Lapsus
Lapsus
Lapsus
Disusun untuk Memenuhi Tugas Dokter Muda di SMF Obsterik dan Ginekologi
RSSA Malang
OLEH:
2017
1
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
2
DAFTAR ISI
3.5 Asessment.........................................................................................................
3
6.1 Kesimpulan .....................................................................................................
4
BAB I
PENDAHULUAN
minggu dihitung dari hari pertama haid terkahir (ACOG 1995). Sedangkan menurut
WHO, bayi premature adalah bayi ynag lahir pada usia kehamilan 37 minggu atau
Semakin muda umur bayi semakin besar morbiditas dan mortalitasnya. Bayi
premature sering disertai dengan kelainan, baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Kelainan jangka pendek yang sering terjadi adalah RDS (Respiratory
Menurut Sarwono dkk (2014) angka kejadian persalinan preterm adalah sekitar 6 -
10% yang termasuk dalam dua per tiga dari penyebab kematian neonatal. Badan
kesehatan dunia, WHO (2012), memperkirakan terdapat 15 juta bayi yang dilahirkan
secara prematur tiap tahunnya. Angka persalinan preterm paling tinggi ( 15%) di
Afrika. Pada tahun 2010, terdapat 22.952 kelahiran preterm dari 297.357 kelahiran
dengan berat bayi > 1.500 gram memiliki keberhasilan sebesar 85%, sedang pada
5
umur yang sama bayi yang memiliki berat <1.500 memiliki kemungkinan 80%. Bayi
yang memiliki umur < 32 minggu dan berat <1.500 memiliki angka keberhasilan yang
jauh lebih sedikit yaitu 59%. Hal ini menujukkan keberhasilan persalinan preterm
tidak hanya tergantung pada umur, tetapi juga berat bayi lahir (Prawirohardjo , 2014).
Bayi prematur memerlukan perawatan di rumah sakit yang lebih lama dan dapat
mengalami komplikasi medis yang memerlukan berbagai macam intervensi medis dan
indikasi intervensi medis. Persalinan preterm spontan disebabkan oleh infeksi (intra
intervensi medis yang menyebabkan dokter terpaksa mengakhiri kehamilan pada saat
latar belakang tersebut maka diperlukan pelaporan kasus dari pasien kelahiran
1.2 Tujuan
6
3. Menjelaskan faktor predisposisi dan penyebab persalinan preterm,
1.3 Manfaat
preterm.
preterm.
janinnya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(terbukanya serviks agar fetus dapat memasuki jalan lahir). Kelahiran preterm adalah
Terdapat juga risiko tunggal yang membuat terjadinya persalinan preterm, seperti
distensi uterus yang berlebih, ketuban pecah dini, atau trauma. Akan tetapi penyebab
3. Perubahan desidua
8
Terdapat juga berbagai faktor kondisi lain saat kehamilan yang berisiko persalinan
preterm, yaitu :
6. Kehamilan ganda/gemeli
7. Polihidramnion
Pada Ibu
1. Penyakit berat pada ibu (penyakit jantung, ginjal atau paru yang berat)
2. Diabetes mellitus
3. Preeklampsia/hipertensi
8. Inkompetensi serviks
10. Trauma
9
2.3 Skrining untuk Persalinan Preterm
beberapa tes seperti fetal fibronectin, USG transvaginal untuk mengukur panjang
serviks. Tes fetal firbonectin berguna dalam skrining pada usia kehamilan 24 36
minggu. Hasil tes negatif menandakan pasien diprediksi 99,5% tidak partus secara
spontan, sedangkan ibu dengan hasil positif 13-30% diprediksi akan melahirkan
pengukuran serviks secara berurutan >25 mm, >15mm, <5mm panjang serviks adalah
serviks pendek (<1cm) disertai dengan pembukaan yang merupakan tanda serviks
matang/ inkompetensi serviks, mepunyai risiko terjadi persalinan preterm 3-4 kali.
-Indikator klinik
indikator klinik yang dapat dijumpai seperti timbulnya kontraksi dan pemendekan
-Indikator laboratorik
Beberapa indikator laboratorik yang bermakna antara lain adalah: jumlah leukosit
dalam air ketuban (20/ml atau lebih), pemeriksaan CRP 0,7 mg/ml), dan
10
- Indikator biokimia
dan air ketuban memberikan indikasi adanya gangguan pada hubungan antara
korion dan desidua. Pada kehamilan 24 minggu atau lebih, kadar fibronektin
Sitokin inflamasi (IL-8, IL-6, dan TNF alfa) telah diteliti sebagai mediator
kadarnya akan meningkat dan pucaknya pada trimester akhir hingga 54,8 53
Feritin : Kadar ferritin yang rendah merupakan indikatir keadaan kurang zat
besi. Peningkatan kada ferritin dapat menandaka reaksi fase akut kondisi
preterm.
persalinan preterm :
1. Kontraksi regular (minimal setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu
10 menit)
11
3. Perdarahan bercak
tenaga dokter
RDS
12
o Non farmakologi bedrest, tidak berhubungan seks untuk sementara.
Tokolisis
o Optimalisasi personel
diberikan kortikosteroid.
kongeital letal/ gangguan kromosom, dilatasi serviks cepat, fetal compromise, insufisiensi
13
penyakit jantung. Hati hati pemberian pada pasien dengan DM atau
o Sulfas magnesikus: jarang dipakai karena efek samping pada ibu ataupun
ke ibu dan janin. Dapat melewati plasenta dan menimbulkan efek samping
Kortikosteroid
Diberikan jika usia kehamilan <35 minggu untuk pematangan paru janin,
14
jam
Antibiotik
Diberikan apabila persalinan berisiko terkena infeksi (KPD) atau pada ibu
hamil yangs erring timbul gejala infeksi traktus genitalia tas. Obat oral yang
o Klindamisin
Cara Persalinan
obstetrik.
15
16
BAB III
URAIAN KASUS
17
DAFTAR PUSTAKA
Heng Yujing J., Liong Stella, Permezel Michael, Rice Gregory E., Di Quinzio Megan
K. W., Georgiou Harry M. Human cervicovaginal fluid biomarkers to predict
term and preterm labor. Front. Physiol. 2015. 6: 151.
World Health Organization. Born Too Soon: The Global Action Report on Preterm
Birth. 2012.
18