Paper Pelaporan Korporat
Paper Pelaporan Korporat
Paper Pelaporan Korporat
Disusun Oleh:
Fitrarena Widhi Rizkyana
Shanti Pertiwi
Eva Nuryana
2. Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui laporan laba Rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, seperti investasi
(efek) perdagangan atau diperdagangkan (trading investment) dimiliki dengan maksud dibeli dan
untuk dijual kembali dalam waktu dekat. Instrumen keuangan dalam kelompok
diperdagangkan biasanya menunjukkan frekuensi pembelian dan penjualan yang sangat sering
dilakukan. Entitas mempertangggungjawabkan dan melaporkan investasi utang (aset keuangan)
pada nilai wajar mengikuti pencatatan yang sama dengan seperti investasi utang dimiliki hingga
jatuh tempo selama periode pelaporan. Yaitu, investasi dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.
Namun, pada tiap tanggal pelaporan, entitas menyesuaikan biaya perolehan diamortisasi pada
nilai wajar, dengan keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi (unrealized
holding gain or loss) dilaporkan sebagai bagian dari laba bersih (laba atau rugi profit or loss),
bukan sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lain (other comprehensive income) dalam
laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi
adalah perubahan dalam nilai wajar dari investasi utang dari suatu periode ke periode lainnya,
tidak termasuk pendapatan bunga yang telah diakui tetapi belum diterima.
Investasi pada entitas anak dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. SAK ETAP tidak
menganjurkan dilakukannya konsolidasi laporan keuangan. Investasi pada entitas anak awalnya
diakui pada biaya perolehan (termasuk biaya transaksi) dan selanjutnya disesuaikan untuk
mencerminkan bagian investor atas laba atau rugi dan pendapatan dan beban dari entitas anak.
2. Kombinasi Bisnis
2.1 Definisi Kombinasi Bisnis
Menurut PSAK 22, kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana
pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih suatu bisnis. Transaksi yang kadangkala
disebut sebagai penggabungan sesungguhnya (true merger ) atau penggabungan setara ( merger of
equals ) juga merupakan kombinasi bisnis. Kombinasi bisnis bisa dilakukan dengan membeli aset neto
perusahaan, mengambil alih hutang, membeli sebagian aset neto perusahaan lain dan bersama-sama
membentuk satu atau lebih bisnis lainnya, atau membeli saham perusahaan di atas 50%
Penggabungan usaha dilakukan untuk memperoleh efisiensi operasi melalui integrasi secara horizontal atau
vertikal atau mendiversifikasikan risiko usaha melalui konglomerasi :
a. Integrasi horizontal
Penggabungan perusahaan-perusahaan dalam line- business atau pasar yang sama.
b. Integrasi Verical
Penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda secara
berturut-turut, tahapan produksi dan/atau distribusi, misalnya penggabungan
usaha antara perusahaan kain dengan perusahaan pakaian jadi.
c. Konglomerasi
Penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan/atau jasa yang tidak saling
berhubungan, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan minyak dengan
perusahaan komputer.
b. Merger
Merger terjadi ketika suatu perusahaan mengambil alih semua operasi dari entitas usaha lain dan
entitas yang diambil alih tersebut dibubarkan.
Merger berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu:
1. Merger Horisontal. Merger horisontal adalah merger antara dua atau lebih
perusahaanyang bergerak dalam industri yang sama. Sebelum terjadi mergerperusahaan-
perusahaan ini bersaing satu sama lain dalampasar/industri yang sama. Salah satu tujuan
utama merger danakuisisi horisontal adalah untuk mengurangi persaingan atau
untukmeningkatkan efisiensi melalui penggabungan aktivitas produksi,pemasaran dan
distribusi, riset dan pengembangan dan fasilitasadministrasi. Efek dari merger horisontal
ini adalah semakinterkonsentrasinya struktur pasar pada industri tersebut. Apabilahanya
terdapat sedikit pelaku usaha, maka struktur pasar bisa mengarah pada bentuk oligopoli,
bahkan akan mengarah padamonopoli.
2. Merger Vertikal. Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-
perusahaan yang bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksiatau operasi. Merger
dan akuisisi tipe ini dilakukan jika perusahaanyang berada pada industri hulu memasuki
industri hilir atausebaliknya. Merger dan akuisisi vertikal dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan yang bermaksud untuk mengintegrasikan usahanyaterhadap pemasok
dan/atau pengguna produk dalam rangkastabilisasi pasokan dan pengguna.
Tidak semua perusahaan memiliki bidang usaha yang lengkapmulai dari penyediaan
input sampai pemasaran. Untuk menjaminbahwa pasokan input berjalan dengan lancar
maka perusahaantersebut bisa mengakuisisi atau merger dengan pemasok. Mergerdan
akuisisi vertikal ini dibagi dalam dua bentuk yaitu integrasi kebelakang atau ke bawah
dan integrasi ke depan atau ke atas
3. Merger Konglemerat. Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan
yangmasing-masing bergerak dalam industri yang tidak terkait. Mergerdan akuisisi
konglomerat terjadi apabila sebuah perusahaanberusaha mendiversifikasi bidang
bisnisnya dengan memasukibidang bisnis yang berbeda sama sekali dengan bisnis
semula.Apabila merger dan akuisisi konglomerat ini dilakukan secara terusmenerus oleh
perusahaan, maka terbentuklah sebuahkonglomerasi. Sebuah konglomerasi memiliki
bidang bisnis yangsangat beragam dalam industri yang berbeda.
4. Merger Ekstensi Pasar. Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua
ataulebih perusahaan untuk secara bersama-sama memperluas areapasar. Tujuan merger
dan akuisisi ini terutama untuk memperkuat jaringan pemasaran bagi produk masing-
masing perusahaan.Merger dan akusisi ekstensi pasar sering dilakukan oleh perusahan-
perusahan lintas Negara dalam rangka ekspansi dan penetrasipasar. Strategi ini
dilakukan untuk mengakses pasar luar negeri dengan cepat tanpa harus membangun
fasilitas produksi dari awaldi negara yang akan dimasuki. Merger dan akuisisi ekstensi
pasardilakukan untuk mengatasi keterbatasan ekspor karena kurangmemberikan
fleksibilitas penyediaan produk terhadap konsumenluar negeri.
5. Merger Ekstensi Produk. Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh
duaatau lebih perusahaan untuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan.
Setelah merger perusahaan akan menawarkanlebih banyak jenis dan lini produk
sehingga akan menjangkaukonsumen yang lebih luas. Merger dan akuisisi ini dilakukan
denganmemanfaatkan kekuatan departemen riset dan pengembanganmasing-masing
untuk mendapatkan sinergi melalui efektivitas risetsehingga lebih produktif dalam
inovasi.
Pola adalah sistem bisnis yang diimplementasikan oleh sebuah perusahaandan dalam hal ini pola
merger adalah sistem bisnis yang akan diadopsi atauyang akan dijadikan acuan oleh perusahaan
hasil merger. Klasifikasiberdasarkan pola merger terbagi dalam dua kategori yaitu :
1. Mothership Merger. Mothership merger adalah pengadopsian satu pola atau
sistemuntuk dijadikan pola atau sistem pada perusahaan hasil merger.Biasanya
perusahaan yang dipertahankan hidup adalah perusahaanyang dominan dan sistem pola
bisnis perusahaan yang dominaninilah yang diadopsi.
2. Platform Merger. Jika dalam mothership merger hanya satu sistem yang diadopsi, maka
dalam platform merger hardware dan software yang menjadi kekuatan masing-masing
perusahaan tetap dipertahankan dan dioptimalkan. Artinya adalah semua system atau
pola bisnis,sepanjang itu baik, akan diadopsi oleh perusahaan hasil merger.
c. Konsolidasi
Konsolidasi terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih aset-aset dan
operasi dari dua atau lebih entitas usaha yang terpisah, danakhirnya entitas yang terpisah tersebut
dibubarkan.
2.10. Pengakuan dan pengukuran asset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang
diambil alih, dan kepentingan non pengendali pihak yang diakuisisi
Penerapan prinsip dan ketentuan pengakuan oleh pihak pengakuisisi, dapat menyebabkan pengakuan
atas suatu aset dan liabilitas yang sebelumnya tidak diakui oleh pihak yang diakuisisi dalam laporan
keuangannya. Contohnya: merk, paten, hubungan pelanggan mungkin tidak tercatat dalam
laporan keuangan suatu perusahaan. Akan tetapi ketika perusahaan tersebut diakuisisi, maka aset
tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan. Pengukuran aset teridentifikasi dan liabilitas yang diambil alih
menggunakan nilai wajar yang mengacu pada SAK yang mengatur maisng-masing aset dan liabilitas tersebut.
Sedangkan pengukuran kepentingan nonpengendali didasarkan pada nilai wajar atau berdasarkan
proporsi aset neto teridentifikasi.
2.11 Pengakuan da pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembelian dengan diskon
Dalam suatu kombinasi bisnis, ada kalanya imbalan yang diberikan lebih besar daripada nilai wajar
aset neto (aset dikurangi liabilitas) yang diperoleh. Selisih tersebut diberikan karena pengakuisisi
menilai bahwa perusahaan yang diakuisisi mempunyai berbagai kelebihan (aset) yang tidak bisa
diidentifikasi. Aset demikian disebut goodwill. Sebaliknya bila imbalan yang diberikan lebih kecil
daripada nilai wajar asset neto (aset dikurangi liabilitas) yang diperoleh, maka akan terdapat
goodwill negatif. Goodwill negatif akan dicatat oleh pengakuisisi sebagai keuntungan pada tahun
berjalan. Perhitungan goodwill didapatkan dari setiap akhir periode dilakukan pengujian atas
Goodwill, apakah terjadi penurunan atau tidak. Bila nilainya turun, goodwill harus dikurangi.
Goodwill = biaya akuisisi jumlah asset netto teridentifikasi yang diambil alih
2. Entity Theory (Teori Entitas). Teori ini mencoba memberikan solusi atas persoalan-
persoalan yang timbul pada proprietary theory:
Entity theory merefleksikan sudut pandang keseluruhan entitas usaha.
Laba kepemilikan minoritas merupakan distribusi total laba konsilidasi.
Kepemilikan minoritas merupakan bagian dari equitas pemegang saham
konsolidasi.
Laba dan ekuitas subsididiary (perusahaan anak) ditentukan terhadap seluruh
pemegang saham, sehingga total laba dapat di distribusikan secara consisten
kepada seluruh stockholder mayoritas dan minoritas.
Seluruh aktiva bersih preusan anak dikonsolidasikan pada nilai wajarnya,
berdasarkan harga yang dibayarkan oleh preusan induk untuk kepemilikannya.
Hal ini untuk menjamin konsistensi penilaian atas aktiva bersih kepemilikan
both mayoritas dan minoritas.
Atas akuisi ini, pada buku PT. P (Parent Company) di masukkan jurnal:
[Debit]. Account Receivable = $200.000
[Debit]. Inventory = $100.000
[Debit]. Equipment = $300.000
[Credit]. Current Liabilities = $100.000
[Credit]. Cash = $500.000
Karena fair value (nilai wajar) sama dengan nilai bukunya, maka tidak diperlukan re-valuation,
dan tidak ada goodwill yang perlu diakui.
Sehingga, Neraca setelah konsolidasi PT.(P) dan Subsidiary akan seperti di bawah ini:
4. Konsolidasi atas Akuisisi Saham (Consolidating Stock Acquisition)
Dalam akuisi saham, perusahaan pengakuisisi hanya akan berurusan dengan pemegang
saham (shareholder) dan sama sekali tidak akan berurusan dengan perusahaan investee.
Contoh: Akuisisi Saham
Sama dengan contoh yang diatas, namun yang dibeli hanya sahamnya saja dan $ 500.000
dibayarkan kepada pemegang sahamnya.
Atas Akuisisi saham tersebut, PT. P akan mencatat dengan jurnal sebagai berikut:
[Debit]. Investment In Subsidiary S = $ 500,000
[Credit]. Cash = $ 500,000
Jika kita perhatikan, di sini sama sekali tidak mencatat adanya penambahan asset (aktiva)
maupun liabilities, melainkan dicatat sebagai investasi saja. Hal ini dikarenakan yang diakuisisi
hanya sahamnya saja, dimana nilai saham sebesar $500.000 adalah cerminan dari nilai net
assetnya juga. Dalam hal ini hak kendali diperoleh dengan membeli saham PT. S.
Untuk membuat Neraca Konsolidasinya, maka kita perlu buatkan kertas kerja seperti dibawah
ini:
Dengan memperhatikan kertas kerja konsolidasi tersebut, maka muncul pertanyaan mengapa
ada eliminasi?
Telah diketahui bahwa, PT.S telah menjadi subsidiary PT.P Dan neraca konsolidasi ini dibuat
oleh PT.P (Bukunya PT.P) adalah untuk menyatukan laporan keuangan dua entitas yang tadinya
terpisah-pisah, mungkinkah PT.P berinvestasi pada perusahaannya sendiri? Tentu tidak, oleh
karena itu perlu dilakukan jurnal eliminasi.
Begitu juga dengan ekuitas pemegang saham perusahaan subsidiary, perlu di eliminasi karena
aktiva maupun liabilities nya adalah milik perusahaan PT.P itu sendiri selaku parent company
(bukan ekuitas pihak luar, seperti pada pengambil alihan aktiva bersih).
Maka jurnal eliminasinya akan seperti ini:
[Debit]. Common stock Company S = $ 200,000
[Debit]. Retained Earning Company S = $ 300,000
[Credit]. Investment in Company S = $ 500,000
Dalam kasus akuisisi aktiva bersih, tentunya perusahaan investee akan memberikan
laporan keuangan dengan nilai asset yang sesuai dengan nilai buku-nya, tanpa memperhitungkan
apakah nilai bukunya sesuai dengan harga pasar atau belum. Akan tetapi pihak investor pastinya
tidak akan percaya begitu. Disinilah perlunya menggunakan jasa appraisal independent untuk
melakukan penilaian (revaluation), guna memperoleh nilai yang wajar (Fair Value). Nilai wajar
yang dimaksudkan disini adalah sesuai dengan harga pasarnya. Itulah sebabnya mengapa nilai
wajar kadang juga disebut dengan Nilai Pasar (Market Value). Walaupun revaluation telah
dilakukan oleh appraisal independent, tetap saja nilai wajar yang dihasilkan masih berupa
estimasi.
Jadi, apakah hasil revaluation sudah mencerminkan nilai wajar atau belum, akhirnya
yang menjadi penentu jadi atau tidaknya transaksi kembali kepada calon investor yang akan
melakukan pengambilan keputusan. Namun, dari begitu banyaknya kasus akuisi yang telah
terjadi, tidak sedikit acquirer (investor) yang bersedia membayar lebih dari fair value.
Dalam kasus akuisisi aktiva bersih, jika nilai wajar aktiva bersih perusahaan
investee (terakuisisi) tidak sama dengan nilai bukunya, maka aktiva dan kewajiban perusahaan
investee yang dapat diidentifikasi di catat sebesar fair value-nya. Selisih antara fair value aktiva
bersih dengan harga beli (yang dibayarkan) di akui sebagai Goodwill
4. Eliminasi Jurnal
a. Investasi
Akun investasi dieliminasi dengan ekuitas entitas anak
Jika kepemilikan pada entitas anak tidak 100% akan muncul kepentingan non
pengendali.
Perbedaan nilai wajar dan nilai buku harus diperhitungkan dalam konsolidasi
(nilai wajar yang dikonsolidasi)
Goodwiil muncul jika nilai perolehan tidak sama dengan nilai wajar
b. Akun. Utang Piutang yang muncul antara anak dan induk harus dihapuskan.
c. Transaksi. Transaksi yang boleh diakui adalah transaksi kepada pihak ketiga, transaksi
anak dan induk harus dieliminasi.
a) Persediaan.
Penjualan dan harga pokok penjualan.
Jika barang terjual maka laba yang belum direalisasi harus dikurangkan dari nilai
inventori dan mempengaruhi laba yang telah diakui.
b) Aset Tetap
Pada tahun terjadi transaksi tidak boleh diakui keuntungan/kerugian dari transaksi
tersebut
Laba yang ada dalam aset tersebut harus dieliminasi
Nilai penyusutan akan disesuaikan
c) Obligasi
Obligasi hanya boleh diakui sebesar obligasi pada pihak eksternal.
Pendapatan / beban bunga harus dieliminasi
5. Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan Konsolidasi
Pengungkapan berikut dibuat dalam laporan keuangan konsolidasian:
a) Sifat hubungan antara entitas induk dan suatu entitas anak jika entitas induk tidak
memiliki (secara langsung maupun tidak langsung melalui entitas anak) lebih dari
setengah kekuasaan suara;
b) Alasan mengapa kepemilikan (secara langsung maupun tidak langsung melalui entitas
anak) lebih dari setengah kekuasaan suara atau kekuasaan suara potensial atas investee
tidak diikuti dengan pengendalian;
c) Akhir periode pelaporan dari laporan keuangan entitas anak jika laporan keuangan
tersebut digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian dan tanggal atau
periode berbeda dari tanggal laporan keuangan entitas induk, dan alasan menggunakan
tanggal atau periode yang berbeda;
d) Sifat dan luas setiap restriksi signifikan (misalnya akibat dari perjanjian pinjaman yang
diterima atau persyaratan regulator) dalam kemampuan entitas anak untuk mentransfer
dana ke entitas induk dalam bentuk deviden tunai, atau pembayaran kembali pinjaman
atau uang muka;
e) Suatu rincian yang menunjukan dampak setiap perubahan bagian kepemilikan entitas
induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian atas ekuitas
yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk; dan
f) Jika pengendalian atas entitas anak hilang, maka entitas induk mengungkapkan
keuntungan atau kerugian (jika ada) yang diakui sesuai dengan paragraf 31, dan:
porsi dari keuntungan atau kerugian yang dapat didistribusikan pada pengakuan
sisa investasi pada entitas anak terdahulu dengan nilai wajar pada tanggal
hilangnya pengendalian, dan
pos keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laha rugi komprehensif
jika tidak disajikan secara terpisah dalam laporan laha rugi komprehensif.
Ketika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri, maka laporan keuangan tersendiri
tersebut mengungkapkan:
a) laporan keuangan tersebut adalah laporan keuangan tersendiri yang merupakan
informasi tamhahan dalam laporan keuangan konsolidasian;
b) daftar investasi yang signiftkan dalam entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan
entitas asosiasi, termasuk nama, negara atau tempat kedudukan, proporsi kepemilikan,
dan proporsi hak suara yang dimiliki.