Las Gtaw

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PRAKTIKUMMANUFAKTUR

DISUSUN OLEH :

NAMA : Viona Maiseto

NIM : 031500455

PROGRAM STUDI : Teknofisika Nuklir

PRODI : Elektromekanik 2015

ACARA : Praktikum Las GTAW

SEMESTER : Dua

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2016
I. ACARA : Praktikum Las GTAW
II. TUJUAN :
1. Mahasiswa dapat memahami bagian-bagian pada las GTAW
2. Mahasiswa dapat melakukan pengelasan dengan cara yang aman

III. DASAR TEORI


Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) atau sering disebut Tungsten Inert Gas (TIG)
merupakan salah atu dari bentuk las busur listrik (Arc Welding) yang menggunakan inert
gas sebagai pelidung dengan tungsten atau wolfram sebagai elektroda.
Skema dari GTAW dapat dilihat dalam gambar dibawah, Pengelasan ini
dikerjakan secara manual maupun otomatis.

Pengelasan ini dikerjakan secara manual maupun otomatis serta tidak


memerlukan fluks ataupun lapisan kawat las untuk melindungi sambungan. Elektrode
pada GTAW termasuk elektrode tidak terumpan (non consumable) berfungsi sebagai
tempat tumpuan terjadinya busur listrik. GTAW mampu menghasilkan las yang
berkualitas tinggi pada hampir semua jenis logam mampu las. Biasanya ini digunakan
pada stainless steel dan logam ringan lainnya seperti alumunium, magnesium dan lain-
lain.hasil pengelasan pada teknik ini cukup baik tapi membutuhkan kemampuan yang
tinggi. Metode pengelasan ini sebelumnya dikenal dengan nama Tungsten Inert Gas
(TIG). Gas Inert yang biasa digunakan adalah wolfram untuk pelindung yang bagus
sehingga atmosfir udara tidak masuk ke daerah lasan. Namun sekarang digunakan Co2
(tidak inert) karena lebih murah dan stabil.Elektroda tungsten bukan sebagai filler metal,
sehingga perlu filler metal dari luar untuk mengisi gap sambungan. Filler metal bersama
logam induk akan dicairkan oleh busur listrik yang terjadi antara elektroda dengan logam
induk. Pada proses ini las dilindungi oleh selubung gas mulia yang dialirkan melalui
pemegang elektroda yang didinginkan dengan air.

Pada pengelasan TIG ini tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga listrik baik AC maupun
DC. Tenaga listik hanya digunakan sebagai pemanas dan hanya untuk membuat busur
nyala pada elektroda, bagian bagian pemdukung lainnya masih disuplai dari alat lain.
peralatan yang sering digunakan sebagai pendukung dari las TIG ini adalah tabung gas
Argon maupun gas lain yang dapat melindungi proses pengelasan dari pengaruh udara
luar. Pengelasan ini pertama kali ditemukan di USA (1940), berawal dari pengelasan
paduan untuk bodi pesawat terbang. Prinsipnya adalah : Panas dari busur terjadi diantara
elektrode tungsten dan logam induk akan meleburkan logam pengisi ke logam induk di
mana busurnya dilindungi oleh gas mulia (Ar atau He) Las listrik TIG (Tungsten Inert
Gas = Tungsten Gas Mulia) menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan
bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar
merupakan sumber panas, untuk pengelasan. Titik cair elektroda wolfram sedemikian
tingginya sampai 3410 C, sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik.
Tangkai listrik dilengkapi dengan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang
melindungi daerah las dari luar pada saat pengelasan. Sebagian bahan tambah dipakai
elektroda tampa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur yang terjadi antara
elektroda wolfram dengan bahan dasar. Sebagi gas pelindung dipakai gas inert seperti
argon, helium atau campuran dari kedua gas tersebut yang pemakainnya tergantung dari
jenis logam yang akan dilas. Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengan air yang
bersirkulasi.

Pembakar las TIG terdiri dari :

1) Penyedia arus

2) Pengembali air pendingi

3) Penyedia air pendingin

4) Penyedia gas argo

5) Lubang gas argon ke luar

6) Pencekam elektroda

7) Moncong keramik atau logam

8) Elektroda tungsten

9) Semburan gas pelindung.


Pengelasan ini bisa menggunakan arus bolak-balik ataupun arus searah, dimana
pemilihan tergantung pada jenis logam yang dilas. Arus searah polaritas langsung
digunakan untuk pengelasan baja, besi cor, paduan tembaga dan baja tahan karat,
sedangkan polaritas terbalik jarang digunakan. Untuk arus bolak-balik banyak digunakan
untuk pengelasan aluminium, magnesium, besi cor dan beberapa jenis logam lainnya.
Proses ini banyak dilakukan untuk pengelasan pelat tipis karena biayanya akan mahal jika
digunakan untuk pengelasan pelat tebal.
Keuntungan

Proses GTAW menghasilkan pengelasan bermutu tinggi pada bahan-bahan ferrous


dan non ferrous. Dengan teknik pengelasan yang tepat, semua pengotor yang berasal dari
atmosfir dapat dihilangkan. Keuntungan utama dari proses ini yaitu, bisa digunakan
untuk membuat root pass bermutu tinggi dari arah satu sisi pada berbagai jenis bahan.
Oleh karena itu GTAW digunakan secara luas pada pengelasan pipa, dengan batasan arus
mulai dari 5 hingga 300 amp, menghasilkan kemampuan lebih besar untuk mengatasi
masalah pada posisi sambungan yang berubah-ubah seperti celah akar. Sebagai contoh,
pada pipa tipis (dibawah 0,20 inci) dan logam-logam lembaran, arus bisa diatur cukup
rendah sehingga pengendalian penetrasi dan pencegahan terjadinya terbakar tembus
(burnt through) lebih mudah dari pada pengerjaan dengan proses menggunakan elektroda
terbungkus. Kecepatan gerak yang lebih rendah dibandingkan dengan SMAW akan
memudahkan pengamatan sehingga lebih mudah dalam mengendalikan logam las selama
pengisiandanpenyatuan

Kelemahan utama proses las GTAW yaitu laju pengisian lebih rendah dibandingkan
dengan proses las lain umpamanya SMAW. Disamping itu, GTAW butuh kontrol
kelurusan sambungan yang lebih ketat, untuk menghasilkan pengelasan bermutu tinggi
pada pengelasan dari arah satu sisi. GTAW juga butuh kebersihan sambungan yang lebih
baik untuk menghilangkan minyak, grease, karat, dan kotoran-kotoran lain agar terhindar
dari porosity dan cacat-cacat las lain. GTAW harus dilindungi secara berhati-hati dari
kecepatan udara di atas 5 mph untuk mempertahankan perlindungan inert gas di atas
kawah las.

Aplikasi
Metode ini biasanya digunakan untuk mengelas logam yang reaktif terhadap oksigen
seperti paduan aluminium, magnesium dan titanium. Metode ini juga cocok intuk pelat
tipis sampai dengan 5mm. Straight polarity (dengan arus hingga 500 ampere, boltase 20-
40 volt) lebih sering digunakan daripada reverse polarity, karena reverse polarity
cenderung mencairkan elektroda. Metode ini sangat cocok digunakan untuk spot welding.

Untuk pekerjaan lembaran logam yang tipis, pengelasan TIG dapat digunakan tanpa filler logam.
Untuk pekerjaan dengan lembaran logam yang lebih tebal atau ketika menggabungkan bahan
yang berbeda, filler logam digunakan dalam bentuk kawat batangan atau kawat gulungan yang
dipasok oleh alat pengumpan yang terpisah biasanya tanpa arus listrik. Dalam pengelasan TIG
standar, api dikeluarkan dengan bebas tetapi sebuah varian yang dikenal dengan pengelasan
plasma menggunakan nozzle sekunder untuk mengecilkan arc.

Lelehan logam, elektroda tungsten yang panas dan bagian ujung dari filler logam yang meleleh
dilindungi dari atmosfir dengan menggunakan gas inert. Biasanya, menggunakan argon,
meskipun ada manfaat kualitas dan produktivitas jika menggunakan campuran baik argon dan
helium atau argon dan hidrogen. Hasil pengelasan pada teknik ini cukup baik tapi membutuhkan
kemampuan yang tinggi.

IV METODE

A. Alat dan Bahan

1. Mesin

Mesin las AC/DC merupakan mesin las pembangkit arus AC/DC yang digunakan di
dalam pengelasan las gas tungsten. Pemilihan arus AC atau DC biasanya tergantung pada jenis
logam yang akan dilas.

2. Tabung gas lindung

tabung tempat penyimpanan gas lindung seperti argon dan helium yang digunakan di
dalam mengelas gas tungsten.

3. Regulator gas lindung

pengatur tekanan gas yang akan digunakan di dalam pengelasan gas tungsten. Pada
regulator ini biasanya ditunjukkan tekanan kerja dan tekanan gas di dalam tabung.

4. Flowmeter untuk gas

dipakai untuk menunjukkan besarnya aliran gas lindung yang dipakai di dalam
pengelasan gas tungsten.
5. Selang gas dan perlengkapan pengikatnya

berfungsi sebagai penghubung gas dari tabung menuju pembakar las. Sedangkan
perangkat pengikat berfungsi mengikat selang dari tabung menuju mesin las dan dari mesin las
menuju pembakar las.

6. Kabel elektroda dan selang

berfungsi menghantarkan arus dari mesin las menuju stang las, begitu juga aliran gas dari
mesin las menuju stang las. Kabel masa berfungsi untuk penghantar arus ke benda kerja.

7. Stang las (welding torch)


berfungsi untuk menyatukan sistem las yang berupa penyalaan busur dan perlindungan
gas lindung selama dilakukan proses pengelasan.

8. Elektroda tungsten

berfungsi sebagai pembangkit busur nyala selama dilakukan pengelasan. Elektroda ini
tidak berfungsi sebagai bahan tambah.

9. Kawat las

berfungsi sebagai bahan tambah. Tambahkan kawat las jika bahan dasar yang dipanasi
dengan busur tungsten sudah mendekati cair.

10.Assesories

pilihan dapat berupa sistem pendinginan air untuk pekerjaan pengelasan berat, kaca mata
pelindung, topeng pelindung, sarung tangan, pakaian tebal atau lapisan, helm, heostat kaki,
pengatur waktu busur dll.

B. Langkah Kerja

Peralatan las manual


Power supply yang tepat dan sumber shielding gas
torch las
selang dan konduktor listrik
pedal kaki (atau switch on torch) untuk mengendalikan kadar arus selama siklus
pengelasan
kontrol aliran gas.

Teknik pengelasan manual


Saat busur dimulai elektroda tersebut akan digerakan melingkar kecil sampai las-lasan
yang diinginkan terbentuk
Torch tersebut kemudian dimiringkan pada sudut 15 dari vertikal seperti yang
ditunjukkan pada gambar dan digerakkan sepanjang sambungan. jika Logam
tambahan digunakan, maka akan ditambahkan ke tepi las-lasan.
Batang las biasanya dimiringkan pada sudut sekitar 15 derajat ke permukaan
pekerjaan dan perlahan-lahan dimasukkan ke dalam las-lasan yang masih cair.
Selama pengelasan, ujung yang panas dari batang las tidak harus dihapus dari perisai
perlindungan gas inert.

Mesin Las
o Pada mesin GTAW kecepatan mengelas dan panas yang masuk ke benda kerja dapat
dikontrol
o Biaya yang lebih tinggi dari peralatan untuk memberikan manfaat harus dibenarkan
oleh persyaratan produksi dan kualitas.

Pengelasan Semi-otomatis
GTAW semi-otomatis didefinisikan sebagai cara mengelas dengan torch las dikendalikan
secara manual dan yang lain otomatis. Sistem semi-otomatis untuk GTAW diperkenalkan sekitar
1.952 tetapi hanya digunakan untuk aplikasi khusus.

Pengelasan Otomatis
Pengelasan dengan peralatan tanpa harus melalui penyesuaian kontrol oleh operator las
disebut las otomatis.
Beberapa sistem pengelasan otomatis (sering disebut adaptif atau kontrol umpan balik)
melakukan koreksi atas variabel pengelasan berdasarkan informasi yang dikumpulkan selama
pengelasan. Tujuannya adalah untuk mempertahankan kualitas lasan pada tingkat yang konstan
dengan adanya perubahan kondisi las.

Gas Tungsten Arc Welding Spot


Arc spot welding sering dilakukan secara manual dengan pemegang seperti pistol
Air-cooled nozzle gas
Elektroda tungsten yang konsentris diposisikan terhubung dengan nozzle gas
Sebuah tombol pemicu untuk mengendalikan operasi
Gas Tungsten Arc Welding Spot juga tersedia untuk aplikasi otomatis.
Las titik dapat dilakukan dengan arus AC atau DC.

IV. HASIL PENGAMATAN


V. PEMBAHASAN
Proses pengelasan berkaitan dengan lempengan baja yang dibuat dari kristal besi dan
karbon sesuai struktur mikronya, dengan bentuk dan arah tertentu. Lalu sebagian dari lempengan
logam tersebut dipanaskan hingga meleleh. Kalau tepi lempengan logam itu disatukan,
terbentuklah sambungan. Umumnya, pada proses pengelasan juga ditambahkan dengan bahan
penyambung seperti kawat atau batang las. Kalau campuran tersebut sudah dingin, molekul
kawat las yang semula merupakan bagian lain kini menyatu.

Proses pengelasan tidak sama dengan menyolder di mana untuk menyolder bahan dasar
tidak meleleh. Sambungan terjadi dengan melelehkan logam lunak misalnya timah, yang meresap
ke pori-pori di permukaan bahan yang akan disambung. Setelah timah solder dingin maka
terjadilah sambungan. Perbedaan antara solder keras dan lunak adalah pada suhu kerjanya di
mana batas kedua proses tersebut ialah pada suhu 450 derajat Celcius. Pada pengelasan, suhu
yang digunakan jauh lebih tinggi, antara 1500 hingga 1600 derajat Celcius. Pada proses GTAW
peleburan logam terjadi karena panas yang dihasilkan oleh busur listrik antara elektroda dan
logam induk. Busur listrik dihasilkan dengan menggunakan elektroda wolfram atau paduan
wolfram pada rangkaian arus searah maupun bolak-balik dan arus bolak-balik yang dilengkapi
dengan pembangkit frekwensi tinggi. Untuk melindungi pengaruh atmosfer pada daerah las yang
dipanaskan, logam cair dan elektroda, dipergunakan gas mulia sebagai pelindung yang dialirkan
melalui nozel.

Gas argon
Gas helium
Campuran argon dan helium
Campuran argon dan hidrogen

Kelebihan
1. Efifiensi tinggi dan waktu pengerjaan pengelasa sangatlah cepat

2. Dapat digunakan ke semua posisi pengelasan

3. Tidak menghasilkan kerak

4. Proses pengelasan ini sangat cocok untuk pekerjaan konstruksi

5. Membutuhkan sedikit pembersihan saat pengelasan

6. Bebas dari percikan yang terjadi jika dibandingkan dengan proses las busur lainnya

7. Dapat digunakan dengan atau tanpa filler metal yang diperlukan untuk aplikasi tertentu.

8. Memungkinkan pengontrolan yang sangat baik dari penetrasi root pass las

9. Dapat menghasilkan lasan autogenous yang murah pada kecepatan tinggi

10. Menggunakan pasokan listrik yang relatif murah.

11. Memungkinkan pengontrolan yang tepat dari variabel pengelasan.

12. Dapat digunakan untuk mengelas hampir semua logam, termasuk sambungan yang
berbeda.

13. Sumber panas dan penambahan filler metal pada sambungan logam yang berbeda, dapat
dikontrol secara manual.

Kekurangan

1. Wire-feeder memerlukan pengontrolan atau proses secara bertahap

2. Sewaktu-waktu dapat terjadi burnback

3. Cacat las porosity/berlubang-lubang kecil sering terjadi akibat gas pelindung permukaan
pengelasan tersebut kualitas nya tidak bagus atau buruk.

VI. KESIMPULAN
Las gas tungsten (las TIG) adalah proses pengelasan dimana busur nyala
listrik ditimbulkan oleh elektroda tungsten (elektroda takterumpan) dengan benda
kerja logam. Daerah pengelasan dilindungi oleh gas lindung (gas tidak aktif) agar
tidak berkontaminasi dengan udara luar. Kawat las dapat ditambahkan atau tidak
tergantung daribentuk sambungan dan ketebalan benda kerja yang akan dilas.Gas
Tungsten Arc Welding (GTAW) atau sering juga disebut Tungsten Inert Gas
(TIG) merupakan salah satu dari bentuk las busur listrik (Arc Welding) yang
menggunakan inert gas sebagai pelindung dengan tungsten atau wolfram sebagai
electrode. Pengelasan busur tungsten gas dapat digunakan hampir untuk semua
jenis logam dengan berbagai ketebalan, tetapi paling banyak digunakan untuk
pengelasan aluminium dan baja tahan karat. Pengelasan ini dapat digunakan
secara manual atau dengan mesin secara automatis.

Bila digunakan logam pengisi, harus ditambahkan dari luar baik berupa
kawat atau batangan, yang akan dilebur oleh panas busur yang timbul antara
elektrode dan logam dasar. Tetapi bila digunakan untuk mengelas pelat tipis
kadang-kadang tidak diperlukan logam pengisi. Tungsten dipilih sebagai
elektrode karena memiliki titik lebur tinggi yaitu 3410 Sebagai gas pelindung
biasanya digunakan argon, helium, atau gabungan dari kedua unsur ini.
Bila arus yang digunakan DC dengan polaritas langsung, biasanya digunakan untuk pengelasa
(polaritas terbalik jarang digunakan):
- baja

- besi cor

- paduan tembaga

- baja tahan karat (stainless steel)

Bila arus AC, biasanya digunakan untuk pengelasan:

- aluminium

- magnesium

- besi cor

- dll

Dengan alasan gas mulia sebagai gas pelindung berharga mahal, maka dianjurkan agar
las TIG ini hanya digunakan untuk pelat lembaran yang relatif tipis saja. Bila digunakan untuk
lembaran logam yang tebal, maka biaya operasi yang dibutuhkan menjadi sangat mahal dan
akibat nya produk menjadi tidak ekonomis lagi.

Anda mungkin juga menyukai