Flail Chest

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Makalah Flailt Cest

Tugas Sistem Kegawat daruratan

Oleh :

Dwi Yuda Utama (14631441)


Dimas Anugerah P (14631462)
Liyon Galra Saputra (14631436)

S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PONOROGO
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Flail chest adalah area toraks yang “melayang” (flail) oleh sebab adanya fraktur
iga multiple berturutan = 3 iga , dan memiliki garis fraktur = 2 (segmented) pada tiap
iganya. Atau Flail chest adalah diagnosis anatomi klinis dicatat pada pasien trauma
tumpul dengan gerakan paradoksal atau kebalikan dari segmen dinding dada saat
bernapas spontan
Akibatnya adalah: terbentuk area “flail” yang akan bergerak paradoksal
(kebalikan) dari gerakan mekanik pernapasan dinding dada. Area tersebut akan
bergerak masuk saat inspirasi dan bergerak keluar pada ekspirasi.
Flail Chest terjadi ketika segmen dinding dada tidak lagi mempunyai kontinuitas
dengan keseluruhan dinding dada. Keadaan tersebut terjadi karena fraktur iga multipel
pada dua atau lebih tulang iga dengan dua atau lebih garis fraktur.Adanya semen flail
chest (segmen mengambang) menyebabkan gangguan pada pergerakan dinding dada.
Jika kerusakan parenkim paru di bawahnya terjadi sesuai dengan kerusakan pada tulang
maka akan menyebabkan hipoksia yang serius. Kesulitan utama pada kelainan Flail Chest
yaitu trauma pada parenkim paru yang mungkin terjadi (kontusio paru). Walaupun
ketidak- stabilan dinding dada menimbulkan gerakan paradoksal dari dinding dada pada
inspirasi dan ekspirasi, defek ini sendiri saja tidak akan menyebabkan hipoksia. Penyebab
timbulnya hipoksia pada penderita ini terutama disebabkan nyeri yang mengakibatkan
gerakan dinding dada yang tertahan dan trauma jaringan parunya.
Flail Chest mungkin tidak terlihat pada awalnya, karena splinting (terbelat)
dengan dinding dada. Gerakan pernafasan menjadi buruk dan toraks bergerak secara
asimetris dan tidak terkoordinasi.Palpasi gerakan pernafasan yang abnormal dan krepitasi
iga atau fraktur tulang rawan membantu diagnosisi. Dengan foto toraks akan lebih jelas
karena akan terlihat fraktur iga yang multipel, akan tetapi terpisahnya sendi costochondral
tidak akan terlihat.
Pemeriksaan analisis gas darah yaitu adanya hipoksia akibat kegagalan
pernafasan, juga membantu dalam diagnosis Flail Chest. Terapi awal yang
diberikan termasuk pemberian ventilasi adekuat, oksigen yang dilembabkan dan
resusitasi cairan.

B. Tujuan
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Fail
Chest. Mengetahui konsep medis dari Fail Chest.
Tujuan Khusus
Secara khusus '' Konsep Keperawatan Klien dengan Fail Chest '', ini disusun
supaya :
a) Mahasiswa dapat mengetahui tentang pengertian, penyebab, klasifikasi, tanda dan
gejala, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan,serta proses
keperawatan yang akan dijalankan.
b) Mahasiswa dapat mengidentifikasi asuhan keperawatan pada klien dengan Fail
Chest.
c) Mahasiswa dapat mengidentifikasi pendidikan kesehatan yang diperlukan pada
pasien yang dirawat dengan Fail Chest.
d) Agar makalah ini dapat menjadi bahan ajar bagi mahasiswa lainnya tentang berbagai
hal yang berhubungan dengan Fail Chest.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN FAIL CHEST
1. Definisi
Flail chest adalah keadaan dimana beberapa atau hampir semua kostae patah,
biasanya di sisi kanan kiri dada yang menyebabkan pelepasan bagian depan dada
sehingga tidak bisa lagi menahan tekanan negative waktu inspirasi dan malahan bergerak
kedalam waktu inspirasi.(Northrup,Robert S.1989)
Flail chest adalah suatu keadaan apabila dua iga berdekatan atau lebuh mengalami
fraktur pada dua tempat atau lebih. Bila fraktur terjadi pada dua sisi maka stabilitas
dinding dada lebih besar dan kurang mengancam ventilasi daripada bila terjadi pada satu
sisi.
.
2. Etiologi
Flail chest berkaitan dengan trauma thorax. Biasanya sering disebabkan oleh
Trauma tumpul pada thorax, misalnya akibat kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari
ketinggian, tindak kekerasan, atau benturan dengan energi yang besar.

3. Klasifikasi
 Trauma Tembus
a) Pneumothoraks terbuka
b) Hemothoraks
c) Trauma tracheobronkial
d) Contusio Paru
e) Ruptur diafragma
f) Trauma Mediastinal
 Trauma Tumpul
a) Tension pneumothoraks
b) Trauma tracheobronkhial
c) Flail Chest
d) Ruptur diafragma
e) Trauma mediastinal
f) Fraktur kosta

4. Patofisiologi
Dada merupakan organ besar yang membuka bagian dari tubuh yang sangat
mudah terkena tumbukan luka. Karena dada merupakan tempat jantung, paru dan
pembuluh darah besar. Trauma dada sering menyebabkan gangguan ancaman kehidupan.
Luka pada rongga thorak dan isinya dapat membatasi kemampuan jantung untuk
memompa darah atau kemampuan paru untuk pertukaran udara dan osigen darah. Bahaya
utama berhubungan dengan luka dada biasanya berupa perdarahan dalam dan tusukan
terhadap organ. Luka dada dapat meluas dari benjolan yang relatif kecil dan goresan yang
dapat mengancurkan atau terjadi trauma penetrasi. Luka dada dapat berupa penetrasi atau
non penetrasi (tumpul). Luka dada penetrasi mungkin disebabkan oleh luka dada yang
terbuka, memberi keempatan bagi udara atmosfir masuk ke dalam permukaan pleura dan
mengganggua mekanisme ventilasi normal. Luka dada penetrasi dapat menjadi kerusakan
serius bagi paru, kantung dan struktur thorak lain.

5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Gas darah arteri (GDA), mungkin normal atau menurun
 Pa Co2 kadang-kadang menurun
 Pa O2 normal / menurun
 Saturasi O2 menurun (biasanya)
b. Torasentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa.
c. Hemoglobin : mungkin menurun.
d. Anamnesa dan pemeriksaan fisik
Anamnesa yang terpenting adalah mengetahui mekanisme dan pola dari
trauma, seperti jatuh dari ketinggian, kecelakaan lalu lintas, kerusakan dari
kendaraan yang ditumpangi, kerusakan stir mobil /air bag dan lain lain
e. Pemeriksaan foto toraks
Pemeriksaan ini masih tetap mempunyai nilai diagnostik pada pasien dengan
trauma toraks. Pemeriksaan klinis harus selalu dihubungkan dengan hasil
pemeriksaan foto toraks. Lebih dari 90% kelainan serius trauma toraks dapat
terdeteksi hanya dari pemeriksaan foto toraks.
f. CT Scan
Sangat membantu dalam membuat diagnose pada trauma tumpul toraks, seperti
fraktur kosta, sternum dan sterno clavikular dislokasi. Adanya retro sternal
hematoma serta cedera pada vertebra torakalis dapat diketahui dari pemeriksaan
ini. Adanya pelebaran mediastinum pada pemeriksaan toraks foto dapat
dipertegas dengan pemeriksaan ini sebelum dilakukan Aortografi

6. Manifestasi Klinis
 Awalnya mungkin tidak terlihat, karena splinting (terbelat) dengan dinding
dada.
 Gerakan paradoksal segmen yang mengambang  saat inspirasi ke dalam,
ekspirasi ke luar. Gerakan ini tidak terlihat pada pasien dengan ventilator.
 Sesak nafas
 Krepitasi iga, fraktur tulang rawan
 Takikardi
 Sianosis
 Os menunjukkan trauma hebat
 Biasanya selalu disertai trauma pada organ lain (kepala, abdomen,
ekstremitas).
 Nyeri pada tempat trauma, bertambah saat inspirasi
 Pasien menahan dadanya dan bernafas pendek
 Dispnea, hemoptisis, batuk dan emfisema subkutan
 Penurunan tekanan darah
 Peningkatan tekanan vena sentral yang ditunjukkan oleh distensi vena leher
 Bunyi muffle pada jantung
 Perfusi jaringan tidak adekuat

7. Komplikasi
a) Iga : fraktur multiple dapat menyebabkan kelumpuhan rongga dada.
b) Pleura, paru-paru, bronkhi : hemo/hemopneumothoraks-emfisema
pembedahan.
c) Jantung : tamponade jantung ; ruptur jantung ; ruptur otot papilar ; ruptur
klep
d) jantung.
e) Pembuluh darah besar : hematothoraks.
f) Esofagus : mediastinitis.
g) Diafragma : herniasi visera dan perlukaan hati, limpa dan ginjal
(Mowschenson, 1990).

8. Penatalaksanaan Medis
 Konservatif
a. Pemberian analgetik
b. Pemasangan plak/plester
c. Jika perlu antibiotika
d. Fisiotherapy

 Operatif/invasif
a. Pamasangan Water Seal Drainage (WSD)
b. Pemasangan alat bantu nafas
c. Chest tube
d. Aspirasi (thoracosintesis)
e. Operasi (bedah thoraxis)
A. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : dipnea dengan aktivitas ataupun istirahat.
2. Sirkulasi
Tanda : Takikardia ; disritmia ; irama jantunng gallops, nadi apical
berpindah, tanda Homman ; TD : hipotensi/hipertensi ; DVJ.
3. Integritas ego
Tanda : ketakutan atau gelisah.
4. Makanan dan cairan
Tanda : adanya pemasangan IV vena sentral/infuse tekanan.
5. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri uni lateral, timbul tiba-tiba selama batuk atau regangan, tajam
dan nyeri, menusuk-nusuk yang diperberat oleh napas dalam, kemungkinan
menyebar ke leher, bahu dan abdomen.
Tanda : berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, mengkerutkan
wajah.
6. Pernapasan
Gejala : kesulitan bernapas ; batuk ; riwayat bedah dada/trauma, penyakit
paru kronis, inflamasi,/infeksi paaru, penyakit interstitial menyebar,
keganasan ; pneumothoraks spontan sebelumnya, PPOM.
Tanda : Takipnea ; peningkatan kerja napas ; bunyi napas turun atau tak ada
; fremitus menurun ; perkusi dada hipersonan ; gerakkkan dada tidak sama
; kulit pucat, sianosis, berkeringat, krepitasi subkutan ; mental ansietas,
bingung, gelisah, pingsan ; penggunaan ventilasi mekanik tekanan positif.
7. Keamanan
Gejala : adanya trauma dada ; radiasi/kemoterapi untuk keganasan.
8. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat factor risiko keluarga, TBC, kanker ; adanya bedah
intratorakal/biopsy paru.
B. Diagnosa
a) Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan ekpansi paru yang
tidak maksimal karena akumulasi udara/cairan.
b) Perubahan kenyamanan : Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan
dan reflek spasme otot sekunder.
c) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma mekanik terpasang
bullow drainage.
d) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakcukupan kekuatan
dan ketahanan untuk ambulasi dengan alat eksternal.
e) Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan tempat masuknya organisme
sekunder terhadap trauma.
Daftar Pustaka

Christophe P. M. Jayle” Flail Chest in Polytraumatized Patients: Surgical Fixation


Using Stracos Reduces Ventilator Time and Hospital Stay”. E-Journal International.Juni
2014
Sumber :NANDA(2005) Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan
(NIC)dan Pendoman untuk Rasional (NOC )

Anda mungkin juga menyukai