Resume Materi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

TUGAS MID SEMESTER

RESUME MATERI SEMESTER V


MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR TK/RA
SUSILAWATI, M.S.I
OLEH,
JAMUNA ULFAH
NIM.11.0103.2014.005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
SAMBAS
TAHUN 1438 H/2017 M

PERTEMUAN
II
(STRATEGI BELAJAR MENGAJAR)
1. Definisi Strategi Belajar Mengajar
Strategi belajar mengajar merupakan sebuah cara yang dipakai dengan
tujuan mempengaruhi dan merangsang anak, dalam perwujudan kegiatan
proses belajar mengajar sehingga membentuk pola umum yang menghasilkan
perencanaan. Dimana didalamnya berisi rangkaian aktivitas kegiatan dan
dibuat untuk mencapai suatu tujuan yang sudah ditentukan/digariskan dalam
pendidikan.
Strategi belajar mengajar harus dilakukan oleh guru dan murid supaya
tujuan pembelajaran bisa tercapai secara efektif dan efisien.
Selain itu, strategi belajar mengajar ada pada proses pelaksanaan yang
menjadi tindakan nyata guru pada saat mengajar berdasarkan pada aturan
dalam pengajaran. Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan
mengenai prosedur dan teknik yang dipakai pada proses pembelajaran.
2. Urgensi Strategi Belajar Mengajar
Strategi belajar mengajar lahir dari interaksi edukatif yang mencakup
peranan semua komponen pengajaran dan dijalankan secara optimal guna
mencapai tujuan pengajaran. Strategi belajar mengajar juga membahas tentang
rentetan perbuatan antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Strategi belajar mengajar juga memegang peranan yang sangat penting
dalam mendukung serta menciptakan suasana belajar mengajar yang
menggairahkan dan menyenangkan bagi semua anak didiknya. Dengan begitu,
tujuan pengajaran dapat dicapai dengan sempurna.
3. Prinsip-Prinsip Strategi Belajar Mengajar
Prinsip-prinsip strategi belajar mengajar diantaranya:
a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi serta kualifikasi perubahan
tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat.

c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar


yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan
oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria
serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru
dalam melakukan evaluasi dalam melakukan kegiatan belajar mengajar
yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem
intruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Selain itu, beberapa prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran
diantaranya1:
a. Berorientasi pada tujuan
b. Aktivitas
c. Individualitas
4. Pertimbangan Pemilihan Strategi Belajar Mengajar
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan
strategi belajar mengajar, yaitu2:
a. Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai.
b. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran.
c. Pertimbangan dari sudut anak.
d. Pertimbangan-pertimbangan lainnya
Peter F Oliva dalam bukunya yang berjudul Developing the
Curriculum

juga

menyatakan

beberapa

sumber

pemilihan

strategi

pembelajaran yaitu tujuan, pokok masalah, anak, guru, dan masyarakat3.


Selain itu, pemilihan metode pembelajaran perlu mempertimbangkan
faktor-faktor seperti4:

1Tim Pengembang Ilmu Pendidikan (FIP-UPI). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan


(Bagian 2 Ilmu Pendidikan Praktis). Grasindo: PT Imtima, hlm. 170.
2Tim Pengembang Ilmu Pendidikan (FIP-UPI), Ilmu, hlm. 169.
3Olivia, Peter F. Developing The Curriculum, Sixth Edition. hlm. 133
4Muhammad, Anas. Mengenal Metode Pembelajaran. hlm. 1.

a. Peserta didik (berkaitan dengan karakteristik peserta didik yang meliputi


perbedaan jenjang pendidikan, latar belakang dan tingkat intelektualitas).
b. Dinamika kelas (yang mencakup jumlah peserta didik, karakter kelas,
seberapa kooperatifkah warga belajar, kelompok dominan dalam kelas
tersebut serta bagaiman performa dan tingkat partisipasinya).
c. Ketersediaan fasilitas pembelajaran (manakala sekolah mengalami
keterbatasan dalam penyediaan fasilitas pembelajaran, pemilihan metode
pembelajaran merupakan jalan keluar yang paling relevan agar
pembelajaran tetap menarik, menyenangkan, dan dapat memberikan tujuan
utama yang ingin dicapai).
d. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai (pembelajaran yang berhasil
adalah pembelajaran yang tidak hanya akan menambah pengetahuan
peserta didik tetapi juga berpengaruh terhadap sikap dan cara pandang
peserta didik terhadap realitas kehidupan).
e. Materi pembelajaran (mencakup apa materi yang hendak dipelajari,
seberapa banyak materi yang hendak dipelajari, dan seberapa sulit materi
yang hendak dipelajari).
f. Alokasi waktu pembelajaran (rancangan belajar yang baik adalah
penggunaan alokasi waktu yang dihitung secara terperinci, agar
pembelajaran berjalan dengan dinamis, tidak ada waktu yang terbuang
tanpa arti).
g. Kesanggupan

guru

(bukanlah

suatu

pembatas

bagi

guru

untuk

memunculkan ide, kreativitas, dan inovasi-inovasi segar yang dapat


memunculkan ruh dalam pebelajaran yang diselenggarakannya).

PERTEMUAN
III
(STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI/SPE)
1. Definisi Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)
SPE

merupakan

bentuk

dari

pendekatan

pembelajaran

yang

berorientasi kepada guru (teacher centered approach)5. Dimana guru


mengolah secara tuntas pesan/materi sebelum disampaikan di kelas sehingga
peserta didik tinggal menerima saja6.
2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)
Terdapat beberapa karakteristik SPE yaitu7:
a. Dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal
(bertutur secara lisan atau ceramah).
b. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang
sudah jadi (data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal)
sehingga tidak menuntut anak untuk berpikir ulang.
c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri
(setelah pembelajaran usai, anak diharapkan dapat memahami dengan
benar melalui ungkapan kembali materi yang sudah diajarkan atau yang
telah diuraikan).
3. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)
Berikut langkah-langkah penerapan SPE8:
a. Persiapan (preparation)
1)

Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.

2)

Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.

5Sanjaya, Wina. September, 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar


Proses Pendidikan (Cet: 1). Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hlm. 179.
6Gulo, W. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Grasindo, hlm.11.
7Wina, Strategi, hlm. 179.
8Ibid., hlm. 185.

3)

Bukalah file dalam otak-otak anak.

b. Penyajian (presentation)
1)

Penggunaan bahasa.

2)

Intonasi suara.

3)

Menjaga kontak mata dengan anak.

4)

Menggunakan kalimat atau bahasa yang lucu (joke) dan

menyegarkan.
c. Menghubungkan (correlation)
Langkah yang menghubungkan materi dengan pengalaman anak.
Sehingga memungkinkan anak untuk menangkap keterkaitan yang ada di
antaranya, membuat pembelajaran lebih bermakna. Sehingga pemahaman
anak lebih tajam dan kebingungan anak bisa diminimalisir.
d. Menyimpulkan (generalization)
1) Mengulang kembali inti-inti materi yang menjadi pokok persoalan.
2) Memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang
telah disajikan.
3) Memetakan keterkaitan antar materi dan pokok-pokok materi.
e. Penerapan (aplication)
1) Membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan.
2) Memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah
disajikan.
4. Kekurangan dan Kelebihan Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)
Kekurangan SPE yaitu9:
a. Hanya mungkin dapat dilakukan terhadap anak yang memiliki kemampuan
mendengar dan menyimak secara baik.
b. Tidak mungkin dapat melayani perbedaan (kemampuan, pengetahuan,
minat dan bakat) setiap individu.
c. Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan (sosialisasi, hubungan interpersonal dan
berpikir kritis) anak.
9 Ibid., hlm. 191.

d. Keberhasilan sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru.


e. Oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi
satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman anak akan
materi pembelajaran akan sangat terbatas pula.
Kelebihan SPE yaitu10:
a. Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan
demikian ia dapat mengetahui sampai sejauh mana anak menguasai bahan
pelajaran yang disampaikan.
b. Dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai anak
cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
c. Selain anak dapat mendengar melalui penuturan tentang suatu materi
pelajaran, juga sekaligus anak bisa melihat atau mengobservasi (melalui
pelaksanaan demonstrasi).
d. Bisa digunakan untuk jumlah anak dan ukuran kelas yang besar.

10Ibid., hlm. 190.

PERTEMUAN
IV
(STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH/SPBM)
1. Definisi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)
Rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyelesaian

masalah

yang

dihadapi

secara

ilmiah11.

Untuk

mengimplementasikan SPBM, guru perlu memilih bahan pelajaran yang


memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan.
2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)
a. Dalam implementasi SPBM ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan
anak (aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengelola data hingga
akhirnya menyimpulkan).
b. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Dimana
masalah dianggap bahkan dikatakan sebagai kata kunci dari proses
pembelajaran. Yang artinya, pembelajaran tidak dapat berjalan tanpa
adanya sebuah masalah (problem).
c. Pemecahan masalah dilakukan dengan pendekatan berpikir secara ilmiah
(proses

berpikir

deduktif

dan

induktif

yang

dilakukan

secara

sistematis/tahapan dan empiris/data dan fakta yang jelas).


3. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)
Langkah-langkah SPBM yaitu12:
a. Menyadari masalah (bimbingan guru dalam bentuk kelompok besar,
kelompok kecil dan individual untuk dapat merangsang anak menemukan
kesenjangan-kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada).
11Ibid., hlm. 214.
12Ibid., hlm. 218.

b. Merumuskan masalah (menentukan prioritas masalah dengan jalan


mengkaji,

memerinci

dan

menganalisis

masalah

sehingga

dapat

memunculkan rumusan masalah yang jelas, spesifik dan dapat


dipecahkan).
c. Merumuskan hipotesis (menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin
diselesaikan serta berbagai kemungkinan penyelesaian masalah).
d. Mengumpulkan data (kecakapan untuk mengumpulkan dan memilih data ,
kemudian memetakan dan menyajikannya dalam berbagai tampilan
sehingga mudah dipahami).
e. Pengujian

hipotesis

(kecakapan

menelaah

data

dan

sekaligus

membahasnya untuk melihat hubungannya dengan masalah yang dikaji


serta mengambil keputusan dan kesimpulan).
f. Menentukan

pilihan

penyelesaian

(kecakapan

memilih

alternatif

penyelesaian yang mungkin dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan


kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternatif yang
dipilihnya).
4. Kekurangan dan Kelebihan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)
Kekurangan dari SPBM yaitu13:
a. Manakala anak tidak memiliki minat yang besar pada suatu masalah dan
tidak memiliki keyakinan serta kepercayaan yang tinggi maka mereka
akan merasa enggan dan acuh untuk mencoba menyelesaikannya.
b. Keberhasilan strategi melalui SPBM membutuhkan cukup waktu untuk
persiapan.
c. Tanpa pemahaman yang mendalam, anak hanya akan memecahkan
masalah yang sedang dipelajari tanpa mengetahui apa yang mereka ingin
pelajari.
Kelebihan dari SPBM yaitu14:
a. Teknik yang lebih bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.

13Ibid., hlm. 221.


14Ibid., hlm. 220.

b. Menantang kemampuan anak serta memberikan kepuasan untuk


menemukan pengetahuan baru bagi anak.
c. Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran anak.
d. Membantu anak tentang bagaimana mentransfer pengetahuan mereka
untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
e. Membantu anak untuk mengembangkan pengetahuan barunya serta
bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
f. Mendorong anak untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil
maupun proses belajarnya.
g. Memperlihatkan kepada anak bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya
merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh anak.
h. Dianggap lebih menyenangkan dan lebih disukai anak.
i. Mengembangkan kemampuan berpikir anak agar lebih kritis dan dapat
menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
j. Memberikan kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
mereka miliki dalam dunia nyata.
k. Dapat mengembangkan minat anak untuk secara terus menerus belajar
dalam pendidikan formal dan nonformal.

PERTEMUAN
V
(STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL/CTL)
1. Definisi Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Contextual Teaching and Learning atau yang biasa disingkat dengan
CTL ini dapat membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan
situasi dunia nyata dan memotivasi anak

membuat hubungan antara

pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota


keluarga, warga negara dan tenaga kerja15. Sedangkan pengajaran kontekstual
sendiri diartikan sebagai pengajaran yang memungkinkan anak-anak TK
hingga SMA untuk menguatkan, memperluas dan menerapkan pengetahuan
dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan di sekolah
dan luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau
masalah-masalah yang disimulasikan16.
2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)
CTL menekankan pada berpikir tingkat lebih tinggi, transfer
pengetahuan

lintas

disiplin,

serta

pengumpulan,

panganalisaan

dan

pensintesisan informasi dan data dari berbagai sumber dan pandangan17. Selain
itu 6 unsur kunci dari CTL ialah: pembelajaran bermakna, penerapan
pengetahuan, berpikir tingkat lebih tinggi, kurikulum yang dikembangkan

15Trianto. Juni, 2008. Mendesain Pembelajaran Kontesktual (Contextual


Teaching and Learning) di Kelas. Surabaya: Publisher, hlm. 17.
16Ibid., hlm. 18.
17Ibid.

berdasarkan standar, responsif terhadap budaya, dan terakhir mengenai


penilaian autentik18.
3. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya.
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
c. Kembangkan sifat ingin tahu anak dengan bertanya.
d. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok).
e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
g. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
4. Kekurangan dan Kelebihan Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Kekurangan strategi pembelajaran CTL yaitu19:
a. Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran CTL
berlangsung.
b. Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi
kelas yang kurang kondusif.
c. Guru lebih intensif dalam membimbing dan memerlukan perhatian dan
bimbingan yang ekstra terhadap anak agar tujuan pembelajaran sesuai
dengan apa yang diterapkan.
Kelebihan strategi pembelajaran dari CTL yaitu20:
a. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil karena anak beraktivitas.
b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan
konsep kepada anak karena anak dapat menemukan sendiri materi
pelajaran.
18Ibid.
19http://www.m-edukasi.web.id/2014/08/keunggulan-dan-kelemahanpembelajaran.html (diakses pada tanggal 1 Januari 2017, jam 22:48).
20http://www.m-edukasi.web.id/2014/08/keunggulan-dan-kelemahanpembelajaran.html (diakses pada tanggal 1 Januari 2017, jam 22:48).

c. Kelas dalam metode CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh


informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan
mereka di lapangan.

PERTEMUAN
VI
(STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF/SPK)
1. Definisi Strategi Pembelajaran Kooperatift (SPK)
Salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan
tertentu dimana pembelajaran dilakukan secara sadar guna menciptakan
interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi anak bukan hanya guru
dan buku ajar, tetapi juga sesama anak21.
2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatift (SPK)
SPK memiliki karakteristik yaitu22:
a. Pembelajaran secara tim.
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif.
c. Kemauan untuk bekerjasama.
d. Keterampilan bekerjasama.
3. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Kooperatift (SPK)
a. Penjelasan materi (guru memberikan gambaran umum tentang materi
pelajaran).
b. Belajar

dalam

kelompok

(pengelompokkan

yang

bersifat

heterogen/berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya).


21Wena, Made. Juli, 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu
Tinjauan Konseptual Operasional) (Cet: 2). Jakarta: PT Bumi Aksara, hlm. 189.
22Wina, Strategi, hlm. 244.

c. Penilaian (dapat dilakukan dengan tes dan kuis).


d. Pengakuan tim (penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim
paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah
dengan tujuan peningkatan prestasi).
4. Kekurangan dan Kelebihan Strategi Pembelajaran Kooperatift (SPK)
Kekurangan dari SPK yaitu:
a. Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu yang
lumayan lama.
b. Tujuan utama dari pembelajaran tidak bisa dicapai apabila tidak
menerapkan saling membelajarkan yang efektif.
c. Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja
kelompok.
d. Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok
memerlukan periode waktu yang cukup panjang.
e. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat
penting untuk anak akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan nyata
yang hanya akan didasari pada kemampuan individual.
Kelebihan dari SPK yaitu:
a. Anak dapat belajar dari berbagai sumber dan belajar dari anak yang lain
sehingga menyebabkan anak tidak harus selalu bergantung kepada guru.
b. Mengembangkan kemampuan mengungkapkan id atau gagasan dengan
kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
c. Membantu anak untuk lebih perduli dan membari perhatian lebih pada
orang lain, menyadari keterbatasan dan lebih terbuka dalam menerima
segala bentuk perbedaan.
d. Membantu memberdayakan setiap anak untuk lebih bertanggungjawab
dalam belajar.
e. Strategi

yang

ampuh

untuk

meningkatkan

prestasi

akademik

sekaliguskemampuan sosial.
f. Mengembangkan kemampuan untuk menguji ide dan pemahamannya
sendiri.

g. Meningkatkan kemampuan untuk menggunakan informasi dan belajar


abstrak menjadi nyata.
h. Interaksi yang berlangsung selama SPK berlangsung dapat meningkatkan
motivasi dan rangsangan sehingga berguna untuk proses pendidikan
jangka panjang.

PERTEMUAN
VII
(STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI/SPI)
1. Definisi Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau
terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan
melakukan penyelidikan23. SPI merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan24.
2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Karakteristik dari SPI ini sendiri banyak dipengaruhi oleh aliran
belajar kognitif25. Selain itu SPI ini memiliki ciri khas diantaranya
menekankan pada aktivitas anak secara maksimal untuk mencari dan
menemukan, seluruh aktivitas yang dilakukan anak diarahkan untuk mencari
dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga
dapat menumbuhkan kepercayaan diri, dan terakhir memiliki tujuan yaitu
untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan
23Ibid., hlm. 195.
24Nor, Aida. 2013. Perbandingan Hasil Belajar Matematika Menggunakan
Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) dan Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)
pada Materi Relasi, Fungsi, dan Grafik Fungsi Anak Kelas VIII MTSN Banjar
Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi pada IAIN Antasari, Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan. hlm.9.
25Ibid., hlm.25.

kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari


proses mental26.
3. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Dalam SPI sendiri, memiliki beberapa langkah dalam penerapannya,
yaitu27:
a. Orientasi.
b. Merumuskan masalah.
c. Merumuskan hipotesis.
d. Mengumpulkan data.
e. Menguji hipotesis.
f. Merumuskan kesimpulan.
4. Kekurangan dan Kelebihan Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Kekurangan dari SPI28:
a. Akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan anak.
b. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur
dengan kebiasaan anak dalam belajar.
c. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu
yang telah ditentukan.
d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan anak
menguasai materi pelajaran, maka SPI akan sulit diimplementasikan oleh
setiap guru.
Kelebihan dari SPI29:
a. Lebih menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini
dianggap lebih bermakna.

26 Ibid., hlm. 27.


27Ibid., hlm. 28.
28Ibid., hlm. 40.
29 Ibid., hlm. 39.

b. Dapat memberikan ruang kepada anak untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka.
c. Dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang
menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman.
d. Dapat melayani kebutuhan anak yang memiliki kemampuan di atas ratarata.

PERTEMUAN
IX
(METODE PEMBELAJARAN BERCERITA)
1. Definisi Metode Pembelajaran Bercerita
Menurut buku Pedoman Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam Taman Kanak-Kanak tahun 2009 metode bercerita adalah cara bertutur
kata dan penyampaian cerita atau memberikan penjelasan kepada anak secara
lisan30.
2. Karakteristik Metode Pembelajaran Bercerita
Memiliki alat peraga berupa buku, jikalau pun tidak memiliki alat
peraga pembelajaran disajikan dengan penuh gaya seperti perubahan suara dan
mimik wajah yang disesuaikan dengan alur cerita, mata guru yang tidak
pernah lepas dari murid-muridnya, terdapat gerakan atau action dari guru,
dalam bercerita guru menggunakan intonasi dan vokal yang disesuaikan
dengan alur cerita.
3. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Bercerita
a. Menetapkan tujuan dan tema cerita.
30Departemen Agama RI. Pedoman Pengembangan Kurikulum PAI Taman
Kanak-Kanak (Dalam Skripsi Penerapan Metode BCM oleh Tri Romawati IAIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta 2014). hlm.17

b. Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih, misalnya bercerita dengan


membaca langsung dari buku cerita, menggunakan gambar-gambar,
menggunakan papan flannel, dst.
c. Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita
sesuai dengan bentuk bercerita yang dipilih.
d. Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita, yang terdiri
dari:
1) Menyampaikan tujuan dan tema cerita.
2) Mengatur tempat duduk.
3) Melaksanaan kegiatan pembukaan.
4) Mengembangkan cerita.
5) Menetapkan teknik bertutur.
6) Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
e. Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.
f. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran dilaksanakan
penilaian

dengan

cara

mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

yang

berhubungan dengan isi cerita untuk mengembangkan pemahaman anak


akan isi cerita yang telah didengarkan.
4. Kekurangan dan Kelebihan Metode Pembelajaran Bercerita
Kekurangan dari metode pembelajaran bercerita yaitu31:
a. Anak didik menjadi pasif karena lebih banyak mendengarkan atau
menerima penjelasan dari guru.
b. Kurang merangsang perkembangan kreativitas dan kemampuan anak
untuk mengutarakan pendapatnya.
c. Daya serap atau daya tangkap anak didik berbeda dan masih lemah
sehingga sukar dipahami tujuan pokok isi cerita.
d. Cepat menumbuhkan rasa bosan terutama apabila penyajiannya tidak
menarik.
Kelebihan dari metode pembelajaran bercerita yaitu:
31http://paudstaialgazalibone.blogspot.co.id/2013/09/penerapan-metode-berceritadalam_8658.html (diakses pada tanggal 1 Januari 2017, jam 02:50).

a. Bagi anak TK mendengarkan cerita yang menarik dan dekat dengan


lingkungannya merupakan kegiatan yang mengasyikkan.
b. Cara efektif untuk menanamkan nilai-nilai positif pada anak.
c. Memberikan sejumlah pengetahuan social, nilai-nilai moral

dan

keagamaan.
d. Memberikan pengalaman belajar untuk mendengarkan.
e. Anak dimungkinkan untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
f. Membantu anak untuk membangun bermacam-macam peran yang
mungkin dipilih anak, dan bermacam layanan jasa yang ingin
disumbangkan anak kepada masyarakat.
PERTEMUAN
X
(METODE PEMBELAJARAN BERNYANYI)
1. Definisi Metode Pembelajaran Bernyanyi
Menyanyi bisa dipecah menjadi dua jenis yaitu aktif dan pasif.
Menyanyi aktif artinya anak melakukan secara langsung kegiatan menyanyi
baik dilakukan sendiri, mengikuti atau bersama-sama. Sedangkan menyanyi
pasif diartikan dengan anak yang hanya mendengarkan suara nyanyian atau
musik dan menikmatinya tanpa terlibat secara langsung32.
2. Karakteristik Metode Pembelajaran Bernyanyi
Anak terlibat secara aktif, mengandung atau memiliki unsur seni
berupa seni musik, terjadi kegiatan mental dan kegiatan fisik anak baik secara
anak sadar maupun tidak sadar, karena mengandung unsur seni maka
berkaitan pula dengan emosi anak yang secara tidak sadar dapat terangsang
dan terlatih oleh bunyi-bunyi dan suara-suara.
3. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Bernyanyi

32Tri Romawati, Penerapan Metode BCM (Bermain, Cerita, Menyanyi) dalam


Pembelajaran PAI untuk Meningkatkan Keaktifan Anak Kelompok A TK
Masyitoh Greges Semester II Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi pada Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2014. hlm, 17.

a. Tahap perencanaan, terdiri dari: (a) penetapkan tujuan pembelajaran, (b)


penetapan materi pembelajaran, (c) menetapkan metode dan teknik
pembelajaran, dan (d) menetapkan evaluasi pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan, berupa pelaksanaan apa saja yang telah direncanakan,
yang terdiri dari: (a) kegiatan awal : guru memperkenalkan lagu yang akan
dinyanyikan bersama dan memberi contoh bagaimana seharusnya lagu itu
dinyanyikan serta memberikan arahan bagaimana bunyi tepuk tangan yang
mengiringinya. (b) Kegiatan tambahan : anak diajak mendramatisasikan
lagu, misalnya lagu Dua Mata Saya, yaitu dengan melakukan gerakan
menunjuk organ-organ tubuh yang ada dalam lirik lagu.(c) Kegiatan
pengembangan : guru membantu anak untuk mengenal nada tinggi dan
rendah dengan alat musik, misalnya pianika.
c. Tahap penilaian, dilakukan dengan memakai pedoman observasi untuk
mengetahui sejauh mana perkembangan yang telah dicapai anak secara
individual maupun kelompok.
4. Kekurangan dan Kelebihan Metode Pembelajaran Bernyanyi
Kekurangan metode pembelajaran bernyanyi yaitu33:
a. Anak ditekankan harus memiliki kesiapan dan kematangan mental untuk
belajar.
b. Anak harus berani berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya
dengan baik.
c. Tidak efektif jika di aplikasikan pada ruangan yang besar.
d. Tidak memberikan kesempatan pada anak untuk berfikir secara aktif.
Kelebihan metode pembelajaran bernyanyi yaitu:
a. Bernyanyi bersifat menyenangkan.
b. Bernyanyi dapat dipakai untuk mengatasi kecemasan.
c. Bernyanyi merupakan media untuk mengekspresikan perasaan.
d. Bernyanyi dapat membantu membangun rasa percaya diri anak.
e. Bernyanyi dapat membantu daya ingat anak.
33http://etheses.uin-malang.ac.id/588/5/10410136 Bab 2.pdf (diakses pada
tanggal 25 Desember 2016, jam 19:46).

f. Bernyanyi dapat mengembangkan rasa humor.


g. Bernyanyi dapat membantu pengembangan keterampilan berpikir dan
kemampuan motorik anak.
h. Bernyanyi dapat meningkatkan keeratan dalam sebuah kelompok.

PERTEMUAN
XI
(METODE PEMBELAJARAN KARYA WISATA)
1. Definisi Metode Pembelajaran Karya Wisata
Cara mengajar yang dilaksanakan dengan jalan mengajak para murid
keluar kelas mengunjungi suatu tempat untuk mempelajari atau menyelidiki
hal tertentu, dibawah bimbingan guru.
2. Karakteristik Metode Pembelajaran Karya Wisata
Mengunjungi suatu tempat atau lokasi.
3. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Karya Wisata
Langkah-langkah dalam metode pembelajaran karya wisata yaitu34:
a. Persiapan (mencakup tujuan yang hendak dicapai, guru merencanakan
tempat atau lokasi yang akan dikunjungi yang berhubungan dengan materi,
guru memberikan pengertian pada murid mengenai tujuan yang ingin
dicapai, penentuan tugas bagi murid di tempat yang akan dikunjungi).
b. Pelaksanaan (mencakup penjelasan dari guru, pergi ke lokasi atau tempat
yang sudah direncanakan, menyuruh para murid untuk mengamati dan
merasakan suasana atau obyek secara langsung, ajak mereka untuk
berdialog).
34http://digilib.uinsby.ac.id/8516/3/Bab. II.pdf (diakses pada tanggal 31
Desember 2016, jam 20:01).

c. Penutup (penyimpulan materi yang disampaikan oleh guru, sehingga anak


dapat paham dan mengerti makna dan nilai dari objek-objek yang mereka
amati.
4. Kekurangan dan Kelebihan Metode Pembelajaran Karya Wisata
Kekurangan metode pembelajaran karya wisata yaitu:
a. Dapat mengganggu jam pelajaran lain karena menyita waktu lebih banyak,
terlebih jika tempat yang dikunjungi itu berada jauh dari lokasi sekolah.
b. Membutuhkan perencanaan yang matang dan persiapan yang panjang.
c. Membutuhkan biaya yang lebih dibanding dengan menggunakan metode
yang lain.
Kelebihan metode pembelajaran karya wisata yaitu:
a. Dapat memberi kepuasan kepada anak, karena dapat melihat secara
langsung obyek yang diamati.
b. Guru lebih mudah menerangkan materi pelajaran, karena anak bisa
mengamati secara langsung obyek yang dipelajari.
c. Para murid bisa mempelajari sesuatu secara integral dan komprehensif.

PERTEMUAN
XII
(METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI)
1. Definisi Metode Pembelajaran Demonstrasi
Metode mengajar yang menggunakan peragaan mengenai suatu proses
untuk memperjalas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana
melakukan sesuatu kepada anak didik35.
2. Karakteristik Metode Pembelajaran Demonstrasi
Mengandung pembelajaran yang menunjukkan suatu proses dari
sebuah kejadian, biasanya menggunakan alat peraga.
3. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Demonstrasi
a. Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa yang
diharapkan dicapai oleh anak sesudah demonstrasi dilakukan.
b. Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar
dipergunakan serta efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
c. Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan
mudah dan sudah teruji atau dicoba terlebih dahulu.
d. Jumlah anak memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas.
e. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan.
f. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan.
35Anas, Muhammad. Mengenal Metode Pembelajaran. hlm. 27.

g. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan selama demonstrasi


berlangsung yaitu keterangan-keterangan yang dapat di dengar oleh anak,
alat-alat yang di tempatkan dan difungsikan dengan baik dan terakhir telah
disarankan kepada anak untuk membuat catatan-catatan seperlunya.
h. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan anak.
i. Realisasikan.
4. Kekurangan dan Kelebihan Metode Pembelajaran Demonstrasi
Kekurangan metode pembelajaran demonstrasi
a. Memerlukan waktu dan persiapan yang matang.
b. Banyak menyita biaya dan tenaga.
c. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas.
d. Metode menjadi tidak aktif apabila anak tidak turut aktif dan suasana
menjadi gaduh.
Kelebihan metode pembelajaran demonstrasi
a. Perhatian anak lebih dipusatkan.
b. Proses belajar anak lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam
diri siswa.
d. Menyenangkan terutama untuk olahraga.

PERTEMUAN
XIII
(METODE PEMBELAJARAN BERCAKAP-CAKAP/ DIALOG)
1. Definisi Metode Pembelajaran Bercakap-Cakap (Dialog)
Bercakap-cakap dikatakan sebagai perilaku bahasa yang ilmiah 36.
Metode bercakap-cakap juga sering disebut sebagai muhadasah. Metode
pembelajaran bercakap-cakap berarti suatu cara penyampaian bahan
pengembangan bahasa yang dilaksanakan melalui bercakap-cakap antara anak
dengan guru atau anak dengan anak yang dikomunikasikan secara lisan dalam
suatu dialog yang terjadi dalam suatu situasi di lingkup pendidikan.
Metode bercakap-cakap ini dibedakan menjadi dua bentuk yaitu
percakapan formal dan nonformal37.
2. Karakteristik Metode Pembelajaran Bercakap-Cakap (Dialog)
Terjadi komunikasi dua arah, terjadi hubungan antarpersonal, ada yang
mendengar dan ada yang berbicara, biasanya topik yang digunakan dalam
pembicaraan bersifat bebas dan luas.
3. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Bercakap-Cakap (Dialog)

36Wicaksono, Andri, dkk. April, 2016. Teori Pembelajaran Bahasa (Suatu


Catatan Singkat). Yogyakarta: Garudhawaca.
37Darmayanti, Nani. 2007. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Kejuruan
Tingkat Media (Kelas XI). Bandung: GRAFINDO Media Pratama, hlm. 74.

Langkah-langkah dalam mengajarkan metode pembelajaran bercakapcakap38:


a. Mempersiapkan acara/materi dengan matang dan menetapkan topik yang
akan disajikan.
b. Materi hendaklah disesuaikan denga taraf perkembangan dan kemampuan
anak.
c. Lingkup materi pembicaraan terus semakin diperluas dan dikembangkan.
d. Menggunakan alat peraga sebagai alat bantu.
e. Hendaklah menjelaskan terlebih dahulu arti kata-kata yang kurang
f.

dimengerti anak.
Setelah metode bercakap-cakap selesai dilakukan, maka guru kemudian
membuka forum soal tanya jawab dan hal-hal lain yang perlu untuk

didiskusikan.
g. Penguasaan bahasa secara aktif, itulah yang baik dan berhasil.
h. Jika metode bercakap-cakap akan dilanjutkan kembali pada pertemuan
berikutnya maka guru sebaiknya menetapkan batas dan materi yang akan
disajikan agar anak dapat lebih mempersiapkan dirinya.
i. Mengakhiri pertemuan pengajaran dengan memberi dorongan dan
semangat anak untuk lebih giat lagi.
4. Kekurangan Dan Kelebihan Metode Pembelajaran Bercakap-Cakap (Dialog)
Kekurangan dalam metode pembelajaran bercakap-cakap:
a. Didominasi oleh siswa yang pandai dan hobi berceloteh serta
mengungkapkan pendapatnya.
b. Dipengaruhi oleh pembicaraan yang menyimpang dari topik, sehingga
mengakibatkan percakapan menjadi tidak fokus.
c. Lebih banyak pemborosan waktu.
Kelebihan dalam metode pembelajaran bercakap-cakap:
a. Dapat saling mengkomunikasikan pikiran, perasaan dan kebutuhan secara
verbal.
b. Mewujudkan kemampuan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif.
c. Mengembangkan kecakapan dan keberanian.
d. Mampu merangsang anak untuk berargumen dan menyumbangkan
gagasannya.
e. Memberikan kesempatan untuk berekspresi secara lisan.
f. Memperbaiki lafal dan ucapan.
g. Mengembangkan pengetahuan anak.
38Ekawati, Setia. Medan, 24 Oktober 2011. Makalah Tentang Bercakap-Cakap. Universitas
Medan: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, hlm. 2.

h. Melatih lidah anak didik agar terbiasa dan fasih bercakap-cakap.


i. Mampu menerjemahkan percakapan orang lain lewat telepon, radio, TV,
tape recorder, dll.
j. Dapat menjalin hubungan sosial yang menyenangkan dengan siapapun.
k. Hasil belajar dengan metode bercakap-cakap bersifat fungsional karena
topic/tema yang menjadi bahan percakapan dalam keseharian dan di
lingkungan anak.
l. Mengembangkan cara berpikir kritis dan sikap hormat atau menghargai
pendapat orang lain.
m. Anak mendapat kesempatan

untuk

belajarnya pada taraf yang lebih tinggi.

mengembangkan

kemampuan

PERTEMUAN
XIV
(METODE PEMBELAJARAN PROYEK)
1. Definisi Metode Pembelajaran Proyek
Merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja
proyek39. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan
kepada pertanyaan dan permasalahan (problem) yangat menantang, dan
menuntut anak untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan,
melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada anak
untuk bekerja secara mandiri40.
Tujuannya adalah agar anak mempunyai kemandirian dalam
menyelesaikan tugas yang dihadapinya41.
2. Karakteristik Metode Pembelajaran Proyek
Menurut Buck Institute for Education belajar berbasis proyek memiliki
karakteristik berikut42:
a. Anak membuat keputusan dan membuat kerangka kerja.
b. Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya.
c. Anak merancang proses untuk mencapai hasil.
d. Anak bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi
yang dikumpulkan.
e. Anak melakukan evaluasi secara kontinu.
f. Anak secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan.
g. Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya.
39Made, Strategi, hlm. 144.
40Ibid.
41Ibid.
42Ibid., hlm. 145.

h. Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.


3. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Proyek
Ada beberapa langkah dalam mendesain suatu proyek yaitu43:
a. Keautentikan.
b. Ketaatan terhadap nilai akademik.
c. Belajar pada dunia nyata.
d. Aktif meneliti.
e. Hubungan dengan ahli.
f. Penilaian.
4. Kekurangan Dan Kelebihan Metode Pembelajaran Proyek
Metode pembelajaran proyek memiliki beberapa kekurangan yaitu:
a. Memiliki biaya yang lumayan besar.
b. Sarana dan prasarana untuk pendemonstrasian haruslah lengkap.
c. Membutuhkan banyak waktu persiapan dan pelaksanaan.
d. Cendrung

membuat

anak

pasif

karena

anak

hanya

diam

dan

memperhatikan gurunya yang sedang mendemonstrasikan sesuatu.


e. Perkembangan motorik anak menjadi terhambat.
Metode pembelajaran proyek memiliki beberapa kelebihan yaitu44:
a. Peningkatan motivasi (increased motivation).
b. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah (increased problem-solving
ability).
c. Peningkatan keterampilan penelitian kepustakaan (improved library
research skills).
d. Peningkatan kerjasama (increased collaboration).
e. Peningkatan keterampilan sumber daya manajemen (increased resourcemanagement skills).

43Ibid., hlm. 151.


44Ibid., hlm. 147.

Anda mungkin juga menyukai