040718-Materi Sosialisasi Fornas Rohil

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 55

Semester II Tahun 2018

Menuju Cakupan Semesta 2019

Dodyk Sukra Goutama


Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Rujukan
Cabang Dumai

Pengendalian Biaya
Pelayanan Kesehatan
Penguatan Akses dan Kualitas
Pelayanan Kesehatan Bagansiapiapi, 04 Juli 2018
OUTLINE
Overview Penyelenggaraan
Sistem Rujukan

Kebijakan Penguatan Sistem


Rujukan

Penguatan Pelayanan Obat

E-Claim

2
OUTLINE
Overview Penyelenggaraan
Sistem Rujukan

Kebijakan Penguatan Sistem


Rujukan

Penguatan Pelayanan Obat

E-Claim

3
PENGUATAN SISTEM RUJUKAN

Proporsi Kasus RJTL per Kelas RS


50%
45% 43% 42%
40% 40%
40% 39%
37%
35%
30%
25%
20%
15% 11%
9% 10% 11%
10% 8% 9%

5%
0%
A B C D
2015 2016 2017

Sistem rujukan dalam 4 tahun terakhir semakin efektif


Menguatnya peran FKTP sebagai gatekeeper, peningkatan
proporsi kasus RJTL yang dirawat di RS Kelas C dan D serta
RS kelas A dan B semakin fokus pada pelayanan sub
spesialistik 4
TANTANGAN YANG PERLU DIHADAPI, a.l:
1. Komitmen FKRTL untuk melakukan kewajiban untuk merujuk balik pasien yang stabil
sebagaimana Permenkes 001 tahun 2012 dan Permenkes 28 tahun 2014 belum optimal.
Potensi penyebab:
a. Permasalahan tarif INA-CBG?
b. Rendahnya kepercayaan pada kompetensi dan fasilitas di FKTP?
c. Aturan belum tersosialisasi?
d. Surat rujukan tidak ada masa kadaluarsa?
e. Faktor lain?
2. Masih adanya fragmentasi pelayanan, terutama di RJTL
Peserta berkunjung ke RS lebih sering
Menambah waktu tunggu, potensi biaya transportasi
Menurunnya kepuasan peserta/pasien
Kepatuhan atas ketentuan pemberian obat 7-23 belum optimal

3. Ketersediaan obat yang masih terkendala


Kendala ketersediaan obat secara nasional
Belum semua Faskes swasta dan Apotek memiliki login account e-purchasing
Penagihan obat yang terkendala karena belum semua obat Fornas ada di e-katalog 5
LANDASAN HUKUM
PERMENKES 28 TAHUN 2014
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) penerima rujukan wajib merujuk kembali
peserta JKN disertai jawaban dan tindak lanjut yang harus dilakukan jika secara medis peserta
sudah dapat dilayani di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang merujuk.
Program Rujuk Balik (PRB) pada penyakit-penyakit kronis (diabetes mellitus, hipertensi, jantung,
asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), epilepsy, skizofren, stroke, dan Sindroma Lupus
Eritematosus) wajib dilakukan bila kondisi pasien sudah dalam keadaan stabil , disertai dengan
surat keterangan rujuk balik yang dibuat dokter spesialis/sub spesialis

PERMENKES 52 TAHUN 2016


Pasal 20
(1) Obat penyakit kronis di FKRTL diberikan maksimum untuk 30 (tiga puluh) hari sesuai
indikasi medis.
(2) Obat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk:
a. penyakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) yang belum dirujuk balik ke
FKTP; dan
b. penyakit kronis lain yang menjadi kewenangan FKRTL.
6
LANDASAN HUKUM (2)
PERDIR BPJS KESEHATAN NOMOR 23 TAHUN 2015
Mekanisme jaminan rujuk balik untuk 3 (tiga) bulan selanjutnya, peserta mendapatkan
pelayanan pemeriksaan oleh FKTP terdaftar dan mendapatkan obat kronis pada apotek yang
kerjasama dengan BPJS Kesehatan, pada bulan ke 4 (empat) peserta dirujuk ke FKRTL untuk
mendapatkan pemeriksaan di dokter spesialis/sub spesialis mengenai kondisi kesehatannya
“ 1 (satu) kali sebulan di FKRTL, 3 (tiga) bulan di FKTP

SE DIRJAMPELKES NO 63 TAHUN 2017


Peserta yang dirujuk ke FKRTL dan merupakan pasien dengan Diagnosa Program Rujuk
Balik (PRB) tunggal tanpa komplikasi, maksimal kunjungan yang dapat dilakukan adalah :
“1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.”
Tujuan 3. Peningkatan kualitas hidup peserta dengan upaya
1. Koordinasi pelayanan antara FKTP dan FKRTL monitoring oleh FKTP sebagai care coordinator
2. Peningkatan contact rate FKTP dan peningkatan 4. Ketentuan obat 7-23 dipatuhi oleh FKRTL
peserta PRB 5. Pasien kronis stabil dirujuk balik
6. Peningkatan kepuasan peserta 7
KETENTUAN
1. Surat rujukan ke FKRTL berlaku 1 4. Kontrol ulang dapat dilakukan
(satu) kali untuk diagnosa dan maksimal 3 (tiga bulan) sejak
tujuan rujukan yang sama. tanggal rujukan awal
2. Pasien dengan Diagnosa Program dikeluarkan.
Rujuk Balik (PRB) tunggal tanpa a. Contoh surat rujukan awal
komplikasi, maksimal kunjungan dikeluarkan tanggal 1 jan
yang dapat dilakukan adalah 1 18, SEP kontrol berikutnya
(satu) kali dalam 1 (satu) bulan. dapat diterbitkan maksimal
tanggal 31 Mar 18 dengan
3. Peserta yang dirujuk baik penyakit melampirkan surat kontrol
akut atau kronis yang sudah stabil ulang sesuai syarat
atau termasuk diagnosa Program b. Tanggal Rujukan awal
Rujuk Balik (PRB) tunggal tanpa dapat berasal dari FKTP
komplikasi, maka FKRTL wajib (Nomor rujukan Pcare) atau
merujuk kembali peserta ke FKTP dari FKRTL (Nomor Rujukan
SEP) yang diinput kedalam
system

8
KETENTUAN
5. Syarat penjaminan kontrol ulang 6. Surat keterangan
a. Dokter spesialis/subspesialis a. Memuat informasi yang
memberikan surat keterangan berisi paling sedikit:
bahwa pasien masih identitas Pasien, Indikasi
memerlukan perawatan di FKRTL medis diperlukannya
dan kontrol ulang serta
b. Merupakan Diagnosa PRB atau Rencana tindak lanjut yang
Penyakit kronis lain yang masih akan dilakukan terhadap
memerlukan perawatan lanjutan pasien tersebut dan
(belum stabil) atau b. Harus diberikan oleh
c. Membutuhkan konsultasi dokter penanggung jawab
dengan pelayanan spesialistik pasien (DPJP) setiap kali
lain yang terkait dengan pasien dibutuhkan
penyakitnya atau kontrol ulang
d. Membutuhkan penanganan
berkelanjutan seperti
penanganan kasus dengan
diagnosa thalassemia,
hemophilia, kanker dan gagal
ginjal kronik yang memerlukan
hemodialisa 9
*Peserta yang tidak diberikan surat kontrol
ulang sebagaimana dimaksud maka peserta
harus kembali ke FKTP

10
KOORDINASI FKRTL DAN BPJS
KESEHATAN DALAM PENGUATAN
SISTEM RUJUKAN
FKRTL BPJS KESEHATAN

 Komitmen untuk merujuk balik pasien  Mensosialisasikan regulasi tentang


kronis yang stabil sistem rujukan dan Program Rujuk
 Mensosialisasikan regulasi tentang Balik kepada dokter spesialis dan
sistem rujukan dan Program Rujuk jajaran RS
Balik kepada dokter spesialis dan  Melakukan program penguatan
jajaran RS Program Rujuk Balik
 Komitmen untuk menjamin  Menfasilitasi koordinasi dan transfer
ketersediaan obat dan peresepan 7- pengetahuan FKRTL-FKTP
23  Memberikan data peserta penderita
 Dokter spesialis melakukan penyakit kronis (potensi PRB) kepada
mentoring penatalaksanaan penyakit FKRTL secara berkala
kepada dokter di FKTP

11
OUTLINE
Overview Penyelenggaraan
Sistem Rujukan

Kebijakan Penguatan Sistem


Rujukan

Penguatan Pelayanan Obat

E-Claim

12
RUJUKAN BERJENJANG BERBASIS KOMPETENSI
MELALUI INTEGRASI SISTEM INFORMASI
(FASKES PRIMER DAN FASKES RUJUKAN)

13
Pelaksanaan

Fasilitas kesehatan yang Dokter pada fasilitas kesehatan


bekerja sama dengan BPJS perujuk melakukan penilaian
Kesehatan harus terhadap kondisi peserta dan
menyelenggarakan pelayanan kompetensi serta pemenuhan
kesehatan secara komprehensif sarana/prasarana apa saja
yang dibutuhkan oleh peserta
yang akan dirujuk

Input pada aplikasi rujukan Terdapat list fasilitas kesehatan


sesuai dengan hasil penilaian penerima rujukan yang sesuai
dari dokter di fasilitas dengan kriteria input
kesehatan perujuk. Aplikasi pencarian, kemudian setelah
rujukan akan terkoneksi dilakukan pemilhan fasilitas
dengan data kompetensi kesehatan penerima rujukan
ketersediaan sarana/prasarana maka akan terbentuk nomor
dan longitude jarak fasilitas rujukan online
kesehatan penerima rujukan
14
RUJUKAN BERJENJANG BERBASIS KOMPETENSI MELALUI INTEGRASI SISTEM INFORMASI

KONSEP HFIS-APLICARES
P-Care
VCLAIM
Rujukan berjenjang dengan
pertimbangan:
 Kebutuhan medis pasien
 Kompetensi DUKUNGAN
 Jarak fasilitas kesehatan
 Pertimbangan kendala INTEGRASI
geografis SISTEM

OUTPUT
TARGET

Mendorong tercapainya rujukan berjenjang


Implementasi Rujukan Berjenjang yang efektif dan efisien dengan bantuan
online yang berbasis kompetensi otomasi sistem
sehingga tercapainya kepuasan peserta

15
Peran HFIS - Aplicares dalam implementasi rujukan
berjenjang berbasis kompetensi

Mapping keahlian dokter spesialis/subspesialis


Mapping pemeriksaan penunjang (lab/radiologi)
Ketersediaan tempat tidur (ICU,HCU,kamar rawat
kelas)
Mapping jam pelayanan poli
Mapping kelas RS
Mapping jarak berdasarkan koordinat GPS
Masa berlaku kerjasama FKRTL
Masa berlaku SIP (legalitas pembayaran klaim)

16
Ketentuan Penyelenggaraan Rujukan
di Fasilitas Kesehatan Perujuk

Bila faskes perujuk memilih


PESERTA FASKES PERUJUK kelas FKRTL lebih tinggi
berdasarkan kondisi medis
pasien maka Faskes dapat
Peserta datang memilih opsi rujukan khusus
dengan input alasan rujukan

APLIKASI P-CARE
 Faskes memilih Rujukan Khusus
Perlu di rujuk sesuai spesialis/subspesialis yang
indikasi medis Dokter Fasilitas
dibutuhkan (dapat memilih
melakukan Kesehatan TK III
>1 spesialis)
pemeriksaan  Tampil data RS yang Nomor
F sesuai rujukan
kompetensi dibutuhkan
 Memilih nama RS dengan Fasilitas
Perujuk FKTP mempertimbangkan jam Kesehatan TK II
Peserta praktek poli
mengurus rujukan
Perujuk FKRTL APLIKASI VCLAIM
 Faskes memilih
Faskes perujuk wajib spesialis/subspesialis yang Fasilitas
komunikasi dengan Faskes dibutuhkan Kesehatan TK III
penerima rujukan utk  Faskes memilih pemeriksaan
Nomor
Penunjang Radiologi dan/atau
memastikan bahwa penerima rujukan
Fasilitas
laboratorium yang dibutuhkan
rujukan dapat menerima  Memilih nama RS dengan Kesehatan TK II
pasien dalam hal keadaan mempertimbangkan jam lainnya 17
pasien gawat darurat praktek poli, ketersediaan Rujukan Horisontal
tempat tidur
Penyelenggaraan Rujukan di Fasilitas
Kesehatan Penerima Rujukan

FASKES PENERIMA
FASKES PERUJUK RUJUKAN

Penerima rujukan wajib melakukan verifikasi kebenaran


identitas Peserta:
1) Membandingkan data pada kartu JKN/ KIS Digital
Mobile dengan data identitas lain yang dimiliki peserta
2) Memastikan kesesuaian pasien melalui pengecekan
Mendapatkan informasi dari identitas atau dengan identifikasi sidik jari
Fasilitas kesehatan Penerima 3) Mengidentifikasi penggunaan layanan JKN oleh peserta
rujukan ttg ketersediaan sarana
pada aplikasi eligibilitas yang dikeluarkan BPJS Kesehatan
dan prasarana serta kompetensi
dan ketersediaan tenaga dalam hal penerima rujukan adalah FKRTL dan atau
kesehatan; dan menerima melalui bantuan care center BPJS Kesehatan 1500400
pertimbangan medis atas
kondisi pasien

Faskes perujuk tidak


diperkenankan meminta
pasien/keluarga untuk mencari
rujukan sendiri dengan
mendatangi fasilitas
18
kesehatan penerima rujukan
Penyelenggaraan Rujukan di Fasilitas
Kesehatan Penerima Rujukan

FASKES PENERIMA
FASKES PERUJUK
RUJUKAN

Memasukan informasi keterangan asal rujukan


pada kolom asal rujukan berupa nomor rujukan
yang dikeluarkan fasilitas kesehatan perujuk

Memasukkan informasi pada kolom keterangan


berupa indikasi medis dilakukan rujukan pada
kasus rujukan dari fasilitas kesehatan lain

Pasien tidak memerlukan


Pasien masih memerlukan perawatan lanjutan di perawatan lanjutan dari faskes
faskes penerima rujukan penerima rujukan dan dapat
ditangani oleh faskes perujuk
Diberikan surat kontrol oleh dikembalikan ke faskes
DPJP perujuk

Maksimal 3 bulan sejak


tanggal rujukan dibuat harus
kembali ke FKTP
19
Penyelenggaraan Rujukan Internal (Kontrol
Ulang/Antar Poli)

 Dapat berupa kontrol ulang ke poli yang sama maupun Rujukan


internal ke poli yang berbeda
 Kontrol ulang atau rujukan internal dapat diberikan berdasarkan
indikasi medis pasien maksimal 3 (tiga) bulan sejak tanggal
rujukan awal dikeluarkan
 Dalam hal kontrol ulang setelah rawat inap sebelumnya, maka
surat kontrol berlaku 1 (satu) kali
 Seluruh fasilitas Kesehatan penerima rujukan berkewajiban
memverifikasi kebenaran identitas Peserta
 Dalam hal ditemukan dugaan penggunaan layanan di fasilitas
kesehatan yang berbeda oleh peserta yang sama dalam waktu
yang beririsan, maka fasilitas kesehatan penerima rujukan wajib
berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan tersebut
 Fasilitas Kesehatan Penerima Rujukan dari Fasilitas Kesehatan
yang sama memasukan informasi pada kolom keterangan di
aplikasi eligibiltas yang berupa indikasi medis masih diperlukan
kembali serta rencana tindak lanjut yang akan dilakukan 20
Penyelenggaraan Rujuk Balik

Faskes penerima rujukan, wajib merujuk kembali pasien yang telah dirujuk jika
secara medis keadaan stabil atau sudah dapat ditangani di faskes perujuk

Penyelenggaraan pelayanan rujuk balik dapat berupa Program Rujuk Balik (PRB)
untuk penyakit kronis tertentu atau pelayanan rujuk balik penyakit kronis atau
akut lainnya

Melampirkan: Surat pengantar rujuk balik yang dibuat dokter spesialis/sub


spesialis

Fasilitas kesehatan memastikan bahwa obat PRB mengacu kepada daftar obat
Formularium Nasional untuk Program Rujuk Balik JKN

Pelayanan program rujuk balik dilakukan 3 (tiga) kali berturut-turut selama 3 (tiga)
bulan di FKTP, setelah 3 (tiga) bulan peserta dapat dirujuk ke FKRTL untuk
dilakukan evaluasi oleh dokter spesialis/sub-spesialis apabila dibutuhkan

Pelayanan Obat PRB harus diberikan oleh apotek atau instalasi farmasi klinik
pratama yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan berdasarkan resep yang
diberikan dokter di FKTP

21
ALUR RUJUKAN BERJENJANG BERBASIS KOMPETENSI DAN TERINTEGRASI

Integrasi P-care, HFIS- Rujukan dilakukan


aplicares,Vclaim
Pasien dengan
masuk dan mempertimbangkan:
dirawat  Kebutuhan medis
Membutuhkan pasien
rujukan  Kompetensi Faskes
Penerima rujukan
 Jarak fasilitas
kesehatan
 Pertimbangan
kendala geografis

Dibuatkan Surat
Rujukan Online dari
FKRTL asal
Memilih Kompetensi yang
dibutuhkan Melihat posisi Faskes
terdekat

Pasien dirujuk dengan


nomor Rujukan Online
Memilih Poli
Melihat ketersediaan dan memilih
22
(Jika Rawat Jalan)
kelas ruang rawat (Jika Rawat Inap)
tahap developing
HFIS RSUD dr. RM. Pratomo

23
HFIS RSUD dr. RM. Pratomo

24
HFIS RSUD dr. RM. Pratomo

Wajib
diisi

25
HFIS RSUD dr. RM. Pratomo

Wajib
diisi

26
HFIS RSUD dr. RM. Pratomo

27
HFIS RSUD dr. RM. Pratomo

28
HFIS RSUD dr. RM. Pratomo

29
LUARAN P-CARE

30
PELAYANAN RUJUK BALIK

31
OBAT PROGRAM
RUJUK BALIK
Obat yang diresepkan oleh Dokter
Obat Utama
Spesialis/Sub Spesialis di FKRTL untuk indikasi
yang sesuai dengan diagnosis PRB
Obat PRB

Obat yang dapat diberikan bersama obat utama


Obat untuk mengatasi penyakit penyerta atau
Tambahan
mengurangi efek samping akibat obat utama

 Peresepan obat PRB maksimal untuk kebutuhan 30 (tiga puluh) hari sesuai indikasi medis
 Peresepan obat PRB, baik obat utama dan obat tambahan, mengacu pada Formularium
Nasional (Fornas) untuk obat PRB (obat bertanda asterix*) berikut restriksi, peresepan
maksimal dan ketentuan lainnya yang berlaku
 Obat diluar Fornas, termasuk obat yang tidak sesuai dengan ketentuan Fornas (tidak
sesuai restriksi dan peresepan maksimal) tidak dapat diberikan kepada Peserta PRB
 pemberian obat mengikuti mekanisme pemberian obat di luar Fornas dan biaya termasuk
dalam paket INA CBG.

32
POIN KRITIS PELAYANAN
OBAT TAHUN 2018

Acuan Pelayanan Obat Mulai 1 April 2018


Daftar Obat Fornas 2017 Kepmenkes
No.HK.01.07/Menkes/659/2017 tertanggal
28 Desember 2017
Daftar Harga Obat E-Katalog 2018
Tabel Referensi Aplikasi Apotek Tabel Reff Tahun 2018*
(mengacu pada harga e-catalog yang
tayang pada tahun 2018)

PASTIKAN UPDATE REFERENSI OBAT DILAKUKAN


SESUAI DENGAN REF YANG SESUAI DAN TERUPDATE

33
POTENSI PERMASALAHAN PASIEN PRB

Target terapi belum pernah ditetapkan


/sulit tercapai

Pengetahuan dan kepatuhan pengobatan


belum pernah diukur secara konsisten

Multi dokter, polifarmasi dan multi regimen


terapi

Tidak ada koordinasi antara FKRTL dan FKTP

Berisiko tinggi terhadap komplikasi penyakit


akibat ketiadaan obat maupun terhentinya
kepesertaan 34
LANDASAN KEBIJAKAN
REGULASI PENDUKUNG ASUHAN KEFARMASIAN

PMK No 73/2016
TENTANG STANDAR
UU No 36/2009 PELAYANAN
TENTANG KESEHATAN KEFARMASIAN DI APOTEK

PP No 51/2009 PMK No 74/2016


TENTANG PEKERJAAN TENTANG STANDAR
KEFARMASIAN PELAYANAN KEFARMASIAN
DI PKM
Farmasi Klinik

1. PENGKAJIAN RESEP
2. DISPENSING
3. PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)
4. KONSELING
5. HOME PHARMACY CARE
6. PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
7. MESO

Sesuai Dengan Fitur MTM 35


REGULASI PENDUKUNG PRB

PENJAMINAN
PENJAMINAN OBAT
PENYELENGGARAAN
DILUAR E-KATALOG
BPJS Kesehatan dapat membayar tagihan obat non-kapitasi dan PELAYANAN RUJUK BALIK
obat diluar paket INA-CBG yang pengadaannya dilakukan diluar E- Peserta dengan Penyakit Kronis yang sudah stabil atau termasuk
Katalog sesuai harga dasar obat yang tertera di E-Katalog dalam diagnosa PRB tunggal tanpa komplikasi wajib dirujuk
balik

36
OUTLINE
Overview Penyelenggaraan
Sistem Rujukan

Kebijakan Penguatan Sistem


Rujukan

Penguatan Pelayanan Obat

E-Claim

37
MENGAPA ADA PROGRAM RUJUK BALIK?
A. KENDALI MUTU KEPUASAN PESERTA
1. Kemudahan akses
2. Penanganan dan pengelolaan penyakit
RUJUKAN BERJENJANG

peserta menjadi lebih efektif


Pelayanan 3. Meningkatkan koordinasi pelayanan antara

RUJUK BALIK
Kesehatan
Sub Spesialistik FKTP dan FKRTL
4. Menguatkan sistem rujukan
5. Meningkatkan rasio kontak antara peserta
Pelayanan
Kesehatan
dengan FKTP
Spesialistik 6. Mengurangi antrian di RS

B. KENDALI BIAYA SUSTAINABILITAS PROGRAM


Penyerapan biaya katastropi dapat dikendalikan
Pelayanan Kesehatan melalui pengelolaan penyakit penyebabnya
Dasar dengan optimalisasi PRB dan Prolanis.

PROGRAM RUJUK BALIK:


KENDALI MUTU & KENDALI BIAYA
38
EVALUASI PELAKSANAAN RUJUK
BALIK TAHUN 2017

Peserta dengan Diagnosa Tunggal


PRB (Tanpa
Komplikasi/komorbid)
berkunjung > 1x per bulan masih
banyak
Fragmentasi?

Peserta dengan Diagnosa Tunggal


PRB (Tanpa Komplikasi/komorbid)
berkunjung > 1x per tidak pernah
kembali ke FKTP (Warna ● )

MASIH BELUM EFEKTIF

SE 63 TAHUN 2017
40
1. APOTEK PRB
a. Ketidaktersediaan obat
b. Apotek kerjasama rugi
c. Tidak ada data peserta DAMPAK YANG
DIHARAPKAN
d. Peran farmasi belum
optimal
2. PESERTA
FAKTOR PENYEBAB

Pernah mengalami kendala PRB Kualitas Pelayanan↑


Status Kesehatan
dalam PRB MTM Peserta↑
Kepuasan Peserta↑
3. FASKES RUJUKAN Beban Kerja FKRTL↓

Menerima pasien dengan


kondisi memburuk setelah
PRB
1. Permenkes 73 & 74 th 2016
4. FASKES PRIMER tentang Standar Pelayanan
(FKTP dan Apotek) Kefarmasian MTM
Belum komprehensif 2. Perdir BPJS Kesehatan No 18 th
2018 tentang Penjaminan Obat
5. BPJS KESEHATAN di luar e-catalog
Belum tersedia Aplikasi 3. Aplikasi terintegrasi 41
terintegrasi
PENYEBAB PRB TIDAK OPTIMAL

Peserta enggan mendaftar menjadi Peserta FKRTL enggan memberikan SRB/tidak merujuk
PRB: balik:
Penyebab : Penyebab :
1. Ketidakpahaman Peserta terhadap 1. Ketidakpahaman/Ketidakpercayaan
Program Rujuk Balik terhadap Program Rujuk Balik
2. Peserta pernah mengalami kendala 2. Ketidakpahaman terhadap jenis obat yang
dalam pendaftaran dan pelayanan PRB → masuk dalam PRB
3. Obat yang diresepkan di RS ≠ termasuk 3. Kesengajaan tidak merujuk balik (Moral
obat PRB akibatnya Peserta akan Hazard)
kembali juga ke RS, sehingga
menganggap PRB tidak berguna Ketersediaan Apotek PRB
4. Terhentinya pengobatan akibat kendala Penyebab :
status kepesertaan → Menunggak 1. Ketersediaan Apotek di wilayah Kecamatan
2. Apotek enggan bekerjasama karena rugi
FKTP belum optimal memberikan pelayanan PRB 3. Ketidaktersediaan obat Gagal lelang,
Penyebab : tidak ada harga sehingga menyulitkan
1. Ketidakpahaman terhadap program rujuk pengadaan obat oleh Distributor
balik
2. Peran Farmasi belum optimal

42
PRB yang baru memerlukan peran aktif Apoteker dalam memberikan
pelayanan Kefarmasian

REGULASI PENDUKUNG ASUHAN KEFARMASIAN


1. UU No. 36 Tahun 2009: Kesehatan
2. PP No. 72 Tahun 1998: Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
3. PP No. 51 Tahun 2009: Pekerjaan Kefarmasian
4. Permenkes No. 889 Th. 2011: Registrasi Izin Praktek dan Izin Kerja Tenaga
kefarmasian
5. Permenkes No 72 tahun2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit
6. Permenkes No.73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
7. Permenkes No.74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
8. Permenkes No No. 9 Tahun 2017 Tentang Apotek
MTM
43
PELAYANAN KEFARMASIAN Permenkes No 73 dan No 74 Tahun 2016

1. perencanaan;
PENGELOLAAN Kegiatan
2. pengadaan;
SEDIAAN FARMASI, pengelolaan 3. penerimaan;
DAN
BAHAN MEDIS
Obat dan 4. penyimpanan;
Bahan Medis
HABIS PAKAI Habis Pakai
5. pemusnahan;
(BMHP) 6. pengendalian; dan
7. pencatatan dan pelaporan
PELAYANAN
KEFARMASIAN
1. Pengkajian Resep
2. Dispensing
3. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
4. Konseling
PELAYANAN 5. Pelayanan Kefarmasian di rumah (home
FARMASI KLINIK pharmacy care)
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO); dan
7. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

KUNCI KEBERHASILAN PRB BARU

Kepastian Ketersediaan Obat MTM 44


ALUR PRB DI FKRTL

1 2 3
Peserta Datang dan Peserta dengan penyakit
Pelayanan di Poliklinik kronis cakupan PRB
Administrasi SEP di FKRTL
dinyatakan stabil oleh DPJP

4 SRB dapat diperoleh pada dua titik


5 6
al;
DPJP menuliskan resep a. Pasien ke petugas entry SEP Petugas Entri SEP/Petugas
dengan menambahkan (tersedia aplikasi Vclaim) IFRS melakukan Flagging PRB
note : b. Pasien ke petugas IFRS (tersedia pada Aplikasi Vclaim dan
PRB-Diagnosa mencetak SRB luaran Vclaim
aplikasi Vclaim dengan akses
terbatas hanya pada fitur Flaging
dan SRB

7 8
DPJP memberikan Petugas mengisi kelengakapan
form SRB, yaitu dengan
Note “PRB -Diagnosa ” menuliskan jenis Obat yang Peserta kembali ke FKTP
pada Resep sebagai diberikan kepada Peserta atau dengan membawa SRB
cukup melampirkan copy
pengganti SRB resep pada SRB

45
Integrasi Aplikasi:
VClaim + P-Care +
1. Dokter di RS menerbitkan SRB Apotek Online
2. Pendaftaran peserta (flagging)
dan input obat

Vclaim
Faskes Rujukan
Apotek PRB
1. Menyediakan obat PRB
2. Menerima resep
Bridging pemberian obat + edukasi
3. MTM dan entry data MTM
Apotek
Pcare OL
Pelayanan farmasi klinik

1. Menerima SRB
2. Penulisan resep obat PRB Rujukan Online
3. Edukasi PRB
Faskes Primer
46
OUTLINE
Overview Penyelenggaraan
Sistem Rujukan

Kebijakan Penguatan Sistem


Rujukan

Penguatan Pelayanan Obat

E-Claim

47
Mengembangkan Manajemen
Electronic Claim (E-Claim)

Adalah bentuk pengejawantahan


simplifikasi dokumen klaim melalui file
E - Claim elektronik
Akan dilakukan secara bertahap di
Tahun 2018

FKRTL yang menjadi target harus


memiliki sarana dan prasarana
penunjang berupa Scanner
Secara prinsip tidak ada perubahan,
hanya mengubah bentuk berkas fisik 
soft copy
48
Simplifikasi Dokumen Klaim
Melalui File Elektronik
EKSISTING E-CLAIM
 RJTL  RJTL
 SEP (ttd pasien/keluarga) a. Berkas asli (fisik)
 Lembar Bukti Pelayanan  SEP (ttd pasien/keluarga)
 Hasil Pemeriksaan Penunjang  Lembar Bukti Pelayanan
 Resume Biaya Tagihan (billing) b. Soft Copy / Scan
 Hasil Pemeriksaan Penunjang
 RITL  Resume Biaya Tagihan (billing)
 SEP (ttd pasien/keluarga)  RITL
 Surat Perintah Rawat Inap a. Berkas asli (fisik)
 Resume Medis  SEP (ttd pasien/keluarga)
 Laporan Tindakan  Resume Medis
 Hasil Pemeriksaan Penunjang b. Soft Copy / Scan
 Resume Biaya Tagihan (billing)  Surat Perintah Rawat Inap
 Laporan Tindakan
 Hasil Pemeriksaan Penunjang
 Resume Biaya Tagihan (billing)

49
Simplifikasi Dokumen Klaim
Melalui File Elektronik

Fotokopi KTP
Fotokopi Kartu Fotokopi Akta
Keluarga Kelahiran

Fotokopi Lembar Luaran


Fotocopi Kartu
Rujukan dari Aplikasi INA-
JKN-KIS
FKTP CBG

Surat Dokumen Lain


Permintaan yang Tidak
Rawat Inap dipersyaratkan

50
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 4 TAHUN 2017
TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 52
TAHUN 2016 TENTANG STANDAR TARIF PELAYANAN KESEHATAN DALAM
PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

PERPRES NO 28 TAHUN 2016

PASAL 24 :
(1). Peserta yang menginginkan kelas yang lebih tinggi dari pada haknya, dapat
meningkatkan haknya dengan mengikuti asuransi kesehatan tambahan, atau membayar
selisih antara biaya yang dijamin oleh BPJS Kesehatan dengan biaya yang harus dibayar
akibat peningkatan kelas perawatan.
(2). Selisih antara biaya yang dijamin oleh BPJS Kesehatan dengan biaya atas kelas tinggi
dari haknya dapat dibayar oleh:
a. Peserta yang bersangkutan;
b. Pemberi Kerja; atau
c. Asuransi kesehatan tambahan.
(3). Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi:
a. PBI Jaminan Kesehatan; dan
b. Peserta yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud
dalam pasal 6 A.
(4) Pembayaran selisih oleh Pemberi Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
tidak termasuk untuk Peserta yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah.

51
SELISIH IUR BIAYA PESERTA YANG MENGHENDAKI PENINGKATAN KELAS
PERAWATAN ATAS PERMINTAAN SENDIRI HINGGA KELAS PERAWATAN KELAS I

Kelas I

Selisih
Tarif Kelas II
INA-
CBG

Kelas III
Keterangan :
adalah jumlah yang
harus dibayar oleh Peserta
yang menghendaki
meningkatan Kelas
Perawatan
52
CONTOH KASUS PESERTA YANG MENGHENDAKI PENINGKATAN KELAS
PERAWATAN ATAS PERMINTAAN SENDIRI SAMPAI DENGAN KELAS VIP

Kenaikan kelas rawat sampai dengan kelas VIP:


a. Total urun biaya yang dibayar peserta ditambah tarif INA-CBG sesuai hak yang
dibayarkan oleh BPJS Kesehatan tidak melebihi tarif umum RS.
b. Jika tarif INA-CBG sesuai hak lebih tinggi dari tariff umum RS, maka peserta tidak
membayar urun biaya.
c. Kenaikan kelas rawat peserta dengan hak rawat kelas 1:
Perhitungan urun biaya maksimal = 75% x Tarif INA-CBG kelas 1.
d. Kenaikan kelas rawat peserta dengan hak rawat kelas 2:
Perhitungan urun biaya maksimal = selisih (tarif INA-CBG kelas 1 dikurangi
tarif INA-CBG kelas 2) ditambah (75% x Tarif INA-CBG kelas 1).
e. Kenaikan kelas rawat peserta dengan hak rawat kelas 3:
Perhitungan urun biaya maksimal = selisih (tarif INA-CBG kelas 1 dikurangi
tarif INA-CBG kelas 3) ditambah (75% x Tarif INA-CBG kelas 1).
f. Ketentuan ini berlaku untuk kenaikan kelas rawat di atas kelas 1 sampai dengan kelas
VIP. Contohnya pada RS yang memiliki ruang rawat kelas 1 Utama, Semi VIP atau Pra-
VIP.

53
PENGEMBANGAN FITUR MOBILE JKN

Pemanfaatan Kartu Digital Implementasi ID transaksi

Fitur Mobile Advertising, Push


Notification

Integrasi dengan instansi dan pelayanan publik


Fitur Antrian di FKTP & FKRTL (TNI, POLRI, PAJAK, PENDIDIKAN, dll)

BPJS Kesehatan
Fitur Sistem Rujukan Online

Sistem Antrian di FKTP


FKTP

Peserta Menyiapkan Aplikasi SIPP


Informasi
FKRTL

54
Terima Kasih

Kini Semua Ada


Dalam Genggaman!

Download Aplikasi Mobile JKN

www.bpjs-kesehatan.go.id

Anda mungkin juga menyukai