ID Alat Ukur Kualitas Air Minum Dengan para

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

JETri, Volume 14, Nomor 1, Agustus 2016, Halaman 49 - 62, ISSN 1412-0372

ALAT UKUR KUALITAS AIR MINUM DENGAN


PARAMETER PH, SUHU, TINGKAT KEKERUHAN,
DAN JUMLAH PADATAN TERLARUT

Fauzi Amani & Kiki Prawiroredjo


Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti
Jalan Kiai Tapa 1 Jakarta Barat 11440
E-mail: [email protected], [email protected]

ABSTRACT
Water is a natural resource that plays an important role in human life, one of that is to be
consumed. Water used for consumption should be clean, odorless, tasteless, colorless, and
meet the Ministry of Health standards. This water quality instrument measures parameters
such as temperature, turbidity, TDS, pH and uses Arduino as a microcontroller. LM35
sensor is used to measure temperature. PH sensor with pH sensor conditioning from Dfrobot
is used to measures pH level, photodiode and infrared LED as the sensor is used to measure
turbidity level, conductivity sensor is used to measure TDS level. The results show that the
sensors have different error level. The temperature sensor has 5.4 % maximum error value
with 1.145 average standard deviation, the measurement of pH has 0.848 % error value and
0.01 average standard deviation, the measurement of TDS has 0.97 % error value and 6.69
average standard deviation.

Keywords: water quality, Arduino, TDS, turbidity, pH

ABSTRAK
Air merupakan sumber daya alam yang berperan penting dalam kehidupan manusia, salah
satunya adalah untuk dikonsumsi. Air yang digunakan untuk dikonsumsi harus bersih, tidak
berbau, berasa, berwarna dan sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan. Alat ukur kualitas air ini menggunakan parameter suhu, kekeruhan, TDS, pH
serta menggunakan Arduino sebagai mikrokontrolernya. Pengukuran suhu menggunakan
sensor LM35, pengukuran pH menggunakan sensor pH dengan pengkondisian sensor pH
dari Dfrobot, pengukuran kekeruhan dilakukan dengan sensor fotodiode dan LED infra
merah dan pengukuran TDS menggunakan sensor konduktivitas. Hasil akhir dari pembuatan
alat ini masing-masing sensor pengukuran memiliki variasi eror yaitu sensor suhu dengan
nilai eror maksimal 5,4 % dengan standar deviasi rata-rata 1,145. PH dengan eror 0,848 %
dan standar deviasi rata-rata 0,01. TDS dengan eror 0,97 % dan standar deviasi rata-rata
6,69.

Kata kunci: kualitas air, Arduino, TDS, kekeruhan, pH


JETri, Volume 14, Nomor 1, Agustus 2016, Halaman 49 - 62, ISSN 1412-0372

1. PENDAHULUAN
Air merupakan sumber daya alam yang berperan penting dalam kehidupan
manusia, salah satunya adalah untuk dikonsumsi. Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor 492 tahun 2010, air minum adalah air yang
melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum [1]. Saat ini masyarakat umum belum
mengetahui tentang standar kualitas air minum. Air minum aman bagi kesehatan
apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif [1].
Pemilihan parameter-parameter penting dalam pengukuran air ini agar dapat
memenuhi ketentuan air yang baik yaitu tidak berasa, berbau dan berwarna.
Parameter pertama adalah pH air yang merupakan parameter kimia organik. Nilai pH
yang lebih dari 7 menunjukkan sifat korosi yang rendah sebab semakin rendah pH,
maka sifat korosinya semakin tinggi. Nilai pH air yang lebih besar dari 7 memiliki
kecenderungan untuk membentuk kerak dan kurang efektif dalam membunuh bakteri
sebab akan lebih efektif pada kondisi netral atau bersifat asam lemah [2]. Parameter
kedua adalah tingkat kekeruhan. Air yang keruh atau memiliki tingkat kekeruhan
tinggi memiliki nilai total suspended solid (TSS) yang tinggi. Parameter ketiga
adalah suhu. Suhu masuk dalam kategori parameter fisika. Suhu air yang melebihi
batas normal menunjukkan indikasi terdapat bahan kimia yang terlarut dalam jumlah
yang cukup besar atau sedang terjadi proses dekomposisi bahan organik oleh
mikroorganisme [2] yang berbahaya bagi tubuh. Parameter keempat adalah total
dissolved solid (TDS) yang termasuk dalam parameter fisika. Konsentrasi TDS tinggi
dapat mempengaruhi rasa. Tingginya level TDS memperlihatkan hubungan negatif
dengan beberapa parameter lingkungan air yang menyebabkan meningkatnya
toksisitas pada organisme didalamnya [3].
Berdasarkan pada permasalahan yang ada dan pentingnya parameter tersebut,
maka akan dilakukan pengembangan alat ukur kualitas air dengan parameter kualitas
air berupa pH, tingkat kekeruhan, suhu dan total dissolved solid (TDS). Dengan
adanya pengukuran parameter tersebut diharapkan dapat memudahkan masyarakat
mengetahui secara langsung kondisi air yang digunakan.

50
Fauzi Amani dkk. Alat Ukur Kualitas Air Minum Dengan Parameter PH, Suhu

2. KAJIAN PUSTAKA
Beberapa penelitian terkait dengan alat ukur kualitas air telah dilakukan . Alat
ukur yang diterapkan pada penelitian [4-9] merupakan alat ukur digital yang
menggunakan sensor dan tranduser. Penelitian [5] menggunakan ATMega 16 sebagai
kontroler dimana outputnya adalah Liquid Crystal Display (LCD) sebagai output
data. Parameter yang digunakan adalah pH dan TDS. Penelitian [6] menggunakan
8051 sebagai kontroler dengan ADC tambahan 0808. Parameter yang digunakan
yaitu pH, tingkat kekeruhan, TDS, dan suhu.
Penelitian [7] ini merupakan penelitian pengembangan pembuatan alat ukur
dengan menggunakan sensor, dimana fokus pada alat ukur yang digunakan adalah
suhu, pH, dan konduktivitas. Penelitian [7] ini menggunakan ATMega 16 sebagai
prosesornya. Pada penelitian [8-9], bertumpu pada pengembangan alat ukur untuk 1
buah parameter yaitu pada penelitian [8] berfokus pada total suspended solid (TSS)
dan penelitian [9] berfokus pada tingkat kekeruhan air.
Penelitian [5-7] memiliki kekurangan berupa kalibrasi untuk keluaran sensor
sehingga hasil pengukuran memiliki error rate yang tinggi. Penelitian [6]
menggunakan mikrokontroler 8051 sehingga kurang efektif karena membutuhkan
Analog to Digital Converter (ADC) tambahan. Penelitian [8-9] hanya dapat
digunakan untuk mengukur salah satu parameter kualitas air.

3. PERANCANGAN
3.1. Perancangan Perangkat Keras
Secara keseluruhan rancangan perangkat keras dapat dilihat pada Gambar 1.
Bagian input dari alat ini adalah sensor dan pengkondisian sinyal. Sensor yang
digunakan berupa sensor yang menghasilkan output berupa tegangan analog seperti
potensial Hidrogen (pH), tingkat kekeruhan, konduktivitas, total dissolved solids
(TDS) dan suhu. Bagian proses adalah mikokontroler berupa Arduino Uno. Nilai
keluaran dari sensor diterima oleh masukan ADC Arduino untuk dilakukan
perhitungan berdasarkan konversi dari program dan kemudian disimpan dalan
EEPROM Arduino yang kemudian hasilnya dibandingkan dengan setting parameter

51
JETri, Volume 14, Nomor 1, Agustus 2016, Halaman 49 - 62, ISSN 1412-0372

yang telah ditentukan dan disimpan diawal. Bagian output merupakan keluaran dari
hasil proses pada sistem ini. Bagian output ini berupa LCD yang menampilkan hasil
perhitungan dari mikrokontroler.

Gambar 1. Diagram blok perangkat keras

Detail dari rancangan alat ukur ini digambarkan dengan rangkaian skematik
pada Gambar 2. Detail dari rangkaian tersebut diuraikan di bawah ini.

a. Modul sensor suhu.


Modul sensor suhu menggunakan IC LM35 yang diletakkan dalam wadah
sehingga dapat melakukan pengukuran dalam air yang ditunjukan dalam Gambar 3.
Modul ini akan mengkonversi suhu menjadi tegangan. Nilai perubahan tegangan ini
linier sesuai dengan kenaikan tingkat suhu dengan nilai perubahan 10 mV/C.

b. Modul sensor pH
Dalam pengukuran tingkat pH digunakan modul sensor pH. Modul sensor pH
ini terdiri atas 2 bagian yaitu sensor pH dan rangkaian pengkondisian sinyal sensor
pH. Pengkondisian sinyal menggunakan analog pH meter kit dari Dfrobot. Modul
sensor pH terdapat pada Gambar 4.

52
Fauzi Amani dkk. Alat Ukur Kualitas Air Minum Dengan Parameter PH, Suhu

Cara kerja dari modul ini adalah rangkaian sensor pH akan membaca nilai pH
dari elektroda sensor berupa nilai tegangan analog. Keluaran dari sensor diterima
oleh rangkaian pengkondisian sinyal untuk kemudian dikuatkan sehingga nilai
tegangan keluaran dari sensor pH ini akan lebih mudah terbaca oleh Arduino untuk
proses konversi tegangan ke nilai suhu dalam Celcius.

Gambar 2. Rangkaian skematik keseluruhan

Gambar 3. Sensor suhu LM35 waterproof

53
JETri, Volume 14, Nomor 1, Agustus 2016, Halaman 49 - 62, ISSN 1412-0372

(a) (b)
Gambar 4. (a) Modul sensor pH dan (b) modul pengkondisian sinyal sensor pH

c. Modul sensor kekeruhan


Dalam pengukuran tingkat kekeruhan digunakan rangkaian modul sensor
kekeruhan. Modul ini terdiri atas rangkaian modul sensor LED inframerah dengan
sensor fotodiode dan rangkaian pengkondisian sinyal sensor kekeruhan seperti yang
terdapat pada Gambar 5.

(a) (b)

Gambar 5. (a) Rangkaian sensor kekeruhan dan (b) rangkaian pengkondisian sinyal
sensor kekeruhan

Cara kerja dari modul sensor kekeruhan ini adalah LED inframerah
memancarkan cahaya yang kemudian diterima oleh rangkaian sensor fotodiode. Nilai
dari pembacaan sensor fotodiode ini akan berubah berdasarkan tingkat kekeruhan.

54
Fauzi Amani dkk. Alat Ukur Kualitas Air Minum Dengan Parameter PH, Suhu

Perubahan nilai dari sensor ini terbilang kecil dan pada saat kondisi tanpa beban
sudah terdapat nilai tegangan maka rangkaian sensor kekeruhan dihubungkan dengan
pengkondisian sinyal yang berupa diferensial amplifier untuk kemudian dikuatkan
kembali oleh rangkaian penguat tak membalik.

d. Modul sensor TDS


Dalam pengukuran tingkat TDS digunakan rangkaian modul sensor TDS.
Modul ini terdiri atas rangkaian modul sensor dan rangkaian pengkondisian sinyal
sensor TDS seperti pada Gambar 6. Cara kerja rangkaian adalah dimulai dengan
pembangkitan gelombang sinus oleh rangkaian Osilator Jembatan Wien dengan
frekuensi osilasi 5,3 kHz kemudian dikuatkan oleh penguat tak membalik yang besar
penguatannya didasarkan dari besarnya nilai tahanan yang diperoleh dari hasil
keluaran sensor konduktivitas. Sinyal AC yang terjadi tersebut diubah menjadi sinyal
DC untuk dapat diproses oleh mikrokontroler melalui rangkaian konverter sinyal AC
ke DC.

(a)
(b)
Gambar 6. (a) Modul sensor TDS dan (b) rangkaian pengkondisian sinyal sensor
TDS

55
JETri, Volume 14, Nomor 1, Agustus 2016, Halaman 49 - 62, ISSN 1412-0372

e. Modul Output
Modul ini terdiri dari rangkaian LCD 16x4 yang dihubungkan dengan keluaran
dari Arduino.

Gambar 7. Rangkaian modul keluaran LCD 16x4

3.2. Perancangan Perangkat Lunak


Perancangan perangkat lunak pada sistem otomatisasi ini dibuat
menggunakan aplikasi Arduino IDE (Integrated Development Environment).
Algoritma yang dirancang ditunjukkan pada flowchart pada Gambar 8 pada halaman
berikut.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengujian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu pengujian pengkondisian
sinyal, pengujian sensor dan pengujian keseluruhan sistem.

56
Fauzi Amani dkk. Alat Ukur Kualitas Air Minum Dengan Parameter PH, Suhu

Mulai

Inisialisasi parameter:
1. pH = 6-9
2. Kekeruhan <= 5
3. TDS <= 1000
4. Suhu >=24 <=27 A

Pengukuran pH Perhitungan TDS

Bandingkan dengan Bandingkan dengan


Nilai Setting Nilai Setting

Pengukuran tingkat
Pengukuran suhu
kekeruhan

Bandingkan dengan Bandingkan dengan


Nilai Setting Nilai Setting

Pengukuran
Konduktivitas

Simpan dalam memory

Sama dengan
parameter setting?

Y N

LCD Display Data


LCD Display Data
dengan tanda *

N Reset?

Selesai

Gambar 8. Diagram alir program

57
JETri, Volume 14, Nomor 1, Agustus 2016, Halaman 49 - 62, ISSN 1412-0372

4.1. Pengujian Pengkondisian Sinyal


Pengujian pertama dilakukan pada pengkondisian sinyal kekeruhan dengan
hasil seperti pada Tabel 1. Dari pengujian tersebut disimpulkan bahwa penguatan
bekerja dengan baik dengan toleransi 1,49 % dengan nilai standar deviasi 0,96.

Tabel 1. Hasil pengujian pengkondisian sinyal kekeruhan


Pengukur Perhitung Pengukur Perhitung
Penguji Tegangan Tegangan VRef VIn
an Titik 1 an Titik 1 an Titik 2 an Titik 2
an ke- Ref (V) Input (V) (V)
(V) (V) (V) (V)
1 1,006 1,039 0,033 0,3558 0,33 1,464 1,419
2 1,006 1,207 0,201 1,61 2,01 8,712 8,643
3 1,079 1,337 0,258 2,641 2,58 11,16 11,094
4 1,946 1,957 0,011 0,1 0,11 0,483 0,473
5 1,56 1,771 0,211 1,91 2,11 9,14 9,073
Rata-rata 1,319 1,462 0,143 1,323 1,428 6,192 6,140

Pengujian kedua dilakukan pada pengkondisian sinyal konduktivitas yang
hasilnya terdapat pada Tabel 2. Berdasarkan data pada Tabel 2 diketahui bahwa
pengkondisian sinyal bekerja terhadap perubahan sampel percobaan yang ada.

Tabel 2. Hasil pengujian pengkondisian sinyal konduktivitas


Sampel Keluaran Konduktivitas TDS
ke- Sensor (mV) (S/cm) (ppm)
1 151,37 73,3 49,11
2 1557,62 576 385,92
3 2387,7 782 523,94
4 3388,67 989 662,63
5 4091,68 1116 747,72
6 4638,67 1194 799,98

4.2. Pengujian Sensor


Pengujian pertama dilakukan pada rangkaian sensor suhu dengan hasil seperti
pada Tabel 3. Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat disimpulkan nilai eror
terendah 0,127 % dan tertinggi 5,4 %. Rata-rata eror adalah 2,23 % dan rata-rata
standar deviasinya 1,145.

58
Fauzi Amani dkk. Alat Ukur Kualitas Air Minum Dengan Parameter PH, Suhu

Tabel 3. Hasil pengujian sensor suhu


Termo Tampil Termo Tampil Termo Tampil Termo Tampil
Penguji
meter an LCD meter an LCD meter an LCD meter an LCD
an ke-
(oC) (oC) (oC) (oC) (oC) (oC) (oC) (oC)
1 15 14,16 26 26,37 44 43,46 59 59,08
2 15 14,65 26 26,86 44 43,46 59 59,08
3 15 15,14 26 27,83 44 44,43 59 58,59
4 15 16,11 26 23,44 44 42,97 59 57,62
5 15 11,27 26 22,95 44 44,43 59 58,59
6 15 17,58 26 22,95 44 44,43 59 58,11
7 15 16,6 26 26,37 44 44,43 59 58,59
8 15 14,65 26 25,39 44 44,43 59 58,11
9 15 15,14 26 25,88 44 44,43 59 58,59
10 15 14,16 26 25,88 44 42,97 59 57,62
Rata-rata 15 14,946 26 25,392 44 43,944 59 58,398

Pengujian kedua dilakukan pada rangkaian sensor pH dengan hasil pada


Tabel 4. Dari hasil pengujian didapatkan nilai eror maksimum 0,848 %. Rata-rata
eror adalah 0,548 % dan rata-rata standar deviasinya 0,01.

Tabel 4. Hasil pengujian rangkaian sensor pH


Pengujian Uji Kertas Hasil Uji Kertas Hasil
Nilai 4,01 Nilai 6,86
ke- Lakmus Pengukuran Lakmus Pengukuran
1 4,01 4 4,04 6,86 7 6,85
2 4,01 4 4,05 6,86 7 6,85
3 4,01 4 4,06 6,86 7 6,84
4 4,01 4 4,05 6,86 7 6,83
5 4,01 4 4,05 6,86 7 6,83
6 4,01 4 4,04 6,86 7 6,85
7 4,01 4 4,04 6,86 7 6,85
8 4,01 4 4,05 6,86 7 6,85
9 4,01 4 4,02 6,86 7 6,83
10 4,01 4 4,04 6,86 7 6,85
Rata-rata 4,01 4 4,044 6,86 7 6,8433

Pengujian ketiga dilakukan pada rangkaian sensor kekeruhan dengan hasil


pada Tabel 5. Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa rangkaian
bekerja dengan baik sesuai dengan pergeseran konversi ADC dari nilai tegangan.

59
JETri, Volume 14, Nomor 1, Agustus 2016, Halaman 49 - 62, ISSN 1412-0372

Tabel 5. Hasil pengujian rangkaian sensor kekeruhan


No. Metode Hasil Pengukuran
1 Pengukuran Aquades 0
2 Pengukuran air sabun 170
3 Sensor tertutup sempurna 255

Pengujian keempat dilakukan pada rangkaian sensor konduktivitas/TDS


dengan hasil pada Tabel 6. Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa
rata-rata eror adalah 0,97 % dengan rata-rata standar deviasi 6,69.

Tabel 6. Hasil pengujian rangkaian sensor konduktivitas


TDS Pengujian Pengujian Pengujian Pengujian Pengujian Rata- Eror
(ppm) ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 rata (%)
100 95,72 99,9 101,57 99,57 95,72 98,496 1,50
200 197,39 196,2 199,45 198,45 197,38 197,774 1,11
300 293,64 313,21 297,15 293,54 293,54 298,216 0,59
400 397,93 419,53 401,47 377,93 383,82 396,136 0,97
500 498,82 499,8 501,24 497,69 500,95 499,7 0,06
600 601,36 601,36 583,18 583,18 583,18 590,452 1,59

4.3. Pengujian Keseluruhan


Pengujian keseluruhan ini dilakukan untuk menguji apakah semua rangkaian
sensor berfungsi dengan baik saat bekerja bersamaan. Hasil dari pengujian
keseluruhan ini adalah seperti pada Tabel 7. Berdasarkan hasil pengukuran
keseluruhan, rangkaian bekerja dengan baik dimana deviasi dari masing-masing
sensor terlihat tidak terlalu signifikan.

Tabel 7. Hasil pengujian keseluruhan


Pengujian Pengujian Pengujian Pengujian Pengujian
Parameter
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
Suhu 26,37 26,86 26,37 26,39 26,88
pH 5,26 5,28 5,28 5,24 5,24
Kekeruhan 181 181 181 181 181
TDS 70,87 70,87 70,87 70,87 70,87

60
Fauzi Amani dkk. Alat Ukur Kualitas Air Minum Dengan Parameter PH, Suhu

5. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diambil dari hasil perancangan, realisasi dan pengukuran
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Rangkaian ini bekerja sesuai dengan rancangan yang dibuat.
2. Nilai eror yang terukur pada pengukuran suhu bervariasi dengan nilai maksimal
yaitu 5,4 % dan rata-rata eror adalah 2,23 %. Rata-rata standar deviasinya adalah
1,145. Hal ini dapat disebabkan ketidakstabilan pada keluaran sensor yang
berubah karena adanya noise dari rangkaian.
3. Nilai eror yang terukur pada pengukuran pH bernilai sangat kecil yaitu dengan
nilai maksimal 0,848 %. Rata-rata standar deviasinya adalah 0,01. Hal ini dapat
disebabkan pada pengaturan pengkondisian sinyal yang belum sempurna dan
adanya fluktuasi dari keluaran tegangan sensor.
4. Nilai eror yang terukur pada pengukuran konduktivitas dan TDS adalah 0,97 %.
Rata-rata standar deviasinya adalah 6,69. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya
toleransi komponen.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
[2] Rahmita Astari, Rofiq Iqbal. Kualitas Air Dan Kinerja Unit Pengolahan Di
Instalasi Pengolahan Air Minum ITB. Laporan Penelitian. 2009.
[3] A.J. Timpano, S.H. Schoenholtz, C.E. Zipper, D.J. Soucek (2010) Isolating
effects of total dissolved solids on aquatic life in central Appalachian coalfield
streams Proceedings America Society of Mining and Reclamation 2010.
[Online]. Hlm. 1284-1302. Tersedia di: http://www.asmr.us/Publications/
Conference%20Proceedings/2010/1284-Timpano-VA.pdf [16 Okt 2015].
[4] Anisa Intan S.W. Kualitas Air Bersih Untuk Pemenuhan Kebutuhan Rumah
Tangga Di Desa Pesarean Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal. Skripsi.
UNNES, Semarang, 2005.

61
JETri, Volume 14, Nomor 1, Agustus 2016, Halaman 49 - 62, ISSN 1412-0372

[5] Zulva T.D, Rakhmawati, Hendik Eko (2011) Otomatisasi Sistem Pengolahan
Air Laut Menjadi Air Tawar Dengan Prinsip Reverse Osmosis Berbasis
Mikrokontroler (Sub Judul: Sensor dan Monitoring System). Tugas Akhir.
[Online]. Tersedia di: https://www.pens.ac.id/uploadta/abstrakdetail.
php?id=1457[10 Okt 2015].
[6] Akanksha Purohit, Ulhaskumar Gokhale (2014) Real Time Water Quality
Measurement System based on GSM. IOSR Journal of Electronics and
Communication Engineering (IOSR-JECE). [Online]. Vol. 9, Issue 3, hlm. 63-
67. Tersedia di: http://iosrjournals.org/iosr-jece/papers/Vol.%209%20Issue%
203/Version-5/K09356367.pdf [14 Okt 2015].
[7] Aminuddin Debataraja, Benny. (2013) Implementasi Intelligent Sensor untuk
Monitoring Kualitas Air berbasis Komunikasi Teknologi Jaringan Nirkabel
Zigbee. Prosiding Conference on Smart-Green Technology in Electrical and
Information System. [Online]. Hlm. 115 119. Tersedia di: ojs.unud.ac.id/
index.php/prosidingcsgteis2013/article/view/7234 [10 Okt 2015].
[8] Ani Fatimah, Harmadi, Wildian (2014) Perancangan Alat Ukur TSS (Total
Suspended Solid) Air Menggunakan Sensor Serat Optik Secara Real Time.
Jurnal Ilmu Fisika. [On-line]. Vol. 6, No 2. Tersedia di : http://jif.fmipa.unand.
ac.id/index.php/jif/article/view/100/88 [10 Okt 2015].
[9] Filemon J.G., Elia K. Allo, Dringhuzen J.M., Novi M. Tulung (2013)
Perancangan Alat Ukur Kekeruhan Air Menggunakan Light Dependent
Resistor Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535. Jurnal Teknik Elektro dan
Komputer Unsrat. [On-Line]. Vol. 2, No. 1. Tersedia di: http://id.portal
garuda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=15749 [10 Okt 2015].
[10] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air.

62

Anda mungkin juga menyukai