Definisi Aflatoksin

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Aflatoksin


Aflatoksin adalah sejenis mikotoksin yang ditemukan pada peristiwa
keracunan akibat daging kalkun tahun 1960 di Inggris dan memiliki sifat
karsinogenitas yang kuat. Jenis jamur yang memproduksi aflatoksin adalah
Aspergillus flavus yang memiliki kekerabatan dengan Aspergillus orizae.
Produksi aflatoksin didistribusikan secara luas di daerah tropis dan subtropis
sepert Asia Tenggara, Amerika Serikat, dan Brasil, dimana aflatoksin tumbuh
dalam pangan terutama kacang tanah dan biji kapas dapat menyebabkan
kontaminasi aflatoksin. Sepuluh isomer “ganjil” dari aflatoksin telah
ditemukan. Namun sebagian besar terdeteksi dalam pangan yang
terkontaminasi dengan jamur yaitu aflatoksin jenis B1, B2, G1, dan G2.
Aflatoksin B2 dan G2 adalah turunan dihidro (dihydro derivate) dari senyawa
induk yang diproduksi oleh Aspergillus flavus yang hanya menghasilkan
aflatoksin B dan cyclopiazonic acid (CPA), Aspergillus parasiticus
memproduksi aflatoksin B dan G, dan Aspergillus nomius. Aflatoksin B2 dan
G2 dapat mengkontaminasi komoditas pangan mentah yang penting, seperti
pangan jenis serelia, kacang-kacangan, rempah-rempah, buah kering,
termasuk buah tin. Aflatoksin M1 dan M2 adalah metabolit hidroksilasi
aflatoksin B1 dan B2 yang diproduksi saat sapi atau hewan ruminansia
lainnya memakan pakan yang terkontaminasi dengan mikotoksin jenis ini,
dimana aflatoksin tersebut diekskresikan dalam bentuk susu sehingga dapat
mencemari produk olahan susu lainnya seperti yoghurt dan keju, codex
menunjukkan bahwa kandungan M1 yang diizinkan dalam produk susu
adalah 0,5 ppb.
Sifat kelarutan Aflatoksin, yaitu sangat sedikit larut dalam air (10-30
μg/mL), tidak larut dalam pelarut non-polar, bebas larut dalam pelarut
organic cukup polar seperti kloroform dan methanol dan terutama dalam
dimetit sulfoksida (IARC,2002). Aflatoksin dikonfirmasi sebagai agen grup 1
dalam IARC yang berarti karsinogen pada manusia. Bukti untuk klasifikasi
aflatoksin sebagai agen grup 1 adalah ditemukan peningkatan risiko
karsinoma hepatoseluler pada individu yang terpajan oleh aflatoksin (Wang.
et all, 1996).
Dalam beberapa tahun terakhir, studi epidemiologi dan eksperimental telah
menghubungkan paparan aflatoksin dengan pembentukan mutasi spesifik
dalam kodon 249 pada gen supresor tumor TP53, yang telah memberikan
target biologis penting untuk penilaian risiko. Identifikasi hubungan
mekanistik yang kuat antara paparan aflatoksin dan mutasi pada TP53 telah
memicu analisis mutasi kodon-249 pada jaringan tumor dan sampel darah
pada populasi yang berisiko tinggi untuk HCC. Dalam kasus serangkaian
pasien HCC di Cina, prevalensi mutasi ini berkisar antara 36-54%.

DAFTAR PUSTAKA

Carla, Giniani. 2011. Aflatoxin – Biochemistry and Molecular Biologi. Brasil :


InTech.
IARC.2002. Some traditional herbal medicines, some mycotoxins, naphthalene
and styrene. Lyon : IARC Monographs on The Evaluation of Carcinogenic
Risks to Human.
Wang LY, Hatch M, Chen CJ et al.1996. Aflatoxin exposure and risk of
hepatocellular carcinoma in Taiwan. USA : International Journal of Cancer,
Wiley Liss-inc.

Anda mungkin juga menyukai