Diseminasi Awal Manajemen Proffesi
Diseminasi Awal Manajemen Proffesi
Diseminasi Awal Manajemen Proffesi
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu mengelola pelayanan keperawatan profesional tingkat
dasar secara bertanggung jawab dan menunjukkan sikap kepemimpinan
yang profesional serta memberikan bahan pertimbangan dari hasil
analisa manajemen keperawatan yang didapatkan selama praktik di
ruang rawat inap bedah dan saraf RS Universitas Tanjungpura.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu mengidentifikasi tata kelola ruangan rawat inap bedah dan
saraf RS Universitas Tanjungpura Pontianak;
b. Mampu melakukan kajian situasi dan analisa SWOT (strength,
weakness, opportunity, thread) sesuai dengan standar di ruangan
rawat inap bedah dan saraf RS Universitas Tanjungpura Pontianak;
c. Mampu menerapkan konsep dan teori serta prinsip manajemen
keperawatan dalam pengelolaan pelayanan keperawatan profesional
di ruangan rawat inap bedah dan saraf RS Universitas Tanjungpura
Pontianak;
d. Mampu memberikan bahan pertimbangan dari hasil analisis SWOT
(strength, weakness, opportunity, thread) yang didapatkan selama
praktik di ruangan rawat inap bedah dan saraf RS Universitas
Tanjungpura Pontianak.
1.3 MANFAAT
1.3.1 Teoritis
Laporan hasil analisa manajemen keperawatan yang dilakukan oleh
mahasiswa profesi ners Universitas Tanjungpura dapat dijadikan sebagai
tambahan informasi dan referensi bagi institusi pendidikan untuk
kegiatan belajar mengajar mengenai pengetahuan ilmu keperawatan,
khususnya cara menganalisa manajemen keperawatan yang sesuai
standar pelayanan keperawatan yang sudah ditentukan oleh departemen
kesehatan RI khususnya di ruangan rawat inap bedah dan saraf.
1.3.2 Praktik
2.2.2 Misi
2.2.3 Moto
2.2.4 Falsafah
No Profesi Jumlah
1 Dr. spesialis 19 orang
2 Dr. Umum 1 orang
3 Dr. Gigi 1 orang
4 Perawat 115 orang
5 Bidan 26 orang
6 Perawat gigi 2 orang
7 Tenaga kesehatan lain 25 orang
8 Administrasi 19 orang
9 Security 8 orang
10 Supir ambulan 1 orang
11 Laundry 1 orang
a. Rawat inap
Berdasarkan klasifikasi pasien cara perhitungannya berdasarkan berdasarkan :
Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
Jumlah perawatan yang diperlukan /hari/ pasien
Jammperawatan yang diperlukan /ruangan/hari
Jam kerja efektif tiap pwrawat atau bidaan 7 jam per hari.\
Loss day = jumlah hari minggu 1 tahun + cuti + hari besar x jimlah perawat
tersedia
Jumlah tenaga 96 : 7 = 14
Jumlah tenaga yang dibutuhkan diruang perawat adalah 14 orang.
2.4 PASIEN
2.4.1 Data Kasus/ Penyakit terbanyak diruang Rawat Inap Bedah dan Saraf
Tabel 2.3.1 Daftar Lima Besar Nama Penyakit di Ruang Bedah dan Saraf Rumah
Sakit Universitas Tanjungpura Bulan Juni-Juli 2017
Dari hasil rekam medik di ruang Bedah dan Saraf Rumah Sakit
Universitas Tanjungpura pada bulan Januari-Juli 2017 ditemukan 10 kasus
penyakit terbesar dengan diagnosa penyakit Stroke Iskemik yaitu dengan
persentase 23,06 % kejadian.
No Diagnosa Keperawatan Jumlah Persentase
1 Nyeri akut dan kronis Tidak terkaji Tidak terkaji
2 Kerusakan mobilitas fisik Tidak terkaji Tidak terkaji
3 Intoleransi aktivitas Tidak terkaji Tidak terkaji
4 Resiko Infeksi Tidak terkaji
Tabel 2.3.1 Daftar 10 Besar Diagnosa Keperawatan di Ruang Bedah dan Saraf
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Bulan Juni-Juli 2017
PASIEN
MEDICAL
RECORD
UMUM/ MHS A
UMUM/ MHS B
PULANG
Bagan 2.2
Alur Pelayanan
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, kurangnya pelayanan patient safety
seperti tidak terdapat adanya tanda pengenal pasien, tanda resiko jatuh, kartu
pengunjung, etiket cairan infus, tidak adanya form preoperatif.
b. Desain Klasifikasi Pelayanan Ruang Rawat Inap Bedah dan Saraf Rumah Sakit
Universitas Tanjungpura
Perbandingan Persyaratan Khusus Pelayanan Ruang Rawat Inap
Sentralisasi obat 1. Adanya alur yang jelas 1. Kurangnya identifikasi 1. Adanya mahasiswa PSIK 1. Adanya tuntutan pasien
untuk pengolalaan identitas pasien karena klien yang praktik management untuk mendapatkan
sentralisasi obat. tidak memiliki tanda keperawatan pelayanan yang
2. Adanya buku catatan obat pengenal 2. Adanya kepercayaan profesional
dan injeksi 2. Informed consent untuk keluarga pasien kepada 2. Bisa terjadinya kelalaian
3. Adanya komunikasi yang sentralisasi obat dari petugas untuk melaksanakan dalam pemberian obat
efektif antara perawat pasien/keluarga pasien sentralkisasi obat karena belum cukup
dengan bagian farmasi belum terlaksanakan 3. Kerjasama yang baik antara memperhatikan 7 benar
mahasiswa dan perawat yang dalam sentralisasi obat.
bertugas.
Timbang terima 1. Kepala ruangan memimpin 1. Belum adanya format 1. Adanya mahasiswa PSIK 1. Pencatatan dokumentasi
kegiatan timbang terima timbang terima yang baku yang praktik management yang belum sistematis.
setiap shift sebagai acuan dalam keperawatan
2. Adanya laporan jaga setiap pengisian buku laporan 2. Adanya erjasama yang baik
shift 2. Timbang terima tidak antara mahasiswa dan
3. Timbang terima merupakan dilakukan di ruang rawat perawat yang bertugas
kegiatan rutin yang telah pasien dan diikuti oleh 3. Sarana dan prasarana yang
dilaksanakan disetiap pergantian shift tersedia cukup tersedia.
pergantian shift.
4. Adanya kemauan perawat
untuk melakukan timbang
terima
5. Adanya buku khusus untuk
pelaporan timbang terima
Discharge planning 1. Adanya pendidikan kesehatan 1. Kurang adanya fasilitas atau 1. Adanya mahasiswa PSIK 1. Adanya tuntutan
pada pasien dan keluarga instrumen yang mendukung yang praktik management masyarakat untuk
sebelum pasien pulang dalam proses pendidikan keperawatan. mendapatkan pelayanan
2. Adanya surat kontrol kesehatan 2. Adanya kesempatan yang keperawatan yang
obat/rawat jalan 2. diberikan pada mahasiswa profesional
3. Adanya format discharge profesi ners untan untuk 2. Makin tingginya
planning meningkatkan pelaksanaan kesadaran masyarakat
4. Adanya pendidikan kesehatan discharge planing akan pentingnya kesehatan
tertulis dan lisan kepada 3. Makin canggihnya
pasien/keluarga teknologi dalam
penyampaian informasi
kesehatan seperti : koran,
televisi, internet daln lain-
lain.
Dokumentasi 1. Tersedianya sarana dan 1. Pengisian dokumentasi 1. Peluang perawat untuk 1. Besarnya tanggung jawab
Keperawatan prasarana administrasi keperawatan belum lengkap; meningkatkan; perawat terhadap
penunjang; 2. Belum terdapat tenaga 2. Terdapat mahasiswa profesi pendokumentasien jika
2. Terdapat sistem khusus yang mengurus ners yang praktik dalam stase tidak dilaksanakan
pendokumentasian dengan administrasi ruangan; manajemen untuk membantu dengan baik.
pencatatan dan laporan harian; 3. Belum adanya catatan mengembangkan sistem
3. Adanya kesadaran dan terintergrasi antara perawat, dokumentasi keperawatan;
kemauan perawat untuk
menulis dokumentasi dokter, dan tenaga kesehatan 3. Kerjasama yang baik antara
keperawatan. lainnya. perawat dan mahasiswa;
4. Sistem MAKP yang
diterapkan mahasiswa PSIK
supervisi 1. Kepala perawatan ruang 1. Supervisi keperawatan oleh 1. Adanya mahasiswa PSIK yang 1. Dapat terjadinya
bedah dan saraf mendukung supervisor belum diterapkan praktik management ketidakprofesionalan
kegiatan supervisi demi secara optimal dan tidak keperawatan. dalam kegiatan supervisi
peningkatan mutu palayanan adanya kegiatan supervisi 2. Adanya kesempatan untuk 2. Peningkatan kesadaran
keperawatan secara terstruktur dan kontinu melanjutkan pendidikan atau pasien/keluarga terhadap
2. Belum adanya format yang magang hukum
baku dalam kegiatan supervisi 3. Dapat terjadi kelalaian dan
3. Belum adanya SOP untuk kurang adanya kontrol
tindakan terkait dengan ruang ruangan oleh rumah sakit
bedah dan saraf akibat kegiatan supervisi
yang jarang dilakukan.
BAB III
HASIL PENGKAJIAN
a) Hak Pasien:
1. Mendapatkan pelayanan optimal atau sebaik-baiknya sesuai dengan
standar profesi kedokteran,
2. Berhak atas informasi yang jelas dan benar tentang penyakit dan tindakan
medis yang akan dilakukan dokter atau perawat,
3. Hak memilih dokter dan rumah sakit yang akan merawat pasien,
4. Hak atas rahasia dokter atau data penyakit, status, diagnosis, dan lain-lain,
5. Hak untuk memberi persetujuan atau menolak atas tindakan medis yang
akan dilakukan pada pasien,
6. Hak untuk menghentikan pengobatan,
7. Hak untuk mencari pendapat kedua atau pendapat dari dokter lain atau
rumah sakit lain,
8. Hak atas isi rekaman medis atau data medis,
9. Hak untuk didampingi anggota keluarga dalam keadaan kritis,
10. Hak untuk memeriksa dan menerima penjelasan tentang biaya yang
dikenakan atau dokumen pembayaran/ bon/ bill,
11. Hak untuk mendapatkan ganti rugi kalau terjadi kelalaian dan tindakan
yang tidak mengikuti standar operasional profesi kesehatan.
b) Kewajiban Pasien:
1. Memberikan keterangan yang jujur tentang penyakit dan perjalanan
penyakit kepada petugas kesehatan,
2. Mematuhi nasehat dokter dan perawat,
3. Harus ikut menjaga kesehatan dirinya,
4. Memenuhi imbalan jasa pelayanan,
c) Hak dan Kewajiban Tenaga Kesehatan
Hak dan kewajiban tenaga kesehatan yang sudah ada adalah hak dan kewajiban
tenaga medis, perawat, dan bidan yaitu berdasarkan pada PERMENKES yang
berlaku sedangkan hak dan kewajiban pada tenaga kefarmasian, kesehatan
masyarakat, kesehatan lingkungan, gizi, keterapian fisik, serta keteknisan medis
belum dirumuskan.
1. Umum
a) Menjaga kebersihan rumah sakit,
b) Dilarang merokok di area rumah sakit,
c) Menjaga keamanan barang berharga (uang, hp, perhiasan, dll) dan kehilangan
barang berharga tersebut bukan tanggung jawab manajemen rumah sakit,
d) Dilarang membawa makanan yang berbau merangsang seperti durian,
e) Dilarang membawa senjata tajam dan senjata api, dan
f) Dilarang berjualan di lingkungan rumah sakit tanpa izin manajemen.
2. Pengunjung Pasien
a) Jam berkunjung pasien
Siang : Pukul 11.00 - 13.00 WIB
Sore : Pukul 17.00 - 19.00 WIB
b) Kunjungan pasien diluar waktu berkunjung karena kondisi khusus, harus
mendapat persetujuan kepala ruangan atau petugas jaga.
3. Penunggu Pasien
a) Pengunjung pasien rawat inap maksimal berjumlah 2 orang dan akan diberikan
identitas penunggu,
b) Dilarang membuat keributan, bersuara keras yang dapat mengganggu
kenyamanan pasien,
c) Penunggu pasien dilarang membawa anak berusia dibawah 12 tahun,
d) Dilarang membawa peralatan masak, pemanas air, dan alat elektronik lainnya,
e) Pukul 22.00 WIB semua ruangan harus terkunci.
k. Analyze
Penerapan metode tim diruangan belum berjalan dengan baik hal ini menurut
kepala ruangan ini dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia yang ada.
l. Controlle
Untuk meningkatkan jumlah tenaga perawat yang ada perawat dan meningkatkan
kemampuan perawat diruangan.
Timbang terima
a. Perencanaan
Ruangan menerapkan timbang terima setiap pergantian shift perawat.
b. Pengorganisasian
Perawat sudah melakukan timbang terima setiap pergantian shift
c. Analyze
Timbang terima sudah dilakukan namun belum sesuai dengan standar yang
berlaku
d. Controlle
Untuk meningkatkan timbang terima sesuai dengan prosedur
Ronde keperawatan
a. Perencanaan
Diruangan Rawat Inap Bedah dan Saraf belum pernah melakukan ronde
keperawatan
b. Pengorganisasian
-
c. Analyze
Belum ada dilakukannya ronde keperawatan hal ini karena terdapat keterbatasan
waktu untuk melakukan ronde keperawatan.
d. Controlle
Untuk melakukan ronde keperawatan sehingga perawat dapat beripikir secara
kritisdalam menangani pasien dan meningkatkan kemampuan untuk
memodifikasi rencana keperawatan.
Supervisi keperawatan
a. Perencanaan
Diruangan Rawat Inap Bedah Saraf dan manajemen rumah sakit pernah
melakukan supervise keperawatan
b. Pengorganisasi
Manajemen rumah sakit dan ruangan sudah menerapkan supervise keperawatan
namun masih belum berjalan secara optimal
c. Analisis
Supervise keperawatan dilakukan oleh pihak manajemen rumah sakit setiap enam
bulan sekali,sedangkan dari rungan sudah dilakukan namun tidak dilaporkan
secara tertulis.
d. Control
Supervise keperawatan dilakukan agar dapat meningkatkan kedisiplinan dan
kinerja perawat serta meningkatkan pengembangan staf untuk tenaga kerja yang
ada.
Sentralisasi obat
a. Perencanaan
Diruangan sudah memiliki sentralisasi obat. Pihak keluarga memberikan semua
obat yang telah diresepkan dan diambil ke apotik lalu memberikan semua obat
yang diambil ke perawat. Ruangan sudah memiliki setiap loker masing - masing
pasien. Terdapat tempat khusus obat emergency dan non emergency.
b. Pengorganisasian
Sudah diterapkan memisahkan obat untuk masing masing pasien, tempat obat
emergency dan non emergency sudah dipisahkan, dan semua obat pasien
diberikan ke perawat.
c. Analyze
Belum adanya pemberian etiket khusus untuk setiap infus.
d. Controlle
Untuk meningkatkan sentralisasi obat sebagai tanggung jawab setiap PJ shift.
Discharge Planning
a. Perencanaan
Pada ruangan bedah dan syaraf sudah terdapat discharge planning, setiap pasien
yang sudah diperbolehkan pulang akan diberikan lembar discharge planning .
dimana lembar discharge planning berfungsi juga sebagai lembar untuk
melakukan kontrol ulang
b. Pengorganisasian
Manajemen keperawatan rumah sakit sudah membuatkan standar dan format
discharge planning sehingga dapat diterapkan secara optimal oleh perawat
diruangan
c. Analyze
Berdasarkan hasil observasi, perawat ruangan sudah melakukan discharge
planning kepada setiap pasien yang diperbolehkan pulang (rawat jalan)
d. Controller
Kepala ruangan selalu memotivasi dan mengharuskan perawat ruangannya untuk
selalu memberikan discharge planning kepada pasien yang diperbolehkan pulang
.
Standar Asuhan Keperawatan dan standar dokumentasi
a. Perencanaan
Diruangan belum ada standar Asuhan Keperawatan, namun sudah terdapat
standar dokumentasi yang menggunakan SOAP (subjectif, obejctif, analisis,
planing)
b. Pengorganisasian
Diruangan sudah menerapkan standar dokumentasi menggunakan SOAP.
c. Analyze
Standar dokumentasi yang ada diruangan belum sesuai dengan standar
dokumentasi yang ada.
d. Controlle
Meningkatkan cara mendokumentasi yang benar sesuai standar yang berlaku, dan
menerapkan satuan asuhan keperawatan.
BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH
Teknik prioritas masalah yang digunakan adalah tehnik kriteria matrik (Criteria Matrix
Technique), yaitu teknik pemungutan suara dengan menggunakan kriteria tertentu, secara
sederhana dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu sebagai berikut :
a. Kecendrungan besar dan seringnya kejadian masalah (Magnitude = Mg)
b. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (Severity = Sv)
c. Bisa dipecahkan (Managebelity = Mn)
d. Operhatian perawat terhadap masalah (Nursing Concern = Nc)
e. Ketersediaan sumber daya (Affordability = Af)
Keterangan :
5 = sangat penting
4 = penting
3 = kurang penting
2 = tidak penting
1 = sangat tidak penting
Dari daftar masalah di atas diangkat menjadi beberapa prioritas masalah yaitu:
1. Ketenagaan atau organisasian (MAN)
2. Patient Safety dan Professional Safety
3. Sarana dan prasarana
4. MAKP
5. Ronde keperawatan
6. Supervisi
PLAN OF ACTION