Laporan Kasus Stase Interna
Laporan Kasus Stase Interna
Laporan Kasus Stase Interna
Anamnesis Pribadi
Anamnesa Penyakit
Telaah : Sakit kepala hebat dirasakan 4 jam SMRS yaitu dengan durasi
selama + 1 jam dan kemudian nyeri kepala semakin berkurang. nyeri
kepala dirasakan diseluruh bagian kepala dan terasa sangat berat, hal ini
sampai membuat perasaan hoyong dan menetap sampai saat ini, disertai
dengan pengelihatan yang kabur (+), Telinga berdenging (-), Demam
(-), Mual (+), muntah (-), riwayat muntah proyektil(-), sesak nafas (-),
Punggung terasa pegal (+), dan seluruh badan terasa sangat lemah.
Sebelumnya sering dirasakan sakit kepala, namun hanya dirasakan
ringan saja dan itupun terjadi sangat jarang.
Pasien juga mengeluhkan saat 2 jam SMRS lengan dan tungkai
kiri terasa kebas dan semakin melemah hingga tidak dapat digerakan.
Sekarang kebas menghilang namun lengan dan kaki kiri masih tetap
tidak dapat digerakan. Riwayat hipertensi sejak 3 tahun namun tidak
pernah diobati dan pasien juga memiliki kebiasaan merokok pada setiap
harinya + 1 bungkus/hari sejak usia 20 tahun. Riwayat jatuh dan
terbentur kepalanya (-), riwayat stroke sebelumnya (-), riwayat kejang-
kejang (-), dan riwayat Diabetes Mellitus(-).
BAK: frekwensi 4x dalam satu hari ini dengan volume 1/3 aqua gelas,
warna: kuning pekat, BAB: frekwensi: 1 kali sehari dengan konsistensi
normal.
RPT : hipertensi
RPK : tidak ada
RPO : Tidak ada
1
Anamnesa Umum
Anamnesa organ
1. Cor
- Dyspneu deffort : tidak - Cyanosis : tidak
- Dyspnea drepos : tidak - Angina pectoris : tidak
- Oedema : tidak - Palpitasi cordis : tidak
- Nokturia : tidak - Asma Cardiale : tidak
2. Sirkulasi perifer
- Claudicatio intermitten: tidak - Gangguan tropis : tidak
- Sakit waktu istirahat : tidak - Kebas- kebas : tidak
- Rasa mati Ujung jari : tidak
3. Traktus respiratorius
- Batuk : tidak - Stidor : tidak
- Berdahak : tidak - sesak nafas : tidak
- Haemoptoe : tidak - Pernafasan cuping hidung : tidak
- Sakit dada waktu bernafas : tidak - Suara parau : tidak
4. Traktus digestivus
a. Lambung
- Sakit di epigastrium : tidak - Sendawa : tidak
- Rasa panas di epigastrium : tidak - Anoreksia : ya
- Muntah : tidak - Mual-mual : ya
- Hematemesis : tidak - Dysphagia : tidak
- Ructus : tidak - Feotor ex ore : tidak
- Pyrosis : tidak
b. Usus
- Sakit di abdomen : tidak - Melena : tidak
- Borborygmi : tidak - Tenesmi : tidak
- Defekasi : tidak - Flatulensi : tidak
- Obstipasi : tidak - Haemorrhoid : tidak
- Diare : tidak
c. Hati dan Saluran empedu
- Sakit perut kanan : tidak - Gatal dikulit : tidak
- Kolik : tidak - Asites : tidak
- Icterus : tidak - Oedema : tidak
- Berak dempul : tidak
5. Ginjal dan saluran kencing
- Muka sembab : tidak - Sakit pinggang : tidak
- Kolik : tidak - Oligouria : tidak
- Miksi : 4x dgn warna pekat - Anuria : tidak
2
- Poliuria : tidak - Polakisuria : tidak
6. Sendi
- Sakit : tidak - Sakit digerakan : tidak
- Sendi kaku : tidak - Bangkak : tidak
- Merah : tidak - Stand abnormal : tidak
7. Tulang
- Sakit : tidak - Fraktur spontan : tidak
- Bengkak : tidak - Deformasi : tidak
8. Otot
- Sakit : tidak - kejang-kejang : tidak
- Kebas-kebas : tidak - Atrofi : tidak
9. Darah
- Sakit dimulut dan lidah : tidak - Muka pucat : tidak
- Mata berkunang-kunang: tidak - Bengkak : tidak
- Pembengkakan kelenjar : tidak - Penyakit darah : tidak
- Merah dikulit : tidak - Perdarahan subkutan : tidak
10. Endokrin
- Polidipsi : tidak - Pruritus : tidak
- Polifagi : tidak - Pyorrhea : tidak
- Poliuri : tidak
14. Psikis
- Mudah tersinggung : ya - Pelupa : tidak
- Takut : tidak - Lekas marah : tidak
- Gelisah : tidak
3
Anamnesa Penyakit terdahulu
Tekanan darah pasien sering tinggi dan sering membuat kepala terasa
sakit dan punggung terasa pegal, namun pasien selalu menolak bila disuruh minum obat.
Hal ini dialami sejak 3 tahun ini.
Tidak ada
Anamnesa Intoksikasi
-
Anamnesa Makanan
- Nasi : freg 3 x/ Hari - Sayur sayuran : ya
- Ikan : ya - Daging : jarang
Anamnesa Family
- Penyakit-penyakit family : tidak ada
- Penyakit seperti orang sakit : tidak ada
- Anak-anak: 2, Hidup: 2, Mati: 0
4
Status Praesens
Keadaan Umum
- Sensorium :Kompos Mentis
- Tekanan Darah : 190/ 120 mmHg
- Temperatur : 36,0 C
- Pernafasan : 24 x/ menit
- Nadi : 88 x/ menit
Keadaan Penyakit
- Anemi : tidak - Eritema : tidak
- Ikterus : tidak - Turgor : tidak
- Sianosis : tidak - Gerakan Aktiv : ya
- Dispnoe : tidak - Sikap tidur paksa: tidak
- Edem : tidak
Keadaan Gizi
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
- Pertumbuhan rambut : Normal
- Sakit kalau dipegang : Tidak
- Perubahan lokal : tidak
a. Muka
- Sembab : tidak Parese : ya
- Pucat : tidak gangguan lokal : ya
- Kuning : tidak
b. Mata
- Stand Mata : normal - Ikterus : tidak
- Gerakan : kelemahan mata kiri - Anemia : tidak
- Exoftalmos : tidak - Reaksi pupil :ya,diameter3mm
- Ptosis : ya - Gangguan lokal : tidak
c. Telinga
- Sekret : tidak - Bentuk : Normal
- Radang : tidak - Atrofi : tidak
d. Hidung
- Sekret : tidak - Benjolan-benjolan : tidak
- Bentuk : Normal
5
e. Bibir
- Sianosis : tidak - Kering : ya
- Pucat : Ya - Radang : tidak
f. Gigi
- Karies : tidak - Jumlah : 32
- Pertumbuhan : Normal - Pyorroe alveolaris : tidak
g. Lidah
- Kering : tidak - Beslag : tidak
- Pucat : tidak - Tremor : tidak
h. Tonsil
- Merah : tidak - Membran : tidak ada
- Bengkak : tidak - Angina lacunaris : tidak
- Beslag : tidak
2. Leher
Inspeksi :
- Struma : tidak - Torticolis : tidak
- Kelenjar bengkak : tidak - Venektasi : tidak
- Pulsasi Vena : tidak
Palpasi
- Posisi trachea : Medial - TVJ : R-2cm H2O
- Sakit/ nyeri tekan: tidak - Kosta servikalis : tidak
3. Torax depan
Inspeksi
- Bentuk : Fusiformis - Venektasi : tidak
- Simetris/asimetris: simetris - Pembengkakan : tidak
- Bendungan Vena : tidak - Pulsasi verbal : tidak
- Ketinggalan bernafas : tidak - Mammae : Normal
Palpasi
- Nyeri tekan : tidak - Iktus : tidak teraba
- Fremitus suara : ka=ki a. Lokasi :-
- Fremissemen : tidak b. Kuat angkat : -
Perkusi
- Suara perkusi paru : Sonor - Gerakan bebas : 2 cm
- Batas Jantung : - Batas paru hati :
- A. Atas: ICS II parasternal sinistra a. Relatif : ICS V
- B. Kanan : sternalis ICS IV dextra b. Absolut : ICS VI
- C. Kiri : 2 cm medial dari linea
- Midclavicula sinistra ICS V
6
Auskultasi
- Paru paru
o Suara pernafasan : Vesikuler
o Suara Tambahan : Tidak ada
- Cor :
o Heart Rate :
o Suara katup : (M1 > M2), (A2>A1), (P2 > P1), (A2>P2)
o Suara tambahan : Tidak ada
4. Thorax belakang
Inspeksi
- Bentuk : Fusiformis Scapulae alta : tidak
- Simetris/tidak : simetris Ketinggalan bernafas: tidak
- Benjolan : tidak Venektasi : tidak
Palpasi
- Nyeri tekan : tidak Penonjolan : tidak
- Fremitus suara : ka = ki
Perkusi
- Suara perkusi paru: sonor Gerakan bebas : 2 cm
- Batas bawah paru:
- A. Kanan : Proc. Spinosus Vertebra IX
- B. Kiri : Proc. Spinosus Vertebra X
Aukultasi
- Pernafasan :Vesikuler
- Suara tambahan : Tidak ada
5. Abdomen
Inspeksi
- Bengkak : tidak
- Venektasi : tidak
- Gembung : tidak
- Sirkulasi Collateral : tidak
- Pulsasi : tidak
Palpasi
- Defens muskular : tidak
- Nyeri tekan : tidak
- Lien : tidak teraba
- Ren : tidak teraba
- Hepar : tidak teraba
7
Perkusi
- Pekak hati : ya
- Pekak beralih : tidak
Auskultasi
- Peristaltik usus : 10 x/ menit
6. Extremitas
a. Atas Kanan Kiri
- Bengkak : tidak tidak
- Merah : tidak tidak
- Stand abnormal : tidak tidak
- Gangguan fungsi : tidak ya
- Tes Rumpelit : tidak dilakukan
- Refleks :
o Bisep : ++ ++
o Trisep : ++ ++
- Radio periost : ++ ++
b. Bawah
- Bengkak : tidak tidak
- Merah : tidak tidak
- Eodema : tidak tidak
- Pucat : tidak tidak
- Gangguan fungsi : tidak ya
- Varises : tidak tidak
- Refleks
o KPR : ++ ++
o APR : ++ ++
o Struple : ++ ++
7. Neurologi
N. cranialis
- N. VII : Sudut mulut tertarik ke kanan
- N. XII : lidah saat dijulurkan berdeviasi kekiri
Refleks Fisiologis
o B : ++ ++
o T : ++ ++
o KPR : ++ ++
o APR : ++ ++
8
Refleks Patologis
o H :-- --
o T :-- --
o Babinski :-- --
Refleks Motorik
ESD : 55555
ESS : 11111
EID : 55555
EIS : 11111
Tanggal : 27/08/16
Nama : Hasiholan P.
9
Tanggal : 31/08/16
Nama : Hasiholan P.
10
THE CT SCAN CLINIC REPORT
Dilakukan multislice CT Head
Infratentorial cerebellum, pons dan ventrikel 4 tidak tampak kelainan
Supratentorial tampak lesi hypodense di basal ganglia kanan
Dan perventrikular kanan
Tidak tampak mid line shift
Cortical sulci dan ventricular sistem normal
EKG
11
RESUME
Anamnesis
- Keluhan utama : Cephalgia
- Telaah :
Cephalgia dengan durasi + 1 jam, 4 jam SMRS dan
kemudian dolor semakin berkurang. Dolor dirasakan
diseluruh bagian kepala. Vertigo (+), Nausea (+), Punggung
terasa pegal (+) dan malaise (+).
Hemiparese sinistra (+) 2 jam SMRS, riwayat
hipertensi sejak 3 tahun ini namun tidak pernah diobati, dan
merokok sejak usia 20 tahun sebanyak + 1 bungkus/hari.
RPT : hipertensi
RPK : tidak ada
RPO : tidak ada
Status Present
Pemeriksaan Fisik
12
Pemeriksaan laboratorium
Darah :
- LED : 15
Fungsi ginjal
- Ureum : 29 dan 65
- Kreatinin : 2.60 dan 1.58
Diagnosa Banding
1. Hipertensi Emergensi + TIA+ AKI
2. Hipertensi Urgensi + Stroke non Hemorragik +AKI
3. Tension Tipe Headache + Stroke Hemorragik + AKI
Diagnosis Sementara
Hipertensi Emergensi + TIA + AKI
Terapi
1. Aktivitas tirah baring
2. Diet MB
3. Medikamentosa
13
- EKG
- Foto torax
- CT scan
DISKUSI KASUS
Teori Kasus
Gejala : Gejala :
Sakit kepala hebat Sakit kepala hebat
Sesak nafas Mata kabur
Gangguan organ target lainya : Nyeri tengkuk
- Nyeri dada Hoyong
- Mata kabur Lemah lengan dan tungkai kiri
- Gangguan ginjal akut
- Nyeri tengkuk
- Dan berbagai gejala yang timbul
akibat adanya komplikasi hipertensi
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik
Vital sign : Vital sign :
Tekanan Darah : > 180/110 mmHg Tekanan Darah : 190/120 mmHg
14
dan pasien juga mengalami kelemahan pada lengan dan tungkai kirinya. Tekanan
darah pasien 190 /120.
Dari gejala klinis yang muncul, pasien sudah menunjukan tanda-tanda
kerusakan organ yang sangat progresif walaupun tekanan darah masih dibawah
<220/140 mmHg. Pasien mengalami kelumpuhan pada ekstremitas superior dan
infrior kiri nya, hal ini disebabkan adanya kerusakan organ target yang progresif,
yaitu otak.
Begitu juga dengan keluhan nyeri kepala hebat, hal ini menunjukan
adanya stressor jaringan otak akibat peningkatan tekanan darah, hal ini harus
ditangani dalam hitungan menit hingga jam agar gejala komplikasi progresifitas
pada organ berikutnya bisa dihentikan.
Pada hipertensi Emergensi untuk terapi antihipertensi, pilihan utamanya
masih tetap menggunakan obat yang diberikan secara Intravena yang telah
direkomendasikan oleh literatur. Namun dari seluruh drag of choice, penulis
sangat tertarik untuk menggunakan Nitropusid yang memiliki onset of action
segera dan efek akan hilang 10 menit setelah pemberian intravena dihentikan.
Penulis juga kaptopril sebagai terapi untuk menggantikan nitropusid setelah
mencapai tekanan darah sistol 160 mmHg, karena captopril memiliki beberapa
keunggulan, diantaranya adalah:
1. Obat ini memiliki onset of action yang cepat.
2. Menghambat teraktivasinya angiotensin II, vasopresin dan Aldosteron.
3. Obat ini bersifat antiproliferatif dan bagus untuk kasus dengan adanya
gangguan ginjal, karena menurut data Evidence Base Medicine (EBM)
obat ini mampu menurunkan progresifitas kerusakan ginjal dan mampu
memperlambat penurunan faal ginjal.
4. Obat ini mampu menurunkan Sympatic out flow, sehingga sehingga dapat
menurunkan pengeluaran renin dan mencegah terjadinya pengaktivasi
secara berlebihan dari reseptor beta adrenergik.
5. Obat ini juga sering digunakan pada keadaan gagal jantung yang
mendesak.
15