CONTOH Makalah Ilmu Pendidikan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN II

JUDUL

ILMU PENDIDIKAN ISLAM

OLEH :

MARDIAH HAYATI

SEMESTER : III ( DUA ) PAI ( D )

DOSEN PEMBIMBING : AINUN MARDIA HRP, MA.

BADAN LAYANAN UMUM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MADINA

( BLU – STAIM )

T.A. 2011
KATA PENGANTAR

Al –Hamdulillah, Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat,
taufik, dan hidayah diberikan kepada penulis, sehingga makalah ini dapat di rampung. Salawat
dan salam tak lupa di sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.

Makalah berjudul “ Ilmu Pendidikan Islam “ ini disusun atas dasar untuk memenuhi
tugas pribadi pada mata kuliah Ilmu Pendidikan II.

Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk penyusunan makalah ini dengan
senang hati penulis akan menerima apabila ada kritikan dan saran dari berbagai pihak demi
kesempurnaan dimasa mendatang.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….……………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….…………..ii

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………………………….…1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Islam………………………………...…………………………........2


B. Tujuan Pendidikan Islam …………………………………………………………………....4
C. Dasar – Dasar Pendidikan Islam………..…………………………….……………………..7
D. Metode dan Evaluasi Pendidikan Islam……………………………………………………10

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………............13
B. Saran……………………………………………………………………………………..13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Islam yang memiliki sifat universal dan kosmopolit dapat merambah ke ranah kehidupan
apapun, termasuk dalam ranah pendidikan. Ketika Islam dijadikan sebagai paradigma ilmu
pendidikan paling tidak berpijak pada tiga alasan. Pertama, ilmu pendidikan sebagai ilmu
humaniora tergolong ilmu normatif, karena ia terkait oleh norma-norma tertentu. Pada taraf ini,
nilai-nilai Islam sangat berkompeten untuk dijadikan norma dalam ilmu pendidikan. Kedua,
dalam menganalisis masalah pendidikan, para ahli selama ini cenderung mengambil teori-teori
dan falsafah pendidikan Barat. Falsafah pendidikan Barat lebih bercorak sekuler yang
memisahkan berbagai dimensi kehidupan, sedangkan masyarakat Indonesia lebih bersifat
religius. Atas dasar itu, nilai-nilai ideal Islam sangat memungkinkan untuk dijadikan acuan
dalam mengkaji fenomena kependidikan. Ketiga, dengan menjadikan Islam sebagai paradigma,
maka keberadan ilmu pendidikan memilih ruh yang dapat menggerakkan kehidupan spiritual dan
kehidupan yang hakiki. Tanpa ruh ini berarti pendidikan telah kehilangan ideologinya.

Pembahasan konsep dan teori tentang pendidikan sampai kapan pun selalu saja relevan
dan memiliki ruang yang cukup signifikan untuk ditinjau ulang. Paling tidak terdapat tiga alasan
mengapa hal itu terjadi: Pertama, pendidikan melibatkan sosok manusia yang senantiasa
dinamik, baik sebagai pendidik, peserta didik maupun penanggung jawab pendidikan; Kedua,
perlunya akan ivonasi pendidikan akibat perkembangan sanis dan teknologi; Ketiga, tuntutan
globalisasi, yang meleburkan sekat-sekat agama, ras, budaya bahkan falsafah suatu bangsa.
Ketiga alasan itu tentunya harus diikuti dan dijawab oleh dunia pendidikan, demi kelangsungan
hidup manusia dalam situasi yang serba dinamik, inovatif dan semakin mengglobal.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Islam

a. Menurut Drs. Ahmad D. Marimba : Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani,


rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya
kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian yang lain sering
kali beliau mengatakan kepribadian yang memiliki nalai-nilai agama Islam, memilih
dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab
sesuai dengan nilai-nilai Islam. 1
b. Menurut Abdul Rahman Nahlawi; Pendidikan Islam ialah pengaturan pribadi dan
masyarakat yang karenanya dapatlah memeluk Islam secara logis dan sesuai secara
keseluruhan baik dalam kehidupan individu maupun kehidupan kolektif”.2
c. Menurut Syah Muhammad A. Naquib Al-Atas : Pendidikan Islam ialah usaha yang
dilakukan pendidik terhadap anak didik untuk pengenalan dan pengakuan tempat-
tempat yang benar dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sehingga
membimbing.
d. Menurut Zakiah Darajat : Pendidikan Islam adalah Pendidikan mela lui ajaran-ajaran
agama islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya
setelah selesai dari pendidikan itu ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan
ajaran-ajaran agama islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan
ajaran agama islam sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan
kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak3
e. Menurut Endang Saifuddin Anshari : Pendidikan Islam adalah proses bimbingan
(pimpinan, tuntunan, usulan) oleh obyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran,

1
. Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : Al-Ma’arif, 1962), h. 23.

2
. Abdurrahman An Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga, di Sekolah,
dan di Masyarakat, (Terjemahan Drs. Herry Noer Ali), (Bandung : CV. Diponegoro,1989).
3
. Zakiah Darajat, et. Al., Ilmu Penididkan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke-4, h.86-89.
perasaan, kemauan, intuisi, dan sebagainya ), dan raga obyek didik dengan bahan-
bahan tertentu, pada jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu, materi dan dengan
alat perlengkapan yang ada kearahterciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai
dengan ajaran agama Islam.4

Dari berbagai pengertian di atas para ahli pendidikan Islam berbeda pendapat mengenai
rumusan Pendidikan Islam. Ada yang menitik beratkan pada segi pembentukan akhlak anak, ada
pula yang menuntut pendidikan teori pada praktek, sebagian lagi menghendaki terwujudnya
kepribadian muslim dan lain-lain. Namun dari perbedaan pendapat tersebut dapat di ambil
kesimpulan, bahwa adanya titik persamaan yang secara ringkas dapat di kemukakan sebagai
berikut: pendidikan Islam ialah bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada terdidik
dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim yang sejati.

Jika direnungkan Syariat Islam tidak akan di hayati dan diamalkan orang kalau hanya
diajarkan saja, tetapi harus didirikan melalui proses pendidikan.. Nabi telah mengajak orang
untuk beriman dan beramal serta berakhlak baik sesuai ajaran Islam dengan berbagai metode dan
pendekatan. Dari satu segi melihat, bahwa pendidikan Islam itu lebih banyak di tunjukan kepada
perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri
sendiri maupun orang lain. Dari segi lainnya Pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis saja,
tetapi juga praktis. Ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan amal saleh.

Dari berbagai pengertian tentang pendidikan diatas dapat saya ambil kesimpulannya

bahwa pendidikan Islam adalah segala upaya yang mengarah kepada pertumbuhan total anak

didik. Ini identik dengan pendidikan agama dalam arti menyeluruh, yang berorientasi kepada

seluruh tingkah laku terpuji manusia, yang dilakukan demi memperoleh ridha Allah Subhanahu

Wata’ala. Tingkah laku ini membentuk keutuhan manusia yang berbudi luhur (akhlakul karimah)

atas dasar iman kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan tanggung jawab pribadi di hari kemudian.

4
. Endang Saifuddin Anshari, Pokok-pokok Pikiran Tentang Islam, (Jakarta : Usaha Interprise, 1976), h.85.
B. Tujuan Pendidikan Islam

Iqra’ perintah “Bacalah” dalam Al Qur’an merupakan dasar pendidikan Islam, karena
lewat kegiatan membaca, seorang anak didik dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang berguna
sebagai bekal kehidupan. Pendidikan islam tidak terbatas pada bidang agama, apalagi sekadar
ritual dan formalitas agama. Sekalipun penting, segi ini baru bermakna jika mampu
mengantarkan anak didik kepada makna hakiki agama.

Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu
untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa kepadaNya, dan dapat
mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat (Q. S. Al-Dzariat:56; AS. Ali Imran : .
    
 

. Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.

Dalam konteks sosiologi pribadi yang bertakwa menjadi rahmatan lil ‘alamin, baik dalam
skala kecil maupun besar. Tujuan hidup manusia dalam Islam inilah yang dapat disebut juga
sebagai tujuan akhir pendidikan Islam.

Tujuan pendidikan Islam diklasikan menjadi dua bagian yaitu tujuan umum pendidikan
Islam dan tujuan khusus pendidikan Islam.

a. Tujuan Umum Pendidikan Islam

Tujuan umum pendidikan Islam diberi perhatian dan tidak terkena perubahan dari waktu
ke waktu. Finalitas kenabian secara implisit menyatakan finalitas cita-cita yang diiajarkan Nabi
Saw. Jadi, tujuan umum pendidikan islam adalah tujuan yang berada jauh dari masa sekarang,
sebuah hasil pencapaian yang tidak dapat terlaksana melalui sekali kerja. Takwa kepada Allah
merupakan tujuan tertinggi dalam pendidikan Islam, ia sebagai ultimate goal dari serangkaian

4
tujuan dari masing-masing tujuan tersebut mempunyai hubungan sistematik satu sama lainnya
yang tak dapat dipisahkan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional Pasal 3 yang menjelaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab”

b. Tujuan khusus Pendidikan Islam

Adapun yang dimaksud dengan tujuan khusus adalah perubahan-perubahan yang diingini
yang bersifat cabang dan bagian yang termasuk di bawah tujuan umum pendidikan. Dengan kata
lain gabungan pengetahuan, keterampilan, pola-pola tingkah laku, sikap, nilai-nilai dan
kebijaksanaan-kebijaksanan yang terkandung dalam tujuan tertinggi atau umum bagi
pendidikan,yang tanpa terlaksananya, tujuan tertinggi atau umum juga tidak akan terlaksana
dengan sempurna. Sebagai contoh,tujuan “menumbuhkan semangat agama dan akhlak “pada
tahap tujuan umum, maka kita akan dapati bahwa tujuan akhir atau tujuan umum yang serupa ini
menghendaki terlaksananya berbagai tujuan khusus atau tertentu. Diantaranya:

1. Mempekenalkan kepada generasi muda akan akidah-akidah Islam, dasar-darnya, usul-


usul ibadah, dengan cara-cara melaksanakannya dengan betul, dengan membiasakan
mereka berhati-hati,dan menghormati syiar-syiar agama.
2. Menumbuhkan ksedaran yang betul pad diri pelajar terhadap agama termasuk prinsip-
prinsip dan dasar-dasar yang mulia.
3. Menambah keimanan kepada Allah, pencipta alam, juga kepada malaikat, rasul-rasul,
kitab-kitab, dan hari akhir berdasar pada paham kesadaran dan keharusan perasaan.
4. Menumbuhkan minat generasi muda untuk menambah pengetahuan dalam adab dan
pengetahuan keagamaan agar patuh mengikuti hukum-hukum agama dengan kecintaan

5
dan kerelaan.

5. Menanamkan rasa cinta dan penghargaan kepada Al-Qur’an, berhubungan dengannya,


membaca dengan baik, memahaminya, dan mengamalkan ajaran-ajarannya.
6. Menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah dan kebudayaaan islam dan pahlawan-
pahlawannya dan berusaha mengikuti jejak mereka.
7. Menumbuhkan rasa rela, optimisme, kepercayaan diri, tanggung jawab, menghargai
kewajiban, tolong menolong atas kewajibaqn dan taqwa dan sebagainya.
8. Mendidik naluri, motivasi, keinginan generasi mudah, dan membentengi mereka
menahan motivasi-motivasinya, mengatur emosi dan membimbingnya dengan baik.
Begitu juga mengajari mereka, berpegang dengan adat kesopanan pada hubungan dan
pergaulan mereka, baik disekolah dirumah atau dilingkungan masyarakat.
9. Menanamkan iman yang kuat kepada Allah pada diri mereka, menguatkan perasaaan
agama, menyuburkan hati mereka dengan kecintaan, dzikir dan takwa kepada Allah.
10. Membersihkan hati mereka dari dengki, iri hati, benci, kedzaliman, perpecahan dan
perselisihan

Dapat saya simpulkan bahwa ada dua tujuan pendidikan yaitu tujuan umum pendidikan
Islam dan tujuan khusus pendidikan Islam. Tujuan umum pendidikan Islam : Mewujudkan
ubudiyah yang totalitas kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan landasan hubungan yang
kontinyu seorang hamba kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Sedangkan tujuan khusus
pendidikan Islam yaitu: Mengembangkan kepribadian siswa secara totalitas dan integral,
menyiapkan siswa yang dapat menguasai dan melakukan aktifitas-aktifitas yang baik dan positif,
membangun Umat terbaik dan membangun peradaban manusia yang baik dan Islami.

Dengan demikian sesungguh pendidikan islam tak saja fokus pada education for the
brain tetapi juga pada education for the heart. Dalam pandangan islam karena salah satu misi
utama pendidikan islam adalah dalam rangka membantu peserta didik mencapai kesejahteraan
lahir batin maka ia harus seimbang sebab bila ia hanya focus pada pengembangan kreatifiats
rasional semata tanpa diimbangi oleh kecerdasan emosional maka manusia tak akan dapat

6
menikmati nilai kemajuan itu sendiri bahkan yg terjadi adl demartabatisasi yg menyebabkan
manusia kehilangan identitas dan mengalami kegersangan psikologis dia hanya meraksasa dalam
tehnik tapi merayap dalam etik. Demikian pula pendidikan islam mesti bersifat integralitik arti ia
harus memandang manusia sebagai satu kesatuan utuh kesatuan jasmani rohani kesatuan
intelektual emosional dan spiritual kesatuan pribadi dan sosial dan kesatuan dalam
melangsungkan mempertahankan dan mengembangkan hidup dan kehidupannya.

C. Dasar-Dasar Pendidikan Islam

Dalam tiap aktivitas manusia sebagai instrumen transformasi ilmu pengetahuan budaya
dan sebagai agen perubahan sosial pendidikan memerlukan satu landasan fundamental atau basik
yang kuat. Adapun dasar yg di maksud adalah dasar pendidikan Islam suatu totalitas pendidikan
yang wajib bersandar pada landasan dasar sebagaimana yang akan dibahas dalam bagian berikut
ini.5

Pendidikan Islam baik sebagai konsep maupun sebagai aktivitas yang bergerak dalam
rangka pembinaan kepribadian yang utuh paripurna atau syumun memerlukan suatu dasar yang
kokoh. kajian tentang pendidikan Islam tak lepas dari landasan yang terkait dengan sumber
ajaran Islam yaitu :

 Al-Qur’an

Al-Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yg disampaikan oleh Jibril kepada Nabi
Muhammad SAW. Di dalam terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk
keperluan aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an itu terdiri
dari dua prinsip besar yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut aqidah
dan yang berhubungan dengan amal disebut syari’ah. Oleh karena itu pendidikan Islam harus
menggunakan Al-Qur’an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai teori tentang pendidikan

5
M. Yusup Al -Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, terj. Bustami A. Gani dan
Zainal Abidin Ahmad, (Jakarta : Bulan Bintang, 1980), h.157.
Islam sesuai dengan perubahan dan pembaharuan.

 As-Sunnah

As-Sunnah ialah perkataan perbuatan ataupun pengakuan rasul. Yang di maksud dengan
pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yg diketahui oleh Rasulullah dan beliau
membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunnah merupakan sumber ajaran kedua
sesudah Al-Qur’an yang juga sama berisi pedoman untuk kemaslahatan hidup manusia dalam
segala aspek untuk membina umat menjadi manusia seutuh atau muslim yang bertaqwa. Untuk
itulah rasul Allah menjadi guru dan pendidik utama. Maka dari pada itu Sunnah merupakan
landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi manusia muslim dan selalu membuka kemungkinan
penafsiran berkembang. Itulah sebab mengapa ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahami
termasuk yang berkaitan dgn pendidikan. As-Sunnah juga berfungsi sebagai penjelasan terhadap
beberapa pembenaran dan mendesak untuk segara ditampilkan yaitu :

 Menerangkan ayat-ayat Al-Qur’an yg bersifat umum


 Sunnah mengkhitmati Al-Qur’an.

 Ijtihad

Ijtihad adalah istilah para fuqoha yaitu berfikir dengan menggunakan seluruh ilmu yg
dimiliki oleh ilmuan syari’at Islam untuk menetapkan atau menentukan sesuatu hukum syara’
dalam hal-hal yg ternyata belum ditegaskan hukum oleh Al-Qur’an dan Sunnah. Namun dengan
demikian ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk aspek
pendidikan tetapi tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah.Oleh krn itu ijtihad dipandang
sebagai salah satu sumber hukum Islam yg sangat dibutuhkan sepanjang masa setelah rasul Allah
wafat. Sasaran ijtihad ialah segala sesuatu yg diperlukan dalam kehidupan yg senantiasa
berkembang. Ijtihad dalam bidang pendidikan sejalan dgn perkembangan zaman yg semakin
maju bukan saja dibidang materi atau isi melainkan juga dibidang sistem. Secara substansial
ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah yang diolah oleh
akal yg sehat dari para ahli pendidikan Islam.

8
D. Kurikulum

Hal penting yang perlu diketahui dalam proses belajar mengajar atau proses kependidikan
dalam suatu lembaga adalah kurikulum (Arifin 2003: 77). Menurut Soedijarto yg dikutip
Khoiron Rosyadi mengartikan kurikulum dgn lima tingkatan yaitu :

1. Sebagai serangkaian tujuan yg menggambarkan berbagai kemapuan (pengetahuan dan


keterampilan) nilai dan sikap yg harus dikuasi dan dimiliki oleh peserta didik dari suatu
satuan pendidikan.
2. Sebagai kerangka materi yang memberikan gambaran tentang bidang-bidang study yang
harus dipelajari oleh peserta didik untuk menguasai serangkaian kemampuan nilai dan sikap
yang secara institusional harus dikuasi oleh peserta didik setelah selesai dengan
pendidikannya.
3. Diartikan sebagai garis besar materi dari suatu bidang study yang telah dipilih untuk
dijadikan objek belajar.
4. Adalah sebagai panduan dan buku pelajaran yang disusun untuk menunjang terjadi proses
belajar mengajar.
5. Adalah sebagai bentuk dan jenis kegiatan belajar mengajar yang dialami oleh para pelajar
termasuk di dalam berbagai jenis bentuk dan frekuensi evaluasi yang digunakan sebagai bagian
terpadu dari strategi belajar mengajar yg direncanakan untuk dialami para pelajar.
Oleh karena itu kurikulum menggambarkan kegiatan belajar mengajar dalam suatu
lembaga kependidikan tak hanya dijabarkan serangkai ilmu pengetahuan yang harus diajarkan
pendidik kepada anak didik dan anak didik mempelajarinya. Tetapi juga segala kegiatan yang
bersifat kependidikan yang dipandanag perlu karena mempunyai pengaruh terhadap anak didik
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam.

Adapun pengertian kurikulum secara etimologi berasal dari bahasa latin (suatu jarak yang
harus ditempuh dalam pertandingan olahraga) kemudian yang dialihkan kedalam pengertian
pendidikan menjadi suatu lingkaran pengajaran dimana guru dan murid terlibat didalamnya. Dan
secara termenologi adalah menunjukkan tentang segala mata pelajaran yang dipelajarai dan juga
semua pengalamam yang harus diperoleh serta semua kegiatan yang harus dilakukan anak.

9
Adapun yg dimaksud dengan materi yaitu bahan-bahan atau pengalaman belajar ilmu agama
Islam yg disusun sedemikian rupa atau disampaikan kepada anak didik.(Uhbiyati 2003:14)
Materi dan kurikulum memiliki keterkaitan atau depadensi yg sangat erat mengingat meteri
merupakan integral dari kurikulum dan pencapaian materi secara sistematis diatur dari kurikulum
yg ada.

E. Metode Dan Evaluasi Pendidikan Islam

Metode merupakan instrumen dan dipergunakan utk mencapai tujuan pendidikan atau alat
yg mempunyai fungsi ganda yaitu yg bersifat polipragmatis dan monopragmatis. Oleh krn itu
metode dalam pengertian litter lijk kata “metode” berasal dari bahasa grek yg terdiri dari meta yg
berarti “melalui” dan hodos yg berarti “jalan”. Jadi metode berarti “jalan yg dilalui”. Maka
secara umum metode diartikan sebagai cara mengerjakan sesuatu cara itu mungkin baik mungkin
tak baik. atau metode juag dapat diartikan sebagai cara utk mempermudah pemberian
pemahaman kepada anak didik mengenai bahan atau materi yg diajarkan.

Ahmad Tafsir dalam karyanya Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam mengemukakan
bahwa yang dimaksud dengan metode pendidikan di sini ialah semua cara yang digunakan dalam
usaha mendidik anak didik. Karena mengajar adalah salah satu bentuk usaha mendidik, maka
metode yang dimaksud di sini mencakup juga metode mengajar. Ada banyak sekali metode
mngajar seperti ceramah, diskusi, tanya-jawab, sosiodrama, pemberian tugas, dll. Metode
mengajar akan terus berkembang sesuai dengan kemajuan teori-teori pengaajaran.

Hal yang lebih penting daripada jenis-jenis cara mengajar ialah cara melaksanakan
pengajaran. Untuk lebih tegasnya, apa yang dapat membantu seseorang untuk mampu mengajar
bukanlah penguasaan metode-metode, tetapi yang lebih penting lagi ialah petunjuk umum
tentang bagaimana merancang langkah-langkah pengajaran secara sistematis. Untuk tujuan ini
diperlukan sejumlah faktor penunjang, antara lain;

a. Tujuan pengajaran yang hendak dicapai pada jam pelajaran tertentu. Sebagai contoh,
penyajian pelajaran pada jam tertentu yang bertujuan untuk menanamkan pemahaman

10
terhadap suatu konsep tentu akan berbeda dengan tujuan untuk menumbuhkan
keterampilan praktis.
b. Kemampuan guru (pengajar-pendidik). Sebagai contoh, guru yang pandai berbicara,
sebaiknya dia banyak menggunakan metode ceramah.
c. Ketersediaan alat-alat pengajaran. Sebagai contoh, bila metode eksperimen yang akan
digunakan dalam suatu pengajaran, maka alat-alat penunjangnya harus terlebih dahulu
disediakan.
d. Jumlah murid. Bila, misalnya, dalam suatu kelas jumlah muridnya banyak, maka
metode ceramah lebih baik daripada metode diskusi.

Menurut al-Nahlawi, pendidikan Islam bagi anak-anak maupun orang dewasa dapat
diterapkan dengan beberapa metode sebagai berikut.

1. Metode dialog (hiwar)


2. Metode kisah
3. Metode pemberian perumpamaan (amtsal)
4. Metode keteladanan yang baik (uswah hasanah)
5. Metode pembiasaan
6. Metode perenungan fenomena alam atau peristiwa sejarah (i’tibar) untuk memperoleh
pelajaran (‘ibrah).
7. Metode nasehat (mau’izah)
8. Metode pemberian ganjaran dan hukuman (targhib dan tarhib).

Jadi media merupakan sarana untuk mempermudah pemberian pemahaman kepada


peserta didik.

Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran


informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem
pengajaran atau yang dimaksud evaluasi dalam pendidikan Islam adalah merupakan cara atau
teknik penilaian terhadap tingkah laku peserta didik berdasarkan standar perhitungan yang
bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental psikologis dan spiritual

11
religious karena manusia hasil pendidikan Islam bukan saja sosok pribadi yang tak hanya
bersikap religius melainkan juga berilmu dan berketarampilan yang sanggup beramal dan
berbakti kepada Tuhan dan masyarakatnya. (Arifin 2000: 238) Dalam rangka menilai
keberhasilan pendidikan evaluasi penting untuk dilaksanakan karena sebagai pijakan dalam
merumuskan program-program pendidikan yang akan datang.

12
BAB III PENUTUP

A. Kasimpulan

Pendidikan Islam adalah segala upaya yang mengarah kepada pertumbuhan total anak
didik. Ini identik dengan pendidikan agama dalam arti menyeluruh, yang berorientasi kepada
seluruh tingkah laku terpuji manusia, yang dilakukan demi memperoleh ridha Allah Subhanahu
Wata’ala. Tingkah laku ini membentuk keutuhan manusia yang berbudi luhur (akhlakul karimah)
atas dasar iman kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan tanggung jawab pribadi di hari kemudian.

Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu
untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa kepadaNya, dan dapat
mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat.

Pendidikan Islam tak lepas dari landasan yang terkait dengan sumber ajaran Islam yaitu,
Al – Qur’an, As – Sunnah dan Ijtihat

Pendidikan Islam tidak terlepas dari kurikulum, materi dan metode untuk tercapainya
suatu pelajaran.bermacam – macam metode atau cara yang dilakukan untuk mencapai suatu
tujuan pembelajaran dan ini tergantung dari metode yang cocok dalam pembelajaran, adapun
metode – metode yang gunakan antara lain:metode dialog, metode kisah, metode pemberian
perumpamaan, metode keteladanan yang baik, Metode pembiasaan,Metode perenungan
fenomena alam atau peristiwa sejarah untuk memperoleh pelajaran , Metode nasehat, Metode
pemberian ganjaran dan hukuman.

B. Saran

Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu yang membahas tentang ilmu – ilmu yang berkaitan
dengan syariat Islam untuk itu jangan lalai belajar agar nantinya ilmu yang kita pelajari
bermanfaat buat diri sendiri juga kepada orang lain.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : Al-Ma’arif,1962).

Abdurrahman An Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga, di


Sekolah, dan di Masyarakat, (Terjemahan Drs. Herry Noer Ali), (Bandung : CV.
Diponegoro,1989).

Zakiah Darajat, et. Al., Ilmu Penididkan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000).

M. Yusup Al -Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, terj. Bustami A.
Gani dan Zainal Abidin Ahmad, (Jakarta : Bulan Bintang, 1980).

Anda mungkin juga menyukai