Motorik
Motorik
Motorik
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan Motorik
1. Pengertian Motorik
Motorik berasal dari kata motor yang merupakan suatu dasar
biologis atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak (Gallahue).
Dengan kata lain, gerak (movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan
yang didasari oleh proses gerak motorik.
Menurut Hurlock dalam Wuryani (2008: 2.14) perkembangan motorik
adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat
syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi.
OTAK
SARAF
OTOT
motorik sangat
erat
kaitannya dengan
Fungsi
Cerebral Cortex
(Otak Besar)
Bagal Ganglia
Cerebellum
(otak kecil)
Batang Otak
Jaringan Saraf
Banyak orang tua yang khawatir bahwa anak mereka tidak cukup
makan untuk mengimbangi transformasi fisik ini. Kekhawatiran seperti ini
biasanya tidak perlu. Anak yang sedang tumbuh hampir pasti mendapat
asupan makanan dan minuman setiap hari, dan memeriksakan anak ke
dokter secara rutin menjadi sangat penting.
Perkembangan gerakan
Keterampilan fisik anak menjadi semakin baik. Pada usia ini, anak
amat senang menggunakan keterampilan motoriknya yang semakin baik,
bahkan ketika beraktivitas itu berbahaya. Banyak orang tua merasa bahwa
anak mereka menjadi sedikit pemberani di tahap ini, sebagai hasil dari
antusiasme prasekolah yang biasa. Pastikan anak mempunyai banyak
peluang untuk menjajaki dengan aman, jadi anak tidak perlu mengambil
resiko
yang
membahayakan
dirinya
ketika
berpetualang
dan
dan
balok
untuk
melatih
keseimbangan
badan
amat
dengan
keindahannya.
Sarana
yang
dirancang
dengan
sehingga
ia
menjadi
takut
ikut
dalam
permainan,
atau
10
Bila orang tua memaksa anak, misalnya untuk menulis dengan rapi
seperti kakaknya, sebenarnya mengandung resiko dia akan kehilangan
minat untuk menulis. Jangan menetapkan target yang didasarkan pada
gambar dan tulisan yang dibuat oleh anak yang lebih tua, sebaliknya
cermati dengan seksama kemampuan anak dan kemudian didorong dia
untuk mengembangkannya sedikit lebih maju.
Penggunaan cat atau krayon
Mungkin
kita
juga
menyadari
bahwa
anak
lebih
suka
11
dengan
anak-anak
lain
di
kelompok
bermain.
Dia
12
13
2.23)
memperjelaskannya
dengan
mengklasifikasikan
domain
psikomotorik ke dalam lima kategori mulai dari yang paling rendah sampai
pada tingkatan yang paling tinggi sebagai berikut:
Imitation (Peniruan)
Yaitu suatu keterampilan untuk menirukan suatu gerakan yang
telah dilihat, didengar atau dialaminya. Jadi kemampuan ini terjadi ketika
anak mengamati suatu gerakan, dimana ia mulai memberi respon serupa
dengan apa yang diamatinya. Gerakan meniru ini akan mengurangi
koordinasi dan kontrol otot-otot syaraf, karena peniruan gerakan
umumnya dilakukan dalam bentuk global dan tidak sempurna. Contoh
gerakan ini adalah menirukan gerakan binatang, menirukan gambar
tentang suatu gerakan dan menirukan langkah kaki.
Manipulation (Penggunaan Konsep)
Yaitu suatu keterampilan untuk menggunakan konsep dalam
melakukan kegiatan (gerakan). Keterampilan manipulasi ini menekankan
pada perkembangan kemampuan mengikuti arahan, penampilan gerakangerakan pilihan dan menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Jadi
penampilan gerakan anak menurut petunjuk-petunjuk dan tidak hanya
meniru tingkah laku saja. Contohnya adalah menjalankan mesin,
14
15
yang tertinggi
yaitu naturalization
16
Tabel 1
Indikator Pencapaian Tahap Perkembangan Motorik Kasar
Anak Usia 3 6 tahun
USIA
3,5 - 4 tahun
4 - 4,5 tahun
4,5 6 tahun
INDIKATOR PENCAPAIAN
Kegesitan dan koordinasi anak membuat dia cukup
percaya diri untuk mencoba semua jenis permainan di
area bermain di luar rumah, bukan membatasi diri
sendiri hanya pada beberapa mainan yang sudah dikenal.
Bergerak dengan gesit ketika menaiki anak tangga tidak
lagi menjadi tugas yang demikian menantang bagi anak.
Anak dapat secara matang naik-turun tangga dengan
sikap yang lebih matang dan percaya diri.
Sekarang anak lebih tertarik pada permainan dengan
bola. Keterampilan bergeraknya membuat dia dapat
mengambil bagian dalam aktivitas yang berkaitan
dengan bola yang sebelumnya dirasakan demikian sulit.
Keseimbangan, kekuatan otot, tungkai, dan koordinasi
anggota badan anak sudah memadai baginya untuk
melakukan usaha yang masuk akal untuk melompat
dengan satu kaki di lantai. Anak dapat juga berjalan
mengikuti garis lurus yang sempit.
Anak berusaha untuk melompat tali, walaupun aktivitas
ini amat sulit karena kombinasi keterampilan gerakan,
keseimbangan dan koordinasi.
Anak dapat mengendalikan gerakkannya ketika berlari
sehingga dia dapat mempertahankan kecepatan dengan
cukup mantap sementara dia dapat berbelok-belok untuk
menghindari halangan yang menghadang di jalan.
Kemampuan anak bergerak membuatnya dapat
mengambil bagian dalam semua aktivitas permainan
energik, paling sedikit sampai tingkat tertentu.
Anak dapat menghadapi tes kegiatan dasar, karena
percaya dirinya, keterampilannya bergerak dan
kematangan secara umum.
Anak bersedia mencoba permainan dan mainan yang
melibatkan gerakan, walaupun dia akan memerlukan
dukungan dan dorongan ketika dia belajar cara
menggunakannya.
17
Tabel 2
Indikator Pencapaian Tahap Perkembangan Motorik Halus
Anak Usia 3 6 tahun
USIA
3,5 4 tahun
4 6 tahun
INDIKATOR PENCAPAIAN
Keterampilan menggambar anak mengalami kemajuan
demikian pesat sehingga ia dapat meniru secara akurat
banyak garis-garis dasar yang menjadi bagian dari huruf
tertulis, walaupun ia belum dapat membentuk huruf
yang lengkap.
Koordinasi tangan-matanya yang bertambah baik
membuat dia dapat menggunakan satu macam alat
makan di masing-masing tangan, untuk makan dengan
cara yang lebih rapi dan untuk minum dari cangkir tanpa
ada yang tumpah.
Dia suka aktivitas menantang yang menggunakan
koordinasi tangan-mata dan bersiap untuk mencobanya
beberapa kali agar sukses.
Pemahaman anak yang mengalami kemajuan ditambah
dengan pengendalian tangannya yang lebih baik berarti
bahwa dia ingin menulis namanya asalkan dia
mempunyai contoh tulisan untuk ditiru.
Dia sudah sepenuhnya mendahulukan kepentingan
sendiri, berkehendak melakukan sendiri tugas dasar
untuk dirinya tanpa bantuan. Anak lebih suka
membasuh tangan, mengenakan baju, dan makan sendiri
secara mandiri.
Dia menggubah plastisin menjadi sebuah bentuk,
menggunakan jari-jarinya untuk mencetaknya bukan
membentuk dengan tekanan dari tangannya.
Anak akan memperoleh banyak keterampilan menulis
awal yang diperlukan untuk mengikuti kurikulum kelas
balita, dan dia terus mengalami kemajuan dalam setiap
bulan yang berlaku.
Kendalinya atas pensil lebih matang dan hal ini
ditunjukkan dalam hal segala aspek dari kegiatan
menggambar dan mewarnai. Hasil dari mewarnai
gambar lebih rapi dan lebih dekat dengan baris batas.
Dibandingkan dengan hasil setahun yang lalu, orang dan
benda yang digambarnya mempunyai jauh lebih banyak
rincian. Orang yang digambarnya mempunyai hidung,
mata, telinga, rambut, kaki, tangan, dan bahkan jari-jari
tangan.
18
USIA
INDIKATOR PENCAPAIAN
Tugas rumit seperti memotong kertas menggunakan
gunting menjadi lebih mudah, dan dia melakukan ini
dengan akurat kalau dia diberi waktu dan bersiap untuk
bersikap sabar.
4. Jenis Motorik
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik
kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian
besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu
sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun tangga
dan sebagainya.
Sedangkan menurut Sumantri (2005: 11) motorik halus adalah gerakan
yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang
dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya,
kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencorat-coret, menyusun
balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut
sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
a. Motorik Kasar
1) Pengembangan Motorik Kasar
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otototot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik
kasar meliputi penggunaan otot-otot kasar seperti tangan, kaki dan
badan.
19
anak
tidak
dapat
disamaratakan,
sebaiknya
dengan
20
21
22
23
Memainkan jari-jari
Melempar benda
Meremas-remas kertas
Menirukan sesuatu berjalan
Duduk
Berdiri
Menendang sesuatu
Naik dan turun tangga
Merangkak
Memukul
Mengayunkan tangan
Berguling ke kanan dan ke kiri
2) Motorik Halus
a) Pengembangan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus anak usia dini ditekankan
pada koordinasi gerak motorik halus dalam hal ini berkaitan
dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan
menggunakan jari tangan. Pada anak usia 4 tahun koordinasi gerak
motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna.
(Sumantri, 2005: 28) Walaupun demikian anak usia ini masih
mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu
bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan anak meletakkan
24
gerakan
visual
motorik,
seperti
25
26
27
B. Standar Kompetensi
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi
Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Dalam Proses Belajar
Mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta
didik adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima
pelajaran yang dibutuhkannya, sedangkan pendidik adalah seseorang atau
28
29
mulai dari latihan yang paling sederhana dengan tingkat kesulitan paling
rendah sampai dengan kegiatan komunikasi total atau pemecahan masalah.
Sehingga indikator dalam pencapaian dari tugas pembelajaran. Indikator
dalam pembelajaran ini adalah anak bersedia mencoba permainan dan mainan
yang melibatkan gerakan, walupun ia akan memerlukan dukungan dan
dorongan ketika dia belajar cara menggunakannya.
D. Metode
a. Pengertian Metode
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengaplikasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa
30
ceramah
yaitu
sebuah
metode
mengajar
dengan
31
mendengarkan
yang
diikuti
dengan
meniru
pekerjaan
yang
32
33
teknik
karya
wisata
merupakan
cara
mengajar
yang
34
merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam
berbagai cara, termasuk mengajarkan keterampilan menyelidiki dan
memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan
pendidikannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode
discovery adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar
guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi
yang secara tradisional bisa diberitahukan atau diceramahkan saja.
Suryobroto (2002: 193) mengutip pendapat Sund (1975) bahwa
discovery adalah proses metal dimana siswa mengasimilasi sesuatu
konsep atau suatu prinsip. Proses metal tersebut misalnya mengamati,
menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur,
membuat kesimpulan, dan sebagainya.
Metode mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk
melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri
dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan
suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti
tujuan pengajaran tercapai.
3. Bermain Outdoor
a. Pengertian Bermain Outdoor
Selama ini kita sering terikat dengan satu sistem pembelajaran
yang sangat formal dan membosankan terutamanya bagi kanak-kanak.
Perkara ini perlahan-lahan akan mengurangkan minat untuk belajar dan
35
perkembangan anak juga menjadi sangat perlahan. Guru perlu lebih kreatif
dalam menjadikan proses pembelajaran menarik dan efektif.
Cara belajar yang dilakukan pada anak usia prasekolah adalah
melalui bermain serta rangsang dari lingkungannya, terutama lingkungan
rumah. Terdapat pula pendidikan di luar rumah yang melakukan kegiatan
belajar lebih terprogram dan terstruktur, walau tidak selamanya lebih baik.
Kegiatan bermain di lingkungan atau di luar ruangan ini yang dinamakan
bermain outdoor.
Penyediaan peralatan bermain di luar ruangan bisa mendorong
anak untuk mengembangkan kekuatan tubuh bagian atas dan juga bagian
bawah. Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalkan
motorik kasar. Sedangkan kekuatan fisik, koordinasi, keseimbangan dan
stamina secara perlahan-lahan dikembangkan dengan latihan sehari-hari.
Lingkungan luar ruangan tempat yang baik bagi anak untuk membangun
semua keterampilan.
b. Jenis Bermain Outdoor
Bermain outdoor ini lebih bersifat untuk menyegarkan anak agar
tidak bosan dengan pembelajaran yang ada di kelas. Bermain outdoor
cenderung melibatkan kekuatan anak untuk melakukan sesuatu dengan
bersenang-senang sehingga dapat membantu tumbuh kembang motorik
kasar.
Dalam hal ini guru harus berusaha agar anak-anak betah berada di
lingkungan, salah satu triknya yaitu dengan membuat tempat bermain di
36
halaman atau sering disebut dengan outdoor play. Dengan outdoor play
otomatis anak-anak akan senang dan guru sebagai orang tua menjadi
senang karena dapat memantau. Adapun jenis-jenis outdoor play antara
lain:
Jungkat-jungkit
Ayunan
Prosotan
Tangga majemuk
Meniti tali
Trampoline
Terowongan
Arena untuk meloncat-loncat
Apabila ada anak yang pemberani dapat dikenalkan dengan flying fox.
Dengan
demikian
permainan
ataupun
pembelajaran
yang
E. Media
Secara etimologi kata media merupakan bentuk jamak dari medium,
yang berasal dari Bahasa Latin medius yang berarti tengah. Sedangkan dalam
Bahasa Indonesia kata medium dapat diartikan sebagai antara atau sedang
sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau
37
meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan.
Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan
dalam suatu proses penyajian informasi (AECT, 1977: 162). Media pembelajaran
diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya
pembelajaran. Berdasarkan fungsinya media ini dapat menjadi alat peraga
ataupun sarana.
Media pembelajaran merupakan media sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dan pengirim pesan kepada penerima pesan,
sehingga dapat merangsang perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa, sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif
dan efisien sesuai dengan yang diharapkan (Sadiman, dkk., 2002: 6).
Media pembelajaran ada bermacam-macam yang mana semuanya pasti
mengedepankan perkembangan anak secara maksimal. Dari proses bermain bebas
dengan sarana permainan yang ada di luar kelas pastinya perpengaruh pada
perkembangan motorik kasar anak.
F. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral,
positif atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu
dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang
nilai atau manfaatnya. (Dikutip dari http://wikipedia.org ). Evaluasi
merupakan proses akhir setelah melakukan sesuatu. Setiap pembelajaran
38
anak
didik
dapat
diberikan
bantuan.
Dengan
evaluasi
39
format
observasi
telah
disiapkan
sebelum
kegiatan
dilaksanakan.
b. Daftar Isian (Check List)
Check list dilakukan untuk melihat apakah indikator yang telah
diperkirakan, yaitu kemampuan anak muncul atau tidak muncul pada saat
proses kegiatan berlangsung. Daftar isian ini dibuat sebelum kegiatan
demonstrasi diadakan. Jumlah item tergantung keluasan cakupan
kemampuan anak yang akan terjadi dalam kegiatan itu. Semua anak perlu
diamati. Oleh karena metode demonstrasi lebih cocok menggunakan
sistem kelompok yang terdiri dari delapan sampai 10 anak, maka guru
tidak akan kesulitan mengamati sejumlah anak tersebut yang berarti satu
orang guru mengisi delapan sampai 10 format check list.
40
c. Skala Sikap
Skala sikap digunakan untuk melihat tingkat frekuensi atau
kemunculan kemampuan yang diharapkan. Skala bersifat kualitatif,
terentang dari tingkat yang terbaik sampai yang terburuk, terbanyak
sampai yang paling sedikit atau sebaliknya. Kegiatan penilaian ini
dilakukan oleh guru pada saat proses kegiatan berlangsung. Format skala
sikap ini dibuat sebelum demonstrasi diadakan. Jumlah item tergantung
keluasan cakupan kemampuan anak yang akan terjadi dalam kegiatan itu.
Semua anak diamati, sehingga guru perlu mengisi format skala sikap
sebanyak jumlah anak.
G. Hipotesis
Hipotesis yang peneliti ajukan adalah Melalui bermain dengan sarana
permainan di luar kelas kelompok bermain Mekar Sokanegara Kecamatan
Kejobong Kabupaten Purbalingga dalam kemampuan motorik kasar dapat
ditingkatkan.