Pressure Vessel

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 62

PRESSURE VESSEL

Memahami Saddle Horizontal Pressure Vessel


Saddle adalah jenis support yang menyangga dalam horizontal vessel. Saddle biasanya terdiri
dari dua bagian kanan dan kiri yang simetris, jaraknya biasanya 1/5 (0.2) dari tanggen line. Jadi
kalau vessel itu kita anggap satu bagian dari tanggen ke tanggen line, 1/5 jarak dari tangen line
terluar adalah saddle (di dalam ilustrasi di tunjukan oleh huruf A), kemudian jarak antar
saddlenya adalah 3/5 (Eugene f. Megyesy)

Saddle memiliki contac angle minimum 120 derajat (simbol teta pada gambar), kecuali untuk
vessel vessel kecil. Jarak yang 120 derajat inilah yang nantinya akan di konversi untuk
menyesuaikan panjang minimum baseplate. Lalu apakah baseplate itu? Saya pernah
menyingungnya di istilah istilah dalam vessel, tapi saya uraikan kembali. Baseplate adalah bagian
dari saddle yang letaknya paling bawah, ia akan terhubung oleh anchor bolt yang berfungsi
untuk menguatkan vessel pada pondasi.

Bagian bagian saddle horizontal vessel

Selain baseplate, saddle terdiri dari beberapa plat lagi yang menyusunnya sehingga dapat
membentuk support untuk horizontal vessel ini. Antara lain

1. Wear plate adalah plat saddle yang menempel pada shell, semacam penghubung Antara
saddle dengan vesselnya. Wear plate ini umumnya materialnya sama dengan vessel, sedangkan
bahan lain dari saddle dapat saja berlainan. Misalnya, untuk vessel materialnya SA 516 Gr 70,
maka wear plate ini materialnya juga SA 516 Gr 70.
2. Rib Plate adalah plat yang menyangga langgsung si vessel dalam saddle, posisinya
vertical pararel dengan sumbu vessel. Rib kalau di artikan secara Bahasa artinya rusuk, karena
memang fungsinya seperti rusuk, sebagai penyangga. Jumlah rib plate bervariasi dalam satu
vessel, biasanya sudah ada standarnya.
3. Web plate adalah sisi bagian belakang dari rib plate, sebagai penutup. Berbeda dengan
wear plate, untuk rib plate, web plate ataupun base plate terkadang materialnya tidak sama dengan
vessel. Biasanya ia menggunakan material yang memang tidak untuk pressure tinggi, contohnya
material SA283 gr C untuk Carbon stell.
Adakalanya saddle tidak mampu untuk menahan beban yang terlalu tinggi dari pressure setelah
di lakukan perhitungan melalui simulator, biasanya digunakan software sekelas PV-elit. Daripada
ukuran saddle di besarkan yang mengakibatakan ketidak efektifan, kadang saddle dilengkapi
dengan stiffenering. stiffenering tersebut biasanya di pasang melingkari shell dan saddle.

Pertimbangan Slotted hole


Kemudian permasalahan yang patut di perhitungkan adalah masalah expansi. Seperti kita tau,
setiap logam akan berekspansi kalau terkena panas, dan menyusut kalau dingin. Kalau nilai
expansi ini tidak benar benar di perhitungkan dalam vessel, bisa bisa vessel akan fail seperti
ilustrasi berikut ini.

Untuk mengakomodir nilai ekspansi dari vessel, biasanya pada saddle di buat slot pada satu sisi
baseplatenya, yang kita namakan sliding side. Sedangkan sisi lain, biasanya dibuat permanen
alias tanpa slot. Dan yang lebih penting lagi, kita harus tau operasional vessel ini. Vessel akan di
operasikan hot condition atau cold condition, kalau salah merancang slot hole bisa bisa lebih
parah daripada tidak mengunakan slot hole, karena sama sama tidak mampu mengakomodir
expansi dari vessel.

Untuk perhitungan detail setiap bagian dari saddle, saya tidak menyertakan di sini karena
memang saya belum ahli di dalamnya. Disamping itu, biasanya sudah ada standard yang
mengatur masalah tersebut jadi anda tinggal membukanya, silahkan memperlajari kembali
mengenai saddle dalam horizontal vessel.

Memahami Separator Vessel type Vertical


Separator vertical memiliki kelebihan terutama ia mampu menghandle padatan yang dihasilkan,
seperti pasir atau lumpur. Ia digunakan pula jika ruang terbatas, untuk GOR yang rendah dan
level control yang mudah. Keuntungan lainya dari vertical separator vessel adalah ia memiliki
drainage (saluran pembuangan) yang bagus berada di bawah, liquid-level control yang tidak
terlalu critical, dapat di tempatkan pada posisi yang sempit. Penempatan yang tidak makan
ruang ini juga menjadi boomerang, karena sifatnya yang tinggi, maka untuk penempatan dan
pengoprasian instrument yang tinggi memerlukan platform atau ladder.

Sekedar mengingatkan, Separator vessel vertical yang kali ini akan kita bahas lebih dalam,
sebelumnya kita telah membahas sekilas mengenai separator terutama separator vessel
horizontal dalam artikel sebelumnya.
Separator vertical terkadang mengunakan prinsip centrifugal dalam pemisahannya, gaya
centrifugal inilah yang nantinya mendorong si fludia ke dinding (shell), sehingga liquid nantinya
tertumbuk dan jatuh ke bawah sementara si gas akan terlewatkan ke bagian ouletnya, sehingga
terpisah Antara udara dan gasnya. Mengenai apa itu gaya sentrifugal, saya pernah
membahasnya di prinsip kerja pompa centrifugal.

Lewat peran Mist Extractor, maka gas yang keluar dari separator ini lebih terjamin bebas dari
liquid Karena fungsi dari Mist Extractor adalah untuk menyaring liquid. Ada kalanya separator
tidak mengunakan prinsip centrifugal, namun mirip cara kerjanya dengan horizontal vessel hanya
letaknya saja menjadi vertical. Disinilah peran dari internal vessel, disamping peran Mist
Extractor, yang akan menjamin gas terpisah dari liquid.

Prinsip kerja separator vertical adalah mirip dengan horizontal separator vessel, flow dari inlet
akan menabrak diverter yang memisahkan sebagian besar gas dari fluida. Fluida tersebut
nantinya akan mengalir mengalui downcomer, dan ia nanti akan keluar melalui bagian paling
bawah yaitu di spreader, sehingga instrument pembaca oil nantinya tidak terpengaruh terhadap
aliran ini. chemnery akan berfungsi sebagai penyeimbang tekanan gas Antara pengumpul liquid
bagian bawah, dengan bagian atasnya.
Spreader berlokasi di bagian paling bawah berfungsi untuk menyebarkan fluida seperti yang
telah di jelaskan sebelumnya. Minyak dan air yang keluar dari saluran ini akan terpisah, Ketika
oil mengalir dari saluran ini, ia akan naik ke ataas karena mas ajenisnya lebih rendah daripada
air dimana tempat spreader ini keluar.

Kadang kala, ketika fluida hasil dari sumur mengandur pasir. Separator vertical dilengkapi cone
pada posisi bagian bawahnya, sehingga pasir dapat terkumpul. cone dibuat dengan sudut 45-60
derajat, karena di sudut kruangdari 45 derajat pasir akan cenderung terkumpul pada dinding dan
tidak mau turun.

Nama lain separator vessel

Separator vessel ternyata tidak hanya memiliki satu nama, kita atau beberapa perusahaan justru
terkadang memberikan nama yang berbeda tetapi memiliki fungsi yang sama dengan separator.
Separator ini, memiliki nama lain sebagai berikut :

Oil/gas separator
Gas/liquid separator
Degasser
Deliqulizer
Scrubber
Trap

Menurut Process Engineering Equipment Handbook, karangan Claire soares, separator vessel
disebut juga knockout drum dan saya pernah menyingungnya dalam pembagian vessel berdasarkan
prosesnya. Jadi saya harap anda tidak bingung untuk membedakannya, karena dua duanya
adalah sama.

Bagian bagian separator vessel

Dalam separator vessel baik itu vertikal separator atau horizontal separator, pada umumnya kita
akan menemukan beberapa istilah berikut ini. Namun saya tidak akan menjelaskannya kembali
karena saya pernah menyingungnya dalam istilah istilah dalam pressure vessel, jadi silahkan baca
aritkel tersebut untuk mengetahui maksud dari terminology di bawah.

Inlet
Baffles
Diverter / Deflector
Separation enhancement device
Mist extraction
Various weirs to
Vortex breaker
Liquid level/interface detection and control, etc.;
Gas, oil, water outlet;
Pressure relief devices

Beberapa istilah di atas lebih di persempit dari istilah vessel karena ada beberapa terminology
untuk internal vesselnya, yang nantinya bekerja untuk memaksimalkan pemisah (separator) ini.
lalu kalau sama sama sebagai pemisah, lalu apa bedanya dengan column yang sama sama
memisahkan fluida. Untuk mengetahui jawabannya, silahkan baca di cara kerja tower atau column

Mist extraction, mist extraction adalahalat yang digunakan untuk memisahkan kabut (mist) cairan
dari gas, biasanya kabut tersebut akan mengandung butiran butiran cair (droplet) yang
menyebabkan gas tidak benar benar kering. Mist extraction terbuat dari beberapa macam plat
(vane/ plat tipis, bisa pula disebut sirip) yang dibentuk sedemikan rupa, sehingga butiran cairan
nantinya akan menubruk vane dan akhirnya terkumpul dan jatuh ke bawah, sementara gas akan
tetap dapat lewat.

Diverter, diverter adalah plat setelah inlet nozzle pada separator yang memiliki fungsi untuk
menahan laju aliran fluida. Fluida dari inlet yang menubruk diverter akan mengalami perubahan
kecepatan dan arah, biasanya fluida cair akan jatuh dan terkumpul di bawah, sementara gas
akan tetap di lalui karena sifatnya yang menyebar kesegala arah.

Di fabrikator lain, mungkin akan menyebutkan diverter ini sebagai deflector. deflector dan
diverter adalah sama fungsinya, hanya mungkin berbeda penamannya saja.

Memahami Separator Vessel type Horizontal


Separator vessel adalah penampung yang bertugas untuk memisahkan fluida (dari well, sumur)
menjadi beberapa fase. Biasanya fase yang telah di pisahkan seperti oil nya, tidak serta merta di
pakai sebagai hasil produksi, tapi masih di murnikan oleh separator kedua sampai ketiga,
tergantung kebutuhan permurniannya. Lihat ilustrasi di bawah yang membagi separator menjadi
3 tingkatan, High pressure, intermediate pressure dan low pressure.

Separator merupakan bagian yang penting dalam industri pengolahan (refinery), karena dalam
suatu proses kimia dibutuhkan alat yang dapat memisahkan dan memurnikan fluida, dan
separator inilah memegang peranan tersebut.

Fungsi dari separator adalah untuk memisahkan fluida hasil dari pengeboran menjadi beberapa
fase dengan memanfaatkan masa jenisnya. Proses pemisahannya pun ada yang sederhana,
hanya mengunakan Baffles sampai ada juga yang kompleks. Saya pernah menyingungnya
dalam artikel, pembagian vessel berdasarkan prosesnya

Separator vessel, dapat dibedakan berdasarkan geometrikalnya mejadi dua bagian, yaitu
separator horizontal dan separator vertical. Separator vessel juga dapat di klasifikasikan menurut
fungsinya, kita mendapatkan 3 jenis yaitu dua phase, vapor-liquid, dan yang terakhir adalah 3
phase.

Horizontal Separator Vessel


Separator Horizontal memiliki beberapa keuntungan diantaranya adalah ia dapat memuat
volume gas atau liquid lebih banyak, dapat memisahkan menjadi 3 phase, cocok untuk fluida
yang memiliki GOR (gas oil ratio) medium sampai dengan tinggi.

Karena permukaan nya yang lebar dan panjang, hal tersebut menjadi keunggulan sekaligus
kelemahan bagi horizontal separator vessel ini. Kelebihannya seperti disebutkan sebelumnya,
memiliki kapasitas yang besar sekaligus waktu tunggu (residence time, untuk fluida) yang
relative lebih lama. Disamping itu, kelemahannya justru ia jadi makan tempat.
Pertanyaannya, kenapa butuh waktu tunggu (residence time atau retention time)? Pada
dasarnya, semua fluida kalau di diamkan akan terpisah sendirinya melalui density nya, density
paling berat berada di bawah sedangkan paling ringan akan berada di atas. Coba lihat minyak
dan air, minyak akan terpisah di atas.

Tapi ketika fluida itu mengalir dari well atau sumur, fluida itu berbentuk campuran dan kita tidak
bisa serta merta memisahkannya, bisa saja dengan di tuang dan kemudian di tunggu, tapi kan
jadi prosesnya terputus. Supaya bisa tetap dipisahkan dan tetap mengalir, digunakan lah
separator yang tentunya perlu juga waktu tunggu (residence time).

Kelebihan yang lain adalah type horizontal separator ini lebih murah di banding vertical,
membutuhkan diameter yang lebih kecil dengan kapasitas gas yang sama, lebih mudah ketika di
transportasikan karena bentuknya yang memang sudah tidur.

Horizontal separator vessel di bedakan menjadi dua bagian, satu tipe adalah horizontal
separator konvensional seperti yang kita bahas di atas. Type yang lain, adalah horizontal
separator double-barrel. Adapun separator horizontal double-barrel bentuknya adalah
sebagaimana gambar disamping.

Perbedaan dua phase dan tiga phase dari separator adalah terletak dari phase yang
dibentuknya sebagai keluaran. Dua pase biasanya hanya memisahkan liquid (cairan) dengan
gas saja. Sedangkan untuk tiga phase separator vessel, liquid tersebut dipisahkan lagi menjadi
oil and water, jadi phase yang di pisahkan keseluruhannya adalah liquid (carian) oil, liquid water,
dan gas.
Prinsip Kerja Separator Vessel Horizontal

Prinsip kerja separator horizontal yaitu ketika terjadi aliran, maka flow dari inlet akan menabrak
diverter yang memisahkan sebagian besar gas dari fluida. Fluida tersebut nantinya akan
menetes ke bawah sedangkan gas yang sifatnya memenuhi ruang, cenderung untuk di teruskan.
Karean gas masih mengandung sedikit dari uap air, atau istilahnya droplet, maka fungsi dari mist
eliminator akan mengambil peranan untuk memurnikan gas dan memisahkan liquid yang masih
terkandung di dalam gas.

Vertical separator vessel

Lalu apa hubungannya dengan vertical separator vessel? apa pula kelemahan dan
kekuranganya di banding dengan separator vertical? apa pula bedanya separator vessel dengan
knock-drum?

Untuk membahas itu semua, saya akan pisahkan materi separator vessel vertical dari separator
horizontal. Disamping itu, beberapa perbandingan serta bagian bagian dari separator akan saya
tuliskan disitu, so silahkan baca artikel kelanjutan dari materi ini di memahami separator vessel type
vertical

Memahami Horizontal Pressure Vessel Lebih Dalam


Horizontal pressure vessel adalah tipe pressure vessel yang posisinya datar, horizontal seperti
halnya jembatan yang posisinya datar (tertidur). Pembagian pressrue vessel sendiri secara general
dapat di bedakan menjadi vessel horizontal dan vertical, namun kita kali ini akan membahas
lebih dalam mengenai horizontal vessel baik kegunaan dan komponen komponen di dalamnya.

Fungsi horizontal vessel

Jenis dari horizontal vessel biasanya ia memiliki fungsi sebagai separator (pemisah) atau ada pula
yang berfungsi sebagai drum (penyimpan). Mengenai fungsi dari separator dan drum, silahkan
baca di artikel pembagian vessel berdasarkan prosesnya Agar lebih jelas. Selain itu, heat exchanger
biasanya pula berbentuk horizontal vessel.
Bagian bagian pada horizontal vessel

Bagian apa saja yang ada di horizontal vessel? seperti pada umumnya vessel maka ia memiliki
head, shell, nozzle, manhole, wier plate dan lain sebagainya. Namun ada beberapa part, yang itu
hanya ada di horizontal vessel, yaitu saddle. Saddle atau layaknya kaki, ia merupakan
penyangga agar horizontal vessel dapat berdiri dengan baik. Umumnya dalam satu horizontal
vessel terdapat dua saddle, yang jarak satu dengan yang lainya biasanya 3/5 dari jarak tangen
ke tangen line. Jarak tersebut di dapat, agar si vessel dapat berdiri seimbang menopang
posisinya yang tidur.

Lalu yang berbeda dengan vertical, horizontal vessel memiliki expansion yang lebih terlihat.
Artinya, penambahan panjang vessel tersebut harus di akomodir dengan adanya salah satu kaki
yang flexible, biasanya kita sebut dengan sliding saddle. Saddle memiliki bentuk yang identic
hanya posisinya mirror, tapi satu sisi di baut pada pondasi (anchor bolt) dengan tetap, yang lain di
berikan slot pada saddlenya (sliding side).

Sliding dan fix saddle adalah hal yang crucial, salah menentukan ini bisa jadi terjadi failure pada
pipanya. Kenapa? Karena ekspansi itu tadi. Biasanya, untuk fix saddle itu letaknya yang paling
dekat dengan pipe rack sedangkan slidingnya berada terjauh dengan pipe rack. Penentuan fix
dan sliding saddle, dilakukan oleh tim stress analysisyang kemudian di informasikan kepada tim
mechanical.
Bagian bagian dalam saddle vessel horizontal

Saddle dalam horizontal vessel, memiliki bagian bagian lagi yang memiliki istilah tersendiri.
Saddle sebagian besar terbuat dari plat yang disususn sedemikian rupa, namun ada satu plat
dalam saddle yang perlu untuk di roll agar dapat dipasangkan dengan shellnya, yaitu wear plate.
Bagian bagian saddle yang lain adalah web plate, rib plate dan baseplate. Untuk lebih
mempelajari lebih dalam, silahkan baca di memahami saddle horizontal vessel. Untuk bisa menahan
reaksi yang terjadi pada dinding shell, maka saddle dibuat dalam sudut lebih dari 120 derajat.

Key Plan pada horizontal vessel

Satu hal yang penting dari horizontal pressure vessel, ia memerlukan tempat atau lokasi di mana
ia dipasangkan dalam drawingnya, kita mengenalnya dengan key plan. Key plan adalah lokasi
penempatan (arah ) posisi vessel terhadap sumbu acuan, biasanya arah utara (plan north).
Dalam keyplan, disana disebukan pula di mana sisi sliding dan fix saddlenya. Sehingga kita tau,
si vessel ini akan di hadapkan ke mana ketika berada di lapangan?

Ketinggian horizontal vessel

Ketinggian disini bukan ketinggian dari vesselnya, alias ukuran besar nya vessel. Tapi lebih ke
seberapa tinggi horizontal vessel di tempatkan diatas permukaan tanah. Untuk meletakan
dimana posisi ketingian horizontal vessel, biasanya mengacu pada PID. Karena dari Piping and
instrument diagram, department proses telah menentukan berapa ketinggian efektiv dari vessel.
Pertimbangannya adalah net positive suction head (NPSH) pada pompa, yang pada intinya
menjaga agar isapan pompa tetap prima.

Internal Ladder Horizontal Vessel


Satu hal yang perlu di pertimbangkan dalam horizontal vessel adalah masalah ladder internal.
Ketika diameter vessel itu cukup besar, maka diperlukan ladder di dalam horizontal vessel yang
nantinya akan membantu si operator yang masuk dari menhole ke dalam vessel ketika
melakukan maintenance. Yang perlu di perhatikan dalam internal ladder adalah arahnya, kadang
suka terbaik bukannya tangganya menghadap ke bawah, tapi malah ke atas.

Lalu untuk ladder atau tangga yang di gunakan untuk turun, usahakan di beri pula satu anak
tangga yang berada di atas manhole, tujuannya untuk pegangan ketika si operator turun dari
manhole.
Projection Nozzle Horizontal Vessel

Untuk projection nozzle, yaitu jarak terluar nozzle dari centerline vessel, pada umumnya sama
halnya dengan vertical vessel. Namun yang membuat perbedaan untuk projection nozzle
horizontal vessel ini, untuk nozzle yang orientasinya ke atas (0 degree), ukuran projectionnya
lebih besar daripada nilai projection yang mengarah ke samping. Kenapa demikian? Karena
beberapa vessel horizontal yang memiliki platform, kita memerlukan tambahan ketinggian agar si
flange tidak bersentuhan dengan
platform, terutama pada grattingnya.

Coba kita hitung, tinggi chanel untuk platform paling tidak 100 mm, untuk grattingnya 25 mm.
Berarti untuk tebal platform sendiri sudah memakan 125 mm, ditambah jarak minimum projection
flange 50 mm, belum lagi untuk ketinggian flange agar tidak menyentuk grating 150 mm. Jadi
total, minimum projection untuk flange dari titik terluar shell (bukan dari CL vessel) adalah 325
mm. Oleh karenanya, jarak projectionnya biasanya lebih besar.

Semoga uraian singkat ini dapat menambah wawasan anda dalam mendalami masalah horizontal
vesse

Istilah Istilah Dalam Pressure Vessel

Pressure vessel menurut salah satu literature, vessel dianggap sebagai jantungnya sebuah industri
pengeolanan dan kimia. Apa penyebabnya? karena ada proses yang terjadi di dalam pressure
vessel. Dalam reactor, ada perubahan kimia. Dalam column atau fraksinasi tower, proses
pemisahan terjadi. Oleh karenanya, penempatan vessel baik dari orientasi dan lokasi nozzelnya
menjadi pertimbanan penting.

Hal yang tak kalah penting adalah bagi anda yang memang berada di mechanical, anda harus
mengerti apa itu vessel, bagian bagian vessel termasuk istilah apa saja yang digunakan dalam vessel.
Walaupun tidak semua terminology akan saya tuliskan di sini, tapi paling tidak anda bisa
memahami sedikit dari istilah istilah vessel yang paling umum digunakan.

Anchor bolts adalah baut yang di pasangkan pada concentrate pondasi guna mengokohkan
kedudukan vessel agar tidak bergerak. Lebih lengkap tentang bolt, silahkan baca
artikel Perbedaan Machine Bolt dan Stud Bolt

Access opening adalah bentuk lingkaran (seperti lubang) pada skirt vessel, yang memungkinkan si
operator untuk masuk dan melakukan maintenance. Beberapa istilah lain menyebutkan nya
dengan access hole

Base plate adalah plat datar bagian dari vessel yang letaknya plaing bawah, ia bersentuhan
langsung dengan pondasi.

Baffle adalah plat penahan aliran yang terdapat didalam equipment vessel. Biasanya baffle
terdapat setelah nozzel dengan tujuan agar aliran nozzel tidak langsung muncrat, tapi tertahan
dan jatuh ke bawah.

Davit adalah alat yang fungsi utamanya untuk pengangkut di vessel, biasanya di letakan dengan
sambungan soket yang nantinya dapat untuk mengangut blind flange. Kalau untuk column,
biasanya di sebut column davit, ia berfungsi untuk mengangkat relief valve, trays dan internal
vessel lainya.

Hinges adalah mekanisme untuk mengangkat atau memindahkan blind flange yang merupakan
penutup dari mainhole. Fungsi hinge sama seperti davit, bentuknya saja yang berbeda.
Digunakan davit atau hinges, karena blindflange cukup berat dan operator tidak akan mampu
untuk mengangkatnya. Bedanya, kalau hinges mengunakan mekanisme buka tutup, kalau davit
mekanismenya digeser si blind flangenya.
Downcomers adalah plat kotak yang di baut pada shell dan trays, biasanya berada di dalam
cloumns. Ia bertugas untuk mengiring fluida dan untuk mencegah agar aliran uap tidak
melewatinya. istilah lain menyebutnya dengan downpour.

Flange adalah salah satu jenis dari sambungan yang menghubungkan vessel dengan pipa atau
ekuipment lainya. Flange ini merupakan bagian dari nozzle. lebih lengkap tetang flange, baca di
artikel jenis jenis flange

Head adalah ujung penutup dari vessel ataupun tank

Hemispherical head adalah tipe dari head yang berbentuk setengah bola, lebih lengkap ada di
artikel type head pada vessel

Ladder dan cages adalah tangga serta kurungannya (cages), cages berfungsi untuk mencegah
agar operator tidak jatuh dari tangga, disamping itu memiliki efek psikologis berupa keamanan
bagi si operator ketika menaiki tangga.

Legs adalah pipa (atau bahan plat lain) yang berfungsi untuk menyangga pada vertical vessel,
mengantikan fungsi skirt. kalau skirt di ibaratkan rok, maka leg ini adalah seperti halnya kaki.

Manhole adalah nozzle, bedanya ia tidak di koneksikan dengan pipa hanya ditutup dengan blind
flange. Yang nantinya manhole ini berfungsi untuk ruang akses bagi operator yang akan masuk
ke dalam vessel baik untuk maintenace atau pemasangan internal vessel.

Nozzle adalah ruang keluaran atau masukan dalam vessel, terbuat dengan atau tanpa potongan
pipa yang di las dengan flange. silahkan baca bedanya nozzle dengan flange

Platforms adalah tempat dudukan atau pijakan yang berada di luar vessel, untuk melengkapi
silahkan baca bagian bagian dari pressure vessel

Reinforcing pad adalah plat yang dibentuk seperti lekukan shell atau head yang akan di las
dengan nozzel, berfungsi untuk memperkuat nozzle.

Saddle adalah seperti halnya kaki pada manusia, ia merupakan penyangga dari horizontal vessel
yang terbuat dari susunan plat.

Shell adalah sisi melingkar dari vessel atau tank.

Sleve opening adalah lubang yang dibuat pada skirt, yang memungkinkan agar pipa yang melewati
skirt dapat keluar. Mirip dengan access opening, bedanya ini untuk pipa bukan orang.

Skirt adalah penyangga, sama dengan saddle hanya bedanya untuk skirt menyangga vertical
vessel yang bentuknya seperti rok karena menyelubungi vessel.

Skirt vents adalah lobang kecil pada skirt untuk menghindari terakumulasinya gas yang berbahaya
di dalam skirt.

Tray adalah pemisah, adalah bagian dalam pada vessel, fungsinya untuk menahan fluida yang
masuk ke equipment, supaya fluida yang masuk dari nozzel tidak langsung jatuh kebawah. Tray
ini memungkinkan untuk melewati gas agar naik ke atas, sedangkan fluida cair akan tetap
tertahan. Dan biasanya tray dibuat bertingkat, lebih lengkapnya baca di artikel cara kerja tower
atau column

Vortex braker adalah alat yang berada di dalam vessel pada ruang keluaran vessel, biasanya di
bagian (nozzel yang mengalir ke) bawah yang fungsinya memecah pusaran guna mengcegah
cavitasi.

Weir plate adalah pemisah dalam horizontal vessel. Weir plate bertugas memisahkan oil dan
water agar tidak tercampura seperti halnya pada jenis separator vessel. untuk mengerti seperti
prinsip kerja separator vessel, dapat di lihat di artikel saya pembagian vessel berdasarkan prosesnya.
Weirplate juga perlu di pertimbangkan untuk maintenacenya, oleh karenanya satu setiap satu
bagian horizontal vessel yang dipisahkan oleh weirplate, maka di beri satu main hole. Jadi dalam
satu vessel, bisa terdapat 2 manhole

Pembagian Vessel Berdasarkan Prosesnya


Pada dasarnya, Pressure Vessel dapat dilihat proses yang terjadi didalamnya hanya dengan melihat
namanya. Memang saya atau bahkan beberapa di antara anda bukan lah orang proses, tapi
tidak ada salahnya kita belajar mengenai proses supaya kita tau apa yang terjadi didalam vessel
tersebut. Dan pada akhirnya kita tau, desain piping apa yang cocok untuk sekitar vessel
tersebut.

Sebenarnya tulisan ini didasarkan oleh keingintahuan saya pribadi sewaktu di mekanikal, saya
melihat banyak nama-nama pressure vessel yang bermacam-macam. Ditambah, atasan saya
pernah bilang, kalau dari nama sebuah vessel, kita akan tau proses apa yang terjadi didalamnya.
Oleh karenanya saya berusaha menuliskannya.

Untuk penamaan atau pengklasifikasian pressure vessel, tidak ada aturan baku didalamnya.
Beberapa literature menyebutkan bahwa kalau vessel itu adalah wadah yang memuat fluida
bertekanan. Sedangkan untuk memuat fluida tidak bertekanan dinamakan dengan drum, oleh
karenanya drum dimasukan ke kategori tank. Soalnya tank tidak digunakan untuk memuat fluida
yang bertekanan, sedangkan vessel digunakan untuk memuat fluida bertekanan.

Saya tidak akan memperdebatkan beberapa istilah dan cara pengklasifikasian vessel tersebut,
namun saya akan mengabungkan beberapa literature dan membagi beberapa vessel dalam
golongan seperti berikut ini:

1. Separator vessel
Separator adalah jenis dari vessel yang digunakan untuk memisahkan. Sesuai
namanya, separate yang artinya memisahkan. Biasanya ia digunakan untuk memisahkan air,
minyak dan gas dari crude oil yang masuk kedalam vessel ini.

Separator sendiri dibagi menjadi dua type, yaitu test separator dan production separator.
Pengertiannya adalah test separator digunakan untuk mengukur berapa kadar produksi dari
sebuah sumur, darisini kita tau berapa laju produksinya. Sedangkan untuk production separator,
ia bertugas untuk memproduksi. Artinya Minyak yang telah dipisahkan dari air maupun gas
lainya, hasil tersebutlah yang nantinya akan digunakan oleh unit produksi. Entah di jual atau di
olah kembali untuk di murnikan.

Sekarang kita mempelajari proses kerja dari separator, lihatlah pada gambar di atas. Crude oil
yang masuk dalam saluran inlet, ia masih mengandung unsur air dan gas. Unsur tersebut
kemudian dipisahkan di dalam separator.

Air (yang berwarna biru) yang masa jenisnya lebih tinggi, maka akan selalu berada di bawah dan
ia kemudian akan tertahan oleh adalanya bavel. Sedangkan oil (yang berwarna hitam) akan
diteruskan, karena ia memiliki masa jenis lebih rendah maka ia berada di atas air. Sedangkan
untuk kandungan gasnya, akan tetap berada di atas kemudian di keluarkan lewat jalur gas
sendiri. Masing masing dari ketiga fase tersebut, tidak bercampur dan di pisahkan melalui outlet
masing masing.

Dari hasil yang telah di pisahkan, biasanya masih belum sempurna. Oleh karenanya dalam satu
plant biasanya terdiri tidak hanya satu separator, biasanya setelah pemisahan pertama akan ada
pemisahan tingkat ke dua oleh 2 stage separator atau kalau perlau sampai 3 tingkat pemisahan
untuk menjamin kualitas fluida yang di pisahkan cukup baik.
Untuk separator sendiri, tidak hanya bebentuk vessel horizontal, ada pula separator vertical.

2. Drum Vessel
Drum Vessel adalah jenis vessel yang digunakan untuk menampung fluida, jadi tugas utamanya
adalah menampung fluida baik dari destilator atau condenser. Fluida tersebut kemudian
dipompakan ke proses yang lain, ke pembuangan atau bahkan ke unit produksi.

Yang termasuk di dalam kategori drum adalah type yang digunakan untuk refluxing (mengalirkan
kembali), surge, suction dan jenis pengumpul cairan lainya. Kalau di bagi secara umum, drum
seperti halnya vessel dapat dibedakan menjadi drum horizontal atau vertical.

Drum ini, ada yang dapat berdiri sendiri ada pula yang berhubungan dengan ekuipment lain.
Misalnya refluxdrum, karena ia mengalirkan kembali fluida, maka letaknya biasanya bederkatan
dengan pompa sebagai alat untuk mengalirkan fluida.

Drum ini dapat di bagi menjadi beberapa jenis, saya sebutkan diataranya adalah :

a. Separator Drum
Sebagian reverensi menyebutkan kalau separator termasuk jenis drum, karena menampung
fluida. Namun saya tidak memperdebatkannya, dan saya sudah menjelaskan sebelumnya.

b. Reflux Accumulator Drum

Pada umumnya reflux accumulator adalah jenis horizontal vessel tanpa internal part (vessel
kosong, dalemnya tidak di isi apa apa) yang bertugas untuk mengumpulkan fluida dan kemudian
mengalirkannya sebagain kembali ke fractionation top tray

c. Knockout Drum
Drum jenis ini bertugas mengumpulkan fluida dari pipa yang masih memiliki kandungan gas.
Fluida dipisahkan dengan mengunakan demister, suatu pengumpul fluida seperti layaknya
saringan, setelah fluida terkumpul maka ia akan jatuh ke bawah oleh gaya grafitasi.
d. Flash Drum
Adalah tipe vessel yang digunakan untuk menguapakan seluruh atau sebagian dari cairan
(liquid) yang bertekanan tinggi dengan menempatkannya pada vessel yang bertekanan rendah.

e. Blowdown Drum

Adalah tipe dari vessel yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengeluarkan gas sisa yang
terjadi dari sebuah system ke udara bebas secara aman.

f. Reactor
Reactor adalah jenis vessel yang digunakan untuk reaksi kimia. Vessel ini memuat katalis (suatu
zat seperti tepung yang berfungsi sebagai perantara zat lainnya) kemudian katalis tersebut
dikembalikan (regenerates) ke dalam reactor untuk digunakan kembali.

3. Tower Vessel

Tower atau istilahnya column, column adalah ekuipment yang paling utama dalah sebuah proses
facility. Column biasanya berbentuk vertikal vessel, dalam sebuah plant ia paling menonjol
karena bentuk vesselnya paling tinggi sendiri di banding vessel yang lain. Tower ini digunakan
untuk menyaring dan memisahkan bahan mentah (crude oil) yang masih terdiri dari berbagai
macam fase, disebut juga dengan fractionation column.
Seperti kita tau, Minyak mentah atau crude oil adalah campuran dari hidrokarbon yang memiliki
titk didih berbeda beda. Antara 38c sampai dengan 760. Pemisahan ditower ini memanfaatkan
titik didih yang berbeda beda. Untuk penjelasan lebih detail mengenai tower, kita akan sambung
di materi cara kerja tower atau column selanjutnya.

Fungsi Fix and Sliding Side Pada Vessel


Fix side and sliding side. Istilah fix atau sliding side biasanya terdapat pada vessel type horizontal.
Fix dan sliding side sejatinya ada pada support yang bertype saddle. Pertanyaan sederhana,
kenapa kita memerlukan fix slide atau sliding side?

Sederhana jawabannya, seperti kita mengulang ke bangku sekolah dimana kita mengenal
bahwa setiap benda dapat memuai atau istilah sederhana nya dapat bertambang panjang. Jadi
kecenderungan benda (terutama logam), kalau kena panas ia akan mengalami pertambahan
panjang walaupun tak tampak di mata. Besarnya nilai pertambahan panjag itu kita kenal dengan
koefiesien muai, yang nilainya berbeda antara satu dan lainnya.

Lalu kalau benda itu memuai kalau kena panas, bagaimana kalau kena dingin? ia pun
mengalami penyusutan (contraction). Sekarang kembali lagi ke pressure vessel, tergantung di
temprature berapa ia digunakan maka ia akan mengalami pemuaian atau penyusutan. Nah
sliding side itulah yang akan mengakomodir nilai penyusutan atau pemuaian dari si vessel
dengan tujuan mencegah kerusakan vessel yang secara ekstrim di tunjukan gambar di atas.

Idealnya pada satu vessel, satu saddle menggunakan fix alias tetap, sedangkan yang lain
menggunakan sliding side. Indikasi untuk penentuan sliding side, biasanya dari angka 70 deg F
(21 deg C) baik yang ke atas atau ke bawah. Ada satu hal yang diperhatikan, untuk saldde yang
bergerak lebih dari 3/8 inc, biasanya ia di ajukan untuk mengunakan bearing saddle.

Sliding side disini jangan di artikan secara harfiah langsung dari kata sliding. Dulu saya pikir
yang namanya sliding itu berarti harus mengunakan bola atau apapun yang bisa berputar.
Ternyata yang namanya sliding side itu hanya sebatas ruang, ruang yang memungkinkan si
saddle dapat bergerak walaupun telah di achor bolt(baut).

Satu hal lagi, penentuan sliding side biasanya oleh orang stress analisis. Dengan pertimbanngan
pipa yang masuk dan expansi terhadap vessel tersebut, jadi bukan oleh orang mekanikal yang
menentukan. Karena yang lebih berkepentingan disini adalah orang piping dimana nantinya akan
ada stress pada piping, kalau stress itu melebihi batas yang di ijinkan akan berakibat berakibat
shut down plant.

Kaidah umum untuk menentukan fix atau sliding side adalah :

1. Fixed saddle diletakan dekat pipe rack


2. Fixed saddle diletakan dengan pipa yang diameter terbesar, (pipa piperack pararel)

Dan untuk penentuan sliding side, terutama untuk junior engginer, jangan sampai tebalik.
Maksudnya kita harus tau dahulu vessel ini digunakan untuk apa? kalau ia di temprature rendah
maka gunakan type yang mengarah ke penyusutan, apabila ia memang untuk expansi, berikan
ruang untuk expansi. Jangan sampai secara wujud memang ada sliding side, tapi kita keliru
dalam memberikan antara pemuaian atau penyusutan.

Type Head Pada Vessel

Salah satu bagian dari vessel (seperti yang pernah saya jelaskan dalam bagian bagian pressure
vessel) adalah head, atau istilahnya kepala. Head pada vessel sendiri terdiri dari berbagai macam
jenis, yang setiap darinya memiliki fungsi masing masing. Ada beberapa buku yang menjadi
rujukan, seperti buku Pressure Vessel Handbook, karangan Eugen F. Megyesy ataupun
Pressure Vessel Design Manual karangan Deniss Moss, namun keduanya tidak memberikan
detail mengenai type head.
Di lain literatur, memang ada yang menjelaskan type head namun bukan dari sisi fungsi
melainkan gaya yang bekerja kepadanya. Dan lewat artikel ini, saya berusaha untuk
mengkombinasikan dengan pengalaman dan ilmu yang saya dapet dari kerjaan, saya akan
membaginya menjadi beberapa bagian.

Jenis head pada vessel


1. Elliptical (elipsnoidal head)

Elipsnoidal head adalah type yang paling umum, head ini seperti namanya yaitu di bentuk oleh
ruang elips. Biasanya paling umum adalah type 2:1 elipsnoidal. Pertanyaan sederhana, kenapa
2:1? ya karena ini elips, jadi antara diameter vertikal dan horizontal perbandingannya sekitar 2
banding 1. Berbeda dengan bentuk lingkaran normal yang baik horizontal maupun vertikal
memiliki nilai radius yang sama.

2. Type Hemisperical

Hemi sperical, dikenal juga dengan sebutan shapre, yaitu head yang di buat dengan diameter
sempurna R. Kalau kita kenal dengan bola, jenis head ini adalah setengah dari bola.

3. Type Conical

Cone ini salah satu jenis head yang selanjutnya, meski jarang saya temu di beberapa proyek,
namun saya pernah menemuinya di pig. Pig receiver atau pig laucher menggunakan jenis cone
ini, meski pada dasarnya pig bukan lah vessel atau equipment.
4. Type Torispherical

Torisperical ini termasuk jenis selanjutnya, jenis torispherical adalah yang paling umum. Memang
agak sedikit membingungkan antara type torispherical dengan 2:1 elipsnoidal. Lain waktu, kalau
memang saya mengetahui apa perbedaan mendasar, saya akan bagikan kembali di web ini.
Yang sebatas saya tau, torispherical adalah type head yang di rekomendasikan oleh ASME.

Untuk type torispherical ini ia memiliki cown radius R dan juga kita mengenal jenis knuckle
disini, yaitu bagian samping dari sisi sisi head. Dibagian knucle inilah biasanya kita tidak boleh
ada nozzel seperti hal yang diungkapkan oleh asme. Salah satu yang saya tangkap, karena
bagian ini adalah yang paling tipis, bagian yang mengalami penyusutan ketebalan paling besar
ketika head dibentuk melalui proses forging.

5. Type Flat

Sesuai namanya, vessel ini memiliki head berupa flat alias tidak berbentuk cekung. Saya sendiri
belum pernah menemuinya dalam pembuatan, tapi kalau di beberapa literatur seperti yang saya
sebutkan di awal, memang disebutkan jenis ini.
6. Type Flange
Flange juga bisa di jadikan sebagai head, biasanya di gunakan untuk yang type vertikal dengan diameter
yang tidak terlalu besar. Ada pula yang memang menggunakan head type flange, coba saja kita melihat
Shell and tube heat exchanger (STHE), biasanya pada bagian headnya ada yang mengunakan type flange
dengan tujuan mempermudah untuk instalasi tube.

Itulah beberapa type head, mungkin ada beberapa yang kurang detail penjelasannya, lain waktu
dan kesempatan insyaaloh saya akan membahas kembali mengenai type head pada vessel.

Stress Pada Vessel


Stress pada vessel, analisa tegangan pada vessel perlu diketahui untuk menentukan apakah
vessel itu nanti aman atau tidak ketika di operasikan, yang pada akhirnya akan menentukan pula
berapa tebal plat yang digunakan dalam bagian bagian vessel.
Sebelum ke arah sana, kita harus paham terlebih dahulu apa itu stress?
Mempelajari stress, sama halnya kita kembali lagi ke bangku kuliah dimana kita akan
mempelajari gaya yang bekerja pada suatu benda. Sebenarnya erat hubungan antara gaya dan
stress, dimana gaya tersebut lah yang nantinya akan menentukan stess.

Stress sendiri itu apa si?


Kalau menurut bahasa tehnik, stress diartikan sebagai gaya persatuan luas.

Stress () = Force / Cross Sectional Area

Jadi kalau ada ada gaya tertentu yang mengenai suatu bidang, maka stress akan besar kalau
luasan areanya semakin kecil. Atau kalau dengan luasan area sama, maka stress akan lebih
besar ketika gaya yang mengenainya besar. Stress dalam vessel sendiri di bagi menjadi
beberapa bagian, yaitu?

Longintudinal Stress
Longitudinal stres adalah gaya dimana terjadi pada arah aksial, atau arah sepanjang pipa (kalau
benda itu pipa). Kalau pada vessel terjadi pada shell yang arahnya memanjang, arah yang
memanjang itulah yang dinamakan longitudinal stress. Jadi kalau kita perhatikan, maka
longitudinal stress sperti gambar di bawah ini :

Mari kita jabarkan, stres yang terjadi sepanjang longitudinal (SL) adalah F/A, artinya gaya
perluasan. Gaya sendiri bisa di pecah menjadi, tekanan dikali dengan luasan tertentu (P*A).
Sehingga ketemulah nilai akhir PD/4t.

Longitudinal dikenal pula dengan axial stress, karena memang arahnya yang serarah aksial.

Tangential stress
Tangential stress dikenal pula dengan hoop stress, yaitu stress yang seolah membelah pipa
menjadi dua bagian. Ketika tekanan dalam pressure bekerja kesegala arah, maka gaya dari
dalam inilah akan (seolah olah) membelah pressure menjadi dua bagian, dan itulah yang
dinamakan sebagai tangential stress. Agak sedikit membingungkan memang, apalagi
dibandingkan dengan radial stress. Tapi kita buat simpel aja, kalau tangensial itu adalah gaya
yang membelah si vessel sedangkan untuk radial stress, gaya yang menyeluruh ke dinding
vessel, jadi sifatnya melingkar se seluruh dinding si vessel. Untuk perumusan tangential stress,
adalah sebagai berikut.

Sebenarnya ada beberapa stress lagi yang di kenal dengan shear stress atau pun tensile stress,
namun dua stress ini yang paling penting diketahui dalam pressure vessel. Nantinya, dua jenis
stress ini akan berpengaruh pada longitudinal dan circumferential seams, yaitu las lasan searah
longitudinal dan cirkumferintal yang akan saya bahas lain waktu. Semoga menambah
pemahaman anda mengenai Stress Pada Vessel.

Bagian Bagian Dalam Pressure Vessel


Bagian bagian pressure vessel, sebagai suatu konsep dasar sebelum seseorang mendesain
pressure vessel, ia harus terlebih dahulu paham nama nama atau bagian bagian dari pressure
vessel itu sendiri. Sebagai contoh, ketika orang menyebutkan head, kalau ia belum tau bagian
dari vessel, ia akan kebingungan dimana head itu?
Oleh karenanya, mari kita pelajari bagian bagian dari pressure vessel
1. Head

Head adalah bagian penutup dari vessel, seperti namanya yang di ambil dari bahasa inggris, ia
berarti kepala. Head sendiri itu ada di bagian kanan dan kiri untuk vessel horizontal, atau untuk
vessel vertikal ia berada di bagiaan atas bawah. Tipe head sendiri pun ada beramacam macam,
ada yang torisperical, shpere, elipsnoidal, cone atau bahkan flange. Semua tergantung
penggunaan dan juga dari pressure yang berkerja pada vessel itu sendiri. Tipe yang paling
sering kita temui adalah tipe elipsnoidal, yang di dalamnya ada bagian yang namanya knucle.

2. Shell
Shell adalah bagain dari vessel yang berbentuk silinder, yang menyelubungi dari vessel itu
sendiri. Shell merupakan plat lembaran yang kemudian di bentuk (di roll) sampai nanti akhirnya
menjadi silindris. Kalau head adalah bagian kepala, si shell ini adalah bagian badan atau
tubuhnya. Shell ada juga yang tidak melalui prosses rol, biasanya ia di forging.
Contoh sederhana seperti kita lihat di hidran, ia tidak ada las lasannya di bagian tenggah karena
ia langsung di bentuk dari plat.

3. Support

Support di sini adalah penyangga, dimana kita tau vessel tersebut tidak bisa berdiiri sendiri, ia
butuh penyangga agar ia dapat berdiiri. Dan penyangga itulah yang dinanamakan support.
Seperti yang saya jelaskan di artikel sebelumnya, pembagian pressure vessel, dimana saya
pernah menyingung mengenai vessel vertikal dan horizontal. Untuk pressrue vertikal, kita
mengunakan penyangga berupa skirt dan leg, ada beberapa juga yang menggunakan lug.
Sedangkan untuk vessel horizontal, kita gunakan yang namanya sadle. Bentuknya, seperti di
gambar di bawah ini.

4. Nozzle
Nozzel adalah sebuah mekanisme koneksi atanra vessel dengan piping. Sebagainama kita tau,
pressure vessel adalah unit pengolahan, sedangkan piping adalah jalan dari fluida yang akan di
olah. Nah fluida yang dari piping inilah yang nantinya akna di masukan ke dalam pressure
vessel, untuk menggabungkan antara vessel dan piping, itulah nozzel. Nozzel pada dasarnya
adalah saluran, dimana saluran tersebut menggunakan penyambung jenis flange. Apa itu
flange? Flange adalah mekanisme penyambungan antara komponen satu dengan yang lain.
Contoh sedernaha penyambungan adalah dengan type ulir, misalnya kita ingin menyambungkan
satu paralon dengan kran air misalnya, antara kran air dengan paralon terdappat ulir atau tread.
Ulir tersebutlah sebagai media pengencangkan antara dua komponen tersebut. Nah kalau ini
menggunakan type flange, yang bentuknya seperti gambar di atas.

5. Platform

Platform sebenarnya tidak mutlak ada di sebuah vessel, karena ada vessel tertentu yang
memang tidak membutuhkan plaform. Platform sendiri adalah tempat orang berjalan atau
meletakan ekuipment di dalam sebuah 'site', kurang lebih seperti itulah pengertiannya. Soalnya
emang agak sulit untuk di jelaskan lewat kata kata, tapi kalau lihat gambar di atas, semoga lebih
paham maksudnya.

Lima bagian paling umum di atas adalah yang paling umum, lain kesempatan mungkin saya
akan membahas mengenai detail daripada bagian bagian pressure vessel

Cara Menghitung Panjang Pipa Karena Thermal Expansion

Beban pipa dan thermal expansion pipa, merupakan dua kalkulasi yang sering di gunakan.
Walaupun ada software stress analysis sekelas caesar yang mampu mengetahui beban load
atau beban pipa, termasuk pula expansi pipa. Namun tak ada salahnya untuk mengetahui
bagaimana cara menghitung manual kedua beban pipa tersebut.Dan si sini saya akan fokus
membahas mengenai perhitungan panjang pipa karena thermal expansion.

Sebenarnya, di dorong keingin tahuan saya "gimana caranya menghitung panjang expansi pipa",
jadilah tulisan ini. Tujuannya, ya sebagai sebuah catatan kecil kalau suatu saat saya lupa, saya
bisa lihat rumus dan caranya di blog ini, itung itung bagi ilmu juga.

Sebelumnya, saya membahas mengenai perhitungan load pada pipa yang dalam hal ini berat pipa
yang kita sering temui di loading data information. Menghitung beratnya sudah, sekarang saya
membahas mengenai perhitungan panjang pipanya. Baiklah, sekarang kita mulai menghitung :

1. Cara Menghitung Thermal Expansion Pipa


Menghitung thermal expansion pipa itu sangat dibutuhkan terutama pada saat kita menemui pipa
yang sangat panjang, dengan mengetahui berapa thermal expansionnya, kita akan tau berapa
jarak pipa akan bergerak. Bergerak di sini bukan dalam artian sebenarnya, maksudnya pipa itu
akan bergeser atau berpindah tempat sepanjang berapa meter.

Tujuan utamanya, kita bisa mengetahui apakah pipa itu clash (bentrok) dengan pipa lainya,
(misalnya di belokan atau pipe rack, dimana ada pipa lain di sebelahnya), apakah di perlukan
loop di pipa tersebut, apakah di perlukan long shoe atau apapun berkaitan dengan thermal
expansion pipa.

Yang Menyebabkan Thermal Expansion Pipa


Sebelum membahas lebih jauh tentang thermal expansion pipa, pertama yang perlu di ketahui
adalah apa saja yang menyebabkan thermal expansion pipa? trus apa juga akibatnya kalau kita
tidak awarn terhadap thermal expansion pipa ini?

1. Perubahan Temprature Pipa


Seperti yang kita pelajari di bangku sekolah, bahwa logam yang terkena panas akan memuai
(bertambah panjang), maka demikian pula lah dengan pipa. Perbedaan atau perubahan suhu
pada pipa tidak hanya di pengaruhi oleh iklim seperti halnya matahari, melainkan fluida yang
mengalir di dalamnya. semakin tinggi suhu fluida, maka semakin besar pula pemuaian atau
expansi dari pipanya.

2. Jenis Material Pipanya

Pipa berbeda, ia memiliki coefisien thermal expansi berbeda, yang pada akhrinya pertambahan
panjangnya dengan suhu yang sama akan berbeda pula.

Disamping adalah gambar sederhana mengenai linier koefisien thermal expansion, berbeda
material pipa, maka berbeda pula koefisiensinya. Yang artinya, perbuahan expansi pipa nya
akan berbeda pula, dengan kenaikan suhu yang sama satu jenis pipa bisa lebih panjang muai
nya dan yang lain bisa lebih pendek.

Rumus Thermal Expansion Pipa,


Secara dasar, rumus perhitungan expansi pipa adalah sebagai berikut :

delta L = exp. coeff. x delta T x L

Mean Expansion Coefficient 10-6 (in/in oF)

Material Temperature Range (oF)

-32 32 - 212 32 - 400 32 - 600 32 - 750 32 - 900 32 - 1100 32-1300

Alloy Steel 7.7 8 8.4 8.8 9.2 9.6 9.8

(1% Cr. 1/2% Mo)

Mild Steel 7.1 7.8 8.3 8.7 9 9.5 9.7

(0.1 - 0.2% C)

Stainless Steel 10.8 11.1 11.5 11.8 12.1 12.4 12.6 12.8

(18% Cr. 8% Ni)

Untuk lengkapnya mengenai tabel di atas, silahkan


kunjungi http://www.engineeringtoolbox.com/thermal-expansion-pipes-d_283.html

Untuk contoh dan kalkulasinya, pernah saya bahas di Piping quiz 1, pertanyaan jawaban mengenai
pipa. Quiz ke 14.

Rumus praktis thermal expansion pipe


Sekarang saya tidak akan mengukana rumus di atas, bukan berarti salah, namun karena kita
bukan lagi di dunia pendidikan, melaikan langusung ke dunia industri. Saya lebih
merekomendasikan perhitungan expansi by fluor danil, alesannya di samping praktis ia juga di
lengkapi data berbagai macam material pipa, jadi kita langsung bisa praktek. dan jangan
khawatir, saya juga akan membagikan pdf dari fluor ini di akhir artikel sehingga bisa buat
pengangan.

Rumunya adalah :

delta = e x L

dengan :
delta = Perubahan panjang (thermal expansion)
e = linier koefisien thermal expansion
L = Panjang nya pipa

By multiplying coefficient of thermal exp to its length

Contoh sederhana seperti ini,

Saya punya pipa 100ft (30m) dengan bahan carbon steel yang suhu fluida di dalamnya adalah 65 C (150
F),

Pertanyaanya,
Berapa panjang expansi dari pipanya?

Jawaban
delta = 0.61 [inch/100 ft] x 100 [ft]
= 0.61 [inch]
= 15mm

Dari jawaban di atas, pipa sepanjang 30 m carbon steel akan berexpansi sepanjang 15mm,
bayangkan kalau si pipa ini lebih dari panjang itu. Misalnya pipa di sleeper dengan panjang
120m, maka ia akan berexpansi sepanjang 60mm, 4 kalinya dari perhitungan di atas. Kalau pipa
itu lurus dan stopper berada di tengahnya, maka panjang 60mm itu akan di bagi kedua sisi, yakni
satu sisi ujung bawah dari pipa (awal) sebesar 30mm, dan ujung atasnya sebesar 30mm. Maka
pipa itu harus free dari pipa lainya sebanyak 30mm, agar tidak clash atau bentrok ketika
expansi.

Semakin panjang pipa lurus, maka semakin besar pula nilai expansinya, oleh karenanya maka di
perlukan loop, sebuah belokan yang mengakomodir dari expansi ini.

Apa Akibat dari Termal Expansi Pipa


Termal expansi pipa, tentu berimbas terhadap hal lainya dalam susunan pemipaan ini. Apa
imbasnya, itu yang perlu kita waspadai agar tidak menimbulkan kerugian.

1. Clash dengan pipa atau support

Clash dengan pipa lain adalah kemungkinan yang terjadi manakala expansi, jadi pastikan jarak
antara pipanya tidak terlalu berdekatan sehingga ketika pipa yang satu expansi, ia tidak
menabrak pipa sebelanya. Lihat juga support atau bahkan insulasinya cukup space ketika pipa
expansi, karena kalau tidak ya akhirnya clash juga. Ujung ujungnya, bisa rusak si insulasi.

2. Need Long Shoe


Karena pipa yang berexpansi boleh di bilang bergerak ke arah axialnya, maka yang perlu di
waspadai adalah shoe nya (kalau pipa tersebut menguankan shoe). Karena, di ujung pipa, ia
mendapatkan pergerakan yang paling besar. Pastikan shoe di ujung pipa mengunakan long
shoe, yaitu shoe dengan panjang kakinya lebih dari ukuran standard.

Kalau tidak mengunakan long shoe, bahaya lebih parah akan bisa di timbulkan antara lain
support tersbut akan jatuh (karena bergesar). Dan kalau sudah jatuh ada dua bahaya yang
mengancam, support sebelumnya akan mengalami kenaikan beban (karena kehilangan support
yang terjatuh tadi, dan yang paling parah kalau si fluida kembali ke suhu normal maka pipa itu
akan tertarik dengan kondisi shoe yang jatuh akan menjadi penahan (karena tidak dapat kembali
ke posisi semula).
3. Stress On Elbow
Ini faktor yang perlu di waspadai, tapi saya pikir tidak perlu terlalu di khawatirkan karena pipa
pipa besar biasanya sudah termasuk critical line, dan biasanya sudah di hitung oleh team stress
engineer. Yang perlu di ketahui bahwa, kalau load nya berlebihan, maka akan terjadi stress pada
elbow tersebut.

Menentukan Berat Pipa untuk Pipe Loading Information Drawing

Loading info adalah gambar yang menampilkan beberapa berat pipa yang akan di support oleh
pipe rack, slipper, atau platfrom. Berat berat pipa tersebut akan kita informasikan dan di susun
dalam sebuah drawing, lalu akan kita informasikan atau berikan ke civil. Tujuannya untuk apa?
agar civil dapat menentukan dan menghitung berapa kekuatan support yang akan di gunakan.

Loading information biasanya dibuat oleh department piping, dengan terlebih dahulu menghitung
berat masing masing pipa. Ada kalanya loading info itu berasal dari piping stress, untuk pipa pipa
yang besar dan sifatnya critical. Namun loading data dari team stress biasanya bersifat individual
pipe, alias pipa pipa yang critical saja dan biasanya hanya satu dua pipa.

Namun, untuk pipa pipa di rack, atau di slipper misalnya, yang sifatnya banyak dan kumpul jadi
satu? apakah tidak di hitung juga? atau hanya menghitung pipa besar saja? atau hanya
menunggu perhitungan dari team stress saja? beberapa pertanyaan itulah yang akan coba kita
bahas di sini.

Penggunaan Loading Info


Di Loading info yang pernah saya kerjakan, untuk load yang di infokan ke civil di bagi menjadi
dua. Yaitu structural dan concentrate, kalau yang structural yaitu ia yang berkaitan dengan
structure, yaitu baja. Sedangkan concentrate adalah ia yang berkaitan dengan beton betonan,
contoh sederhana adalah sleeper.

Loading info pada dasarnya menghitung semua pipa yang berkaitan dengan team civil, baik itu
structureal ataupun concentrate. Sedangkan pipa yang tidak berkaitan langsung, misalnya
support by piping, biasanya tidak di info kan load nya kepada civil. Hanya case tertentu yang
memang support itu perlu untuk pengutan khusus, misalnya pipa nya termasuk jenis critical,
maka akan di infokan ke civil.

Apa itu pipa critical, yaitu pipa yang memiliki nilai kritis yang perlu penanganan khusus entah
karena size nya besar, temprature nya tinggi ataupun conect ke ekuipment yang sivatnya rotary
seperti pompa. Pipa pipa tersebut di tangani khusu oleh team stress dan di hitung load nya,
untuk lebih jelas mengenai critical pipe, silahkan pelajari di menentukan pipa yang critical.

Perhitungan Berat Pipa


Pada perhitungan load, pada dasarnya berkaitan dengan project yang dilakukan. Seperti
pepatah bilang, lain koki lain masakan, maka lain project lain pula peraturannya, lain juga project
requirementnya. Saya akan menceritakan satu project yang memang sedang di kerjakan, yaitu ia
membedakan perhitungannya dengan dua dasar, yaitu :
Concentrate load
Concentrate load adalah beban beban yang terkonsentrasi, yaitu beban untuk pipa diatas 12
inch. Maka load nya di hitung satu pipa itu. Satuannya adalah langsung ke berat atau loadnya.

Uniform load
Uniform load, adalah pipa pipa kecil yang dalam satu susunan rack, ukurannya lebih kecil dari 12
inch. Pipa pipa tersebut beratnya di gabung dan menjadi uniform load. Satuannya adalah load
per meter persegi.

Perhitungan Load Secara Sederhana.


Dalam menghitung loading, satu hal yang perlu di pergunakan adalah alatnya, yaitu alat untuk
menghitung berat atau beban pipa. Biasanya, saya mengunakan pipe datapro karena lebih
praktis. Namun bisa juga mengunakan data yang lain, misalnya saya pernah share di tabel NPS
dan Schedule Pipa dimana terdapat berat pipanya, namun berat pipa di sini adalah "PLAIN", alias
polosan atau berat pipanya saja tanpa berat air di dalam nya. Apapun tool atau alat yang kita
gunakan, untuk mengukur loading info kita memerlukan data yaitu :

Weight including water


Dengan data weight pipe including water, kita bisa mengukur load pada pipa (atau rack) secara
sederhana. Rumusnya? sederhana saja, yaitu kalikan berat pipa dengan jarak support (span)
nya. Tapi ingat, berat pipa di sini adalah berat pipa yang di dalamnya ada airnya, yaitu weight
pipe with water.

Wp [kg] = Wiw [Kg/Mtr] * Span [Mtr]

Keterangan,
Wp = Weight pipe
Wiw = Weight Pipe Includign Water [Kg/ Mtr]
Span = Distance support.

Pertanyaanya, kenapa ko digunakan weight water? karena pada saat hidrotest, pipa tersebut
akan di isi oleh air, nah ketika berat pipa dengan airnya adalah worse case (perhitungan ter
berat) untuk menghitung load pada pipanya. Disamping itu, bila pipa tersebut ternyata tidak di isi
air, melainkan steam atau campuran oil, maka perhitungan dengan berat air adalah berat
terbesar, karena massa jenis air yang lebih besar dari yang lain. Jadi, relatif lebih savety karena
kita menghitung worse case, kondisi terburuk dari pipa yang di support.
Contoh perhitungan, pipa 4" dengan sch 40 span nya adalah 6m, berapakah load yang di terima support?

Wp [kg] = Wiw [Kg/Mtr] * Span [Mtr]


= 24 [kg/m] * 6 [m]
= 144 [kg]

Perhitungan Komplex Loading Data


Kalau sebelumnya kita membahas mengenai loading info secara sederhana perhitungannya,
Walaupun sederhana, menurut senior saya itu lebih aman karena yang di gunakan adalah berat
water. Jadi nilainya besar dan itu adalah worse case, kasus paling buruk jadinya sipil bisa
mendesain secara lebih aman.

Satu lagi, saya akan membagikan cara menghitung load pipa berdasarkan perhitungan yang
complex, dengan harapan nilainya dapat mendekati keadaan sesungguhnya dari berat pipanya.

Di bagi menjadi dua jenis perhitungan, pertama kita hitung pipa nya sendiri (termasuk insulasi)
terlebih dahulu (WWF). Setelah kita tau berat pipanya, baru kita masukan berat fludianya dan
kemudian di gabung (WDO). Perhitungan detailnya seperti berikut :

1. Perhitungan komplex, Weight Without Fluid

Pada berat ini, ia hanya menghitung berat dari pipanya saja, tanpa ada fluida yang mengalir di
pipa tersebut.

Rumusnya,

WWF = Pipe Weight + Insulation Weight


WWF = (Pipe Unit Weight * Distance (span)) + (Insulation Weight).

1.a Pipe Weight,

Colect from, NPS & Schedule

Yang menjadi tantangan, adalah mencari pipe unit weight. Dimana ia di cari dari dua data, yaitu
Diameteryna dan schedule nya. Untuk data ini, ada bisa mengunakan data dari tabel nominal
pipe schedule, lihat di bagian paling bawahnya. Kalau anda punya pipe datapro, malah lebih
enak lagi karena telah tersedia beratnya di sana. Yaitu Weigh (without fluid).

Sekarang kita hitung berat pipa, misalnya pipa 4 inch SCH 40, dengan panjang span yaitu 6m. maka
perhitungan beratnya adalah

Pipe Weight = Pipe Unit Weight * Span


= 16 [kg/m] * 6 m
= 96 [kg]

1.b Insulation Weight,

Colect from, NPS & Insulation Thickness

Untuk insulation Weight, data yang di perlukan adalah NPSnya dan Berapa tebal insulasinya.
Sebenarnya, akan lebih mudah kalau punya tabelnya karena tinggal mengunakan saja. Namun,
Saya akan coba memberikan cara bagaimana mencarinya. Saya punya tabel Temprature
sebagai berikut :

Tabel tersebut adalah tabel untuk menentukan tebal dari insulasi, dimana data yang di perluka
adalah NPS dan temprature operasional dari pipanya. NPS, ada di sisi vertikal paling kiri.
Sedangkan Tempraturenya, ada di tengah tengah. dari data ini kita bisa menentukan tebal dari
insulasinya (arah horizontal paling atas), dari tebal insulasi yang kita dapat, kita bisa menghitung
berat insulasi.

Langsung ke contoh, Misalnya, saya punya pipa Panas dengan tebal 4 Inch dengan temprature
260 C (500 F), maka di peroleh Tebal insulasi nya adalah 25mm (lihat tabel di atas, liat angka
vertical 4 yang paling kiri, itu adalah NPSnya. Lihat angka 500 sebelahnya, adalah termprature
nya dalam F, lihat lurus ke atasnya di paling atas dapet angka 25 yang menunjukan tebal
insulasinya dalam mm). Angka tersebut, tinggal di kalikan dengan densitinya, untuk pipa panas
density insulasinya adalah 184 kg/m3. Ingat, insulasinya adalah dalam m3 sedangkan tebal yang
kita punya dalam mm, jadi kita harus mencari luasanya dahulu. Cara mencari Voluemnya?

Insulation Weight = Volume [m3] * Density Insulation [kg/m3]


= ((Luasan Keseluruhan - Luasan Pipa)*Panjang Span Pipa) * Density Insulation
Volumnya di cari dengan mengalikan luasan insulasi, dengan panjang dari pipanya. Luasan
insulasi adalah diameter total insulasi pipa, dikurangi dengan diameter dari pipanya. Jadi kalau di
istilahkan, kita menghitung luasan donat nya. Lubang donat nya itulah diameter pipanya yang ga
perlu kita hitung (atau kita sudah hitung sebelumnya).

Dan untuk itu, kita harus ingat kembali rumus luas lingkaran, yang nanti nya ke volum dari silinder (pipa
ber insulasi). Kita ingat, volum sama dengan Phi*R^2*T. Supaya tidak membingungkan, saya
sederhanakan saja hasilnya seperti berikut ini.

Insulation Weight = ((0.021 - 0.010) [m2]*6 [m]) * (184) [kg/m3]


= 0.065 [m3] * (184) [kg/m3]
= 12.05 [Kg]

Jadi, untuk berat insulasinya aja sepanjang 6 m itu beratnya adalah 12 Kg, di tambah dengan
berat pipa yang sebelumnya kita hitung yaitu 96 kg.

WWF = Pipe Weight + Insulation Weight


= 96 [kg] + 12 [kg]
= 108 [kg]

2. Perhitungan komplex, Weight During Operation


Apa itu Weigh during operation? maksudnya berat pipa selama operation, selama plan di
nyalakan. Apa yang terjadi selama operation? yang pasti pipa itu sudah di aliri fluida. nah
perhitungan berat di sini adalah perhitungan berat pipa dengan fluida di dalamnya, namun
berbeda dengan pehitungan sederhana, berat fluida di sini bukan mengunakan air, melainkan
jenis fluida aslinya.

Perhitungannya merupakan kelanjutan dari perhitungan komplex pertama, nantinya berat


sebelumnya yang telah kita hitung (berat pipanya saja termasuk insulasi) ditambah dengan berat
dari fluidanya. Jadi rumusnya adalah :

WDO = WWF + Fluid Weight


2.a Unit Water Wight,

Sebelum ke weigh fluid, sebelumnya pernah saya singgung mengenai perhitungan sederhana
yang mengunakan berat pipa include water, dan perhitungan komplex pertama yang menghitung
berat pipa nya saja (termasuk insulasi). Keduanya mengunakan Uniform load yang berbeda, dan
kalau anda mengunakan data pro, akan terlihat ada dua uniform load, weigh without water dan
weigh with water (yang lebih berat).

Karena weigh with water lebih berat, berati kita bisa itung dong berapa berat Waternya sendiri.
Yaitu selisih antara Wight with fluid (1), dan weight without fluid (2), 16-24 [kg/m] = 8 [kg/m]. Nah
apakah semudah itu? ya tentu saja, dan kabar baiknya saya akan coba menelusuri dariman
dapat angka seperti itu, tentu kebali ke basic nya.

Menemukan berapa Berat fluida di dalam pipa, sama dengan menghitung luasan di dalam
pipanya. Karena berbentuk lingkaran, maka luasanya pun kita kembali hitung dengan rumus
lingkaran, yaitu = Phi*R^2. Ingat, disini adalah area dalam pipa. Sedangkan kalau pipa 4 inch,
menurut tabel NPS dan pipe schedule adalah outsidenya, yaitu OD 114mm. Thiknesnya untuk SCH
40, adalah 6.02mm.

ID pipe 4" sch 40 = OD Pipe [mm] - (2*thk pipe) [mm]


= 114 [mm] - (2*6.02) [mm]
= 102.26 [mm]

Area Inside Pipe = Phi*R^2


= Phi*(102.26/2)^2 [mm2]
= 8208.83 [mm2]
= 0.008 [m2]

Setelah kita dapat luasan dari inside pipe, kita tinggal kalikan dengan density air supaya dapat
unit water weigh. Density air adalah 1 [kg/l], atau 1000 [kg/m3]. Maka hasil perhitungannya
menjadi :
Water Wight = Area Pipe * Density Water
= 0.008 [m2]*1000 [kg/m3]
= 8 [kg/m]

Nah di lihat hasil nya sama toh, sama sama 8 [kg/m] baik yang hitung manual, atau pengurangan
dari pipe datapro. Yang jelas, kita jadi tau rumus dan cara menghitungnya.

2.b-2. Unit Fluid Weigh.

Setelah kita mengetahui water weigh, sekarang kita mencoba mencari fluide weigh. Fluid weigh
adalah perkalian antara water weigh dengan sepcific grafity fluida nya. apa itu spesific grafity,
yaitu perbandingan density fluida dengan density air, ia tidak memiliki satuan hanya konstanta.
lalu, bagaimana mencari density fluida yang merupakan dasar dari spesifc grafity? caraya ya
lihat di line list, biasanya perusahaan telah mengeluarkan line list untuk line yang di cari.
Pertanyaanya, bagaimana kalau tidak punya line list?

Kalau tidak punya line list, kita sederhanakan saja menjadi satu rule seperti berikut,

Steam = Specific Gravity --> 0, (including wet/warm flare, dry gas, gas, air and nitrogen)
Pneumatic test = Specific grafity --> 0,
HidroStati Test = Specific grafity --> 1,
12" & Smaller = SG --> 1
14" & Large Pipe = SG --> 0.5 (50%)

Sekarang saya ambil contoh untuk pipa 4 inch tadi, kita isi dengan Ethane Refrigerant yang menurut line
list saya yaitu 430 [kg/m3], maka SGnya adalah 0.43 (tanpa satuan).

Maka,
Fluide Weigh = SG * Unit Water Weigh
= 0.43 * 8 [kg/m]
= 3.44 [kg/m]

Jadi, total peritungannya pipa 4" sch 40 dengan span 6m adalah :

WDO = WWF + (Fluid Weight * Span)


= 108 [kg]+ (3.44 [kg/m] * 6 [m])
= 128.64 [kg]

Apa Yang harus ada dalam piping information drawing


Pertanyaanya, setelah kita tau berapa nilai dari loadnya, lalu tugas kita adalah membuat drawing
nya yang namanya piping loading data, nah apa saja yang di butuhkan dalam piping loading
information? Beriktu adalah point point yang perlu ada dalam drawing piping loading data.

1. Plan View
Plan view adalah pandangan atas, jadi object atau benda di pandang dari atas, itulah plan view.
Di dalam plan atau section view, harus terdapat dimensi yang menunjukan Length, yaitu
jaraknya, misalhnya column spacing, jarak antar column structure nya. Kemudian, width atau
lebar dari column pun perlu di beri tahu. Disamping itu

2. Section View

Section view adalah pandangan samping, atau pandangan tertentu dari arah yang kita tentukan
sendiri. biasanya akan di beri tanda "section A-A" atau "section B-B"

Disection view, kalau memang memungkinkan untuk menyertakan length atau width, bisa di
sertakan. Namun yang biasanya ada di section view, adalah elevasi baik itu platform atau
structuralnya.

3. Loading Legend,
Loading table adalah penjelasan dari kode yang digunakan, misalnya di loading drawing
mengunakan sufic "X, Y, Z" dan lain sebagainya, nah itu perlu di jelaskan apa artinya atau
dimana arahnya?

4. Loading Table,
Loading table adalah optional, karena bisa di gunakan bisa pula tidak. Kalau di project yang saya
gunakan, ia mengunakan loading table karena semua nilai yang telah saya paparkan diatas
dikumpulkan menjadi satu dan di taruh di loading tabel.

5. Satuan Load
Yang tak kalah peting, adalah satuan load nya. beda satuan akan beda nilai, jadi walaupun
sederhana satuan itu harus tepat dan benar. Karena, kalau satuan KN tiba tiba di tulis KG, maka
sudah beda 10 kali lipat sendri. Untuk load yang uniform, kadang mengunakan kN/m, sedangkan
untuk yang concentrate load, biasanya mengunakan satuan kN.

3. Loading Info Dari Piping Stress


Apa yang berbeda antara loading data yang saya tulis di sini, dengan yang dari stress analysis?
berbedanya, kalau yang di sertakan disini hanya vertical load, alias Dead weigh, yaitu berat
pipanya saja. Sedangkan yang di berikan oleh stress, termasuk axial atau lateral load, termasuk
gaya kamping atau bahkan gaya seraarah sumbu pipa. Untuk megentahui beberapa jenis beban
di pipa, bisa baca artikel saya di jenis beban dalam sistem pemipaan
Tidak hanya itu saja, beberapa pertimbangan lain telah di lakukan oleh team stress, jadi kita
tinggal menuliskan nya saja di drawing yang nantinya kita informasikan ke civil. Namun seperti
saya sampaikan sebelumya, tidak semua pipa di hitung oleh stress, karena cukup merepotkan
juga apabila semua pipa di hitung, yang jelas makan waktu dan man power. Jadi hanya pipa
pipa critical yang di hitung oleh team stress.Untuk contoh drawing loading data dari team stress,
yaitu gambar pertama kali dari artikel ini adalah contoh dari loading data team stress.

Yang mebedakan kedua selain load nya lebih lengkap, dari team stress loading nya pun
dilengkapi arahnya. Jadi berapa nilai terbesar, kearah mana nilai tersebut, jadi semua parameter
tersebut menjadi data lengkap oleh team civil untuk merancang structure nya. Semua info
tersebut ada di pipe loading information.

Memahami Istilah (CSO/CSC) Car Seal Open dan Close


Car seal open adalah pengaman yang diberikan kepada valve atau instrument untuk menghindari
agar orang yang tidak berkepentingan membuka dan mentutup valve, yang dalam hal ini (CSO)
si valve di kunci pada saat terbuka. Jadi semacam pengaman agar si valve tidak di utak utik.

Kalau di lihat bentuknya, car seal open atau close itu mirip seperti kalau kita melihat kargo atau
container, lihatlah di belakang mobil container tersebut biasanya terdapat segel (seal). Seal atau
segel tersebut berfungsi untuk menghindari orang yang tidak berkepentingan membukannya, kita
akan tau kalau segel tersebut rusak berarti ada orang yang telah membukanya. Orang pun
akhirnya akan mikir mikir kalau iseng mau membuka, karena akan ketauan. Sekarang
bandingkan dengan tidak ada segelnya, orang pun bisa aja iseng iseng liat ada apa si di
dalamnya. Kan gitu?

Kapan kita menemukan CSO dan CSC (car seal close)


Kita menemukan terminology cars seal open dan car seal close biasanya pada Piping and instrument
diagaram (PID). Kalau kita melihat PID, maka kita akan menemukan salah satu dari car seal ini.
Dimana kita biasa menemukannya dalam PID? Kalau kita kaji lebih dalam, maka kita akan
menemukan car seal open dan close pada pressure safety valve (PSV).

Dalam sebuah system biasanya selalu ditemukan lebih dari satu PSV, biasanya dobel. Yang
satu aktif dan yang satu biasanya untuk spare, alias seagai cadangan. Karena fungsi PSV yang
sedemikan penting maka kita harus menjadi alat ini berfungsi, kita tidak pernah menemukan
PSV secara berbarengan rusak (atau sedang di maintenance).

Karena PSV selalu dua, maka di posisikan salah satu PSV yang aktif dan yang lain spare. Untuk
itu kita perlu mengunci, mensegel si block valve (valve menuju PSV) dengar car seal salah satu
nya. Salah satu valve yang menuju PSV aktif akan kita beri car seal open, sedangakan sisi yang
lain kita beri car seal close. Tapi ingat, yang di car seal (segel) adalah valvenya bukan PSVnya.

Lalu dimana lagi kita menemukan car seal open atau car seal close? biasanya kita gunakan di :

System Water Supply


PSV Isolation Block Valves
For process safety reasons
Lalu bagaimana bentuk car seal?

Bentuknya seperti kabel, ia terbuat dari metal yang bisa di bengkak bengkokan masuk ke
lubang, atau gagang pada stiran yang ada di dalam valve. Cara kerjanya seperti kabel tie,
Setelah kita masukan kabel itu ke dalam segel, kabel akan terkunci. Sekarang valve sudah
tersegel. Untuk membuka kembali valve, si car seal ini harus di rusak atau di potong.

Cars seal biasanya terdiri dari berbagai warna dan kode, hijau untuk tanda kalau valve terbuka
dan merah untuk tertutup. Di perusahaan lain, bisa jadi pengkodean warnanya berbeda, biru
misalnya digunakan untuk segel operation yang di lakukan oleh orang proses. Yang artinya,
membuka segel warna biru dapat menyebabkan terpengaruhnya hasil produksi. Demikian ulasan
mengenai car seal open atau close

Pengertian Steam Tracing dan Penjelasannya


Steam tracing adalah suatu kondisi yang dibuat agar fluida di dalam pipa tidak mengalami
pembekuan dengan menjaga tempratur pada pipa cukup tinggi dan akhirnya si fluida dapat di
pompa atau di alirkan. Kondisi ini biasanya memanfaatkan sebuah tube yang di kenal dengan
tracer, di
dalamnya di isi oleh steam yang berasal dari steam-header (atau subheader), kemudian di
tempelkan pada pipa utama secara pararel dan di bungkus bareng dalam satu insulasi pipa.

Pipa horizontal biasanya di trace di bagian bawah dengan satu tracer, tracer tersebut biasanya
terbuat dari tube (copper atau stainless) tracer ini kemudian di gabung pararel dengan pipa yang
akan di atur suhunya, kemudian baru di buatkan insulasi pipanya.

Pertanyaanya kenapa digunakan steam? kenapa tidak di panaskan mengunakan pemanas


electric atau sejenisnya. Dengan mengunkan steam, ongkos instalasi dan perawatanya memang
lebih mahal, tapi satu steam tracer menghasilkan 2-10 lebih panas dibandingkan aplikasi lainnya.
Disamping itu tracer mengunakan steam ini lebih sedikit resikonya, pertimbangan lain adalah
fluida dalam pipa tidak akan melebihi maximum saturation dari tempratur steam.

Tekanan dan temperature steam untuk tracing

Steam yang digunakan memiliki tekanan Antara 10-200 PSIG. Beberapa steam biasanya
disediakan tekanan yang cocok untuk tracernya, tetap apabila steam pressurenyanya terlalu
tinggi ia akan diatur melalui control valve. Untuk steam yang memiliki tekanan rendah bisa juga
digunakan asal di ujung dischargenya langsung mengarah ke atmosfer, jadi langsung di buang.
Tekanan yang digunakan dalam steam tracing dapat dibedakan menjadi tiga bagian, Low
pressure (LP) steam, medium pressure (MP) steam atau High pressure (HP) steam. Temprature
steamnya berkisar 150-180 C untuk LP steam, atau 200-270 C untuk MP steam dan sisanya
350-400 C untuk HP steam.

Dimana steam tracing di pasang?


Steam tracing biasanya di pasang dalam keadaan berikut ini :

1. Pada jalur pipa yang kemungkinan terjadi genangan, contohnya pada cabang (branch) dari
pararel heat exchanger atau pompa, bypass sekitar ekuipment. Pada beberapa bagian pipa ini,
kondensat atau pembekuan bisa saja terjadi.

2. Ekuipment atau pipa yang tidak boleh berada dibawah ambient temperature, misalnya ketika
terjadi pada musim gugur (di luar negeri misalnya).

3. Pada suction pipe gas kompresor yang berasal dari keluaran KO drum, kondensat bisa saja
terjadi yang nantinya dapat merusak kompresor.

4. Inlet piping dari relief valves, untuk meyakinkan bagian dalam pipa bebas dari solidifikasi
material atau cristalisasi hydrate

Tujuan dari steam tracing

1. Menjaga fluida di dalam untuk mencegah menjadi solid (solidifikasi) karena kristalisasi atau air
yang membeku.
2. Menjaga fluida agar tetap memiliki kekentalan (viscous) yang tinggi
3. Untuk menjaga fluid dari rendahnya temperature
4. Mencegah pembekuan dari fluida yang mengandung air
5. Mencegah senyawa korosif yang terbentuk ketika terjadi kondensasi
6. Mencegah kondensasi dari gas yang mengalir pada pipa
7. Mencegah cold brittleness (pipa menjadi getas) karena tempratur yang dingin
8. Mencegah hidrate formation di pipeline

Steam tracer ini bisa di bagi lagi menjadi dua bagian utama, yaitu system tertutup dimanan
keluaran dari steam ini di kumpulkan dan kemudian digunakan kembali (recover). Atau open
system, dimana steam dari discharge dilepas ke atmosfir, namun ini jarang sekali terjadi.

Pertimbangan Dalam Mendesain Pipa

Dalam piping design atau perencanaan system pemipaan tidak lah sesuai selera kita. Tapi semua
ada guidenya, aturanya supaya pipa tersebut tidak hanya berfungsi, namun memiliki nilai lain.
Nilai lain disini adalah seperti kemanan, akses pengoprasiannya dan lain sebagainya seperti
yang akan kita bahas.

Kalau kita melihat sebuah plant (unit pengolahan), entah itu di televisi atau disekitar anda. Kita
akan melihat berbagai macam susunan pipa, yang tentunya pipa pipa tersebut di susun dengan
sebuah perancangan yang matang, dengan sebuah design. Ditambah lagi hirarki dalam
pengecekkan system tersebut sangat ketat, yang nantinya diharapkan dapat memberikan
system perpipaan yang baik dan memenuhi beberapa aspek diantaranya :

1. SAFETY
Safety atau keamanan menjadi pertimbangan pertama dalam mendesain pipa. Karena betapapun
hebatnya sebuah plant, tetap nilai manusia tetap lebih tinggi. Plant tersebut dapat berdiri karena
manusia, plant tersebut dapat beroperasi juga karena manusia. Jadi faktor manusia disinilah
yang paling utama. Lagi pula, betapapun besar gaji yang di tawarkan, tapi kalau sistem
pemipaan yang ada diplant tersebut tidak memilikin keamanan, siapa yang mau bekerja di situ?

Safety disini adalah sistem pemipaan harus mampu menjamin personil untuk dapat keluar dari
segala bahaya yang mengacam tanpa terluka. Bahaya atau hazard disini dapat disebabkan oleh
api, ledakan, gas ataupun kebocoran dari cairan beracun, ia harus mampu berlindung atau
menghindar sampai semua bahaya tersebut hilang.

Planning dalam safety disini mencakup akses untuk menjangkau fire fighter (pemadam),
menempatkan pendeteksi api dan juga hidrannya, memberikan cukup tangga untuk akses yang
telah suai dengan OSHA, menempatkan ruang pembakaran yang cukup jauh dari kemungkinan
terjadinya kebocoran, dan memberikan cukup ruang sirkulasi udara.

Singkatnya safety harus mampun mempertimbangakan beberapa keperluan yaitu seperti


penempatan equipment termasuk pula ketingiannya, akses jalan, akses untuk tangga dan lain
sebagainya. Karena hal tersebut nantinya akan berpengaruh pada keselamatan kerja.
2. OPERABILITY

Maksud dari operability disini adalah nantinya sistem pemipaan tersebut harus bisa di
operasikan dengan mudah. Valve, instrument, dan beberapa ekuipment dan peralatan tertentu
pelu dipertimbangan dengan matang bagaimana cara mengaksesnya. Kita harus dapat
membayangkan, bagaimana nanti si operator di lapangan mengoprasikannya? mudah tidak
untuk di operasikan. Semua itu harus bisa di akeses tanpa menyulitkan atau membahayakan
bagi peronilnya.

Coba lihat gambar di atas, kalau sampai valve di pasang seperti itu bisa dibayangkan bagaimana
nanti mengoprasikannya. Si operator pasti akan kesulitan dalam mengunakannya. Sebaiknya
penempatan valve yang akan dioperasikan berada sejajar saat operator berdiri. Poisis
handwheel valve dapat di putar atau digunakan dengan tenaga yang ringan, tanpa harus
menyebabkan kelelahan atau mungkin kesulitan akibat valve tersebut bedekatan dengan valve
lain atau bahkan dengan ekuipment.

3. MAINTENANCE
Setiap ekuipment perlu untuk pengecekan dan perbaikian rutin agar dapat bekerja dengan baik.
Oleh karenanya perlu untuk merancang penempatan ekuipment yang tidak terhalang apapun
pada saat ekuipment tersebut akan di ganti, di pindah atau dibongkar. Pada dasarnya
kemampuan untuk mengetahui apakah ekuipment tersebut perlu untuk di maintain, bagian apa
saja yang akan di maintenance dan dari sisi mana proses maintenancenya bukanlah perkara
mudah bagi seorang designer baru. Oleh karenanya, jam terbang akan mempengaruhi seorang
designer mengetahui desain mana yang sesuai untuk ekuipment tersebut.
4. ACCESSIBILITY

Setiap unit dari plant memerlukan maintenance, pengoprasian dan juga keamanan serta
kemudahan dalam aksesnya, di mana si personil dapat dengan mudah pergi ke tempat tersebut.
Accessibility disini dapat diartikan kemudahan untuk menjangkau peralatan tersebut.

Dalam accessibility sebenarnya tidak ada aturan baku yang mengaturnya. Namun biasanya
perusahan owner punya kriteria tersendiri untuk hal ini. Satu hal yang prinsip, design harus
semudah mungkin meletakan peralatan yang akan di operasikan agar dapat dilihat dengan
mudah sewaktu operator lewat.

Misalnya, ketika membuat valve di atas platform, usahakan ketika si operator naik tangga, untuk
pertama kali ketika sampai platform tersebut ia harus bisa meilihat valve tersebut. Ga lucu kalau
ternyata begitu operator naik, eh ternyata valve tidak ia liat di sana, si valve berada di sebelah
ekuipment atau di bagian tersembunyi. Bisa jadi si operator turun lagi dan tidak jadi
mengoprasikan, hal ini bisa saja terjadi apalagi kalau si operator tersebut baru. Bisa di
bayangkan akibatnya nanti, apalagi kalau valve tersebut fungsinya sangat penting.

5. CONSTRUCTABILITY

Kontruksi adalah proses dimana membuat semua yang kita rencanakan terjadi, mudah untuk
didirikan dan di bangun. Dan yang paling penting, dapat memperpedek waktu untuk konstruksi.
Dalam beberapa hal, koneksi pipa fitting to fitting dapat mempersulit konstuksi, karena tidak
mengijinkan kontraktor untuk melakukan penyesuaian terhadap titik centernya.
Perhatikan gambar di atas, lalu bandingkan. Yang kiri adalah sambungan fitting to fitting, akan
mempersulit dalam kontruksi. Sedangkan yang kanan, ia mengunakan spool di antara fittingnya.
Maka konstruksi akan di permudah karena si pekerja lapagan, dapat mengatur allighment
dengan penyesuaian spool nantinya.

Tidak hanya dalam mendesain pipa, dalam banyak hal memang merancang itu lebih mudah
daripada membuatnya. Kadang begitu kita akan membuat, kita baru sadar ternyata rancangan
itu sulit untuk pemasangannya. Oleh karenaya perlu banyak diskusi dengan senior designernya.
singkatnya desain kita haruslah semudah mungkin untuk di konstruksi, yang artinya perbedaan
dalam perancangan dan kondisi di lapangan, tidak lah jauh berbeda nantinya.

6. ECONOMICS

Pada prinsipinya, nilai yang ekonomis dalam desain menjadi perhatian yang utama. Walaupun
kadang menjadi hal yang bersebrangan antara engineering dengan management, dimana pihak
management biasanya meminta design seminimal mungkin sementara desainer di tuntut untuk
tetap memberikan desain sesuai dengan beberapa kriteria yang disebutkan disini.

Designer, tetap harus memikirkan nilai ekonomis dalam mengatur desain. Baik dengan
penempatan ekuipment, rooting pipa, penentuan material dan lain sebaginya. Semua itu bisa di
wujudkan asal ia memiliki jam terbang yang mumpuni di lapangan. Mengambil contoh tentang
penempatan ekuipment, akan berperan sanggat besar dalam menentukan ekonomis tidaknya
suatu desain. Kalau ekuipment yang prosesnya sama tapi letaknya berjauhan, kita akan banyak
mengeluarkan biaya untuk pipa, di butuhkan pipa yang lebih panjang untuk menghubungkannya.
Begitu pula masalah safety, tentu akan menjadi lebih rumit penyusunan pipanya

Tugas Piping Stress Analysis


Stress analysis adalah bagian dari departemen piping. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya,
piping adalah urat nadinya suatu plant, maka semua akan berhubungan dengan piping. Dan
karena besarnya lingkup kerja piping, biasanya departemen piping adalah departemen yang
paling banyak jumlah karyawannya.

Lalu apa saja yang dijerjakan oleh piping stress analys?


Sederhanaya seperti ini. Setelah PID yang merupakan panduan telah jadi, maka desainer akan
mulai merancang jalur pemipaan dari satu tempat ke tempat lainya. Desainer ini yang
menentukan letak ekuipment, layout dan rooting pipa. Ia akan mempertimbankan beberapa
aspek seperti pengoprasian pipa, akses keluar masuknya, maintenance-nya sampai dengan sisi
keamanan dari sistem pemipaan tadi.
Lalu, apakah hasil rootingan dari desainer tadi sudah cukup? belum ternyata. Karena kita belum
menghitung satu aspek, yaitu kekuatan dan tengangan yang mungkin terjadi pada pipa tersebut.
Kenapa ini menjadi penting? karena satu saja dari sistem permipaan gagal, maka plant akan
berpotensi untuk shut down. Bisa terbayang kalau plant ini shutdown, berapa keuntungan perjam
yang hilang? Nah perhitungan pipa itu tadi, dilakukan oleh stress analys.

Mungkin dapat di analogikan sederhana dengan jurusan arsitek dan sipil, walalupun sama-sama
satu bidang, tapi prinsip kerjanya berbeda. Arsitek mendesainya, sedangkan sipil
menghitungnya. Sama seperti itu lah antara piping designer dengan piping stress analys.

Tugas piping stress analysis pada dasarnya adalah untuk menganalisa tengangan pada sebuah
pipa. Yang didalamnya mencangkup menghitung tengangan yang disebabkan oleh expansi
(pertambahan panjang) termal. Dengan kata lain, seorang piping stress enginer akan mengecek
apakah suatu system pemipaan cukup flexible untuk menahan termal expansion yang
disebabkan oleh perubahan temprature.

Flexibilitas disini seperti ini contohnya. Saya punya dua ekuipment, yang di hubungkan dengan
dua pipa, pipa 1 dan pipa 2. Kira kira, mana yang lebih flexible?

Tentu pipa 2, kenapa? Karena secara natural, maka pipa akan mengalami panas dan akhirnya
akan bertambah panjang, yang kita namakan dengan expansi. Kalau pipa tersebut tidak memiliki
cukup ruang untuk expansi, maka yang terjadi adalah stress. Pipa tersebut memiliki tekanan
yang besar, itulah yang terjadi pada pipa 1. Pipa akan saling mendorong satu sama lain.

Sedangkan untuk pipa ke dua, maka ia memiliki ruang untuk expansi, ia akan bergerak
membengkok untuk mengakomodir expansi yang terjadi. Maka kedua nozzle yang berada di
pipa kedua akan lebih aman disbanding pada pipa pertama. Lalu kira kira apa si tugas utama
stress analys?
Tugas Piping stress engineer adalah memastikan bahwa satu system pemipaan aman.
Aman disini aadalah gaya dan tengangan yang terjadi pada pipa di buat agar tidak melebihi
batas yang telah di tetapkan oleh code dan standard internasional (ASME, ANSI, API, WRC,
NEMA dan lain sebagainya). Yang dalam hal ini akan memiliki keuntungan :

1. Desain yang aman.


2. Menghindari kemungkinan terjadinya kegagalan.
3. Mengurangi kemungkinan plant untuk shutdown

Nama dan Arah Tegangan Dalam Pipa


Arah tegangan merupakan konsep dasar yang harus di pahami oleh seorang piping stress
engineer, begitu pula dengan penamaannya. Nama disini adalah nama tegangan, karena di
dalam stress sering sekali di sebutkan istilah istilah seperti axial load, longitudinal load, lateral
load dan lain sebagainya. Kalau kita tidak paham nama nama tegangan tersebut, bagaimana kita
akan mengerjakannya? Bagaimana mengetahui kalau kerjaan kita bener?

Mungkin sebagian orang sudah familiar dengan istilah tersebut, karena masih kuliah misalnya
atau baru saja lulus. Tapi sebagian lagi mungkin agak sedikit lupa dengan istilah istilah pada
tegangan, oleh karenanya saya akan sedikit berbagi. Namun sebelum itu, ada baiknya adan
membaca stress pada vessel karena beberapa penjelasan saya sertakan di sana.

Terminology tegangan dengan beban kadang sering di campur adukan, padahal keduanya
memiliki makna yang berlainan. Mungkin karena sama sama hasil penerjemahan, jadi sering di
campur. Yang namanya tegangan adalah definisi dari stress, sedangkan pengertian beban
(gaya) itu diambil dari force atau load. Jadi beban adalah bagian dari tegangan, seperti kita tau
kalau stress (tegangan ) adalah gaya (load) per satuan luas.

Stress () = Force / Cross Sectional Area

1. Tegangan Longitudinal / longitudinal stress


Tegangan longitudinal adalah tegangan yang arahnya sejajar dengan pipa, ia pararel dengan
arah pipa. dapat di samakan pula dengan arah aksialnya, tapi perlu di bedakan Antara beban
dengan tegangan seperti yang saya sebutkan di atas.

2. Circumferintal stress atau hoop stress

Tegangan circumferintal atau sebagian menyebutnya juga dengan hoop, yaitu tegangan yang
arahnya tangensial terhadap area potong pipa. maksudnya seperti ini, kalau keadaan yang lebih
buruk maka circumferintal ini akan membelah pipa menjadi dua bagian. Gaya yang membelah
pipa itulah gaya cerkumferintal, kalau kita lihat las lasan pipa, disitulah kira kira gaya hoop stress
yang akan terjadi.

Circumferintal stress kadang dikenal dengan tangensial stress, jadi gaya dengan arah ini
memiliki tiga nama yaitu circumferintal stress, hoop stress dan tangensial stress.

3. Radial stress
Radial stress adalah tegangan yang arahnya menyebar ke semua penjuru pipa (melingkari
dinding pipa). jadi tegangan ini melingkar, mengenai seluruh dinding si pipa. kadang memang
membingungkan kalau di bandingkan dengan hoop stress pada awalnya, tapi jelas berbeda ko
dua istilah ini.

Jadi ketika pipa itu di aliri fluida di dalamnya, ia menjadi bertekanan. Tekanan itu akan menyebar
ke segala arah. Ke arah lurusnya pipa, ia akan menghasilkan tegangan longitudinal nantinya. Ke
arah menyebar ke dinding pipa, ia akan menghasilkan radial stress. Dari tekanan menyebar ini,
karena pipa hanya sebuah plat yang dibuat melingkar dan di las (kadang ada yang tidak
mengunakan pengelasan) maka akan timbul gaya hoop stress, yang bisa membelah pipa
menjadi dua bagian (secara extream nya).
Besarnya tegangan radial ini, sama dengan pressure yang bekerja didalam fluidanya Cuma
arahnya saja negative karena sifatnya menahan.

4. Beban axial / axial load


Beban aksial adalah gaya yang searah dengan pipa, yang arahnya juga longitudinal. Kadang
pula sering menyebutnya dengan axial stress, tidak masalah asal kita tau arahnya.

5. Beban lateral /lateral load

Beban lateral adalah beban horizontal, maksudnya beban yang searah permukaan bumi. Jadi
sifatnya mendatar, segala beban yang arahnya mendatar itulah yang dinamakan beban lateral.
Sebenarnya definisi beban lateral ini saya temukan di sipil, mungkin mengalami perluasan
makana sehingga digunakan juga oleh mechanical dalam hal ini piping.

Arah beban lateral adalah tegak lurus dengan arah aksial, kalau aksial itu sifatnya lurus dengan
pipa kalau lateral itu tegak lurusnya. Sehingga dalam piping stress, beban lateral ini biasanya
akan di tahan oleh guide support yang sifatnya menahan kearah samping (supaya pipa tidak
bergeser). Kalau beban aksial di tahan oleh anchor, sedangkan beban lateral di tahan oleh
guide.

6. Tegangan geser/ shear stress

Tegangan geser itu arahnya memotong dari pipa, jadi tegah lurus dengan axial stress. sifatnya
membelah si pipa. Kembali mengenai tegangan geser, karena sifatnya menggeser jadi seolah
pipa itu di belah dari atas langsung.
7. Torsi / Moment stress

Kalau torsi atau moment arah tegangannya memuntir. Jadi kalau ada pipa salah satu sisinya di
tahan dan sisi lain di puntir, itulah torsi.

Itulah beberapa beban yang perlu untuk di ketahui, dan kita juga perlu tau dimana arahnya.
Mengenai rumus atau cara perhitungan tegangan, memanang segaja tidak saya bahas disini
mungkin lain waktu, karena saya fokos ke arah tegangan pipa

Cara Menentukan Critical Line Pipe


Pipa yang kritis (critical pipe) perlu di tentukan terlebih dahulu sebelum memasuki perhitungan
oleh departemen stress analysis. Jadi tidak semua pipa dalam system (line pipe atau jalur
pemipaan) itu di hitung satu persatu, kita perlu mencari mana pipa yang kritis dan mana pipa
yang tidak. Setelah semua pipa di tentukan, maka critical pipe itu akan menjadi critical line.

Apa yang dimaksud dengan critical line?

Jalur pipa yang kritis (critical line) disini maksudnya pipa tersebut berpengaruh terhadap system,
entah itu temperature dan ukuran pipanya, atau bisa jadi pipa tersebut konek ke ekuipment
sehingga kita perlu mempertimbangkan keamanan si ekuipment. Yang intinya menjamin semua
system itu aman dan plant tidak shut down.

Lalu apakah peting menentukan critical line?


Sebenarnya si bisa saja semua line pipe (jalur pipa) kita hitung, tapi itu akan memakan banyak
waktu dan ujung ujungnya ke masalah biaya, seperti kita tau stress analys engineer pelu di gaji dan
licenci Caesar pun tidak gratis.

Critical line biasanya di tentukan oleh senior pipe stress engineer dengan mengunakan
document seperti PID, line list dan equipment key plan. Kemudian ia akan mempertimbangkan
beberapa aspek berikut ini sebelum menentukan line tersebut masuk critical line. Aspek teresbut
adalah :

Line design/operating/upset temperature


Equipment connection
Pipe and Equipment material
Pipe condition
Pipe thickness
Design/Upset pressure

Setiap organisansi memiliki panduan untuk menentukan critical line, terlebih setiap project pun
tidak sama permintaannya. Namun sebagai perbandingan, berikut adalah beberapa kriterian
yang di perlukan untuk menentukan critical line. Diantaranya pipa atau koneksi pipa yang ke:

1. 3 in dan atau lebih besar yang :

a. Koneksi ke rotating ekuipment


b. Ekupiment atau support yang mengalami perbedaan settlement (misalnya tank)
c. Tempraturenya -5 C

2. Reciprocating equipment
3. 4in dan atau lebih dan konek ke air coolers, steam genenrators,atau fired heater tube sections
4. Termprature 300 dan atau lebih besar
5. 5 inc dan atau lebih besar yang memiliki desain tempratur 175C
6. Pressure tinggi (14.000Kpa)
7. Terkena external pressure
8. Konkesi ke expansion devices
9. Underground pipe (pipa bawah tanah)
10. Steam tracer dan jacket pipe
11. Pipa yang memiliki proses krusial (critical service)
12. Pressure relief system (yang inlet pressurenya 1.100 kpa atau lebih)
Pertimbagaan penentuan critical line di atas saya dapatkan di salah satu sumber, anda bisa
mendownload tipe pdfnya di sini (klik). Sebagai pertimbangan lagi, saya akan berikan salah satu
pertimbangan penentuan critical line berdasarkan project yang pernah saya kerjakan. Line yang
masuk dalam critical adalah :

penentuan critical line, klik untuk perbesar

Dalam project tersebut, critical line di bedakan menjadi 3 level. Dimana level pertama (level 1)
tidak perlu untuk di kalkulasi mengunakan Caesar, level 2 bisa mengunakan software dan level 3
itu mutlak di kalkulasi mengunakan software (yang dalam hal ini perusahaan saya mengunakan
Caesar II).

Intinya, critical line itu adalah pipa yang memiliki kriteria :


1. Konek ke rotating ekuipment, atau sensistive ekuipment
2. Pipa yang atau lebih dari 4 inc ukurannya
3. Konek ke ekuipment (vessel, HE, Air coolers) lebih dari 4 inc
4. Semua line pipa underground (buried pipe)
5. Pipa tekanan tinggi ( #600, ukuran 2 in atau lebih)
6. Cryogenic (ukuran 2 inc atau lebih)

Kurang lebih itulah beberapa pertimbangan dalam menentukan critical line, sekali lagi tergantung
dari kriteria project yang digunakan. Pada intinya, urusan critical pipe adalah ditentukan oleh
lead stress engineer, jadi walaupun tidak masuk dalam kriteria tapi sang lead bilang perlu ya
mau ga mau line tersebut akan di hitung dan dimasukan dalam critical line list

Bagaimana Centrifugal Pump Bekerja


Centrifugal pump atau pompa centrifugal adalah jenis pompa yang paling banyak digunakan, ia
memiliki kelebihan diataranya karena peng-oprasiannya yang mudah, maintenance yang tidak
terlalu mahal, tidak berisik dan lain sebagainya.
Bagaimana Prinsip Kerja Pompa

Sebelum ke cara kerja centrifugal pump, ada baiknya kita memahami prinsip kerja dari pompa
terlebih dahulu. Pompa, adalah alat untuk mengalirkan fluida cair. Bedanya dengan compressor,
compressor biasanya digunakan untuk mengalirkan fluida yang compressible, fluida yang dapat
di mampatkan seperti udara.

Prinsip kerja pompa adalah ia mencipatakan tekanan vakum pada inletnya, yang akhirnya
menyerap fluida ke dalam pompa, kemudian mendorongnya melalui keluaran, discharge. Ada
dua jenis pompa sebenarnya, yaitu positif displacement pump dan satu lagi jenis kinetic,
centrifugal pump ini masuk dalam jenis pompa yang kinetic.

Prinsip kerja centrifugal pump

Pada pompa centrifugal, ia memanfaatkan gaya centrifugal. Seperti apa gaya centrifugal? Coba
kita buat sedikit experiment untuk memahami gaya centrifugal. Misalnya kamu punya sebuah
wadah, ember misalnya. Kamu putar di sekitar kepalamu, ketika putaran itu semakin kencang, di
tanganmu akan terasa tertarik oleh gaya dari ember yang kamu putar. Semakin kencang
putarannya, semakin besar gayanya. Gaya pada lenganmu itulah gaya centrifugal.
Kalau di definisikan, gaya sentrifugal adalah gaya gerak melingkar yang berputar menjauhi pusat
lingkaran, dimana nilainya adalah positif. Coba lihat gambar di atas, ketika impeller (baling
baling) berputar maka air akan terdorong di impeller lewat gaya sentrifugal dan akhirnya keluar di
saluran discharge, sedangakan pada suctionnya menjadi negative pressure nya yang
menyebabkan air jadi terisap pada suction nya.

Axial flow dan radial flow

Dalam centrifugal, tidak hanya radial flow saja seperti yang di jelaskan sebelumnya. Adakalanya
sentrifugal juga mengunakan axial flow. Axial flow di sini maksudnya, alirannya searah (pararel)
dengan shaft pompanya.Kalau contoh sederhana sehari hari, kita bisa melihat axial flow ini
seperti kipas angin. Bayangkan kipas angin yang lagi muter di tutup slongsong bundar di
antaranya, ya seperti itulah axial flow.
Kalau radial flow, seperti penjelasan yang diutarakan sebelumnya. Pressure yang dihasilkan
berasal dari gaya centrifugal. Dimana cairan masuk lewat pusat impeller, dan kemudian
terdorong keluar dari impeller tegak lurus dengan shaft dari pompanya.

Bagian bagian centrifugal pump

Dalam centrifugal pump, pembagian part partnya lebih jelas anda lihat gambar di atas. Namun
ada beberapa bagian yang penting dalam centrifugal pump, yaitu shaft, impeller, seal dan
casing. Shaft pada centrifugal pump merupakan besi poros penyambung Antara prime move
(motor) dengan
impelernya. Kalau impeller adalah seperti baling baling yang kita kenal.

Seal adalah perapat, atau kita menyebutnya gasket, yaitu bagian yang memastikan tidak ada
kebocoran antar part yang di sambungkannya. kita kan tau kalau centrifugal ini akan di
hubungkan ke air, kalau tidak pakai seal, bisa bisa bocor dan kerja pompa jadi tidak efektif.
Sedangkan casing
adalah rumahannya, tempat yang menutupi semua bagian, bisa juga untuk tempat air mengalir
melaluinya.

Bagian bagian pompa centrifugal

Di casing ini, bisanya nanti di gabung dengan flange untuk kemudian disambungkan dengan
system pemipaan. Kadang kala,untuk menghemat cost yang cukup besar dalam membeli
pompa, biasanya pompa disambungkan dengan reducer dari pipa yang lebih besar. Lalu
penyambungan yang dipilih, apakah mengunakan eccentric reducer atau concentric reducer? Saya
pernah membahas di artikel sebelumnya.

Jenis impaler pada centrifugal pump

Berbicara mengenai impaler pada centrifugal pump, ia dibagi menjadi 3 bagian.


Yaitu : open impaler, dimana baling baling itu bebas, ia tidak ada penahan di sisi depan atau
belakangnya, biasanya ini dipakai pada axial flow. Semi open impaler adalah kondisi dimana
baling baling itu bebas di satu sisi, tapi disisi yang lainya ditutup. Dan yang terakhir
adalah enclosed impaler, yaitu baling baling berada di Antara dua disk (penutup), dan biasanya di
cor menjadi satu bagian

Fungsi Personal Protection Insulation Pada Sistem Pemipaan


Personal protection insulation adalah insulasi yang dibuat untuk melindungi manusia atau operator
dari bahaya termal pipa. dalam sebuah piping design, personal protection adalah salah satu
parameter utama yang perlu di pertimbangkan ketika mendesain insulasi. Personal protection
insulation akan menjamin pekerja atau kontraktor terhindar dari tangan atau kulit terbakar atau
bahkan membeku dari permukaan ekuipment atau pipa.

Personal insulasi ini biasanya digunakan untuk insulasi pipa yang melebihi suhu 50 derajat
celcius dan kurang dari 0 derajat celcius. Lokasi pemasangan insulation ini biasanya di tempat
yang sering atau ada kemungkinan kontak dengan operator, padahal di pipa tersebut tidak
membutuhkan insulasi menurut PID. Jadi dipasanglah personal insulation untuk keamanan si
operator nantinya.

Berapa temperatur ideal untuk pemasangan personal protection?

Tempratur maksimum dari permukaan pipa yang akan di pasang personal protection insulation
dapat bekisar antara 45-60 derajat celcius tergantung dari area sekitaranya. Pada umumnya,
permukaan yang akan kontak dengan manusia tidak boleh berbeda dari suhu ambient, atau
sekitar 25 derajat celcius, dan tidak boleh melebihi suhu 60 derajat celcius. Sedangkan secara
khusus, untuk personal protective akan lebih mengacu pada project specification dari masing
masing project yang kemungkinan tidak akan sama satu dengan lainnya.
Insulasi pipa pada dasarnya dibuat untuk kepentingan menghindari perpindahan panas, baik itu
kehilangan panas (heat lost) atau penambahan panas (heat gain) yang terjadi pada pipa
cryogenic. Tujuan utamanya adalah untuk menjaga temperature fluida yang mengalir di dalam
pipa, baik untuk
kondisi panas (hot insulation) atau untuk kondisi dingin (cold insulation).

Berbeda dengan insulasi thermal pada pipa, untuk Personal protection insulasi sendiri, sesuai
namanya maka yang dipentingkan bukan perpindahan panas dalam fluidanya, melainkan orang
atau si operator. Jadi jangan sampai si operator itu menyentuh pipa yang terlalu panas atau
dingin ketika pipa di operasikan.

Perbedaan Personal protection insulation dengan insulation lainnya

Personal protective insulation berbeda dengan insulasi pada umumnya dalam hal
pemasangannya. Maksudnya seperti ini, tidak semua pipa itu di pasang insulasi, hanya pipa pipa
dimana yang kemungkinan akan di lewati operator, disitulah yang akan di pasang insulasi,
selebihnya tidak. Jadi pemasangan personal protection insulation di batasi oleh tempat dan
kebutuhan khusus
(specific requirement).

Seperti contohnya, dalam salah satu project specification di sebutkan.

Piping and equipment operating with fluid temperature in excess of 54 deg C or below 10 deg C shall be
insulated as burn or freeze protection for personnel to a height of 2.1m above grade and platforms and
0.6m outside the platforms, walkways, etc. with with the exception that lines operating above 200 deg C
shall be fully insulated.

Jadi untuk pipa yang berada dalam range ketingian 2.1 m, perlu di pasang personal protection
insulation. Lebih dari itu, sebenarnya tidak perlu di pasang persolan protection, karena tidak ada
orang yang akan menyentuhnya. disamping itu juga bisa dinilai pemborosan material.

Untuk standard internasional yang membahas lebih detail mengenai personal protection
insulation, adalah ASTM C 1055. ASTM adalah American Society for Testing and Materials,
sebuah organisasi internasioal yang mengmbangkan tentang standard. Dalam ASTM C 1055
dibahas mengenai metode untuk menentukan kondisi yang dapat di terima pada system yang
mengunakan panas.

Kemudian pula di ungkap bagaimana metode untuk mendesign sistem yang mengunakan panas
untuk menghindari cedera yang serius pada operator yang terkena kontak langsung pada
permukaannya.

Contoh gambar di atas adalah jenis kerusakan pada kulit yang dapat di timbulkan oleh suhu
yang berbeda ketika ia menyentuh pipa atau permukaan yang terkena panas.

Anda mungkin juga menyukai