ANNELIDA
ANNELIDA
ANNELIDA
adalah kelompok hewan dengan bentuk tubuh seperti susunan cincin, gelang-gelang atau ruas-
ruas. Istilah kata Annelida berasal dari bahasa Yunani dari kata annulus yang berarti cincin, dan
oidos yang berarti bentuk. Annelida merupakan cacing dengan tubuh bersegmen, tripoblastik
dengan rongga tubuh sejati (hewan selomata) dan bernapas melalui kulitnya. Terdapat sekitar
15.000 spesies annelida dengan panjang tubuh mulai dari 1 mm-3 m. Filum Annelida hidup di air
tawar, air laut, dan di tanah. Umumnya annelida hidup secara bebas, meskipun ada yang bersifat
parasit.
Memiliki tubuh bersegmen (beruas-ruas yang mirip dengan cincin) dan memiliki otot.
Bersifat tripoblastik selomata, simetri bilateral, dan metameri
Mempunyai sistem pencernaan sempurna (mulut, kerongkongan, perut otot, tembolok,
usus, dan anus).
Tubuh dilapisi dengan kutikula tipis dan lembab
Sistem respirasi melalui permukaan kulit dan berlangsung difusi
Sistem saraf berupa ganglion otak dan tali syaraf yang tersusun dari tangga tali.
Sistem peredaran darah annelida adalah tertutup dengan tersusun dari pembuluh darah
yang mempunyai hemoglobin
Sistem ekskresinya berupa nefridia atau nefrostom
Sifat kelamin annelida adalah hermaprodit, jadi reproduksi secara generatif dengan cara
konjugasi, dan secara vegetatif dengan fragmentasi/ generasi (mempunyai daya
regenerasi yang tinggi)
Hirudinea hidup pada inangnya untuk menghisap darah dengan cara menempel. Sebagian mereka
membuat luka pada permukaan tubuh inang sehingga dapat menghisap darahnya, sedangkan
sebagian lain mensekresikan suatu enzim yang dapat melubangi kulit, dan jika itu terjadi maka
waktunya mensekresikan zat anti pembeku darah, kebanyakan tidak terasa saat kelas ini
menempel pada inangnya karena ia menghasilkan suatu zat anastesi yang dapat menghilangkan
rasa sakit. Jenis ini dikenal dengan sebutan lintah.
Heaemodipso zeylanice (Pacet), hidup di darat, tempel lembab, dan menempel pada daun
Hirudo javanica (lintah yang terdapat di pulau jawa).
Dinobdelia Ferox (lintah yang terdapat di India)
Hirudo medicinalis (lintah), hidup di air tawar.
Ciri-Ciri Hirudenia
D. Klasifikasi Annelida
a. PolyChaeta
PolyChaeta merupakan kata yang berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata yaitu Poli
yang berarti banyak, dan Chaeta berarti rambut. Sehingga PolyChaeta adalah kelas dengan
rambut paling banyak di filum Annelida. PolyChaeta memiliki bagian tubuh yang terdiri dari
kepala, mata, dan sensor palpus. Sedangkan hidup PolyChaeta hidup di air. PolyChaeta
mempunyai tubuh bersegmen dengan struktur mirip daging yang bentuknya mirip dayung, hal ini
disebut Parapodia (tunggal =parapodium). Berfungsi sebagai alat gerak. Sebagian besar dari
PolyChaeta, memiliki Parapodia berfungsi sebagai insang karena terdapat pembuluh darah halus.
Di setiap parapodium terdapat rambut halus yang sifatnya kaku yang biasanya disebut seta,
rambut dilapisi kutikula sehingga licin. Umumnya ukuran tubuh PolyChaeta adalah 5-10 cm.
Eunice viridis (Cacing Palolo), sebagai bahan makanan (mengandung protein tinggi)
Lysidice oele (Cacing Wawo), sebagai bahan makanan (mengandung protein tinggi)
Nereis domerlili, Nereis Virens, Neanthes Virens (cacing air laut).
Arenicola sp,
Ciri-Ciri PolyChaeta
Berambut banyak
Hidup di laut dan dapat dibedakan antara jantan dan betina
Mempunya parapodia (alat gerak)
Memiliki panjang tubuh sekitar 5-10 cm, dengan diameter 2-10 mm.
Tinggal dalam tabung dan ada juga hidup bebas
Tubuh dapat dibedakan menjadi prostomium (kepala) dan peristomium (segmen
pertama).
b. OligoChaeta
OligoChaeta berasal dari bahasa Yunani dari kata Oligo yang berarti sedikit, dan Chaeta yang
berarti rambut. Kelas OligoChaeta merupakan kelas filum Annelida yang mempunya sedikit
rambut. Banyak anggota dari OligoChaeta yang hidup di dalam tanah atau tempat lembab, tetapi
ada juga yang hidup di air. Karena mempunyai sedikit rambut seta dan tidak mempunyai
parapodia, sehingga kepalanya kecil, tidak memiliki alat peraba, dan tidak memiliki bintik mata.
Pada lapisan kulit terdapat bagian saraf dengan fungsi untuk menerima rangsangan.
Ciri-Ciri OligoChaeta
ISI
Secara umum, lintah berbadan leper, mempunyai 34 gelang dan penghisap pada
ujungnya.Ukuran biasa adalah 50 mm dan bahkan mencapai 30 cm.Seekor lintah mungkin
mengambil waktu antara 15 hingga 30 menit untuk menyedot darah dari badan manusia. Dalam
tempo waktu tersebut ia dapat menghisap kira-kira 2.5 sehingga 5.5 gm darah. Kuantiti darah
tersebut sudah cukup bagi lintah untuk bertahan selama 6 bulan. Pada air liur lintah terdapat
sekurang-kurangnya 15 jenis zat aktif. Di antaranya ialah sejenis zat yang sama seperti yang
terkandung di dalam putih telur.
Zat aktif yang terdapat dalam air liur lintah diantaranya Hirudin, Hyaluronidase, Pseudohirudin,
Destabilase, Apyrase, Bdellines, Eglines, Kininases, Histamine, Collagenase, Prostanoids, lintah,
Proteases, Lipolytic enzymes.
Hewan ini tidak memiliki parapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Sekalipun dikenal
dengan nama umum lintah pengisap darah, bagian terbesar di antaranya tidak hidup sebagai
ektoparasit. Tubuhnya pipih. Ukuran panjangnya dari 1-2cm atau 5cm, walau ada yang mencapai
12cm, bahkan 30cm (Haemanteria ghiliani dari daerah Amazon). Metamerisme sudah sangat
tereduksi: segmen-segmen ujung anterior (biasanya kecil) dan posterior (lebih besar)
termodifikasi manjadi alat penghisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Jumlah
segmen tetap, yaitu 34, walau lapisan cincin sekunder di luarnya (annuli) menyamarkan
segmentasi primer tersebut. Clitteum dibentuk segmen-segmen IX,X atau XI.
1. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, anus. Anus terletak
pada bagian dorsal. Proses pencernaan penghisap anterior, mulut, faring, tembolok, usus, usus
buntu, anus, penghisap, posterior.
faring otot yang dilengkapi rahang bergigi /probosis berotot
Di kerongkongan tempat isapannya terdapat tiga rahang yang berbentuk seperti setengah gergaji
yang dihiasi sampai 100 gigi kecil. Dalam waktu 30 menit lintah bisa menyedot darah sebanyak
15 ml kuota yang cukup untuk hidupnya selama setengah tahun. Air ludahnya pun
mengandung zat aktif yang sekurang-kurangnya berisi 15 unsur. Contohnya, zat putih telur
hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah, dan mengandung penisilin.
Lintah hidup sebagai pemakan bangkai/predator, parasit. Predator makan larva, keong,
serangga, cacing.
75% penghisap darah, melekat/nempel pada permukaan tubuh vertebrata (ikan-manusia).
Darah dihisap oleh faring otot & menampung dalam tembolok. Enzim saliva (hirudin)
mencegah koagulasi darah. Dalam 1 x makan, lintah mengisap darah 10x berat tubuhnya.
E. Sistem Reproduksi
Monoceous
Jantan: 4-12 pasang testis. 1 pasang ductus spermaticus.
Betina: 2 ovarium & Oviduct yang berhubungan dengan kelenjar albumin & vagina di
median yang bermuara di belakang porus genitalia jantan
Tidak ada tingkat larva
Lintah membentuk kokon yang mengandung telur yang telah dibuahi & kokon akan
diletakkan dalam air/tanah.
F. Sistem Pernapasan
Lintah menyedut oksigen melalui kulitnya yang lembap. Jika keadaan air kurang oksigen, lintah
akan muncul ke permukaan.
Hewan ini berhabitat air tawar, hidup di rawa-rawa, kolam, ataupun sungai. Hirudinea adalah
hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya adalah vertebrata dan termasuk
manusia. Hirudinea parasit hidup dengan mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas
hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput. Contoh Hirudinea parasit adalah
Haemadipsa (pacet) dan hirudo (lintah).
I. Kegunaan Lintah
Ekstraknya dijadikan medium utama sebatian kimia dalam perobatan terutamanya pembedahan.
Ekstrak lintah ini juga dijadikan campuran di dalam bahan-bahan kosmetik. Protein lintah ini
juga boleh dijadikan minyak dan alternatif lain dalam penggunaan obat gosok. Lintah itu sendiri
dijadikan obat (berbekam, dijadikan alternatif kedua untuk membersihkan darah kotor, nanah
dan mencantikkan kulit yang keriput). Lintah juga menjadikan luka cepat sembuh. Selain itu,
perkembangan teknologi telah meluncurkan inovasi pengobatan bagi pasangan suami istri yang
memiliki masalah dalam keharmonisan hubungan seksual dengan menggunakan minyak lintah.
Minyak lintah telah lama diakui keberadaannya karena telah dipercaya mempunyai khasiat yang
luar biasa dalam mengatasi masalah seksual pria. Selain di Indonesia, di Malaysia minyak lintah
begitu populer. Karena manfaatnya yang begitu besar serta telah TERBUKTI AMAN.
Ektrak lintah adalah satu bahan yang penting di dalam bidang perobatan. Ini disebabkan oleh
kandungan enzim yang terdapat di dalam ekstrak tersebut. Bahah-bahan enzim yang diketahui
yang terdapat di dalam lintah ialah hirudin, histamine, pheromone dan nitrat oksida yang masing-
masing mempunyai fungsi perubatan yang tertentu. Hirudin adalah bahan pembekuan darah atau
anti-collagen yang boleh digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang berhubungan
dengan pembekuan darah. Histamine, pheromone dan nitrat oksida , walaupun mempunyai
fungsi tertentu dari segi perobatan, namun penggunaannya lebih ditujukan dengan aktivitas
seksual. Histamine sebagai contoh, adalah bahan apabila digunakan mampu mengembangkan
pembuluh darah dan memungkinkan lebih banyak darah mengalir ke bagian-bagian tertentu.thus
allows more flow of blood. Apabila lintah menghisap darah dari binatang mamalia, hirudin telah
dimasukkan ke dalam saluran darah mamalia tersebut untuk pencairan. Setengah spesis lintah
mempunyai hirudin di dalam air liur dan sebagian pula mengandung hirudin di dalan sel-sel
badan mereka. Terdapat beberapa cara bagaimana ekstrak lintah dikeluarkan. Di Negara China
misalnya, hirudin di keluarakan dari lintah hidup tanpa membunuhnya. Lintah ini kemudian
dilepaskan semula ke kolam. Di Eropa hirudin yang dikeluarkan dari lintah jenis hirudo
medicinalis, lintah-lintah ini dimatikan kemudian diproses melalui beberapa metode termasuk
proses leeches are ketuahr, maesarasi, perkolasi, reflux dan sohxlet.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Lintah dan pacet adalah hewan yang tergabung dalam filumAnnelida subkelas Hirudinea.
Terdapat jenis lintah yang dapat hidup di daratan, air tawar, dan laut.
Lintah dibedakan dari pacet bukan berdasarkan taksonomi, tetapi lebih pada habitat
kesukaannya.
Lintah sehari-hari hidup di air, sedangkan pacet sehari-harinya melekat pada daun atau
batang pohon (di luar air).
Semua spesies lintah adalah karnivora. Beberapa merupakan predator, mendapat
makanan dari berbagai jenis invertebrata seperti cacing, siput, atau larva serangga.
Hewan ini tidak memiliki parapodium maupun seta pada segmen tubuhnya.
Sekalipun dikenal dengan nama umum lintah pengisap darah, bagian terbesar di
antaranya tidak hidup sebagai ektoparasit.
Tubuhnya pipih. Ukuran panjangnya dari 1-2cm atau 5cm, walau ada yang mencapai
12cm, bahkan 30cm (Haemanteria ghiliani dari daerah Amazon).
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, anus. Anus
terletak pada bagian dorsal.
Proses pencernaan penghisap anterior, mulut, faring, tembolok, usus, usus buntu, anus,
penghisap, posterior.
DAFTAR PUSTAKA
http://http://www.agrolist.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Lintah_dan_pacet
http://www.pdfchaser.com/pdf/klasifikasi-lintah.html
http://andripriyanto.my-php.net/index.php/lain-lain/4-tak-berkategori/23-annelida
http://www.scribd.com/doc/9937589/Mengenal-Seluk-Beluk-Phylum
makalah tentang Lintah (Hirudo Medicinalis)
A. Habitat
Habitat utama spesies Hirudo adalah rawa-rawa air tawar yang
berlumpur dan banyak alur selokan yang dipenuhi tumbuhan
gulma, di payau, sawah atau takungan air. Biasanya ditemukan di
sungai atau sawah menempe pada ikan , maupun hewan
vetebrata lain.
B. Jenis Makanan
LIntah binatang karnivora yang
memakan cairan tubuh mangsanya,
termasuk darah, Untuk itu ia
mempunyai sensor yang peka
terhadap mahluk lain yang
mempunyai cairan tubuh yang di
butuhkan. Untuk memangsa
makanannya, lintah mempunyai tiga rahang yang elastis,
dan mempunyai gigi-gigi kecil yang tajam. Ketika lintah siap
makan maka ketiga ujung rahangnya menempel erat di kulit mangsanya, saat itu juga gigi lintah
menggigit, dan mengeluarkan zat anti pembeku darah ( zat ini yang dirasakan gatal bagi
korbannya ). Saat menyedot darah, lintah tetap menggigit dengan kuat, disertai cengkraman
rahang yang kuat pula. Oleh sebab itu, tidak dianjurkan bila digigit lintah, langsung di tarik,
karena kulit yang digigit akan terkoyang lebih lebar dan darah sulit di hentikan. Solusinya beri
tembakau/cairan tambakau agar lintah dengan sukarela melepaskannya.
Di habitat asli asupan darah didapat dari binatang semacam kerbau atau ikan. untuk budidaya
dapat digunakan belut, ikan lele dan juga darah sapi. Namun jangan sekali-kali menggunakan
darah kambing karena dapat menyebabkan kematian pada lintah. Sumber pakan lintah juga bisa
dari ikan lele atau belut. Lintah akan mengisap darah ikan atau belut tersebut.
C. Cara Pemeliharaan
Lintah dapat dibudidayakan dengan mengembang-biakkannya
pada lokasi yang mirip dengan Habitat asli lintah yaitu lokasi
yang tidak terpapar matahari langsung, agak teduh dan lembab.
Tempat budidayanya dapat berupa kolam konkrit atau peluran,
kolam kanvas dan polytank.
Cara mengawinkan disuatu wadah utk 2 x 1,5 m diisi 2000 ekor
indukan lintah. Mereka berkembang biak secara alami, bertelur
dgn sendirinya. Pada habitat aslinya akan bertelur di akar akar
tanaman enceng gondok. Setelah bertelur dipisah di kolam lain,
agar tdk menjadi predator sesama. Bisa berkembang biak secara
alami. Anak lintah cukup diberi pelet, setelah 2 bulan diberi
darah dari pakan lain yang tdk bertulang belakang. Lintah bila diberi pakan dan kenyang mampu
bertahan hingga 6 bulan
Lintah harus di jaga habitatnya sealami mungkin, dengan memberikan air dengan kadar pH
normal, tinggi air di buat setinggi 1/2 ukuran tinggi kolam. Didalam kolam dimasukkan pula
tanah, bebatuan untuk lintah bermain dan juga tanaman pelindung semacam eceng gondok.
Kolam harus selalu dijaga dari polutan, karena lintah akan responsif sekali terhadap tembakau,
cat, tiner, garam ataupun alkohol. Polutan tersebut dapat menyebabkan kematian pada lintah.
Makanan alami lintah adalah darah. Nah, untuk budidaya dapat digunakan belut, ikan lele dan
juga darah sapi. Pemberian pakan dengan belut dapat menggunakan kawat nyamuk, dimana belut
dijepit dengan kawat tersebut dan dimasukkan ke kolam lintah. Begitu belut diceburkan ke
kolam maka lintah yang lapar akan menghisap darah belut tersebut. Belut diangkat sekitar 1 hari
setelah peletakan. Pemberian pakan ini rutin dilakukan setidaknya 2 minggu sekali untuk
masing-masing kolam.
D. Reproduksi Lintah
Sebagai hermafrodit, lintah memiliki keduanya ,organ seks laki-laki
dan perempuan. Seperti cacing tanah mereka juga memiliki clitellum,
sebuah wilayah kulit menebal yang hanya jelas selama masa
reproduksi. Kawin melibatkan terjalinnya tubuh dimana tiap sperma
deposito di daerah clitellar yang lain . Rhyncobdellids tidak memiliki
penis tapi menghasilkan paket tajam sperma yang dipaksa melalui
dinding tubuh. Sperma kemudian membuat jalan ke ovarium di mana
pembuahan terjadi. clitellum ini mengeluarkan kepompong agar-agar
yang tangguh yang mengandung nutrisi, dan dalam hal ini bahwa telur
disimpan. lintah ini mengangkat bahu itu sendiri bebas dari kokon,
penyegelan sebagai itu melewati kepala. kokon biasanya ditaruh
dikubur atau menempel pada log, batu atau daun dan kering ke kerak
berbusa. Setelah beberapa minggu atau bulan, kaum muda muncul
sebagai miniatur orang dewasa. Studi menunjukkan bahwa kepompong mampu bertahan dalam
sistem pencernaan bebek. Tidak ada tingkat larva. Lintah membentuk kokon yang mengandung
telur yang telah dibuahi & kokon akan diletakkan dalam air/tanah.
http://budidayalintah.com/tag/reproduksi
http://terapilintah.net/budidaya-lintah
http://sharon-taxonomy2009-p2.wikispaces.com/Annelida
ANNELIDA
ANNELIDA
PRAKTIKUM IV
Topik : Annelida
Tujuan : Mengamati dan menyebutkan ciri-ciri morfologi dari cacing
tanah dan lintah.
Hari/ tanggal : Kamis/ 12 Maret 2015
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
V. ANALISIS DATA
1. Cacing tanah (Pheretima sp.)
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Classis : Oligochaeta
Ordo : Oligochaetales
Familia : Pheretimanidae
Genus : Pheretima
Spesies : Pheretima sp
( Sumber : Verma, P.S. 2002 )
Pada praktikum Annelida kali ini, digunakan hewan cacing tanah (Pheretima
sp) sebagai salah satu spesies dari filum Annelida, yang digunakan untuk mengamati dan
menyebutkan ciri-ciri morfologi dari cacing tanah. Cacing tanah tanah merupakan hewan yang
termasuk dalam kelas oligochaeta. Habitat cacing tanah (Pheretima sp) adalah di tanah yang
basah, di selokan, dan di sawah.
1. Stuktur dan Fungsi
Tubuh Pheretima sp berbentuk silindris panjang, dapat mencapai panjang tubuh hingga
150 mm. Pada bagian ujung anterior terdapat tonjolan yang disebut prostomium yang setelahnya
terdapat mulut. Pada ruas ke 16 terdapat klitelium yang berfungsi pada waktu akan melakukan
perkawinan. Tiap-tiap ruas terdapat setae yang membungkus seluruh permukaan tubuh yang
berfungsi sebagai alat gerak karena adanya otot retractor dan protractor. Tubuh terbungkus oleh
kutikula yang transparan guna melindungi tubuh dari gangguan fisis atau khemis. Pada kutikula
terdapat kantung-kantung kelenjar yang mengeluarkan cairan sehingga tubuh selalu mengkilat.
Mulutnya berbentuk sabit dan terletak pada bagian belakang ventral dari prostomium. Sedangkan
anus terdapat pada ruas yang paling akhir.
2. Sistem Reproduksi
Pada sebuah ruas dari cacing tanah terdapat muara saluran Vas deferens (saluran sperma).
Muara tersebut besar dan membentuk suatu bibir sedang lubang muara oviduct kecil dan bulat
terdapat pada ruas yang lainnya.
Dari lubang tersebut nantinya akan keluar telur. Dua ekor cacing tanah melekatkan diri
dan saling membuahi. Lubang nephridia terdapat pada setiap segmen kecuali segmen satu dan
terakhir. Dan letak nephridia tersebut adalah antara setae lateral dan setae ventro lateral. Alat
reproduksi terdiri dari alat kelamin jantan dan betina yang terdapat pada seekor hewan cacing
tanah. Alat betina terdiri dari sepasang ovaria. Sepasang oviduct berhubungan dengan suatu
saluran terbuka bersilia, kemudian oviduct membesar pada kantung telur dan terbuka sebelah
luar. Kecuali itu terdapat sepasang receptaculum seminalis atau spermatheca. Alat kelamin
jantan terdiri dari dua testis yang berbentuk menjari. Dan vasa diferentis sebagai kelanjutan
saluran yang bersilia dan menuju arah luar. Terdapat sepasang vesicular seminalis dan dua pusat
resenvoir. Pembuahan tidak akan terjadi tetapi selalu bersilang, yakni pada waktu dua hewan
cacing tanah mengadakan kopulasi. Dua cacing tanah akan bersatu dengan membuat sabuk
coccon yang berasal dari zat perekat yang dikeluarkan oleh kelenjar di daerah clitellum.
3. Sistem Pencernaan
Alat pencernaan terdiri atas : Rongga mulut, Pharinx, Oesophagus, Crop (provenriculus),
Gizzard atau ventriculus, berdinding tebal, Intestinum dan berakhir dengan anus. Usus
merupakan saluran yang silindirs tetapi dinding sebelah dorsal melekuk dalam dan disebut
dengan Typhlosole. Sekitar saluran pencernaan sebelah dorsal antara pembuluh darah terdapat
sel-sel Chloragogen yang membantu proses penghancuran makanan dan membantu alat ekskresi.
Sekitar oesophagus terdapat kelenjar Calciferous yang menghasilkan cairan Ca yang berguna
untuk menetralisir makanan. Makanan cacing tanah terdiri atas daun-daunan, sisa-sisa tumbuhan
atau hewan yang ada di dalam tanah. Materi-meteri tersebut dikumpulkan pada waktu malam
hari di mana hewan tersebut aktif keluar dari persembunyiannya dan menggaruk-garuk tanah
dengan ekornya.
Tanah yang mengandung sisa-sisa makanan ditelan masuk mulut pharynx, di sini terdapat
sekresi dari kelenjar Calciferous yangberfungsi untuk menetralisir makanan yang bersifat asam.
Gizzard sebagai alat penggiling bekerja menghancurkan bahan-bahan makanan yang bercampur
dengan tanah. Pada akhirnya zat-zat makanan akan diserap oleh pembuluh darah dan sisa-sisa zat
makanan akan di buang.
4. Sistem Respirasi
Cacing tanah tidak mempunyai alat respirasi khusus untuk mengambil O2 dan membuang
CO2. Tugas respirasi dilakukan melalui membran pada seluruh permukaan tubuh.oleh karena itu
dibawah kutikula banyak terdapat pembuluh kapiler guna memudahkan pertukaran gas CO2 dan
O2.
5. Sistem Ekskresi
Alat pembuangan kotoran berupa suatu alat yang disebut nefridia terdapat pada tiap-tiap
ruas. Saluran nefridia yang bersilia yang disebut nephrostome pada ruas sebelah muka, sedang
saluran lainnya berbelit-belit pada ruas yang belakang. Silia pada nephrostome menyebabkan
adanya cairan yang menggiring cairan di dalam coelom dan masuk ke saluran yang membelit
yang selanjutnya akan dibuang di muara pada permukaan tubuh.
6. Sistem Peredaran Darah
Darah cacing tanah terdiri atas plasma darah dan bagian-bagian benda yang melayang
yang disebut Corpuscula. Warna merah dari darah disebabkan oleh hemoglobin yang larut dalam
plasma darah. Saluran darah yang penting : (1) Saluran darah dorsal atau saluran supra intestinal,
(2) Saluran darah ventral atau saluran darah sub intestinal, (3) Saluran darah bawah batang syaraf
atau subneural, (4) Sepasang saluran darah lateral batang syaraf, (5) Lima pasang jantung yang
menghubungkan saluran darah ventral dan saluran darah dorsal, (6) Dua saluran integumen usus
dan saluran integumen nephridia, (7) Saluran cabang dari saluran darah ventral ke nephridia, dan
dinding tubuh, (8) Saluran parietal menghubungkan saluran darah dorsal ke saluran di bawah
batang syaraf, (9) Saluran cabang dari saluran darah dorsal ke usus, (10) Saluran darah
typhlosole yang menghubungkan diri dengan saluran darah dorsal.
7. Sistem Syaraf
Terdiri dari sentral yang terdiri dari dua bagian, termasuk pada bagian dorsal dan disebut
otak atau ganglion suprapharyngeal. Ganglion tersebut dihubungkan dengan sepasang alat
penghubung dengan sepasang ganglion sub pharyngeal yang terletak di bawah pharynx. Dari
bagian itulah akan menjadi batang syaraf sepanjang tubuh dimana pada tiap-tiap ruas akan
menjalar syaraf-syaraf peripher yang terdiri atas syaraf afferent dan syaraf efferent (datang).
Afferent timbul dari sel syaraf motoris, sedang syaraf yang berasal dari sel syaraf pada epidermis
berfungsi sebagai syaraf sensoris. Sel perasa dilengkapi dengan rambut syaraf yang melewati
kutikula sehingga dapat mencapai dinia luar. Alat perasa tersebut peka terhadap sinar dan
rangsangan lain.
Tubuh Pheretima sp. lunak dan mengeluarkan lendir untuk mempermudah gerakannya.
Jika cacing tanah merasa terganggu, misalnya ditusuk, cacing tanah akan menguarkan cairan
putih kental seperti santan. Ini merupakan cairan selom, gunanya untuk mempertahankan diri.
Tubuh cacing tanah terdiri dari segmen-segmen dan memiliki struktur organ-organ sederhana,
yang justru menyebabkan cacing tanah dapat terus beradaptasi dengan lingkungan hidupnya.
Cacing tanah tidak memiliki alat gerak seperti kaki dan tangan, otot badannya yang memanjang
(longitudinal) dan otot badannya yang melingkar tebal (sirkuler) ternyata sangat berguna untuk
pergerakan. Kontraksi otot longitudinal menebabkan tubuh cacing tanah bisa memanjang dan
memendek. Sedangkan kontraksi otok sirkuler menyebabkan tubuh cacing tanah mengembang
dan mengkerut. Sinkronisasi kontraksi kedua jenis otot ini menimbulkan gaya gerak kedepan.
Kalau diperhatikan kelihatan lemah, tetapi sebetulnya tidak demikian, cacing tanah termasuk
relatif kuat karena dengan susunan otot yang melingkar dan memanjang cacing tanah dapat
menembus tanah. Cacing tanah dapat mendorong suatu benda atau batu kecil yang 60 x lebih
berat dari tubuhnya sendiri, tetapi bila tidak dapat didorong, tanah itu akan dimakannya dan
setelah itu bersama-sama kotoran dikeluarkan atau disembulkan melalui anus.
VI. KESIMPULAN
1. Annelida terdiri dari 3 kelas, yaitu Oligochaeta, Polychaeta dan Hirudinea.
2. Cacing tanah (Pheretima sp) merupakan cacing yang berbentuk bulat (gilik) yang termasuk
dalam kelas oligochaeta. Cacing tanah memiliki ciri-ciri tubuh berbentuk gilik, ujung posterior
tubuh agak meruncing, tubuh bersegmen-segmen, permukaan ventral tubuh licin, mulut terdapat
pada ujung anterior tubuh, anus terdapat pada ujung posterior tubuh, dan bersifat hermafrodit.
3. Morfologi luar cacing tanah antara lain kepala, mulut, segmen, klitelium, dan anus.
4. Cacing tanah termasuk ke dalam ordo Oligochaeta.
5. Lintah (Hirudo Medicinalis) merupakan hewan bertubuh lunak yang termasuk dalam kelas
hirudinea.
6. Lintah memiliki ciri-ciri triploblastik selomata, rongga tubuh sejati, alat pencernaan sempurna,
sistem saraf tangga tali, alat eksresi berupa nefridia, system peredaran darah tertutup, berjenis
kelamin ganda (hermafrodit), bentuk tubuh agak gepeng atau gilik dan memiliki alat penghisap
anterior dan posterior.
7. Lintah termasuk kelas Clietellata.
8. Pada tubuh lintah terdapat 2 penghisap pada bagian anterior dan posterior.
DAUR HIDUP HIRUDENIA
Metode yang biasanya dipakai untuk nempel di inangnya adalah dengan menunggu di tanah.
Terus di situ mereka akan berdiam untuk merasakan getaran-getaran dan pergerakan di sekitarnya atau
mendeteksi perubahan pola cahaya. Jika ia merasakan ada inang potensial, ia akan berusaha nempel di
inangnya.
Setelah berhasil nempel, mereka akan menggunakan bagian penghisap di mulutnya untuk mengiris kulit
inang, lalu mereka akan mensekresikan sejenis lendir untuk menjaga mereka tetep nempel di inangnya.
atau
Metode yang biasanya dipakai untuk nempel di inangnya adalah dengan menunggu di tanah.
Terus di situ mereka akan berdiam untuk merasakan getaran-getaran dan pergerakan di sekitarnya atau
mendeteksi perubahan pola cahaya. Jika ia merasakan ada inang potensial, ia akan berusaha nempel di
inangnya.
Setelah berhasil nempel, mereka akan menggunakan bagian penghisap di mulutnya untuk mengiris kulit
inang, lalu mereka akan mensekresikan sejenis lendir untuk menjaga mereka tetep nempel di inangnya.
Kemudian mereka akan meregangkan badannya setelah menggunakan zat anti-koagulan dan histamine
untuk mencegah pembekuan darah dan membuat darahnya jadi mudah dicerna.