Modul-Struktur-Beton Penyaluran Tulangan PDF
Modul-Struktur-Beton Penyaluran Tulangan PDF
Modul-Struktur-Beton Penyaluran Tulangan PDF
d
PANJANG PENYALURAN
6
c.i
TULANGAN
y.a
Penyaluran gaya secara sempurna dari baja tulangan ke beton yang ada di
sekelilingnya merupakan syarat yang muthlak harus dipenuhi agar beton bertulang
un
dapat berfungsi dengan baik sebagai bahan komposit. Penyaluran gaya ini
ditentukan adanya gaya lekat antara permukaan baja dengan beton. Tegangan
lekat antara baja dengan beton yang timbul pada balok beton bertulang, bernilai
@
setara dengan variasi perubahan momen lentur di sepanjang balok. Apabila balok
menahan momen yang besarnya tidak merata di sepanjang balok, sedangkan
ukuran tulangan yang digunakan sama di sepanjang balok, maka akan terjadi
do
tegangan baja yang tidak merata pula di sepanjang balok tersebut. Ilustrasi kasus
di atas dapat dilihat pada balok kantilever Gambar 6-1.
do
A B C
i
sw
A B C
:
MC
ail
MB
MA
m
Pada balok kantilever tersebut tampak bahwa momen di potongan A-A lebih
besar dari momen di potongan B-B, dan momen di titik B lebih besar dari momen
132
d
di titik C. Apabila tegangan pada baja tulangan tarik dihitung maka akan diperoleh
c.i
tegangan tulangan tarik di titik A lebih besar daripada titik B, dan tegangan
tulangan tarik di titik B lebih besar daripada titik C. Berdasar uraian di atas, maka
dengan luas tulangan yang sama baik di titik A, B, dan C akan diperoleh besaran
y.a
gaya tarik (T= As x fs) yang berbeda-beda. Perbedaan gaya tarik ini menyebabkan
timbulnya gaya lekat () antara permukaan baja dan beton, sebagaimana
ditunjukkan pada gambar 6-2.
un
TA= AS x fA TB= AS x fB
@
Gambar 6-2 Tegangan Lekat di Permukaan Tulangan
do
Pada ujung kiri balok kantilever tersebut tulangan tarik tertanam ke dalam
beton pada kolom, agar tulangan tersebut tidak tercabut (lolos) dari dalam beton
maka gaya lekat antara baja tulangan dengan beton harus mampu menahan gaya
do
tarik pada baja tulangan sebesar TA= AS x fA. Tegangan baja tulangan tarik
diambil sebesar fy agar baja tulangan benar-benar tidak tercabut meskipun
tulangan telah mengalami leleh bahkan putus. Panjang penanaman ini selanjutnya
i
. .d .l db fy .As = T (6-1)
di mana:
m
d
Gaya tarik dan tekan tulangan pada setiap penampang komponen struktur
c.i
beton bertulang harus disalurkan pada masing-masing sisi penampang tersebut
melalui panjang pengangkuran, kait atau alat mekanis, atau kombinasi dari cara-
cara tersebut. Kait sebaiknya tidak dipergunakan untuk menyalurkan tulangan
y.a
tertekan.
un
Perhitungan panjang penyaluran pada baja tulangan yang menahan gaya
tarik harus memenuhi ketentuan berikut:
1. Panjang penyaluran ld, dinyatakan dalam diameter db, untuk batang ulir dan
2.
@
kawat ulir tertarik harus ditentukan berdasarkan Butir (2) atau (3) di bawah
ini, tetapi ld tidak boleh kurang dari 300 mm.
Untuk batang ulir atau kawat ulir, ld/db harus diambil sebagai berikut:
do
TABEL 6.1 FORMULASI PANJANG PENYALURAN TULANGAN YANG
MENERIMA BEBAN TARIK
Batang D-19 dan Batang D-22 atau
do
d
3. Untuk batang ulir atau kawat ulir, ld /db harus diambil:
c.i
ld 9f y
= .....................................................(6-2)
d b 10 f ' c + K tr
c
d
b
y.a
Dalam persamaan di atas, nilai (c + Ktr)/db tidak boleh diambil lebih besar
dari 2,5.
4. Faktor-faktor yang digunakan untuk menghitung panjang penyaluran batang
ulir dan kawat ulir tertarik pada formulasi di atas (Tabel 6.1 dan Persamaan
un
6-2) adalah sebagai berikut:
@
hingga lebih dari 300 mm beton segar di cor pada
komponen dibawah panjang penyaluran atau
sambungan (terletak di sisi atas)
do
Tulangan lain 1,0
= faktor pelapis
Batang atau kawat tulangan berlapis epoksi dengan 1,5
do
Catatan: Nilai f 'c yang dipakai tidak boleh melebihi 25/3 MPa.
c = spasi atau dimensi selimut beton, mm
e-
135
d
Pergunakan nilai terkecil antara jarak dari pusat batang atau kawat ke
c.i
permukaan beton terdekat dan setengah spasi sumbu-ke-sumbu batang
atau kawat yang disalurkan.
y.a
Atr f yt
Ktr = index tulangan transversal, K tr =
10sn
dimana:
Atr adalah luas penampang total dari semua tulangan transversal yang
un
berada dalam daerah berspasi s dan yang memotong bidang belah
potensial yang melalui tulangan yang disalurkan, mm2.
fyt adalah kuat leleh yang ditentukan untuk tulangan transversal, Mpa
s
@
adalah spasi maksimum dari sumbu-ke-sumbu tulangan transversal
yang melingkupi ld , mm
do
n adalah jumlah batang atau kawat yang disalurkan sepanjang bidang
belah
1. Panjang penyaluran ld, dalam mm, untuk batang ulir tertekan harus dihitung
dengan mengalikan panjang penyaluran dasar ldb pada Butir (2) dengan
faktor modifikasi yang berlaku sesuai dengan Butir (3) di bawah ini, tetapi ld
e-
d
2. Panjang penyaluran dasar ldb harus diambil sebesar d b f y / (4 fc' ) , tetapi
c.i
tidak kurang dari 0,04d b f y .
3. Panjang penyaluran dasar ldb dapat dikalikan dengan faktor yang berlaku
y.a
untuk:
un
Spiral dan sengkang 0,75
Tulangan yang berada di dalam lilitan spiral
berdiameter minimal 6 mm dan jarak lilitannya
tidak lebih dari 100 mm atau di dalam sengkang
D-13 yang memenuhi Butir 7.10(5) dan sumbu-
@
ke-sumbu berspasi tidak lebih dari 100 mm
db
i
sw
batas
penampang
kritis 12db
db
:
ail
dia. 10 hingga 25
minimum 4db 4db
atau 60 mm
dia. 29 hingga 36
5db
m
d
1. Panjang penyaluran ldh, dalam mm, untuk batang ulir tertarik yang berakhir
c.i
pada suatu kait standar (Butir 7.1 dalam SNI 03-2847-2002) harus dihitung
dengan mengalikan panjang penyaluran dasar lhb pada Butir (2) dengan
faktor atau faktor-faktor modifikasi yang berlaku yang sesuai dengan Butir
y.a
(3) berikut ini, tetapi ldh tidak boleh kurang dari 8db ataupun 150 mm
(Gambar 6-3).
2. Panjang penyaluran dasar lhb untuk suatu batang kait dengan f y sama
un
dengan 400 MPa harus diambil sebesar ....... 100d b / fc'
3. Panjang penyaluran dasar lhb harus dikalikan dengan faktor atau faktor-
faktor yang berlaku untuk:
4. untuk batang yang disalurkan dengan kait standar pada ujung yang tidak
menerus dari komponen struktur dengan kedua selimut samping dan
selimut atas (atau bawah) terhadap kait kurang dari 60 mm, batang kait
e-
d
panjang-penyaluran ldh dengan spasi tidak lebih dari 3db , di mana db adalah
c.i
diameter batang kait. Untuk kondisi ini faktor pada Butir (3) bagian ketiga
(sengkang atau sengkang ikat) tidak boleh digunakan.
5. Kait tidak boleh dianggap efektif dalam menyalurkan batang tekan.
y.a
D. Sambungan lewatan
un
umumnya baja tulangan diproduksi dengan panjang standar 12 meter, ukuran ini
tidak selalu dapat diterapkan secara langsung terutama untuk elemen pelat dan
balok dengan bentang yang cukup besar melalui beberapa tumpuan menerus.
@
Untuk kemudahan dalam proses konstruksi maka baja tulangan harus dipotong
untuk kemudian disambung pada bagian yang menerima momen terkecil.
do
Penyambungan batang-batang baja tulangan dapat dilakukan dengan beberapa
cara, di antaranya:
dua tulangan yang saling dilewatkan, penyambungan dengan cara ini biasanya
dibatasi untuk diameter tulangan maksimum 33 mm.
Sambungan dengan las: secara ekonomis dapat digunakan jika ukuran baja
i
sw
d
1. Sambungan batang dan kawat ulir tertarik
c.i
a. Panjang minimum sambungan lewatan tarik harus diambil berdasarkan
persyaratan kelas yang sesuai tetapi tidak kurang dari 300 mm. Ketentuan
y.a
masing-masing kelas sambungan tersebut adalah:
Sambungan kelas A .......................................................... 1,0 ld
Sambungan kelas B .......................................................... 1,3 ld
di mana ld adalah panjang penyaluran tarik untuk kuat leleh f y yang
un
sesuai, tanpa memasukkan faktor modifikasi.
spasi bersih
(a)
i
sw
x
:
x
ail
(b)
m
d
A diperbolehkan apabila: (a) luas tulangan terpasang paling sedikit dua
c.i
kali dari yang dibutuhkan berdasarkan analisis pada keseluruhan panjang
sambungan, dan (b) paling banyak setengah dari keseluruhan tulangan
disambung di dalam panjang lewatan perlu (Tabel 6.2).
y.a
TABEL 6.2 PANJANG LEWATAN TARIK
As terpasang Persentase maksimum As yang disambung
As perlu di dalam panjang lewatan perlu
un
50 % 100 %
2 Kelas A Kelas B
<2 Kelas B Kelas B
@
2. Sambungan batang ulir tertekan
- 24)db untuk fy yang lebih besar dari 400 MPa, tetapi tidak kurang dari
300 mm, Untuk fc' kurang dari 20 MPa, panjang lewatan harus ditambah
do
sepertiganya.
b. Bila batang-batang tertekan dengan diameter yang berbeda disambung
secara lewatan, maka panjang lewatan harus diambil sebagai nilai terbesar
i
sw
dari panjang penyaluran batang yang lebih besar, atau panjang sambungan
lewatan batang yang lebih kecil. Batang dengan ukuran-ukuran D-45 dan
D-55 boleh disambung lewatkan dengan batang D-35 dan batang lain yang
lebih kecil.
:
gambar 6-5.
141
d
Mulai
c.i
Data: db, fc, fy
y.a
Hitung:
f ' c 25
3
A. Tulangan Tarik
Spasi tulangan db (dengan pengekang)atau Spasi tulangan 2.db
un
ld 3f
= y (db22 mm)
db 5 fc'
ld 12fy
= (db19 mm)
db 25 fc'
Kasus lain dikalikan 1,5
B. Tulangan Tekan @
d b f y /( 4 f c' ) , tetapi tidak kurang dari 0,04d b f y
do
Jika terdapat spiral 6-100 atau sengkang D13-100 dikalikan 0,75
Selesai
ail
d
E. Contoh-Contoh Aplikasi
c.i
Contoh 6-1
Rencanakan panjang penyaluran yang diperlukan untuk baja tulangan ulir pada
y.a
empat kasus berikut:
a. Tulangan berdiameter 22 mm di pasang pada sisi atas, dengan kuat leleh (fy)
400 MPa, kuat tekan karakteristik beton 25 MPa, jarak bersih antar tulangan
sebesar 2db , selimut beton 4 cm.
un
b. Beberapa data seperti pada kasus (a), tetapi jarak antar tulangan sebesar db
atau memenuhi ketentuan minimum 25 mm, dan dilapisi epoksi.
c. Beberapa data seperti pada kasus (a), tetapi jarak antar tulangan sebesar 3db
@
dan tidak terletak pada sisi atas.
d. Baja tulangan berukuran 22 mm tersebut dipasang untuk menahan beban
do
tekan pada struktur beton ringan, dimana tulangan terpasang 20% lebih
banyak dari luasan yang diperlukan, dan digunakan sengkang D-13 jarak 150
mm.
do
ld 3fy
=
db 5 fc'
= =1,0
ail
3.400.1,3.1,0.1,0
ld = .22mm
5. 25
= 1372,8mm 1400 mm > 300 mm (Memenuhi syarat)
m
Kasus (b)
e-
d
ld 3fy
=
c.i
db 5 fc'
y.a
= 1,5 (dilapis epoksi, selimut<3.dd , jarak tulangan<6.dd)
=1,0
3.400.1,3.1,5.1,0
ld = .22mm
5. 25
un
= 2059,2 mm 2100 mm > 300 mm (Memenuhi syarat)
Kasus (c)
ld
db
=
5 fc'
@
Diameter tulangan 22 mm (tertarik), maka:
3fy
do
fy = 400 MPa fc = 25 MPa
db = 22 mm = 1,0 (bukan sisi atas)
do
= =1,0
3.400.1,0.1,0.1,0
ld = .22mm
5. 25
i
Kasus (d)
Diameter tulangan 22 mm (tertekan), maka:
l db = d bfy /( 4 fc' ) ,
:
= 22.400 /( 4 25 )
ail
= 440 mm
Kontrol ldb tidak kurang dari 0,04d b f y
m
d
As perlu 1
s = =
c.i
Asterpasang 1,2
y.a
Maka panjang penyaluran:
1
l d = 1,3. .440 = 476,667mm 500 mm>200 mm (Memenuhi syarat)
1,2
un
Contoh 6-2
Rencanakan panjang penyaluran yang diperlukan untuk baja tulangan ulir D-25
berbentuk kait pada sisi atas sebuah kolom beton normal, dengan data berikut:
kuat leleh (fy)
kuat tekan karakteristik beton (fc)
@ = 490 MPa,
= 30 MPa,
do
Selimut beton = 4 cm.
Penyelesaian:
Panjang penyaluran dasar (lhb)
do
l hb = 100d b / fc'
= 100.25 / 30
i
= 456,435mm
sw
Memenuhi syarat
e-
145
d
c.i
600 mm
db
y.a
12db
un
Muka kolom
@
do
do
i
: sw
ail
m
e-