4 Teknik Manajemen Bandwidth Dengan MikroTik
4 Teknik Manajemen Bandwidth Dengan MikroTik
4 Teknik Manajemen Bandwidth Dengan MikroTik
MikroTik
Adam Rachmad 6:43 AM
Manajemen Bandwidth adalah teknik manajemen trafik jaringan komputer untuk pengaturan
bandwidth sesuai profil yang diinginkan. Manajemen bandwidth digunakan untuk optimasi
kinerja trafik jaringan, latency atau mengendalikan penggunaan bandwidth.
Pada kesempatan ini saya akan mencontohkan implementasi Manajemen Bandwidth Dengan
MikroTik.
Ada 2 fitur pada MikroTik untuk bagaimana mengatur bandwidth pada MikroTik :
Simple Queue adalah fitur / fungsi pada MikroTik RouterOS untuk membagi bandwidth
komputer client yang sederhana dan paling mudah. Yang dapat menentukan kecepatan download
dan upload maksimum berdasarkan IP Address komputer client.
Contoh, kita akan menentukan kecepatan download dan upload maksimum untuk komputer yang
mempunyai IP Address 192.168.0.6 sebesar : maksimum download 1mbps dan maksimum
upload 512kbps. Di Winbox klik menu "Queue >> tab Simple Queues >> klik Add [+]
Parameter Simple Queue :
Dengan settingan seperti di atas, komputer client yang mempunyai IP address 192.168.0.6 akan
mendapatkan maksimum kecepatan download 1mbps & upload 512kbps.
Pada Queue Tree implementasi manajemen bandwidth di mikrotik membutuhkan marking packet
"matcher" pada fitur Mangle ( /ip firewall mangle). Jadi kita harus mendefinisikan sebuah
koneksi terlebih dahulu dan menandainya (marking) agar bisa kita terapkan manajemen
bandwidth untuk marking koneksi tersebut. Misalnya kita akan menandai koneksi/paket
berdasarkan src-address (IP asal). Karena queueing pada Queue Tree mempunyai aliran paket
secara satu arah. Jadi kita membuat marking untuk koneksi download & upload berdasarkan in-
out interface gateway/internet, dan src-dst IP Address asal dan tujuan. Ribet yah? hehehe.
Saya ingin menandai paket dari komputer big boss yang mempunyai IP Address 192.168.0.3,
dan saya beri nama "big_boss.down/up" yang nantinya mempunyai bandwidth/prioritas lebih
besar dari karyawan lainnya. Dan karyawan lainnya saya tandai dengan nama
"all_staff.down/up".
Dari angan-angan tersebut, pertama kita buat mark packet download & upload si boss terlebih
dahulu. IP >> Firewall >> Mangle
/ip firewall mangle
add action=mark-packet chain=forward dst-address=192.168.0.3 in-interface=\
pppoe-speedy log-prefix="" new-packet-mark=big_boss.down passthrough=no
add action=mark-packet chain=postrouting log-prefix="" new-packet-
mark=big_boss.up \
out-interface=pppoe-speedy passthrough=no src-address=192.168.0.3
Kedua, kita tandai paket download & upload komputer semua karyawan. IP >> Firewall >>
Mangle
/ip firewall mangle
add action=mark-packet chain=prerouting in-interface=pppoe-speedy log-
prefix="" \
new-packet-mark=all_staff.down passthrough=no
add action=mark-packet chain=postrouting log-prefix="" new-packet-
mark=all_staff.up \
out-interface=pppoe-speedy passthrough=no
Untuk in-out interface pada contoh ini saya menggunakan interface "pppoe-speedy" karena
gateway internet saya ada di interface tersebut.
Karena pada rules firewall mangle di mikrotik berlaku hirarki/urutan, jadi pada marking koneksi
komputer karyawan saya tidak masukan lebih spesifik parameter src-address/dst-address nya.
Karena pada baris 1 & 2 sudah ada marking untuk IP address si bos, jadi pada rules dibawahnya
IP Address 192.168.0.3 akan diabaikan karena sudah diproses terlebih dahulu. Mikrotik akan
menganggap pada mark packet "all_staff.up & all_staff.down " adalah paket koneksi
download & upload semua IP Address selain 192.168.0.3.
Setelah kita menandai koneksi seperti diatas, marking tersebut akan kita gunakan untuk
mengatur bandwidthnya pada Queue Tree.
Skenarionya kantor saya punya total bandwidth internet 3Mbps dari ISP dan ingin
mengalokasikan bandwidth internet untuk si bos 2Mbps dan semua karyawan 1Mbps.
Parent : Pada parameter ini kita bisa tetapkan apakah queue ini adalah child queue.
Packet Mark : Memilih packet mark yang sudah di buat di /IP Firewall Mangle
Max Limit : Maksimal bandwidth yang bisa dicapai oleh paket yang di queue.
Secara umum begitulah manajemen bandwidth di mikrotik menggunakan Queue Tree, dengan
teknik di atas kita bisa kembangkan misalnya prioritas bandwidth berdasarkan service / aplikasi
jaringan (email, game online dll) karena dengan fungsi mangle kita bisa membedakan koneksi
packet lebih spesifik.
Metode Pembagian Bandwidth Shared / Up To
Jika sebelumnya saya mencontohkan manajemen bandwidth dengan kecepatan yang tetap/fix, di
bagian ini saya akan mencontohkan bagaimana manajemen bandwidth share di MikroTik
Contoh : Saya mempunyai bandwidth 2Mbps untuk dipakai 2 user. Jika 1 user aktif akan
mendapatkan bandwidth full sebesar 2Mbps, dan ketika kedua user tersebut online akan
terbagi otomatis menjadi masing-masing mendapatkan kecepatan 1Mbps.
Lanjut, kita akan menerapkan batasan per user menggunakan child-queue parent. Pada parameter
limit per user kita tentukan Limit-at (CIR) dan Max Limit (MIR). Dan membuat queue parent
dengan parameter Max-Limit (MIR) sebesar total bandwidth yang kita punya.
Kemudian set queue user pada child-queue yang diarahkan ke Parent "Total Bandwidth",
dengan parameter Limit-at 1Mbps dan Max-limit 2Mbps.
Parameter pada opsi Limit-at bisa di artikan seperti garansi kapasitas bandwidth yang di dapat.
Perhitungannya 2Mbps / 2 user = 1Mbps, jadi saat kecepatan total bandwidth memenuhi
sebesar 2Mbps user tersebut akan dipastikan mendapatkan bandwitdh sebesar 1Mbps. Di contoh
ini saya menggunakan "Simple Queue"
Buat lagi untuk user lainnya. Hasilnya akan seperti ini :
Hasil 1 - Saat hanya 1 user yang online, user tersebut mendapatkan semua total bandwidth
Hasil 2 - Saat semua user online/download, masing-masing user mendapatkan rata 1Mbps
Tehnik diatas adalah pembagian bandwidth Shared / Up To, batasan bandwidth bertingkat
(parent) dengan melakukan pembagian bandwidth secara merata.