Skrining Resep Dan Solusi
Skrining Resep Dan Solusi
Skrining Resep Dan Solusi
Skrining administrasi
Tidak
Bagian resep Kelengkapan Ada Keterangan
ada
Nama dokter - dr. Irma dyana kartika.k
SIP - Tidak Tercantum
Alamat dokter - Jl. Sungai saddang Baru no. 11
Inscription
No telp/hp - Tidak tercantum
Tempat&tanggal
- Tidak tercantum
penulisan resep
R/
Isoniazid 100 mg DXXX
Nama & jumlah
- Rifampisin 300 mg DXXX
Praescriptio obat
Pyrazinamide 300 mg DXXX
Etambutol 450 mg DXXX
Bentuk sediaan - Tidak tercantum
Nama pasien - Amir
Umur pasien - 28 tahun
Signature Alamat pasien - Tidak tercantum
No telp/hp - Tidak tercantum
Aturan pakai - 3 X sehari
Paraf/tanda Tidak tercantum
Subscription -
tangan dokter
Indikasi
Rifampicin: Antituberkulosis, mempercepat penyembuhan dan mencegah resistensi
kuman selama pengobatan. Rifampisina sebaiknya dikombinasikan dengan
antituberkulosis lain seperti INH atau Etambutol.
INH: Menghambat sintesa asam mikolinat yang merupakan unsur penting
pembentukan dindis sel mikobakterium tuberkulosis.
Pyrazinamide: untuk pengobatan tuberkulosis yang diberikan bersama
antituberkulosis lainnya (terapi kombinasi).
Ethambotul: Mengobati penyakit tuberculosis (TBC), terutama TB paru yang
resisten. Penggunaan obat ini sebaiknya tidak secara tunggal namun dikombinasikan
dengan obat-obat anti tuberculosis yang lain. Obat ini juga digunakan untuk
mengobati infeksi oleh Mycobacterium avium complex, dan Mycobacterium kansaii
Efek Samping
Rifampicin :Reaksi yang timbul dapat berupa reaksi alergi dengan gejala - gejala
demam, gatal-gatal, ultikaria, berbagai jenis ruam kulit, eosinofilia, radang mulut
dan lidah, hemolissis, hemoglobinuria, hematuria, dan kegagalan ginjal akut. Pada
pemberian secara Intermitten, rifampicin dapat menimbulkan berbagai gejala
gejala ini biasanya timbul setelah 2 - 3 jam pemberian obat di pagi hari dan gejala
tersebut akan hilang pada sore hari. Gangguan saluran cerna : mual, muntah, dan
diare. Gangguan SSP : sakit kepala, vertigo, ataksia, gangguan visual, parestesia,
trombosit openia, leukopenia, anemia hemolitik.
INH: Efek samping yang dapat terjadi diantaranya neuritis perifer, neuritis optik,
reaksi psikosis, kejang, mual, muntah, kelelahan, gangguan pada lambung,
gangguan penglihatan, demam, kemerahan kulit, dan defisiensi vitamin B
(pyridoxine). Efek samping yang berpotensi fatal adalah hepatotoksisitas
(gangguan dan kerusakan sel hati).
Pyrazinamide: Berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping
yang bisa saja muncul setelah mengonsumsi obat ini antara lain: Sakit perut,
Mual, Kurang nafsu makan, Demam,Sakit kuning, dan Tidak enak badan,
Ethambutol: Efek samping yang sering dilaporkan akibat pemakaian obat ini
adalah terjadinya gangguan penglihatan (neuritis retrobulbar) yang disertai
penurunan visus, skotoma sentral, buta warna hijau-merah, serta penyempitan
pandangan. Efek samping ini lebih rentan dialami jika obat digunakan dengan
dosis berlebihan atau penderita gangguan ginjal.efek samping yang juga sering
adalah reaksi alergi, dan gangguan pada saluran pencernaan. Efek samping yang
jarang adalah terjadinya masalah pada organ hati (penyakit kuning), neuritis
perifer, efek samping pada sistem saraf pusat, serta hiperurisemia.
Kontra indikasi
Rifampicin : Kontra indikasi terjadi pada penderita hipersensitif terhadap
rifampicin, penderita dengan gangguan saluran empedu, pada bayi baru lahir fan
bayi prematur, serta trimester pertama pada kehamilan.
INH: Penderita penyakit hati akut, penderita dengan riwayat kerusakan sel hati
disebabkan terapi isoniazid, penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap
isoniazid.
Pyrazinamide: Penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap pirazinamid,
penderita dengan gangguan fungsi hati atau gangguan fungsi ginjal, hiperurisemia
dan atau gout / asam urat, hipoglikemia (kadar gula darah rendah),penderita
Diabetes.
Ethambutol: Jangan digunakan untuk penderita yang mengalami reaksi
hipersensitivitas terhadap ethambutol, tidak boleh diberikan kepada pasien yang
menderita neuritis optik, kecuali ada penilaian klinis yang menyatakan obat ini
bisa diberikan, jangan menggunakan obat ini kepada pasien yang tidak bisa
mendeteksi dan melaporkan terjadinya gangguan penglihatan, misalnya anak-anak
< 13 tahun.
DRP kasus diatas
a. Rifampisin 450 mg (Satu kali sehari)
Tepat Obat : Tepat karena menurut DIH digunakan sebagai salah satu regimen
TB aktif.
Tepat Dosis : Tepat menurut DIH TB aktif diberikan dosis sebesar
100mg/kg/hari. Dosis untuk pasien 45kg x 100mg/kg/hari = 450mg maka
tepat dosis karena dalam resep pasien memperoleh 450mg dalam sehari.
Regimen : Tepat karena digunakan sekali sehari dan menurut Dipiro 2015 hal
2023 tepat regimen karena kasus diatas termasuk fase inisial.
Lama Pemberian : Tidak karena seharusnya pasien memperoleh terapi selama
2 bulan karena pasien termasuk dalam fase intensif. Sedangkan dalam resep
hanya dapat digunakan 7 hari saja.
Skrining administrasi
Tidak
Bagian resep Kelengkapan Ada Keterangan
ada
Nama dokter - dr. Minartiningsi sam.,Mkes.,Sp.A
SIP - SIP : 03/DKK/P/2017/002
Alamat dokter - Jl. MT. Hariyono
Inscription
No telp/hp - Tidak tercantum
Tempat&tanggal
- Tidak tercantum
penulisan resep
R/ alco drops
Nama & jumlah
- Nucef
obat
Praescriptio
Tidak tercantum
Bentuk sediaan - alco drops : syirup
Nucef: syirup
Nama pasien - Muh. Alfikhairin
Umur pasien - 9 bulan
Alamat pasien - Tidak tercantum
No telp/hp - Tidak tercantum
Signature alco drops
3 x sehari 0,7 cc/ml
Aturan pakai - Nucef
2 x seharin ½ sendok teh 2,5 ml
Indikasi
lco Drops dinyatakan untuk perawatan hidung yang tersumbat, kemacetan dalam rongga dan
kondisi-kondisi lainnya. Alco Drops ini menyimpan banyak komposisi yang aktif sebagai
berikut: Pseudoephedrine Hydrochloride.
Kontraindikasi :
Alco Plus Sirup, jangan digunakan untuk pasien atau orang yang memiliki alergi terhadap
elemen pada obat tersebut
Efek samping : Insomnia, palpitasi, eksitasi, temor, sakit kepala, takikardia dan susah untuk
buang air seni.
Efek samping dari Alco Drop ini dapat menyebabkan insomnia atau gangguan tidur, pusing dan
sakit kepala ringan, palpitasi dan sulit buang air seni.
Dosis :
Anak-anak usia 2 sampai 5 tahun : 0,8 ml, diberikan sebanyak 3 kali sehari
Anak kurang dari 2 tahun : sesuai dengan petunjuk dokter
Syrup ini hanya digunakan secara oral saja dan tidak diberikan melalui hidung
2. Nucef
INDIKASI
Kegunaan Nucef (Cefixime) adalah untuk mengobati sejumlah infeksi bakteri seperti di
bawah ini:
KONTRA INDIKASI
Penggunaan antibiotik ini harus dihindari pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas (alergi)
pada Cefixime dan antibiotik golongan cephalosporin lainnya.
Efek samping yang paling umum dari antibiotik cephalosporin oral adalah gangguan
pencernaan termasuk mual, muntah, dan diare.
Reaksi hipersensitivitas termasuk ruam kulit, urtikaria, demam, gatal, angioedema, edema
wajah, kesulitan bernapas, kulit merah, melepuh, bengkak, dan mengelupas, sindrom
Stevens-Johnson, dan nekrolisis epidermal toksik.
Pseudomembranous colitis dan Clostridium difficile juga telah dilaporkan pada penggunaan
antibiotik ini.
Antibiotik cephalosporin bisa juga menyebabkan anemia aplastik dan anemia hemolitik
pada bebearapa kasus.
Efek samping Nucef (Cefixime) pada organ hati seperti hepatitis dan kenaikan sementara
SGPT, SGOT, dan alkali fosfatase. Antibiotik golongan cephalosporin telah dikaitkan
dengan terjadinya disfungsi hati termasuk kolestasis.
Efek samping pada sistem saraf seperti sakit kepala, pusing, mengantuk, dan kejang.
Jika tanda–tanda reaksi alergi terjadi segera hentikan pengobatan dan hubungi pihak medis
karena dapat terjadi shock anafilaksis yang bisa berakibat fatal.
Kebanyakan obat antibiotik termasuk Nucef (Cefixime) dapat menyebabkan diare, yang bisa
saja merupakan tanda dari infeksi baru. Jika diare terjadi sangat berat misalnya berair atau
memiliki darah di dalamnya, segera hubungi dokter Anda. Jangan menggunakan obat untuk
menghentikan diare kecuali atas petunjuk dokter
Dosis
Dosis umum Anak : >30 kg : 5 mL 2 x/hr, berat badan <30 kg : 1.5-3 mg/kg BB 2 x/hr.
Infeksi berat Anak : >30 kg : 10 mL 2 x/hr, <30 kg : 6 mg/kg BB 2 x/hr.
Demam tifoid 10-15 mg/kg BB/hr.