Laporan Umum Lafial
Laporan Umum Lafial
Laporan Umum Lafial
Disusun oleh :
Deisy Octaviani, S.Farm
(1543700274)
(1543700358)
(1543700378)
(1543700360)
PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
SURAT PERNYATAAN
Penulis
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan hanya kepada Tuhan yang Maha Esa atas
segala berkat dan kasih sayang yang di berikan kepada penyusun sehingga dapat
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Lembaga Farmasi
Angkatan Laut (LAFIAL) Drs.Mochamad Kamal yang telah dilaksanakan pada
tanggal 01-14 November 2016. Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Progam Profesi Apoteker di Jurusan
Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
Dalam melaksanakan Praktik Kerja Profesi Apoteker penyusun mendapatkan
banyak bantuan, berupa bimbingan maupun informasi dan berbagai pihak, penyusun
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Dr. Hasan Rahmat. M,DEA., Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
17 Agustus 1945 Jakarta dan selaku pembimbing Praktik Kerja Profesi
Apoteker Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
2.
Ibu Okpri Meila, M.Farm., Apt, selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker
di Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
iv
9.
Mayor laut Dadang Mulya Santosa, M.Farm., Apt selaku pembimbing PKPA
di Lafial.
10. Ibu Andriningrum S, S. Farm., Apt, Ibu Asih Kusumawati, Ibu Rochmiati,
Bapak Didik Suharto serta seluruh staf dan karyawan Lembaga Farmasi
Angkatan Laut Drs. Mochamad Kamal Jakarta yang telah memberikan
bantuan dan perhatian selama pelaksanaan Kerja Praktik Profesi Apoteker ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Laporan ini
masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan. Semoga Laporan hasil PKPA ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak, terutama rekan-rekan seprofesi dan pihak lain yang membutuhkan.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1.
1.2.
Tujuan ............................................................................................. 2
1.3.
Manfaat..................................................................................... ....... 3
vi
4.2.2.
Personalia ............................................................................ 82
4.2.3.
4.2.4.
Peralatan .............................................................................. 84
4.2.5.
vii
4.2.6.
Produksi ............................................................................... 86
4.2.7.
4.2.8.
4.2.9.
4.2.10.
Dokumentasi ........................................................................ 90
4.2.11.
4.2.12.
BAB V
4.3.1.
4.3.2.
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penggolongan Kelas Kebersihan .................................................... 17
Tabel 2.2 Rekomendasi Sistem Udara Untuk Tiap Kelas Kebersihan............ 17
Tabel 2.3 Spesifikasi Mutu Air ....................................................................... 60
Tabel 2.4 Parameter Kritis HVAC .................................................................. 62
DAFTAR LAMPIRAN
98
99
100
102
103
105
106
107
108
119
110
111
112
xi
115
BAB I
PENDAHULUAN
lain manajemen mutu, personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan
higiene, produksi, pengawasan mutu, inspeksi diri, audit mutu dan audit dan
persetujuan pemasok, penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan
kembali produk, dokumentasi, pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak,
kualifikasi dan validasi.
Sebagai perwujudan tanggung jawab keprofesian, tenaga Apoteker di
industri farmasi mempunyai peranan dalam hal pengelolaan industri dan
manajemen yang baik dalam pengadaan, ketersediaan dan kualitas obat sesuai
dengan tujuan penggunaannya. Kualitas, keamanan, dan khasiat dari obat
merupakan hal yang harus dipahami bagi seorang calon apoteker dan dapat
diterapkan di industri farmasi yang merupakan instansi yang bertanggung
jawab memproduksi obat yang berkualitas. Seorang calon Apoteker diwajibkan
untuk melaksanakan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA). Kegiatan PKPA ini
bertujuan agar dapat membandingkan ilmu teoritis dan praktik mengenai industri
farmasi. Kegiatan PKPA ini juga diharapkan seorang calon Apoteker memiliki
pengalaman dan pengetahuan baik teoritis maupun praktis, sehingga nantinya
siap terjun dalam dunia industri farmasi.
1.2 Tujuan
1.
2.
1.3 Manfaat
1.
2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
obat
adalah
seluruh
tahapan
kegiatan
dalam
ketentuan
perundang-undangankepada
Direktur
Jenderal
SuratKeputusan
Menteri
Kesehatan
No.
SuratKeputusan
Menkes/PER/XII/2010
usaha
Menteri
Industri
Kesehatan
Farmasiwajib
No.
1799/
memenuhi
mutu;dan
e. Komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung atau tidak
langsung dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang
kefarmasian.
Pengecualian dari persyaratan pada poin a. dan b., bagi pemohon
ijin industri farmasi milik Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia .
pemindahan
tertulis
lokasi
terlebih
usaha
dahulu
industri
dari
farmasi
Menteri
tanpa
Kesehatan
Republik Indonesia.
d. Dengan sengaja memproduksi obat jadi atau bahan baku yang
tidak memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku (obat palsu).
e. Tidak memenuhi ketentuan dalam izin usaha industri farmasi.
keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
keputusan
Kepala
Badan
Pengawasan
Obat
dan
Makanan
Pemastian mutu
Pemastian Mutu adalah suatu konsep luas yang mencakup
semua hal baik secara tersendiri maupun secara kolektif, yang
akan mempengaruhi mutu dari obat yang dihasilkan.
Pemastian Mutu adalah totalitas semua pengaturan yang dibuat
c)
Pengawasan mutu
Pengawasan
Mutu
adalah
bagian
dari
CPOB
yang
10
sesuai dengan
e)
Evaluasi mutu
Industri farmasi hendaklah melakukan evaluasi terhadap hasil
kajian,
dan
suatu
penilaian
hendaklah
dibuat
untuk
ulang
hendaklah
dilakukan.
Alasan
tindakan
11
f)
2.2.2. Personalia
Industri farmasi bertanggung jawab menyediakan personil yang
terkualifikasi dan berpengalaman praktis dalam jumlah yang memadai.
Tiap personil hendaklah tidak dibebani tanggung jawab yang berlebihan
untuk menghindarkan resiko terhadap mutu obat. Tiap personil
hendaklah memahami tanggung jawab dan memahami prinsip CPOB
serta memperoleh pelatihan awal dan berkesinambungan, termasuk
instruksi mengenai higiene yang berkaitan dengan pekerjaannya.
Struktur organisasi yang jelas harus diperhatikan selain jumlah
personil. Tugas spesifik dan kewenangan dari personil pada posisi
penanggung jawab
12
penjelasan
lebih
13
dahulu,
terutama
mengenai
higiene
karyawan
dan
barang
yang
memasuki
ruangan
14
15
b)
Penerimaan bahan;
b)
c)
d)
e)
Pengolahan;
f)
Pencucian peralatan;
g)
Penyimpanan peralatan;
h)
i)
Pengemasan;
j)
k)
l)
16
Non operasional
Operasional
Kelas
0,5 m
5 m
0,5 m
5 m
3.520
29
3.520
20
3.520
29
352.000
2.900
352.000
2900
3.520.000
29.000
3.520.000
Tidak
ditetapkan
2.900
Tidak
ditetapkan
3.520.000
29.000
Tidak
ditetapkan
Tidak
ditetapkan
Pedoman Cara
Tabel 2.2 Rekomendasi Sistem Tata Udara Untuk Tiap Kelas Kebersihan
Kelas
Kebersihan
Bagian dari
Bangunan
Sesuai
Kelompok
Kegiatan
dan Tingkat
Kebersihan
di bawah
aliran udara
laminar
Suhu
o
C
Kelemba
ban
Nisbi %
16 25
45 55
Ventilasi
Efisiensi
Saringan
Udara Akhir
(Sesuai
KodeEN 779 &
EN 1822)***
H14 (99,995 %)
17
Pertukaran
Udara
perJam
Keterangan
Kelas
Kebersihan
Bagian dari
Bangunan
Sesuai
Kelompok
Kegiatan
dan Tingkat
Kebersihan
Suhu
o
C
Kelemba
ban
Nisbi %
Ventilasi
Efisiensi
Saringan
Udara Akhir
(Sesuai
KodeEN 779 &
EN 1822)***
Pertukaran
Udara
perJam
0,54 m/dt
Keterangan
Pengisian suspensi
steril
ruang steril
16 25
45 55
H14 (99,995 %)
Aliran udara
turbulen
dengan
pertukaran
udara
minimal
20 kali
ruang steril
16 25
45 55
H13 (99,95 %)
bersih
20 - 27
40 - 60
F8 (75 %) atau
90 % ASHRAE
52/76
Bila
menggunakan
sistem
single
pass (100 %
fresh air )
H13 (99,95 %)
Bila
menggunakan
sistem
resirkulasi
ditambah make
- up air (10 - 20
% fresh air )
18
Lingkungan latar
belakang zona kelas
A untuk pengolahan
dan pengisian aseptis
Kelas
Kebersihan
Ventilasi
Efisiensi
Saringan
Udara Akhir
(Sesuai
KodeEN 779 &
EN 1822)***
Bagian dari
Bangunan
Sesuai
Kelompok
Kegiatan
dan Tingkat
Kebersihan
Suhu
o
C
Kelemba
ban
Nisbi %
umum
20 - 27
Maks. 70
F8 (75 % ) atau
90 % ASHRAE
52/76
Bila
menggunakan
sistem
single pass (100
% fresh air )
5-20
Ruang
pengolahan
dan
pengemasan
primer obat nonsteril,
pembuatan
salep
kecuali salep mata
Khusus
20 27
Maks. 40
H13 (99,95 %)
Bila
menggunakan
sistem
resirkulasi
ditambah make
- up air (10 - 20
% fresh air )
5 20
Pengolahan bahan
higroskopis
Pengemasan
sekunder**
20 - 28
TD
TD
-Ruang
masuk
Karyawan
Suhu
kamar*
***
TP
F8 (75%) atau
90% ASHRAE
52/76
Bila
menggunakan
sistem
single
pass (100 %
fresh air)
H13 (99,95 %)
Bila
menggunakan
sistem
resirk
ulasi ditambah
make- up air (10
- 20 % freshair )
-Daerah
penerimaan
bahan awal,
gudang
bahan awal
dan obat jadi
Suhu
kamar
TP
TD
TD
19
Pertukaran
Udara
perJam
TD
Keterangan
Kelas
Kebersihan
Ventilasi
Efisiensi
Saringan
Udara Akhir
(Sesuai
KodeEN 779 &
EN 1822)***
Bagian dari
Bangunan
Sesuai
Kelompok
Kegiatan
dan Tingkat
Kebersihan
-Ruang ganti
pakaian luar
Suhu
o
C
Kelemba
ban
Nisbi %
Suhu
kamar
TP
TP
TD
-Ruang ganti
Pakaian kerja
Suhu
kamar
TD
TP
TD
-Ruang
Istirahat
Suhu
kamar
TD
TP
TD
- Kantin
Suhu
kamar
TP
TD
TD
-Kamar
Mandi
Suhu
kamar
TP
TD
TD
- Toilet
Suhu
kamar
TP
TP
TD
Laboratorium
20 - 28
TD
TP
TD
30
TD
TP
TD
25
2-8
<0
TD
TD
TD
TD
TD
TD
TD
TD
TD
Gudang:
-R.Suhu
Kamar
- R. ber-AC
- R. Dingin
- R. Beku
Pertukaran
Udara
perJam
Keterangan
TP = Tidak Perlu
TD = Tidak Diklasifikasikan
Keterangan :
*
Untuk
produk
tertentu,
kelembaban
ruangan
dapat
**
20
2.2.4.
Peralatan
Peralatan pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan
konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan
dikualifikasi dengan tepat, agar mutu obat terjamin sesuai desain serta
seragam dari bets-ke-bets dan untuk memudahkan pembersihan serta
perawatan agar dapat mencegah kontaminasi silang, penumpukan debu
atau kotoran dan, hal-hal yang umumnya berdampak buruk pada mutu
dan produk.
Syarat-syarat peralatan yang ditentukan CPOB adalah sebagai
berikut :
1) Desain dan konstruksi
a)
b)
c)
d)
21
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
22
l)
Pipa air suling, air deionisasi dan bila perlu pipa air lain
untuk produksi hendaklah disanitasi sesuai prosedur
tertulis. Prosedur tersebut hendaklah berisi rincian batas
cemaran mikroba dan tindakan yang harus dilakukan.
b)
cukupuntuk
menghindarkan
kesesakan
serta
d)
e)
f)
23
3) Perawatan
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
peralatan
hendaklah
dibersihkan
dalam
24
h)
Peralatan
umum
(tidak
didedikasikan)
hendaklah
Peralatan
hendaklah
diidentifikasi
isi
dan
status
untuk
pencatatan
validasi
pembersihan
dan
2.2.5.
b)
Prosedur
higiene
perorangan
persyaratan
untuk
25
dan
untuk
keselamatan
personil,hendaklah
personil
Program
tersebut
hendaklah
mencakup
Semuapersonil
hendaklah
menjalani
pemeriksaan
keadaan
mempengaruhi
kesehatan
mutu
produk
personil
yang
diberitahukan
dapat
kepada
26
g)
h)
i)
langsung
antara
k)
Merokok,
makan,
minum,
mengunyah,
memelihara
Bangunan
yang
digunakan
untuk
pembuatan
obat
27
d)
e)
yang
bersih.
Tiap
kali
sebelum
dipakai,
c)
d)
28
prosedur
juga
meliputi
sterilisasi
peralatan,
f)
b)
c)
29
d)
e)
f)
g)
Hendaklah
tersedia
prosedur
tertulis
dan
catatan
2.2.6.
Produksi
Produksi mengikuti prosedur yang telah ditetapkan
dan
30
2) Validasi proses
Studi validasi hendaklah memperkuat pelaksanaan CPOB dan
dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Hasil
validasi dan kesimpulan hendaklah dicatat.
3) Pencegahan pencemaran silang
Pencemaran bahan awal atau produk oleh bahan atau produk lain
harus dihindarkan. Resiko pencemaran silang ini dapat timbul
akibat tidak terkendalinya debu, gas, uap, percikan atau organisme
dari bahan atau produk yang sedang diproses, dari sisa yang
tertinggal pada alat dan pakaian kerja operator. Tingkat resiko
pencemaran ini tergantung dari jenis pencemar dan produk yang
tercemar.
Diantara
pencemar
yang
paling
berbahaya
gudang, area
31
6) Pengembalian
Semua bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk
ruahan yangdikembalikan ke gudang penyimpananhendaklah
didokumentasikan dengan benar dan direkonsiliasi. Bahan awal,
bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan hendaklah tidak
dikembalikan
ke
gudang
penyimpanan
kecuali
memenuhi
Pencetakan Tablet
b)
Penyalutan
c)
d)
e)
32
f)
Produk Steril
g)
Bahan Pengemas.
33
mempermudah
penyelidikan
atau
penarikan
kembali
jika
diperlukan.
Penyimpanan bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk
ruahan dan produk jadi. Semua bahan dan produk hendaklah
disimpan secara rapi dan teratur untuk mencegah resiko kecampur
bauran atau pencemaran serta memudahkan pemeriksaan dan
pemeliharaan.Bahan dan produk hendaklah diletakkan
tidak
2.2.7.
Pengawasan Mutu
Pengawasan Mutu merupakan bagian yang esensial dari Cara
Pembuatan Obat yang Baik untuk memberikan kepastian bahwa produk
secara konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan
pemakaiannya. Pengawasan Mutu mencakup pengambilan sampel,
spesifikasi, pengujian serta termasuk pengaturan, dokumentasi dan
prosedur pelulusan yang memastikan bahwa semua pengujian yang
relevan telah dilakukan, dan bahan tidak diluluskan untuk dipakai atau
produk diluluskan untuk dijual, sampai mutunya telah dibuktikan
memenuhi persyaratan.
Pengawasan Mutu tidak terbatas pada kegiatan laboratorium, tapi
juga harus terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan mutu
produk. Ketidaktergantungan Pengawasan Mutu dari Produksi dianggap
hal yang fundamental agar Pengawasan Mutu dapat melakukan kegiatan
dengan memuaskan. Bagian Pengawasan Mutu secara keseluruhan juga
mempunyai tanggung jawab, antara lain adalah:
1) Membuat,
memvalidasi
pengawasan mutu;
34
dan
menerapkan
semua
prosedur
2.2.8.
Personalia;
b)
c)
d)
35
e)
Peralatan;
f)
g)
Pengawasan Mutu;
h)
Dokumentasi;
i)
j)
k)
l)
m)
Penanganan keluhan;
n)
Pengawasan label;dan
o)
b)
36
2.2.9.
keluhan
dan
37
informasi
yang
berkaitan
dengan
38
b)
c)
8) Catatan
hendaklah
dikaji
secara
berkala
untuk
39
b)
Pemakaian
produk
yang
berisiko
tinggi
terhadap
d)
40
di luar jam kerja, nomor bets dan jumlah yang dikirim), termasuk
distributor di luar negeri untuk produk yang diekspor dan sampel
medis.
17) Produk yang ditarik kembali hendaklah diberi identifikasi dan
disimpan terpisah di area yang aman sementara menunggu
keputusan terhadap produk tersebut.
18) Perkembangan proses penarikan kembali hendaklah dicatat dan
dibuat laporan akhir, termasuk hasil rekonsiliasi antara jumlah
produk yang dikirim dan yang ditemukan kembali.
19) Efektivitas
penyelenggaraan
penarikan
kembali
hendaklah
2.2.10.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dan
dokumentasi yang baik merupakan bagian yang esensial dari pemastian mutu.
Dokumentasi yang jelas adalah fundamental untuk memastikan bahwa tiap
personil menerima uraian tugas yang relevan secara jelas dan rinci sehingga
memperkecil resiko terjadi salah tafsir dan kekeliruan yang biasanya timbul
karena hanya mengandalkan komunikasi lisan.Spesifikasi, dokumen, produksi
induk/formula pembuatan, prosedur, metode dan instruksi, laporan dan catatan
harus bebas dari kekeliruan dan tersedia secara tertulis. Keterbacaan dokumen
adalah sangat penting. Berdasarkan CPOB dokumen yang diperlukan, yaitu:
1)
Spesifikasi
Hendaklah tersedia spesifikasi bahan awal, bahan pengemas dan produk
jadi yang disahkan dengan benar dan diberi tanggal, hendaklah juga
tersedia spesifikasi bagi produk antara dan produk ruahan.
2)
41
b)
3)
c)
d)
e)
b)
4)
c)
d)
e)
5)
b)
42
c)
d)
e)
f)
g)
6)
masa edar/simpan
Dokumen produksi
Dokumen yang esensial dalam produksi adalah:
a)
b)
c)
d)
mengenai
pengamanan
selama
stabilitas
produk,
penyimpanan
dan
tindakan
tindakan
e)
masa edar/simpan
menyebutkan
44
masing-masing
jumlahnya,
yang
khusus
bagi
bahan
itu;
hendaklah
awal,
urutan
penambahan
bahan,
waktu
pencampuran, suhu)
f)
nama produk
45
pengawasan
selama-proses
yang
rinci
termasuk
lengkaphendaklah
ditandatangani
dengan
catatan
persetujuan
diberi
dari
tanggal
personil
dan
yang
nama produk
46
h)
kesalahan
transkripsi.
Catatan
hendaklah
serta
peralatan
bersih
dan
sesuai
untuk
penggunaannya.
Selama pengemasan, informasi sebagai berikut hendaklah
dicatat pada saat tiap tindakan dilakukan dan setelah lengkap
47
nama produk
nama
personil
yang
bertanggung
jawab
untuk
produk
yang
diperoleh
untuk
melakukan
karantina
internal
serta
penyimpanan
untuk
Pengambilan Sampel
48
Pengujian
Hendaklah tersedia prosedur tertulis untuk pengujian bahan dan
produk yang diperoleh dari tiap tahap produksi yang
menguraikan metode dan alat yang harus digunakan. Pengujian
yang dilaksanakan hendaklah dicatat.
2.2.11.
disetujui
dan
dikendalikan
untuk
menghindarkan
Kontrak
dalam
melaksanakan
diperlukan
kepada
Penerima
Kontrak
untuk
memastikan
bahwa
Penerima
Kontrak
produk
telah
diluluskan
oleh
kepala
bagian
Kontrak
harus
mempunyai
gedung
dan
50
tiap
bets
produk
untuk
diedarkan
dan
hendaklah
menguraikan
secara
jelas
selama
proses,dan
penanggung
jawab
berdasarkan
kontrak,
kontrak
hendaklah
51
2.2.12.
validasi
hendaklah
dirinci
dengan
jelas
dan
52
dokumen setara
2) Dokumentasi
Protokol validasi tertulis hendaklah dibuat untuk merinci
kualifikasi dan validasi yang akan dilakukan. Protokol hendaklah
dikaji dan disetujui oleh kepala bagian Manajemen Mutu
(Pemastian Mutu). Protokol validasi hendaklah merinci langkah
kritis dan kriteria penerimaan. Hendaklah dibuat laporan yang
mengacu pada protokol kualifikasi dan atau protokol validasi dan
memuat ringkasan hasil yang diperoleh, tanggapan terhadap
penyimpangan
yang
terjadi,
kesimpulan
dan
rekomendasi
validasi
terhadap
fasilitas,
sistem
atau
53
kondisi
khusus,
dimungkinkan
tidak
Keputusan untuk
melakukan
validasi
54
terkait
metode
dan
interval
pembersihan.
Prosedur
"Uji
55
pengambilan
sampel
dan
pengujian
pada
mewakili
periksa
menggunakan
metode
analisis
yang
ditetapkan.
b) Cara bilas
Untuk memperoleh sampel bilasan (rinse sample)
gunakan pelarut yang diketahui jumlahnya. Pelarut untuk
sampel bilasan dapat digunakan pelarut organik seperti
etanol atau air murni. Kelebihan dari metode ini adalah
bila
dikerjakan
mencerminkan
dengan
kondisi
benar,
seluruh
hasil
pengujiannya
permukaan
alat.
56
57
58
2.
Untuk memurnikan air yang terdapat didalam tanah, karena air yang berada
dalam tanah bukanlah air yang murni.
Sistem pengolahan air secara umum berlangsung sebagai berikut:
59
Air awal berasal dari air sumur artesis (sumur dalam) dengan kedalaman
100m, lalu kemudian partikel didalam air diendapkan agar partikel-partikelnya
hilang, setelah itu ditambahkan koagulan sehingga terjadi koagulasi dan partikelpartikelnya akan menggumpalkan partikel-partikel halus, kemudian air dialirkan
kedalam saringan pasir (penyaring pasir) sehingga dihasilkan air yang jernih,
kemudian air disuntikan gas klor untuk mematikan mikroorganisme dalam air,
kemudian air dialirkan kembali dan disaring dengan menggunakan penyaring
karbon aktif dan karboadsorben dan akan menghasilkan air mineral, kemudian
disaring kembali dengan filter 5-10m dan ditampung dalam tabung besar yang
berisi resin sehinggadihasilkan air bebas mineral. Kumandalam air dibunuh
dengan menggunakan ozon dan didapatkan air bebas ion (purified water) yang
kemudian disaring dengan filter membran yang dapat digunakan untuk
pembilasan, pembersihan, dan produksi.
Air Murni
(Purified water)
pemurnian tinggi
(Highly purified
water)
(Eur. Pharm +
Eur. Pharm
Eur. Pharm
USP
USP)
< 1,3 s/cm
Logam Berat
0,1 ppm
0,1 ppm
Nitrat
0,2 ppm
0,1 ppm
Jumlah
< 10 cfu/ml
< 10 cfu/ml
Konduktivitas
(25 C)
karbon
organic
Batas
mikroba
Endotoksin
60
2.5 Sistem Tata Udara atau HeatingVentilation and Air Conditioning (HVAC)
HVAC adalah suatu sarana penunjang kritis atau suatu system penunjang
udara yang digunakan untuk mengendalikan kondisi/parameter udara seperti
kelembaban, suhu, mikroorganisme, dan partikel-partikel dalam pergantian udara
perjam agar memenuhi standar atau persyaratan CPOB. HVAC diperlukan dalam
suatu industri farmasi karena, apabila tidak menggunakan HVAC maka udara
tidak memenuhi persyaratan CPOB, dan untuk mencegah terjadinya kontaminasi
silang. Ada pula beberapa tujuan penggunaan HVAC, yaitu:
1.
2.
3.
dan system tata udara resirkulasi. Sistem udara full fresh air 100% dengan aliran
udara yang digunakan yang bersifat turbulen. Sistem udara full fresh air ini
menyaring udara yang masuk 100% dan akan dikeluarkan lagi sebanyak 100%,
sehingga beban filter dalam bekerja akan lebih besar. Sedangkan system tata
udara resirkulasi adalah suatu system tata udara dimana udara yang masuk 100%
dikeluarkan hanya sebagian, dan sisanya disimpan disistem. Sehingga beban
filter tidak berat. Ada pula beberapa komponen HVAC, yaitu:
1.
Fan
2.
Filter
3.
Ducting :
4.
Dumper :
5.
Difuser
6.
Heating :
61
AC
Temperatur
(0C)
Kelembaban
(%)
Max partikel
0,5 m /m3
5 m /m3
Efisiensi Filter
Mikroba / m3
Sirkulasi
Udara /hari
Catatan
KELAS KELAS
1
2
100
10.000
(White) (White)
A,B
C
+
+
16-25
KELAS 3
100.000
(Grey)
D
Kelas 4
(Black)
E
+
20-28
45-55
45-75
3,5 x 10
99,997
5
>120 x
3,5 x 10
2 x 103
99,995
100
20-40 x
Produk steril
3,5 x 10
2 x 104
95
500
5-20 x
Produk non
steril
62
Gudang dan
laboratorium.
Dalam ruang ini obat
tidak boleh dalam
keadaan terbuka.
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
LEMBAGA FARMASI TNI ANGKATAN LAUT (LAFIAL)
Drs. MOCHAMAD KAMAL
63
Direktur PAFAL-D, yang dijabat oleh Kapten Drs. R. Soekaryo, Apt. sehingga
setiap tanggal 22 Agustus diadakan peringatan sebagai hari jadi Lembaga
Farmasi TNI AL.
Pada tahun 1963 dengan Surat Keputusan Ka.Staf Angkatan Laut (SK
Kasal) No. 6740 tanggal 5 November 1943 dibentuk Laboratorium Kimia dan
Farmasi
Angkatan
Laut
(LKF-AL).Laboratorium
ini
dibentuk
untuk
64
3.3
pembinaan,
pelaksanaan
produksi,
penelitian,
dan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
65
2.
Unsur pelayanan, yaitu Kepala Tata Usaha dan Urusan Dalam, dan
3.
Ka. LAFIAL
Pimpinan
Pelayanan
Ka. TAUD
Pelaksana
Ka.Bag.
Produksi
Ka. Sub. Bag.
Produksi BLaktam
Ka. Sub. Bag.
Produksi Non
B-Laktam
Ka.Bag. Wastu
Ka. Sub. Bag.
Lab. Instrumen
Ka. Sub. Bag.
Lab. Kimia
Ka. Sub. Bag.
Lab.
Mikrobiologi
Ka.Bag.
Diklitbang
Ka. Sub. Bag.
Diklat
Ka. Sub. Bag.
Litbang
66
Ka.Bag. Matkes
Ka. Sub. Bag.
Rencana
Produksi
Ka. Sub. Bag.
Dalharmat
Ka. Sub. Bag.
Depo Produksi
dengan
menerapkan
CPOB
terealisasikan.
Selain
itu,
berhak mengajukan
2)
67
pengaturan
fasilitas
sarana,
perbengkelan,
3)
4)
pendidikan,
kepentingan
Lafial
penelitian,
seperti
dan
pengembangan
menyelenggarakan
penelitian
untuk
dan
68
dan
b)
c)
d)
e)
f)
g)
69
kemas untuk produksi obat Lafial. Selain itu wastu juga bertugas
memastikan semua mutu obat, makanan maupun minuman yang
keseluruhan digunakan oleh kalangan TNI-AL walaupun bukan
diproduksi oleh Lafial.
Tiga kebutuhan dasar dari suatu pengawasan mutu adalah
sumber daya yang terdiri dari manusia, peralatan, tugas, dan sasaran.
Berikut merupakan alur proses pemastian mutu bahan baku yang
dilakukan oleh Bagian Pengawasan Mutu:
a) Bahan baku yang datang disimpan dalam gudang Diskesal.
b) Dilakukan sampling oleh bagian pengawasan mutu, sampel
diambil secara acak dengan menggunakan rumus 1+n sejumlah
minimal 4 sampel.
c) Sampel yang telah disampling kemudian diperiksa mutunya
sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam Certificate of
Analysis.
d) Setelah pengujian selesai bahan baku diberikan label hijau jika
lulus pengujian yang artinya memenuhi persyaratan atau
diberikan label merah jika bahan baku tidak memenuhi
persyaratan.
Produk jadi yang telah diproduksi dalam skala kecil
pemeriksaan mutunya tergantung pada bentuk sediaan yang
dihasilkan. Jika dalam skala kecil produk sudah memenuhi
persyaratan mutu maka kegiatan produksi dapat dilakukan dalam
skala besar, namun selama proses produksi berlangsung tetap
dilakukan In Process Control (IPC). Pemeriksaan mutu yang
dilakukan oleh Bagian pengawasan mutu di Lafial, terdiri dari tiga
Sub bagian, yaitu :
a) Sub bagian Laboratorium Instrumen, bertugas melaksanakan
pemeriksaan menggunakan instrumen analisis fisikokimia bahan
baku obat, obat setengah jadi dan obat jadi, dalam rangka
70
b)
c)
d)
71
perhitungan
kebutuhan
biaya
produksi
yang
Kemudian
perusahaan
yang
ditunjuk
akan
yang
sudah
dinyatakan
lulus
spesifikasi
akan
72
Bagian
Pengendalian
dan
Pemeliharaan
Material
(Dalharmat)
Bertugas dalam pemeliharaan dan pengendalian material
kesehatan. Pemeliharaan terhadap alat-alat yang mengalami
gangguan dan kerusakan yang dilakukan oleh petugas internal,
kemudian apabila tidak tertangani akan ditangani dari pihak luar,
serta menginventarisasialat dan bahan yang ada di Lafial, tetapi
tidak dalam pengadaan alat. Matkes hanya mengajukan
permintaan alat ke Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.
4) Bagian Produksi
Bagian Produksi adalah unit pelaksana Lafial yang bertugas
menyelenggarakan pembuatan atau produksi obat. Bagian produksi
pada Lafial terdiri atas 2 sub bagian yaitu:
73
74
pembuatan
cairan
dimulai
dari
proses
pembuatan
kapsul
dimulai
dari
proses
oleh
Wastu.
Selama
proses
pengujian
75
76
untuk
sediaan
tablet
atau
kapsul
untuk
merekatkan
bagian
Press
Trough
b) Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan berupa wadah atau bahan
pengemas bahan baku yang digolongkan ke dalam bahan
78
79
BAB IV
PEMBAHASAN
80
pada CPOB, saat ini Lafial memiliki 14 sertifikat CPOB dimana 2 macam
sertifikat untuk golongan -laktam dan 12 sertifikat untuk golongan non -laktam
yang sedang proses resertifikasi oleh BPOM. Langkah ini merupakan upaya
Lafial untuk tetap mempertahankan kualitas produk dan meningkatkan
kepercayaan konsumen, sehingga produk yang selama ini hanya diproduksi
untuk kalangan sendiri kedepannya dapat diproduksi untuk masyarakat luas (7).
81
4.2.2. Personalia
Personalia merupakan suatu faktor yang penting untuk menjamin
mutu produk yang dihasilkan. Personil kunci di Lafial sudah sesuai
dengan ketentuan dalam pedoman CPOB yaitu penanggung jawab
produksi, pengawasan mutu dan pemastian mutu, namun saat ini bagian
pemastian mutu tidak tercantum dalam struktur organisasi, tupoksi bagian
ini dirangkap oleh bagian diklitbang.
Personil
yang
dimiliki
Lafial
sudah
terkualifikasi
dan
82
ruangan produksi obat di Lafial hanya terdiri dari black area (daerah
hitam) dan grey area (daerah abu-abu).
Secara keseluruhan ruangan produksi di Lafial dinilai cukup baik,
hal ini dapat dilihat dari bangunan produksi di Lafial yang dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu ruang untuk produksi beta laktam dan non beta
laktam. Kedua ruang produksi tersebut berada dalam satu bangunan tetapi
keduanya sudah dipisahkan dengan sekat dan sistem pengelolaan udara
yang terpisah. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi
silang oleh atau bahan lain. Pada ruang produksi beta laktam, terdapat air
shower yang tidak terdapat di ruang non beta laktam. Ruangan beta
laktam dan non beta laktam juga dilengkapi dengan ruangan berikut ini
ruang pencampuranawal, ruang pembuatan granulasi basah atau kering,
ruang pengeringan, ruang cetak tablet, ruang pembuatan sirup, pengisian
kapsul, ruang pembersih kapsul, ruang tablet salut, ruang pengemasan,
dan lain-lainnya juga sudah terpisah.
Gudang di Lafial terbagi menjadi tiga yaitu gudang bahan baku,
gudang bahan pengemas, dan gudang cairan dimana keduanya terletak
dalam satu bangunan dengan ruang produksi, tetapi dipisahkan oleh pintu
antara. Hal ini untuk memudahkan aliran bahan baku ataupun produk jadi.
Pada Gudang penyimpanan dilengkapi dengan air conditioner dan
dehumidifier untuk mencapai kondisi yang mendukung penyimpanan
yaitu suhu (20-25oC) dan kelembaban (40-60 %). Berdasarkan
penyimpanan barang di gudang Lafial disesuaikan dengan perbedaan
jenis sediaannya dan diurutkan sesuai nama abjad pada masing-masing
rak penyimpanan tersebut. Pada masing-masing depan rak terdapat
gantungan kertas yang berisi nama produk dan nomor urut penyimpanan
barang, sehingga mempermudah pada saat pengambilan dan mengurangi
kesalahan pada saat pengambilan.
83
4.2.4. Peralatan
Secara umum peralatan di ruang produksi telah memenuhi
persyaratan CPOB, yang sebagian besar peralatannya terbuat dari bahan
stainless steel. Setiap alat disimpan pada ruangan yang terpisah dan
tertutup yang dilengkapi dengan alat penghisap debu, sehingga dapat
dihindari terjadinya kontaminasi pada setiap proses produksi. Semua
peralatan yang digunakan terlebih dahulu dikualifikasi. Kualifikasi ini
meliputi kualifikasi desain, kualifikasi instalasi, operasional dan kinerja.
Selain itu juga dilakukan kalibrasi akan tetapi tidak rutin dilakukan.
Perawatan peralatan di Lafial selalu dilakukan oleh sub bagian
Pengendalian dan Pemeliharaan Material (Dalharmat), yaitu dengan cara
dibersihkan setiap kali selesai digunakan dalam produksi obat. Perawatan
peralatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah malfungsi atau
pencemaran yang dapat mempengaruhi identitas, mutu atau kemurnian
suatu produk yang disebabkan oleh kotoran-kotoran yang tertinggal di
alat.Peralatan yang telah dibersihkan dicantumkan keterangan tertulis
yang menyatakan status alat, siapa yang membersihkan, kapan dan siapa
yang mengetahui. Kemudian diberi tanda TELAH DIBERSIHKAN. Ini
bertujuan untuk membedakan peralatan yang telah dibersihkan dengan
peralatan yang belum dibersihkan.Untuk menunjang perawatan peralatan
maka dilaksanakan validasi pembersihan.
84
hanya dapat digunakan bila sudah diberi label bersih dari pengujian
Wastu.
Semua karyawan dilatih untuk menerapkan higiene perorangan.Tiap
personil yang masuk ke area pembuatan obat diharuskan untuk
mengenakan pakaian pelindung, termasuk penutup rambut. Persyaratan
ini tidak saja diberlakukan bagi para personil atau karyawan, tetapi juga
kepada semua orang yang akan memasuki area produksi, termasuk
pengunjung lain, seperti tamu dan mahasiswa praktek kerja lapangan.
Pakaian pelindung yang dikenakan harus bersih, untuk menghindari
kemungkinan terjadinya pencemaran terhadap produk.
Disamping keharusan untuk mengenakan pakaian pelindung dan
penutup rambut, tiap personil dan pengunjung juga diinstruksikan untuk
mencuci tangannya sebelum memasuki area produksi.Sarana pencuci
tangan sudah tersedia di daerah loker. Akan tetapi belum terpasang poster
yang dapat mengingatkan tiap orang, baik karyawan maupun pengunjung
yang akan memasuki area produksi untuk melaksanakan program ini
demi menjaga agar tidak terjadi kontaminasi yang akan berdampak pada
mutu produk obat. Agar program ini dapat berjalan, dibutuhkan kesadaran
dari masing-masing personil dan juga kemauan keras dari setiap apoteker
dalam memberikan contoh pada karyawan lain dan dengan tegas
memberikan peringatan bagi setiap karyawan yang tidak mematuhi
prosedur ini.
Untuk menjaga mutu produk, Lafial juga melarang tiap orang baik
karyawan maupun pengunjung yang berada dalam area produksi,
laboratorium Wastu, area gudang dan area lain yang memungkinkan
dapat kontak dengan produk untuk makan, minum atau merokok karena
dikhawatirkan berdampak terhadap mutu produk. Setelah digunakan,
peralatan dibersihkan, baik bagian luar maupun bagian dalamnya dengan
menggunakan alkohol atau aquadest.Sebaiknya setelah dilakukan
pembersihan pada alat, dicantumkan pada alat keterangan tertulis yang
85
menyatakan status alat, siapa yang membersihkan, kapan, dan siapa yang
mengetahui. Kemudian diberi tanda TELAH DIBERSIHKAN.
4.2.6. Produksi
Rencana produksi obat Lafial disusun atas dasar laporan data
kebutuhan obat dari fasilitas pelayanan kesehatan Angkatan Laut di
seluruh Indonesia yang diolah melalui hasil Rapat Panitia Kerja (Panja)
untuk menetapkan jenis dan kuantitas obat yang akan diproduksi oleh
Lafial serta disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang tersedia,
kemudian diserahkan kepada Diskesal. Diskesal selanjutnya akan
membuat rencana produksi (Renprod).
Ada 2 bagian di Lafial yang berperan penting sebelum
melaksanakan produksi, yaitu Material Kesehatan (Matkes) dan
Pengawasan Mutu (Wastu), dimana Matkes melaksanakan perencanaan
dan penyusunan formula obat yang akan diproduksi yang kemudian
diajukan ke Dinas Kesehatan Angkatan Laut (Diskesal), sedangkan
Wastu sendiri bertugas memeriksa bahan baku yang datang dari gudang
Diskesal dan bahan penolong yang dibeli dari suplier apakah lulus atau
tidak untuk dilaksanakan produksi. Bahan baku dan bahan penolong yang
telah lulus akan diberi label HIJAU sedangkan bahan baku dan bahan
penolong yang tidak lulus akan diberi label MERAH, sementara bahan
baku dan bahan penolong yang statusnya belum disamping oleh wastu
maka diberi label BELUM DIPROSES sedangkan jika wastu sudah
mengambil
bahan
tersebut
untuk
disampling
maka
diberi
86
dari
suatu
batch,
87
penyimpanan
contoh
pertinggal,
88
89
4.2.10. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bagian dari sistem informasi manajemen
yang meliputi spesifikasi prosedur, metode dan instruksi, perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian serta evaluasi seluruh rangkaian kegiatan
produksi. Dokumentasi berfungsi untuk memudahkan penelusuran sejarah
produk, jika terjadi hal hal yang tidak diinginkan serta mengantisipasi
terjadinya kesalahan dimasa mendatang.
90
91
ringkasan
hasil
yang
diperoleh,
tanggapan
terhadap
92
93
cek lagi dengan ditampung ke dalam bak yang berisi CaOCl, masuk ke
bak proses augmentasi, kemudian masuk ke bak flokulasi, dan kemudian
dialirkan ke kolam pengendapan sedimentasi. Di kolam pengendapan
tersebut limbah diberi arang aktif untuk mengendapkan partikelpartikel.Selanjutnya air limbah tersebutdialirkan ke kolam indikator yang
berisi ikan mas. Apabila ikan mas tersebut tidak mati maka aman hasil
pengolahan air limbah tersebut dialirkan ke sungai. Apabila ikan mas
tersebut mati maka ada kesalahan dalam pengelolaannya air limbah
tersebut.
94
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktek Kerja ProfesiApoteker (PKPA) yang
dilaksanakan pada tanggal 01 November - 14 November 2016 di Lembaga
Farmasi Angkatan Laut Drs. Mochamad Kamal dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1.
Lafial dipimpin oleh Kepala Lafial yang dijabat oleh seorang apoteker.
Kepala Lafial merupakan pembantu dan pelaksana dari Kadiskesal
dibidang
kefarmasian.
Tugas
dan
kewajibannya
adalah
berhak mengajukan
kefarmasian
untuk
melaksanakan
produksi,
serta
menyusun
rencana
dan
program
bahwa
bagian
95
pendidikan,
penelitian
dan
Personalia
Personil kunci di Lafial sudah sesuai dengan ketentuan
dalam pedoman CPOB yaitu penanggung jawab produksi,
pengawasan mutu dan pemastian mutu, namun saat ini bagian
pemastian mutu tidak tercantum dalam struktur organisasi, tupoksi
bagian ini dirangkap oleh bagian diklitbang.
Bangunan dan fasilitas
Secara umum bangunan yang ada di Lafial secara
keseluruhan telah memenuhi ketentuan CPOB. Setiap tahapan
dalam proses produksi dilakukan dalam ruangan tersendiri dan
terpisah. Bangunan pada ruangan produksi Lafial (dinding, lantai
dan langit-langit) telah dilapisi dengan epoksi, bebas dari
keretakan
dan
sambungan
terbuka
sehingga
mudah
97
Peralatan
Secara umum peralatan di ruang produksi telah memenuhi
persyaratan CPOB, yang sebagian besar peralatannya terbuat dari
bahan stainless steel. Setiap alat disimpan pada ruangan yang
terpisah dan tertutup yang dilengkapi dengan alat penghisap debu,
sehingga dapat dihindari terjadinya kontaminasi pada setiap proses
produksi. Semua peralatan yang digunakan terlebih dahulu
dikualifikasi.
Kualifikasi
ini
meliputi
kualifikasi
desain,
harus
bersih,
untuk
menghindari
98
kemungkinan
Produksi
Produksi di Lafial dilaksanakan sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan pada CPOB agar dapat menjamin bahwa produk
yang dihasilkan senantiasa memenuhi spesifikasi yang ditentukan.
Proses produksi yang dilaksanakan berdasarkan pada Surat
Perintah Produksi (SPP) yang dikeluarkan oleh Bagian Matkes.
Bagian Produksi melaksanakan produksi untuk semua produk
yang telah direncanakan berdasarkan Standar Operating Procedure
(SOP) dari setiap produk yang telah ada.
Setiap langkah dan tahapan kerja dicatat pada lembaran
kerja yang ditanda tangani oleh petugas pelaksana sebagai
dokumentasi untuk menjadi catatan produksi batch yang sangat
penting untuk penelusuran kembali jika ada keluhan produk dari
konsumen serta pengendalian selama berlangsungnya produksi.
Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu di Lafial dilakukan oleh Bagian Wastu
yang identik dengan QC yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan selama produksi agar produk yang dihasilkan
senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan. Sesuai
dengan tanggung jawabnya Bagian Wastu melakukan pengujian
yang meliputi semua fungsi analisis termasuk pengambilan
contoh, pemeriksaan dan pengujian bahan baku, produk antara,
produk ruahan, kemasan, obat jadi, program uji stabilitas, validasi,
dokumentasi dari suatu batch, penyimpanan contoh pertinggal,
penyusunan dan penyimpanan spesifikasi yang berlaku bagi setiap
bahan dan produk termasuk metode pengujiannya. Bagian Wastu
berhak menolak penggunaan bahan baku jika tidak potensial dan
tidak memenuhi sertifikat analisa bahan baku.
99
perawatan
gedung
dan
peralatan.
Inspeksi
untuk
yang
meliputi
karyawan,
bangunan,
fasilitas
dari
bahan
baku
100
hingga
obat
jadi
harus
selalu
telah
melaksakan
pembuatan
dan
analisis
101
program
validasi
dirinci
dengan
jelas
dan
di
5.2.
Saran
1. Penerapan prinsip CPOB di LAFIAL hendaknya senantiasa ditingkatkan
sehingga mutu produk yang dihasilkan dapat dipertahankan dan
ditingkatkan kualitasnya.
102
DAFTARA PUSTAKA
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2012. Peraturan Kepala
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor
HK.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012 Tentang Penerapan Pendoman Cara
Pembuatan Obat Yang Baik, Jakarta
Dinas Kesehatan TNI Angkatan Laut, 1991, Petunjuk Kerja Lafial. Jakarta:Lafial;
Hal.1-29
Pemberian
Izin
103
Usaha
Industri
Farmasi.
Jakarta
Lampiran 1
Denah Lokasi Lafial Drs. Mochamad Kamal
104
Lampiran 2
Denah Bangunan Produksi Beta Laktam
105
Lampiran 3
Denah Bangunan Produksi Non Beta Laktam
106
Keterangan :
1.
16. R. Administrasi
2.
3.
R. pengering
4.
R. in proses control
5.
R. Granulasi kering
20. R. Stripping
6.
7.
R. Mixing Tablet
8.
R. Granulasi Basah
9.
14. R. Coating
107
Lampiran 4
Denah Ruangan Laboratorium LAFIAL
108
Lampiran 5
Label Pelulusan Bahan
TIDAK LULUS
NAMA
:
NOMOR BATCH :
HASIL PEMERIKSAAN
NOMOR
:
TANGGAL
:
TANGGAL PEMERIKSAAN
LAFIAL
015/LAFI
KARANTINA
NAMA
:
NOMOR BATCH :
HASIL PEMERIKSAAN
NOMOR
:
TANGGAL
:
TANGGAL PEMERIKSAAN
LAFIAL
015/LAFI
109
LULUS
NAMA
:
NOMOR BATCH :
HASIL PEMERIKSAAN
NOMOR
:
TANGGAL
:
TANGGAL PEMERIKSAAN
LAFIAL
015/LAFI
110
Lampiran 6
Alur Proses Produksi Sediaan Tablet
Penimbangan
Bahan Baku
Pengayakan
Penambahan
Pengikat
Pencampuran Fase
Dalam
Granulasi Basah
Pengeringan
Granulasi kering
Pencampuran
Fase Luar
Lulus Wastu
- Kadar air granul
LulusWastu
- Homogenitas
Pengempaan
IPC :
- Bobot rata-rata
- Bobot satuan
- Waktu hancur
- Kekerasan
- Keregasan
Pengemasan
Penyimpanan
Distribusi
111
LulusWastu
- Disolusi
- Kadar
Lampiran 7
Alur Proses Pembuatan Tablet Salut
Penimbangan
Bahan Baku
Pengayakan
Penambahan
Pengikat
PencampuranFase
Dalam
Granulasi basah
Lulus Wastu
- Kadar air granul
Pengeringan
Granulasi
kering
Lulus KWastu
- Homogenitas
Pencampuran
Fase Luar
IPC
-Keseragaman bobot
-Keseragaman ukuran
-Waktu hancur
-Homogenitas warna
Pengempaan
Penyalutan
Pengemasan
Penyimpanan
Lulus Wastu
- Disolusi
- Kadar
- Warna
Distribusi
112
IPC
-Keseragaman
bobot
-Keseragaman
ukuran
-Waktu hancur
- Kekerasan
- Keregasan
Lampiran 8
Alur Produksi Sediaan Kapsul Keras
Penimbangan
Bahan Baku
Pengayakan
Pencampuran
IPC :
- Bobot rata-rata
- Bobot satuan
- Waktu hancur
Lulus Wastu
- Homogenitas
- Kadar air
Pengisian
Polishing
Pengemasan
Penyimpanan
Distribusi
113
Lulus Wastu
-Disolusi
-Penetapan kadar
us KaBag Wastu
- Disolusi
- Penetapan kadar
Lampiran 9
Alur Proses Pembuatan Sediaan Cair
Penimbangan
Bahan Baku
Pembuatan Sirup
Lulus Wastu
-Penetapan kadar
-Keseragaman volume
-BJ
-Viskositas
-Pemeriksaan wadah
- netapan kadar
-
Pencampuran
Pengisian
Pengemasan
Penyimpanan
Distribusi
Keseragaman volume
BJ
Viskositas
Pemeriksaan wadah
114
- ga suhu 40C
IPC :
-Keseragaman volume
Lampiran 10
Alur Proses Pembuatan Sediaan Krim
Penimbangan
Bahan Baku
Pembuatan Basis
Pencampuran
HomogLulus Wastu
-Homogenitas
-Viskositas
- enitas
- Viskositas
Penghomogenan
Massa Krim
IPC :
-Bobot rata-rata
PC :
- Bobot rata-rata
Pengisian
Pengemasan
Penyimpanan
LuLulus Wastu
-Viskositas
-Penetapan kadar
-Pemeriksaan wadah
-Homogenitas
lus KaBag Wastu
- Viskositas
- Penetapan kadar
- Pemeriksaan wadah
- Homogenitas
Distribusi
115
Lulus Wastu
-Viskositas
-Penetapan kadar
-Homogenitas
ulus KaBag Wastu
- Viskositas
- Penetapan kadar
- Homogenitas
Lampiran 11
Alur Pengolahan Limbah Padat LAFIAL
LIMBAH PADAT
PRODUKSI
ETA- LAKTAM
DUST COLLECTOR
DIBAKAR
(INCENERATOR)
116
Lampiran 12
Alur Pengolahan Limbah Cair LAFIAL
Proses sedimentasi
Perairan umum
117
Lampiran 13
Obat-Obat Produksi LAFIAL
No
Nama Obat
Komposisi
Golongan Terapi
Amoxicillin 250 mg
Amoxicilin
Antibiotika
Kloramfenikol 250mg
Kloramfenikol
Antibiotika
Cefadroxil 500 mg
Sefadroxil
Antibiotika
Eritromisin 250 mg
Eritromisin
Antibitioka
Gemfibrozil 300 mg
Gemfibrozil
Hipolipidemik
Amoxicillin 500 mg
Amoxicillin
Antibiotika
Antidiare
Kaolin Pektin
Antidiare
Anti Influenza
Acyclovir 400 mg
Acyclovir
Antivirus
10
Allopurinol 100 mg
Allopurinol
Gout
11
Ciprofloxacin 500 mg
Ciprofloxacin
Antibiotika
12
Eritromisin 500 mg
Eritromisin
Antibitioka
13
Etambutol 500 mg
Etambutol
Anti TBC
14
Glibenklamid 5 mg
Glibenklamid
Antidiabetes
15
Isodoxal
INH, Vit B6
Anti TBC
16
Ketokonazol
Ketokonazol
Antifungal
Parasetamol, fenil
propanolamin, CTM
118
Anti Influenza
No
Nama Obat
Komposisi
Mg Trisilikat,
Golongan Terapi
17
Maag Tab
18
Parasetamol 500 mg
Parasetamol
19
Ponstal 500 mg
Asam Mefenamat
Analgetik
20
Pyrazinamid
Pyrazinamid
Anti TBC
21
Ranitidin 150 mg
Ranitidin
Antitukak
22
Sulfatrim
Kotrimoksazol
Antibiotika
23
Thiamfenal 500 mg
Tiamfenikol
Antibiotika
24
Vitaneuron
Aluminium hidroksida
Dispepsia
AnalgetikAntipiretik
Vitarma
Vitamin
Nikotinamida
Dekstrometorfan,
26
Cough syrup
Fenilpropanolamin,
Batuk
Gliseril guaikolat
27
Difenhidramin Syrup
Difenhidramin
Antihistamin
28
Parasetamol syrup
Parasetamol
Analgetik-antipiretik
29
Povidon Iodin
30
Povidon Iodin 60 cc
Povidon Iodin
119
Antiseptik,
desinfektan
Antiseptik, desinfektan
No
Nama Obat
Komposisi
Golongan Terapi
31
Gentamisin Krim
Gentamisin
Antibiotika
32
Hidrokortison krim
Hidrokortison
Kortikosteroid
120
Lampiran 14
Usulan Struktur Organisasi LAFIAL Setelah Ditambahkan Pemastian Mutu
(QA)
KALAFIAL
TAUD
BAGIAN PRODUKSI
SUBBAG
BL
SUBBAG NBL
BAGIAN WASTU
SUBBAG
INSTRUMEN
SUBBAG
MIKROBIOLOGI
BAGIAN
DIKLITBANG
BAGIAN MATKES
BAGIAN MASTU
SUBBAG
LITBANG
SUBBAG
RENPROD
SUBBAG AUDIT
INTERNAL
SUBBAG
DIKLAT
SUBBAG
DEPO
PRODUKSI
SUBBAG KIMIA
SUBBAG
DALHARMAT
121
SUBBAG UJI
PEMANTAUAN
PRODUK