Penilaian Pembelajaran Siswa

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian mutlak yang harus selalu dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar karena dalam setiap pembelajaran,
pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia
lakukan. Apabila pembelajaran yang dilakukannya mencapai hasil yang baik,
pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan demikian
sebaliknya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang
telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui penilaian
belajar siswa atau dewasa ini disebut penilaian kelas. Ini semua demi mencapai
keberhasilan kegiatan belajar mengajar dengan hasil akhir yang sesuai diharapkan.
Diperlukan berbagai macam metode, jenis penilaian tertentu yang disesuaikan
untuk implementasikan kepada peserta didik di kelas.

Penilaian dan kegiatan pembelajaran haruslah bermuara pada penguasaan


atau pencapaian kompetensi oleh siswa sesuai dengan apa yang diharapkan.
Selama ini penilaian cenderung dilakukan dengan menggunakan cara dan alat
yang lebih menyederhanakan tuntutan perolehan siswa. Di samping itu, penilaian
dilakukan tidak hanya untuk mengungkapkan hasil belajar ranah kognitif, tetapi
juga diharapkan mampu mengungkapkan hasil belajar siswa dalam lingkup ranah
afektif dan psikomotor. Diharapkan penilaian pembelajaran siswa mampu
mengatasi permasalahan penilaian yang ada sehingga hasil belajar siswa dapat
dinilai sesuai dengan tuntutan kompetensi.

Melalui penilaian seorang guru dapat menentukan apakah peserta didik


mengalami kemajuan dalam belajar atau mampu menguasai kompetensi yang
diharapkan. Penilaian juga diharapkan member manfaat bagi peserta didik
utamanya agar peserta didik dapat mengetahui kemajuan belajarnya, lebih
termotivasi untuk belajar dan lebih bertanggung jawab atas keberhasilan
belajarnya.

1
2

Untuk mencapai hal tersebut maka pelaksanaan penilaian, khususnya


dalam proses pembelajaran selalu mengacu pada kurikulum yang berlaku. Saat ini
sitem penilaian yang diterapkan di sekolah disebut dengan Penilaian Kelas.
Penilaian berbasis kelas ini merupakan penilaian yang dilakukan oleh guru dalam
rangka proses pembelajaran, penilaian dilaksanakan untuk mendapatkan informasi
tentang tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Sebelum melakukan penilaian pembelajaran
siswa, maka perlu untuk memahami bagaimana penilaian pembelajaran yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penilaian pembelajaran siswa?
2. Apa saja prinsip-prinsip dalam melakukan penilaian pembelajaran siswa?
3. Apa saja teknik penilaian pembelajaran siswa?
4. Apa saja jenis penilaian pembelajaran siswa?
5. Apa fungsi dan tujuan penilaian pembelajaran siswa?
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengrtian Penilaian Pembelajaran Siswa


Ketika kita membahas penilaian dalam konteks pembelajaran, maka yang
terbayang adalah adalah suatu kegiatan untuk membuat pengukuran
tentang hasil pembelajaran dari masing-masing peserta didik, serta keberhasilan
peserta didik dalam kelas secara keseluruhan.

Penilaian merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dalam sistem


pendidikan saat ini. Kualitas pembelajaran yang baik dapat dilihat dari hasil
penilaiannya.

Secara konseptual ada banyak pengertian penilaian menurut para ahli


namun terkait dengan penilaian pembelajaran siswa, ada beberapa pendapat yang
dapat dijadikan sebagai landasan dalam memahami konsep penilaian
pembelajaran siswa diantaranya;

Menurut Rasyid dan Mansur (2007) penilaian adalah proses pengumpulan


informasi atau data yang digunakan untuk membuat keputusan tentang
pembelajaran. Pembelajaran yang dimaksud mencakup siswa, kurikulum,
program, dan kebijakan. Proses penilaian meliputi pengumpulan bukti-bukti
tentang pencapaian belajar peserta didik. Bukti ini tidak selalu diperoleh melaui
tes saja, tetapi juga bisa dikumpulkan melalui pengamatan atau laporan diri.

Sedangkan menurut Endang Purwanti (2008:3) Secara umum, asesmen


dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun
yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik
yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah
maupun kebijakan-kebijakan sekolah.

Pendapat yang serupa juga disampaikan oleh Akhmad sudrajat (2008)


yang menyatakan bahwa penilaian atau asesmen adalah penerapan berbagai cara
4

dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang


sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian
kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa
hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai
kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif.

Sedangkan Menurut Ign. Masidjo (1995:18) penilaian sifat suatu objek


adalah suatu kegiatan membandingkan hasil pengukuran sifat suatu objek dengan
suatu acuan yang relevan sedemikian rupa sehingga diperoleh kuantitas suatu
objek yang bersifat kualitatif.

Hampir senada dengan semua pendapat diatas peraturan Permendiknas No


20 tahun 2007 tentang standar penilaian dijelaskan bahwa penilaian adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil
belajar siswa. Penilaian tidak sekedar pengumpulan data siswa, tetapi juga
pengolahannya untuk memperoleh gambaran proses dan hasil belajar siswa.
Penilaian tidak sekedar memberi soal siswa kemudian selesai, tetapi guru harus
menindaklanjutinya untuk kepentingan pembelajaran.

Dari beberapa pengertian menurut para ahli diatas dapat disipulkan bahwa
penilaian pembelajaran siswa adalah satu fase yang terjadi pada institusi formal,
dalam hal ini sekolah yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan
guna mengukur kemampuan atau kinerja siswa baik secara akademik maupun non
akademik dengan berbagai macam metode yang ditandai dengan pemberian nilai
terhadap objek penilaian. Dengan kata lain penilaian merupakan serangkaian
kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses
dan hasil belajar peserta didik menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan terhadap siswa tersebut.

B. Prinsip - prinsip Penilaian Pembelajaran Siswa


5

Pada Permendiknas No 20 tahun 2007 juga disebutkan bahwa dalam


melakukan penilaian guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai
berikut:

1. Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
2. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan
tidak membedakan latar belakang sosialekonomi, budaya, agama, bahasa,
suku bangsa, dan jender.
3. Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran.
4. Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua
aspek kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor) dengan menggunakan
berbagai teknik yang sesuai. Penilaian yang dilakukan harus terencana,
bertahap, teratur, terus menerus dan berkesinambungan untuk memperoleh
informasi hasil belajar dan perkembangan belajar siswa.
6. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkahlangkah yang baku
7. Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
8. Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.

C. Teknik Penilaian Pembelajaran Siswa


Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer
(saling melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Menurut
permendiknas nomor 66 tahun 2013 Teknik yang digunakan untuk penilaian
kompetensi, sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
1. Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,
penilaian diri, penilaian teman sejawat(peer evaluation) oleh peserta didik dan
jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
6

antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
1) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang
berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar
penilaian diri.
3) Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
antarpeserta didik.
4) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan.
1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar, salah, menjodohkan, dan uraian. dilengkapi pedoman penskoran.
2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang dilengkapi rubrik.
1) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan
kompetensi.
7

2) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan


perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan
dalam waktu tertentu.
3) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat
reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi,
dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya
tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian
peserta didik terhadap lingkungannya.

D. Jenis-jenis Penilaian Pembelajaran Siswa


Penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi berdasarkan cakupan kompetensi
yang diukur dan sasaran pelaksanaannya;
1. Jenis Penilaian Berdasarkan Cakupan Kompetensi yang Diukur
Sebagaimana dijelaskan dalam PP. Nomor 19 tahun 2005 bahwa penilaian
hasil belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
a) Ulangan Harian
Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik secara
periodik untuk menilai/mengukur pencapaian kompetensi setelah
menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD) atau lebih. Ulangan Harian
merujuk pada indikator dari setiap KD. Bentuk Ulangan harian selain tertulis
dapat juga secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk. Frekuensi dan
bentuk ulangan harian dalam satu semester ditentukan oleh pendidik sesuai
dengan keluasan dan kedalaman materi. Sebagai tindak lanjut ulangan harian,
yang diperoleh dari hasil tes tertulis, pengamatan, atau tugas diolah dan
dianalisis oleh pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan belajar siswa
pada setiap kompetensi dasar lebih dini diketahui oleh pendidik. Dengan
demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial
atau pengayaan, sehingga perkembangan belajar siswa dapat segera diketahui
sebelum akhir semester. Dalam rangka memperoleh nilai tiap mata pelajaran
selain dengan ulangan harian dapat dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti
PR, proyek, pengamatan dan produk. Tugas-tugas tersebut dapat
8

didokumentasikan dalam bentuk portofolio. Ulangan harian ini juga berfungsi


sebagai diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa.
b) Ulangan Tengah Semester
Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah
semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada
periode tersebut. Bentuk Ulangan Tengah Semester selain tertulis dapat juga
secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk. Sebagai tindak lanjut
ulangan tengah semester, nilai ulangan tersebut diolah dan dianalisis oleh
pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan belajar siswa dapat diketahui
sedini mungkin. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program
tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa
dapat diketahui sebelum akhir semester.
c) Ulangan Akhir Semester
Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester satu.
Cakupan ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester satu. Ulangan akhir semester
dapat berbentuk tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan pengamatan, tugas,
produk. Sebagai tindak lanjut ulangan akhir semester adalah mengolah dan
menganalisis nilai ulangan akahir semester. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui ketuntasan belajar siswa. Dengan demikian ulangan ini dapat
diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga
kemajuan belajar siswa dapat diketahui sebelum akhir tahun pelajaran.
d) Ulangan Kenaikan Kelas
Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di
akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di
akhir semester genap. Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut. Ulangan kenaikan
kelas dapat berbentuk tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan, pengamatan, tugas
dan produk. Sebagai tindak lanjut ulangan kenaikan kelas adalah mengolah dan
menganalisis nilai ulangan kenaikan kelas. Hal ini dimaksudkan untuk
9

mengetahui ketuntasan belajar siswa. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti
dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan
belajar siswa untuk hal-hal yang bersifat esensial dapat diketahui sedini mungkin
sebelum menamatkan sekolah.
2. Jenis Penilaian Berdasarkan Sasaran
Berdasarkan sasarannya, penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi atas
penilaian individual dan penilaian kelompok.
a. Penilaian individual Penilaian individual adalah penilaian yang dilakukan untuk
menilai pencapaian kompetensi atau hasil belajar secara perorangan. Penilaian
individual perlu memperhatikan nilai universal seperti: disiplin, jujur, tekun, cermat,
teliti, tanggungjawab, rendah hati, sportif, etos kerja, toleran, sederhana, bebas,
antusias, kreatif, inisiatif, tanggap dan peduli dan lain-lain.
b. Penilaian kelompok Penilaian kelompok adalah penilaian yang dilakukan untuk
menilai pencapaian kompetensi atau hasil belajar secara kelompok. Penilaian
kelompok perlu memperhatikan nilai universal seperti: kerjasama, menghargai
pendapat orang lain, kedamaian, cinta dan kasih sayang, toleran, dan lain-lain.

E. Fungsi dan TujuanPenilaian Pembelajaran Siswa


1. Fungsi Penilaian Pembelajaran Siswa
Dengan mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dapat diambil
tindakan perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang bersangkutan.
Dengan kata lain, hasil penilaian tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui
tercapai tidaknya perubahan tingkah laku siswa, tetapi juga sebagai umpan balik
bagi upaya memperbaiki proses pembelajaran. Dalam penilaian pembelajaran
siswa ini dapat dilihat sejauh mana keefektifan proses pebelajaran dalam
mengupayakan perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan
proses belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil belajar yang dicapai
siswa merupakan akibat dari proses pembelajaran yang ditempuhnya (pengalaman
belajarnya). Sejalan dengan pengertian diatas menurut Nana Sudjana, (1995: 4)
fungsi penilaian adalah sebagai berikut :
1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional.
Dengan demikian penilaian harus mengacu pada rumusan-rumusan tujuan
intruksional.
2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar.
10

Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan intruksional, kegiatan


belajar siswa, strategi mengajar guru dan lain-lain.
3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang
tua.
Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar
siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang
dicapainya.

Penilaian di sini berfungsi sebagai alat untuk mengetahui seberapa


berhasilkah proses belajar mengajar yang terjadi. Selain itu juga sebagai perbaikan
dalam melakukan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Dan juga sebagai laporan kemauan belajar siswa yang diberikan kepada orang tua
agar orang tuanya mengetahui hasil belajar anaknya dalam bentuk raport yang
biasanya diberikan pada akhir semester.

2. Tujuan Penilaian Pembelajaran Siswa


Tujuan utama untuk melakukan asesmen atau evaluasi dalam proses
pembelajaran adalah untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai tingkat
pencapaian proses pembelajaran. (Koyan, 2011).
Selain itu Sudrajat (2008) menjelaskan bahwa Penilaian memiliki tujuan
yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya untuk grading, seleksi,
mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi.
1) Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan
kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik
lain. Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan peserta didik dalam
urutan dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi penilaian
untuk grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain
sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-referenced
assessment).
2) Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta
didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik
yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini,
fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di
sekolah tertentu.
11

3) Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah


menguasai kompetensi.
4) Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar
peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya,
membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan
program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
5) Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar
yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa
dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang
perlu remidiasi atau pengayaan.
6) Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi
yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang
pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari
penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.

Dari keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat


penguasaan kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama
dalam penilaian. Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar
secara langsung atau tak langsung mampu melaksanakan penilaian dalam
keseluruhan proses pembelajaran. Untuk menilai sejauhmana siswa telah
menguasai beragam kompetensi, tentu saja berbagai jenis penilaian perlu
diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, seperti unjuk kerja/kinerja
(performance), penugasan (proyek), hasil karya (produk), kumpulan hasil kerja
siswa (portofolio), dan penilaian tertulis (paper and pencil test). Jadi, tujuan
penilaian adalah memberikan masukan informasi secara komprehensif tentang
hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat kegiatan pembelajaran
berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai
cara penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta
didik.
12

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penilaian pembelajaran siswa adalah suatu kegiatan yang wajib dilakukan
setiap tenaga pendidik untuk membuat keputusan tentang hasil pembelajaran
yang telah dicapai dari masing-masing peserta didik, serta keberhasilan peserta
didik dalam kelas secara keseluruhan. Penilaian pembelejaran siswa terdiri dari
berbagai aspek dalam hal ini wilayah akademik dan non akademik bukan hanya
mencatat apa yang diketahui dan dapat dilakukan peserta didik.
Penilaian pembelajaran siswa sangat penting untuk dilakukan karena dapat
digunakan acuan untuk membentuk feedback sebagai upaya memperbaiki kualitas
proses pembelajaran, dan untuk melaksanakan penilaian pembelajaran siswa ada
banyak teknik atau metode yang dapat diterapkan, disinilah kecakapan seorang
tenaga pendidik untuk memilih teknik yang sesua dengan siswa yang di didiknya.
Idiealnya, penilaian pada bidang apapun dilakukan dengan menggunakan
prosedur dan instrumen yang standar. Prosedur yang standar adalah suatu
prosedur penilaian yang dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah tertentu
dan perlakukan yang adil pada siswa dengan mempertimbangankan situasi waktu,
tempat, dan berbagai keragaman pada siswa. Sedangkan instrumen yang standar
adalah instrumen yang disusun menggunakan prosedur pengembangan instrumen
yang baku dan dapat dipertanggungjawabkan tingkat validitas dan reliabilitasnya
dan yang paling penting adalah harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian
pembelajaran siswa.
13

REFERENSI

Koyan, Wayan. 2011. Asesmen dalam Pendidikan. Singaraja: Universitas


Pendidikan Ganesha Press.

Masidjo, Ign. (1995). Penilaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogjakarta:


Kanisius.

Permendiknas No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Guruan. Jakarta:


Depdiknas.

Permendiknas No. 66 tahun 2013 tentang teknik yang penilaian kompetensi.

Putra. Riga (2007). Jenis Dan Teknik Penilaian Hasil Belajar. Depdiknas;2007.
(https://www.academia.edu/6403478/JENIS_DAN_TEKNIK_PENILAIA
N_HASIL_BELAJAR). Diakses pada 4 Desember 2016, pukul 07.40 wita.

Purwanti, Endang. (2008). Asesmen Pembelajaran SD. Direktoral Jendral


Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Santrock, John W., 2007. Psikologi Pendidikan. Ed. II; Jakarta: Kencana.
http://dokumen.tips/documents/penilaian-berbasis-kelas-makalah.html
diakses pada 4 Desember 2016, pukul 06.27 wita,

Sudjana. Nana (1995). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evalusi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada.
14

Sudrajat, Akhmad. (2008). Penilaian Hasil Belajar.


https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/01/penilaian-hasil-belajar/
(Di akses tanggal 05 Desember 2016)

Anda mungkin juga menyukai