BAB III Koreksi
BAB III Koreksi
BAB III Koreksi
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif yang
menggunakan teknik pengukuran berupa tes yang disertai dengan CRI. Metode CRI dilakukan
untuk menekankan pada bentuk miskonsepsi yang lebih spesifik terhadap konsep tertentu.
Desain penelitian digunakan yaitu One Group Pretest Posttest Design (Sugiyono, 2015).
Eksperimen O1 X O2
Secara garis besar penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:
a) Tahap persiapan
1. Melakukan wawancara dengan guru yang bersangkutan mengenai masalah yang dihadapi
3. Menyusun perangkat pembelajaran antara lain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan
lembar kerja siswa (LKS) yang digunakan dalam penelitian ini untuk kelas eksperimen.
4. Menyusun instrumen, berupa lembar observasi dan tes hasil belajar siswa yang digunakan
untuk kelas eksperimen. Instrumen ini digunakan dengan tujuan untuk memperoleh
b) Tahap Pelaksanaan
2. Pemberian tes awal (pretest) pada kelas eksperimen untuk mengetahui kemampuan awal
siswa.
3. Melakukan kegiatan belajar mengajar pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit di
(CTL) berbantuan multimedia interaktif. Waktu tatap muka dilakukan sebanyak 4 kali.
4. Melakukan penilaian selama proses belajar mengajar dan pemberian posttest pada kelas
5. Tahap Akhir
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah pengolahan dan analisis data serta
Waktu pelaksanaan penelitian yaitu bulan Maret sampai bulan Mei 2018, dan Tempat
penelitian yaitu di SMA Negeri 1 palasa Kecamatan Parigi Moutong Kota Palu.
3.5 Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (variabel independent) berupa
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan varibel terikat (variabel dependent)
3.6.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1
3.6.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X A dan B SMA Negeri 1 Palasa
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung baik wawancara, nilai hasil tes
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang bersumber pada catatan yang ada di SMA Negeri 1Palasa
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes yang disertai dengan
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun social yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini deisebut variable
penelitian (Sugiyono, 2015). Terkait dengan instrument yang disusun untuk memperoleh data
Tipe soal adalah pilihan ganda yang disertai dengan pemberian alasan dan CRI. Tes ini
digunakan sebagai tes untuk mengetahui perbedaan siswa yang tahu konsep, tidak tahu konsep
dan miskonsepsi pada hasil tes. Melalui alat ini diharapkan dapat mengungkapkan data
Sebelumnya metode Certainly of Response Indeks (CRI) didasarkan pada beberapa skala.
Sebagai contoh, skala enam poin (0-5) dimana 0 berarti tidak ada pengetahuan (Total menebak)
metode atau hukum yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan tertentu sementara 5
diperlukan untuk sampai pada jawaban yang dipilih. Metodologi yang disajikan di sini
didasarkan pada makalah yang ditulis pada kesalahpahaman dan Kepastian Indeks Response
(CRI). CRI biasanya didasarkan pada suatu skala, sebagai contoh, skala enam (0 - 5) seperti pada
Dengan menjawab pertanyaan tersebut dan memberikan CRI, siswa akan menjawab
Tabel 2.2 Kriteria Penetapan Status Seseorang Tergolong TK, TTK, atau MK
Indeks CRI Rendah (lebih kecil atau Indeks CRI Tinggi (>2,5)
sama dengan 2,5)
Jawaban benar tetepi indeks CRI Jawaban benar dan CRI tinggi berarti
rendah berarti tidak tahu konsep (TTK) tahu konsep (TK)
Jawaban salah dan CRI rendah berarti Jawaban salah tetapi CRI tinggi berarti
tidak tahu konsep (TTK) miskonsepsi (MK)
Skor CRI yang diberikan siswa pada setiap soal menunjukkan tingkat kepastian jawaban,
CRI yang rendah (1 atau 2) menunjukkan ketidakyakinan konsep pada diri siswa dalam
menjawab suatu pertanyaan. Siswa menjawab hanya berdasarkan unsur tebakan karena tidak
memiliki bekal konsep untuk menjawab soal yang ada. Sebaliknya CRI yang tinggi (3 atau 4)
mencerminkan keyakinan dan kepastian konsep yang tinggi pada diri siswa dalam menjawab
pertanyaan. Siswa yakin menjawab soal yang ada karena merasa memguasai konsep dalam
Untuk menetapkan konsep mana yang paling dipahami secara miskonsepsi oleh kelompok
responden dapat dilakukan dengan cara identifikasi miskonsepsi secara kelompok. Identifikasi
miskonsepsi secara kelompok didasarkan pada rata-rata indeks CRI dari responden yang
menjawab benar (CRIB) dan rata-rata indeks CRI dari seponsen yang menjawab salah (CRIS),
dan fraksi responden yang menjawab benar (Fb). Perhituangan nilai CRIB, CRIS dan Fb
Berdasarkan nilai CRIS dinyatakan terjadi miskonsepsi jika 2,5 < CRIS ≤ 5 dan derajat
atau dampak miskonsepsi dinyatakan kuat jika nilai CRIS besar dan nilai Fb kecil (Hassan,
1999)
2) RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun dengan rencana 3 kali pertemuan dalam
waktu 2x45 menit. RPP mencakup 4 kali pertemuan pembelajaran untuk kelas eksperimen serta
2 kali pertemuan untuk tes awal kemampuan siswa (pretest) dan tes akhir kemampuan siswa
(posttest).
3) LKS
Lembar kerja siswa yang digunakan dalam penelitian dibuat berdasarkan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai pada setiap pertemuan untuk kelas eksperimen, yang diberikan
4) Validitas
Validitas berhubungan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang
diinginkan diukur. Tes hasil belajar yang valid adalah tes hasil belajar yang mengukur dengan
korelasi biserial
ypbi = 𝑀p−𝑀𝑡
𝑆𝑡
√
𝑝
𝑞
(Arikunto,2012)
dimana:
Mp = rerata skor dari subyek yang menjawab benar bagi item yang
dicari validitasnya
Tabel 3.2 Kriteria yang digunakan untuk menentukan validitas butir soal yang memenuhi adalah
kriteria cukup.
memberi gambaran terhadap sikap dan keterampilan yang dilakukan oleh siswa.
Selanjutnya jumlah persentase rata-rata selama tiga pertemuan untuk seluruh aktivitas