Laporan PKL Lengkapku
Laporan PKL Lengkapku
Laporan PKL Lengkapku
PENDAHULUAN
Minyak bumi adalah sumber energi yang paling banyak digunakan dalam
pengolahan bahan bakar minyak. Minyak mentah yang berasal dari kilang di seluruh
kendaraan. Secara teoritis, minyak bumi merupakan bahan bakar fosil yang dihasilkan
dari proses penguraian material-material organic, baik tumbuhan maupun hewan yang
tertimbun dalam tanah dalam kurun waktu jutaan tahun dan terkonversi menjadi
senyawa hidrokarbon. Minyak bumi atau yang dikenal sebagai crude oil dapat diproses
dengan berbagai metode menjadi berbagai macam produk, berupa bensin yang
dihasilkan terdiri dari tiga jenis, yaitu Premium, Pertamax, dan Pertalite, avtur, dan
minyak solar.
dan efisiensi mesin. Hal dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari bahan bahan
baku (minyak mentah) sampai proses distribusinya. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengujian atau analisis mutu bahan bakar. Adapun metode yang digunakan di
laboratorium PT. Pertamina (Persero) RU VII Makassar, yaitu metode standar ASTM
(American Society for Testing and Materials) yang ditentukan oleh beberapa parameter
antara lain warna, distilasi, densitas, titik nyala, titik didih, kadar air, titik beku, dan
Msep.
yang tidak memenuhi standar, produk tersebut harus segera ditarik dari peredaran
selama satu bulan dari tanggal 26 Juli 2016 hingga 26 Agustus 2016.
Pelaksanaan program kerja praktek bagi mahasiswa dalam lingkup program studi
proses dan sistem pemroses yang ada dalam pabrik tempat pelaksanaan kerja
praktek.
Sedangkan manfaat dari pelaksanaan kerja praktek ini bisa dirasakan oleh pihak
A. Bagi Mahasiswa
praktis.
sebenarnya.
diterapkan di industri.
1. Mengetahui sejauh mana ilmu yang diserap oleh mahasiswa selama kuliah.
C. Bagi Perusahaan
pendidikan.
meliputi kegiatan orientasi umum, studi literatur, diskusi dengan pembimbing, dan
Tugas praktek kerja lapangan ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Tugas umum
Bagian ini membahas mengenai seluruh proses yang terjadi di PT. Pertamina
(Persero) UPMs VII Makassar dalam proses pengolahan minyak bumi menjadi
2. Tugas Khusus
Bagian ini berisi laporan tugas khusus yang diberikan pembimbing di satuan
kerja Quality Control PT PT. Pertamina (Persero) UPMs VII Makassar meliputi
Laboratory).
Laporan praktek kerja lapangan ini disusun sesuai dengan sistematika penulisan
BAB I PENDAHULUAN
waktu dan tempat pelaksanaan praktek kerja lapangan, tujuan dan manfaat
Bab tinjauan umum membahas sejarah singkat PT. Pertamina (Persero) UPMs
VII Makassar, lokasi dan tata letak pabrik, profil perusahaan, struktur
BAB IV PEMBAHASAN
Sesuai dengan judul laporan Analisis Mutu BBM & BBK di PT. Pertamina
(Persero) UPMs VII Makassar. Bab ini berisi perjelasan mengenai hasil
analisis parameter kualitas BBM pada satuan kerja Quality Control yang
BAB V PENUTUP
Bab terakhir berisi kesimpulan dari laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
TINJAUAN UMUM
Sejarah awal terbentuknya PT. Pertamina tidak lepas dari sejarah berdirinya
Indonesia). Pada tahun 1956, nama PTMRI diganti menjadi TMSU(Tambang Minyak
Sumatera Utara) dan kolonel Dr. Ibnu Sutowo diberikan mandat oleh Kasad Jenderal
berubah status menjadi Perseroan Terbatas dan nama TMSU berubah menjadi PT.
TMSU dan diganti lagi menjadi PT. Pertamina (Perusahaan Minyak Nasional) sampai
sekarang dan setiap tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari jadi PT. Pertamina.
tersebut dikeluarkan dua UU yang mana keduanya merupakan pelaksanaan makna dari
UUD 1945 pada pasal 33 ayat 2 dan 3, yaitu UU nomor 19/1960 mengenai Pendirian
Perusahaan Negara dan UU nomor 44/1990 mengenai Pertambangan Minyak dan Gas
Minyak sebagai tindak lanjut dari kedua UU tersebut. Tahun 1961 dikeluarkan
Peratuan Pemerintah (PP) yaitu PP nomor 03/1961 megenai Perusahaan Negara (PN)
dengan alasan efisiensi. Pada tahun 1968 dikeluarkan PP NOMOR 27/1968 mengenai
Minyak dan Gas Bumi Negara).Menurut PP nomor 27/1968 diperkuat dengan undang-
undang.
Adapun visi dan misi yang dirancang dan diterapkan PT. Pertamina adalah sebagai
berikut :
Visi PT. Pertamina (Persero) UPMs VII Makassar adalah Menjadi perusahaan
Misi PT. Pertamina (Persero) UPMs VII Makassar adalah Menjalankan usaha
inti minyak, gas, dan bahan bakar nabati secara teritegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip
Pertamina UPMs VII dan VIII) terutama untuk contoh-contoh Avitation Fuel.
Laboratorium ini berlokasi di jalan Hatta No.1 Makassar di areal Terminal BBM
BBM dari tangki timbun untuk penjualan dan tangker discharge serta tangker loading.
Terminal BBM & LPG Makassar dari tahun ketahun menjadi sangat penting khususnya
Makassar
pengujian sampel baik kimia ataupun fisika untuk mengetahui sifat atau karakteristik
suatu sampel.
Tugas dan tanggung jawab Laboratorium Terminal BBM & LPG Makassar adalah
melakukan pemeriksaan secara kimia maupun fisika terhadap sampel BBM dan non-
BBM yang dikirim oleh instalasi, depot DPPU dan penjualan di seluruh wilayah
Indonesia bagian timur (UPMs VI, UPMs VII DAN UPMs VIII). Kemudian hasil
pemeriksaan disampaikan kepada bagian yan berwenang dalam bentuk test report. Jadi
Sampel adalah sejumlah contoh yang mewakili jumlah yang lebih besar yang
hati-hati dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan di dalam buku panduan
Contoh yang diambil pada lapisan atas suatu jenis bahan dan tidak melebihi 15 cm
Contoh bahan yang diambil dari ketinggian 5/6 dari permukaan bahan.
Contoh bahan yang diambil dari seluruh penurasan suatu penimbunan maupun
penyaluran.
Contoh yang diambil dari seluruh pengeluaran pada saluran pipa tetap (fixed pipe)
contoh atas dari sarana penimbunan bahan tersebut dengan perbandingan yang
sama. Contoh rata-rata diambil melalui suatu lubang bagi yang atas dari sarana
gabungan dapat berupa composite upper sample, composite middle sample, dan
dari bahan tersebut.Contoh diambil dan disimpan dalam kaleng khusus (botol
tertutup rapat).
Contoh pertama pada tiap-tiap batch dari suatu bahan dalam tangki
Contoh rutin uji korosi yaitu bahan yang di ambil dari bagian bawah (lower
sample). Untuk avtur pengujian copper strip dan silver strip corosine. Untuk avgas
Contoh yang diambil secara berkala dari dalam stock yang statis untuk
pengujianlengkap di laboratorium.
Contoh bahan dari dalam tangki yang tidak dapat dipompakan lagi, diambil
dari contoh tengah untuk uji lengkap. Hal ini dilakukan pada saat akan
5) Retained sample
Contoh dari semua lapisan (all level sample) yang diambil dari tanker
umumnya selalu membawa master sampel sebagai referensi terhadap bahan yang
dimuat.
a. Jenis produk
Untuk BBM penerbangan telah ada prosedur yang berlaku, ditangani oleh
bagian aviasi UPMs VII baik pengiriman contoh maupun penerimaan laporan hasil
merilis adalah aviasi UPMs VII.Untuk sampel BBM non penerbangan dan
pelumas dari pabrik atau industri besar dan konsumen lainnya harus melalui bagian
dengan produk lainnya yang tidak diinginkan yang mana akan mempengaruhi sifat
kimia dan fisika produk yang terkontaminasi, sehingga produk tersebut mengalami
2) Tercampurnya suatu produk BBM dengan kotoran-kotoran yang terdiri dari benda-
benda diluar BBM, seperti karat, debu, pasir, dan lain-lain yang dibawa oleh
3) Tercampurnya suatu produk dengan air. Hal ini dapat terjadi karena kondensasi
pada penyimpanan di tangki, flushing produk dengan air atau penyegelan yang
kurang baik.
1) Appereance Visual
9) Colour Lovibond IP 17
29) Odour
30) pH
yang berlaku. Untuk pemeriksaan petroleum eter (BBM atau non BBM) pada
umumnya menggunakan :
digunakan karena setiap standard method memiliki kepekaan atau ketelitian yang
alat ukur laboratorium harus selalu dikalibrasi secara rutin, disamping itu perlu
mengikuti program kolerasi tes antar laboratorium sehingga dapat diketahui apakah
Untuk laboratorium terminal BBM dan elpigi Makassar UPMs VII, program
Test report tersebut dikirim kepada yang berwenang. Untuk hal-hal yang bersifat
3) Jenis Product
7) Metode pemeriksaan
Test Report merupakan dokumen penting yang harus disimpan dengan baik,
PT. Pertamina (Persero) UPMs VII Makassar dikenal sebagai perusahaan kelas
dunia yang senantiasa berusaha meningkatkan kinerja perusahaan ke arah yang lebih
baik. Untuk mencapai harapan tersebut, PT. Pertamina (Persero) UPMs VII Makassar
menjaga standar etika, menjaga lingkungan yang sehat bagi karyawan dan keluarganya,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu kebijakan yang
dibuat oleh PT. Pertamina (Persero) UPMs VII Makassar untuk menunjang
terpenuhinya nilai-nilai dan tujuan perusahaan. PT. Pertamina (Persero) UPMs VII
Makassar sejak lama telah menerapkan program keselamatan kerja dalam strategi
bisnisnya, namun dengan adanya isu baru mengenai dampak lingkungan maka PT.
Pertamina (Persero) UPMs VII Makassar pun turut berperan aktif dalam menerapkan
Minyak bumi adalah hasil dari peruraian (dekomposisi) materi tumbuhan dan
hewan di suatu daerah yang subsidence (turun) secara perlahan. Daerah tersebut
biasanya berupa laut,batas lagoon (danau) sepanjang pantai ataupun danau dan rawa di
pengendapan sedimen harus cukup cepat sehingga paling tidak bagian materi organik
tersebut dapat tersimpan dan tertimbun dengan baik sebelum terjadi pembusukan. Pada
kondisi sirkulasi dan reduksi tertentu akumulasi hidrokarbon banyak ditemukan pada
Waktu berjalan terus secara geologis dan daerah pengendapan semakin terbenam
ke dalam permukaan bumi yang lebih dalam, karena bertambahnya berat oleh sedimen
sedimen dan material yang menimbun di atasnya, atau karena gaya gaya tektonik yang
mengalami tekanan dan suhu yang semakin tinggi. Proses tersebut akan menimbulkan
perubahan perubahan kimiawi dari material organik tersebut. Perubahan material ini
sangat kompleks, baik hidrokarbon yang berupa cairan maupun yang berbentuk gas.
Kenaikan suhu terhadap kedalaman rata rata di dunia ini sekitar 20 - 55 derajat
celsius per kilometer. Di Sumatera sendiri dapat mencapai kurang lebih sekitar
100 C/km. Sedangkan habitat minyak baru akan terbentuk pada suhu sekitar 65 -
batuan reservoar akan lebih didominasi oleh gas daripada minyak. Untuk kedalaman
yang lebih dalam lagi suhu akan menjadi lebih tinggi sehingga gas akan menjadi lebih
Pada umumnya, minyak bumi biasanya terendapkan dalam batuan sedimen berpori
baik yang memiliki nilai porositas 45% (reservoar yang sangat baik). Karena semakin
lama batuan tersebut terendapkan dan tertimbun material di atasnya, maka batuan
tersebut akan terkompaksi dan hal ini mengakibatkan nilai porositasnya berkurang.
Minyak, gas, dan air akan terkumpul atau tersimpan di ruang pori pori dari batuan
berpori tersebut. Oleh karena tekanan gravitasi, maka fluida tersebut bergerak di dalam
batuan perlahan-lahan. Batuan yang dapat meloloskan fluida disebut sebagai batuan
yang permeabel. Permeabilitas batuan dapat memisahkan gas, minyak, dan air secara
fisis, yaitu akibat perbedaan densitasnya. Minyak dan gas yang berdensitas lebih ringan
daripada air akan bergerak naik sampai ke permukaan sebagai rembesan atau
terperangkap di dalam jebakan lalu berhenti terakumulasi sampai perangkap itu penuh.
Isoalkana adalah alkana jenuh yang rantai induknya mempunyai atom C tersier
CH3
CH3 CH3
2. Sikloalkana
sikloheksana.
3. Hidrokarbon Aromatik
memiliki satu atau lebih cincin planar karbon-6 atau cincin benzena. Pada
struktur ini, atom hidrogen berikatan dengan atomkarbon dengan rumus umum
aromatik yang terdapat dalam minyak bumi adalah senyawa benzena, contoh
etil benzena.
seperti berikut.
1. Residu
minyak bumi akan dipanaskandalam suhu diatas 500oC. Residu tidak menguap
dan digunakan sebagai bahan baku aspal, bahan pelapis antibocor, dan bahan
lainnya.
2. Oli
mengurangi gesekan. Olidihasilkan dari hasil distilasi minyak bumi pada suhu
tersebut.
3. Solar
Solar adalah bahan bakar mesin diesel. Solar adalah hasil dari
suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akanterbawa ke atas untuk
diolah kembali.
adalah bahan bakar pesawatterbang bermesin jet. Kerosin dan avtur dihasilkan
dari pemanasan minyak bumi pada suhuantara 170-250oC. Kerosin dan avtur
tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan
5. Nafta
pemanasan minyak bumi pada suhu antara 70-170oC. Nafta tidak dapat
Petroleum eter adalah bahan pelarut dan untuk laundry. Bensin pada
umumnya adalah bahan bakar kendaraan bermotor. Petroleum eter dan bensin
Petroleum eter dan bensin tidak dapat menguap pada suhu tersebutdan bagian
7. Gas
Hasil olahan minyak bumi yang terakhir adalah gas. Gas merupakan
bahan baku LPG (Liquid Petroleum Gas) yaitu bahan bakar kompor gas.
Supaya gas dapat disimpan dalam tempat yang lebih kecil, gas didinginkan
pada suhu antara -160 sampai -40oC supaya dapat berwujud cair.
a. AVTUR
b. AVGAS
a. Premium
c. Solar
d. MDF
e. MFO
Setiap BBM ini mempunyai persyaratan atau spesifikasi tersendiri. Persyaratan ini
dikeluarkan oleh ditjen MIGAS. Pemeriksaan mutu BBM tersebut disesuaikan dengan
spesifikasinya. Setiap BBM yang diterima dari pengolahan atau yang akan dipasarkan
selalu diperiksa mutuya. Pemeriksaan yang paling ketat dilaksanakan oleh pengawas
manusia.
1. Distilasi
Untuk premium, pertalite, pertamax, dan solar di test range destilasinya (batas-
batas penyulingan) dengan mengamati temperature pada volume 10 ml, 50 ml, 90 ml,
dan endpoint. Sedangkan untuk avtur dan kerosine di test range distilasinya (batas-
batas penyulingan) sama hanya saja disertai dengan mengamati temperatur yang
2. Flash Point
Avtur dan Kerosine di tes flash pointnya dengan menggunakan alat flash point
Able. Sedangkan untuk Solar menggunakan alat flash point Pensky-Marteens Close
Test ini dilakukan hanya pada Avtur dan Avgas untuk mengetahui pada
4. Viscosity
Test ini dilakukan pada Solar dan MFO. Untuk Solar dinyatakan dengan cenStoke,
5. Water Content
Pemeriksaan ini dilakukan pada solar, dimana untuk mengetahui kadar air yang
terdapat dalam solar. Agar dalam solar dapat diketahui terbebas dari air atau tidak
mengandung air.
6. Water Separation
7. Density 15oC
Tes ini dilakukan untuk mengatahun berat jenis suatu air dengan menggunakan
hydrometer dan temperature. Kemudian dilihat pada referensi suhu 15oC. Suhu 15oC
disini merupakan perbandingan antara suhu ruang dan suhu dalam tangki kapal.
Pemeriksaan warna biasanya digunakan pada avtur dan solar. Untuk avtur
METODOLOGI KERJA
Sampel yang dianalisis adalah jenis bahan bakar Avtur, Premium, Kerosin, Solar,
- Hydrometer 15oC
Prosedur :
beberapa menit.
Metode : IP 270
Lingkup : Avtur
Definisi : Flash point (titik nyala) adalah suhu terendah dimana uap
Prosedur :
5) Ditekan tombol heater dan tombol stirrer dan diubah regurator pada posisi
Metode : ASTM D 93
Definisi : Flash point (titik nyala) adalah suhu terendah dimana uap
Prosedur :
2) Hubungkan alat dengan sumber listrik dan dibuka supply gas dengan hati-
hati.
3.3.4. Distilasi
Metode : ASTM D 86
Tujuan : Untuk mengetahui jarak didih dari suatu fraksi minyak bumi
- Alat distilasi
- Shield
Prosedur
3) Untuk avtur dan kerosin, dicatat temperaturnya pada tetesan pertama (IBP)
dari alat kondensor dan ditampung dalam gelas ukur 100 ml, sedangkan
volume 10 ml.
Definisi : Warna yang dimiliki oleh suatu sampel minyak bumi yang
Prosedur :
Lingkup : Avtur
Definisi : Warna yang dimiliki oleh suatu sampel minyak bumi yang
Prosedur :
display
Lingkup : Avtur
- Pompa suntik
Prosedur :
2) Dibilas alat freezing point dengan cara diinjeksi sampel dengan pompa
suntik.
Lingkup : Avtur
pesawat
- Micrometer separation
Prosedur :
1) Dinyalakan alat
turbidimeter.
13) Ditekan tombol start, kemudian diambil tabung kaca dan isinya dibuang.
tabung
16) Ditekan pompa suntik hingga semua busa yang ada dalam tabung suntik
hilang.
17) Dipasang tabung suntik ke syringe drive, maka secara otomatis, pompa
18) Sampel yang keluar dari tabung suntik ditampung dan dibuang hingga
volume 15 ml
19) Pada saat volume 15 ml, sampel diambil dengan tabung kaca
Peralatan : Syringe
Prosedur :
pertalite, avtur, dan minyak solar dianalisis di Laboratorium PT. Pertamina (Persero)
UPMs VII Makassar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui spesifikasi dan mutu dari
Data hasil analisis premium pada tanggal 15 Agustus 2016 seperti ditunjukkan
Data hasil analisis pertalite pada tanggal 19 Agustus 2016 seperti ditunjukkan pada
Tabel 4.2
Data hasil analisis pertamax pada tanggal 17 Agustus 2016 seperti ditunjukkan
Data hasil analisis minyak solar pada tanggal 17 Agustus 2016 seperti ditunjukkan
4.2. Pembahasan
Produk dari hasil pengolahan minyak bumi yang berupa bensin (premium,
pertalite, pertamax), minyak solar, dan avtur selanjutnya dianalisis untuk mengetahui
kualitas produk tersebut yang meliputi destilasi, densitas, warna, titik nyala, titik didih,
Umumnya produk yang dianalisis diambil dari tangki timbun maupun dari kapal.
Untuk produk di tangki timbun, dilakukan analisis terlebih dahulu sebelum dimasukkan
jika produk sesuai dengan spesifikasi, maka dapat dimasukkan ke dalam tangki untuk
Produk dari kapal tanker biasanya merupakan produk dari kilang yang akan
dikirim ke beberapa daerah, tetapi singgah terlebih dahulu untuk dianalisis dan
memastikan bahwa tidak ada kerusakan yang terjadi pada produk tersebut. Jika telah
terjadi kerusakan, maka produk dikirim kembali ke kilang asalnya, baik itu kilang
Balikpapan, Cilacap, dll, sedangkan jika produk telah sesuai dengan spesifikasi, maka
besarnya nilai oktan dari suatu bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan bermotor.
Bilangan oktan adalah ukuran besar energi atau tekanan yang diberikan sebelum bensin
mengalami pembakaran secara spontan. Bilangan ini juga sering digunakan sebagai
kemampuan anti ketukan yang terjadi di dalam mesin saat proses pembakaran.
Nama oktan berasal dari senyawa iso-oktana yang menjadi komponen utama
dalam bensin selain n-heptana. Senyawa ini sangat mudah terbakar dengan sendirinya
spesifikasi nilai oktan yang berbeda dari 88 sampai 92 sehingga batasan minimumnya
sebesar 88. Spesifikasi dan hasil analisis untuk premium menunjukkan nilai oktan
sebesar 88, artinya premium memiliki kandungan iso-oktana dengan jumlah 88% dan
n-heptana 12% untuk pertalite memiliki spesifikasi dan hasil analisis nilai oktan
sebesar 90, sedangkan pertamax memiliki spesifikasi dan hasil analisis nila oktan
sebesar 92. Semakin tinggi bilangan oktan suatu bensin maka kualitas bensin tersebut
akan semakin tinggi karena ketukan yang dihasilkan akan semakin sedikit.
4.2.2 Distilasi
mengetahui kualitas penguapan dari produk berdasarkan %volume pada bahan bakar
Pada metode ini, persen volume destilat diukur pada saat 10%, 50%, 90% volume
tiap volume terhadap kinerja mesin. Bila diperoleh temperature lebih tinggi dari nilai
berkurang. Bila diperoleh temperature yang sesuai spesifikasi, maka bahan bakar
sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, sehingga proses pembakaran akan berjalan
4.2.3 Densitas
bahan bakar. Produk bahan bakar berupa premium, pertamax, pertalite, avtur, dan
minyak solar memiliki spesifikasi nilai densitas yang berbeda-beda. Pengukuran ini
Nilai densitas yang tinggi pada suatu bahan bakar menandakan bahwa kandungan
fraksi berat pada bahan bakar tersebut tinggi sehingga untuk proses distilasi
membutuhkan suatu penguapan yang lebih tinggi pula. Sebaliknya, jika nilai densitas
pada bahan bakar rendah, menunjukkan bahwa kandungan fraksi berat pada bahan
Pengukuran nilai densitas menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh telah sesuai
4.2.4 Warna
Warna adalah ukuran terang atau gelapnya suatu minyak yang ditentukan oleh
intensitas yang menembusnya. Hal ini bertujuan sebagai petunjuk awal kemungkinan
karena oksidasi.
Penentuan warna pada untuk produk bensin hanyak menggunakan metode secara
visual karena warna pada produk tersebut merupakan warna campuran, bukan warna
asli dari bensin, sedangkan untuk produk minyak solar menggunakan metode ASTM
D 1500. Hasil yang diperoleh dicocokkan dengan nilai pada warna standar.
Penentuan titik nyala (Flash Point) bertujuan untuk produk minyak solar dan avtur,
dimana produk minyak solar dianalisis menggunakan alat flash point Pensky-Marteens
Close Up dengan metode ASTM D 93, sedangkan avtur menggunakan alat flash point
Able dengan metode ASTM IP 170. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui
temperatur terendah suatu sampel minyak bumi dan produk-produknya dimana dapat
menimbulkan nyala api pada bagian permukaan bila ada api yang menyambar.
Analisis kadar air digunakan untuk mengetahui kadar air pada bahan bakar. Jika
terdapat air di dalam bahan bakar maka tidak baik digunakan pada mesin karena dapat
merusak mesin.
Penentuan titik beku (Freezing Point) hanya ditujukan untuk produk avtur, dimana
produk ini digunakan sebagai bahan bakar pesawat. Analisis ini bertujuan untuk
pesawat berada pada ketinggian, dimana tekanan dan temperatur semakin rendah,
sehingga akan mempercepat proses pendinginan pada bahan bakar. Jika terjadi
pembekuan, maka menyebabkan mesin tak dapat berfungsi. Untuk itu, temperatur
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Produk yang telah diperiksa telah memenuhi mutu standar atau sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan pada bahan bakar dan layak untuk didistribusikan.,
4.2 Saran
(PKL) di PT. Pertamina (Persero) UPMs VII Makassar adalah sebagai berikut:
Lapangan (PKL).
yang dihasilkan.