Laporan Pendahuluan Devi Mioma
Laporan Pendahuluan Devi Mioma
Laporan Pendahuluan Devi Mioma
2. Myoma Intramural
1.1.2 Etiologi
Etiologi pasti belum diketahui
- Rasa nyeri yang mungkin timbul karena gangguan sirkulasi darah pada
sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Nyeri
terutama saat menstruasi
- Infertilitas
- Dismenore
- Abortus berulang
(Chelmow, 2005)
1.1.4 Patofisiologi
Penyebab terjadinya Myoma uteri belum diketahui secara pasti
namun ada terdapat beberapa faktor predisposisi yang cenderung dapat
meningkatkan terjadinya resiko myoma uteri antara lain adanya faktor
keturunan dalam keluarga, myoma lebih sering didapat pada wanita nulipara
atau yang kurang subur, oleh karena rangsangan terus menerus setiap bulan
dari hormon estrogen. Myoma uteri berasal dari sel imatur dalam
miometrium. Karena adanya rangsangan yang terus menerus dari hormon
estrogen maka sel imatur dalam miometrium berproliferasi yang lama
kedalam membesar sehingga menimbulkan tumor. Sebagian besar myoma
uteri ditemukan pada masa reproduksi, dan tidak dijumpai pada sebelum
menarche serta akan mengalami pengecilan setelah menopause (Manuaba,
1998). Bila pada menopause tumor yang berasal dari myoma uteri masih
tetap besar atau bertambah besar kemungkinan degenerasi ganas menjadi
sarkoma uteri. Bila dijumpai pembesaran abdomen sebelum menarche, hal
itu pasti bukan myoma uteri tetapi kista ovarium dan kemungkinan besar
akan menjadi ganas.
3. Bila menekan rahim menimbulkan rasa berat pada perut bagian bawah.
Haemoglobin : turun
Albumin : turun
Lekosit : turun/meningkat
Eritrosit : turun
1.2.3 USG
1.2.5 Sitologi
1.2.6 Rontgen
1.2.7 ECG
1.1.6 Penatalaksanaan
1. Penanganan mioma menurut usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor
Penanganan mioma uteri tergantung pada usia, paritas, lokasi dan ukuran
tumor, dan terbagi atas :
a) Penanganan konservatif
2. Monitor keadaan Hb
b) Penanganan operatif
6. Infertilitas
a) Miomektomi
b) Histerektomi
2) Histerektomi vaginal, dilakukan bila tumor kecil (ukuran < uterus gravid
12 minggu) atau disertai dengan kelainan di vagina misalnya rektokel,
sistokel atau enterokel (Callahan, 2005).
Kriteria menurut American College of Obstetricians Gynecologists
(ACOG) untuk histerektomi adalah sebagai berikut :
3) Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma uteri meliputi nyeri hebat
dan akut, rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah
yang kronis dan penekanan pada vesika urinaria mengakibatkan
frekuensi miksi yang sering (Chelmow, 2005).
1.1.7 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada mioma uteri secara umum, yaitu:
1. Degenerasi ganas
Intra Operatif :
Catat waktu mulai dan selesai operasi
Catat waktu mulai dan selesai anesthesi
Catat jenis anesthesi
Kaji satus klinis pasien (brain, blood, breath, bowel, blader, dan
bone)
Monitor adanya perdarahan
Breath Kaji status pernafasan pasien
Penggunaan otot bantu pernafasan
Penggunaan alat bantu pernafasan
Blood Kaji tekanan darah pasien, nadi, akral, turgor kulit, CRT
dan adanya nyeri dada dan kaji adanya perdarahan
Brain Kaji tingkat kesadaran pasien
Bladder Kaji penggunaan kateter dan nyeri saat berkemih
Bowel Kaji penggunaan NGT, mual, muntag dan puasa
Bone Kaji kekuatan otot atau adanya deformitas
Post Operatif :
Kaji status pasca bedah pasien (tanda-tanda vital, bising usus,
distensi abdomen)
Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan
Kaji adanya komplikasi
Kaji adanya tanda-tanda infeksi
Kaji adanya tanda-tanda anemia
Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien
Kaji kemampuan pasien dan keluarga untuk melakukan koping
terhadap pengalamannya di rumah sakit dan pembedahan
Breath Kaji status pernafasan pasien
Penggunaan otot bantu pernafasan
Penggunaan alat bantu pernafasan
Blood Kaji tekanan darah pasien, nadi, akral, turgor kulit, CRT
dan adanya nyeri dada
Brain Kaji tingkat kesadaran pasien
Bladder Kaji penggunaan kateter dan nyeri saat berkemih
Bowel Kaji penggunaan NGT, mual, muntag dan puasa
Bone Kaji kekuatan otot atau adanya deformitas
Intra Operatif
Data pasien Diagnose Keperawatan
DS: - Hipotermia berhubungan dengan
DO: akral dingin, suhu tubuh pemajanan lingkungan yang dingin
dibawah kisaran normal ditandai dengan kulit dingin, suhu
tubuh di bawah kisaran normal
Post Operatif
Data pasien Diagnosa Keperawatan
DS: pasien mengeluh nyeri Nyeri akut berhubungan dengan
DO: pasien tampak meringis agen cedera fisik ditandai dengan
melaporkan nyeri secara verbal,
mengekspresikan perilaku.
Pre Operatif
Intra Operasi
Risiko infeksi berhubungan dengan luka Tidak terjadi tanda tanda infeksi
insisi
Post Operasi
Aktifitas - Mampu 2
menggerakan
empat esktreimitas
- Mampu 1
menggerakan dua
0
esktremitas
- Tidak mampu
menggerakan
ekstremitas
Penilaian dilakukan saat masuk dan lima belas menit setelah masuk.
Nilai minimal untuk pengiriman pasien ke bangsal adalah 7-8.
2. Bromage score
Kriteria Score
3. Steward Score
Kesadaran - Menangis 2
- Berekasi terhadap 1
rangsangan
- Tidak bereaksi 0
terhadap
rangsangan
Moorhead, Sue. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC) fifth edition. USA:
Mosby Inc an Affiliate of Elservier.
Moore JG. 2001. Essensial obstetri dan ginekologi. Edisi 2. Jakarta : Hipokrates
Rupp.T.J. 2006. Testicular Torsion, Department of Emergency Medicine, Thomas
Jefferson University, (online),
(http://www.emedicine.com/med/topic2560.htm, diakses 06 Desember
2016).