Tes Koagulasi
Tes Koagulasi
Tes Koagulasi
METODA MIKROBIOLOGI
TAHAP DASAR I : ORIENTASI
Pembimbing :
i
LEMBAR PENGESAHAN
TES KOAGULASE
METODA MIKROBIOLOGI
JENJANG I : TAHAP I : DASAR
Oleh
Yan Ajie Nugroho
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LembarPengesahan ........ ii
Daftar Isi ........ iii
Daftar Gambar. iv
BAB I. PENDAHULUAN ................... 1
BAB II. TES KOAGULASE 5
A. Tahap Pra Analitik...................... 5
B. Tahap Analitik......................................... 6
C. Tahap Pasca Analitik .................. 7
BAB III. SIMPULAN ..................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............. 12
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
melakukan tube coagulase test pada semua hasil negatif slide coagulase test
(Ochei et al., 2010).
Kebanyakan strain dari S. aureus memiliki ikatan koagulase atau clumping
factor pada permukaan dinding sel. Beberapa strain yang negatif pada slide
coagulase test harus dikonfirmasikan dengan tube coagulase test karena strain
yang tidak menghasilkan clumping factor akan menghasilkan free coagulase.
Beberapa strain dari coagulase negative species seperti S. lungdunensis dan S.
schleiferi juga memproduksi clumping factor dan menyebabkan hasil positif pada
slide test (Koneman, 2006).
Slide coagulase test dilakukan untuk mendeteksi bound coagulase atau
clumping factor sedangkan tube test coagulase dilakukan untuk mendeteksi free
coagulase (Acharya, 2012). Slide coagulase test mendeteksi faktor penggumpalan
yang sebelumnya disebut koagulasi sel terikat. Faktor penggumpalan secara
langsung mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang menyebabkan aglutinasi.
Suspensi dari organisme dibuat pada slide dan dicampur dengan tetesan plasma.
Adanya aglutinasi menunjukkan hasil tes positif yang berarti mengindikasikan
Staphylococcus aureus.
Beberapa spesies staphylococcus koagulase negatif bisa menjadi
positif. Hasil negatif harus dikonfirmasi dengan tube coagulase test. Slide
coagulase test adalah metode utama yang digunakan untuk mengidentifikasi S.
aureus di laboratorium klinis namun memiliki beberapa keterbatasan. Sekitar 15%
strain S. aureus biasa dan banyak lagi Methicillin-resistant Staphylococcus aureus
(MRSA) memberikan reaksi negatif. Beberapa spesies staphylococci koagulasi
negatif memberikan reaksi positif. Semua hasil slide coagulase test negatif harus
dikonfirmasi dengan menggunakan uji koagulasi tabung sebagai uji definitif untuk
S. aureus (Acharya, 2012).
Tube coagulase test mendeteksi staphylocoagulase yang bereaksi dengan
CRF. Coagulase-reacting factor adalah molekul mirip trombin.
Staphylocoagulase dan CRF bergabung dan secara tidak langsung akan mengubah
fibrinogen menjadi fibrin. Suspensi organisme diinkubasi dengan plasma pada
suhu 37C . Pembentukan bekuan dalam 4 jam menunjukkan hasil tes yang
2
positif. Tes positif menunjukkan S. aureus. Beberapa spesies staphylococcus
coagulase negatif bisa menjadi positif. Tabung hasil pemeriksaan negatif harus
disimpan semalam dalam suhu kamar. Beberapa spesies memiliki enzim yang
dapat menyebabkan penghancuran bekuan setelah inkubasi dalam waktu yang
lama (Acharya, 2012).
Alternatif lain selain tes koagulase adalah dengan metode latex aglutinasi.
Di laboratorium mikrobiologi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
(RSDM) menggunakan sediaan komersil Staphaurex. Staphaurex adalah suatu
prosedur rapid aglutination slide untuk membedakan staphylococcus yang
memiliki koagulase dan atau protein A, khususnya S. aureus dari staphylococus
yang tidak memiliki faktor-faktor tersebut. Pereaksi staphaurex terdiri dari latex
polystyrene partikel yang telah dilapisi dengan fibrinogen dan imunoglobulin G.
Saat dicampur pada slide dengan suspensi organisme S. Aureus, reaksi faktor
penggumpalan dengan fibrinogen, dan atau protein A dengan imunoglobulin G
menyebabkan aglutinasi cepat partikel latex. Hasil positif ditunjukkan dengan
terbentuknya tanda aglutinasi memperlihatkan penggumpalan yang jelas terlihat
dari partikel latex dengan latar belakang seperti susu (Gambar 1A). Hasil negatif
diindikasikan bila pada latex tidak terjadi aglutinasi dan tampak seperti cairan
susu yang tetap tidak berubah sepanjang tes (Gambar 1B).
3
Reaksi kasar atau berserabut tampak seperti noda putih atau benang
(Gambar 1C) dapat diartikan sebagai berikut:
1. Bila disertai latar belakang yang tampak seperti cairan susu maka
dianggap negatif
2. Bila disertai latar belakang yang jernih maka dianggap positif.
4
BAB II
TES KOAGULASE
A. Pra Analitik
1. Alat dan Bahan
a. Sediaan kuman Staphylococcus
b. Larutan natrium chlorida (NaCl) 0,9%
c. Larutan plasma
d. Ose
e. Lampu spiritus
f. Object glass
g. Tabung reaksi
2. Jenis plasma
Plasma manusia atau kelinci yang diperoleh dari darah segar. Darah
mengandung sitrat tidak boleh digunakan karena organisme yang
memanfaatkan sitrat akan melepaskan kalsium dan menyebabkan hasil tes
menjadi positif palsu, contohnya Streptococcus faecalis akan memberikan
hasil tes koagulase menjadi false positif. Plasma kelinci lebih disukai,
karena memberi pembekuan lebih baik, bebas dari inhibitor dan aman.
Plasma manusia mengandung natrium sitrat sebagai antikoagulan, dan
beberapa bakteri yang memanfaatkan sitrat seperti Enterococcus faecalis
dapat menghancurkan antikoagulan dan menyebabkan pembekuan. Hasil
yang salah atau positif palsu bisa terjadi jika plasma tidak steril (Acharya,
2012).
Plasma kelinci dapat diperoleh dengan sentrifugasi darah dimana
ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) 0,1% ditambahkan sebagai
antikoagulan. Sebagai alternatif, dapat diperoleh lypophilized dari pemasok
komersial dan dilarutkan dengan penambahan air. Plasma manusia dapat
diperoleh dari bank darah, namun darah tersebut harus diskrining dan
5
ditemukan bebas dari antigen dan antibodi (Hepatitis B, human
immunodeficiency virus (HIV). Simpan plasma pada suhu 4C dan apabila
akan digunakan harus dibiarkan terlebih dahulu hingga mencapai suhu
kamar (Ochei et al., 2010; Acharya, 2012).
3. Reagen
Meskipun plasma manusia atau kelinci yang diperoleh dari darah
segar dapat digunakan, sediaan produk komersial lyophilized
direkomendasikan karena lebih mudah dalam mempertahankan quality
control. Darah mengandung sitrat tidak boleh digunakan karena organisme
pengguna sitrat akan melepaskan kalsium dan menyebabkan hasil tes
positif palsu. Sebagai contoh, Streptococcus faecalis dapat memberikan
hasil tes positif palsu dalam hal ini. Produk yang direkomendasikan
diantaranya adalah:
a. Difco bacto coagulase plasma.
b. BBL coagulase plasma rabbit.
c. API staphase (Koneman, 2006).
4. Quality Control
Menggunakan tabung koagulase-positif dan koagulase-negatif yang
diketahui sebagai kontrol, dan larutan plasma tanpa diencerkan untuk
memastikan tidak menggumpal secara spontan (Acharya, 2012).
B. Analitik
1. Prinsip
Enzim koagulase menyebabkan plasma membentuk klot dengan cara
merubah fibrinogen menjadi fibrin (Ochei et al, 2010)
6
a. Letakkan 1 tetes air destilasi steril atau NaCl fisiologis pada glass slide,
secara perlahan.
b. Emulsikan suspensi dari organisme yang akan diperiksa dengan tetesan
tetes air destilasi steril atau NaCl fisiologis dengan menggunakan loop
inokulasi atau applicator stick.
c. Letakkan 1 tetes larutan coagulase plasma di dekat tetesan dari suspensi
bakteri kemudian campurkan seluruhnya.
d. Miringkan slide dan dibolak-balik.
e. Lihat adanya pembentukan gumpalan granular presipitasi berwarna putih.
C. Pasca Analitik
1. Intepretasi hasil
a. Slide coagulase test
Hasil reaksi positif biasanya dideteksi dalam 15-20 detik dengan
adanya gambaran granular presipitasi atau pembentukan gumpalan
berwarna putih. Hasil tes dianggap negatif jika gumpalan tidak terbentuk
setelah 2 atau 3 menit. Semua kultur dengan hasil negatif atau positif
lambat harus diperiksa dengan tube coagulase test karena beberapa
strain dari S. aureus menghasilkan free coagulase dimana tidak bereaksi
pada slide test (Koneman, 2006).
7
Gambar 2. Hasil slide coagulase test (Acharya, 2012).
8
Gambar 3. Hasil tube coagulase test (Acharya, 2012).
2. Kontrol
Kemampuan koagulase dari plasma yang digunakan dapat diuji dengan
menambahkan 1 tetes 5% kalsium klorida pada 0,5 ml plasma kelinci
rekonstitusi. Clot seharusnya terbentuk dalam 10-15 detik. Strain S. aureus
koagulase positif dan S. epidermidis koagulase negatif digunakan sebagai
organisme kontrol (Koneman, 2006).
9
Darah mengandung sitrat tidak boleh digunakan karena organisme yang
memanfaatkan sitrat akan melepaskan kalsium sehingga akan menyebabkan hasil
tes koagulase positif palsu (Anonim, 2011).
10
BAB III
SIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Ochei J., Kolhatkar. 2010. Medical Laboratory Science : Theory And Practice.
New Delhi : Tata McGraw-Hill
12