Elektrokimia 2007
Elektrokimia 2007
Elektrokimia 2007
Pada bab ini akan dipelajari beberapa metode elektroanalisis. Sesuai dengan tujuan
analisisnya ada beberapa metode analisis antara lain potensiometri, konduktometri,
elektrogravimetri, dan polarografi. Oleh karena itu tujuan pembelajaran pada bab ini adalah
diharapkan mahasiswa mampu memahami beberapa metode elektroanalisis dan dapat
menerapkan aplikasinya.
9.1 PENDAHULUAN
Sebagian besar metode elektroanalisis didasarkan pada sifat-sifat elektrokimia dari
suatu larutan. Hal ini mengingat bahwa suatu larutan elektrolit yang terdapat dalam
suatu bejana yang dihubungkan dengan dua buah elektroda akan memberikan arus listrik
yang disebabkan oleh adanya perbedaan potensial. Jadi analisis elektrokimia merupakan
metode analisis baik kualitatif maupun kuantitatif yang didasarkan pada sifat-sifat kelistrikan
suatu cuplikan di dalam sel elektrokimia. Pada dasarnya secara lebih rinci metode
elektroanalisis dibagi dalam dua bagian, yaitu metode antar muka dan metode ruah. Metode
antar muka didasarkan atas fenomena bahwa terjadi pada antarmuka antara permukaan
elektroda dan lapis tipis dari larutan yang berdekatan dengan larutan sampel. Sedang
pada metode ruah adalah sebaliknya, yaitu didasarkan atas fenomena bahwa terjadi
dalam ruah atau badan larutan, dan diusahakan menghindari pengaruh antarmuka (seperti
pada konduktometri). Metode antarmuka dapat dibedakan dalam dua katagori besar, yaitu
statis dan dinamis yang didasarkan atas apakah sel-sel elektrokimia dioperasikan dengan ada
atau tidak adanya arus. Metode statis (i = 0), seperti potensiometri merupakan metode yang
penting karena kecepatan dan selektivitasnya. Metode antarmuka dinamik (i > 0) dimana arus
yang bekerja pada sel elektrokimia merupakan bagian yang vital ada beberapa tipe, yaitu
metode potensial terkontrol dan arus konstan. Dalam metode potensial terkontrol (seperti
voltametri atau polarografi), potensial sel dikontrol sementara variabel-variabel lain
dilakukan pengukuran. Dalam metode dinamik arus konstan (seperti elektrogravimetri),
arus dalam sel dipertahankan konstan pada saat dilakukan pengumpulan data.
Jembatan garam bentuknya seperti pipa U terbalik yang diisi dengan larutan elektrolit
KCl (dalam agar-agar) yang kedua ujungnya disumbat dengan kapas agar tidak terjadi
aliran mekanis. Selain KCl bisa juga digunakan elektrolit KNO3, NaC1 dan K2SO4.
Fungsi dari jembatan garam, pertama adalah untuk menghantarkan arus listrik antara kedua
elektrolit yang berada dalam kedua bejana. Kedua adalah untuk menetralkan
kelebihan atau kekurangan muatan dari ion-ion yang ada dalam larutan di dalam kedua
bejana selama reaksi elektrokimia berlangsung. Oleh karena itu syarat dari suatu zat yang
dapat digunakan untuk jembatan garam adalah zat tersebut tidak boleh bereaksi dengan
elektrolit yang digunakan dalam pengukuran potensial sel. Kedua elektroda yang tercelup
dalam larutan elektrolit yang terpisah selanjutnya dihubungkan dengan sebuah voltmeter. Bila
rangkaian dihubungkan, voltmeter akan menunjukkan simpangan yang sebanding dengan
voltase kedua elektroda tersebut.
Reaksi kimia yang terjadi pada bejana di sebelah kanan merupakan proses reaksi
reduksi dari ion tembaga menjadi tembaga tak bermuatan yang akan mengendap pada
permukaan elektroda tembaga. Hal ini mengakibatkan berat elektroda tembaga bertambah
besar. Reaksi yang terjadi pada bejana ini merupakan reaksi setengah sel dari reaksi sel
elektrokimia. Kekurangan muatan positif terhadap muatan negatif dalam elektrolit pada
bejana di sebelah kanan sebagai akibat dari reaksi reduksi tembaga akan segera
disetimbangkan dengan muatan positif (kation) yang berada dalam jembatan garam. Dengan
demikian elektrolit tetap netral secara listrik. Sebaliknva elektrolit dalam bejana di sebelah
kiri akan terjadi penambahan kation sebagai akibat reaksi oksidasi logam seng. Hal ini dapat
dideteksi dengan berkurangnya berat elektroda seng. Reaksi yang terjadi pada bejana di
sebelah kiri ini juga merupakan reaksi setengah sel yang lain dari sel elektrokimia. Jadi
reaksi sel yang terjadi adalah:
Zn(s) + Cu2+ ⇄ Zn2+ + Cu(s)
Potensial yang dihasilkan dalam sel ini diukur dari kecenderungan reaksi menuju ke arah
kesetimbangan. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9.1, bila aktivitas ion (a) tembaga
dan seng masing-masing adalah 1 maka potensial yang dihasilkan adalah 1,100 V, yang mana
hal ini menunjukkan bahwa reaksi adalah jauh dari kesetimbangan. Bila reaksi dilanjutkan
potensial akan menjadi semakin rendah, akhirnya potensial sama dengan 0,000 V jika sistem
mencapai kesetimbangan (AG = 0 dan E = 0).
Gambar 9.3 Sel Elektrokimia Tanpa Hantaran (Skoog dan Leary, 1992: 465)
Dari beberapa bentuk sel elektrokimia tersebut, maka untuk memudahkan dan
memperjelas suatu sel elektrokimia digunakan notasi sel. Sistem penulisan notasi sel
untuk sel Galvani, langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah:
· Setengah sel yang mempunyai harga potensial yang lebih besar (katoda) ditulis
di sebelah kanan dari dua garis vertikal (miring) dan setengah sel dengan potensial
elektroda yang lebih kecil ditulis di sebelah kiri.
· Urutan penulisan dimulai dari elektroda logam kemudian elektrolitnya dengan batas antar
keduanya digunakan garis tegak atau miring.
· Sistem penulisan bila lebih dari satu komponen dalam satu larutan yang terlibat
dalam reaksi sel, setiap komponen yang terlibat dipisahkan dengan tanda koma.
· Pemisahan sistem setengah sel dari dua jenis setengah sel yang membentuk sel
elektrokimia digunakan garis ganda tegak atau miring bila sistemnya merupakan sistem
sel elektrokimia dengan penghubung.
Tetapi untuk sel elektrokimia tanpa penghubung garis pemisah ini cukup menggunakan
garis tegak atau miring.
Sebagai contoh penulisan notasi sel dapat dilihat sel elektrokimia pada Gambar 9.1 dan 9.3
yaitu
Gambar 9.1 notasi selnya ditulis: Zn/Zn2+ (x M) // Cu2+ (y M)/Cu
Gambar 9.3 notasi selnya ditulis: Pt/H2,H+ (0,01 M) / Ag+ (jenuh)/Ag
Esel E sel
o
ln
RT aCl aH
2 2
(9.9)
nF PH 2
Perlu dicatat bahwa potensial standar sama dengan potensial sel bila konsentrasi reaktan,
produk dan tekanan sama dengan satu. Persamaan (9.9) sering disebut dengan persamaan
Nernst. Persamaan (9.9) dapat ditulis dalam konsentrasi karena aktivitas identik dengan
konsentrasi sehingga,
RT H Cl
2 2
Esel E o sel ln
nF PH 2
Pada suhu 25°C (278 K) dengan memasukkan harga-harga tetapan di atas dan merubah ln ke
log diperoleh persamaan,
Esel E sel
o 0,0592
log
H Cl
2 2
(9.10)
n 2
PH
dimana 0,0592/n disebut dengan faktor Nernst. [H+] dan [Cl-] merupakan produk dan H2
merupakan reaktan maka persamaan (9.10) dapat ditulis dengan,
0,0592 [ produk ]
Esel E o sel log (9.11)
n [ reak tan]
Rumus di atas dapat digunakan untuk menghitung harga tetapan kesetimbangan dari suatu
reaksi redoks.
b. Elektroda Perak
Elektroda perak merupakan elektroda yang satu tipe dengan elektroda kalomel.
Elektroda ini terbuat dari kawat perak (Ag) atau platina yang dilapisi perak kemudian
dilapisi dengan lapisan tipis AgCl. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 9.7.
Seperti pada elektroda kalomel besarnya nilai potensial elektroda perak-perak klorida
dipengaruhi oleh konsentrasi KC1 dimana elektroda tersebut tercelup. Berdasarkan konsentrasi
KC1, ada dua jenis elektroda perak (pada 25°C) yaitu:
· Bila dipakai KCl jenuh, maka E = 0,197 V
· Bila dipakai KCl 3,5 M, maka E = 0,205 V
Sebagai membran adalah kristal LaF 3 . Reaksi setengah selnya adalah sebagai berikut:
LaF3 + e ⇄ LaF2 + F-
Potensial elektroda yang timbul adalah:
E = E° - 0,0592 log [F-]
E = E° + 0,0592 log pF (9.27)
c. Elektroda Membran Cair
Elektroda membran cair adalah suatu fasa cairan spesifik yang dibatasi oleh suatu
dinding berpori yang inert. Cairan spesifik tersebut terdiri atas senyawa organik dengan
berat molekul yang tinggi, tidak larut dalam air dan memiliki struktur yang
memungkinkan terjadinya pertukaran ion antara ion bebas dalam larutan yang diukur dengan
ion-ion yang terletak pada pusat kedudukan molekul cairan spesifik tersebut.
Contoh: Na+, K+, Ca2+, NH4+ , Pb2+.
d. Elektroda Penunjuk Gas
Pada elektroda penunjuk gas prinsipnya adalah menempatkan suatu membran yang
bersifat permiabel terhadap gas pada bagian ujung sebuah tabung. Tabung tersebut
memisahkan larutan yang akan dianalisis dengan suatu elektroda ion spesifik.
id = 607.n.D1/2.m2/3t1/6C (9.31)
9.4.2 Polarogram
Polarigram adalah kurva yang diperoleh dari pengukuran secara polarografi
yang menyatakan hubungan antara arus (A) dengan potensial (Volt). Contoh
bentuk polarogram dapat dilihat pada Gambar 9.11
9.5 KONDUKTOMETRI
Konduktometri adalah cara analisis yang berdasarkan pengukuran daya hantar
(hantaran) listrik larutan. Daya hantar atau hantaran diberi simbul C. Di dalam konduktometri
dapat dipelajari hubungan antara konsentrasi dengan daya hantar listrik. Arus listrik dalam
larutan elektrolit dihantarkan oleh ion-ion, sehingga C suatu larutan pada suhu tertentu
besarnya bergantung pada derajat ionisasi.
Gambar 9.14 Daya Hantar Ekivalen Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah
Menurut Kohlrausch, akan naik karena faktor pengenceran yang akhirnya akan
tercapai suatu harga batas. Sedangkan menurut Arrhenius derajat ionisasi () akan naik
karena pengenceran sehingga akan dicapai harga = 1. Harga batas dari daya hantar
ekivalen dimana terjadi proses ionisasi sempurna dinyatakan dengan o dan besarnya
derajad ionisasi pada konsentrasi tertentu dinyatakan sebagai,
c (9.38)
o
dimana c adalah daya hantar ekivalen pada konsentrasi tertentu, dan o adalah daya hantar
ekivalen pada pengenceran tak terhingga.
Daya hantar ekivalen pada larutan encer untuk setiap ion mempunyai harga tertentu.
Misalkan untuk suatu larutan elektrolit MX yang terionisasi menjadi M+ dan X-, maka
o = °M+ + °x-
dimana, °M+ adalah daya hantar ekivalen dari ion M+ pada pengenceran tak terhingga, dan °x-
adalah daya hantar ekivalen dari ion X- pada pengenceran tak terhingga.
Jadi o dari CH3COOH dapat dihitung berdasarkan . °H+ dan °CH3OO- sehingga secara
percobaan dapat dicari dengan menetapkan ° dari CH3COONa, HCl, dan NaCl.
TE TE
Vol NaOH (mL) Vol NaOH (mL)
Gambar 9.15 Beberapa kurva titrasi konduktometri
a. Titrasi Konduktometri asam kuat dengan basa kuat
b. Titrasi Konduktometri asam lemah dengan basa kuat