Persalinan Sungsang

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

Kegawatdaruratan Maternal Neonatal

Persalinan Sungsang

Disusun oleh :
1. MAYA ERVIANA NIM : 13242021
2. NANGIMAH PUTRI NIM : 13242022
3. NIKEN PUTRI FATMASARI NIM : 13242023
4. NOVI JAYANTI NIM : 13242024
5. RANI WIJAYANTI NIM : 13242025
6. REGINA AMALIA VALENZY NIM : 13242026
7. RITA SARI NIM : 13242027
8. SATYA NINGRUM NIM : 13242028
9. SEPTI FARIDA SARI NIM : 13242029
10. SILVIA BERLIN NIM : 13242030

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO
TAHUN 2013/2014
PERSALINAN SUNGSANG

A. Definisi
Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai
dengan sumbu badan ibu, kepala berada di fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian
terbawah (di daerah pintu atas panggul/ simfisis). Letak sungsang adalah letak memanjang
dengan bokong sebagian yang terendah (presentasi bokong) Kejadian ± 3%.

B. Letak Sungsang
Letak sungsang dibagi sebagai berikut :
1. Letak bokong murni adalah presentasi bokong murni, dalam bahasa inggris ”franng
breech”. Bokong saja yang menjadi bagian depan sedangkan kedua tungkai lurus ke
atas
2. Letak bokong kaki (presentasi bokong kaki) di samping bokong teraba kaki dalam
bahasa inggris ”complete breech). Disebut letak bokong kaki sempurna atau tidak
sempurna kalau di samping bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja.
3. Letak lutut (presentasi lutut) dan letak kaki (presentasi kaki) adalah dalam bahasa
inggiris kedua letak disebut ”incomplete breech”
Tergantung pada terabanya kedua kaki atau atau lutut atau hanya teraba satu kaki
atau lutut disebut letak kaki atau lutut sempurna dan letak kaki atau lutut tidak
sempurna.

Dari letak-letak ini letak bokong murni paling sering dijumpai. Punggung biasanya
terdapat kiri depan. Frekuensi letak sugsang lebih tinggi pada kehamilan muda dibandingkan
dengan kehamilan aterem dan lebih banyak pada multigravida dari pada primigravida

C. Diagnosa Letak Sungsang

Pengerakan anak teraba oleh si ibu di bagian perut bawah, dibawah pusat, ibu sering
merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga. Pada palpasi teraba bagian keras, bundar
dan melenting pada pundus uteri. Punggung anak dapat diraba pada salah satu sisi perut dan
bagian-bagian kecil pada fihak yang berlawanan. Di atas symphyse teraba bagian yang
kurang bundar dan lunak.

Bunyi jantung terdengar pada punggung anak setinggi pusat. Kalau pembukaan sudah
besar maka pada pemeriksaan dalam dapat teraba 3 tonjolan tulang ialah tubera ossis ischii
dan ujung os sacrum sedangkan os sacrum dapat dikenal sebagai tulang yang meruncing
dengan derajat dengan derajat processi spinosi ditengah-tengah tulang tersebut.
Antara tiga benjolan tulang tadi dapat diraba anus dan genitalia anak, tapi jenis kelamin
anak hanya dapat ditentukan kalau oedema tidak terlalu besar. Terutama kalau caput
saccedanuem besar, bokong harus dibedakan dari muka karena kedua tulang pipi dapat
menyerupai tubera ossis ischii, dagu meyerupai ujung os sacrum sedangkan mulut disangka
anus. Penentukan ialah bentuk os sacrum yang meyerupai derajat processi spinosi yang
disebut crista sacralis media.

D. Etiologi Letak Sungsang


1. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air tuban masing banyak
dan kepala anak relatif besar
2. Hydramnion karena anak mudah bergerak
3. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul
4. Bentuk rahim yang abnormal seperti uterus bicornis
5. Panggul sempit walaupun panggul sempit sebagai sebab letak sungsang masing
disangsikan oleh berbagai penulis
6. Kelainan bentuk kepala hydrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang sesuai
dengan bentuk pintu atas panggul.

E. Mekanisme Persalinan Letak Sungsang


Garis pangkal paha masuk serong ke dalam pintu atas panggul. Pantat depan memutar
kedepan setelah mengalami rintangan dari otot-otot dasar panggul. Dengan demikian dapat
terjadi laterofleksi badan untuk menyesuaikan diri dengan lengkungan panggul.
Pantat depan nampak terdahulu dalam vulva dan dengan trochanter depan sebagai
hypomochilion dan lateroflexi dari badan lahirlah pantat belakang pada pinggir depan
perineum disusul dengan kelahiran pantat depan
Setelah bokong lahir terjadi rotasi luar sehingga punggung berputar sedikit ke depan
dan supaya bahu dapat masuk dalam ukuran serong dari pintu atas panggul. Sesudah bahu
turun terjadilah putaran paksi dari bahu sampai ukuran bisackromial dalam ukuran muka
belakang dari pintu bawah panggul karena itu punggung berputar lagi ke samping.
Pada saat bahu akan lahir maka kepala dalam keadaan fleksi masuk dalam ukuran
melintang pintu atas panggul. Kepala ini mengadakan putaran paksi sedemikian rupa hingga
kuduk terdapat dibawah simpisis dan dagu sebelah belakang. Berturut-turut lahir pada
perenium : dagu, muka, hidung, dahi dan belakang kepala.

F. Menentukan Cara Persalinan


Untuk menentukan cara persalinan pada persentasi bokong diperlukan pertimbangan
berdasarkan ada tidaknya kontra indikasi persalinan vaginal, umur kehamilan, taksiran berat
janin, dan persetujuan pasien. Percobaan persalinan vaginal bagi ibu atau janin, presentasi
kaki (dan variannya), hiperekstensi kepala janin, berat bayi > 3.600 gram, tidak adanya
informed consent, dan tidak adanya petugas yang berpengalaman melakukan pertolongan.

Prosedur Persalinan Bayi Sungsang

Langkah klinik

I. Persetujuan tindakan medik


II. Persiapan sebelum tindakan
a. Pasien
1) Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur persalinan
2) Mengosongkan kandung kemih, rektum serta membersihkan daerah perineum
dengan antiseptik
b. Instrumen (bahan dan alat)
1) Perangkat untuk persalinan
2) Perangkat untuk resusitasi
3) Uterotonika (ergometrin maleat, oksitosin)
4) Anastesi lokal (lidokain 2%)
5) Cunam piper (jika tidak ada sediakan cunam panjang)
6) Semprit dan jarum no 23
7) Alat-alat infus
8) Povidon lodin 10%
9) Perangkat episiotomi dan alat untuk menjahit luka episiotomi
c. Penolong
1) Memakai APD lengkap
2) Mencuci tangan 7 langkah efektif dibawah aiar mengalir
3) Mengerinngkan tangan dengan handuk DTT
4) Memakai sarung tangan DTT/ steril
5) Memasang duk/ kain penutup

III. Tindakan pertolongan persalinan partus sungsang


1. Melakukan pemeriksaan dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput ketuban
dan penurunan bokong serta kemungkinan adanya penyulit
2. Instruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada his
a. Mengedan dengan benar (memulai dengan menarik nafas dalam, katupkan
mulut, upayakan tenaga mendorong keabdomen dan anus. Kedua tangan
menarik lipat lutut, angkat kepala dan lihat kepusat)
3. Pimpin berulang kali hingga bokong turun kedasar panggul. Lakukan episiotomi saat
bokong membuka vulva dan perineum sudah tipis.
4. Melahirkan bayi:
a. Cara bracht

Gambar 1 : Pegangan panggul anak pada persalinan spontan Bracht

Gambar 2 Pegangan bokong anak pada persalinan spontan Bracht

1) Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua ibu jari
penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah
panggul).
Sementara ini dilakukan, seorang asisten melakukan perasat wigand M
wingkel
2) Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.
Bila terdapat hambatan pada tahap lahir setinggi scapula, bahu atau kepala
maka segera lanjut ke metode manual aid yang sesuai
3) Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada
4) Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus skapula inferior, tampak
dibawah simfisis (denga mengikuti gerak rotasi anteriaor yaitu punggung
janin didekatkan kearah perut ibu tanpa tarikan) disesuaikan dengan lahirnya
badan bayi.
5) Gerakan keatas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.
Pada umumnya bayi dengan presentasi bokong perlu perawatan segera
setelah lahir sehingga siapkan keperluan tersebut sebelum memimpin
persalinan
6) Letakkan bayi diperut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan
jalan nafas bayi oelh asisten, tali pusat dipotong.
7) Setelah asuhan bayi baru lahir, berikan pada ibu untuk laktasi/ kontak dini

Catatan : bila apada tahap ini ternyata terjadi hambatan pengeluaran saat
tubuh janin mencapai daerah scapula inferior, segera lakukan pertolongan
dengan cara klasik atau muller (manual aid).

b. Cara klasik

Gambar 7 Melahirkan lengan belakang pada tehnik melahirkan bahu cara KLASIK

Gambar 8 Melahirkan lengan depan pada tehnik melahirkan bahu cara KLASIK

Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan jika dengan cara bracht
bahu dan tangan tidak bisa lahir.
1) Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga
bokong dan kaki lahir.
2) Tali pusat dikendorkan
3) Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik keatas.
Dengan tangan kiri dan menariknya kearaha kanan atas ibu, untuk
melahirkan bahu kiri bayi yang berada dibelakang. Dengan tangan kanan
dan menariknya kearah kiri atas ibu, untuk melahirkan bahu kanan bayi
yang berada dibelakang.
4) Masukan dua jari tangan kanan/ kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar
dengan lengan bayi, untuk melahirkan lengan belakang bayi
5) Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik kearah bawah
kontra lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan
bayi depan dengan cara yang sama.

Catatan : bila pada tahap ini sulit untuk melahirkan bahu belakang makan
lakukan cara muller (melahirkan bahu depan terlebih dahulu).

c. Cara muller
Pengeluaran bahu dan tangan secara muller dilakukan jika dengan cara bracht
bahu dan tangan tidak bisa lahir.
1) Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki dengan
cara yang sama seperti klasik, kearah belakang kontra lateral dari letak bahu
depan.
2) Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk
melahirkan bahu dan lengan belakang.

Gambar 9 (kiri) Melahirkan bahu depan dengan ekstraksi pada bokong dan bila perlu
dibantu dengan telunjuk jari tangan kanan untuk mengeluarkan lengan depan
Gambar 10 (kanan) Melahirkan lengan belakang (inset : mengait lengan atas dengan
telunjuk jari tangan kiri penolong

d. Cara lovset
Dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit dibelakang kepala/ nuchal arm)
1) Setelah bokong dan kaki lahir pegang bayi dengan kedua tangan
2) Memutar bayi 180 derajat dengan lengan bayi yang terjungkit kearah
penunjuk jari tanga yang nuchal
3) Memutar kembali 180 derajat kearah yang berlawanan kekiri/ kekanan.
Bebrapa kali hingga bahu dan lengan dilahirkan secara klasik/ muller.

Gambar 4 Tubuh janin dipegang dengan pegangan femuropelvik.

Dilakukan pemutaran 1800 sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu belakang
menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan

Gambar 5 Sambil dilakukan traksi curam bawah, tubuh janin diputar 1800 kearah yang
berlawanan sehingga bahu depan menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat
dilahirkan
Gambar 6 Tubuh janin diputar kembali 1800 kearah yang berlawanan sehingga bahu
belakang kembali menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan.

Melahirkan lengan menunjuk dengan nuchal arm

Yang dimaksud dengan keadaan ini adalah bila pada persalinan sungsang, salah satu
lengan anak berada dibelakang leher dan menunjuk kesatu arah tertentu. Pada situasi
seperti ini, persalinan bahu tidak dapat terjadi sebelum lengan yang bersangkutan
dirubah menjadi didepan dada.

Gambar 11 Lengan menunjuk ( “ nuchal arm”)

Gambar 12 Lengan kiri menunjuk kekanan


Gambar 13 Tubuh anak diputar searah dengan menunjuknya lengan (kekanan)

Gambar 14 Menurunkan lengan anak

Melahirkan lengan menjungkit

Yang dimaksud dengan lengan menjungkit adalah suatu keadaan dimana pada
persalinan sungsang pervaginam lengan anak lurus disamping kepala. Cara terbaik
untuk mengatasi keadaan ini adalah melahirkan lengan anak dengan cara LOVSET.

Gambar 15. Melahirkan lengan menjungkit

e. Ekstrasi kaki
Dilakukan bila kala II tak maju atau tampak gejala kegawatan ibu bayi.
Keadaan janin/ ibu mengharuskan bayi segera dilahirkan.
1) Tangan kanan masuk secara obstetrik menelusuri bokong, pangkal paha
sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin
sehingga kaki bawah menjadi fleksi, tangan yang lain mendorong fundus
kebawah. Setelah kaki fleksi pergelangan kaki dipegang dengan dua jari
dan dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut.
2) Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari
diletakkan dibelakang betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain
didepan betis, kaki ditarik curam kebawah samapi pangkal paha lahir.
3) Pegangan dipindah kepangkal paha setinggi mungkin dengan kedua ibu
jari dibelakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari lain didepan
paha.
4) Pangkal paha ditarik cunam kebawah sampai trokhanter depan lahir.
Kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama dielevasi keatas
hingga trokhanter belakang lahir. Bila kedua trokhanter telah lahir berarti
bokong lahir.
5) Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dahulu, maka yang
akan lahir lebih dahul;u adalah trokhanter belakang dan untuk melahirkan
trokhanter depan makan pangkal paha ditarik terus cunam kebawah.
6) Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara “b” atau “c” atau “d”

Gambar 22 Bantuan tangan luar dibagian fundus uteri dalam usaha mencari kaki
janin

Gambar 23 c, d , e

Rangkaian langkah mencari dan menurunkan kaki pada persalinan sungsang (maneuver
Pinard)
Kemudian dilakukan traksi curam atas pada pangkal paha untuk melahirkan trochanter
belakang sehingga akhirnya seluruh bokong lahir.

(Gambar 25)
Setelah bokong lahir, dilakukan pegangan femuropelvik dan dilakukan traksi curam
dan selanjutnya untuk menyelesaikan persalinan bahu dan lengan serta kepala seperti
yang sudah dijelaskan.
Gambar 26. Terlihat bagaimana cara melakukan pegangan pada pergelangan kaki anak.
Sebaiknya digunakan kain setengah basah untuk mengatasi licinnya tubuh anak ; Traksi
curam bawah untuk melahirkan lengan sampai skapula depan terlihat .

Gambar 27. Pegangan selanjutnya adalah dengan memegang bokong dan panggul janin
(jangan diatas panggul anak). Jangan lakukan gerakan rotasi sebelum skapula terlihat.

Gambar 28. Skapula sudah terlihat, rotasi tubuh sudah boleh dikerjakan

Gambar 29. Dilakukan traksi curam atas untuk melahirkan bahu belakang yang diikuti
dengan gerakan untuk membebaskan lengan belakang lebih lanjut.
Gambar 30. Persalinan bahu depan melalui traksi curam bahwa setelah bahu belakang
dilahirkan ; Lengan depan dilahirkan dengan cara yang sama dengan melahirkan lengan
belakang.

f. Teknik ektraksi bokong


Dikerjakan bila presentasi bokong murni dan bokong sudah turun didasar
panggul, bila kala II tidak maju atau tampak keadaan janin/ ibu yang
mengharuskan bayi segera dilahirkan
1) Jari telunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukan
kedalam jalan lahir dan diletakan dilipatan paha bagian depan. Dengan
jari ini lipatan paha/ krista iliaka dikait dan ditarik curam kebawah.
Untuk memperkuat tenaga tarikan ini, maka tangan penolong yang lain
mencengkam pergelangan tadi dan turut menarik curam kebawah.
2) Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak dibawah simfisis
maka jari telunjuk penolong yang lain mengkait lipatan paha ditarik
curam ke bawah sampai bokong lahir.
3) Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan secara “b” atau “c” atau “d” tadi.

Catatan : ekstrasi bokong lebih berat/ sukar daripada ekstrasi kaki, oleh
karena itu perlu dilakukan prasat pinard pada presentasi bokong murni.
Gambar 18 Kaitan pada lipat paha depan untuk melahirkan trochanter depan

Gambar 19 Untuk memperkuat traksi bokong, dilakukan traksi dengan menggunakan kedua
tangan seperti terlihat pada gambar.

Gambar 20 Traksi dengan kedua jari untuk melahirkan bokong

g. Cara melahirkan kepala bayi


Cara mauriceau (dilakukan bila bayi dilahirkan secara manual aid/ bila
dengan bracht kepala belum lahir)
1. Letakan badan bayi diatas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-olah
menunggang kuda (untuk penolong kidal meletakkan badan bayi diatas
tangan kanan)
2. Satu jari dimasukkan dimulut dan dua jari diaksila
3. Tangan kanan memegang/ mencengkam bahu tengkuk bayi
4. Minta seorang asisten menekan fundus uteri
5. Bersamaan dengan adanya his asisten menekan fundus uteri, penolong
persalinan melakukan tarikan kebawah sesuai arah sumbu jalan lahir
dibimbing jari yang dimasukkan untuk menekan dagu/ mulut.

Cunam piper (digunakan jika pengeluaran kepala bayi dengan bracht


atau meuriceau gagal

Caranya : tangan dan badan bayi dibungkus kain steril, diangkat


keatas, cunam piper dipasang melintang terhadap panggul dan kepala
kemudian ditarik.

After Coming Head

Pertolongan untuk melahirkan kepala pada presentasi sungsang dapat


dilakukan dengan berbagai cara :

1. Cara Mouriceau ( Viet – Smellie)


Gambar 16 Tehnik Mouriceau

2. Cara Prague Terbalik

Gambar 17 Persalinan kepala dengan tehnik Prague terbalik

IV. Manajemen kala III


1. Lahirkan plasenta secara spontan atau manual apabila ada indikasi
2. Luka episiotomi/ robekan perineum dijahit
3. Beri uterotonika atau medikamentosa bila diperlukan
4. Awasi kala IV
5. Lakukan pemeriksaan dan pengawasan nifas

V. Dokumentasi
VI. Cuci tangan pasca tindakan
VII. Perawatan pasca tindakan
1. Periksa kembali tanda vital pasien, segera buat instruksi bila dilakukan
2. Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan dalam kolom yang tersedia

Beritahukan pada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai dilaksanakan
dan masih memerlukan perawatan. Jelaskan pada petugas tentang perawatan, jadual
pengobatan dan pemantauan serta gejala-gejala yang harus diwaspadai.
DAFTAR PUSTAKA

UNPAD.1984.Obstetri Patologi.Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung

Prawirohardjo E.J. 2012, Ilmu Kebidanan, Penerbit Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

Wiknjosastro, Hanifa. 2008, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal, Penerbit
Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

Saifuddin, Abdul bari. 2014, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal, Penerbit
Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

Cunningham FG (editorial) : Breech Presentation and Delivery in “William


Obstetrics” 22nd ed p 565 - 586, Mc GrawHill Companies, 2005

Anda mungkin juga menyukai