Sap KTR

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“Kawasan Tanpa Rokok”

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


RUANG 14
RUMAH SAKIT UMUM DR. SAIFUL ANWAR MALANG
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
“KAWASAN TANPA ROKOK”

Oleh:
Mahasiswa
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“KAWASAN TANPA ROKOK”

Tanggal 05 April 2018

Oleh :
Mahasiswa PSIK Universitas Brawijaya

Mengetahui,
Preseptor Ruang 14

( )
NIP.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
RUANG 14 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Topik Penyuluhan : Kawasan Tanpa Rokok (KTR)


Sasaran : Keluarga Pasien Ruang 14
Hari/Tanggal : Kamis, 5 April 2018
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang 14 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

A. TUJUAN
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai kawasan tanpa rokok, diharapkan
keluarga pasien di ruang 14 dapat memahami dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga
pasien yang dirawat di ruang 25 mampu:
1. Mengetahui pengertian Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
2. Mengetahui tujuan pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
3. Mengetahui manfaat pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
4. Mengetahui Bahaya merokok
5. Mengetahui Kandungan rokok

B. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Kegiatan Keluarga
Waktu Kegiatan Perawat Media
Kegiatan Pasien
Pendahuluan 5 Menit 1. Memperkenalkan diri 1. Mendengarkan -
2. Mengemukakan dengan seksama.
maksud dan tujuan. 2. Menjawab
3. Menggali pengetahuan pertanyaan.
pasien tentang
Kawasan Tanpa Rokok
(KTR)
Penyajian 15 Menit Menyampaikan materi : Mendengarkan dengan Power
- Pengertian Kawasan seksama Point
Tanpa Rokok (KTR).
- Tujuan Kawasan
Tanpa Rokok (KTR)
- Manfaat pelaksanaan
Kawasan Tanpa Rokok
(KTR).
- Bahaya merokok
- Kandungan rokok
Penutup 10 Menit 1. Mengadakan evaluasi 1. Menjawab Power
2. Kesimpulan dan saran pertanyaan. Point
2. Mendengarkan
kesimpulan dan
saran

C. METODE
1. Ceramah/Presentasi
2. Tanya jawab

D. MEDIA
Power Point

E. EVALUASI
Kriteria Evaluasi:
a. Evaluasi Terstruktur
- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan
- Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan pada SAP
- Kesiapan penyuluh termasuk kesiapan modul dan media yang akan digunakan
- Kesiapan peserta didik meliputi kesiapan menerima penyuluhan
b. Evaluasi Proses
- Peserta didik antusias terhadap materi penyuluhan
- Peserta didik tidak meninggalkan tempat penyuluhan
- Peserta didik mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang disampaikan
penyuluh
- Penyuluh menjelaskan atau menyampaikan materi dengan jelas dan dengan
suasana yang rileks.

c. Evaluasi Hasil:
- Sebanyak 70% Peserta didik dapat menjawab benar pertanyaan dari penyuluh
terkait kawasan tanpa rokok
- Peserta didik yang hadir lebih dari 70%

F. MATERI Terlampir

G. DAFTAR PUSTAKA
 Husaini, Aiman. 2007. Bahaya dan Dampak Merokok. Pustaka Iman: Bandung
 Peraturan pemerintah RI No.81 Th.1999
 Peraturan pemerintah RI No.38 Th.2000
 Peraturan pemerintah RI No.7 Th.2011
 Indonesia, kementrian Kesehatan. Pusta Promosi Kesehatan Pedoman
Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2010.

KAWASAN TANPA ROKOK (KTR)

Salah satu kebijakan pengendalian tembakau yang lain adalah


terlaksananya Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan produksi,
penjualan, iklan, promosi dan atau penggunaan rokok. Upaya bentuk
pengendalian tembakau telah berhasil di laksanakan, baik di tingkat pusat
maupun daerah.Dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan. Dimana pasal 113 menyatakan bahwa tembakau mengandung zat
adiktif. Dan pasal 115 mengatur tentang Kawasan Tanpa Rokok.Adapun ruang
lingkup Kawasan Tanpa Rokok (KTR)yang ditetapkan dalam peraturan bersama ini
sesuai dengan yang diatur oleh UU No.36 Tahun 2009, antara lain fasilitas
pelayanan kesehatan, tempat belajar mengajar, tempat ibadah, tempat bermain
anak, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat lain yang
ditetapkan.
Dalam Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri Nomor 188/ Menkes/ Pb/I/
2011. Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2 dibuat dengan tujuan untuk
memberikan acuan bagi pemerintah daerah dalam menetapkan KTR, memberikan
perlindungan yang efektif dari bahaya asap rokok, memberikan ruang dan
lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat, dan melindungi kesehatan
secara umum dari dampak buruk merokok baik secara langsung maupun tidak
langsung, Menurunkan angka kesakitan dan/atau angka kematian dengan cara
mengubah perilaku masyarakat untuk hidup sehat, Meningkatkan produktivitas kerja
yang optimal, Mewujudkan kualitas udara yang sehat dan bersih, bebas dari asap
rokok, Menurunkan angka perokok dan mencegah perokok pemula, Mewujudkan
generasi muda yang sehat.

1. Definisi Rokok
Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar,
dihisap, dan / dihirup termasuk rokok kretek, putih, cerutu, atau bentuk lainnya yang
dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica, dan spesies lainnya
atau sintetis yang asapnya mengandung nikotin, tar, dengan atau tanpa bahan
tambahan. Kawasan tanpa Rokok (KTR) adalah ruangan atau area yang dinyatakan
dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan,
dan atau mempromosikan produk tembakau. Kawasan tanpa rokok (KTR) meliputi
tempat-tempat sebagai berikut: fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar
mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat
umum, dan tempat lain yang ditetapkan.
Namun, dengan adanya kawasa tanpa rokok, maka terdapat tempat khusus
merokok yang berarti ruangan yang diperuntukkan khusus untuk kegiatan meroko
yang berada dalam KTR. Tempat khusus merokok adalah tempat yang mempunyai
syarat sebagai berikut: merupakan ruang terbuka atau ruang yang berhubungan
langsung dengan udara luar sehingga dara dapat bersirkulasi dengan baik, terpisah
dari gedung/ tempat/ ruang utama dan ruang lain yang digunakan uuntuk beraktifitas,
jauh dari pintu masuk dan keluar, jdan auh dari tempat orang berlalu lalang.

2. Tujuan dan Landasan Hukum


Pengaturan Kawasan Tanpa Rokok diatur dalam:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
pasal 113 sampai dengan 116.
c. Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak.
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia.
f. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
g. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
h. Peraturan pemerintah RI No.81 Th.1999
i. Peraturan pemerintah RI No.38 Th.2000
j. Peraturan pemerintah RI No.7 Th.2011
Pelaksanaan KTR secara umum bertujuan untuk melindungi masyarakat
terhadap resiko ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan tercemar asap
rokok, khususnya ditempat kerja, tempat umum, dan angkutan umum. Sedangkan
tujuan secara khusus adalah sebagai berikut:
a. Memberikan acuan bagi pemerintah daerah dalam menetapkan KTR
b. Memberikan perlindungan yang efektif dari bahaya asap rokok
c. Memberikan ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat
d. Melindungi kesehatan masyarakat secara umum dari dampak buruk merokok baik
langsung maupun tidak langsung

3. Manfaat Kawasan tanpa Rokok


Manfaat secara umum darai adanya kawasan tanpa rokok adalah Penetapan Kawasan
Tanpa Rokok merupakan upaya perlindungan untuk masyarakat terhadap risiko
ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok. Penetapan
Kawasan Tanpa Rokok ini perlu diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan,
tempat proses belajar mengajar , tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan
umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.
a. Manfaat di tempat-tempat umum
1. Menciptakan tempat umum yang sehat, nyaman, dan, aman
2. Pengunjung tidak terganggu oleh asap rokok
3. Menegakkan etika merokok
4. Memberi citra yang positif
b. Manfaat di tempat kerja
1. Karyawan tidak terganggu asapa rokok
2. Mengurangi resiko terjadinya kebakaran
3. Biaya pemeliharaan kesehatan untuk karyawan berkurang
4. Meningkatkan produktifitas kerja dan menurunkan tingkat absensi karyawan
5. Membantu karyawan berhenti merokok

4. Ruang lingkup dan Sasaran Kawasan Tanpa Rokok


Ruang lingkup kawasan tanpa rokok adalah sebagai berikut:
a. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah
dan/atau masyarakat. Sasaran pada tempat ini adalah Pimpinan/penanggung
jawab/pengelola fasilitas pelayanan kesehatan, Pasien, Pengunjung, dan tenaga
medis dan non medis.
b. Tempat proses belajar mengajar adalah sarana yang digunakan untuk kegiatan
belajar , mengajar , pendidikan dan/atau pelatihan. Sasaran pada tempat ini adalah
Pimpinan/penanggung jawab/pengelola tempat proses belajar mengajar, peserta
didik/siswa, Tenaga kependidikan (guru), Unsur sekolah lainnya (tenaga
administrasi, pegawai di sekolah).
c. Tempat anak bermain adalah area baik tertutup maupun terbuka, yang digunakan
untuk kegiatan bermain anak-anak. Sasaran pada tempat ini adalah
Pimpinan/penanggung jawab/pengelola tempat anak bermain,
Pengguna/pengunjung tempat anak bermain.
d. Tempat ibadah adalah bangunan atau ruang tertutup yang memiliki ciri-ciri tertentu
yang khusus dipergunakan untuk beribadah bagi para pemeluk masing-masing
agama secara permanen, tidak termasuk tempat ibadah keluarga.
e. Angkutan umum adalah alat angkutan bagi masyarakat yang dapat berupa
kendaraan darat, air dan udara biasanya dengan kompensasi. Sasaran pada
tempat ini adalah sebagai berikut Pengelola sarana penunjang di angkutan umum
(kantin, hiburan, dsb), Karyawan, Pengemudi dan awak angkutan, Penumpang.
f. Tempat kerja adalah ruang atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau
tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Sasaran
pada tempat ini adalah Pimpinan/penanggung jawab/, pengelola sarana penunjang
di tempat kerja (kantin, toko, dsb), Staf/pegawai/karyawan, tamu.
g. Tempat umum adalah semua tempat tertutup yang dapat diakses oleh masyarakat
umum dan/atau tempat yang dapat dimanfaatkan bersama-sama untuk kegiatan
masyarakat yang dikelola oleh pemerintah, swasta dan masyarakat. Sasaran pada
tempat ini adalah Pimpinan/penanggung jawab/ pengelola sarana penunjang di
tempat umum (restoran, hiburan, dsb), Karyawan, Pengunjung/pengguna tempat
umum.
h. Tempat lain yang ditetapkan adalah tempat terbuka yang dimanfaatkan bersama-
sama untuk kegiatan masyarakat.

5. Kandungan Rokok
Setiap batang rokok mengandung lebih dari 4000 jenis bahan kimia
berbahaya bagi tubuh. 400 diantaranya bisa berefek racun, sedangkan 40 diantaranya
bisa mengakibatkan kanker. Berikut beberapa bahan kimia tersebut, diantaranya yaitu:
a. Nikotin adalah cairan berminyak yang tidak berwarna dan dapat membuat rasa
perih yang sangat. Nikotin ini menghalangi kontraksi rasa lapar, itu sebabnya
seseorang bisa merasakan tidak lapar karena merokok.
b. Karbon monoksida (CO) adalah sejenis gas yang tidak berbau. Unsur ini
dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau
karbon. Zat ini sangat beracun, racun carbon monoksida akan membuat
seseorang gampang cape dan gerogi
c. Tar: bahasa indonesianya disebut ter. Zat ni sejenis cairan kental berwarna coklat
tua atau hitam yang diperoleh dengan cara distilasi dari kayu atau arang, terdapat
dalam rokok yang terdiri dari ratusan bahan kimia yang dapat menyebabkan
kanker paru-paru.
d. DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana): DDT merupakan racun serangga yang
biasanya digunakan untuk membunuh nyamuk, semut atau kecoa.
e. Aseton: Aseton adalah zat yang digunakan untuk melunturkan cat. Bisa
dibayangkan bahayanya apabila zat ini berada di dalam tubuh kita.
f. Formaldehid adalah sejenis gas yang tidak berwarna dengan bau yang tajam. Gas
ini adalah tergolong pengawet dan pembasmi hama. Formaldehyde ini sangat
beracun keras terhadap semua organism hidup.
g. Kadmium: adalah bahan kimia yang biasanya terdapat pada acccu atau aki
kendaraan bermotor
h. Arsenik: seperti DDT, arsenik merupakan bahan kimia yang sering digunakan
untuk membasmi serangga-serangga pengganggu. Biasanya kutu atau serangga
sekelasnya akan mampan bila diberantas dengan arsenik ini.
i. Ammonia adalah merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen
dan dan hydrogen. Zat ini sangat tajam baunya dan sangat merangsang.begitu
kerasnya racun yang terdapat pada amoniaitu, sehingga kalau disuntikkan
sedikitpun ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan
atau koma
j. Polonium-210: Bahan ini merupakan salah satu zat radio aktif, yaitu zat yang
mampu mengeluarkan radiasi aktif, yang bisa menyebabkan perubahan struktur
dan fungsi sel normal. Bahan-bahan radio aktif juga bisa menyebabkan kanker.
k. Hidrogen sianida: adalah sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
mempunyai rasa.zat ini sangat efisien untuk menghalangi pernapasan. Cianida
adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedkit
saja cianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan
kematian.
l. Vinil klorida: Zat ini biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik.
m. Naftalena: seperti DDT dan arsenik, bahan ini terdapat pada obat-obat pembasmi
serangga.
n. Methanol adalah sejenis cairan ringan yang gampang menguap dan mudah
terbakar. Meminum atau mengisap methanol dapat mengakibatkan kebutaan,
bahkan kematian.

6. Bahaya Merokok
Kerugian yang di timbulkan oleh rokok sangat banyak bagi kesehatan. Berikut
beberapa bahaya rokok yang perlu diketahui yaitu:
a. Efek racunnya terhadap perokok dibandingkan yang tidak merokok
1. 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
2. 4x menderita kanker esophagus
3. 2x kanker kandung kemih
4. 2x serangan jantung
b. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu
kanker di udara, dan 50 kali lipat mengandung bahan pengiritasi mata dan
pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap
melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi asap rokok adalah tempat
yang lebih berbahaya dari pada polusi dijalan raya yang macet.
c. Sesorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok
bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok
berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya
terbatas.
d. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tregolong
miskin, sehingga dana kesejahtraan dan kesehatan keluarganya sering
diahlikan untuk membeli rokok.
e. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok
untuk merokok agar dapat merasakan penderitaan yang sama dengannya,
yaitu terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga
ada yang secara sengaja merokok ditempat umum agar asap rokok yang
dihembuskan dapat terhirup oleh orang lain, sehingga orang lain akan terkena
kanker

Anda mungkin juga menyukai