MAKALAH Tahsin Pemetaan-1

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MUKJIZAT AL-QURAN
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Tahsin Al-Qur'an
Dosen pengampu : H. Opik Taupikurohman, M.Pd.I

Disusun oleh :

Mamah Mubarokah

215/B/17

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU RAUDHATUL ATHFAL II

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI-PUI)


MAJALENGKA
2018

i
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas
berkat dan rahmat karunia-Nya, penulisan makalah ini dapat diselesaikan tepat
waktu. Alhamdulilah dengan semangat yang tinggi pula merupakan modal bagi
kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan


pengetahuan tentang “Pemetaan kajian Tartil, Ilmu Tajwid, dan Imla”. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat yang banyak untuk sendiri maupun orang
lain.

Dalam penulisan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada segala pihak
yang telah ikut serta membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya dan saya memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini
masih ada kesalahan. Karena sesungguhnya kami sadari bahwa, tidak ada satupun
yang sempurna didunia ini kecuali Allah SWT yang telah menciptakan alam
semesta dan isinya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna untuk para
pembaca. Kami juga dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun guna untuk memperbaiki setiap kekurangan dari makalah ini.

Majalengka, 11 April 2018


Penulis

Devi Damayanti

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW
melalui malaikat Jibril sebagai suatu mu’jizat yang paling agung. Bahwasanya
Allah yang maha agung serta mulia mempunyai para ahli dari golongan manusia.
Dikatakan “siapakah mereka ya Rasulallah?” Rasulullah SAW. Bersabda: ahlul al-
Qur’an, mereka adalah ahlullah yang telah dikhususkan dan telah diistimewakan
oleh Allah.

Allah SWT tidak akan menerima suatu amal perbuatan kecuali perbuatan itu
dilakukan dengan ikhlas, tulus serta benar maksud ketulusan atau kemurniannya
suatu perbuatan itu sendiriadalah sesuatu yang dituntut untuk dilakukan semata
pada Allah SWT sedangkan kebanaran suatu perbuatan yakni sesuai dengan dasar-
dasar dan tujuan yang syar’i.

Oleh karena itu kita sebagai pembaca al-Qur’an hendaknya mengetahuicara


membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, dengan mempelajari Ilmu Tajwid agar
kita dapat membaca Al-Qur’an dengan Tartil.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Tartil ?


2. Apa yang dimaksud dengan Tajwid ?
3. Apa yang dimaksud dengan Imla ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tentang Tartil.


2. Untuk mengetahui tentang Tajwid.
3. Untuk mengetahui tentang Imla.

i
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tartil

Secara etimologi, tartil bentuk masdar dari lafad rattala dari bab taf’il.
Sedangkan secara istilah tartil berarti cara membaca al-Qur’an dengan benar
disertai dengan menghayati makna-makna yang terdapat dalam al-Qur’an serta
tetap menggunakan hukum-hukum tajwid dan waqaf dalam al-Qur’an.

Jadi, Tartil adalah perlahan-lahan dan tidak tergesa-gesa. Diantaranya,


memperhatikan potongan ayat, permulaan dan kesempurnaan makna, sehingga
seorang pembaca akan berpikir terhadap apa yang sedang ia baca. Allah Ta’ala
berfirman, :“Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al-
Muzammil: 4).

Ibnu Katsir berkata, “Bacalah dengan perlahan-lahan, karena hal itu akan
membantu untuk memahami Al-Qur’an dan men-tadabburi-nya. Dengan cara
seperti itulah Rasulullah membaca Al-Qur’an. Aisyah berkata, “Beliau membaca
Al-Qur’an dengan tartil sehingga seolah-olah menjadi surat yang paling
panjang.”Beliau senantiasa memutus-mutus bacaannya ayat demi ayat.

Tata cara membaca Al-Qur’an yang dinukil dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam dan para sahabat menunjukkan pentingnya perlahan-lahan dalam
membaca dan memperindah suara bacaan. Zaid bin Tsabit radiallahu ‘anhu pernah
ditanya, “Bagaimana pendapatmu tentang bacaan Al-Qur’an dalam tujuh hari?” Ia
menjawab, “Baik, dan jika saya membacanya dalam setengah bulan atau satu
bulan lebih saya sukai, mengapa demikian?” Orang tadi bertanya, “Saya akan
bertanya demikian itu.”Zaid berkata, “Agar saya dapat men-tadabbur-i dan
berhenti dalam setiap bacaan.”

Ibnu Hajar berkata, “Sesungguhnya orang yang membaca dengan tartil dan
mencermatinya, ibarat orang yang bershadaqah dengan satu permata yang sangat
berharga, sedangkan orang yang membca dengan cepat ibarat bershadaqah
beberapa permata, namun nilainya sama dengan satu permata.Boleh jadi, satu nilai
lebih banyak daripada beberapa nilai atau sebaliknya.”

Pendapat yang benar adalah, sesungguhnya seseorang yang membaca dengan


tergesa-gesa, maka ia hanya mendapatkan satu tujuan membaca Al-Qur’an saja,
yaitu untuk mendapatkan pahala bacaan Al-Qur’an, sedangkan orang yang
membaca Al-Qur’an dengan tartil disertai perenungan, maka ia telah mewujudkan
semua tujuan membaca Al-Qur’an, sempurna dalam mengambil manfaat Al-

i
Qur’an, serta mengikuti petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para
sahabat yang mulia.

Macam-Macam Tartil

Terdapat empat macam tingkatan atau mertabat bacaan Al Quran yaitu


bacaan dari segi cepat atau perlahan :

a. Pertama At- Tahqiq : Bacaannya seperti tartil cuma lebih lambat dan perlahan,
seperti membetulkan bacaan huruf dari makhrajnya, menepatkan kadar bacaan
mad dan dengung. Tingkatan bacaan tahqiq ini biasanya bagi mereka yang baru
belajar membaca Al Quran supaya dapat melatih lidah menyebut huruf dan sifat
huruf dengan tepat dan betul, atau lebih tepat dipakai untuk proses belajar
mengajar atau dunia pendidikan.

b. Kedua Al-Hadr : Bacaan yang cepat dengan tetap menjaga hukum-hukum


bacaan tajwid. Tingkatan bacaan hadr ini biasanya bagi mereka yang telah
menghafal Al Quran, supaya mereka dapat mengulang bacaannya dalam waktu
yang singkat.

c. Ketiga At-Tadwir : Bacaan yang pertengahan antara tingkatan bacaan tartil dan
hadr, dengan tetap menjaga hukum-hukum tajwid.

d. Keempat At-Tartil : Bacaannya perlahan-lahan, tenang dan melafazkan setiap


huruf dari makhrajnya secara tepat serta menurut hukum-hukum bacaan tajwid
dengan sempurna, merenungkan maknanya, hukum dan pengajaran dari
ayat.Tingkatan bacaan tartil ini biasanya bagi mereka yang sudah mengenal
makhraj-makhraj huruf, sifat-sifat huruf dan hukum-hukum tajwid. Tingkatan
bacaan ini adalah lebih baik dan lebih diutamakanalah Al-Qur’an itu dengan
perlahan-lahan.” (QS. Al-Muzammil: 4).

B. Ilmu Tajwid

Tajwīd (‫ )تجويد‬secara harfiah bermakna melakukan sesuatu dengan elok dan


indah atau bagus dan membaguskan, tajwid berasal dari kata Jawwada (-ّ‫يجوود‬-ّ‫جوود‬
‫ )تجويدا‬dalam bahasa Arab.Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf
dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid
adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara membunyikan atau
mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci al-Quran maupun
bukan.

Istilah (terminologi) ialah

‫إهسخحراهجهكللححسرففهمسنحمسخحرهجههحمحعإ هسع ح‬
‫طاَئهههححققههحوهمسستحححققهه‬

i
“Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya masing-masing sesuai dengan
hak dan mustahaqnya.”

Imam Ali bin Tholib mengatakan bahwa Tajwid adalah mengeluarkan setiap
huruf dari makhrojnya dan memberikan hak setiap huruf (yaitu sifat yang melekat
pada huruf tersebut seperti qolqolah, Hams, dll) dan mustahaq huruf (yaitu sifat-
sifat huruf yang terjadi karena sebab-sebab tertentu, seperti izhar, idghom, dll.)

Pengertian lain dari ilmu tajwid ialah menyampaikan dengan sebaik-baiknya


dan sempurna dari tiap-tiap bacaan ayat al-Quran.

Pengertian tahsin (‫ )تحسين‬secara bahasa sama seperti pengertian tajwid yang


berasal dari kata َ‫ تحسحهسسيننا‬-‫ يهححلسهن‬-‫ ححقسحن‬yang berarti membaguskan atau memperbaiki.

Adapun masalah-masalah yang dikemukakan dalam ilmu ini adalah


makharijul huruf (tempat keluar-masuk huruf), shifatul huruf (cara pengucapan
huruf), ahkamul huruf (hubungan antar huruf), ahkamul maddi wal qasr (panjang
dan pendek ucapan), ahkamul waqaf wal ibtida’ (memulai dan menghentikan
bacaan) dan al-Khat al-Utsmani.

Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid (Tahsin)

Para ulama menyatakan bahwa hukum bagi mempelajari tajwid itu adalah
fardhu kifayah tetapi mengamalkan tajwid ketika membaca al-Quran adalah
fardhu ain atau wajib kepada lelaki dan perempuan yang mukallaf atau dewasa.

Dalil kewajiban membaca Alquran dengan tajwid adalah sebagai berikut :

1. Firman Allah Subhanhu Wa Ta'ala :

‫حوحرتلهلسلقهسرانحتحسرتهسينل‬..

“Dan bacalah AlQuran dengan tartil.” (Q.S. Al-Muzzammil 73: 4).

2. Sabda Rasul:

‫إهسقحرهؤسوااسلقهسرآحنحبهلههحسوهناَسلحعحربهحوأح س‬
(‫صحواتهحهاَ )رواهاَلطبران‬

“Bacalah Al-Qur’an dengan cara dan suara orang Arab yang fasih”. (HR.
Thabrani)

C. IMLA'

Imla’ adalah membaca sesuatu dengan keras supaya ditulis orang lain. Dalam
belajar bahasa, imla’ adalah sesuatu teknik belajar bahasa dengan cara menulis
apa yang di katakan atau di ucapkan oleh guru atau teman sekelas secara tepat.
Bahan pelajaran yang biasa di dektekan, antara lain kata, kalimat sederhana, atau
bacaan singkat.

i
Macam-Macam Imla :

a. Al Imla’ Al Hijaiy yaitu pembelajarn menulis huruf-huruf hijaiyah

b. Al Imla’ Al Manquly yaitu memberikan latihan meniru tulisan kalimat pendek


yang ada dibuku atau papan tulis.

c. Al Imla’ Al Mandzury yaitu guru membacakan beberapa teks yang tertulis


dipapan tulis, kemudian diperintahkan kepada siswa untuk ditulis dengan benar
dan baik sesuai dengan tulisan yang ada di papan tulis.

d. Al Imla’ Al Ikhtibary yaitu guru membacakan beberapa teks arab kemudian


siswa diperintahkan untuk menulisnya tanpa melihat teks yang ada.

i
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Tartil adalah perlahan-lahan dan tidak tergesa-gesa. Diantaranya,


memperhatikan potongan ayat, permulaan dan kesempurnaan makna,
sehingga seorang pembaca akan berpikir terhadap apa yang sedang ia
baca.

2. Tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara membunyikan


atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci al-Quran
maupun bukan.

3. Imla’ adalah membaca sesuatu dengan keras supaya ditulis orang lain.
Dalam belajar bahasa, imla’ adalah sesuatu teknik belajar bahasa dengan
cara menulis apa yang di katakan atau di ucapkan oleh guru atau teman
sekelas secara tepat. Bahan pelajaran yang biasa di dektekan, antara lain
kata, kalimat sederhana, atau bacaan singkat.

B. Saran

Kami selaku penyusun sangat menyadari masih jauh dari sempurna dan
tentunya banyak sekali kekurangan dalam pembutan makalah ini.Hal ini
disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan kami.

Oleh karena itu, Kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun.Kami juga mengharapkan makalah ini
sangat bermanfaat untuk kami khususnya bagi pembaca.

i
DAFTAR PUSTAKA

 http://id.wikipedia.org/wiki/pengertian-tartil

 http://farizsalmanalfarisi.blogspot.com/2012/12/pengertian-ilmu-tajwid

 http://dinulislami.blogspot.com/2013/06/hukum-mempelajari-ilmu-tajwid

 http://anshorimujahid.wordpress.com/2011/02/19/pengertian-imla

 Sumber: http://dakwahsyariah.blogspot.com/2014/01/ilmu-tajwid-tahsin-
tilawatil-quran.html#ixzz3UnSzDuOe

Anda mungkin juga menyukai