diperlukan.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


88

Kelengkapan dokumen SPP-LS untuk Gaji.


Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-LS untuk pembayaran gaji
dan tunjangan serta penghasilan lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran guna
memperoleh persetujuan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran melalui PPK-SKPD.

Kelengkapan dokumen yang digunakan untuk pengajuan SPP-LS


Gaji:
a. Surat Pengantar SPP-LS Gaji;
b. Ringkasan SPP-LS Gaji ;
c. Rincian SPP-LS Gaji;
d. Lampiran SPP-LS Gaji;
e. Salinan DPA/DPPA;
f. Salinan SPD.

Kelengkapan lampiran dokumen SPP-LS Gaji digunakan sesuai


dengan peruntukannnya, mencakup:
a. Pembayaran Gaji Induk;
b. Gaji Susulan;
c. Kekurangan Gaji;
d. Gaji Terusan;
e. Uang duka wafat/tewas yang dilengkapi dengan daftar gaji
induk/gaji susulan/kekurangan gaji/uang duka wafat/tewas;
f. SK CPNS;
g. SK PNS;
h. SK Kenaikan Pangkat;
i. SK Jabatan;
j. Kenaikan Gaji Berkala;
k. Surat Pernyataan Pelantikan;
l. Surat Pernyataan Masih Menduduki Jabatan;
m. Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas;
n. Daftar Keluarga (KP-4);
o. Foto copy Surat Nikah;
p. Foto Copy Akte Kelahiran;
q. Surat Keterangan Pemberhentian Pembayaran (SKPP) Gaji;
r. Daftar Potongan Sewa Rumah Dinas;
s. Surat Keterangan Masih Sekolah/Kuliah;
t. Surat Pindah;
u. Surat Kematian;
v. SSP PPh Pasal 21; dan
w. Lampiran sesuai peraturan perundang-undangan mengenai
penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD serta gaji dan tunjangan
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


89

Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran meneliti kelengkapan


dokumen SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS yang diajukan oleh
Bendahara Pengeluaran.
Penelitian kelengkapan dokumen SPP dilaksanakan oleh PPK-SKPD. Dalam
hal kelengkapan dokumen yang diajukan tidak lengkap, PPK-SKPD
mengembalikan dokumen SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS kepada
Bendahara Pengeluaran untuk dilengkapi.

H. Surat Perintah Membayar (SPM)


1. Prosedur penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM)
Penerbitan SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS
a. PPK-SKPD menerima SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS yang
diajukan oleh Bendahara Pengeluaran;
b. PPK-SKPD meneliti kelengkapan dokumen SPP-UP/SPP-GU/SPP-
TU/SPP-LS;
c. PPK-SKPD mencatat SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS yang
diterima ke dalam register SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS;
d. Jika kelengkapan dokumen SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS
dinyatakan lengkap dan sah, PPK-SKPD menyiapkan SPM-UP/SPM-
GU/SPM-TU/SPM-LS untuk ditandatangani oleh PA/KPA;
e. Jika kelengkapan dokumen SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS
dinyatakan tidak lengkap dan sah, maka PPK-SKPD menolak untuk
menyiapkan SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS dan selanjutnya
mengembalikan SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS kepada
Bendahara Pengeluaran untuk dilengkapi dan diperbaiki;

f. PA/KPA menerbitkan SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS paling


lambat 2 (dua) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan
SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS yang dinyatakan lengkap dan
sah;
g. PA/KPA melalui PPK-SKPD mengembalikan SPP-UP/SPP-GU/SPP-
TU/SPP-LS paling lambat 1 (satu) hari kerja sejak diterimanya SPP-
UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS yang bersangkutan;
h. PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS
ke dalam register penerbitan SPM;
i. PPK-SKPD mencatat penolakan SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS
yang diterima ke dalam register penolakan SPP;
j. Penerbitan SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS terdiri atas 5 (lima)
lembar, yang terdiri :
- Lembar 1 dan 2 dikirim ke BPKAD;
- Lembar 2 akan kembali ke PPK-SKPD setelah dibubuhi cap “Telah
diterima oleh BPKAD tanggal ……............... dan Nomor
….…......................”.
Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018
90

- Lembar 3 sebagai arsip PPK-SKPD.


- Lembar 4 sebagai arsip Bendahara Pengeluaran;
- Lembar 5 sebagai arsip Bendahara Pengeluaran Pembantu.
Setelah tahun anggaran berakhir, Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran dilarang menerbitkan SPM yang membebani tahun anggaran
berkenaan.
I. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
1. PPKD/Kuasa BUD menerima SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS yang
diajukan oleh PA/KPA;
2. PPKD/Kuasa BUD mencatat SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS yang
diterima ke dalam register SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS;
3. PPKD/Kuasa BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM-UP/SPM-
GU/SPM-TU/SPM-LS;
a. Kelengkapan dokumen SPM-UP adalah Surat Pernyataan tanggung
jawab Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
b. Kelengkapan dokumen SPM-GU untuk penerbitan SP2D mencakup:
- Surat Pernyataan Tanggung Jawab Pengguna Anggaran
(PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
- Surat pengesahan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran
periode sebelumnya;
- Ringkasan pengeluaran per rincian obyek yang disertai dengan
bukti-bukti pengeluaran yang sah dan lengkap;
- Bukti atas penyetoran PPN/PPh.
c. Kelengkapan dokumen SPM-TU untuk penerbitan SP2D adalah
Surat Pernyataan Tanggungjwab Pengguna Anggaran PA/Kuasa
Pengguna Anggran (KPA);
d. Kelengkapan dokumen SPM-LS untuk penerbitan SP2D mencakup:
- Surat Pernyataan Tanggung Jawab Pengguna Anggaran
(PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
- Bukti-bukti pengeluaran yang sah dan lengkap sesuai dengan
kelengkapan persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan;
4. Jika kelengkapan dokumen SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS
dinyatakan lengkap dan sah, PPKD/Kuasa BUD menerbitkan Surat
Perintah Pencairan Dana (SP2D);
5. Jika kelengkapan dokumen SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS
dinyatakan tidak lengkap dan sah, maka PPKD/Kuasa BUD menolak
untuk menerbitkan SP2D dan selanjutnya mengembalikan SPM-
UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS kepada PA/KPA untuk dilengkapi dan
diperbaiki, paling lambat 1 (satu) hari kerja terhitung sejak pengajuan;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


91

6. PPKD/Kuasa BUD menerbitkan SP2D paling lambat 2 (dua) hari kerja


terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM-UP/SPM-GU/SPM-
TU/SPM-LS yang dinyatakan lengkap dan sah;
7. PPKD/Kuasa BUD mencatat penerbitan SP2D yang diterima kedalam
register penerbitan SP2D;
8. PPKD/Kuasa BUD mencatat penolakan SP2D yang diterima kedalam
register penolakan SP2D;
9. Penerbitan SP2D terdiri atas 6 (enam) lembar, yang terdiri dari:
a. Lembar 1 untuk bank yang ditunjuk;
b. Lembar 2 untuk BPKAD;
c. Lembar 3 dan 4 untuk kuasa BUD dilengkapi SPP dan SPM;
d. Lembar 5 dan 6 untuk SKPD;

J. Pelaksanaan Belanja Untuk Penggunaan Uang Persediaan


1. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan mengajukan permohonan dana
dengan mengisi Nota Pencairan Dana (NPD) untuk melaksanakan
kegiatan tertentu kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran, melalui PPK-SKPD;
2. Berdasarkan Nota Pencairan Dana (NPD) tersebut, Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran memberikan memo persetujuan
kepada Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu
mengeluarkan dana sejumlah persetujuan yang diberikan oleh
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran pada PPTK;
3. Dalam proses pelaksanaan kegiatan, PPTK wajib mengarsip dokumen-
dokumen yang terkait dengan pengeluaran belanja untuk kegiatan
tersebut. Selanjutnya PPTK memberikan dokumen-dokumen
pelaksanaan belanja sebagai dasar Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu dalam Surat
Pertanggungjawaban (SPJ);
4. Dalam rangka penggunaan UP secara non tunai, mekanisme
pelaksanaan mengikuti ketentuan yang telah diatur pada Peraturan
Bupati Banyuwangi tentang implementasi transaksi non tunai.

K. Pertanggungjawaban Penggunaan Dana


1. Bendahara Penerimaan
a. Bendahara Penerimaan wajib mempertanggungjawabkan secara
administratif atas pengelolaan uang baik tunai maupun non tunai
yang menjadi tanggung jawabnya dengan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penerimaan kepada Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran melalui PPK-SKPD paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


92

b. Bendahara Penerimaan wajib mempertanggungjawabkan secara


fungsional atas pengelolaan uang baik tunai maupun non tunai
yang menjadi tanggungjawabnya dengan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penerimaan kepada PPKD selaku BUD paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya;
c. Laporan pertanggungjawaban penerimaan dilampiri dengan:
- Buku Kas Umum
- Buku Rekapitulasi Penerimaan Bulanan; dan
- Bukti penerimaan lainnya yang sah.
d. Bendahara Penerimaan melakukan pemeriksaan kas yang dikelola
oleh Bendahara Penerimaan Pembantu secara harian, dan
dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Kas dan disertai
dengan register penutupan kas.
2. Bendahara Pengeluaran
a. Bendahara Pengeluaran berkewajiban:
1. Membuka rekening pada Bank Jatim, setelah mendapat
persetujuan Bupati dan selanjutnya seluruh rekening bendahara
pengeluaran ditetapkan dengan SK Bupati melalui PPKD;
2. Bunga/ jasa giro setiap akhir bulan disetor ke rekening BUD.
b. Mempertanggungjawabkan secara administratif tentang
penggunaan uang persediaan/Ganti Uang Persediaan/Tambahan
Uang Persediaan kepada Kepala SKPD melalui PPK-SKPD, paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya;
c. Mempertanggungjawabkan secara fungsional atas pengelolaan
uang yang menjadi tanggung jawabnya, dengan menyampaikan
laporan pertanggungjawaban pengeluaran kepada PPKD (Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah) selaku BUD paling lambat tanggal 10
bulan berikutnya, yang dilampiri dengan Laporan Posisi Stok
Barang Persediaan/Habis Pakai per akhir bulan berkenaan;
d. Dokumen yang digunakan dalam menatausahakan
pertanggungjawaban pengeluaran mencakup:
- Register penerimaan laporan pertanggungjawaban pengeluaran
(SPJ);
- Register pengesahan laporan pertanggungjawaban pengeluaran
(SPJ);
- Surat penolakan laporan pertanggungjawaban pengeluaran
(SPJ);
- Register penolakan laporan pertanggungjawaban pengeluaran
(SPJ);
- Register penutupan kas.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


93

e. Dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan uang persediaan,


dokumen laporan pertanggungjawaban mencakup:
- Buku kas umum;
- Ringkasan pengeluaran per rincian obyek yang disertai dengan
bukti-bukti pengeluaran yang sah atas pengeluaran dari setiap
rincian obyek yang tercantum dalam ringkasan pengeluaran per
rincian obyek dimaksud;
- Bukti penggunaan Uang Persediaan berupa print out rekening
koran;
- Bukti atas penyetoran PPN/PPh ke kas negara;
- Register penutupan kas.
f. Buku kas umum dimaksud ditutup setiap bulan dengan
sepengetahuan dan persetujuan Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran.
g. Untuk tertib laporan pertanggungjawaban pada akhir tahun
anggaran, pertanggungjawaban pengeluaran dana bulan Desember
disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember.
h. Dokumen pendukung SPP-LS dapat dipersamakan dengan buku
pertanggungjawaban atas pengeluaran pembayaran beban
langsung kepada pihak ketiga.
i. Bendahara Pengeluaran melakukan verifikasi, evaluasi dan
analisis atas laporan pertanggungjawaban pengeluaran yang
disampaikan bendahara pengeluaran pembantu.
j. Bendahara Pengeluaran yang mengelola belanja bunga, subsidi,
hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan,
belanja tidak terduga dan pembiayaan melakukan penatausahaan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
k. Bendahara pengeluaran melakukan pemeriksaan kas yang dikelola
oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu dan dituangkan dalam
Berita Acara Pemeriksaan Kas dan disertai dengan register
penutupan Kas.
3. PPK-SKPD
Dalam melakukan verifikasi atas laporan pertanggungjawaban yang
disampaikan PPK-SKPD berkewajiban:
a. Meneliti kelengkapan dokumen laporan pertanggungjawaban dan
keabsahan bukti-bukti pengeluaran yang dilampirkan.
b. Menguji kebenaran perhitungan atas pengeluaran per rincian
obyek yang tercantum dalam ringkasan per rincian obyek.
c. Menghitung pengenaan PPN/PPh atas beban pengeluaran per
rincian obyek.
d. Menguji kebenaran sesuai dengan SPM dan SP2D yang diterbitkan
periode sebelumnya.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


94

4. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran


Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran melakukan
pemeriksaan kas yang dikelola Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran dan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Kas
disertai dengan register penutupan kas.
L. Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
Pelaporan keuangan Pemerintah Daerah diselenggarakan untuk
menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan
seluruh transaksi yang dilakukan oleh pemerintah daerah selama satu
periode pelaporan. Untuk menjamin terselenggaranya mekanisme
akuntansi keuangan daerah yang baik, diatur hal-hal sebagai berikut:
1. Penanggung Jawab Pelaporan Keuangan
Penanggungjawab pelaporan keuangan berada di pusat pimpinan
entitas. Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan daerah yang
terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut peraturan
perundang-undangan wajib menyampaikan laporan keuangan. Entitas
pelaporan dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Entitas Akuntansi adalah Unit Pemerintah Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang yang harus menyelenggarakan akuntansi
dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada Entitas
Pelaporan. Entitas Akuntansi dalam hal ini adalah Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang berada di lingkup Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi.
2. Penyelenggaraan Akuntansi
Setiap SKPD diwajibkan untuk menyelenggarakan akuntansi SKPD
dan menyusun laporan keuangan atas transaksi yang menjadi
tanggung jawab masing-masing SKPD. SKPD menyelenggarakan
akuntansi atas transaksi-transaksi pendapatan, belanja, Pembiayaan,
pendapatan LO, beban, aset, kewajiban dan ekuitas dana.
Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) yaitu Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) menyelenggarakan
akuntansi Pemerintah Daerah dan menyusun laporan keuangan atas
transaksi yang menjadi tanggungjawab SKPKD.
3. Periode Pelaporan Keuangan
Untuk meningkatkan akurasi dan keandalan laporan keuangan yang
dihasilkan oleh masing-masing SKPD, rekonsiliasi dengan PPKD wajib
dilakukan secara bulanan dan tribulanan.
PPKD bertanggungjawab untuk melakukan kompilasi/konsolidasi dan
rekonsiliasi laporan keuangan SKPD guna menghasilkan Laporan
Keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Batas maksimal
penyelesaian laporan keuangan ini adalah 3 (tiga) bulan setelah tahun
anggaran berakhir, dengan ketentuan jika batas akhir penyampaian
laporan jatuh pada hari Sabtu, Minggu atau hari libur maka
penyampaian laporan tersebut harus dilakukan pada hari kerja
terakhir sebelum batas tanggal dimaksud.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


95

4. Dokumen Sumber
Dokumen sumber merupakan dokumen yang digunakan sebagai dasar
untuk memasukan transaksi ke dalam jurnal. Dokumen sumber yang
digunakan sebagai dasar pencatatan penerimaan kas dari pendapatan
adalah Surat Tanda Setoran (STS) dan atau Nota Kredit. Dokumen
sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan pengeluaran kas
untuk realisasi belanja dan pembiayaan adalah Surat Perintah
Pencairan Dana Langsung (SP2D-LS) atau Pengesahan SPJ. Dokumen
sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan pengeluaran kas
non realisasi belanja dan pembiayaan adalah SP2D LS/TU atau nota
debet pemindah bukuan bank. Dokumen sumber yang digunakan
sebagai dasar pencatatan transaksi selain kas adalah Surat Ketetapan
Pajak/Retribusi Daerah atau Berita Acara/Nota Penerimaan
Barang/Jasa dan Surat tagihan pihak III atau bukti memorial.
5. Teknis Akuntansi Pemerintah Daerah
a) Teknis Akuntansi Pendapatan
Pencatatan akuntansi terhadap transaksi-tranksaksi pendapatan
dimulai pada saat pengesahan Surat Ketetapan Pendapatan oleh
Pejabat yang berwenang dengan mengakui penambahan nilai pada
akun Piutang Pendapatan dan Pendapatan LO. Ketika bendahara
penerimaan menerima kas dalam rangka pembayaran pendapatan
yang telah ditetapkan tersebut, maka akan dicatat pengurangan
nilai akun Piutang Pendapatan dan menambah nilai realisasi
Pendapatan LRA. Dalam hal terdapat jenis pendapatan yang tidak
melalui proses penetapan, maka penambahan Pendapatan LO
dilakukan bersamaan dengan penambahan nilai pada akun
Pendapatan LRA.
Proses pertanggungjawaban dan pelaporan Pendapatan Daerah yang
dilakukan di SIMRAL, akan dibantu oleh proses penatausahaan
dengan menggunakan Sistim Informasi Manajemen Pendapatan
Daerah (SIMPADA).
Terhadap penerimaan kas atas transaksi pendapatan yang belum
dianggarkan dalam APBD/APBD-P maka penerimaan tersebut
diakui sesuai dengan realita ekonomisnya meskipun administrasi
kode rekening atas pendapatan tersebut belum tertuang dalam
APBD/APBD-P. Karena tidak dianggarkan dalam APBD/APBD-P,
pengakuan belanja dimaksud tidak masuk kedalam pos belanja di
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), namun diperhitungkan pada pos
beban dalam Laporan Operasional (LO) SKPD terkait.
b) Teknis Akuntansi Belanja/Beban
Pencatatan akuntansi terhadap transaksi-transaksi belanja/beban
dimulai pada saat penerimaan barang/jasa oleh entitas dengan
mengakui penambahan nilai akun utang belanja serta menambah
nilai akun aset yang dihasilkan atas penerimaan barang tersebut.
Apabila terjadi pengadaan jasa yang telah dinikmati oleh entitas
yang ditandai dengan adanya surat tagihan pembayaran, maka juga
akan menambah nilai beban jasa dimaksud.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


96

Pada saat PPK-SKPD melakukan pengesahan SPJ terhadap


pembayaran utang belanja oleh bendahara pengeluaran atau pada
saat dicairkannya SP2D LS ke rekening rekanan, maka akan dicatat
pengurangan nilai akun utang belanja dan menambah nilai realisasi
belanja dimaksud. Pecatatan beban selain yang telah diungkap
diatas, dilakukan pada saat entitas mengkonsumsi barang
persediaan/habis pakai untuk operasional entitas serta pada saat
penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset
bersangkutan/berlalunya waktu.
Proses pertanggungjawaban dan pelaporan belanja/beban Daerah
yang dilakukan di SIMRAL, akan dibantu oleh proses
penatausahaan barang daerah dengan menggunakan Sistim
Informasi Manajemen Barang Daerah Kabupaten Banyuwangi
(SIMBADAWANGI).
Terhadap pengeluaran kas atas transaksi belanja yang belum
dianggarkan dalam APBD/APBD-P, maka pengeluaran tersebut
diakui sesuai dengan realita ekonomisnya meskipun administrasi
kode rekening belanja tersebut belum tertuang dalam APBD/APBD-
P. Karena tidak dianggarkan dalam APBD/APBD-P, pengakuan
belanja dimaksud tidak masuk kedalam pos belanja di Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), namun diperhitungkan pada pos beban
dalam Laporan Operasional (LO) SKPD terkait.
6. Koreksi Kesalahan Pencatatan
Koreksi kesalahan pencatatan adalah tindakan untuk melakukan
pembetulan terhadap kesalahan pencatatan yang terjadi atas transaksi
yang telah dilakukan. Kesalahan dapat berupa kesalahan pembebanan
kode rekening, kesalahan pembebanan program/kegiatan, ataupun
kesalahan dalam jumlah nominal transaksi yang dilakukan.
Apabila terdapat kesalahan, maka pihak yang bertanggung jawab atas
penerbitan dokumen transaksi membuat surat/nota dinas berserta
dokumen pendukung kepada Pengguna Anggaran. Pengguna Anggaran
akan meneliti isi dari surat/nota dinas yang diajukan. Apabila
Pengguna Anggaran mengotorisasi/menyetujui surat/nota dinas
tersebut, maka PPKD-SKPD akan menyiapkan bukti memorial yang
telah ditandatangani oleh Pengguna Anggaran beserta surat/nota
dinas dan dokumen pendukungnya diserahkan kepada PPKD untuk
dilakukan pengujian.
Berdasarkan pengesahan bukti memorial tersebut SKPD dapat
membuat jurnal koreksi. Bila SKPKD tidak mengesahkan bukti
memorial tersebut, maka SKPD tidak diperkenankan untuk membuat
jurnal koreksi. Dokumen asli dari bukti memorial tersebut disimpan
oleh PPK-SKPD, dan salah satu tembusannya diarsip oleh PPKD.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


97

7. Kebijakan Akuntansi
Perlakuan akuntansi yang berkaitan dengan prinsip-prinsip dasar,
aturan dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh Pemerintah
Daerah dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah mengacu pada Peraturan Bupati tentang kebijakan
akuntansi yang telah ditetapkan.
M. Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) harus sesuai dengan
pedoman pengelolaan yang ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku.
Beberapa hal yang harus diperhatikan terkait pengelolaan BLUD:
1. Seluruh kekayaan Daerah yang dimiliki Badan Layanan Umum
Daerah tidak merupakan kekayaan Daerah yang dipisahkan;
2. Dalam hal UPT yang menerapkan pola pengelolaan BLUD, diberikan
kewenangan Kuasa Penuh dalam menyusun RBA, pelaksanaan dan
penatausahaan keuangannya serta penentuan pejabat keuangan
BLUD secara mandiri dalam rangka efektivitas pelayanan sambil
menunggu penetapan regulasi kelembagaan instansi yang
bersangkutan;
3. Penatausahaan dan pertanggungjawaban Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah yang merupakan unit pelaksana teknis menggunakan
tahun anggaran yang dimulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31
Desember tahun berkenaan dan pelaporannya dikonsolidasikan
dengan Laporan Keuangan Entitas Induk-nya;
4. RBA Badan Layanan Umum Daerah disusun dengan format RKA-
SKPD yang merupakan bagian RKA SKPD Induk-nya;
5. Rencana Bisnis Anggaran selanjutnya disampaikan kepada TAPD
untuk dilakukan pembahasan/penelaahan untuk selanjutnya
dituangkan dalam Rancangan Perda tentang APBD;
6. Pengeluaran biaya BLUD diberikan fleksibilitas dengan
mempertimbangkan volume kegiatan pelayanan yang merupakan
pengeluaran biaya yang disesuaikan dan signifikan dengan perubahan
pendapatan dalam ambang batas RBA yang telah ditetapkan secara
definitif.
7. Setelah Rancangan Perda tentang APBD ditetapkan menjadi Perda,
Pimpinan BLUD melakukan penyesuaian terhadap RBA untuk
ditetapkan menjadi RBA Definitif, yang selanjutnya dipakai dasar
penyusunan DPA BLUD yang merupakan bagian DPA SKPD Induknya
sebagai dasar pelaksanaan anggaran;
8. DPA-BLUD menjadi lampiran perjanjian kinerja yang ditanda tangani
oleh Kepala Daerah dengan Pimpinan BLUD:
- Ambang batas RBA ditetapkan dengan besaran prosentase;
- Besaran prosentase ditetapkan dalam RBA dan DPA-BLUD.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


98

9. Seluruh pendapatan BLUD yang bersumber dari jasa layanan, hibah,


dan hasil kerja sama dengan Pihak Lain dan lain-lain pendapatan
BLUD yang sah dilaksanakan melalui rekening Kas BLUD dan dicatat
dalam kode rekening kelompok Pendapatan Asli Daerah pada jenis
lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah dengan obyek pendapatan
BLUD.
10. Pendapatan BLUD yang bersumber dari APBD berupa pendapatan
yang berasal dari otorisasi Kredit Anggaran Pemerintah Daerah.
11. Pendapatan BLUD yang bersumber dari APBN dapat berupa
pendapatan yang berasal dari Pemerintah dalam rangka pelaksanaan
dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan dan lain-lain.
12. Seluruh pendapatan BLUD dilaporkan kepada Entitas Induknya setiap
Triwulan setelah disahkan oleh Bendahara Umum Daerah;
13. Pendapatan yang diperoleh dari jasa layanan, hibah, hasil kerja sama
dengan Pihak Ketiga dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah dikelola
langsung untuk membiayai belanja operasional BLUD sesuai dengan
RBA Definitif.
14. Perubahan terhadap RBA Definitif dan DPA dilakukan apabila:
- Terdapat penambahan atau pengurangan pagu anggaran yang
berasal dari APBD dan/atau,
- Belanja BLUD melampaui ambang batas fleksibilitas.
15. Seluruh pengeluaran biaya BLUD yang bersumber dari pendapatan
jasa layanan, hibah, hasil kerja sama dengan Pihak Ketiga dan lain-
lain pendapatan BLUD yang sah dilaporkan kepada Entitas Induknya
setiap Triwulan setelah disahkan oleh Bendahara Umum Daerah;
16. Seluruh pengeluaran biaya BLUD yang bersumber dari pendapatan
jasa layanan, hibah, hasil kerja sama dengan Pihak Ketiga dan lain-
lain pendapatan yang sah dilakukan dengan menerbitkan SPM
Pengesahan yang dilampiri dengan Surat Pernyataan Tanggung Jawab
(SPTJ).
17. Surplus Anggaran BLUD dapat digunakan dalam tahun anggaran
berikutnya kecuali atas permintaan Kepala Daerah disetorkan
sebagian atau seluruhnya ke Kas Daerah dengan mempertimbangkan
posisi likuiditas BLUD.
18. Penatausahaan keuangan pada SKPD yang menerapkan PPK-BLUD:
- Penerimaan dan pengeluaran dibukukan pada Buku Besar
Penerimaan dan Buku Besar Pengeluaran berdasarkan SPM nihil
dan Daftar Pembukuan Administrasi yang dilengkapi dengan
bukti-bukti sah penerimaan dan pengeluaran yang telah disahkan
pejabat berwenang.
- Penerimaan operasional oleh Bendahara Penerima dibukukan
dalam Kas Umum/Buku Kas Pembantu dengan didukung bukti-
bukti penerimaan yang sah.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


99

- Penerimaan SKPD-BLUD disetor pada rekening Kas BLUD di Bank


Jatim atau Bank Pemerintah lainnya yang ditunjuk.
- Pengeluaran oleh Bendahara Pengeluaran dibukukan dalam Kas
Umum/Buku Kas Pembantu.
19. Penatausahaan keuangan SKPD BLUD selain dana penerimaan
operasional tetap berpedoman pada ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
20. Untuk pengendalian/pengelolaan keuangan dan barang SKPD-BLUD
dipergunakan penatausahaan menurut Sistem Akuntansi Keuangan.
21. Setiap semester BLUD wajib membuat laporan keuangan yang terdiri
dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Arus
Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan disertai Laporan Kinerja
yang disampaikan kepada PPKD setelah disetujui oleh SKPD paling
lambat 15 (lima belas) hari setelah periode pelaporan berakhir;
22. Setiap tahun BLUD wajib membuat Laporan Keuangan yang terdiri
dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Neraca, LPE,
Laporan Arus Kas, LPSAL, dan Catatan atas Laporan Keuangan
disertai Laporan Kinerja yang dikonsolidasikan dengan Entitas Induk-
nya dan disampaikan kepada Bupati melalui PPKD paling lambat
setelah 2 (dua) bulan periode pelaporan berakhir;
23. Laporan keuangan tahunan SKPD yang mempunyai UPT berpola
BLUD, harus menyusun laporan keuangan konsolidasian
sebagaimana yang telah diatur dalam Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP);
24. Pelaporan pengelolaan dana APBD yang tidak melalui mekanisme Kas
Daerah selain BLUD dan JKN, SKPD pengelola wajib melaporkan
perkembangan realisasi penerimaan dan pengeluaran dana setiap
triwulan kepada Bupati setelah mendapatkan persetujuan Bendahara
Umum Daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
N. Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Mekanisme laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD adalah
sebagai berikut :
1. Laporan Realisasi Semester Pertama Anggaran Pendapatan dan
Belanja
a. Kepala SKPD menyusun laporan realisasi semester pertama
anggaran pendapatan dan belanja SKPD sebagai hasil pelaksanaan
anggaran yang menjadi tanggungjawabnya.
b. PPK-SKPD menyiapkan laporan semester pertama anggaran
pendapatan dan belanja SKPD sebagai hasil pelaksanaan anggaran
SKPD, disertai dengan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya
dan disampaikan kepada Pejabat Pengguna Anggaran, paling lama
7 (tujuh) hari kerja setelah semester pertama tahun angaran
berkenaan berakhir.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


100

c. Pejabat Pengguna Anggaran menyampaikan laporan tersebut


kepada PPKD sebagai dasar penyusunan laporan realisasi semester
pertama APBD paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah
semester pertama tahun anggaran berkenaan.
d. PPKD menyusun laporan realisasi semester pertama APBD dengan
cara menggabungkan seluruh laporan realisasi semester pertama
anggaran pendapatan dan belanja SKPD, paling lambat minggu
kedua bulan Juli tahun anggaran berkenaan dan disampaikan
kepada Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelolaan
keuangan daerah.
e. Laporan realisasi semester pertama APBD disampaikan kepada
Kepala Daerah paling lambat minggu ketiga bulan Juli tahun
anggaran berkenaan untuk ditetapkan sebagai laporan realisasi
semester pertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan
berikutnya.
f. Laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosisi untuk 6
(enam) bulan berikutnya disampaikan kepada DPRD paling lambat
akhir bulan Juli tahun anggaran berkenaan.
2. Laporan Tahunan
a. PPK-SKPD menyiapkan laporan keuangan SKPD tahun anggaran
berkenaan dan disampaikan kepada kepala SKPD untuk
ditetapkan sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran SKPD.
b. Laporan Keuangan SKPD disampaikan kepada Kepala Daerah
melalui PPKD paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran
berakhir.
c. Laporan keuangan SKPD terdiri dari :
1. Laporan Realisasi Anggaran;
2. Laporan Operasional;
3. Laporan Perubahan Ekuitas;
4. Neraca; dan
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
d. Laporan Keuangan SKPD dilampiri dengan surat pernyataan
kepala SKPD bahwa pengelolaan APBD yang menjadi
tanggungjawabnya telah diselenggarakan berdasarkan Sistem
Pengendalian Intern yang memadai dan Standar Akuntansi
Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
e. PPKD menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan
cara menggabungkan laporan-laporan keuangan SKPD, paling
lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran
berkenaan.
f. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disampaikan kepada
Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah selaku koordinator
pengelolaan keuangan daerah dalam rangka memenuhi
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


101

g. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terdiri dari :


1. Laporan Realisasi Anggaran;
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih;
3. Laporan Operasional;
4. Laporan Perubahan Ekuitas;
5. Neraca;
6. Laporan Arus Kas; dan
7. Catatan Atas Laporan Keuangan
h. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dilampiri dengan laporan
ikhtisar realisasi kinerja dan laporan keuangan
BUMD/Perusahaan Daerah.
i. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dilampiri dengan surat
pernyataan Kepala Daerah yang menyatakan pengelolaan APBD
yang menjadi tanggungjawabnya telah diselenggarakan
berdasarkan Sistem Pengendalian Intern yang memadai, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
j. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disampaikan oleh Kepala
Daerah kepada Badan Pemeriksa Keuangan untuk dilakukan
pemeriksaan, paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran
berakhir.

O. Kebijakan Akhir Tahun


Dalam mewujudkan pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, tertib dan
tepat waktu, maka dalam pelaksanaan pencairan APBD Tahun Anggaran
2018 agar memperhatikan hal – hal sebagai berikut:
1. Untuk pengajuan SPM GU batas waktunya sampai dengan tanggal
10 Desember 2018;
2. Untuk pengajuan SPM TU (bila ada) batas waktunya sampai dengan
tanggal 9 November 2018;
3. Untuk pengajuan SPM LS (belanja langsung dan belanja tidak langsung
non gaji) batas waktunya sampai dengan tanggal 14 Desember 2018;
4. Untuk pelaksanaan proyek/kegiatan fisik yang diperkirakan belum
selesai sampai dengan tanggal 14 Desember 2018, diharap melakukan
percepatan penyelesaian administrasi/dokumen proyek/kegiatan yang
bisa diselesaikan sambil menunggu selesainya pekerjaan paling lambat
tanggal 21 Desember 2018 sehingga ketika pekerjaan tersebut telah
selesai dilaksanakan, SKPD dapat segera mengajukan pencairan SP2D
ke BUD;
5. Untuk menyelesaikan pertanggungjawaban atas Uang Persediaan
Tahun Anggaran 2018 disetorkan ke rekening BUD paling lambat
tanggal 21 Desember 2018 atau pengajuan SPM GU Nihil paling lambat
sampai dengan tanggal 26 Desember 2018;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


102

6. Bagi Bendahara Pengeluaran SKPD, sisa dana UP (Uang Persediaan)


Tahun Anggaran 2018 harus disetorkan ke Rekening Kas Umum
Daerah paling lambat tanggal 28 Desember 2018 atau akan di debet
secara otomatis dari rekening Bendahara Pengeluaran SKPD pada
tanggal 31 Desember 2018, maka dari itu penyelesaian Laporan
Pertanggung Jawaban (SPJ) terutama SPJ GU Nihil harus sudah selesai
sebelum tanggal 28 Desember 2018;
7. Untuk mengetahui kebenaran sisa dana Uang Persediaan (UP) yang
harus disetor ke Rekening Kas Umum Daerah kabupaten Banyuwangi,
SKPD wajib mengadakan pencocokan/rekonsiliasi dengan Bidang
Akuntansi pada BPKAD Kabupaten Banyuwangi;
8. Pendapatan Daerah yang diterima oleh kas daerah ataupun kas di
bendahara penerimaan sampai dengan tanggal 31 Desember 2018
diakui sebagai pendapatan daerah tahun 2018.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


103

BAB VI
KEGIATAN DEKONSENTRASI, TUGAS PEMBANTUAN, DANA PENDAMPING
DAN PINJAMAN

A. Kegiatan Dekonsentrasi

1. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintah dari


pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau
kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
2. Penyelenggaraan dekonsentrasi bertujuan untuk mengurangi
kesenjangan antar-daerah dan keserasian hubungan antar-susunan
pemerintahan dan antar-pemerintahan di daerah.
3. Pendanaan dalam rangka dekonsentrasi dilaksanakan setelah adanya
pelimpahan wewenang pemerintah melalui kementerian
negara/lembaga kepada gubernur sebagai wakil pemerintah di
daerah.
4. Pelaksanaan pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada poin
3 disertai dengan pendanaan sesuai dengan urusan yang
didekonsentrasikan.
5. Pendanaan oleh pemerintah sebagaimana dimaksud pada poin 3
disesuaikan dengan wewenang yang dilimpahkan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan negara, keseimbangan
keuangan di daerah dan kebutuhan pembangunan daerah.
6. Kegiatan dekonsentrasi di kabupaten dilaksanakan oleh satuan kerja
perangkat daerah yang ditetapkan oleh gubernur.
7. Gubernur memberitahukan rencana kerja dan anggaran kementerian
negara/lembaga yang berkaitan dengan dekonsentrasi di daerah
kepada DPRD.
8. Satuan kerja perangkat daerah kabupaten yang ditunjuk oleh
gubernur untuk melaksanakan kegiatan dekonsentrasi harus
melaporkan kegiatannya kepada Bupati dengan tembusan inspektorat
kabupaten dan PPKD.

B. Kegiatan Tugas Pembantuan

1. Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada


daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten
atau kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten atau kota
kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban
melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada
yang menugaskan.

103

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


104

2. Perencanaan program kegiatan tugas pembantuan merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan
nasional yang harus memperhatikan aspek kewenangan, efisiensi,
efektivitas, kemampuan keuangan negara dan sinkronisasi antara
rencana kegiatan tugas pembantuan dengan rencana kegiatan
pembangunan daerah.
3. Kepala daerah membentuk tim koordinasi tugas pembantuan yang
ditetapkan dengan berpedoman pada peraturan menteri dalam negeri
yang mengatur tentang hal dimaksud.
4. Gubernur melimpahkan kewenangan kepada bupati untuk
menetapkan pejabat KPA pada SKPD yang menandatangani
SPM/menguji SPP, PPTK dan Bendahara pengeluaran yang
melaksanakan tugas pembantuan.
5. Bupati melimpahkan kewenangan kepada kepala desa untuk
menetapkan pejabat kuasa pengguna anggaran pada lingkungan
pemerintah desa yang menandatangani SPM/menguji SPP, PPTK dan
bendahara pengeluaran yang melaksanakan tugas pembantuan di
pemerintahan desa.
6. Administrasi penatausahaan dan laporan pertangungjawaban atas
pelaksanaan dana tugas pembantuan kabupaten di pemerintahan
desa dilakukan secara terpisah dari administrasi penatausahaan dan
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa.
7. PPTK pada pemerintah desa yang ditetapkan sebagai penanggung
jawab tugas pembantuan kabupaten menyiapkan dokumen SPP-LS
untuk disampaikan kepada bendahara pengeluaran pada
pemerintahan desa yang bersangkutan dalam rangka pengajuan
permintaan pembayaran.
8. Bendahara pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam nomor 7
mengajukan SPP-LS disertai dengan lampiran yang dipersyaratkan
kepada kepala desa yang bersangkutan setelah ditandatangani oleh
PPTK tugas pembantuan.
9. Kepala desa sebagaimana dimaksud dalam nomor 8 menerbitkan
SPM-LS disertai dengan kelengkapan dokumen untuk disampaikan
kepada kuasa BUD kabupaten.
10. Kuasa BUD kabupaten meneliti kelengkapan dokumen SPM-LS tugas
pembantuan tersebut yang diajukan oleh kepala desa untuk
menerbitkan SP2D.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


105

C. Penyediaan Dana Pendamping/APBD Provinsi, APBN, dan Bantuan


Luar Negeri
1. Penyediaan dana pendamping untuk kegiatan-kegiatan daerah yang
bersumber dari APBD yang mendapat bantuan APBD provinsi, APBN,
dan bantuan luar negeri ditentukan sepenuhnya oleh pemerintah
daerah, dengan ketentuan bahwa penyediaan dana pendamping
tersebut tidak akan mengganggu kegiatan pembangunan lainnya, baik
yang sedang ditangani maupun yang dalam perencanaan pemerintah
daerah. Penyediaan dana pendamping tersebut hanya disediakan bagi
bantuan yang jelas dan pasti alokasinya telah tercantum dalam Surat
Pengesahan Anggaran Bantuan Pembangunan (SPABP) dan DPA-
SKPD yang membiayai kegiatan daerah dan tidak diperkenankan
sebagai pengganti dari dana pendamping bantuan luar negeri untuk
kegiatan-kegiatan departemen serta hanya disediakan untuk
pembiayaan kegiatan/paket kegiatan yang telah disetujui.
2. Besaran dana pendamping pada masing-masing program kegiatan
ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku
dengan tetap memperhatikan kemampuan keuangan daerah, efisiensi,
efektivitas serta kebutuhan pembangunan daerah.
3. Sambil menunggu perubahan APBD, program dan kegiatan DAK
dan/atau spesifik grant lainnya yang dananya diterima setelah APBD
ditetapkan, dapat dilaksanakan dengan terlebih dahulu melakukan
perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD
dengan pemberitahuan kepada DPRD. Jika program dan kegiatan
dimaksud terjadi setelah perubahan APBD ditetapkan, Pemerintah
daerah menyampaikan dalam laporan realisasi anggaran (LRA).
4. SKPD yang mengelola dana pendamping harus melaporkan
kegiatannya kepada Bupati dengan tembusan kepada PPKD,
inspektorat kabupaten, Bappeda.
5. Program dan kegiatan yang didanai dari DAK harus diselesaikan
paling lambat akhir tahun anggaran berjalan dan tidak dapat
diluncurkan pada tahun anggaran berikutnya.
D. Pinjaman Daerah
1. Dalam menyelenggarakan pemerintah daerah, pemerintah daerah
dapat melakukan pinjaman yang bersumber dari pemerintah daerah
lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank dan
masyarakat.
2. Besarnya pinjaman daerah yang dapat diajukan didasarkan pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Mekanisme dalam melakukan pinjaman daerah harus berpedoman
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan
memperhatikan kebutuhan daerah.
4. Pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan
persetujuan DPRD.
5. Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar
negeri, kecuali penerusan pinjaman hutang luar negeri.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


106

BAB VII
PEDOMAN DAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN
BANGUNAN NEGARA BESERTA LINGKUNGANNYA

A. Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Penyelenggaraan Pembangunan


Bangunan Negara dan Lingkungannya
1. Pedoman dan tata cara penyelenggaraan pembangunan bangunan
negara dan lingkungannya menjadi petunjuk bagi aparatur
pemerintah yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan
pembangunan gedung pemerintah, baik dalam hal pengendalian,
pelaksanaan, pengoperasian maupun pembiayaan proyek berdasarkan
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI Tanggal 27 Desember 2007
Nomor: 45/PRT/M/2007.
Pembangunan gedung pemerintah sebagaimana dimaksud adalah
pembangunan gedung Pemerintah yang
penyelenggaranya/pengelolaannya dilakukan oleh
dinas/instansi/badan/lembaga Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten
yang menggunakan biaya APBD Provinsi dan Kabupaten, APBN,
bantuan luar negeri (LOAN) atau BUMN/BUMD dan biaya dari sumber
lain.
Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam pedoman tata cara ini
meliputi:
a. pembangunan baru;
b. pembangunan lanjutan (termasuk penambahan elemen konstruksi
bangunan/ utilitas bangunan yang membentuk sistem baru pada
bangunan), dan;
c. perawatan dan pemeliharaan bangunan.
2. Penyelenggaraan pembangunan gedung pemerintah sebagaimana
dimaksud pada angka 1 (satu) dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan
Umum Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten
Banyuwangi.
a. Pengelola teknis proyek tidak mengambil alih tanggung jawab
kuasa pengguna anggaran, dan panitia/pejabat pengadaan baik
dari segi keuangan maupun dari segi fisik, maupun tanggungjawab
profesional pemberi/penyedia jasa konstruksi, seperti konsultan
perencana, konsultan pengawas atau konsultan managemen
konstruksi dan kontraktor yang melakukan hubungan kontraktual
dengan pejabat pelaksana teknik kegiatan;
b. pengelola teknis proyek bertugas dalam rangka pembinaan teknis,
memantau kegiatan para pemberi jasa konstruksi di lapangan,
serta pemberi masukan saran teknis dan administrasi kepada
pejabat pelaksana teknik kegiatan;

106

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


107

c. pengelola teknis proyek tidak melakukan kegiatan pengawasan


berkala, pengawasan teknis lapangan atau managemen konstruksi,
karena tidak berperan sebagai pemberi jasa kepada pejabat
pelaksana teknik kegiatan.
3. Pelaksanaan penyelenggaraan pembangunan gedung pemerintah dan
prasarana lingkungan yang memerlukan bantuan administrasi teknis,
pengelolaanya dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga,
Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Banyuwangi.
B. Komponen Biaya Pembangunan
Anggaran biaya pembangunan gedung negara/daerah ialah anggaran
yang tersedia dalam dokumen pembiayaan yang berupa DPA-SKPD yang
terdiri atas komponen biaya konstruksi fisik, biaya
manajemen/pengawasan konstruksi, biaya perencanaan konstruksi dan
biaya administrasi.
1. Biaya Konstruksi Fisik
Biaya konstruksi fisik adalah besarnya biaya yang dapat digunakan
untuk membiayai pelaksanaan konstruksi fisik bangunan yang
dilaksanakan oleh pihak ketiga secara kontraktual dari penjualan atau
pelelangan atau pemilihan langsung. Penggunaan biaya konstruksi
fisik diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Biaya konstruksi fisik dibebankan pada biaya komponen kegiatan
konstruksi fisik/kegiatan/proyek yang bersangkutan;
b. Biaya konstruksi fisik maksimum untuk pekerjaan standar
dihitung dari hasil perkalian total luas bangunan gedung negara
dengan standar harga satuan per m2 tertinggi yang berlaku;
c. Biaya konstruksi fisik pekerjaan yang belum ada pedoman harga
satuannya (non standar) dihitung dengan rincian kebutuhan nyata
dan dikonsultasikan dengan instansi teknis setempat.
d. Biaya konstruksi fisik ditetapkan berdasarkan hasil pelelangan
pekerjaan yang bersangkutan dengan plafon maksimum sebesar
biaya konstruksi fisik yang tercantum dalam dokumen
pembiayaan bangunan yang bersangkutan dan harus
dicantumkan dalam kontrak.
e. Biaya asuransi berupa jaminan pelaksanaan selama kegiatan
pelaksanaan konstruksi;
f. Biaya konstruksi fisik dapat dibayarkan secara bulanan atau
tahapan tertentu yang didasarkan prestasi/kemajuan pekerjaan
fisik di lapangan dan harus dicantumkan dalam syarat-syarat
umum kontrak.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


108

2. Biaya Perencanaan Konstruksi


Biaya perencanaan konstruksi yaitu besarnya biaya maksimum yang
dapat digunakan untuk membiayai perencanaan bangunan gedung
negara yang dilakukan oleh konsultan perencana secara kontraktual
dari hasil pelelangan, penunjukan langsung atau pemilihan langsung.
Besarnya biaya perencanaan dihitung berdasarkan nilai total
keseluruhan bangunan. Penggunaan biaya perencanaan diatur dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Biaya perencanaan dibebankan pada biaya komponen kegiatan
perencanaan proyek yang bersangkutan;
b. Besarnya nilai biaya perencanaan maksimum dihitung
berdasarkan persentase biaya perencanaan konstruksi terhadap
nilai biaya konstruksi fisik bangunan dengan mengacu pada
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
c. Biaya perencanaan pekerjaan yang belum ada pedoman harga
satuan tertingginya (non-standar) dihitung secara orang perbulan
dan biaya langsung yang bisa diganti, sesuai dengan ketentuan
billingrate yang berlaku;
d. Biaya perencanaan ditetapkan dari hasil pelelangan, pemilihan
langsung, maupun penunjukan langsung pekerjaan yang
bersangkutan, yang akan dicantumkan dalam kontrak, termasuk
biaya untuk:
1). honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;
2). materi dan penggandaan laporan;
3). pembelian dan atau sewa peralatan;
4). sewa kendaraan;
5). biaya rapat-rapat;
6). perjalanan (lokal maupun luar kota);
7). jasa dan over head manajemen konstruksi;
8). asuransi/pertanggungan (liability insurance);
9). pajak dan iuran di daerah lainnya.
3. Biaya Pengawasan Konstruksi
Yaitu besarnya biaya maksimum yang dapat digunakan untuk
membiayai pengawasan pembangunan bangunan gedung negara, yang
dilakukan oleh penyedia jasa pengawasan secara kontraktual dari
hasil seleksi atau penunjukan langsung.
Biaya pengawasan diatur sebagai berikut:
a. Biaya pengawasan dibebankan pada biaya untuk komponen
kegiatan pengawasan yang bersangkutan;
b. Besarnya nilai biaya pengawasan maksimum dihitung berdasarkan
prosentase biaya pengawasan konstruksi terhadap nilai biaya
konstruksi fisik bangunan;
c. Biaya pengawasan dihitung secara orang-bulan dan biaya langsung
yang bisa diganti, sesuai dengan ketentuan billing rate;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


109

d. Biaya pengawasan ditetapkan dari hasil seleksi atau penunjukan


langsung pekerjaan yang bersangkutan, yang akan dicantumkan
dalam kontrak termasuk biaya untuk:
1) honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;
2) materi dan penggandaan laporan;
3) pembelian dan atau sewa peralatan;
4) sewa kendaraan;
5) biaya rapat-rapat;
6) perjalanan (lokal maupun luar kota);
7) jasa dan overhead pengawasan;
8) asuransi/pertanggungan (indemnity insurance);
9) pajak dan iuran daerah lainnya.
e. Untuk pekerjaan yang berada di wilayah yang sukar
pencapaiannya/sukar dijangkau transportasi (remote area),
kebutuhan biaya untuk transportasi/dalam rangka survei,
penjelasan pekerjaan/aanwijzing, pengawasan berkala, opname
lapangan, koordinasi, monitoring dan evaluasi, serta biaya ke lokasi
tersebut, dapat diajukan sebagai biaya non standar, di luar
prosentase biaya pengawasan;
f. Pembayaran biaya pengawasan dapat dibayarkan secara bulanan
atau tahapan tertentu yang didasarkan pada pencapaian
prestasi/kemajuan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan, atau
penyelesaian tugas dan kewajiban.
C. Pembayaran Pekerjaan Jasa Konsultansi
Pembayaran biaya jasa konsultansi dibayarkan setelah pekerjaan selesai
100% atau dapat dengan cara:
1). Pembayaran Pertama.
Pembayaran pertama sebesar 30% dari nilai kontrak, setelah laporan
pendahuluan selesai dikerjakan oleh pihak kedua dan hasil pekerjaan
tersebut telah diperiksa dan disetujui oleh kuasa pengguna anggaran,
diketahui oleh pengguna anggaran, serta telah diserahterimakan
dengan berita acara serah terima kepada pihak pertama yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
2). Pembayaran Kedua.
Pembayaran kedua sebesar 30% dari kontrak setelah laporan antara
(interim report) selesai dikerjakan oleh pihak kedua dan hasil
pekerjaan tersebut telah diperiksa dan disetujui oleh kuasa pengguna
anggaran, diketahui oleh pengguna anggaran serta telah
diserahterimakan dengan berita acara serah terima kepada pihak
pertama yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak.
3) Pembayaran Ketiga.
Pembayaran ketiga sebesar 40% dari nilai kontrak setelah laporan
final (final report) selesai dikerjakan oleh pihak kedua dan hasil
pekerjaan tersebut telah diperiksa dan disetujui oleh kuasa pengguna
anggaran, diketahui oleh pengguna anggaran serta telah
diserahterimakan dengan berita acara serah terima kepada pihak
pertama yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


110

BAB VIII
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

A. KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN DALAM


PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG:

1. Pengaturan, pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan


penataan ruang wilayah kabupaten, dan rencana rinci tata ruang
kabupaten (Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten,
Rencana Tata Ruang Pulau dan Rencana Detail Tata Ruang);
2. Pelaksanaan penataan ruang wilayah Kabupaten;
3. Pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis Kabupaten;
4. Kerjasama penataan ruang dengan Provinsi dan antar kabupaten;
5. Mengkoordinasikan proses penyusunan RTRW Kabupaten dan Rencana
Rinci Tata Ruang Kabupaten dengan Stakeholder (BKPRD,
Instansi/Dinas terkait, Swasta, Institusi Pendidikan dan Masyarakat);
6. Mengkoordinasikan proses penyusunan RTRW Kabupaten dan Rencana
Rinci Tata Ruang Kabupaten kepada Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Pusat yang membidangi urusan tata ruang melalui BKPRD
Provinsi dan BKPRN guna mendapatkan persetujuan substansi teknis;
7. Penetapan peraturan daerah tentang RTRW Kabupaten dan Rencana
Rinci Tata Ruang Kabupaten;
8. Pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang Kabupaten dengan
meningkatkan peran serta pemerintah daerah, masyarakat dan dunia
usaha;
9. Pemberian izin pemanfaatan ruang sesuai dengan RTRW Kabupaten
dan Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten serta pembatalan izin
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTRW Kabupaten dan
Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten;
10. Pelaksanaan pengawasan terhadap pemanfaatan ruang wilayah
Kabupaten.

B. ASAS DAN TUJUAN PENATAAN RUANG:


Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, penataan ruang diselenggarakan berdasarkan asas:

a. keterpaduan;
b. keserasian, keselasaran dan keseimbangan;
c. keberlanjutan;
d. keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;

110

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


111

e. keterbukaan;
f. kebersamaan dan kemitraan;
g. pelindungan kepentingan umum;
h. kepastian hukum dan keadilan;
i. akuntabilitas.
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang
wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan
berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan nasional dengan
sasaran:
a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan
buatan;
b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan
sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia;
dan
c. terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak
negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

C. KLASIFIKASI PENATAAN RUANG:


Penataan Ruang di klasifikasikan berdasarkan:
a. Sistem:
- Sistem Wilayah;
- Sistem Internal Perkotaan.
b. Fungsi Utama Kawasan:
- Kawasan Lindung;
- Kawasan Budidaya.
c. Wilayah Administratif:
- Penataan Ruang Wilayah Nasional;
- Penataan Ruang Wilayah Provinsi;
- Penataan Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.
d. Kegiatan Kawasan:
- Penataan Ruang Kawasan Perkotaan;
- Penataan Ruang Kawasan Pedesaan.
e. Nilai Strategis Kawasan:
- Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
- Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi;
- Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


112

D. PERENCANAAN TATA RUANG:


Perencanaan Tata Ruang dilakukan untuk menghasilkan:
a. Rencana Umum Tata Ruang, terdiri atas:
- Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
- Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi;
- Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.
b. Rencana Rinci Tata Ruang, terdiri atas:
- Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan;
- Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional;
- Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi;
- Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten/Kota;
- Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota.
E. JANGKA WAKTU PERENCANAAN TATA RUANG:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional selama 20 Tahun;
b. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi selama 20 Tahun;
c. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota selama 20 Tahun.
F. KEGIATAN PENATAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN
Kegiatan penataan ruang wilayah Kabupaten dilaksanakan melalui
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang, yang meliputi:

1. Perencanaan Tata Ruang Wilayah


Rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota disusun berdasarkan
ketentuan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang pasal 25 dan pasal 26.
a) Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
mengacu pada:
1) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi;
2) Pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang;
3) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah.
b) Rencana Tata Ruang Kabupaten menjadi pedoman untuk:
1) Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah;
2) Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten;

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


113

3) Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfatan Ruang di


wilayah Kabupaten;
4) Penetapan Lokasi dan Fungsi Ruang untuk investasi;
5) Pengawasan terhadap izin lokasi pembangunan/izin pemanfaatan
ruang;
6) Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan
perkembangan wilayah kabupaten serta keserasian antar sektor.
2. Pemanfaatan Ruang
Pemanfaatan ruang dilakukan melalui pelaksanaan program
pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya yang antara lain meliputi:
a. Perumusan Kebijakan strategis operasional rencana tata ruang
wilayah Kabupaten;
b. Perumusan program sektoral dalam rangka perwujudan struktur
ruang dan pola ruang wilayah Kabupaten;
c. Pelaksanaan pembangunan sesuai dengan program pemanfaatan
ruang wilayah;
3. Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan
peraturan mengenai zonasi, perizinan, pemberian insentif dan
disinsentif serta pengenaan sanksi atas pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang rencana tata
ruang.
G. PENGAWASAN PENATAAN RUANG
Pengawasan penataan ruang dilakukan melalui tindakan pemantauan,
evaluasi dan pelaporan terhadap kinerja pengaturan, pembinaan dan
pelaksanaan penataan ruang agar tujuan pelaksanaan penataan ruang
dapat tercapai.
H. PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG
Dalam rangka mengantisipasi pesatnya pembangunan, peninjauan
kembali rencana tata ruang sebagaimana diatur dalam ketentuan pasal
26 ayat (5) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang dilakukan minimal setiap 5 (lima) tahun.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


114

I. KELEMBAGAAN PENATAAN RUANG


Dalam rangka koordinasi penataan ruang di daerah dibentuk Badan
Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD). Tugas badan ini diatur
tersendiri oleh Bupati/Walikota dengan mendasarkan pada Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi
Penataan Ruang Daerah, dengan struktur kelembagaan sebagai berikut:
a. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah ( BKPRD ) Kabupaten/Kota;
b. Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah ( BKPRD )
Kabupaten/Kota;
c. Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang;
d. Kelompok Kerja Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang.
J. PERAN SERTA MASYARAKAT
Peran serta masyarakat dalam penataan ruang diatur dalam:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak
dan Kewajiban serta Bentuk Dan Tata Cara Peran serta Masyarakat
dalam Penataan Ruang;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata
Cara Peran Masyarakat dalam Proses Perencanaan.
K. KEWENANGAN KABUPATEN DALAM KEGIATAN PENATAAN RUANG:
Penyelenggaraan kegiatan penataan ruang di Kabupaten Banyuwangi,
diatur sebagai berikut:
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi
berwenang:
a. menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten;
b. menyusun Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten meliputi:
- Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten;
- Rencana Tata Ruang Pulau/Rencana Zonasi Wilayah Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil.
- Rencana Detail Tata Ruang.
c. memberikan advice planning dalam rangka izin pemanfaatan dan
izin pengendalian pemanfaatan ruang.
2) Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang
Kabupaten Banyuwangi yang membidangi penataan ruang berwenang:
a. mengatur pengendalian tata bangunan dan lingkungan;
b. memberikan izin rencana tapak dan izin mendirikan bangunan;
c. menyusun rencana rinci tata ruang dan pengaturan teknis
peruntukan ruang beserta pengendaliannya yang meliputi:
- Rencana Teknik Tata Ruang Kota;
- Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


115

BAB IX

PENUTUP

Demikianlah Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja


Daerah ini dibuat untuk dilaksanakan dalam Tahun Anggaran 2018.

Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman Pelaksanaan APBD Tahun


Anggaran 2018 ini, sepanjang menyangkut pengaturan pengelolaan kegiatan
yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, akan diatur
lebih lanjut dengan Keputusan Bupati Banyuwangi.

BUPATI BANYUWANGI,

Ttd.

H. ABDULLAH AZWAR ANAS

115

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


14

LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI BANYUWANGI


NOMOR : 55 Tahun 2017
TANGGAL : 13 Desember 2017

Format 1- Surat Pernyataan Pengajuan SPP- UP

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah

SURAT PERNYATAAN PENGAJUAN SPP- UP


Nomor: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Sehubungan dengan Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP)


Nomor: . . . . . . . ,Tanggal. . . . . . . . . yang kami ajukan sebesar Rp . . . . . . . . . . . .
. (terbilang . . . . . . . . . . ) untuk keperluan SKPD . . . .. . . . Tahun Anggaran 2018,
dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Jumlah Uang Persediaan (UP) tersebut di atas akan dipergunakan untuk


keperluan guna membiayai kegiatan yang akan kami laksanakan sesuai DPA-
SKPD.

2. Jumlah Uang Persediaan (UP) tersebut tidak akan digunakan untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran yang menurut ketentuan yang berlaku harus
dilakukan dengan Pembayaran Langsung (LS).

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk melengkapai persyaratan


pengajuan SPM-UP SKPD kami.

Banyuwangi, . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
Pengguna Anggaran/
Kuasa Pengguna Anggaran,

(Nama lengkap)
NIP

116

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


117

Format 2-SPP UP

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN
(SPP-UP)

Nomor: . . . . . . Tahun 2018

SURAT PENGANTAR

Kepada Yth.
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
Nama SKPD
Di Tempat

Dengan memperhatikan Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor ........................


Tahun ............................. tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2018,
bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan
sebagai berikut:

a. Urusan Pemerintah : ........


b. SKPD : ........
c. Tahun Anggaran : ........
d. Dasar Pengeluaran : ........
e. Nomor dan tanggal : ........
f. Jumlah Dana Tertinggi : Rp . . . . . .
(terbilang ....................................... )
g. Nama Bendahara Pengeluaran :........... ...
h. Jumlah Pembayaran yang diminta : Rp . . . . . . . . . . . .
(terbilang ..................................... . )
i. Nama dan Nomor Rekening Bank : . . . . . . . . .

Banyuwangi, . . . . . . . .
Bendahara Pengeluaran,

(Nama lengkap)
NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


118

Format 3

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN
(SPP-UP)
Nomor: . . . . . . Tahun 2018

RINGKASAN

Berdasarkan Keputusan Bupati Banyuwangi Nomor: .....................................


tanggal ................................. tentang Penetapan Jumlah Uang Persediaan untuk
SKPD ......................................... sejumlah Rp .......................................

Terbilang: .........................................

Banyuwangi, . . . . . . . .
Bendahara Pengeluaran,

(Nama lengkap)
NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


119

Format 4

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN
(SPP-UP)
Nomor: . . . . . . Tahun 2018

RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN

No. Kode Rekening Uraian Jumlah

TOTAL

Terbilang: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Banyuwangi, . . . . . . . .
Bendahara Pengeluaran,

(Nama lengkap)
NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


120

Format 5

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


NOTA PENCAIRAN DANA
(NPD)
Nomor: . . . . . Tahun 2018

BENDAHARA PENGELUARAN
NAMA UNIT SKPD
Supaya mencairkan dana kepada :
1. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan melalui Bendahara Pengeluaran Pembantu : ............

2. Program :.......
3. Kegiatan :.......
4. Nomor DPA/DPPA/DPAL-SKPD :.......
5. Tahun Anggaran : 2017
6. Jumlah Dana Yang diminta : Rp. . . . . .
(Terbilang ................................................................................................)
Pembebanan pada kode rekening :
Akumulasi
No. Kode Pencairan
Uraian Anggaran Pencairan Sisa
Urut Rekening Saat ini
Sebelumnya
1.
2.
3.
4.
5.
6.
JUMLAH xxx
Potongan-Potongan:
PPN Rp.
PPh Rp.
Jumlah yang diminta : Rp
Potongan : Rp
Jumlah yang dibayarkan : Rp
(Terbilang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .)

Mengetahui, Banyuwangi, . . . . . . . .

Pengguna Anggaran Kuasa Pengguna Anggaran

(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)


NIP. NIP.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


121

Format 5.a

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


NOTA PENCAIRAN DANA
(NPD)
Nomor: . . . . . Tahun 2018

BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU


NAMA UNIT SKPD
Supaya mencairkan dana kepada :
1. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan : ..............................

2. Program :.......
3. Kegiatan :.......
4. Nomor DPA/DPPA/DPAL-SKPD :.......
5. Tahun Anggaran : 2017
6. Jumlah Dana Yang diminta : Rp. . . . . .
(Terbilang ................................................................................................)
Pembebanan pada kode rekening :
Akumulasi
No. Kode Pencairan
Uraian Anggaran Pencairan Sisa
Urut Rekening Saat ini
Sebelumnya
1.
2.
3.
4.
5.
6.
JUMLAH xxx
Potongan-Potongan:
PPN Rp.
PPh Rp.
Jumlah yang diminta : Rp
Potongan : Rp
Jumlah yang dibayarkan : Rp
(Terbilang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .)

Mengetahui, Banyuwangi, . . . . . . . .

Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


122

Format 6-Surat Pernyataan Pengajuan SPM- GU

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah

SURAT PERNYATAAN PENGAJUAN SPP-GU


Nomor: . . . . . . . . . .

Sehubungan dengan Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang


Persediaan (SPP-GU) yang kami ajukan sebesar Rp .....................(terbilang ...........).
Untuk keperluan SKPD ...................... Tahun Anggaran 2018, dengan ini
menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Jumlah Ganti Uang Persediaan (GU) tersebut diatas akan dipergunakan untuk
keperluan guna membiayai kegiatan yang akan kami laksanakan sesuai DPA-
SKPD.

2. Jumlah Ganti Uang Persediaan (GU) tersebut tidak akan digunakan untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran yang menurut ketentuan yang berlaku
harus dilakukan dengan pembayaran langsung (LS).

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk melengkapi persyaratan


pengajuan SPM-GU SKPD kami.

Banyuwangi, . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
Pengguna Anggaran/
Kuasa Pengguna Anggaran,

(Nama lengkap)
NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


123

Format 7-SPP GU

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN
(SPP-GU)

Nomor: ................... Tahun 2018

SURAT PENGANTAR

Kepada Yth.
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
SKPD . . . . . .
Di Tempat

Dengan memperhatikan Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor .........................


Tahun .......................... tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2016, bersama
ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang Persediaan
sebagai berikut:

a. Urusan Pemerintah : ....................


b. SKPD : ....................
c. Tahun Anggaran : ....................
d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor : ....................
e. Jumlah Sisa Dana SPD : Rp ...............
(terbilang .................... )
f. Nama Bendahara Pengeluaran : ....................
g. Jumlah Pembayaran yang diminta : Rp ...............
(terbilang .................... )
h. Nama dan Nomor Rekening Bank : ....................

Banyuwangi, . . . . . . . .
Bendahara Pengeluaran,

(Nama lengkap)
NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


124

Format 8

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN
(SPP-GU)
Nomor: . . . . . . . . . . . Tahun 2018

RINGKASAN

RINGKASAN DPA/ DPPA/ DPAL - SKPD

Jumlah dana DPA-SKPD/ DPPA-SKPD/ DPAL-SKPD Rp. . . . . . . . . . . . (I)

Ringkasan SPD

No.
Nomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana
Urut
1
2
JUMLAH xxxx Rp. . . . . . . . . . . . (II)

Sisa dana yang belum di SPD-kan (I-II) xxx Rp. . . . . . . . . . . . . .

RINGKASAN BELANJA
Belanja UP/ GU
Belanja TU
Belanja LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
Belanja LS Pengadaan Barang dan Jasa
JUMLAH xxxx Rp. . . . . . . . . . . (III)
Sisa SPD yang telah diterbitkan, belum dibelanjakan (II-III) xxxx Rp. . . . . . . . . . . . . .

Banyuwangi, . . . . . . . .
Bendahara Pengeluaran,

(Nama lengkap)
NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


125

Format 9

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN
(SPP-GU)

Nomor: . . . . . . Tahun 2018

RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN

NO KODE REKENING URAIAN JUMLAH

1.

2.

3.

TOTAL

Terbilang : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Banyuwangi, . . . . . . . .
Bendahara Pengeluaran,

(Nama lengkap)
NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


126

Format 10-Surat Pernyataan Pengajuan SPP- TU

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah

SURAT PERNYATAAN PENGAJUAN SPP-TU


Nomor: . . . . . . . . . .

Sehubungan dengan Surat Permintaan Pembayaran Tambahan


Uang Persediaan (SPP-TU) yang kami ajukan sebesar Rp ....................
(terbilang .........................). Untuk keperluan SKPD . .....................Tahun
Anggaran2018, dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Jumlah Tambahan Uang Persediaan (TU) tersebut di atas akan dipergunakan


untuk keperluan khusus guna membiayai kegiatan yang tidak dapat ditunda.

2. Jumlah Tambahan Uang Persediaan (TU) tersebut tidak akan digunakan untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran yang menurut ketentuan yang berlaku
harus dilakukan dengan pembayaran langsung (LS).

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk melengkapi persyaratan


pengajuan SPP-TU SKPD kami.

Banyuwangi, . . . . . . . . . . . . . . . .
Pengguna Anggaran/
Kuasa Pengguna Anggaran,

(Nama lengkap)
NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


127

Format 11-SPP TU

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN
(SPP-TU)

Nomor: . . . . . . Tahun 2018

SURAT PENGANTAR

Kepada Yth.
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
SKPD . . . . . .
Di Tempat

Dengan memperhatikan Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor . . . Tahun. . . .


tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2018, bersama ini kami mengajukan
Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang Persediaan sebagai berikut:

a. Urusan Pemerintah : ....................


b. SKPD : ....................
c. Tahun Anggaran : ....................
d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor : ....................
e. Jumlah Sisa Dana SPD : Rp ...............
(terbilang .................... )
f. Nama Bendahara Pengeluaran : ....................
g. Jumlah Pembayaran yang diminta : Rp ................
(terbilang .................... )
h. Nama dan Nomor Rekening Bank : ....................

Banyuwangi, . . . . . . . .
Bendahara Pengeluaran,

(Nama lengkap)
NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


128

Format 12

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN
(SPP-TU)

Nomor: . . . . . . Tahun 2018

RINGKASAN

RINGKASAN DPA/ DPPA/ DPAL - SKPD

Jumlah dana DPA-SKPD/ DPPA-SKPD/ DPAL-SKPD Rp. . . . . . . . . . . . (I)

Ringkasan SPD

No.
Nomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana
Urut
1
2
JUMLAH xxxx Rp. . . . . . . . . . . . (II)

Sisa dana yang belum di SPD-kan (I-II) xxx Rp. . . . . . . . . . . . . .

RINGKASAN BELANJA
Belanja UP/ GU
Belanja TU
Belanja LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
Belanja LS Pengadaan Barang dan Jasa
JUMLAH xxxx Rp. . . . . . . . . . . (III)
Sisa SPD yang telah diterbitkan, belum dibelanjakan (II-III) xxxx Rp. . . . . . . . . . . . . .

Banyuwangi, . . . . . . . .
Bendahara Pengeluaran,

(Nama lengkap)
NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


129

Format 13

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN
(SPP-TU)

Nomor: . . . . . . Tahun 2018

RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN

Program : Kegiatan : Waktu Pelaksanaan :

No. Urut Kode Rekening Uraian Jumlah

SUB TOTAL Rp. . . . . . . . . . . . . . . . .

Program : Kegiatan : Waktu Pelaksanaan :

No. Urut Kode Rekening Uraian Jumlah

SUB TOTAL Rp. . . . . . . . . . . . . . . . .

TOTAL Rp. . . . . . . . . . . . . . . . .

Terbilang : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Banyuwangi, . . . . . . . .
Bendahara Pengeluaran,

(Nama lengkap)
NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


130

Format 14-SPP LS GAJI DAN TUNJANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN TUNJANGAN (SPP-
LS-GAJI-TUNJANGAN)

Nomor: . . . . . . Tahun 2018

SURAT PENGANTAR

Kepada Yth.
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
SKPD . . . . . .
Di Tempat

Dengan memperhatikan Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor . . . Tahun. . . .


tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2018, bersama ini kami mengajukan
Surat Permintaan Pembayaran Langsung Gaji dan Tunjangan sebagai berikut:

a. Urusan Pemerintah : ....................


b. SKPD : ....................
c. Tahun Anggaran : ....................
d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor : ....................
e. Jumlah Sisa Dana SPD : Rp ...............
(terbilang .................... )
f. Untuk Keperluan Bulan : ....................
g. Nama Bendahara Pengeluaran : ....................
h. Jumlah Pembayaran yang diminta : Rp ....................
(terbilang .................... )
i. Nama dan Nomor Rekening Bank : ....................

Banyuwangi, . . . . . . . .
Bendahara Pengeluaran,

(Nama lengkap)
NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


131

Format 15

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN TUNJANGAN
(SPP-LS GAJI-TUNJANGAN)

Nomor: . . . . . . Tahun 2018

RINGKASAN

RINGKASAN DPA/ DPPA/ DPAL - SKPD

Jumlah dana DPA-SKPD/ DPPA-SKPD/ DPAL-SKPD Rp. . . . . . . . . . . . (I)

Ringkasan SPD

No.
Nomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana
Urut
1
2
JUMLAH xxxx Rp. . . . . . . . . . . . (II)

Sisa dana yang belum di SPD-kan (I-II) xxx Rp. . . . . . . . . . . . . .

RINGKASAN BELANJA
Belanja UP/ GU
Belanja TU
Belanja LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
Belanja LS Pengadaan Barang dan Jasa
JUMLAH xxxx Rp. . . . . . . . . . . (III)
Sisa SPD yang telah diterbitkan, belum dibelanjakan (II-III) xxxx Rp. . . . . . . . . . . . . .

Banyuwangi, . . . . . . . .
Bendahara Pengeluaran,

(Nama lengkap)
NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


132

Format 16

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN TUNJANGAN
(SPP-LS GAJI-TUNJANGAN)
Nomor: . . . . . . Tahun 2018

RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN DANA

Bulan: . . . . . . . . .

JUMLAH
NO KODE REKENING URAIAN
(Rp)

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Jumlah

Banyuwangi, . . . . . . . .
Bendahara Pengeluaran,

(Nama lengkap)
NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


133

Format 17 - Surat Pernyataan Pengajuan SPM- LS

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah

SURAT PERNYATAAN PENGAJUAN SPM-LS


Nomor: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Sehubungan dengan Surat Perintah Membayar Langsung (SPP-LS) yang


kami ajukan sebesar Rp . . . . . . . . . . (terbilang . . . . . . .), dengan ini menyatakan
dengan sebenarnya bahwa:

1 Pembayaran Langsung tersebut untuk program . . . . . . . kegiatan . . . . . . Tahun


Anggaran 2018.

2 Jumlah Pembayaran Langsung tersebut dipergunakan untuk membayar tagihan


pihak ketiga sesuai Perjanjian/Kontrak Kerja/Surat Perintah Kerja/yang telah
dilaksanakan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk melengkapai persyaratan


pengajuan SPM-LS SKPD kami.

Banyuwangi, . . . . . . . . . . . . . . . .
Pengguna Anggaran/
Kuasa Pengguna Anggaran,

(Nama lengkap)
NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


134

Format 18-SPP LS Barang dan Jasa

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA
(SPP-LS BARANG DAN JASA)

Nomor: . . . . . . Tahun 2018

SURAT PENGANTAR

Kepada Yth.
Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran
SKPD
Di Tempat

Dengan memperhatikan Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor . . . . Tahun . . . .


tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2018, dengan ini kami ajukan Surat
Permintaan Pembayaran Langsung Barang dan Jasa sebagai berikut:

a. Urusan Pemerintah : ....................


b. SKPD : ....................
c. Tahun Anggaran : ....................
d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor : ....................
e. Jumlah Sisa Dana SPD : Rp ...............
(terbilang .................... )
f. Nama Bendahara Pengeluaran : ....................
g. Jumlah Pembayaran yang diminta : Rp ................
(terbilang .................... )
h. Nama dan Nomor Rekening Bank : ....................

Banyuwangi, . . . . . . . .
Mengetahui, Bendahara Pengeluaran,
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

(Nama lengkap) (Nama lengkap)


NIP NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


135

Format 19
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA
(SPP-LS BARANG DAN JASA)
Nomor: . . . . . . Tahun 2018
RINGKASAN
RINGKASAN KEGIATAN
1 Program
2 Kegiatan
3 Nomor dan Tanggal
DPA/DPPA/DPAL-SKPD
4 Nama Perusahaan
5 Bentuk Perusahaan a. PT/NV b. CV c. Firma d. UD e. Lain-lain
6 Alamat Perusahaan
7 Nama Pimpinan Perusahaan
8 Nama dan Nomor Rekening Bank
9 Nomor Kontrak
10 Kegiatan Lanjutan Ya / Bukan
11 Waktu Pelaksanaan Kegiatan
12 Deskripsi Pekerjaan
RINGKASAN DPA/DPPA/DPAL-SKPD

Jumlah Dana DPA-SKPD/ DPPA-SKPD/ DPAL SKPD Rp. ...................... (I)


RINGKASAN SPD
No.
Nomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana
Urut
1
2
Jumlah Rp. ...................... (II)
Sisa dana yang belum di SPD-kan (I-II) Rp.

RINGKASAN BELANJA
Belanja UP/GU
Belanja TU
Belanja LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
Belanja LS Pengadaan Barang dan Jasa
Jumlah Rp. ...................... (III)
Sisa SPD yang telah diterbitkan, belum dibelanjakan (II-III) Rp.

Banyuwangi, . . . . . . . .
Mengetahui Bendahara Pengeluaran,
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan,

(Nama lengkap) (Nama lengkap)


NIP NIP
Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018
136

Format 20

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA
(SPP-LS BARANG DAN JASA)

Nomor: . . . . . . Tahun 2018

RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN DANA

NO KODE REKENING URAIAN JUMLAH (Rp)

Jumlah

Banyuwangi, . . . . . . . .
Mengetahui Bendahara Pengeluaran,
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan,

(Nama lengkap) (Nama lengkap)


NIP NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


137

Format 21-SPP LS Belanja Tidak Langsung

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG
BELANJA PENGELUARAN PPKD

Nomor: . . . . . . Tahun 2018

SURAT PENGANTAR

Kepada Yth.
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Di Tempat

Dengan memperhatikan Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor . . . Tahun . . . .


tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2018, bersama ini kami mengajukan
Surat Permintaan Pembayaran Langsung sebagai berikut:

a. Urusan Pemerintah : ....................


b. SKPD : ....................
c. Tahun Anggaran : ....................
d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor : ....................
e. Jumlah Sisa Dana SPD : Rp ...............
(terbilang .................... )
f. Nama Bendahara Pengeluaran : ....................
g. Jumlah Pembayaran yang diminta : Rp ................
(terbilang .................... )
h. Nama dan Nomor Rekening Bank : ....................

Banyuwangi, . . . . . . . .
Bendahara Pengeluaran,

(Nama lengkap)
NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


138

Format 22

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG
BELANJA PENGELUARAN PPKD

Nomor: . . . . . . Tahun 2018

RINGKASAN

RINGKASAN DPA/ DPPA/ DPAL - SKPD

Jumlah dana DPA-SKPD/ DPPA-SKPD/ DPAL-SKPD Rp. . . . . . . . . . . . (I)

Ringkasan SPD

No.
Nomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana
Urut
1
2
JUMLAH xxxx Rp. . . . . . . . . . . . (II)

Sisa dana yang belum di SPD-kan (I-II) xxx Rp. . . . . . . . . . . . . .

RINGKASAN BELANJA
Belanja UP/ GU
Belanja TU
Belanja LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
Belanja LS Pengadaan Barang dan Jasa
JUMLAH xxxx Rp. . . . . . . . . . . (III)
Sisa SPD yang telah diterbitkan, belum dibelanjakan (II-III) xxxx Rp. . . . . . . . . . . . . .

Banyuwangi, . . . . . . . .
Bendahara Pengeluaran,

(Nama lengkap)
NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


139

Format 23

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG
BELANJA PENGELUARAN PPKD

Nomor: . . . . . . Tahun 2018

RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN DANA

NO KODE REKENING URAIAN JUMLAH (Rp)

Jumlah

Banyuwangi, . . . . . . . .
Bendahara Pengeluaran,

(Nama lengkap)
NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


140

Format 24 - Penelitian Kelengkapan Dokumen SPP

1. SPP-UP
PENELITIAN KELENGKAPAN DOKUMEN
SPP-UP

Surat Pengantar SPP-UP


Ringkasan SPP-UP
Rincian SPP-UP
Salinan SPD
Surat Pernyataan untuk ditandatangani oleh Pengguna Anggaran/
Kuasa Pengguna Anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta
tidak dipergunakan untuk keperluan selain uang persediaan saat SP2D
pengajuan kepada Kuasa BUD

Surat Pernyataan PPK-SKPD


SPM - UP *)
Nota Dinas permohonan persetujuan pencairan UP yang sudah mendapatkan
persetujuan Pengguna Anggaran
Surat Keputusan Bupati Banyuwangi tentang besaran nilai UP

PENELITI KELENGKAPAN DOKUMEN SPP-UP


Tanggal : .................................................
Nama : .................................................
NIP. : .................................................
Tanda Tangan : .................................................

Lembar Asli : Untuk Pengguna Anggaran / PPK-SKPD


Salinan 1 : Untuk Kuasa BUD
Salinan 2 : Untuk Bendahara Pengeluaran / PPTK
Salinan 3 : Untuk Arsip Bendahara Pengeluaran / PPTK
*) : Chek list PPKD

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


141

2. SPP – GU

PENELITIAN KELENGKAPAN DOKUMEN


SPP-GU

Surat Pengantar SPP-GU


Ringkasan SPP-GU
Rincian SPP-GU
Salinan SPD
Surat Pengesahan Laporan Pertangunggjawaban Bendahara Pengeluaran
atas penggunaan dana SPP-UP/GU/TU sebelumnya
Draft Surat Pernyataan untuk ditandatangani oleh Pengguna Anggaran/
Kuasa Pengguna Anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta
tidak dipergunakan untuk keperluan selain uang persediaan saat SP2D
pengajuan kepada Kuasa BUD
Surat Pernyataan PPK-SKPD
SPM-GU *)
Nota Dinas Pencairan yang telah mendapatkan persetujuan PA
Salinan DPA dan Anggaran Kas
Lampiran lainnya
Lampiran Dokumen SPJ Belanja Barang/Jasa menyesuaikan
Dokumen Pengajuan Barang dan Jasa SPP LS

PENELITI KELENGKAPAN DOKUMEN SPP-GU


Tanggal : .................................................
Nama : .................................................
NIP. : .................................................
Tanda Tangan : .................................................

Lembar Asli : Untuk Pengguna Anggaran / PPK-SKPD


Salinan 1 : Untuk Kuasa BUD
Salinan 2 : Untuk Bendahara Pengeluaran / PPTK
Salinan 3 : Untuk Arsip Bendahara Pengeluaran / PPTK
*) : Chek list PPKD

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


142

3. SPP-TU
PENELITIAN KELENGKAPAN DOKUMEN
SPP-TU

Surat Pengantar SPP-TU


Ringkasan SPP-TU
Rincian SPP-TU
Salinan SPD
Surat Pernyataan untuk ditandatangani oleh Pengguna Anggaran/
Kuasa Pengguna Anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta
tidak dipergunakan untuk keperluan selain uang persediaan saat pengajuan
SP2D kepada Kuasa BUD
Surat Pernyataan PPK-SKPD
Surat Keterangan yang memuat penjelasan keperluan pengisian Tambahan
Uang Persediaan serta surat persetujuan pemberian Tambahan Uang dari PPKD
SPM - TU *)
Nota Dinas permohonan persetujuan pencairan TU yang sudah mendapatkan
persetujuan Pengguna Anggaran
Salinan DPA dan Anggaran Kas
Surat pengesahan laporan pertangungjawaban Bendahara Pengeluaran atas
penggunaan dana SPP UP/GU/TU

PENELITI KELENGKAPAN DOKUMEN SPP-TU


Tanggal : .................................................
Nama : .................................................
NIP. : .................................................
Tanda Tangan : .................................................

Lembar Asli : Untuk Pengguna Anggaran / PPK-SKPD


Salinan 1 : Untuk Kuasa BUD
Salinan 2 : Untuk Bendahara Pengeluaran / PPTK
Salinan 3 : Untuk Arsip Bendahara Pengeluaran / PPTK
*) : Chek list PPKD

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


143

4. SPP-LS (khusus pembayaran gaji dan tunjangan)

PENELITIAN KELENGKAPAN DOKUMEN


SPP-LS Gaji dan Tunjangan

Surat Pengantar SPP-LS


Ringkasan SPP-LS
Rincian SPP-LS
Pembayaran Gaji Induk
Gaji Susulan
Kekurangan Gaji
Gaji Terusan
Uang duka wafat/tewas yang dilengkapi dengan daftar gaji induk/gaji
susulan/kekurangan gaji/uang duka wafat/tewas
SK CPNS
SK PNS
SK Kenaikan Pangkat
Kenaikan Gaji Berkala
Surat Pernyataan Pelantikan
Surat Pernyataan Masih Menduduki Jabatan
Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas
Daftar Keluarga (KP4)
Fotokopi Surat Nikah
Fotokopi Akte Kelahiran
SKPP
Daftar Potongan Sewa Rumah Dinas
Surat Keterangan Masih Sekolah/Kuliah
Surat Pindah
Surat Kematian
SSP PPh pasal 21
Pearturan Perundang-undangan mengenai penghasilan pimpinan dan anggota DPRD
serta gaji dan tunjangan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah

PENELITI KELENGKAPAN DOKUMEN SPP


Tanggal : .................................................
Nama : .................................................
NIP. : .................................................
Tanda Tangan : .................................................

Lembar Asli : Untuk Pengguna Anggaran / PPK-SKPD


Salinan 1 : Untuk Kuasa BUD
Salinan 2 : Untuk Bendahara Pengeluaran / PPTK
Salinan 3 : Untuk Arsip Bendahara Pengeluaran / PPTK

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


144

5. SPP-LS (khusus pengadaan barang dan jasa)

PENELITIAN KELENGKAPAN DOKUMEN


SPP-LS
Sura t Penga nta r SPP-LS
Ri ngka s a n SPP-LS
Ri nci a n SPP-LS
Sa l i na n SPD
SPM-LS denga n menca ntumka n na ma di rektur da ri pi ha k keti ga
Sura t Pernya ta a n untuk di ta nda ta nga ni ol eh Pengguna Angga ra n/Kua s a Pengguna Angga ra n ya ng -
menya ta ka n ba hwa ua ng ya ng di mi nta ti da k di perguna ka n untuk keperl ua n s el a i n bel a nja -
l a ngs ung s a a t penga jua n SP2D kepa da kua s a BUD
Sura t Pernya ta a n PPK-SKPD
Nota Di na s Permohona n pers etujua n penca i ra n LS ya ng s uda h menda pa tka n pers etujua n PA
Foto copy DPA da n Angga ra n Ka s
La mpi ra n e-bi l l i ng pa ja k
Nilai Pengadaan sampai dengan Rp 10.000.000,00
Nota /fa ktur ya ng di ta nda ta nga ni ol eh Penyedi a Ba ra ng/Ja s a da n Penyi mpa n Ba ra ng,
untuk penga da a n ma ka na n da n mi numa n nota /fa ktur di ta nda ta nga ni ol eh penyedi a ba ra ng
da n di teri ma ol eh PA/KPA
Nilai Pengadaan di atas Rp 10.000.000,00 s/d Rp 50.000.000,00
Sura t Permi nta a n Ba ra ng/Ja s a
Beri ta Aca ra Sera h Teri ma Pekerja a n/Ba ra ng/Ja s a
Kwi ta ns i berma tera i ya ng di ta nda ta nga ni ol eh Penyedi a Ba ra ng/ja s a ,da n PPTK s erta -
di s etujui di ba ya r ol eh PA/KPA
Bukti pemba ya ra n pa ja k mi nera l buka n l oga m & ba tua n untuk pekerja a n kons truks i
Nilai Pengadaan di atas Rp 50.000.000,00 sampai dengan Rp 200.000.000,00
Sura t Peri nta h Kerja / Dokumen SPK denga n menca ntumka n nomor rekeni ng pi ha k keti ga
Beri ta Aca ra Pemeri ks a a n Ba ra ng/Ja s a , ya ng di ta nda ta nga ni ol eh pi ha k keti ga s erta uns ur
Pa ni ti a Pemeri ks a Ba ra ng/Ja s a beri kut La mpi ra n Da fta r Ba ra ng ya ng di peri ks a
Beri ta Aca ra Sera h Teri ma Pekerja a n/Ba ra ng/Ja s a
Kwi ta ns i berma tera i ya ng di ta nda ta nga ni ol eh Penyedi a Ba ra ng/Ja s a da n PPTK s erta -
di s etujui di ba ya r ol eh PA/KPA
Sura t Pemberi ta hua n potonga n denda keterl a mba ta n pekerja a n da ri PPTK a pa bi l a -
pekerja a n menga l a mi keterl a mba ta n
Foto/buku/dokumenta s i kema jua n/penyel es a i a n pekerja a n
Bukti pemba ya ra n a s ura ns i tena ga kerja da ri BPJS Ketena ga kerja a n
Bukti pemba ya ra n pa ja k mi nera l buka n l oga m & ba tua n/pa ja k res tora n/pa ja k hotel
Ja mi na n Pemel i ha ra a n ya ng di terbi tka n ba nk umum/Perus a ha a n Penja mi na n/Perus a ha a n -
As ura ns i ya ng memi l i ki i ji n untuk menjua l produk ja mi na n (suretyship)
Nilai Pengadaan di atas Rp 200.000.000,00
Sura t Perja nji a n/Kontra k a nta ra PA/Kua s a PA s el a ku Peja ba t Pembua t Komi tmen -
denga n pi ha k keti ga s erta menca ntumka n nomor rekeni ng ba nk pi ha k keti ga
Beri ta Aca ra Penyel es a i a n/kema jua n Pekerja a n (khus us untuk Ja s a Kons ul ta ns i )
Beri ta Aca ra Pemeri ks a a n Ba ra ng/Ja s a , ya ng di ta nda ta nga ni ol eh pi ha k keti ga s erta uns ur
Pa ni ti a Pemeri ks a Ba ra ng/Ja s a beri kut La mpi ra n Da fta r Ba ra ng ya ng di peri ks a
Beri ta Aca ra Sera h Teri ma Pekerja a n/Ba ra ng/Ja s a
Beri ta Aca ra Pemba ya ra n
Kwi ta ns i berma tera i ya ng di ta nda ta nga ni ol eh Penyedi a Ba ra ng/ja s a ,da n PPTK s erta
di s etujui di ba ya r ol eh PA/KPA
Sura t Ja mi na n Pel a ks a na a n ya ng di kel ua rka n ol eh Ba nk umum Pemeri nta h
Sura t Pemberi ta hua n potonga n denda keterl a mba ta n pekerja a n da ri PPTK a pa bi l a -
pekerja a n menga l a mi keterl a mba ta n
Foto/buku/dokumenta s i kema jua n/penyel es a i a n pekerja a n
Bukti pemba ya ra n a s ura ns i tena ga kerja da ri BPJS Ketena ga kerja a n
Bukti pemba ya ra n pa ja k mi nera l buka n l oga m & ba tua n/pa ja k res tora n/pa ja k hotel
Ja mi na n Pemel i ha ra a n ya ng di terbi tka n ba nk umum/Perus a ha a n Penja mi na n/Perus a ha a n -
As ura ns i ya ng memi l i ki i ji n untuk menjua l produk ja mi na n (suretyship)

PENELITI KELENGKAPAN DOKUMEN SPP


Ta ngga l : ........................................
Na ma : ........................................
NIP. : ........................................
Ta nda Ta nga n : ........................................

Lembar Asli : Untuk Pengguna Anggaran/PPK-SKPD


Salinan 1 : Untuk Kuasa BUD
Salinan 2 : Untuk Bendahar Pengeluaran/PPTK
Salinan 3 : Untuk Arsip Bendahar Pengeluaran/PPTK

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


145

Format 25 – SuratPernyataanPejabatPenatausahaanKeuangan

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


SKPD: …………………………………………………………...

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawahini

Nama : …………………………….

NIP : …………………………….

Jabatan : ……………………………

Menyatakanbahwaberkaspengajuan SPP – LS/GU/GAJI/TU/UP No. : ……………


sebesar …………………………..

UntukPembayaran

Program : ………………………………………….

Kegiatan : ………………………………………….

Besertadokumenpendukungnyasudah kami
verifikasidengantelitidansesuaidenganperaturanperundang-undangan yang
berlaku.

DemikianSuratPernyataaninidibuatuntukmelengkapipersyaratanpengajuan SPP-
LS/GU/GAJI/UP kami.

Banyuwangi, …………………….

PejabatPenatausahaanKeuangan

(Namalengkap )
NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


146

Format 26 - Surat Tanda Setoran

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


SURAT TANDA SETORAN
(STS)
STS No. . . . Bank :
...... Kode Rekening :
.......
Harap diterima uang sebesar . . . . . .
(dengan huruf . . . . . . . . . . . . . . . . .)

Dengan rincian penerimaan sebagai berikut :


Jumlah
No. Kode Rekening Uraian Rincian Obyek
(Rp)

Jumlah

Uang tersebut diterima pada tanggal . . . . . . . .

Mengetahui,
Pengguna Anggaran/ Banyuwangi, . . .
Kuasa Pengguna Anggaran * Bendahara Penerimaan/
Bendahara Penerimaan Pembantu

(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)


NIP. NIP.

(Catatan: STS dilampiri Slip Setoran Bank)

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


147

Format 27 - Tanda Bukti Pembayaran

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


TANDA BUKTI PEMBAYARAN
NOMOR BUKTI . . . . . . .

a. Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu .................................


b. Telah Menerima Uang sebesar Rp.
(dengan huruf . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .)
c. Dari Nama :
Alamat :
d. Sebagai Pembayaran :

Kode Rekening Jumlah (Rp.)

e Tanggal diterima uang . . . . . . .

Mengetahui Banyuwangi, .......................


Pengguna Anggaran/ Bendahara Penerimaan/
Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Penerimaan
Pembantu

(Nama Lengkap)
NIP. (Nama Lengkap)
NIP.

Lembar Asli : Untuk Pembayar/ penyetor/ pihak ketiga


Salinan 1 : Untuk Bendahara Penerimaan/ Bendahara Penerimaan
Pembantu
Salinan 2 : Arsip

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


148

Format 28 - SPT

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


SEKRETARIAT DAERAH
Jalan A. Yani Nomor 100 Telp. (0333) 425001-425011
BANYUWANGI

SURAT PERINTAH TUGAS


Nomor :

Dasar : 1. .....................................................................................
2. .....................................................................................
3. .....................................................................................

MEMERINTAHKAN

Kepada : 1. Nama : ..............................................................


Pangkat/Gol. : ..............................................................
NIP : ..............................................................
Jabatan : ..............................................................

2. dst.

Untuk : ................................................................................................

Ditetapkan di Banyuwangi
Pada Tanggal ............................ 2018

Pejabat yang berwenang


..........................................................,

...................Nama.....................
Pangkat
NIP ... ... ...

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


149

Format 29-SPD Hal.1

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


SEKRETARIAT DAERAH
Jalan A. Yani Nomor 100 Telp. (0333) 425001-425011
BANYUWANGI

Lembar ke : ........................
Kode No. : ........................
Nomor : ........................

SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)

I. Pejabat yang berwenang memberi perintah


Nama/NIP Pegawai yang melaksanakan
perjalanan dinas
a. Pangkat dan Golongan a. ....................................
b. Jabatan/Instansi b. ....................................
c. Tingkat biaya perjalanan dinas c. ....................................
Maksud Perjalanan Dinas
Alat angkut yang dipergunakan
a. Tempat Berangkat a. ....................................
b. Tempat Tujuan b. ....................................
a. Lamanya Perjalanan Dinas a. ....................................
b. Tanggal berangkat b. ....................................
c. Tanggal harus kembali c. ....................................
Pengikut Nama Tanggal Keterangan
Lahir
1. .............................................................. ................... .....................
.............................................................. ................... .....................
2. .............................................................. ................... .....................
..............................................................
Pembebanan Anggaran
a. Instansi a. ...............
b. Akun b. ...............
Keterangan Lain-lain :

Tembusan : disampaikan kepada Yth.


1. ................................................... Dikeluarkan di : Banyuwangi
2. ................................................... Pada Tanggal : ..........................2018

Pejabat yang berwenang


..........................................................,

...................Nama.....................
Pangkat
NIP ... ... ...

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


150

Format 30 SPD Hal.2

SPD No : .........................
Berangkat dari
(tempat kedudukan) : .........................
Pada Tanggal : ..........................
Ke : ..........................

KEPALA .........................................

( ................................. )
NIP ..... ...... ......

I. Tiba di : .................... Berangkat dari :


..................................
Pada tanggal : .................... Ke :
..................................
Pada Tanggal :
..................................

(...................................................)
---- ---- -----
II. .................................... Berangkat dari :
.................................
Pada tanggal : ................................ Ke :
...............................
Pada Tanggal :
...............................

(...................................................)
---- ---- -----
III. Tiba kembali di .......................................................
Pada tanggal ............................................................
Telah diperiksa dengan keterangan bahwa perjalanan tersebut di atas,
atas perintahnya dan semata-mata untuk kepentingan jabatan dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya.

Pejabat Yang Memberi Perintah

(...................................................)
NIP ---- ---- -----

IV. Catatan lain-lain


V. PERHATIAN
Pejabat yang berwenang menerbitkan SPD, pegawai yang melakukan
perjalanan dinas, para pejabat yang mengesahkan tanggal berangkat/tiba
serta Bendaharawan bertanggung jawab berdasarkan peraturan-peraturan
Keuangan Negara apabila Negara mendapat rugi akibat kesalahan,
kealpaannya.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


151

Format 31

RINCIAN BIAYA PERJALANAN DINAS

Lampiran SPD Nomor :


Tanggal :

NO PERINCIAN BIAYA JUMLAH KETERANGAN


1
2
3
4
5
6
7
8
JUMLAH : Rp
TERBILANG :
Banyuwangi, tanggal, bulan, tahun
Telah dibayar sejumlah Telah menerima jumlah uang sebesar
Rp............................. Rp..............................................

Bendahara Pengeluaran Yang Menerima

(................................) (..................................)
NIP. NIP.

PERHITUNGAN SPD RAMPUNG

Ditetapkan sejumlah : Rp ..................


Yang telah dibayar semula : Rp ...................
Sisa kurang/lebih : Rp ...................

Pejabat yang berwenang

(....................................)
NIP.

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


152

Format 32

DAFTAR PENGELUARAN RIIL

Yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : ............................................................................
NIP : ............................................................................
Jabatan : ............................................................................
Berdasarkan Surat Perjalanan Dinas (SPD) Nomor : ...............tanggal ...............,
dengan ini kami menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :
1. Biaya transpor pegawai dan/atau biaya penginapan di bawah ini yang
tidak dapat diperoleh bukti-bukti pengeluarannya, meliputi :

No Uraian Jumlah

Jumlah

2. Jumlah uang tersebut pada angka 1 di atas benar-benar dikeluarkan


untuk pelaksanaan Perjalanan Dinas dimaksud dan apabila di kemudian
hari terdapat kelebihan atas pembayaran, kami bersedia untuk
menyetorkan kelebihan tersebut ke Kas Daerah.

Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, untuk digunakan


sebagaimana mestinya.

Mengetahui/Menyetujui ......................, tanggal,


bulan, tahun
Pejabat Yang Berwenang Pelaksana SPD,

........................................ ........bermaterai
6000........
NIP................................. NIP..................................

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


153

Format 33

LAPORAN PERJALANAN DINAS

A. ISI LAPORAN

I. DASAR

II. MAKSUD TUJUAN

III. WAKTU PELAKSANAAN

IV. NAMA PETUGAS

V. DAERAH TUJUAN/INSTANSI YANG DIKUNJUNGI

VI. HADIR DALAM PERTEMUAN

VII. PETUNJUK/ARAHAN YANG DI BERIKAN

VIII. MASALAH / TEMUAN

IX. SARAN TINDAKAN

X. LAIN-LAIN

B. BENTUK LAPORAN
Tergantung dari kepentingan, dapat berbentuk Surat, Nota Dinas atau bentuk
format surat lainnya

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


154

Format 34

BERITA ACARA PENERIMAAN BARANG/JASA


Nomor: ..............................................

Pada hari ini ............. tanggal ..................... bulan .............. tahun


.............. kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : .....................................................
NIP : .....................................................
Jabatan : Penyimpan Barang pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Banyuwangi /(PA/KPA/PPK) untuk
pekerjaan Jasa Konsultansi

Berdasarkan Keputusan Bupati/SKPD Tanggal .............., Nomor:


.......................... telah menerima barang/pekerjaan yang diserahkan oleh rekanan
............................................................................................................................. ...
............................................................................................................................. ...
............................................................................................................................. ...

Sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Barang/Jasa (Berita Acara Kemajuan


Pekerjaan) tanggal ................................, Nomor: .......................................
sebagaimana daftar terlampir.

Demikian Berita Acara Penerimaan Barang/Jasa ini dibuat dalam


rangkap 6 (enam) untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Banyuwangi, .......................... 2018

Yang Menerima, Yang Menyerahkan,

................................... ...................................
NIP direktur/penanggungjawab

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


155

Format 34 - A

Daftar Lampiran Berita Acara Penerimaan Barang/Jasa


Nomor: ........................................................

JENIS BARANG YANG


No. JUMLAH KETERANGAN
DITERIMA

1 2 3 4

Banyuwangi, .......................... 2018

Yang Menerima, Yang Menyerahkan,

................................... ...................................
NIP direktur/penanggungjawab

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


156

Format 35

BERITA ACARA PEMERIKSAAN BARANG / JASA


Nomor : ..............................................

Pada hari ini ............. tanggal ..................... bulan .............. tahun


.............. kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. N a m a : .............................................. Jabatan : Ketua Panitia


2. N a m a : .............................................. Jabatan : Sekretarais
3. N a m a : .............................................. Jabatan : Anggota
4. N a m a : .............................................. Jabatan : Anggota
5. N a m a : .............................................. Jabatan : Anggota
6. N a m a : .............................................. Jabatan : Anggota
7. N a m a : .............................................. Jabatan : Anggota

Berdasarkan Surat Keputusan ................ (Kepala SKPD) tanggal ..................


Nomor ................ selaku Panitia PenerimaHasilPekerjaan telah
memeriksadanmenerima dengan teliti barang sebagaimana daftar terlampir, yang
diserahkan oleh ................................. berdasarkan SuratPesanan / SPK / Kontrak
...................... Tanggal ................. Nomor: ................... dengan kesimpulan
sebagai berikut :
Barang yang terdapat baik kami beri tanda ......................... yang selanjutnya akan
diserahkan oleh rekanan kepada Pengurus BarangPengguna, sedangkan yang tidak
baik telah kami beri tanda ................... .

Demikian Berita Acara ini dibuat dalam rangkap 6 (enam) untuk


dipergunakan sebagaimana mestinya.

PANITIA PENERIMA HASIL PEKERJAAN

1. Nama : ............................................
Tanda Tangan : ............................................

2. Nama : ............................................
Rekanan, Tanda Tangan : ............................................

..................................... 3. Nama : ............................................


Tanda Tangan : ............................................

4. Nama : ............................................
Tanda Tangan : ............................................

5. Nama : ............................................
............................................... Tanda Tangan : ............................................

Nama Terang 6. Nama : ............................................


Tanda Tangan : ............................................

7. Nama : ............................................
Tanda Tangan : ............................................

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


157

Format 35 - A

Daftar Lampiran Berita Acara Pemeriksaan Barang/Jasa


Nomor: ........................................................

JENIS BARANG YANG


No. JUMLAH KETERANGAN
DIPERIKSA

1 2 3 4

PANITIA PENERIMA HASIL PEKERJAAN

1. Nama : ............................................
Tanda Tangan : ............................................

2. Nama : ............................................
Rekanan, Tanda Tangan : ............................................

..................................... 3. Nama : ............................................


Tanda Tangan : ............................................

4. Nama : ............................................
Tanda Tangan : ............................................

5. Nama : ............................................
............................................... Tanda Tangan : ............................................

Nama Terang 6. Nama : ............................................


Tanda Tangan : ............................................

7. Nama : ............................................
Tanda Tangan : ............................................

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


158

Format 36 – BAST Jasa Konstruksi


BERITA ACARA SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN
TAHUN ANGGARAN 2018

Kegiatan : ........................................... Nomor : ........................................


Tanggal : ........................................
Kontrak/SPK No : ........................................
Lokasi : .......................................... Tanggal : ........................................
Kabupaten : .......................................... Nilai Kontrak : ........................................
Sektor : .......................................... Perihal : SERAH TERIMA PERTAMA

Pada Hari ini ................ Tanggal .......................... Bulan ......................... Tahun ...................
kami yang bertanda tangan bibawah ini :
1. Nama : ..............................................................
Jabatan : ..............................................................
Alamat Kantor : ..............................................................
..............................................................
2. Nama : .............................................................
Jabatan : .............................................................
Alamat Kantor : .............................................................
..............................................................
Setelah kedua belah pihak bersama sama memeriksa hasil kegiatan pekerjaan PIHAK KEDUA
berdasarkan surat perjanjian nomor : ................................. Tanggal : ..............................
dan berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan :
- Nomor : ...................................................
- Tanggal : ...................................................

- Kegiatan : ...................................................

- Lokasi : ...................................................

Dengan ini kedua belah pihak setuju dan sepakat untuk melaksanakan SERAH TERIMA
PERTAMA kegiatan dimaksud yang diatur dalam surat perjanjian ( kontrak ) tersebut diatas
dengan ketentuan sebagai berikut :

1. PIHAK KEDUA menyerahkan PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA menyatakan menerima
dari PIHAK KEDUA seluruh hasil pekerjaan untuk :

- Kegiatan : ................................................................

- Lokasi : ................................................................

2. Berdasarkan surat perjanjian ( kontrak ) Nomor 5 Huruf b maka PIHAK KEDUA tetap bertanggung
jawab terhadap segala kerusakan dan cacat yang tersembunyi selama masa pemeliharaan yaitu
selama 180 ( seratus delapan puluh ) hari kalender , terhitung sejak tanggal Serah Terima Pertama
Kegiatan ini ditanda tangani.

Demikian Berita Acara Sera Terima Pertama kegiatan ini buat dan ditanda tangani di Banyuwangi
Untuk digunakan seperlunya.
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
……………………. ………………………….

…………………………………… ……………………………………..
NIP. ……………………………. NIP. ………………………………
Mengetahui
…………………………………
SelakuPenggunaAnggaran

…………………………………..
NIP. …………………………….

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


159

Format 37 – Pemeriksaan Jasa Konstruksi

BERITA ACARA PEMERIKSAAN PEKERJAAN


NOMOR :

Pada hari ini................ Tanggal.......Bulan.................Tahun.............kami yang bertanda tangan


dibawah ini telah mengadakan pemeriksaan dilapangan terhadap pekerjaan : .......................

1. Nama: , Jabatan : Ketua


2. Nama : , Jabatan : Sekretaris
3. Nama : , Jabatan : Anggota
4. Nama : , Jabatan : Anggota
5. Nama : , Jabatan : Anggota

Berdasarkan Surat Keputusan ................ (Kepala SKPD) Tanggal ........... Nomor : ........... Selaku
Panitia Pemeriksa Barang/Jasa (Panitia Penerima Hasil Pekerjaan) telah memeriksadanmenerima
dengan teliti Pekerjaan :
..........................................................................................................................................................
Yang dilaksanakan oleh .......................... berdasarkan Surat Perjanjian Kontrak Nomor : ................
Tanggal ............. dengan hasil pemeriksaan dilapangan, pekerjaan dalam kondisi baik dan dapat
diterima untuk selanjutnya dilakukan serah terima pekerjaan, dengan kemajuan fisik seperti dibawah
ini :

KEMAJUAN FISIK (%)


NO URAIAN PEKERJAAN BOBOT KET
INDIVIDUAL RATIO

JUMLAH
Demikian Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Banyuwangi, ...................... 2016

NO. NAMA JABATAN TANDA TANGAN

1. ................................... Ketua 1. ........................

2. ................................... Sekretaris 2..........................

3. .................................... Anggota 3..........................

4. ................................... Anggota 4..........................

5. ................................... Anggota 5..........................

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


160

Format 38 – Jasa Konsultansi

BERITA ACARA KEMAJUAN PEKERJAAN


NOMOR :

Pada hari ini................ Tanggal.......Bulan.................Tahun.............kami yang


bertanda tangan dibawah ini telah mengadakan pemeriksaan terhadap hasil
pekerjaan : .......................

1. Nama : :Selaku : PA/KPA/PPK


2. Nama : :Selaku : PPTK
3. Nama : :Selaku : Penyedia Jasa

Berdasarkan Surat Perjanjian Kontrak Nomor : ................Tanggal ............. dengan


hasil pemeriksaan hasil pekerjaan, dinyatakan bahwa telah sesuai dan dapat
diterima untuk selanjutnya dilakukan serah terima hasil pekerjaan.

Demikian Berita Acara Kemajuan Pekerjaan ini dibuat untuk dipergunakan


sebagaimana mestinya.

Banyuwangi, ...................... 2018

NO. NAMA JABATAN TANDA TANGAN

1. ................................... PA/KPA/PPK 1. ........................

2. ................................... PPTK 2..........................

3. .................................... Penyedia Jasa 3..........................

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


161

Format 39

KOP SKPD

Banyuwangi, ................

Nomor : ........................................... Kepada


Sifat : ........................................... Yth.pihak
Yth. Sdr. ketiga
Lampiran : ...........................................
Perihal : Pesanan barang/jasa di
.......................................

Sehubungan dengan pelaksanaan


kegiatan.............pada................., bersama ini mohon dapatnya
disediakan pengadaan...............untuk kegiatan dimaksud, dengan
rincian sebagaimana terlampir.

Demikian atas kerjasamanya disampaikan terima kasih.

PA/KPA/PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN

Nama
...............................................
Pangkat
......................................
NIP.
.................................................

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


162

Format 39.A

Daftar : Lampiran Surat Pesanan Barang/Jasa


Nomor : ................................................................
Tanggal : ................................................................

NO Nama Barang Jumlah Barang

PA/KPA/PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN

Nama
...............................................
Pangkat
...........................................
NIP.
.................................................

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


163

Format 40

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


............................................................. (SKPD)

BERITA ACARA PENYERAHAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN


ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN
BANYUWANGI
TAHUN ANGGARAN ......................
KEPADA BUPATI BANYUWANGI

Pada hari ini ............. tanggal ..................... bulan .............. tahun


.............. kami yang bertanda tangan di bawah ini :

I. Nama : ............................................. NIP ...............................


Pangkat/Golongan : ................................................................................
Jabatan : Kepala Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah Kabupaten
Banyuwangi bertindak untuk dan atas nama Bupati
Banyuwangi, selaku PIHAK KESATU
Alamat : Jalan Jenderal A. Yani Nomor 100 Banyuwangi

II. N a m a : ............................................. NIP ...............................


Pangkat/Golongan : ................................................................................
Jabatan : Asisten/Kepala Badan/Dinas/Kantor/Sekretaris DPRD
selaku Pengguna Anggaran, yang dalam hal ini selaku
PIHAK KEDUA.
Alamat : .................................................................................

PIHAK KEDUA menyerahkan kepada PIHAK KESATU pertanggungjawaban


pelaksanaan kegiatan dan keuangan kegiatan tahun anggaran ............... yang
diselesaikan seluruhnya dengan baik sesuai Lampiran Berita Acara Penyerahan
terlampir,dengan biaya sebesar Rp ................ (.....................) dan telah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dengan diserahkannya hasil pelaksanaan kegiatan dimaksud, maka


untuk selanjutnya hasil kegiatan tersebut menjadi Inventaris Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi pada .................................................................................

Demikian Berita Acara Penyerahan ini dibuat untuk dipergunakan


sebagaimana mestinya.
Banyuwangi, ..................................

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA


KEPALA BAGIAN PERLENGKAPAN PENGGUNA ANGGARAN,
SETDA KAB. BANYUWANGI,
Bermaterai
.................................. .....................................

Mengetahui
BUPATI BANYUWANGI,

H. ABDULLAH AZWAR ANAS, MSi.


Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018
164

Format 41

KOP DINAS ...........................

SURAT PENUNJUKAN PEMEGANG KENDARAAN DINAS


Nomor : .............................................................

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : .................................................
NIP : .................................................
Pangkat/Golongan : .................................................
Jabatan : .................................................
Alamat : .................................................

MENUNJUK
Pegawai Negeri Sipil dengan identitas sebagaimana tercantum dalam kolom 2, 3, 4 lampiran
penunjukan ini, sebagaimana pemegang/penanggungjawab kendaraan dinas inventaris
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang dikelola oleh Badan/Dinas/Kantor/Bagian
Komponen Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, dengan data kendaraan sebagaimana
tercantum dalam kolom 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12 lampiran surat penunjukan ini.

Penunjukan pemegang/penanggungjawab kendaraan dinas dilaksanakan dengan


ketentuan:
PERTAMA : Sebagai pemegang/penanggungjawab kendaraan dinas dimaksud
diwajibkan:
3. Memelihara dan merawat kendaraan dimaksud agar selalu dalam
keadaan baik dan siap pakai;
4. Mempergunakan dan mengoperasikan kendaraan dimaksud semata-
mata hanya untuk keperluan dinas;
5. Melaporkan kepada pejabat yang menunjuk, apabila kendaraan
dimaksud memerlukan perbaikan;
6. Bartanggungjawab atas kehilangan (mengganti sesuai harga pasar),
kerusakan berat atau akibat kecelakaan;
7. Menyerahkan/mengembalikan kepada Pejabat yang menunjuk apabila
terjadi mutasi, keluar dari unit/satuan kerja serta pensiun.
KEDUA : Sebagai pemegang/penanggungjawab kendaraan dinas dimaksud dilarang :
1. Meminjamkan kendaraan dimaksud kepada pihak lain termasuk isteri
dan/atau anak pemegang kendaraan dinas;
2. Mempergunakan dan mengoperasikan kendaraan dimaksud untuk
keperluan lain selain keperluan dinas;
3. Menjadikan kendaraan dimaksud sebagai jaminan hutang;
4. Membiarkan kendaraan dimaksud tidak terpelihara (ditelantarkan)
diletakkan di lokasi yang tidak aman dan/atau kurang terlindung;
KETIGA : Pemegang/pemakai kendaraan dinas bertanggungjawab sepenuhnya
terhadap kendaraan dimaksud, sehingga apabila terjadi kerusakan,
kehilangan atau penyimpangan penggunaan di luar ketentuan dinas, akan
diproses sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikain surat penunjukan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Banyuwangi, ...............................
Kepala SKPD
( ........................................... )

Tembusan: disampaikan kepada Yth.


1. Sdr. ...................................................

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


165
Format 41-A
LAMPIRAN SURAT PENUNJUKAN PEMEGANG KENDARAAN DINAS

Nomor :
Tanggal :

JENIS NOMOR TAHUN NOMOR NOMOR


NO. NAMA NIP JABATAN MERK TYPE
KENDARAAN POLISI PEMBUATAN RANGKA MESIN FUNGSI KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


166
Format 42

KOP SKPD ............................

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : .................................................
NIP : .................................................
Pangkat/Golongan : .................................................
Jabatan : .................................................
Alamat Rumah : .................................................

MENYATAKAN

1. Bahwa saya akan mematuhi/mentaati segala ketentuan-ketentuan


yang tercantum di dalam Surat Penunjukan Pemegang Kendaraan
Dinas.
2. Apabila terjadi mutasi/keluar dari SKPD atau sebab-sebab lain yang
berkaitan dengan pemegang/pertanggungjawaban kendaraan dinas,
maka saya berkewajiban menyerahkan kembali tanpa harus diminta
kepada SKPD.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk menjadi periksa dan


seperlunya.

Banyuwangi, ............................

Mengetahui
KEPALA SKPD Yang Menyatakan,
...........................................

bermaterai

......................................... ......................................
NIP ....... ......... ....... NIP .... ..... .....

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


167
Format 43 - Sumber Dana dari Rupiah Murni

RESUME

Surat Perintah Kerja/KONTRAK

1. Nomor dan Tanggal DPA : (1)


2. Kode Kegiatan/Sub Kegiatan/MAK :
3. Nama Kegiatan : (3)
4. Nomor dan Tanggal SPK/Kontrak : (4)
5. Nama Kontraktor/Perusahaan : (5)
6. Alamat Kontraktor : (6)
7. Nilai SPK/Kontrak : (7)
8. Uraian dan Volume Pekerjaan : (8)
9. Cara Pembayaran : (9)
10. Jangka Waktu Pelaksanaan : (10)
11. Tanggal Penyelesaian Pekerjaan : (11)
12. Jangka Waktu Pemeliharaan : (12)
13. Ketentuan : (13)

Tempat, tanggal ........ (14) ......


Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran
Selaku
Pejabat Pembuat Komitmen,

(Tanda Tangan)

(15)
Nama Jelas

Catatan:
Apabila terjadi addendum SPK/kontrak
- Data kontrak agar disesuaikan dengan perubahannya

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


168

Format 43.A - Sumber Dana dari Rupiah Murni

PETUNJUK PENGISIAN RESUME KONTRAK

Nomor Uraian Isian

(1) Diisi nomor dan tanggal DPA

Diisi kode kegiatan, kode sub kegiatan, dan kode MAK sesuai DPA pada
(2)
Isian (1)

(3) Diisi Nama Kegiatan yang ada pada DPA-SKPD

(4) Diisi Nomor dan tanggal SPK/Kontrak berkenaan

(5) Diisi Nama Rekanan dan nama perusahaan sesuai SPK/Kontrak

(6) Diisi alamat perusahaan rekanan yang bersangkutan

(7) Diisi nilai SPK/Kontrak yang diperjanjikan

(8) Diisi uraian pekerjaan dan volume pekerjaan sesuai SPK/Kontrak

(9) Diisi tahap pembayaran kepada rekanan (termin, Monthly certificate,dll)

(10) Diisi jumlah hari penyelesaian pekerjaan

(11) Diisi tanggal penyelesaian pekerjaan

(12) Diisi jumlah hari masa pemeliharaan

(13) Diisi prosentase pinalti denda keterlambatan minimal dana maksimal

(14) Diisi tanggal pembuatan Resume Kontrak

(15) Diisi tanda tangan dan nama jelas pejabat pembuat komitmen

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


169

Format 44 - Sumber Dana dari PHLN

RESUME
Surat Perintah Kerja/KONTRAK

1. Nomor dan Tanggal DPA : (1)


2. Kode Kegiatan/Sub Kegiatan/MAK : (2)
3. Nama Kegiatan : (3)
4. Nomor Loan dan Nomor Register : (4)
5. Kategori : (5)
6. Nomor dan Tanggal Kontrak : (6)
7. Nomor dan Tanggal addendum : (7)
8. Nama Kontraktor/perusahaan : (8)
9. Alamat Kontraktor : (9)
10. Persentase Loan: : (10)
11. Nilai Kontrak : (11)
12. Porsi Pembayaran Loan : (12)
13. Porsi Pembayaran GOI : (13)
14. Uraian dan Volume Pekerjaan : (14)
15. Sistem Pembayaran : (15)
16. Cara Pembayaran : (16)
17. Jangka Waktu Pelaksanaan : (17)
18. Tanggal Penyelesaian Pekerjaan : (18)
19. Jangka Waktu Pemeliharaan : (19)
20. Ketentuan Sanksi : (20)

Tempat, tanggal .... (21) ......


Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran
Selaku
Pejabat Pembuat Komitmen,
(Tanda tangan)

(22)
(Nama Jelas)

Catatan:
Apabila terjadi addendum kontrak
- Data kontrak agar disesuaikan dengan perubahannya
Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018
170

Format 44.A - Sumber Dana dari PHLN

PETUNJUK PENGISIAN RESUME KONTRAK

Nomor Uraian Isian

(1) Diisi tanggal dan nomor DPA


Diisi kode kegiatan, kode sub kegiatan, dan kode MAK sesuai DPA
(2)
pada Isian (1)
(3) Diisi Nama Kegiatan yang ada pada DPA-SKPD
(4) Diisi nomor loan dan nomor register loan yang terbebani kontrak
(5) Diisi Nomor kategori dan uraiannya
(6) Diisi nomor dan tanggal kontrak
Diisi nomor dan tanggal addendum kontrak (hanya diisi jika ada
(7)
addendum kontrak
(8) Diisi nama rekanan dan nama perusahaan sesuai kontrak
(9) Diisi alamat rekanan yang bersangkutan
(10) Diisi prosentase antara nilai Loan dan GOI
(11) Diisi nilai kontrak yang diperjanjikan
(12) Diisi porsi pembiayaan Loan
(13) Diisi porsi pembiayaan GOI
(14) Diisi uraian pekerjaan dan volume pekerjaan sesuai kontrak
Dipilih salah satu: Rekening Khusus,Pembayaran Langsung, Letter
(15)
Of Credit (LC)
Diisi tahapan pembayaran term of payment), mis: Monthly
(16)
certificate, dst
(17) Diisi jumlah hari penyelesaian pekerjaan
(18) Diisi tanggal penyelesaian pekerjaan
(19) Diisi jumlah hari pemeliharaan pekerjaan
Diisi prosentase nilai denda yang dikenakan apabila terjadi
(20)
wanprestasi
(21) Diisi tanggal pembuatan Resume Kontrak
(22) Diisi tanda tangan dan nama jelas Pejabat Pembuat Komitmen

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


171

Format 45-Laporan Realisasi Anggaran

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


NAMA SKPD
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2018

Anggaran Lebih/
No. Setelah (Kurang)
Uraian Realisasi
Urut Perubahan

1 2 3 4 5

1 PENDAPATAN

1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH


1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah
1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah
1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah

Jumlah

2 BELANJA

2,1 BELANJA OPERASI


2.1.1 Belanja Pegawai
2.1.2 Belanja Barang

2,2 BELANJA MODAL


2.2.1 Belanja Tanah
2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin
2.2.3 Belanja Gedung dan Bangunan
2.2.4 Belanja jalan, Irigasi dan Jaringan
2.2.5 Belanja Aset tetap lainnya
2.2.6 Belanja Aset lainnya

Jumlah

Surplus/ (Defisit)

Banyuwangi, . . . . . . . .
PENGGUNA ANGGARAN,

(Nama lengkap)
NIP
Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018
172

Format 46-Neraca SKPD

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


NAMA SKPD
NERACA
PER 31 DESEMBER 2018 DAN TAHUN 2016
Kenaikan
JUMLAH
(Penurunan)
URAIAN
Tahun 2017 Tahun 2016 Jumlah %
1 2 3 4 5
ASET
ASET LANCAR
Kas
Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Pengeluaran
Piutang
Piutang Retribusi
Piutang lain-lain
Persediaan
Jumlah

ASET TETAP
Tanah
Tanah
Peralatan dan Mesin
Alat - alat Berat
Alat - alat Angkutan
Alat Bengkel
Alat Pertanian dan Peternakan
Alat - alat Kantor dan Rumah Tangga
Alat Studio dan alat Komunikasi
Alat Ukur
Alat - alat Kedokteran
Alat Laboratorium
Alat Keamanan
Gedung dan Bangunan
Bangunan Gedung
Bangunan Monumen
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Jalan dan Jembatan
Bangunan Air (Irigasi)
Instalasi
Jaringan
Aset Tetap lainnya
Buku dan Perpustakaan
Barang bercorak kesenian/ kebudayaan
Hewan/ ternak dan tumbuhan
Konstruksi dalam pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Jumlah

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


173

ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tak Berwujud
Aset lain- lain
Jumlah
JUMLAH ASET
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga
Uang muka dari kas daerah
Pendapatan diterima dimuka
Utang jangka pendek lainnya
Jumlah
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
SILPA
Cadangan Piutang
Cadangan Persediaan
Jumlah
EKIUTAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan dalam aset tetap
Diinvestasikan dalam aset lainnya
Jumlah
EKUITAS DANA UNTUK DIKONSOLIDASIKAN
RK PPKD
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

Banyuwangi, . . . . . . . .
PENGGUNA ANGGARAN

(Nama lengkap)
NIP

Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018


174

Format 47-Sistematika Catatan Atas Laporan Keuangan

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


NAMA SKPD

Bab I Pendahuluan
1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD;
2. Landasan Hukum Laporan Keuangan SKPD;
3. Sistematika penulisan atas Laporan Keuangan SKPD.
Bab II Ekonomi Makro Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja
APBD SKPD
1. Ekonomi Makro;
2. Kebijakan Keuangan;
3. Indikator pencapaian target kinerja SKPD.
Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan SKPD
1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan SKPD;
2. Hambatan dan Kendala dalam Pencapaian Target yang telah
Ditetapkan.
Bab IV Kebijakan Akuntansi
1. Entitas Akuntansi/Entitas Pelaporan Keuangan Daerah SKPD;
2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
SKPD;
3. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
SKPD;
4. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan dalam
SAP pada SKPD.
Bab V Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan SKPD
1. Rincian dari penjelasan masing-masing pos pelaporan keuangan
SKPD:
1) Pendapatan;
2) Belanja;
3) Aset;
4) Kewajiban;
5) Ekuitas Dana.
2. Pengungkapan atas Pos aset dan Kewajiban yang Timbul
Sehubungan dengan Penerapan Basis Akrual atas Pendapatan dan
Belanja dan Rekonsiliasinya dengan Penerapan Basis Kas, untuk
Entitas Akuntansi/Entitas Pelaporan yang Menggunakan Basis
Akrual pada SKPD.
Bab VI Penjelasan atas Informasi Non-keuangan SKPD.
Bab VII Penutup.

BUPATI BANYUWANGI,

Ttd.

H. ABDULLAH AZWAR ANAS


Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018

Anda mungkin juga menyukai