Laporan Kelompok 3 Margono Revisi Lanny
Laporan Kelompok 3 Margono Revisi Lanny
Laporan Kelompok 3 Margono Revisi Lanny
Disusun oleh :
KELOMPIK III
RAHMAT TRI KARYA N (UAD)
AGUSTIN NUR ARIFINA (STIFAR)
FAQRIAH WIDJAYANTI (USB)
LANNY RATNA KUMALA D. (UII)
NOVITA VERDIANA (UAD)
A. Instalasi Farmasi Rawat Inap, Rawat Jalan, dan IGD Pusat Geriatri &
Paviliun Abiyasa
Pusat Geriatri dan Paviliun Abiyasa RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo
merupakan bagian dari RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo dengan layanan unggulan
untuk pasien lansia, VIP, dan stroke center. Pelayanan yang terdapat di rumah sakit
ini antara lain klinik rawat jalan, klinik rawat inap, hemodialisa, IGD, ambulans 24
jam, operasi one day care. Poliklinik yang terdapat di Paviliun Abiyasa antara lain
klinik beauty center dan obesitas, infertilitas, menopause, osteoporosis, kebidanan
dan kandungan, bedah syaraf, anak, bedah umum, bedah orthopedi, bedah onkologi,
jantung dan hipertensi, mata, syaraf, stroke, kesehatan jiwa, dan THT.
Sub Instalasi Farmasi Pusat Geriatri dan Paviliun Abiyasa adalah bagian dari
Instalasi Farmasi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo yang dikelola oleh Apoteker
farmasi, meliputi kegiatan penyediaan, peracikan dan penyaluran obat, alat kesehatan
bagi pasien rawat jalan, rawat darurat, dan rawat inap. Apoteker tersebut membawahi
empat satelit farmasi, yaitu Satelit Farmasi Rawat Inap Abiyasa, Satelit Farmasi
Rawat Jalan Abiyasa, Satelit Farmasi Gawat Darurat Abiyasa, dan Satelit Farmasi
Bedah Sentral. Dimana satelit Farmasi Rawat Inap melayani pasien-pasien yang
dirawat di bangsal, sedangkan Satelit Farmasi Rawat Jalan melayani pasien umum,
pasien asuransi dari instansi tertentu (Telkom, Pertamina) dan BPJS yang berobat
jalan. Satelit Farmasi Gawat Darurat melayani pasien yang masuk melalui instalasi
gawat darurat. Serta Satelit Farmasi Bedah Sentral melayani pasien yang akan
Struktur organisasi di sub instalasi farmasi pusat geriatri dan paviliun abiyasa dapat
Resep obat di satelit farmasi rawat jalan pusat geriatri dan paviliun abiyasa
terdiri dari 2 kategori warna. Lembar resep yang berwarna kuning menandakan
bahwa pasien tersebut merupakan pasien umum atau pasien asuransi dari instansi
kefarmasian, yang terdiri dari 3 Asisten Apoteker dan 1 Apoteker. Kegiatan pelayanan
obat di satelit rawat jalan paviliun abiyasa dilaksanakan sesuai standar operasional
yang telah dibuat. Tujuannya agar obat yang diberikan kepada pasien rawat jalan
tepat pasien, tepat jumlah, dan dosis obat, tepat waktu, sesuai standar serta pasien
farmasi rawat jalan Abiyasa dilakukan mulai pukul 07.30 selesai (pasien habis).
Apoteker di satelit farmasi rawat jalan bertindak sebagai apoteker penanggung jawab
pasien yang bertugas telaah resep dan obat, menyiapkan obat dan memberikan obat
kepada pasien yang disertai dengan pelayanan informasi obat (PIO) dan konseling.
Alur pelayanan resep rawat jalan dimulai dari pasien membawa resep ke
satelit farmasi, Asisten apoteker menuliskan nomor urut pada resep. Kemudian
Apoteker melakukan telaah resep mulai dari memeriksa kelengkapan resep yaitu:
nama pasien, nomor rekam medik, alamat pasien, umur pasien, nama dokter penulis
resep dan asal poliklinik. Setelah itu, dilakukan skrining resep yang meliputi skrining
administrasi, farmasetis dan klinis. Jika terdapat masalah dalam resep yang diterima,
Medication error dan Drug Related Problem (DRP) terhadap pasien yang menerima
melihat kelengkapan dan kebenaran identitas pasien. Setelah itu, dilakukan skrining
sediaan, kekuatan sediaan dan jumlah obat yang diminta. Pada tahap akhir, dilakukan
skrining klinis untuk melihat adanya kemungkinan Medication error atau DRP pada
obat-obat yang diresepkan. Jika terdapat permasalahan dalam resep, masalah tersebut
dapat diselesaikan oleh Apoteker, bila perlu didiskusikan juga dengan dokter penulis
resep.
telah terhubung dengan SIM RSMS. Untuk pasien BPJS diminta untuk membayar
kekurangannya apabila ada kelebihan biaya dari paket INA-CBG. Kemudian Asisten
apoteker melakukan dispensing obat sesuai dengan jenis sediaan dan jumlah obat
yang diminta dan memasukkannya ke dalam wadah obat/plastik, untuk obat non
racikan. Jika obat yang diminta racikan (puyer, kapsul, sirup, salep campuran dan
lain-lain) bahan di timbang dengan jumlah yang di minta dalam resep. Reseptir akan
wadah obat atau plastik. Sedangkan untuk obat obat yang sering di gunakan, satelit
pasien. Obat kemudian diserahkan kepada pasien atau keluarganya disertai pemberian
informasi yang tepat dan secukupnya. Bila diperlukan, apoteker dapat memberikan
konseling.
Dispensing obat dilakukan dengan dua cara yaitu racikan dan non racikan.
Obat racikan terdiri dari bentuk sediaan puyer, kapsul dan salep atau krim.
Dispensing untuk obat racikan dibagi menjadi dua yaitu peracikan dan repackaging.
Peracikan dilakukan jika obat jadi akan dijadikan puyer, kapsul atau krim/salep.
Repackaging dilakukan jika volume obat yang besar dibuat menjadi volume yang
lebih kecil. Satelit farmasi rawat jalan pusat geriyatri dan paviliun abiyasa sudah
menyiapkan sediaan kapsul racikan yang sering diresepkan oleh dokter sehingga akan
mengalami kesulitan dalam penggunaan sediaan obat khusus (insulin injeksi pen,
aerosol, sitostatika), pasien yang mendapatkan resep poli farmasi (lima atau lebih
obat dalam satu resep), pasien dengan penyakit kronis, pasien yang mendapatkan obat
dengan indeks terapi sempit, pasien yang mendapatkan obat yang berinteraksi baik
dengan obat, maupun dengan makanan atau minuman, dan pasien dengan populasi
khusus yang beresiko tinggi (misalnya anak-anak, orang lanjut usia, wanita hamil dan
obat dan menanyakan hubungannya dengan pasien. Setelah itu, apoteker menjelaskan
tentang jenis dan jumlah obat. Pasien atau keluarga pasien juga diberitahukan tentang
khasiat obat dan efek samping obat. Pemberian informasi obat dilakukan dengan jelas
Pasien melakukan proses pembayaran
menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengrti oleh pasien atau
keluarganya. Jika belum jelas, pasien atau keluarganya dirujuk ke ruang konseling
keluarganya.
Adapun alur pelayanan resep di satelit farmasi rawat jalan untuk pasien umum
Gambar 2. Alur Pelayanan Satelit Farmasi Rawat Jalan Pusat Geriyatri dan
Paviliun Abiyasa RSMS
c. Penyimpanan Obat
Penyimpanan obat di Satelit Farmasi Rawat Jalan Pusat Geriatri dan Paviliun
Abiyasa RSMS menggunakan sistem FEFO (First Expired First Out), obat
berdasarkan efek farmakologi, serta disusun secara alfabetis. Obat psikotropika dan
obat golongan psikotropika yang bercampur dengan obat-obat lain. Hal ini dilakukan
koordinator. Satelit farmasi rawat inap memiliki 5 orang SDM yang terdiri dari 1
orang Apoteker dan 4 orang AA pelaksana. Adapun pembagian waktu kerja terbagi
Pelayanan Satelit Farmasi Rawat Inap Umum dan BPJS meliputi penerimaan
resep, peracikan/penyiapan obat dan pendistribusian obat. Satelit Farmasi Rawat Inap
Umum dan BPJS melayani seluruh ruang Rawat Inap yang terdapat di RSMS, yang
meliputi:
Adapun alur pelayanan di satelit farmasi rawat inap Abiyasa adalah sebagai
berikut, Instalasi Farmasi Rawat Inap menerima resep yang ditulis oleh dokter pada
Kartu obat yang sudah masuk didata pada buku penerimaan, dengan cara
menuliskan nama pasien dan ruangan rawat inap pasien. Setelah itu dilanjutkan
dengan screening resep oleh apoteker dan dilanjutkan dengan entry data ke komputer
secara online. Selanjutnya dilakukan dispensing obat dan alat kesehatan sesuai
dengan yang telah tertulis pada kartu obat. Selanjutnya obat diberi etiket sesuai
dengan yang tertulis pada kartu obat. Etiket putih untuk sediaan enteral sedangkan
etiket biru untuk sediaan parenteral. Sebelum dilakukan pengemasan, baik obat
maupun alat kesehatan dilakukan pengecekan kembali kesesuaian antara obat atau
alat kesehatan yang diambil dengan yang tertulis dalam kartu obat (resep) oleh
Apoteker. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam penyerahan obat ke
perawat.
dikemas dalam plastik berwarna putih. Khusus untuk sediaan vial atau ampul,
sebelum dikemas dalam plastik besar dipisahkan tersendiri dan dikemas tiap jenis
obat dalam plastik kecil berwarna bening guna mencegah terjadinya kesalahan dalam
penggunaan. Setelah selesai dikemas, diberi tanda dengan menulis nama pasien dan
ruangan.
Kemudian, nama pasien ditulis dalam buku defekta sesuai dengan ruangan
obat sampai dihantarkan di ruang perawat, obat-obatan tersebut di cek kembali yang
disesuaikan dengan kartu obat (resep) yang tertulis, setelah semua lengkap perawat
menandatangani buku defekta sebagai tanda bukti serah terima dari pihak apotek
kepada perawat.
Adapun alur pelayanan di satelit farmasi resep rawat jalan untuk pasien umum
Skrining resep
Checking
Pengemasan
Checking
d. Penyimpanan Obat
Satelit Farmasi Rawat Inap memiliki sistem penyimpanan obat dan alat
2) Suhu dingin (2o 8oC), pada almari pendingin contoh sediaan suppositiria,
berdasarkan atas:
pengambilan obat
2) Alfabet nama generik obat, obat branded, sehingga memudahkan
pengambilan obat
3) Tanggal kadaluarsa FEFO (First Expired date First Out), obat-obat yang
tempat terpisah
4) Untuk obat-obat LASA (Look Alike Sound Alike) penataannya sudah ada
pemisahan jarak dan diberikan penandaan khusus, dan untuk obat obat yang
berkunci ganda. Satelit Farmasi Rawat Inap melayani pasien umum dan BPJS.
Obat atau alkes yang tidak jadi digunakan dapat dikembalikan (diretur), jadi
e. Sistem Distribusi
Sistem distribusi di Satelit Farmasi Rawat Inap Abiyasa menggunakan sistem
UDD (Unit Dose Dispensing). Saat pasien pertama kali datang dilayani oleh perawat
memperoleh resep tambahan akan dilayani oleh apotek rawat inap dengan sistem IP
(Individual Prescribing). Setelah dilakukan dispensing obat resep, obat resep diantar
ke masing-masing ruangan dan dilakukan penyerahan obat dan pemberian informasi
obat dengan sistem semi UDD (Unit Dose Dispensing) oleh perawat.
1) Floor Stock
Floor Stock adalah suatu sistem pengelolaan dan distribusi sediaan obat sesuai
dengan yang ditulis dokter pada resep, yang disiapkan dari persediaan di ruang oleh
perawat dan dengan mengambil dosis/unit obat dari wadah persediaan yang langsung
diberikan pada penderita di ruang itu. Persediaan obat disiapkan oleh IFRS.
Kelebihan:
Kekurangan :
- Kesalahan obat dapat meningkat karena order obat tidak dikaji oleh apoteker
(medication error)
sangat terbatas
2) Individual Prescribing/ IP
satelit farmasi sesuai dengan yang ditulis pada resep atas nama pasien rawat. Sistem
ini memudahkan cara untuk menarik pembayaran atas obatobatan yang digunakan
pasien dan memberikan pelayanan kepada pasien secara perorangan. Kelebihan dan
dengan pasien
pengemasan, yaitu obat obatan yang dipesan, dikerjakan atau disiapkan, diberikan,
dan dibayar dalam bentuk satuan unit dosis yang terdiri dari obat obatan dalam
jumlah yang telah ditentukan atau penyediaan yang efisien untuk satu kali
penggunaan dosis yang biasa. Kombinasi Individual Prescribing dan Unit Dose
Dispensing merupakan sistem distribusi obat dari satelit farmasi ke pasien, dengan
dengan farmasis.
b) Pemanfaatan tenaga farmasis yang ekonomis, focus pada pelayanan obat dan
alkes.
diharapkan.
Adapun tujuan dilakukannya sistem distribusi semi unit dose dispensing ini
adalah:
Abiyasa
Satelit Farmasi Gawat Darurat (IGD) merupakan unit yang mempunyai tugas
kondisi gawat darurat dengan demikian perbekalan farmasi yang di siapkan harus di
pasien secara cepat dan tepat serta terpadu dalam penanganan tingkat
(AA) yaitu 1 orang sebagai koordinator dan 4 orang sebagai pelaksana farmasi, dan 1
Apoteker. Sub Satelit Farmasi Gawat Darurat beroperasi selama 24 jam yang dibagi
menjadi 3 shift jam kerja, yaitu: Pagi (07.00-14.00), Siang (14.00-21.00 WIB) dan
penyelamat hidup (life saving drugs) selama 24 jam setiap hari termasuk hari libur.
Life saving drugs merupakan obat yang diperlukan pada keadaan darurat untuk
mencegah terjadinya kecacatan atau kematian serta tidak dapat digantikan dengan
Satelit Farmasi Gawat Darurat (IGD) juga melayani obat dan alat kesehatan
untuk pasien dari Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Hemodialisa, dan Pasien rawat
inap sore hari yang diluar jam buka satelit farmasi rawat inap
Secara garis besar pelayanan resep di Satelit Farmasi Gawat Darurat Paviliun
Abiyasa dan Pusat Geriatri RSMS meliputi skrining resep, entry data penggunaan
obat di komputer, pemberian harga di kartu obat pasien, penulisan etiket, dispensing
obat dan penyerahan obat kepada pasien. Pemberian obat sesuai dengan daftar obat
atau alkes di kartu obat yang diberikan oleh perawat. Untuk daftar obat di IGD
Adapun alur pelayanan resep rawat jalan untuk pasien umum dan BPJS dapat
Observasi oleh
dilihat pada Gambar 4. perawat
Perawat mengambil paket box
Digunakan
Entry pasien Pasien
resep
Cek obat & alkes
Konfirmasikan
yang digunakan
harga obat
Pasien membayar
dikasir Salin di kartu obat
Gambar 4. Alur Pelayanan di Satelit Farmasi Gawat Darurat Pusat Geriatri dan
Paviliun Abiyasa RSMS
c. Penyimpanan Obat
Penyimpanan obat di Satelit Farmasi Gawat Darurat antara obat generik dan
paten di tempatkan di rak yang terpisah. Khusus untuk obat-obat psikotropika dan
narkotika disimpan dalam almari tersendiri dengan pintu ganda dan terkunci kecuali
bila diperlukan dan setiap pengambilan obat dicatat dibuku stok yang juga disimpan
dalam lemari tersebut. Obat yang stabil pada suhu kamar dan alat kesehatan
dimasukkan dalam wadah dan diberi label nama barang di bagian depannya. Obat-
obat yang tidak stabil pada suhu kamar disimpan dalam lemari es, misalnya induxin,
albumin, insulin, roculac, notrixum, tetagam, ATS (Anti Tetanus Serum), dan lain-
lain. Sedangkan untuk alat kesehatan ditempatkan dalam rak-rak. Penyimpanan infus
ditempatkan pada rak tersendiri dan diberi label yang jelas, rak obat oral dan obat
menggunakan prinsip FEFO (First Expired First Out) yaitu obat yang near ED
diletakkan didepan agar dapat keluar terlebih dahulu. Sedangkan untuk penataan obat
injeksi sudah sesuai dengan urutan alfabetis. Untuk obat-obat LASA (Look Alike
Sound Alike) penataannya tidak sesuai standar yang ada karena diletakkan dengan
cara bertumpukan, namun untuk obat obat yang HIGH ALERT dan NEAR ED
kesalahan pengambilan obat. Obat obat yang baru datang disimpan dilemari bawah
dan diletakkan perdus sebagai persediaan. Obat obat disimpan dalam suhu ruangan
maka keluarga pasien akan membawa resep dari dokter ke Satelit Farmasi
IGD 24 Jam.
b. Pasien IGD yang dipindahkan ke rawat inap, maka dokter meresepkan obat
dan alat kesehatan yang diperlukan dan selanjutnya Satelit Farmasi IGD 24
Jam menyerahkan obat tersebut ke perawat untuk dibawa ke ruang rawat inap.
c. Untuk pasien rawat jalan sore, hemodialisa dan rawat inap (di luar jam buka
menggunakan kartu obat sesuai kebutuhan standar yang telah disediakan di SF IGD
yang disimpan dalam paket box, jika terdapat obat dan alat kesehatan yang ingin
digunakan tapi tidak terdapat dalam paket box, perawat meminta langsung kepada
Apoteker/AA yang ada di Satelit Farmasi IGD 24 jam. Apabila tindakan telah selesai
perawat mengembalikan paket box ke SFGD selanjutnya petugas farmasi melakukan
pengecekan jenis dan jumlah obat serta alkes yang ada di dalam paket box, jika
berkurang maka petugas farmasi akan melengkapinya kembali sesuai dengan daftar
obat paket box yang tertulis. Sehingga siap digunakan untuk pasien berikutnya. Obat-
a. Petugas IGD mengambil paket box yang berisi obat, infus, dan alkes standar
siap pakai (seperti yang tertera dalam tabel dibawah) di Satelit Farmasi untuk
b. Bila diperlukan obat dan alkes lain yang tidak terdapat dalam paket box maka
Dimana untuk pasien umum menggunakan kartu obat berwarna kuning dan
Petugas farmasi mengisi dan melengkapi kembali box yang telah berkurang
Daftar Isi dalam Paket Box di Satelit Farmasi Gawat Darurat Pusat Geriatri
Tabel 1. Daftar Isi dalam Paket Box di Satelit Farmasi Gawat Darurat Pusat
Geriatri dan Abiyasa RSMS
e. Pengelolaan Obat
Sakit meliputi dua kegiatan, yaitu: Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik. Pengelolaan sediaan farmasi
di Satelit Farmasi Rawat Jalan, Rawat Inap, Instalasi Bedah sentral, dan Gawat
Darurat Pusat Geriyatri dan Pavilliun Abiyasa di koordinir oleh Gudang Buffer
obat dan alat kesehatan serta bahan medis habis pakai. Setelah itu, masing-masing
satelit farmasi tersebut membuat surat permintaan yang ditujukan pada Gudang
Buffer Abiyasa. Permintaan berdasarkan permintaan bulanan atau permintaan rutin
setiap 2 kali dalam seminggu pada hari senin dan kamis. Gudang Buffer akan
Permintaan dari Gudang Buffer Abiyasa dan satelit lain yang berada di RSMS
Tim Farmasi dan Terapi (TFT). TFT akan mengajukan permintaan yang disetujui ke
dewan direksi rumah sakit. Dewan direksi akan melanjutkan permintaan tersebut ke
managemen rumah sakit untuk dipertimbangkan. Namun, bagi obat-obatan dan alat
dalam paket box sebagai pertolongan pertama pasien gawat darurat untuk
IGD.
5. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan, Rawat Inap,
dan Gawat Darurat Pusat Geriatri dan Paviliun Abiyasa menunjukkan ada beberapa
permasalahan ditemukan yaitu belum memenuhi ketentuan yang ada, antara lain :
tersebut.
b) Pemberian informasi obat pada pasien juga belum maksimal, bahkan pada
pasien di instalasi rawat inap tidak ada pemberian informasi obat secara
langsung oleh apoteker pada pasien maupun perawat. Hal ini dikarenakan
c) Apoteker yang ada di Paviliun Abiyasa dan Pusat Geriatri, belum melakukan
dan Instalasi Gawat Darurat berdasarkan suhu, alfabetis, bentuk sediaan, dan
FEFO sudah sesuai dengan SOP. Namun, pada Instalasi Gawat Darurat
penataan obat masih kurang teratur, dikarenakan minimnya tempat atau rak
diletakkan dengan cara ditumpukkan pada 1 rak, dan di instalasi Rawat Jalan
Unit Dose Dispensing, yaitu obat diberikan untuk penggunaan satu kali oleh
mendapatkan terapi.
6. Saran
Siregar, Charles J.P, 2004, Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan, EGC Buku
Kedokteran: Jakarta