Laporan Praktikum Sediaan Herbal
Laporan Praktikum Sediaan Herbal
Laporan Praktikum Sediaan Herbal
Sediaan Herbal
Oleh :
BANYUWANGI
2019
Laporan Praktikum I
I. Tujuan
Untuk mengetahui cara pembuatan sediaan dekokta dari simplisia
jahe
Uraian bahan
Digunakan suhu 90 ͦC karena pada suhu tersebut pelarut dapat menarik zat
aktif yang ada dalam sampel (bagi sampel yang tahan panas). Aquadest digunakan
sebagai pelarut karena murah dan mudah diperoleh, stabil, tidak mudah terbakar,
tidak beracun dan alamiah tetapi meskipun aquadest memiliki keunggulan sebagai
penyari, aquadest juga memiliki kelemahan yaitu tidak selektif dan sari yang
dihasilkan mudah tercemar jamur dan bakteri sehingga tidak tahan lama.
VI. Kesimpulan
I. Tujuan
a. Kingdom : Plantae
b. Kelas : Magnolipsida
c. Ordo : Myrtales
d. Famili : Myrtaceae
e. Genus : Sysygium
f. Spesies : S. Polyanthum
VI. Kesimpulan
Laporan Praktikum III
I. Tujuan
Jamu adalah obat tradisional berbahan alami warisan budaya yang telah
diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi untuk kesehatan.
Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau
ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
serian (generik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman dan dapat diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Sebagian besar masyarakat
mengkonsumsi jamu karena percaya memberikan manfaat yang cukup besar
terhadap kesehatan baik untuk pencegahan dan pengobatan terhadap suatu
penyakit maupun dalam hal menjaga kebugaran dan kecantikan dan meningkatkan
stamina tubuh.
Sampai saat ini keberadaan jamu terus berkembang. Hal ini terlihat pada
permintaan terhadap jamu yang terus mengalami peningkatan. Menurut BPOM
obat herbal dikelompokkan menjadi tiga bentuk sediaan yaitu sediaan jamu,
sediaan herbal terstandar dan sediaan fitofarmaka. Persyaratan ketiga sediaan
berbeda yaitu untuk jamu pemakaiannya secara empirik berdasarkan pengalaman,
sediaan herbal tersandar bahan bakunya harus distandarisasi dan sudah diuji
farmakologi secara eksperimen, sedangkan sediaan fitofarmaka sama dengan obat
modern, bahkan harus distandarisasi dan harus melalui uji klinik. Dalam
pemasarannya jamu disajikan dalam bermacam-macam jenis, diantaranya jamu
gendong, jamu godokan, serbuk seduhan, pil dan cairan. Satu jenis jamu disusun
dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya antara 5 sampai 10 macam, bahkan
bisa lebih.
Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji klinis, tetapi cukup
dengan bukti empiris, jamu juga harus memenuhi persyaratan keamanan dan
standar mutu (Suharmiati et al., 2006). Jamu gendong adalah jamu dalam bentuk
cair yang dijual bebas dalam botol yang diletakkan dalam keranjang yang
digendong di punggung belakang menggunakan kain, dan jamu ini dijual dari
rumah ke rumah. Jamu gendong dikemas dalam botol dalam bentuk cair yang
tidak diawetkan dan diedarkan tanpa penandaan. Hal ini memungkinkan jamu
gendong dapat diproduksi oleh siapa saja yang menghendakinya. Pengolahannya
dilakukan dengan cara merebus seluruh bahan atau dengan mengambil sari yang
terkandung dalam bahan baku, kemudian mencampurkannya dengan air matang.
Jamu gendong dibuat dalam skala industri rumah tangga yang menggunakan
peralatan sederhana dan memanfaatkan tenaga manusia pada pengolahannya. Hal
ini memungkinkan kurangnya kebersihan selama proses pembuatan sehingga
diduga dapat menyebabkan tercemarnya jamu gendong yang diproduksi
(Suharmiati, 2005). Jamu gendong merupakan salah satu obat tradisional yang
sangat diminati masyarakat karena selain harganya terjangkau dan mudah
diperoleh, jamu gendong juga mudah dijumpai, baik di kota maupun di desa.
Usaha jamu gendong terus berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
yang banyak 3 menggunakan jamu sebagai minuman penyegar atau obat penyakit
ringan. Jamu telah menjadi bagian budaya dan kekayaan alam Indonesia
(Suharmiati, 2003). Karena itulah kami melakukan pratikum pembuatan jamu
godokan dengan indikasi yang tepat dan sesuai serta proses yang hiegenis sebagai
alternatif lain selain jamu gendong.
Alat : Bahan :
Pisau Kunyit Putih ½ kg
Corong
Saringan
Dari ramuan yang kita buat seperti kunyit putih, sereh, daun asem, rosella, dan
gula aren seluruhnya memiliki kandungan yang berkhasiat sebagai antidiabetes
dan antikolestrol maka dari itu, jamu kesehatan yang kami buat kami beri nama
andiskol. Pembuatan jamu kesehatan ini lebih mudah dan rasa dari jamu ini juga
sangat enak sehingga tidak seperti jamu pada umumnya.
VI. Kesimpulan
Jamu kesehatan ini berkhasiat untuk antidiabetes dan antikolestrol.
Sehingga cocok untuk diet dan cocok untuk penikmat jamu yang tidak
suka akan pahitnya jamu. Karena rasa pahit sudah tertutupi dengan
rasa rosella dan gula arennya.