Dasar Teori
Dasar Teori
Dasar Teori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang. Minyak atsiri
merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan bau
mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji,
bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. minyak atsiri selain
dihasilkan oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau
dibuat secara sintetis (Faridatul Aulia, 2012).
Peranan minyak atsiri dalam kehidupan manusia telah mulai dikenal sejak beberapa
abad yang lalu. Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 200
spesies, yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae,
Myrtaceae, dan Umbeliferae. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman
yaitu dari , buah, bunga, biji, batang, kulit buah dan akar. Salah satu minyak atsiri itu adalah
kayu putih (Ketaren, 1986).
Kayu putih (Melaleuca leucadendron L) merupakan jenis tumbuhan yang memiliki
rasa tawar, netral dan bersifat penenang. Daun kayu putih memiliki rasa pedas dan hangat.
Secara kimia kayu putih mengandung lignin, melaleucin, serta minyak atsiri. Dalam
membudidayakan kayu putih tidaklah terlalu sulit dapat dilakukan dengan beberapa cara biji
dan anak batangnya, memerlukan air yang cukup dan menjaga kelembaban tananya. Khasiat
minyak kayu putih sangat banyak sekali terutama dalam bidang kesehatan, diantara bagianbagian dari kayu putih yang dapat dimanfaatkan untuk kesehatan adalah daun, ranting, kulit
kayu dan buahnya. Berikut ini adalah beberapa khasiat kayu putih untuk mengobati berbagai
penyakit dan cara mengolahnya (Khasiat Daun Alami, 2012).
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang
diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini bermacammacam, yaitu
rendering (dry rendering dan wet rendering), mechanical expression dan solvent extraction.
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga
mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi Menurut pengerjaannya
rendering dibagi dalam dua cara yaitu: wet rendering dan dry rendering.
Dry Rendering merupakan cara rendering tanpa penambahan air selama proses
berlangsung. Pemanasan dilakukan pada suhu 220 0F sampai 2300F (1050C-1100C). Ampas
bahan yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak atau lemak
yang akan dihasilkan akan dipisahkan dari ampas yang telah mengendapkan dan pengembilan
minyak dilakukan pada bagian atas ketel.
Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan air selama berlangsungnya
proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau tertutup dengan
menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai 60 pound tekanan uap (4060 psi) Penggunaan temperatur rendah dalam proses wet rendering dilakukan jika diinginkan
flavor netral dari minyak atau lemak (Kataren,1986).
2.2 Isolasi
Salah satu cara untuk meng-isolasi minyak atsiri dari bahan tanaman penghasil
minyak atsiri adalah dengan penyulingan, yaitu pemisahan komponen yang berupa cairan dua
macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik didih. Proses tersebut dilakukan
terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air.
Isolasi bahan alam dilakukan berdasarkan sifat bahan alam tersebut, dan dapat
digolongkan menjadi isolasi cara fisis dan isolasi cara kimia. Isolasi secara fisis didasarkan
pada sifat fisik bahan alam, seperti kelarutan dan tekanan uap. Isolasi berdasarkan perbedaan
kelarutan bahan alam dalam pelarut tertentu dapat dilakukan dengan pelarut dingin atau
pelarut panas. Isolasi dengan pelarut dingin digunakan untuk mengisolasi bahan alam yang
dapat larut dalam keadaan dingin. Tekniknya dapat dilakukan dengan merendam sumber
bahan alamnya dalam pelarut tertentu selama beberapa lama (jam atau hari). Untuk bahan
alam yang larut dalam keadaan panas digunakan teknik isolasi secara kontinyu dengan alat
Soxhlet. Isolasi berdasarkan penurunan tekanan uap dilakukan dengan cara destilasi uap.
Cara ini digunakan untuk senyawa yang tidak larut dalarn air, bertitik didih tinggi, mudah
terurai sebelum titik didihnya dan mudah menguap.
2.3 Destilasi
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan perbedaan titik
didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam proses
destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap
pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat
peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin.
Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin, proses
pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar condenser),
sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan
akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran
homogen tersebut.
2.3.1 Macam-Macam Destilasi
1.
Distilasi Sederhana, prinsipnya memisahkan dua atau lebih komponen cairan
berdasarkan perbedaan titik didih yang jauh berbeda.
2.
Distilasi Fraksionasi (Bertingkat), sama prinsipnya dengan distilasi sederhana, hanya
distilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu
memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan.
3.
Distilasi Azeotrop : memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih
komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang
dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
Distilasi Kering : memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan
cairnya. Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bata.
5.
Distilasi Vakum: memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi,
motede yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1
atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan
untuk mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi (Van Winkel, 1967)
2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Destilasi
Kelebihan Destilasi
Dapat memisahkan zat dengan perbedaan titik didih yang tinggi.
Produk yang dihasilkan benar-benar murni.
Kekurangan Destilasi
Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan titik didih yang besar.
Biaya penggunaan alat ini relatif mahal.
4.
1.
2.
1.
2.
2.4.3
1.
a.
b.
c.
d.
2.5
(pressing). Ekstraksi minyak atsiri bisa dilakukan dengan berbagai cara, misal dengan
destilasi, menggunakan lemak (biasa digunakan untuk ekstraksi minyak atsiri dari bunga).
Secara umum metode pengambilan minyak atsiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu cara mekanik dan cara fisika-kimia.
Cara Mekanik
Metode yang sering disebut expression ini merupakan cara cold pressing tidak ada
panas yang dibutuhkan pada cara ini. Prosesnya adalah penekanan/pemerasan (squeezing).
Bahan dasar yang bisa diambil minyaknya dengan pengepresan secara mekanik biasanya
berupa biji-bijian atau kacang-kacangan maupun buah-buahan (citrus oil). Beberapa buah
yang mengandung citrus oil diantaranya bergamot, grapefruit, lemon, lime, mandarin, orange,
dan tangerine. Ada tiga cara yang berbeda untuk memungut citrus oil :
1. Sponge, dulu dilakukan secara manual (dengan tangan). Daging buah dipisahkan,
kulit buah dan biji direndam dalam air panas. Setelah lebih elastis kemudian sponge/busa
ditempelkan pada kulit buah lalu diperas/ditekan. Minyak atsiri yang keluar akan terserap
oleh sponge. Setelah jenuh, dikumpulkan dengan cara memeras sponge.
2. Equelle a piquer, cara ini lebih hemat tenaga daripada sponge. Metode ini tidak lagi
dilakukan dengan cara manual tapi dengan alat yang yang diputar dan dilengkapi paku-paku
pada pinggirnya untuk menusuk oil cells pada kulit buah. Minyak atsiri dan pigmen dapat
dikeluarkan dari kulit buah, kemudian minyak atsirinya dapat dipisahkan.
3. Machine abrasion, hampir sama dengan cara 2. Mesin dapat melepaskan kulit buah
dan memasukkannya ke dalam centrifuge dengan menambahkan air. Pemisahan secara
sentrifugal ini berjalan sangat cepat, tetapi karena minyak atsiri bercampur dengan zat-zat
lain, kemungkinan dapat terjadi perubahan karena pengaruh enzim.
Cara Kimia-fisika
Distilasi (Penyulingan)
Prinsipnya penyulingan destilasi merupakan suatu proses pemisahan komponenkomponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan
tekanan uap atau berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen senyawa tersebut.
Pada dasarnya terdapat dua jenis penyulingan yaitu :
a. Hidrodestilasi adalah penyulingan suatu campuran yang berwujud cairan yang tidak saling
bercampur, hingga membentuk dua fasa atau dua lapisan. Proses ini dilakukan dengan
bantuan air maupun uap air. Hidrodestilasi memiliki 3 jenis metode berdasarkan cara
penanganan bahan yang diproses yaitu : destilasi air, destilasi uap dan air serta destilasi uap
langsung.
b. Fraksinasi adalah penyulingan suatu cairan yang tercampur sempurna hingga hanya
membentuk satu lapisan. Proses ini dilakukan tanpa menggunakan uap air. Fraksinasi
memiliki 3 jenis metode yaitu kohobasi, rektifikasi dan destilasi fraksinasi.
2. Ekstraksi Pelarut, yang dapat berupa :
Maserasi
Enfleurage
Pelarut mudah menguap
Ekstraksi Hiperkritikal CO2
berkhasiat sebagai obat, insektisida dan wangi-wangian. Selain itu, pohon kayu putih dapat
digunakan untuk konservasi lahan kritis dan kayunya dapat digunakan untuk berbagai
keperluan (bukan sebagai bahan bangunan). Dengan demikian, kayu putih memiliki nilai
ekonomi cukup tinggi (Sunanto, 2003).
Tanaman kayu putih berasal dari Australia dan saat ini sudah tersebar di Asia
Tenggara, terutama Indonesia dan Malaysia. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah
dan di pegunungan. Dalam sistematika tumbuhan kayu putih (Melaleuca
leucadendron L.) diklasifikasikan sebagai berikut.
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Sub kelas
: Archichlamideae
Ordo
: Myrtales
Famili
: Myrtaceae
Genus
: Melaleuca
Spesies
: Melaleuca leucadendron
2.5.1 Daun Kayu Putih
Daun merupakan bagian tumbuhan yang terpenting, karena dari daun inilah akan
dihasilkan minyak kayu putih. Tanaman kayu putih termasuk jenis tumbuhan kormus karena
tubuh tanaman secara nyata memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian pokok, yaitu akar
(radix), batang (caulis), dan daun (folium). Daun kayu putih terdiri atas dua bagian, yaitu
tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina).
a. Tangkai daun (petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaian daun, yang berfungsi untuk
menempatkan helaian daun pada posisi yang tepat, sehingga dapat memperoleh cahaya
matahari sebanyak-banyaknya. Tangkai daun berbentuk bulat kecil, sedangkan panjang
tangkainya bervariasi.
b. Helaian daun (lamina)
Helaian daun kayu putih bercirikan berwarna hijau muda untuk daun muda dan hijau tua
untuk daun tua karena mengandung zat warna hijau atau khlorofil. Selain itu daun kayu
putih memiliki tulang daun dalam jumlah yang bervariasi antara 3 5 buah, tepi daun rata
dan permukaan daun dilapisi oleh bulu-bulu halus. Ukuran lebar daun kayu putih berkisar
antara 0,66 cm 4,30 cm dan panjangnya antara 5,40 10,15 cm. Daun-daun tumbuh pada
cabang- cabang tanaman secara selang-seling, pada satu tangkai daun terdapat lebih dari satu
helai daun (sehingga disebut sebagai jenis daun majemuk). Daun kayu putih mengandung
cairan yang disebut cineol (sineol) (dimana apabila daun diremas, cairan ini akan keluar dan
mengeluarkan aroma yang khas). Selain itu daun kayu putih juga mengandung komponen
lain, seperti:terpineol, benzaldehyde, dipentene, limonene dan pinene.
2.5.2 Minyak Kayu Putih
Minyak kayu putih didapatkan dari hasil penyulingan daun kayu putih. Kandungan
utama minyak kayu putih adalah sineol (cineole). Semakin besar kadar sineolnya,
kualitas minyak kayu putih semakin tinggi. Selain itu daun kayu putih juga mengandung
komponen lain, seperti: terpineol benzaldehyde, dipentene, limonene dan pinene
Proses ekstraksi minyak kayu putih dari daun tanaman ini dilakukan dengan
cara atau proses yang sederhana yaitu berupa penguapan minyak dari daun dan kemudian
dikondensasikan. Selanjutnya dilakukan pemisahan antara komponen minyak dengan
air, yang diperoleh dari semua bahan cair yang diperoleh dalam proses kondensasi.
1.
2.
3.
4.
2.5 Rendemen
Rendemen minyak atsiri yang berasal dari daun kayu putih berkisar antara 0,8-2%.
Rendemen demikian didapat dengan serangkaian proses yang meliputi:
Pemanenan daun kayu putih dengan cara memotong rantingnya
Memisahkan daun dengan rantingnya
Dikeringkan tanpa sinar matahari langsung.
Disuling menjadi minyak atsiri (Rusli, Meika S. Dr., 2010)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.1 Alat-alat
Unit destilasi uap-air
Unit clavengger
Kondensor
Botol kaca
Gelas ukur
Statif dan klem
Timbangan dan neraca analitik
3.2 Bahan-bahan
Sampel minyak atsiri berupa daun kayu putih 500 gram
Air/aquades
3.3 Prosedur percobaan
Timbang sampel minyak atsiri berupa daun kayu putih sebanyak 500 gram. Isi ketel
dengan air sebagai wadah pemanas dimana air dan sampel tidak menyentuh. Masukkan
sampel daun kayu putih kedalam ketel yang diberi sekat antara air dan sampel. Rangkai alat
destilasi bersama dengan clavengger dan kondensor. Periksa jangan sampai ada kebocoran
pada alat yang digunakan. Alirkan air pendingin ke dalam kondensor. Hidupkan pemanas.
Karena adanya panas, maka air akan mendidih lalu menguap. Uap air akan naik keatas
membawa komponen minyak yang terdapat pada sampel. Pada kondensor terjadi perubahan
fase dari gas menjadi cair. Lalu air dan minyak tersebut akan tertampung di clavengger. Di
dalam clavengger, air dan minyak akan memisah dikarenakan perbedaan densitas atau berat
jenis, dimana minyak memiliki massa jenis lebih kecil bila dibandingkan dengan air.
Sehingga minyak berada diatas air. Proses destilasi uap air-langsung ini dilakukan 5 jam.
Setelah itu air dan minyak didinginkan serta di pisahkan. Minyak yang telah didapat
diukur massa dengan menggunakan neraca analitik. Lalu hitung massa jenis minyak atsiri dan
hitung rendemen minyak atsiri. Simpan produk didalam botol kaca.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Perhitungan
Berat daun kayu putih (sampel)
= 500 gr
Massa botol kosong
= 12,08 gr
Massa botol dan minyak kayu putih = 13,501 gr
1.
2.
3.
4.
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini digunakan bahan daun kayu putih sebanyak 500 gr untuk
mengekstraksi minyak atsirinya secara destilasi uap air-langsung. Sebelum didestilasi, daun
kayu putih dipisahkan terlebih dahulu dari tangkainya, kemudian daun kayu putih
ditimbang sebanyak 500 gr. Lalu ketel uap disiapkan dan diisi dengan air secukupnya,
penyangga dipasang di atas ketel uap sebagai tempat daun kayu putih supaya tidak
menyentuh air. Agar sistem terisolasi, dipasang sekat karet pada ketel uap sehingga sistem
terhindar dari pengaruh luar (massa, energi). Setelah itu, wadah ketel ditup dan dikunci.
Kemudian alat dirangkai dengan benar dan disambungkan dengan clavengger. Selang
dipasang untuk tempat aliran air (air masuk di bawah, air keluar di atas). Air pendingin dalam
kondensor dialirkan dan kemudian dihidupkan pemanasnya. Pemanasan dilakukan selama 5
jam.
Selama proses pemanasan, air akan menguap, uap air akan naik ke atas mengenai
sampel daun kayu putih sekaligus mengikat minyak yang ada pada daun kayu putih.
Penguapan air ini sudah tampak setelah satu jam pertama pemanasan. Uap air tersebut akan
masuk ke kondensor dan diubah fasanya menjadi cair, sehingga terdapat cairan minyak yang
bercampur dengan air yang jatuh di clavengger. Cairan minyak yang bercampur dengan air
ini sudah tampak setelah dua jam pemanasan.
Selama proses pemanasan, perlu dilakukan pemantauan terhadap kondensor.
Kondensor di sini bertindak sebagaia pendingin uap yang terbentuk dari pemanasan agar
dapat menjadi cairan kembali. Pemantauan trerhadap terhadap kondensor dilakukan dengan
terus mengganti air yang mengalir dalm kondensor alasannya adalah supaya proses
pendingininan uap untuk menjadi cairan kembali, berjalan sempurna, karena jika kondensor
terlalu panas maka proses pendinginan uap akan terhambat, sehingga cairan yang seharusnya
tertampung tidak ada.
Di dalam clavengger, minyak dan air akan memisah berdasarkan berat jenisnya.
Minyak atsiri akan berada di atas air, hal ini disebabkan minyak atsiri memiliki massa jenis
yang cenderung lebih ringan dibandingkan massa jenis air. Akhirnya, setelah 5 jam berlalu
dan pemanas dimatikan, alat destilasi didinginkan terlebih dahulu selama beberapa menit
sebelum ketel dibuka dan ampas daun kayu putih dibuang.
Berat minyak atsiri yang didapat dari 500 gr daun kayu putih pada praktikum ini
adalah 1,421 gr. Rendemen minyak kayu putih yang didapat sebesar 0,2842 %,
sedangkan rendemen teoritisnya sebesar 0,8 sampai 2 %. Perbedaan ini disebabkan oleh
beberapa hal berikut :
Apabila komposisi sampel yang dipakai sedikit, maka minyak atsiri yang dihasilkan juga
akan sedikit. Semakin banyak komposisi sampel yang digunakan, maka minyak atsiri yang
didapatpun semakin banyak.
Setiap sampel tidak memiliki kandungan minyak atsiri yang sama banyak.
Lamanya waktu yang digunakan untuk mendestilasi sampel dan kondisi sampel juga akan
mempengaruhi hasil rendemen minyak atsirinya.
Luas permukaan sampel mempengaruhi minyak yang dihasilkan. Semakin besar luas
permukaan sampel, maka akan semakin cepat minyak dapat ditarik dari sampel, karena uap
langsung masuk ke pori-pori sampel karena memiliki luas penampang yang besar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan ,dapat disimpulkan bahwa :
1. Sampel yang digunakan adalah daun minyak kayu putih
2. Volume minyak atsiri yang didapat sebesar 1,5 ml
3. Berat minyak atsiri yang didapat sebesar 1,421 gram sehingga massa jenisnya sebesar 0,947
gram/ml
4. Rendemen minyak atsiri yang didapat sebesar 0,2842 % sedangkan rendemen secara teoritis
sebesar 0,8 sampai 2 %.
5.2 Saran
Selama
proses
destilasi, perlu dilakukan pengurangan kadar
air
yang berada dibawah minyak, agarminyak yang dihasilkan tidak menggumpal dan masuk ke
mbali ke clavengger
Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat exchanger) yang berfungsi
mengkondensasikan
fluida
kerja.
Prinsip
kerja surface kondensorsteam masuk
kedalam shell kondensor
melalui steam
inlet
connection pada
bagian
atas
kondensor steam kemudian bersinggungan dengan tube kondensor yang bertemperatur
rendah sehingga temperatur steam turun dan kondensasi, menghasilkan kondensat yang
terkumpul pada hotwell (Bagasirawan, 2010).
Destilasi atau penyulingan adalah suatu proses penguapan yang diikuti pengembunan.
Distilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya apabila komponen lain
tidak ikut menguap (Anonim1, 2013).
Soxhlet merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengekstrak suatu bahan
dengan pelarutan yang berulang-ulang dengan pelarut yang sesuai. Sampel yang akan
diekstraksi ditempatkan dalam suatu timbel yang permeabel terhadap pelarut dan diletakkan
di atas tabung destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di atas sampel. Kondesat akan jatuh
ke dalam timbel dan merendam sampel dan diakumulasi sekeliling timbel. Setelah sampai
batas tertentu, pelarut akan kembali masuk ke dalam tabung destilasi secara otomastis. Proses
ini berulang terus dengan sendirinya di dalam alat terutama dalam peralatan Soxhlet yang
digunakan untuk ekstraksi lipida (Eviawas, 2011).
Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14.
Awalan heks- merujuk pada enam atom karbon yang terdapat pada heksana dan akhiran ana
berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan atom-atom
karbon tersebut. N-heksana merupakan jenis pelarut organik. Fungsi dari heksana adalah
untuk mengekstraksi lemak atau untuk melarutkan lemak, sehingga merubah warna dari
kuning menjadi jernih (Eviawas, 2011).
Biji kemiri tergolong biji dengan kandungan minyak yang tinggi, yaitu 50 66% dari
berat biji.Kandungan yang terdapat dalam kemiri di antaranya adalah adalah saponin,
falvonoida, polifenol, protein, lemak, karbohidrat, kalium, fosfor, magnesium, kalsium, zat
besi, seng, tembaga, selenium, vitamin, folat dan fitosterol (Anonim2, 2013).
Setiap 100 gram daging biji kemiri mengandung 6,36 kalori, 19 gram protein, 63
gram lemak, 8 gram karbohidrat, 80 mg kalsium, 200 mg fosfor, 2 mg besi, 0,06 mg vitamin
B, 7 gram air. Bagian buah (biji) mengandung minyak sebesar 55-65 persen dan kadar
minyak dalam tempurung sebesar 60 persen (Kataren, 1986).
Ketengikan (Ingg. rancidity) terjadi karena asam lemak pada suhu ruang dirombak
akibat hidrolisis atau oksidasi menjadi hidrokarbon, alkanal,
atau keton,
serta
sedikit epoksi dan alkohol (alkanol). Bau yang kurang sedap muncul akibat campuran dari
berbagai produk ini (Pakaya, 2011).
PENUTUP
3.5.1
1.
2.
3.
4.
5.
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah :
Minyak dapat dipisahkan dari kemiri dengan cara ekstraksi menggunakan soxhlet.
Pelarut n-heksana dapat dipisahkan dari minyak kemiri dengan cara distilasi.
Dari 20 gram kemiri didapatkan minyak sebesar 11,2124 gram.
Dari hasil perhitungan didapatkan persen berat sebesar 56,062%.
Dari hasil perhitungan persen recovery pelarut adalah 75,5%.
3.5.2
Saran
Saran yang dapat diberikan untuk percobaan ini adalah sebaiknya praktikan lebih teliti
dan berhati-hati pada saat melepas rangkaian alat agar tidak banyak pelarut yang menguap ke
udara bebas.
Anwar,
D.
2011. Laporan
Praktikum
Analisa
Minyak. http://www.serbamurni.
blogspot.com. Diakses pada 20 Maret 2013. Halaman : 1.
Bagasirawan.
2010. Kondensor. http://www.bagasvairawan.wordpress.com . Diakses
pada 20 Maret 2013. Halaman : 1.
Hart and Craine. 2003. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta. Halaman : 91 dan 94.
Hart, H. 1990. Kimia Organik Kuliah Singkat. Erlangga. Jakarta. Halaman : 464.
Kataren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Ui Press. Jakarta.
Halaman : 262.
Pakaya,
W.
2012. Laporan
Praktikum
Ekstraksi
pada
Sabun
SHINZUI.http://www.whilnanoblog.blogspot.com . Diakses pada 20 Maret 2013.
Halaman : 1.
Rubianty, S. Dan K. Berty. 1985. Kimia Pangan. Badan Kerjasama PTN Indonesia Bagian
Timur. Makassar. Halaman : 51.
Steven, M.P. 2001. Kimia Polimer. Pradya Paramita. Jakarta. Halaman : 595.
Syukri. 1999. Kimia Dasar Jilid 3. ITB. Bandung. Halaman : 731.
In yang pnya web
http://sazilakarinarahman.blogspot.co.id/2013/07/analisa-minyak-dalam-bahanindustri_1124.html dia kses tgl 10 oktober 2016,,,