Skala Data & Contoh
Skala Data & Contoh
Skala Data & Contoh
DAN CONTOHNYA
Disusun Oleh :
NIM : 23030117130051
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017
MACAM - MACAM SKALA DATA DAN CONTOHNYA
Data nominal atau sering disebut juga data kategori adalah data yang diperoleh melalui
pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu. Perbedaan kategori obyek hanyalah
menunjukkan perbedaan kualitatif. Walaupun data nominal dapat dinyatakan dalam bentuk
angka, namun angka tersebut tidak memiliki urutan atau makna matematis sehingga tidak dapat
dibandingkan. Logika perbandingan > dan < tidak dapat digunakan untuk menganalisis data
nominal. Operasi matematik seperti penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), atau
pembagian (:) juga tidak dapat diterapkan dalam analisis data nominal.
(http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_8.pdf)
Contoh :
a. Jenis kelamin yang terdiri dari dua kategori yaitu: (1) Laki-laki (2) Perempuan Angka
(1) untuk laki-laki dan angka (2) untuk perempuan hanyalah merupakan simbol yang
digunakan untuk membedakan dua kategori jenis kelamin.
(http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_8.pdf)
b. Status pernikahan yang terdiri dari tiga kategori yaitu: (1) Belum menikah, (2) Menikah,
(3) Janda/duda. Data tersebut memiliki sifatsifat yang sama dengan data tentang jenis
kelamin. (http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_8.pdf)
c. Nomor identitas seseorang, misalnya nomor KTP : 3316195503990002
(hendri.staff.gunadarma.ac.id/.../SKALA+PENGUKURAN+DAN+TEKNIK+PENSKAL
AAN.pdf)
d. Nomor punggung pemain sepak bola :
1. Satria Tama
2. Putu Gede
3. Andy Setyo
4. Ryuji Utomo
6. Evan Dimas
(hendri.staff.gunadarma.ac.id/.../SKALA+PENGUKURAN+DAN+TEKNIK+PENSKAL
AAN.pdf)
e. Istilah dalam kelompok diagnosis :
1. Schizophrenia
2. Paranoid
3. Psikoneurotik
(https://digilib.polban.ac.id/files/disk/57/jbptppolban-gdl-euissartik-2825-1-pengolah-
1.pdf)
f. Laki-laki (1), Perempuan (2). Angka-angka tersebut tidak memiliki makna kuantitatif,
artinya angka (2) pada data di atas tidak berarti lebih besar dari angka (1), karena laki-
laki tidak memiliki makna lebih besar dari perempuan. Terhadap kedua data (angka)
tersebut tidak dapat dilakukan operasi matematik (+, -, x, : ). Misalnya (1) = laki-laki, (2)
= perempuan, maka (1) + (2) (3), karena tidak ada kategori (3) yang merupakan hasil
penjumlahan (1) dan (2).
(http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_8.pdf)
g. Begitu juga tentang suku, yakni Dayak, Bugis dan Badui. Tentang partai, misalnya Partai
Bulan, Partai Bintang dan Partai Matahari. Masing-masing kategori tidak dinyatakan
lebih tinggi dari atribut (nama) yang lain.
(https://chellious.wordpress.com/2011/04/06/pengertian-data-nominal-interval-rasio-dan-
ordinal/)
h. Misalnya tentang jenis olah raga yakni tenis, basket dan renang. Kemudian masing-
masing anggota set di atas kita berikan angka, misalnya tenis (1), basket (2) dan renang
(3). Jelas kelihatan bahwa angka yang diberikan tidak menunjukkan bahwa tingkat olah
raga basket lebih tinggi dari tenis ataupun tingkat renang lebih tinggi dari tenis. Angka
tersebut tidak memberikan arti apa-apa jika ditambahkan. Angka yang diberikan hanya
berfungsi sebagai label saja.
(https://chellious.wordpress.com/2011/04/06/pengertian-data-nominal-interval-rasio-dan-
ordinal/)
i. Seseorang yang pergi ke Jakarta, tidak akan pernah mengatakan dua setengah kali, atau
tiga seperempat kali. Tetapi akan mengatakan dua kali, lima kali, atau tujuh kali. Begitu
juga tentang ukuran jumlah anak dalam suatu keluarga. Numerik yang dihasilkan akan
selalu berbentuk bilangan bulat, demikian seterusnya. Tidak akan pernah ada bilangan
pecahan.
(https://chellious.wordpress.com/2011/04/06/pengertian-data-nominal-interval-rasio-dan-
ordinal/)
j. Misalnya untuk agama, kita bisa mengkode 1=Islam, 2=Kristen 3=Hindu, 4=Budha. Kita
bisa menukar angka-angka tersebut, selama suatu karakteristik memiliki angka yang
berbeda dengan karakteristik lainnya.
(http://repository.unja.ac.id/112/1/skala_junaidi2015.pdf)
Contoh :
(fanny.staff.uns.ac.id/files/2012/02/skala-pengukuran1.ppt)
j. Tingkat kepuasan seseorang terhadap produk. Bisa kita beri angka dengan
5=sangat puas, 4=puas, 3=kurang puas, 2=tidak puas dan 1=sangat tidak puas.
(https://www.researchgate.net/publication/277340990_Memahami_Skala-Skala_Pengukuran)
Contoh :
Contoh:
a. Panjang suatu benda yang dinyatakan dalam ukuran meter adalah data rasio. Benda yang
panjangnya 1 meter berbeda secara nyata dengan benda yang panjangnya 2 meter
sehingga dapat dibuat kategori benda yang berukuran 1 meter dan 2 meter (sifat data
nominal). Ukuran panjang benda dapat diurutkan mulai dari yang terpanjang sampai yang
terpendek (sifat data ordinal). Perbedaan antara benda yang panjangnya 1 meter dengan 2
meter memiliki jarak yang sama dengan perbedaan antara benda yang panjangnya 2 meter
dengan 3 (sifat data interval). Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio ditunjukkan oleh
dua hal yaitu: (1) Angka 0 meter menunjukkan nilai mutlak yang artinya tidak ada benda
yang diukur; serta (2) Benda yang panjangnya 2 meter, 2 kali lebih panjang dibandingkan
dengan benda yang panjangnya 1 meter yang menunjukkan berlakunya semua operasi
matematik. Kedua hal tersebut tidak berlaku untuk jenis data nominal, data ordinal,
ataupun data interval.
(http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_8.pdf)
b. Data hasil pengukuran berat suatu benda yang dinyatakan dalam gram memiliki semua
sifat-sifat sebagai data interval. Benda yang beratnya 1 kg. berbeda secara nyata dengan
benda yang beratnya 2 kg. Ukuran berat benda dapat diurutkan mulai dari yang terberat
sampai yang teringan. Perbedaan antara benda yang beratnya 1 kg. dengan 2 kg memiliki
rentang berat yang sama dengan perbedaan antara benda yang beratnya 2 kg. dengan 3
kg. Angka 0 kg. menunjukkan tidak ada benda (berat) yang diukur. Benda yang beratnya
2 kg., 2 kali lebih berat dibandingkan dengan benda yang beratnya 1 kg..
(http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_8.pdf)
c. Ada 4 orang pengemudi, A, B, C dan D mempunyai pendapatan masing-masing perhari
Rp. 10.000, Rp.30.000, Rp. 40.000 dan Rp. 50.000. bila dilihat dengan ukuran ratio maka
pendapatan pengemudi C adalah 4 kali pendapatan pengemudi A. Pendapatan D adalah 5
kali pendapatan A. Pendapatan C adalah 4/3 kali pendapatan B. Dengan kata lain, ratio
antara C dan A adalah 4 : 1, ratio antara D dan A adalah 5 : 1, sedangkan rasio antara C
dan B adalah 4 : 3. Interval pendapatan pengemudi A dan C adalah 30.000. dan
pendapatan pengemudi C adalah 4 kali pendapatan pengemudi A.
(https://chellious.wordpress.com/2011/04/06/pengertian-data-nominal-interval-rasio-dan-
ordinal/)
d. Berat badan bayi yang diukur dengan skala ratio. Bayi A memiliki berat 3 Kg. Bayi B
memiliki berat 2 Kg dan bayi C memiliki berat 1 Kg. Jika diukur dengan skala Ratio,
maka bayi A memiliki ratio berat badan 3 kali dari berat badan bayi C. Bayi B memiliki
ratio berat badan dua kali dari berat badan bayi C, dan bayi C memiliki ratio berat badan
sepertiga kali berat badan bayi A, dst.
(https://chellious.wordpress.com/2011/04/06/pengertian-data-nominal-interval-rasio-dan-
ordinal/)
e. Variable nilai ujian dari 0 100
(https://staff.blog.ui.ac.id/r-suti/files/2010/10/analisisdata1.pdf)
f. Tinggi Badan : sebagai Skala Ratio, tinggi badan 180 Cm dapat dikatakan mempunyai
selisih 60 Cm terhadap tinggi badan 120 Cm, hal ini JUGA dapat dikatakan Bahwa :
tinggi badan 180 adalah 1 kali dari tinggi badan 120 Cm.
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Anik%20Widiastuti,%20S.Pd.,%20M.
Pd./PENELITIAN%205%20DATA%20TEKNIK%20PENGUMPULAN%20DATA%20
&%20INSTRUMEN%20PENELITIAN.pdf)
g. A mengikuti THB, dan semua jawaban salah, A memperoleh skor nol (0). Tapi bukan
berarti A tidak mempunyai pengetahuan sama sekali dalam bidang itu. Karena itu skor
nol tidak menggambarkan keadaan yang benar-benar kosong.
(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032-
TJUTJU_SOENDARI/Power_Point_Perkuliahan/statistik_deskriptif/ST._DESKRIPTIF_
-2.ppt_[Compatibility_Mode].pdf)
h. Kita tidak dapat mengatakan bahwa tingkat kecerdasan orang yang memiliki IQ sebesar
150 adalah satu setengah kali tingkat kecerdasan orang yang memiliki IQ 100.
(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032-
TJUTJU_SOENDARI/Power_Point_Perkuliahan/statistik_deskriptif/ST._DESKRIPTIF_
-2.ppt_[Compatibility_Mode].pdf)
i. Pendapatan (Rp. 135 245,23 per bulan): Pendapatan Rp. 0 berarti tidak ada.
(http://sriwulanwr.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14214/01Pendahuluan.pdf )
j. 0 tahun, 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, ..... dst.
..... -3C, -2C, -1C, 0C, 1C, 2C, 3C, ..... dst.
..... 0,71m ..... 5,38m ..... 12,42m ..... dst.
(https://tu.laporanpenelitian.com/2014/11/24.html)