DIRD
DIRD
DIRD
MAKALAH
Farmasi Klinik
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Drug Induced Renal
Penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mengikuti perkuliahan dalam
mata kuliah Farmasi Klinis di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau (STIFAR) Pekanbaru.
Berbekal sedikit ilmu pengetahuan, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidaklah mudah
untuk menyusun sebuah karya tulis yang lengkap dan ilmiah. Untuk itu pembaca yang baik kiranya
Dalam penulisan makalah ini, penulis juga menyadari bahwa tanpa izin Allah SWT dan
bantuan dari berbagai pihak baik berupa bimbingan, petunjuk, saran, dan keterangan-keterangan
serta data-data yang diberikan secara tertulis maupun lisan, mungkin makalah ini belum dapat
penulis selesaikan. Oleh karena itu hanya rasa syukur kepada Allah SWT penulis persembahkan
1. Ibu Husnawati, M.Si, Apt selaku Dosen Pengajar mata kuliah Farmasi Klinis.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan doa, semangat, dan dorongan baik moril
maupun materil.
dan semua pihak yang telah memberikan sumbangsi, saran, dan masukannya sepanjang
2
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
disebabkan karena keterbatasan kemampuan. Oleh karena itu penulis berharap masukan yang
bersifat konstruktif dari berbagai pihak, demi tercapainya sebuah referensi yang lebih baik bagi
generasi selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Felly Cahyana
3
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.3 Contoh kerusakan Ginjal obat dan mekanisme obat yang menginduksinya ..4
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi
Drug Induced Renal Disease adalah penyakit ginjal yang diduga timbul akibat adanya
induksi dari obat-obatan tertentu.
Penyakit ginjal terinduksi obat atau nefrotoksisitas obat merupakan suatu komplikasi
yang umum terjadi pada pasien yang menerima pengobatan dengan beberapa obat sekaligus.
Manivestasi klinis dari kondisi tersebut diantaranya adalah :
1. Kelainana asam-basa
2. Ketidakseimbangan elektrolit
3. Kelainan pada sedimentasi urin
4. Proteinuria
5. Pyuria, dan atau
6. Hematuria
Namun manivestasi paling umum dari nefrotoksisitas ini adalah adanya penurunan laju
filtrasi glomerulus (GFR = glomerular filtration rate) yang menyebabkan terjadinya peningkatan
kadar kreatinin serum (Scr) dan nitrogen urea darah (BUN = blood urea nitrogen). Sehingga wajar
jika BUN dan Scr dijadikan sebagai sarana deteksi awal bagi penyakit ginjal akibat induksi obat
ini. BUN dan Scr akan memberikan gambaran temporal antara tingkat toksisitas ginjal dengan
jangka waktu penggunaan obat-obat yang berpotensi menyebabkan nefrotoksik.
2.2 Epidemiologi
Nefrotoksisitas akibat induksi obat terjadi disemua bagian pengaturan dimana obat tersebut
diberikan. Nefrotoksisitas obat terjadi pada sekitar 7% dari semua kasus toksisitas obat dan sekitar
18-27% kasus gagal ginjal akut yang menjalani perawatan di rumah sakit dan berkontribusi pada
sekitar 35% pada kasus nekrosis tubular akut (NTA) dan pada sebagian besar kasus nefritis
interstisial alergik (NIA), serta nefropati yang terjadi karena adanya perubahan hemodinamik
6
ginjal dan obstruksi postrenal. Antibiotik aminoglikosida, media radiokontras, antinflamasi
nonsteroid, amfoterisin B dan ACE inhibitor merupakan contoh-contoh obat yang dapat bersifat
nefrotoksik.
Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (AINS) dan obat-obat bebas meningkatkan resiko
nefrotoksik pada pasien yang pernah mengalami gagal ginjal akut.
2.3 Contoh kerusakan Ginjal obat dan mekanisme obat yang menginduksinya
Aminoglikosida dimetabolisme secara utuh di hati dan dieliminasi melalui glomerulus. 5% hasil
eliminasi diabsorbsi kembali oleh tubulus proximal sehingga konsentrasi dalam tubulus meningkat
dan menimbulkan nekrosis tubulus. Penggunaan aminoglikosida selama lebih dari 7 hari dapat
menyebabkan peningkatan 30% serum kreatinin.
Mekanisme aksi : Pengikatan sel membran tubulus proximal kemudian penetrasi kedalam sel dan
terakumulasi di tubulus proximal.
Dosis 1580 mg (800-2880mg) dari gentamisin sudah menimbulkan nefrotoksik dengan lama
pemberian 10 hari (7-14 hari). Amikasin dengan dosis 7,5 g (5,5-11g) dengan lama pemberian 10
hari (6-14 hari). Nefrotoksik timbul setelah 7 hari pemberian gentamisin dan amikasin
Mekanisme aksi : Vasokonstriksi dan interaksi langsung dengan sel epitel membran tubulus.
Amfoterisin-B dapat menurunkan laju filtrasi glomerulus dan menimbulkan disfungsi tubulus.
Amfoterisin-B dapat mengakibatkan nefrotoksik pada dosis tinggi (dosis < 0,5mg/kg/hari atau
akumulasi dosis < 600mg sedikit yang menimbulkan ketoksikan).
7
Obat penginduksi : Etilen Glikol
Mekanisme aksi : Hasil metabolisme etilen glikol adalah oksalat dengan kadar tinggi yang dapat
mengkristal di tubulus ginjal.
Mekanisme aksi : Media radio kontras intravena menyebabkan redistribusi fungsional aliran darah
sehingga terjadi iskemik medular dan kerusakan tubulus ginjal.
Mekanisme aksi : Pengendapan di lumen tubulus yang membentuk obstruksi intrarenal ginjal dan
pengkristalan endapan. Hasil ekskresi asiklovir dapat membentuk endapan di lumen tubulus dan
membentuk obstruksi intrarenal nefron, dimana beberapa endapan intraparenkimal dari kristal
dapat merusak kerja vena ginjal yang menuju pada kerusakan aliran darah ginjal.Nefrotoksik
timbul pada penggunaan dosis tinggi > 500 mg/m2.
Mekanisme aksi : Pengendapan di lumen tubulus yang membentuk obstruksi intrarenal ginjal dan
pengkristalan endapan.
Sulfadiazin diekskresi di urin menjadi asetilsulfadiazin yang merupakan asam lemah mengendap
pada lumen tubulus saat pH urin di bawah 5,5. Kristal hasil pengendapan ini menyebabkan
obstruksi pada lumen tubulus di nefron distal. Dosis 4-6 gram per hari secara signifikan
menimbulkan kristal di nefron distal. Dengan lama pemberian 1 minggu
8
Mekanisme aksi : Penghambatan angiotensinogen-I yang menyebabkan vasodilatasi dari arteriole
efferent glomerular. Menurunkan laju filtrasi glomerulus dan aliran darah ginjal.
Mekanisme aksi : Perubahan hemodinamik ginjal. Penurunan laju filtrasi glomerulus dan aliran
darah ginjal oleh celecoxib dan naproksen terjadi pada hari ke-7. Penurunan signifikan dari aliran
darah ginjal sehari setelah pemberian ditunjukkan oleh celecoxib 400 mg. Rafecoxib 12,5 mg dan
25 mg menunjukkan penurunan signifikan dari laju filtrasi glomerulus (10,2 dan 9,6 mL/menit)
Mekanisme aksi : Menurunkan laju filtrasi glomerulus (GFR). Mengalami penurunan GFR setelah
pemberian dosis pertama cisplatin.
9
Mekanisme aksi : Penurunan fungsional tubulus distal dalam mengatur air dan elektrolit.
Pasien dengan terapi lithium dianjurkan untuk mengecek kadar serum kreatinin setiap 6-12 bulan
dan monitoring kadar lithium tiap 3-4 bulan
10
Cephalosporin Antimicrobial Acute tubular necrosis
11
Mitomycin-C Antineoplastic Thrombotic microangiopathy
12
2.5 Penatalaksanaan
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Drug Induced Renal Disease adalah penyakit ginjal yang diduga timbul akibat adanya induksi
dari obat-obatan tertentu.
Epidemiologi : Nefrotoksisitas obat terjadi pada sekitar 7% dari semua kasus toksisitas obat dan
sekitar 18-27% kasus gagal ginjal akut yang menjalani perawatan di rumah sakit
Hindari obat yang berpotensi nefrotoksik atau pilih obat dengan efek nefrotoksik minimal
14
Banyak masalah dapat dihindari dengan cara menurunkan dosis atau menggunakan obat
lain sebagai gantinya
3.2 Saran
Sebaiknya mahasiswa dapat mengetahui DIRD ini dengan menambah referensi dengan berbagai
sumber
15
DAFTAR PUSTAKA
Roesli RMA. Epidemiologi gangguan ginjal akut. Dalam Roesli RMA, Gondodiputro RS,
Bandiara R, editor. Diagnosis dan pengelolaan gangguan ginjal akut. Bandung: Pusat Penerbitan
Ilmiah Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UNPAD/RS dr. HasanSadikin; 2008.p.27-40
Sjabani M. Penggunaan manitol: dampaknya pada ginjal. Dalam Dharmeizar, Marbun MBH,
editor. Makalah lengkap the 8th Jakarta nephrology & hypertension course and symposium on
hypertension. Jakarta: PERNEFRI; 2008.p.21-22.
Kumar VS. Renal dose dopamine in acute renal failure. Indian J Urol. 2000;16:175.
16