Sifat Dan Jenis - Jenis Kayu
Sifat Dan Jenis - Jenis Kayu
Sifat Dan Jenis - Jenis Kayu
2. Kekurangan Kayu :
a. Adanya sifat-sifat kayu yang kurang homogen (ketidak seragaman), cacat kayu (mata kayu,
retak, dll.).
b. Beberapa jenis kayu kurang awet.
c. Kekuatannya sangat dipengaruhi oleh jenis kayu, mutu, kelembaban dan pengaruh waktu
pembebanan.
d. Keterbatasan ukuran khususnya untuk memenuhi kebutuhan struktur bangunan yang makin
beskala besar dan tinggi.
e. Untuk beberapa jenis kayu tertentu harganya relatif mahal dan ketersediaan terbatas
(langka).
A. Kulit luar.
B. Kulit dalam.
C. Kambium.
D. Kayu gubal.
F. Hati (puh)
G. Jari-jari teras.
a. Kulit luar (outer bark), yang merupakan kulit mati, kering dan berfingsi sebagai pelindung
bagian dalam kayu.
b. Kulit dalam (bast), kulit hidup, lunak basah, yang berfungsi mengangkut bahan makanan
dari daun kebagian lain.
c. Kambium (cambium), berada disebelah dalam kulit dalam, berupa lapisan sangat tipis
(tebalnya hanya berukuran mikroskopik). Bagian inilah yang memproduksi sel-sel kulit dan
sel-sel kayu.
d. Kayu gubal (sap wood), tebalnya bervariasi antara 1 - 20 cm tergantung jenis kayunya,
berwarna keputih-putihan, berfungsi sebagai pengangkut air (berikut zat-zat) dari tanah ke
daun. Untuk keperluan struktur umumnya kayu perlu diawetkan dengan memasukan bahan-
bahan kimia kedalam lapisan kayu gubal ini.
e. Kayu teras atau galih (heart wood), lebih tebal dari kayu gubal yang tidak bekerja lagi. Kayu
teras terjadi dari perubahan kayu gubal secara perlahan-lahan. Kayu teras merupakan
bagian utama pada struktur kayu yang biasanya lebih awet (terhadap serangan serangga,
bubuk, jamur) dari pada kayu gubal.
f. Hati (puh).
g. Jari-jari teras (Rays) yang menghubungkan berbagai bagian dari pohon untuk penyimpanan
dan peralihan bahan makanan.
Sangat
Selalu berhungan 8 5 3 Sangat
pendek
dengan tanah lembab. tahun tahun tahun pendek
terhadap air.
beberapa
Kayu ditempatkan di tidak tidak sangat
tahun pendek
tempat terlindung. terbatas terbatas lama
Kayu ditempatkan di 20
tidak tidak tidak
tempat terlindung tapi tahun tahun
terbatas terbatas terbatas
dirawat, di cat, dsb.
3. Penggunaan Karbolium.
Karbolium lebih baik dari pada tir, sebab pori-pori kayu tidak tertutup dan getahnya
masih bisa keluar. Biasanya digunakan pada bangunan air dan umum, misalnya untuk tiang
jembatan dalam laut, perahu, dll.
5. Proses Burnett.
Proses ini sama dengan proses minyak kreosoot, hanya bahannya yang berbeda yaitu
Zn Cl2 berbusa dan tak berwarna. Cara ini tidak dapat digunakan untuk struktur yang
terendam air.
6. Penggunaan Kopervitriool (Prusi).
Pada proses ini digunakan dua bejana (tangki) khusus. Tangki bagian atas diisi
campuran kopervitriool dan air, kayu dimasukan kedalam tangki bagian bawah, sehingga
kopervitriool bercampur air akan mengalir dan mengisi pori-pori kayu.
7. Proses Kijan.
Kayu direndam dalam air yang sudah dicampur bahan pengawet Hg Cl 2 (zat cair putih
yang beracun sangat berbisa dan tak berwarna) selama 5 - 14 hari, kemudian ditumpuk
pada tempat yang berangin. Kayu yang sudah diobati tidak berbau dan berwarna, setelah
kering bisa di cat. Cara ini tidak baik jika digunakan pada struktur yang berlengas, juga tidak
baik dipadukan (komposit) dengan besi.
8. Proses Wolman.
Proses ini menggunakan garam wolman, yaitu bahan pengawet yang terdiri dari Na Fe di
tambah dini trophenol dan bichromat kers. dijual dalam bentuk bubuk. Kayu yang akan
diawetkan harus dikeringkan terlebih dahulu, kemudian direndam dalam air yang sudah
dicampur garam wolman selama 7 hari dan kemudian dikeringkan.
5. Retak -retak hr < 1/4 b, ht < 1/5 b hr < 1/3 b, ht < 1/4 b
N Nama
Nama Ilmiah Nama-nama Daerah
o Perdagangan
19. Meranti merah Shorea spp. (di antaranya: S. Majau, meranti merkuyung;
johorensis Foxw., S. lepidota BI., S. Meranti ketrahan; Meranti
leprosula Miq., S. ovalis BI., S. tembaga, kontoi bayor; Meranti
palembanica Miq., S. platyclados V.Sl. ex kelungkung; Tengkawang
majau; Banio, ketir; Seraya
merah, campaga, lempong,
Foxw., S. leptoclados Sym., dll.) kumbang, meranti ketuko,
cupang. Ingg.: red seraya, red
lauan.
N Nama Nama-nama
Nama Ilmiah
o Perdagangan Daerah
Tumu, Lenggadai,
1. Bakau Rhizophora spp. dan Bruguiera spp Jangkar, Tanjang, Putut,
Busing, Mata buaya
Rengas sumpung,
19. Kayu kereta Swintonia spp.
Merpauh, Bagel mirah
Kalumpit, Klumprit,
27. Ketapang Terminalia spp.
Jelawai, Jaha
Kundur, Modjiu,
29. Lancat Mastixiodendron spp.
Raimagago
Lompopaito, Nani,
30. Lara Metrosideros spp. dan Xanthostemon spp.
Langera
Darah-darah, Tangkalak,
34. Mendarahan Myristica spp., Knema spp. Au-au, Ki mokla,
Kumpang, Kayu luo, Huru
40. Rengas Gluta aptera (King) Ding Hou Rengas tembaga, Rangas
Sendok-sendok, kayu
Endospermum spp.; mis. E. diadenum (Miq.)
labuh (Smt.), kayu bulan
44. Sesendok Airy Shaw, E. moluccanum (T & B) Kurz, E.
(Mly.), garung (Klm.); Kayu
peltatumMerr.
raja (Mlku.)
47. Tembesu Fagraea spp.; mis. F. fragrans Roxb., F. Tomasu (Smt.), kulaki
sororia J.J. Sm. (Slw.), malbira, ki tandu
Cempedak, Kulur,
51. Terap Artocarpus spp.
Tara, Teureup
Pauhan, Antumbus,
53. Terentang ayam Buchanania spp.
Talantang
N Nama
Perdaganga Nama Ilmiah Nama-nama Daerah
o n
Maitong, Kayu lotong, Sora,
1. Eboni bergaris Diospyros celebica Bakh.
Amara
Nama
N
Perdagan Nama Ilmiah Nama-nama Daerah
o
gan
Juar, Trengguli,
6. Johar Senna spp.[4]
Sebusuk, Bobondelan
Kendal, Klimasada,
21. Salimuli Cordia spp.
Purnamasada